SKRIPSI
Disusun Oleh:
HERI PUSPITO
201010201101
SKRIPSI
Disusun Oleh:
HERI PUSPITO
201010201101
i
STUDI KOMPARASI EFEKTIVITAS PEMBERIAN
MADU LABU SIAM LABU SIAM DAN MADU
TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA
HIPERTENSI PRIMER DI DUSUN
PUNDUNG NOGOTIRTO
GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Disusun Oleh:
HERI PUSPITO
201010201101
ii
iii
iv
MOTTO
(Qs. Adh-Dhuha: 4)
Banyak kegagalan dalam hidup ini karena orang-orang tidak menyadari betapa
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dosen
Terima kasih atas ilmu yang diberikan serta bimbingannya
Keluarga Besar
Seluruh keluarga besarku termasuk orang tua keduaku yang memberikan
doa dan semangat kepadaku. Dan untuk orang yang spesial Anisa Yuandita
Rizki Utami yang selalu memberikan semangat.
Teman-teman B2
Teman-teman B2 begitu banyak kenangan yang kita lewati bersama dan
berjuang bersama serta selalu kompak.
Teman-teman Organisasi
Terima kasih teman-teman organisasi PIK-M Mahkota Puri dan tim
Outbound yang telah memberikan semangat.
Assistant penelitian
Terima kasih atas sumbang sih yang diberikan untuk memperlancar
kegiatan penelitian kepada keempat asisten Syaiful Amri, Suci Mey C.,
Nofia P., Titis P., dan Andri N.
vi
KATA PENGANTAR
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Kandungan zat gizi lengkap labu siam per 100 gram ........................... 28
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Kelompok Pemberian Madu, Labu Siam, Labu
Siam dan Madu Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Dusun
Pundung Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta ............................... 58
Tabel 4.2 Tabel 4.2 Distribusi Rata-Rata Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sistolik
dan Diastolik Sebelum Dan Setelah Diberikan Madu, Labu Siam, Labu
Siam dan Madu Di Dusun Pundung Nogotirto Gamping Sleman
Yogyakarta............................................................................................ 60
Tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Perbedaan Rata-rata Tekanan Darah Sistolik
dan Diastolik Sebelum Dan Setelah Diberikan Madu, Labu Siam, Labu
Siam dan Madu Di Dusun Pundung Nogotirto Gamping Sleman
Yogyakarta............................................................................................ 63
Tabel 4.4 Tabel 4.4 post hoc LSD Distribusi Perbedaan Tekanan Darah diastolik
Antar Kelompok Perlakuan Setelah Pemberian Madu, Labu Siam, Labu
Siam Dan Madu Di Dusun Pundung Nogotirto Gamping Sleman
Yogyakarta............................................................................................ 64
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
STUDI KOMPARASI EFEKTIVITAS PEMBERIAN MADU
LABU SIAM LABU SIAM DAN MADU TERHADAP
TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI
PRIMER DI DUSUN PUNDUNG NOGOTIRTO
GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA1
Heri Puspito2, Ruhyana3
INTISARI
Latar Belakang: Penyakit hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya.
Di Indonesia, angka penderita hipertensi mencapai 32% pada tahun 2008 dengan kisaran usia
di atas 25 tahun. Salah satu pengobatan non farmakologi hipertensi adalah dengan
mengonsumsi madu dan labu siam. Kandungan dalam madu dan labu siam berfungsi sebagai
vasodilator pembuluh darah dan sebagai diuretik.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian madu, labu siam, labu siam dan madu terhadap
tekanan darah pada penderita hipertensi primer.
Metode Penelitian: Jenis penelitian semu (Quasy Experiment Design) dengan rancangan
One Group Pre-Test – Post-Test Design, dengan 3 kelompok perlakuan. Penelitian tidak
menggunakan kelompok kontrol. Tehnik pengambilan sampel dengan total sampling.
Dengan jumlah total responden sebanyak 30 orang.
Hasil: Uji dependent t-test pada kelompok madu menunjukkan perbedaan tekanan darah
sistolik pretest-post test ditunjukkan dengan nilai p value 0.001, diastolik dengan p value
0.000. Adapun pada kelompok labu siam p value tekanan darah sistolik sebesar 0.001,
diastolik 0.000. Adapun pada kelompok labu siam dan madu p value tekanan darah sistolik
sebesar 0.007, diastolik 0.001. Nilai p value dari uji dependent t-test p<0.05, yang berarti ada
perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah perlakuan pada tekanan darah sistolik dan
diastolik. Uji One Way Anova menunjukkan perbedaan antara tiga kelompok perlakuan yang
bermakna pada tekanan darah diastolik yaitu ditunjukkan dengan nilai p value 0.009, p<0.05.
Sedangkan tekanan darah sistolik antara tiga kelompok perlakuan tidak ada perbedaan yang
bermakna ditunjukkan dengan p value 0.599, p>0.05. Uji post hoc test pada kelompok madu
dengan labu siam menunjukkan p value 0,053, p>0.05. Pada kelompok labu siam dengan
labu siam dan madu menunjukkan p value 0,204, p>0,05. P>0,05 berarti tidak ada perbedaan
yang bermakna. Pada kelompok madu dengan labu siam dan madu menunjukkan p value
0,003, p<0,05, yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara kelompok tersebut.
Kesimpulan: Ada pengaruh pemberian madu, labu siam, labu siam dan madu terhadap
tekanan darah sistolik dan diastolik penderita hipertensi dengan perbedaan yang bermakna
antara pre-test dan post test. Terdapat perbedaan yang bermakna tekanan darah diastolik
antara kelompok madu dengan kelompok labu siam dan madu. Madu lebih efektif
menurunkan tekanan darah diastolik.
Saran: Penderita hipertensi dianjurkan dapat mengkonsumsi madu dan atau labu siam
sebagai alternatif pengobatan menurunkan tekanan darah tinggi.
1. Judul skripsi
2. Mahasiswa PPN-PSIK STIKES „Aisyiyah Yogyakarta
3. Dosen PPN-PSIK STIKES „Aisyiyah Yogyakarta
xii
COMPARATIVE STUDY OF EFFECTIVENESS HONEY
CHAYOTE AND BOTH MATERIALS ON BLOOD
PRESSURE LEVEL AMONG PRIMARY
HYPERTENSION PATIENTS IN PUNDUNG
NOGOTIRTO GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA1
ABSTRACT
Background : Hypertension has killed 9.4 million people in the world every year. In
Indonesia, The numbers of Hypertension over 25 years old range patient reach 32 % in 2008.
One of the non-pharmacological treatments of hypertension is intaking honey and chayote
intake. The content of honey and chayote has a function as vasodilator of blood vessels and
diuretic.
Objective: The objective of the study was to determine the effect of honey, chayote, chayote
and honey on blood pressure level among primary hypertension patients.
Method: This research was a quasi experiment study by using one group pre test – post test
research design for 3 experimental groups. This research did not apply control group. This
research employed total sampling as sampling technique for 30 respondents.
Results: Dependent t-tests on honey group showed significant level of systolic and diastolic
blood pressures were p-value 0.001 and p-value 0.000. Meanwhile, the chayote group
resulted significant level of systolic and diastolic blood pressures were p-value 0.001 and p-
value 0.000. And the chayote and honey group resulted significant level of systolic and
diastolic blood pressures were p-value 0.007 and p-value 0.001. P-value of dependent t-test
is P <0.05, which means there was a significant difference between systolic and diastolic
blood pressure before and after treatment. One way Anova test showed significant
differences between three experimental groups on diastolic blood pressure that showed by p-
value 0.009, (p-value <0.05). Meanwhile the systolic blood pressure among three
experimental groups did not have significant differences (p-value 0.599, (p-value > 0.05)).
Post hoc test on honey and chayote group showed p value 0.053 ( p-value > 0.05), the
chayote and chayote with honey group showed p value 0.204 ( P > 0.05). If p-value > 0.05,
which means no significant difference. In chayote with honey and honey group showed a
significant difference between that groups with p-value 0.003.
Conclusion: There were effects the intake of honey, chayote, chayote and honey on systolic
and diastolic blood pressure level among of primary hypertension patients with significant
difference between pre-test and post-test. There was significant difference in diastolic blood
pressure among chayote with honey group and honey group. Honey is more effective to
decrease diastolic blood pressure. Hypertension patients are recommended to intake honey
and or chayote as an alternative treatment to decrease high blood pressure.
__________________
1. Title of the Thesis
2. Student of School of Nursing, „Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta
3. Lecturer of School of Nursing, „Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
tekanan darah diastolik maupun sistolik, yang muncul dalam dua tipe utama,
yaitu hipertensi esensial (juga disebut sebagai hipertensi primer atau idiopatik,
disebabkan oleh penyakit ginjal atau penyebab lain yang bisa diidentifikasi)
karena penyebabnya tidak jelas maka sulit untuk mencari bentuk intervensi dan
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta
persen warga dunia terkena hipertensi. Pada 2011 WHO mencatat ada satu miliar
persen pada tahun 2008 dengan kisaran usia di atas 25 tahun (Widiyani, 2013).
wilayah Amerika sebanyak 151.172 jiwa dengan tingkat kematian 15,67% per
1
2
12,30% per 100.000 penduduk. Afrika sebanyak 77.798 jiwa dengan tingkat
sebanyak 102.899 jiwa dengan tingkat kematian 42,16% per 100.000 penduduk
dan di wilayah Barat Pasifik sebanyak 316.126 jiwa dengan tingkat kematian
sebanyak 156.273 jiwa dengan tingkat kematian 14,70% per 100.000 penduduk
(WHO, 2010). Di Indonesia menurut hasil Riskesdas tahun 2007, sebagian besar
2012).
41.094 kasus dan usia >60 tahun 21.333 (51,91%), sedangkan berdasarkan pola
penyakit pada pasien rawat jalan di rumah sakit selama tahun 2007 di Provinsi
DIY hipertensi primer sebesar 3.754 (2,07%) (Lewa, 2010 dalam Arfiani 2011).
Data Dinkes menyebutkan untuk kasus penyakit tidak menular hipertensi ada di
urutan pertama pada 2012 dengan jumlah kasus 5.759. Urutan kedua diduduki
diabetes militus sebanyak 2.894 kasus, disusul penyakit stroke 438 kasus dan
pada tahun 2007 menyatakan jumlah penderita hipertensi sebesar 2000 orang dari
tahun 2010, RS Sardjito melayani penderita hipertensi 20.189 orang, dan selama
Menular berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575 Tahun 2005 dalam
penyakit kronik dan penyakit generatif lainnya serta gangguan akibat kecelakaan
hipertensi sesuai dengan kemajuan teknologi dan kondisi daerah (local area
specific). Memperkuat logistik dan distribusi untuk deteksi dini faktor risiko
Pada prinsipnya ada dua macam terapi yang bisa dilakukan untuk
efek samping yang ditimbulkan oleh salah satu obat anti hipertensi yaitu
K+, Mg2+, Na dan disfungsi ereksi (Tierney et al., 2002, dalam Fitriani, 2012).
Efek samping yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan penyakit serius dan
produk alami (back to nature) yaitu dengan terapi menggunakan jus sayuran atau
buah-buahan tertentu dan ramuan tradisional (Junaidi, 2010). Salah satu sayuran
yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi adalah labu siam (sayur jipang).
Sayur ini di Jawa Tengah dikenal dengan nama labu jipang, manisah (Jawa
(Manado). Kandungan Kalium (K) dalam labu siam memiliki fungsi sebagai
darah dapat normal. Selain itu, kalium dapat menghambat pelepasan renin
sehingga tekanan darah dapat terkontrol (Rizki, 2013, Wibowo, 2010, dalam
5
Fitriani, 2012). Buah dan sayuran yang kaya K dapat menurunkan tekanan darah
garam dalam darah berkurang. Proses ini akan membantu menyerap atau
menahan air, sehingga meringankan kerja jantung dalam memompa darah dan
menurunkan tekanan darah. Selain itu, efek diuretik ini dapat memperlancar
pembuangan air kecil dan mengeluarkan kelebihan asam urat dari dalam tubuh.
kolesterol darah (Rizki, 2013). Oleh sebab itu Kalium (K), niacinamide, dan efek
diuretik pada labu siam memiliki peran penting dalam menurunkan tekanan
darah.
memiliki efek koligemik yang berfungsi untuk melancarkan peredaran darah dan
Universitas Teheran di Iran meneliti efek konsumsi madu pada penderita diabetes
mengurangi tingkat darah dari kolesterol jahat, Low Density Lipoprotein (LDL)
dan pada saat yang sama meningkatkan kadar kolesterol HDL yang baik, dan
6
Masyarakat Dusun Pundung belum mengetahui sayur jipan atau labu siam dan
madu dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk menurunkan tekanan darah.
B. Rumusan Masalah
“Adakah pengaruh pemberian madu, labu siam, labu siam dan madu terhadap
Sleman Yogyakarta?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya pengaruh pemberian madu, labu siam, labu siam dan madu
2. Tujuan Khusus
dan pendidikan.
diberikan labu siam dan madu pada penderita hipertensi primer di Dusun
kelompok madu, labu siam, labu siam dan madu setelah perlakuan.
dengan kelompok labu siam dan madu, dan kelompok labu siam dengan
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi konsumen
pada penderita dan memotifasi dalam memanfaatkan labu siam dan madu
b. Bagi Masyarakat
labu siam dan madu sebagai obat alternatif alami dalam menurunkan
tekanan darah.
c. Bagi Peneliti
penelitian selanjutnya.
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup mata ajar Keperawatan Dewasa
yaitu studi komparasi efektivitas antara pemberian madu, labu siam, labu
siam dan madu terhadap tekanan darah penderita hipertensi primer di Dusun
bebas pada penelitian ini adalah pemberian madu, labu siam, labu siam dan
madu. Sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah tekanan darah
dengan umur antara 26-59 tahun tanpa perbedaan jenis kelamin yang
Penelitian ini telah dilakukan mulai dari pembuatan proposal sampai hasil
(mimisan). Saat ini masyarakat di Dusun Pundung masih tidak peduli dengan
pola hidup sehat dan cenderung mengabaikan pola makan yang baik.
F. Keaslian Penelitian
serupa tentang studi komparasi efektivitas pemberian madu, labu siam, labu siam
dan madu terhadap tekanan darah penderita hipertensi primer di Dusun Pundung
Jus Labu Siam (Sechium Edule) Terhadap Tekanan Darah Wanita Dewasa”.
10
metode prospektif eksperimental dengan desain pre-test dan post-test. Data yang
diukur adalah tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah minum
jus labu siam selama 3 hari. Analisis data menggunakan uji t-test berpasangan.
dengan = 0,005. Hasil rata-rata tekanan darah sistolik hari pertama, kedua, dan
ketiga setelah minum jus labu siam mengalami penurunan sebesar 12,66 mmHg,
9,53 mmHg, dan 7,27 mmHg dibandingkan sebelum minum jus labu siam.
Sedangkan hasil rata-rata tekanan darah diastolik hari pertama, kedua, dan ketiga
setelah minum jus labu siam mengalami penurunan sebesar 5,66 mmHg, 3,4
mmHg, dan 2,99 mmHg dibandingkan sebelum minum jus labu siam.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah jus labu siam menurunkan tekanan darah.
Penelitian yang dilakukan Sudibyo (2010) dengan judul “Efek Jus Buah
Labu Siam (Sechium Edule Swartz) Terhadap Tekanan Darah Normal Laki-laki
desain penelitian pre-test dan post-test. Analisis data dengan uji t-tes
berpasangan, = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan jus buah labu siam berefek
menurunkan tekanan darah normal laki laki dewasa dengan penurunan tekanan
darah yang sangat signifikan (p<0,01). Penurunan tekanan darah sistol 9,05 %
sungguhan dengan desain pre-test dan post-test. Analisis data dengan t-test
penurunan berat badan (1,3%) dan lemak tubuh (1,1%). Madu menurunkan
menurunkan faktor resiko jantung pada subyek dengan faktor resiko, dan tidak
menggunakan pre-test and pos-test design. Analisis data yang digunakan adalah
indeks masa tubuh dan lingkar pinggang. Tidak ada perbedaan yang signifikan
dalam profil lipid, gula darah dan kepadatan tulang antara dua kelompok.
penelitian yang dilakukan oleh Yuninda (2010) yaitu pertama, metode penelitian
labu siam, dan labu siam dan madu. Ketiga, responden yang digunakan adalah
pada orang dewasa (26-59 tahun) baik laki-laki maupun perempuan yang
Total Sampling. Kelima analisis statistik yang peneliti gunakan adalah uji One
penelitian yang dilakukan oleh Sudibyo (2010) yaitu pertama, metode penelitian
labu siam, labu siam dengan madu. Ketiga, teknik sampling yang digunakan
adalah Total Sampling. Keempat, responden yang digunakan orang dewasa umur
26-59 tahun dengan hipertensi primer. Kelima analisis statistik yang peneliti
gunakan adalah uji One Way Anova. Sedangkan persamaannya yaitu, pertama,
pada variabel bebas menggunakan labu siam dan variabel terikat menggunakan
dengan judul “Natural Honey and Cardiovascular Risk Factor; Effect on Blood
variabel bebas menggunakan labu siam, labu siam dan madu, variabel terikat
pada faktor resiko jantung; pada glukosa darah, kolesterol, trigliserid, CRP, dan
13
berat badan. Ketiga, responden yang digunakan tidak ada kelompok kontrol, usia
antara 26 s.d 59 tahun. Keempat, analisis statistic menggunakan One Way Anova.
dengan judul “Randomize Controlled Trial on The Effect of Tualang Honey and
bebas menggunakan labu siam, labu siam dan madu, variabel terikat pada faktor
resiko jantung, terapi pengganti hormone, dan kepadatan tulang pada wanita
dependent t-test.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Tekanan Darah
saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Tekanan darah
2009).
14
15
2. Hipertensi
a. Pengertian Hipertensi
dalam tekanan darah diastolik maupun sistolik, yang muncul dalam dua
Blood Pressure, 1997, Sesso et al., 2000, Psaty et al., 2001). Tekanan
darah tinggi merupakan faktor risiko yang dapat diubah untuk penyakit
b. Jenis Hipertensi
b) Jenis kelamin dan usia: laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita
BMI = BB(kg) .
(TB (m))2
17
Klasifikasi BMI
2) Hipertensi sekunder
hanya sekitar 5% dari seluruh kasus tekanan darah tinggi. Berikut ini
a) Penggunaan kontrasepsi
ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada klien dengan hipertensi
c) Gangguan endokrin
d) Koarktasio aorta
konstriksi.
f) Kehamilan
g) Luka bakar
i) Merokok
hipertensi.
banyak terjadi pada kaum pria. Namun pada usia diatas 55 tahun,
d. Klasifikasi Hipertensi
e. Komplikasi Hipertensi
1) Gagal jantung
secara efisien. Jika fungsi semakin buruk, maka akan timbul tekanan
2) Angina
Angina yaitu rasa tidak nyaman atau nyeri dada. Nyeri dapat
biasanya dipicu oleh aktifitas fisik dan mereda dengan istirahat selama
10-15 menit.
21
3) Stroke
dan stroke hemoragik. Jenis stroke yang paling sering adalah stroke
iskemik. Stroke ini terjadi karena aliran darah dari arteri ke otak
4) Gagal ginjal
zat sisa dan kelebihan air berkurang. Kondisi ini cenderung bertambah
5) Gangguan sirkulasi
a) Tungkai
b) Mata
f. Penatalaksanaan Hipertensi
1) Farmakologis
a) Diuretik
b) Penghambat Adrenergik
propranolol.
meningkatkan lemak.
(hiperkalemi).
tersumbat, sakit pada kaki dan punggung, diare, serta sulit tidur.
2) Nonfarmakologis
a) Diet Hipertensi
meliputi:
b) Olahraga
d) Terapi Herbal
tinggi.
2010).
ikan dan lemak jenuh rendah secara total dikaitkan dengan sangat
Amerika Selatan. Labu siam dapat tumbuh baik di daerah beriklim tropis
panas dan tidak dapat tumbuh di daerah kering apalagi daratan tinggi (Rizki,
2013).
a. Taksonomi Tumbuhan
Ordo : Violales
Genus : Sechium
b. Nama Daerah
Gambas (Sunda)
(Rizki, 2013)
c. Nama Asing
(Rizki, 2013)
28
d. Deskripsi Tumbuhan
tangan dan buah berbentuk genta. Batang labu siam lunak, beralur dengan
berwarna hijau. Buahnya berukuran lebih besar dari ukuran orang dewasa
dengan bentuk membulat ke bawah. Ada alur pada kulit luar yang agak
teratur. Kulit buah tipis dengan daging yang tebal. Bila dikupas
dalam air sebelum dimasak. Ada juga yang merebus labu siam muda
Nilai gizi labu siam per 100 gram adalah sebagai berikut.
Tabel 2.2 Kandungan zat gizi lengkap labu siam per 100 gram
Kandungan Gizi Labu Siam
Energy (kkal) 17
Protein (g) 0,82
Lemak (g) 0,13
Karbo Hidrat (g) 3,9
Serat (g) 1,7
Gula (g) 1,85
Kalsium (mg) 17
Besi (mg) 0,34
Magnesium (mg) 12
Fosfor (mg) 18
Kalium (mg) 125
Natrium (mg) 2
Vitamin C 7,7
Asam folat (mkg) 93
Sumber: Rizki (2013)
f. Efek Herbal
Selain kandungan gizi diatas menurut Rizki (2013) labu siam juga
1) Asam Folat
Asam folat berguna dalam pembentukan sel darah merah dan sel
gangguan saraf.
menurunkan risiko kelahiran bayi cacat. Asam folat yang rendah pada
ibu hamil dapat menyebabkan neural tube defects atau gangguan otak
serta berat lahir rendah. Asam folat terkandung dalam labu siam
2) Kalium
asam basa tubuh. Selain itu, kalium juga berperan sebagai katalisator
3) Niasin
produksi VLDL di dalam hati yaitu produksi LDL dan trigliserid yang
4) Flavonoid
polifenol. Ekstrak kulit labu siam atau yang disebut maserasi memiliki
pembentukan metabolit aktif. Proses ini terjadi berkat peran aktif dari
4. Madu
a. Pengertian
b. Jenis-jenis madu
1) Madu mentah
2) Madu organik
untuk memastikan produk mereka aman dari segala bentuk polusi dan
kontaminasi.
1) Madu monofloral
sekitar tempat tumbuh satu jenis bunga yang dipilih lebah. Pada
2) Embun madu
mirip madu yang berupa sekresi serangga lain atau dari getah
bakteri mematikan.
osmosis, menyerap air dari bakteri pada luka dan luka bakar bagaikan
konsumsi oleh segala tingkatan, dari masih janin hingga orang tua.
(EQ).
pertumbuhan.
terserang penyakit. Dalam hal ini para pekerja pabrik yang bekerja
d. Kandungan madu
dalam madu adalah thiamin (B1), riboflafin (B2), asam askorbat (C),
Piridoksin (B6), niasin, asam pantotenat, biotin, asam folat dan vitamin K.
Menurut USDA Nutrient database madu mengandung nilai gizi per 100 g:
Madu adalah zat makanan yang mengandung aneka zat gizi seperti
mineral yang dibutuhkan oleh tubuh seperti: besi, tembaga, dan mangan,
disamping itu di dalam madu juga terkandung sejumlah kecil yodium dan
seng serta beberapa jenis hormon. Madu juga mempunyai komponen kimia
memberikan efek koligemik adalah asetil kolin yang terkandung dalam madu.
Madu mengandung 0,3-2,5 mg/kg kolin dan 0,06-5 mg/kg asetilkolin. Kolin
sangat penting untuk jantung dan fungsi otak serta untuk komposisi dan
36
penurunan ringan pada berat badan (1,3 %) dan lemak tubuh (1,1 %). Madu
GDP (4,2 %), dan CRP (3,2 %), dan peningkatan HDL - C (3,3 %) pada
subyek dengan nilai normal, sementara pada pasien dengan risiko tinggi,
sebesar 4,3 %, triacylglycerole sebesar 19%, dan CRP sebesar 3,3 % (p <
kardiovaskular, terutama pada subyek dengan faktor risiko tinggi, dan tidak
meningkatkan berat badan pada subyek kelebihan berat badan atau obesitas
oksigen ke otak. Secara langsung, kalium juga memicu kerja otot dan simpul
bersama dengan kalsium (Ca) dan natrium (Na), kalium akan berperan dalam
transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot. Hampir sama dengan
natrium, kalium juga merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh
dikeluarkan melalui urin serta keringat Elektrolit utama yang berada di dalam
f. Kajian Islam
َ ُ ْ َ َّ َ َ َّ َ َ ً ُ ُ َ ْ َ َّ َ ْ َّ َ َ ُّ َ َ ْ َ َ
﴾٨٦﴿ْالْبيوتاْو ِنوْالشج ِرْو ِمهاْيع ِرشون
ِ ْاْلب
ِ ْاَّت ِذيْ ِنو ٰ وأ ْو
ِ َحْربكْ ِإَلْانلح ِلْأ ِن
ٌ ْ ُّ ٌ َ َ َ ُ ُ َْ ًُُ ُ اسلُِك
َ ْسبُ َل ْ َ ُّ ُ َّ ُ
ْاَْشابُّْمتَ ِلفل ۚ َي ُر ُجْ ِنوْبطوىِه
ْ ْر ّبِ ِكْذل ِ ْفات
ِ
َ وْكْاثلَّ َه
ر ِ ِ ِ ثم ن ْْلُك
َ ُ َّ َ َ َ ْ َ ّ ً َ َ َ َ َّ َّ ّ ٌ َ ُُ ََْ
﴾٨٦﴿ْاس ۚ ِإن ِِْفْذْٰلِكًََْْ ِلَوٍٍ ْيتفَّرون ْ ِ ْشفاءْ ِْللي ِ ًِ ألواىًْ ِفي
Yang artinya:
68. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di
bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat
manusia",
69. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah
jalan Tuhanmu yang Telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke
luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang memikirkan.
38
B. Kerangka Konsep
Pengobatan
Farmakologi
Hipertensi Tekanan
Efektif darah turun
- Laki-
laki/perempuan
- Dewasa (26-60 Tekanan
tahun) Pengobatan
darah tetap
- Tekanan darah Nonfarmakologi: Tidak
- Pemberian
≥140/90 mmHg Madu
Efektif
- Labu Siam Tekanan
- labu siam dan darah naik
madu
Keterangan:
tidak diteliti
39
Dari kerangka konsep yang digambarkan pada gambar 2.3 bahwa variabel
penurunan setelah dilakukan perlakuan dengan pemberian madu, labu siam, labu
siam dan madu pada penderita hipertensi primer. Labu siam dan madu
pembuluh darah, sedangkan kalium mengatur ion dalam darah dan mengatur
penelitian ini ada faktor pengganggu yang dapat mempengaruhi variabel bebas,
C. Hipotesis
1. Ada perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah pemberian madu pada
2. Ada perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah pemberian labu siam pada
3. Ada perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah pemberian labu siam dan
4. Ada perbedaan tekanan darah sistolik dan atau diastolik yang signifikan
setelah perlakuan antara pemberian madu dengan labu siam, madu dengan
labu siam dan madu, labu siam dengan labu siam dan madu terhadap tekanan
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Disebut eksperimen semu karena belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan
pada penelitian ini menggunakan one group pre-test – post-test design yaitu
rancangan penelitian dengan cara melakukan satu kali pengukuran di depan (pre-
terdapat karakteristik responden yang tidak dapat dikontrol seperti genetik, stres,
dan sesudah diberikan treatment (pre-test) dan sesudah diberikan treatment (post-
berikut:
L 01 X 02
M 03 X 04
LM 05 X 06
41
42
Keterangan :
gr, sedangkan untuk kode 02 adalah kelompok eksperimen yang sudah diberikan
labu siam sebanyak 640 gr. Kode 03 adalah kelompok yang belum diberikan
yang belum diberikan labu siam dan madu dengan perbandingan campuran madu
sebanyak 10 ml dan labu siam 320 gr, sedangkan kode 6 adalah kelompok
eksperimen yang sudah diberikan labu siam dan madu dengan perbandingan
B. Variabel Penelitian
primer.
3. Variabel Pengganggu
melihat pengaruh penurunan tekanan darah dari pemberian jus labu siam
anti hipertensi.
b. Usia
c. Konsumsi Alkohol
d. Obesitas
f. Olah raga
raga secara rutin. Karena olah raga secara rutin dengan batasan 3x
g. Merokok
hipertensi.
Keterangan:
: variabel yang diteliti
: variabel yang tidak diteliti
: arah hubungan yang diteliti
: arah hubungan yang tidak diteliti
Hubungan antar variabel yang bisa digambarkan dari penelitian ini adalah
terdapat hubungan antara variabel bebas (madu, labu siam, labu siam dan madu)
dengan variabel terikat (tekanan darah penderita hipertensi primer). Madu, labu
siam, labu siam dan madu dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah
tekanan darah antara lain: Usia, alkohol, obesitas, merokok, konsumsi obat anti
hipertensi, penyakit penyerta lain (gangguan fungsi ginjal, diabetes melitus) yang
dapat dikendalikan, sedangkan pola konsumsi garam, olah raga, kadar kolesterol
tinggi diabaikan.
menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
merk Omron yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya yaitu terdaftar
CNBA015-Q ISO 9001 yang akan digunakan untuk menimbang labu siam.
46
E. Definisi Operasional
1. Penderita hipertensi
Yaitu seseorang yang mempunyai tekanan darah lebih dari atau sama
dengan 140/90 mmHg yang diperiksa dalam keadaan duduk. Skala data yang
madu, labu siam, labu siam dan madu dengan menggunakan tensimeter
sebelum responden diberikan perlakuan pada pukul 06.15 dan kedua hari ke-5
setelah responden diberikan perlakuan pada pukul 19.00. Skala data yang
Yaitu labu siam yang dibeli dari penjual sayur kemudian dikupas.
sarinya. Sari labu siam ini diminum dua kali sehari pada jam 06.30-07.30
WIB sebelum makan pagi dengan dosis 320 gr labu siam dan sore pada jam
15.00 WIB dengan dosis 320 gr labu siam, diminum selama lima hari. Dalam
4000 mg kalium per hari dapat menurunkan tekanan darah (Shadine, 2010).
Dengan 640 g labu siam yang mengandung 800 mg kalium yang dikonsumsi
selama 5 hari (4000 mg kalium) akan dilihat hasilnya, apakah tekanan darah
47
4. Pemberian madu
Madu yang telah digunakan peneliti adalah madu asli dari jenis madu
Madu diberikan dua kali sehari sebanyak 10 ml pada jam 06.30-07.30 WIB
sebelum makan pagi, dan sebanyak 10 ml pada sore jam 15.00 WIB,
diminum selama lima hari. Madu memiliki efek koligemik yang berfungsi
diberikan madu.
Labu siam 320 gr yang sudah diblender dan diambil sarinya dicampur
dengan madu 10 ml. Diberikan dua kali sehari pada jam 06.30-07.30 WIB
dengan dosis 160 gr labu siam ditambah madu 5 ml, sebelum makan pagi,
dan sore hari pada jam 15.00 WIB dengan dosis 160 gr labu siam ditambah
madu 5 ml, diminum selama lima hari. Dengan kalium sebanyak 400 mg dan
madu yang memiliki efek koligemik akan dilihat hasil tekanan darah setelah
1. Populasi Penelitian
2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua orang
2. Sampel Penelitian
2012). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian ini adalah orang
dewasa penuh dengan usia antara 26 s.d 59 tahun yang menderita hipertensi
1. Alat dan bahan yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah :
e. Madu, labu siam, labu siam dan madu: bahan yang akan diberikan
responden.
penelitian.
4) Satu hari sekali peneliti menyediakan madu, labu siam, labu siam dan
5) Memberikan madu, labu siam, dan labu siam dan madu serta melihat
H. Posedur Penelitian
1. Tahap perencanaan
komparasi efektivitas pemberian madu, labu siam, labu siam dan madu
siam dan madu sebagai variabel bebas dan penderita hipertensi primer
siam dan madu kepada responden dan bersedia menjadi asisten peneliti.
2. Tahap pelaksanaan
e. Peneliti menjelaskan manfaat dan efek samping dari madu, dan labu siam.
perlakuan pada pagi pukul 6.15 WIB dan setelah diberikan perlakuan
j. Pemberian labu siam, madu, labu siam dan madu akan diberikan pada
pagi hari sebelum sarapan yaitu pukul 6.30-7.30 WIB dan sore hari pada
pukul 15.00 WIB. Bahan akan diberikan selama lima hari. Dosis
pemberian labu siam yaitu 640 gr, dengan dosis pagi hari 320 gr dan sore
hari 320 gr. Dosis pemberian madu adalah 20 ml, dengan dosis pagi hari
10 ml dan sore 10 ml. Pemberian labu siam dan madu diberikan sebanyak
320 gr untuk labu siam dan 10 ml untuk madu. Dosis pada pagi hari yaitu
160 gr labu siam ditambah madu 5 ml, sedangkan pada sore hari 160 gr
pemberian.
3. Tahap evaluasi
melaksanakan karena asisten peneliti yang hadir hanya 1 orang pada saat
yang diberikan madu, 4 orang diberikan labu siam, dan 3 orang diberikan
responden yang diberikan labu siam sebanyak 6 orang, labu siam dan
statistik parametrik.
a. Penyuntingan (Editing)
b. Pengkodean (Coding)
Koding adalah pemberian kode pada data yang berskala nominal dan
hanya angka yang dapat diolah secara statistik dengan bantuan program
komputer.
c. Entri (Entry)
Data entri adalah memasukan data yang telah dikoding ke dalam program
komputer.
d. Tabulating (Tabulating)
2. Analisis data
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
uji normalitas data untuk menguji apakah sebaran data yang ada terdistribusi
diambil dari populasi yang sama. Karena uji parametrik mengisyaratkan data
Notoatmodjo, 2012).
pemberian madu, labu siam, labu siam dan madu peneliti menggunakan
analisis statistik bivariate dependent t-test. Dependent t-test yaitu uji statistik
(Riwidikdo, 2013).
Peneliti menggunakan F-Test atau biasa disebut one way anova untuk
lainnya. Digunakan uji statistik one way anova karena data terdistribusi
normal dengan skala data interval serta sebaran data homogen (Riwidikdo,
2013)
tabel, jika harga Fo lebih besar dari harga Ft (F tabel) baik berdasarkan taraf
Jika harga Fo≥Ft 1% maka Fo sangat signifikan, jika harga Fo≥Ft 5% maka
tersebut maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada beda secara signifikan
J. Etika Penelitian
Wasis (2008), prinsip etik menurut ANA yang berkaitan dengan paran
perawat sebagai seorang peneliti adalah sebagai berikut etika penelitian yang
1. Autonomy
keterangan yang jelas mengenai perlakuan dan dampak yang timbul pada
2. Beneficence
mendapatkan suatu metode dan konsep yang baru untuk kebaikan bersama
(Wasis, 2008).
3. Nonmaleficiency
2008).
4. Confidentiality
Apabila data yang sudah terkumpul diperlukan untuk laporan hasil penelitian,
5. Veracity
6. Justice
memberikan hak yang sama untuk diperlakukan secara adil (Wasis, 2008).
A. Hasil Penelitian
masing 10 orang pada kelompok madu, 10 orang pada kelompok labu siam, dan
10 orang pada kelompok labu siam dan madu. Ada pun karakteristik responden
58
59
banyak adalah usia antara 49-60 tahun yaitu sebanyak 60%, labu siam 90%, labu
perempuan yaitu 60% pada kelompok madu, 90% pada kelompok labu siam, dan
80% pada kelompok labu siam dan madu. Sedangkan responden yang paling
sedikit adalah laki-laki yaitu sebanyak 40% pada kelompok madu, 10% pada
kelompok labu siam, dan 20% pada kelompok labu siam dan madu.
pendidikan SD yaitu pada kelompok madu 30%, kelompok labu siam 70%,
kelompok labu siam dan madu 50%. Sedangkan yang paling sedikit adalah
tangga yaitu pada kelompok madu 20%, labu siam 30%, labu siam dan madu
60%. Yang paling sedikit adalah dagang, guru, petani dan tidak bekerja yaitu
sebanyak 10%.
a. Uji statistik
terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik post test kelompok madu,
labu siam, labu siam dan madu. Hasil uji normalitas Kolmogorov-smirnov
0,714, diastolik 0,477. Labu siam pada tekanan darah sistolik sebesar
0,998, diastolik 0,941. Labu siam dan madu pada tekanan darah sistolik
tekanan darah sistolik dan diastolik post test pada kelompok perlakuan
t-test. Adapun hasil uji dependent t-test secara lengkap sebagai berikut:
value 0,001 dengan taraf signifikansi <0,05. Adapun pada tekanan darah
61
madu.
darah sistolik sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) nilai p value 0,001
sistolik menunjukkan p value lebih kecil dari 0,05 (0,001<0,05), dan uji t
artinya terdapat perbedaan rerata tekanan darah sistolik dan diastolik yang
value 0,007 dengan taraf signifikansi <0,05. Adapun pada tekanan darah
terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik post test kelompok madu,
labu siam, labu siam dan madu. Hasil uji normalitas Kolmogorov-smirnov
tekanan darah sistolik dan diastolik post test pada kelompok perlakuan
terdistribusi normal.
63
darah sistolik dan diastolik post test yang bertujuan untuk menentukan
besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan darah sistolik
Adapun hasil uji one way anova secara lengkap sebagai berikut:
bahwa perbedaan tekanan darah sistolik post test antara pemberian madu,
labu siam, labu siam dan madu didapatkan p value 0,599 dengan taraf
signifikansi <0,05. Hasil uji statistik one way anova menunjukkan p value
64
tekanan darah sistolik post test antara pemberian madu, labu siam, labu
labu siam, labu siam dan madu didapatkan nilai p value 0,009 dengan
taraf signifikansi 0,05. Hasil uji statistik one way anova menunjukkan p
tekanan darah diastolik post test antara pemberian madu, labu siam, labu
tersebut, maka dilanjutkan uji post hoc LSD yang bertujuan untuk
bermakna. Adapun hasil uji post hoc LSD adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 post hoc LSD Distribusi Perbedaan Tekanan Darah diastolik
Antar Kelompok Perlakuan Setelah Pemberian Madu, Labu
Siam, Labu Siam Dan Madu Di Dusun Pundung Nogotirto
Gamping Sleman Yogyakarta
Variabel N Pembanding Rerata±S.E P
Tekanan darah 10 1 VS 2 -5,9±2,9 0,053
diastole posttest 10 1 VS 3 -9,7±2,9 0,003*
10 2 VS 3 -3,8±2,9 0,204
Keterangan: * = signifikan
n = jumlah kelompok S.E = standar eror
1 = kelompok madu mean = rata-rata
2 = kelompok labu siam p = probabilitas
3 = kelompok labu siam dan madu
65
Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji post hoc LSD pada variabel
dengan kelompok pemberian labu siam (2) didapatkan hasil p value 0,053
dengan taraf signifikan 0,05. Hasil post hoc LSD menunjukkan nilai p
siam dan madu (3) didapatkan hasil p value 0,003 dengan taraf signifikan
0,05. Hasil post hoc LSD menunjukkan nilai p value lebih kecil dari 0,05
yang bermakna.
siam dan madu (3) didapatkan hasil p value 0,204 dengan taraf signifikan
0,05. Hasil post hoc LSD menunjukkan nilai p value lebih besar dari 0,05
B. Pembahasan
saat darah dipompa ke luar dari jantung ke seluruh tubuh (William, 2007).
Sedangkan tekanan darah sistolik yaitu sisa tekanan dalam arteri saat jantung
diastolik yaitu sisa tekanan dalam arteri saat jantung beristirahat,yaitu ketika otot
Tekanan darah sistolik yaitu tekanan darah dalam arteri saat jantung
untuk mendorong darah keluar melalui arteri. Tekanan darah diastolik adalah saat
otot jantung beristirahat membiarkan darah kembali masuk ke jantung. Angka itu
menunjukkan berapa besar hambatan dari pembuluh darah terhadap aliran darah
1. Karakteristik responden
hipertensi berumur antara 49-60 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan
pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah (Elisa, Nunung & Uken,
2009, dalam Arfiani, 2011). Setelah berumur 45 tahun, dinding arteri akan
darah besar yang berkurang pada penambahan umur sampai decade ke tujuh
67
(SKRT) tahun 2004, pada orang yang berusia 25 tahun ke atas menunjukkan
tangga jarang sekali beraktivitas atau berolah raga. Menurut Shadine (2010)
kegiatan rumah tangga, stres, rasa cemas, ataupun rasa takut. Istirahat akan
yang kurang mampu mentoleransi pekerjaan dan perubahan yang terjadi pada
tekanan darah.
kelompok perlakuan yaitu madu, labu siam, labu siam dan madu. Penurunan
tekanan darah terjadi pada tekanan darah sistolik dan diastolik. Hal ini terjadi
adalah asetil kolin yang terkandung dalam madu. Madu mengandung 0,3-2,5
mg/kg kolin dan 0,06-5 mg/kg asetil kolin. Kolin sangat penting untuk
jantung dan fungsi otak serta untuk komposisi dan perbaikan membran sel,
2008).
(LDL) dan pada saat yang sama meningkatkan kadar kolesterol HDL yang
69
baik, dan dapat menghilangkan kolesterol dari dinding pembuluh darah dan
mengetahui efek madu tualang dan terapi pengganti hormonal pada faktor
resiko jantung, hormone dan kepadatan tulang pada wanita menopause. Hasil
kerja otot dan simpul saraf. Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi
Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca) dan natrium (Na), kalium akan
berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot (Irwan,
2007). Zat-zat inilah yang membuat tekanan darah sistolik dan diastolik
menurun.
bersama dengan kalsium (Ca) dan natrium (Na), kalium akan berperan dalam
transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot (Irwan, 2007). Kalium
adalah ion bermuatan positif yang dapat diabsorbsi dengan mudah di usus
halus dan dikeluarkan dalam bentuk ion pengganti natrium melalui proses
keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa tubuh (Rizki, 2013). Kalium
terbiasa dengan asupan K tinggi memiliki tingkat tekanan darah lebih rendah
kejadian yang sangat rendah hipertensi dan terkait penyakit pembuluh darah
labu siam juga memiliki efek diuretik yang menyebabkan kandungan garam
dalam darah berkurang. Proses ini akan membantu menyerap atau menahan
menurunkan tekanan darah. Selain itu, efek diuretik ini dapat memperlancar
pembuangan air kecil dan mengeluarkan kelebihan asam urat dari dalam
dan diastolik, hal ini didukung oleh penelitian Donald & Alessandro (2008)
mmHg (0,001<0,05). penurunan ini dikaitkan dengan diet harian kalium yang
setara dengan lima porsi buah-buahan segar dan sayuran, hal ini mirip efek
yang lain. Hal ini kemungkinan karena perpaduan antara labu siam dan madu
memiliki zat yang lebih kompleks sehingga dapat menurunkan tekanan darah
darah dan menurunkan tekanan darah (Aden, 2010). Yang memberikan efek
koligemik adalah asetil kolin yang terkandung dalam madu. Kolin sangat
penting untuk jantung dan fungsi otak serta untuk komposisi dan perbaikan
efeknya pun juga akan bertambah. Kalium memicu kerja otot dan simpul
bersama dengan kalsium (Ca) dan natrium (Na), kalium akan berperan dalam
72
transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot (Irwan, 2007). Selain
manfaat dari kandungan senyawa aktif yang disebutkan di atas, labu siam
darah berkurang. Proses ini akan membantu menyerap atau menahan air,
tekanan darah (Rizki, 2013). Karena perpaduan inilah yang membuat tekanan
bermakna dibandingkan dengan kelompok yang lain. Hal ini juga terbukti
(LDL) dan pada saat yang sama meningkatkan kadar kolesterol HDL yang
baik, dan dapat menghilangkan kolesterol dari dinding pembuluh darah dan
atrium dan ventrikel terbuka sedangkan katup aorta dan pulmonalis tertutup.
Itulah sebabnya mengapa tekanan darah sulit diturunkan. Jika tekanan darah
saat sistolik tekanan darah tidak bisa sampai ke pembuluh darah perifer, hal
itu memungkinkan komplikasi kerusakan di organ yang lain. Hal inilah yang
73
mungkin membuat tekanan darah diastolik kelompok yang lain berbeda selain
zat yang terkandung di dalamnya (Ganong, 2003). Madu efek koligemik yang
asetil kolin. Kolin sangat penting untuk jantung dan fungsi otak serta untuk
tekanan darah dari pada kalium yang berfungsi sebagai penyeimbang asam-
basa, transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot (Bogdanov et al.,
2008, Irwan, 2007). Hal inilah yang membuat madu mengalami penurunan
C. Keterbatasan Penelitian
A. Simpulan
bahwa madu, labu siam, labu siam dan madu berpengaruh secara signifikan
terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi
antara kelompok pre-test dan post test, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
sistolik dan diastolik setelah lima hari pemberian mengalami penurunan yang
signifikan.
darah sistolik dan diastolik setelah lima hari pemberian mengalami penurunan
yang signifikan.
3. Pada kelompok pemberian labu siam dan madu hasil pengukuran rata-rata
tekanan darah sistolik dan diastolik setelah lima hari pemberian mengalami
Perbedaan bermakna yaitu antara kelompok madu dengan labu siam dan
74
75
B. Saran
1. Bagi konsumen
Diharapkan dari hasil penelitian ini penderita khususnya dan masyarakat pada
umumnya untuk dapat memanfaatkan madu dan atau labu siam sebagai obat
Aden. (2010). Manfaat dan Khasiat Madu Keajaiban Sang Arsitek Alam.
Yogyakarta: Hanggar Kreator.
Admin. (2012). Budidaya labu siam yang menjanjikan dalam
http://epetani.deptan.go.id/, Diakses tanggal 20 Juni 2013.
Alessandro, Braschi dan Donald J, Naismith. (2008). The Effect of a Dietary
Supplement of Potassium Chloride or Potassium Citrate on Blood Pressure
in Predominantly normotensive volunteers, British Journal of Nutrition, 99,
1284-1292.
Almatsier, S. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Al-Qur’an dan terjemahan Surat An-Nahl 68-69.
Anggraini. (2009). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Pasien Yang Berobat Di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkenang,
Skripsi tidak dipublikasikan.
Arfiani, Rasti. (2011). Pengaruh Pemberian Seduhan Rosella dan Madu Terhadap
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di RW 1 Kelurahan Notoprajan
Ngampilan Yogyakarta, Skripsi tidak dipublikasikan. STIKES ‘Aisyiyah,
Yogyakarta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ed.revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bethesda. (2009). Gerakan Peduli Hipertensi dalam www.Strokebethesda.com,
diakses tanggal 2 Oktober 2013.
Bogdanov, S., Jurendic, T., Sieber, R., Gallmann, P. 2008. Honey for Nutrition and
Health, American Journal of the College of Nutrition, 27, 677-689.
Bustan, M.N. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Cahyono, J.B., Suharjo, B. (2008). Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Yogyakarta:
Kanwil Depkes.
Dahlan, M. S. (2013). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS,
edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
Depkes RI. (2013). Hipertensi penyebab kematian nomor tiga dalam
http://www.depkes.go.id, diakses tanggal 22 April 2013.
Donald J, Naismith dan Alessandro, Braschi. (2003). The Effect of Low-dose
Potassium Supplementation on Blood Pressure in Apparently Healthy
Volunteers, British Journal of Nutrition, 90, 53-60.
76
77
No Jadwal Kegiatan Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur
2 Studi Pendahuluan
3 Penyusunan proposal
Penelitian
Penyusunan BAB I
Penyusunan BAB II
Penyusunan BAB III
4 Seminar Proposal
5 Ujian Proposal
6 Revisi Proposal
7 Pelaksanaan
Penelitian
8 Penyusunan Laporan
Penelitian
9 Ujian Skripsi
10 Revisi dan Penjilidan
11 Pengumpulan Skripsi
Lampiran 5
Kepada Yth
Assalamu‟alaikum wr.wb
NIM :201010201101
Wassalamu‟alaikum wr.wb
Peneliti
(…………….)
Lampiran 6
Assalamualaikum Wr. Wb
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Responden,
(……………)
Lampiran 7
Kepada Yth,
Saudara/i
Di tempat
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan hormat, saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES „Aisyiyah Yogyakarta:
(………………)
Lampiran 8
Assalamualaikum Wr.Wb
Nama :
Pendidikan :
Alamat :
Setelah diberikan penjelasan dan saya memahami tentang peran serta saya
dalam penelitian ini. Dengan ini saya menyatakan bahwa, saya bersedia menjadi
asisten peneliti dalam membantu penelitian tentang “Study Komparasi Efektivitas
Antara Pemberian Madu, Labu Siam, Labu Siam Dan Madu Terhadap Tekanan
Darah Penderita Hipertensi Primer di Dusun Pundung Nogotirto Gamping Sleman
Yogyakarta”, oleh:
NIM : 201010201101
Wassalamualaikum Wr.Wb
(…………….) (…………)
Lampiran 9
DATA RESPONDEN
A. Data demografi
1. Tanggal :
2. Inisial :
3. TTL (tgl/bln/thn :
B. Data klinik
a. Berat badan : kg
b. Tinggi badan : cm
c. BMI :
DUMMY TABLE
Kelompok Madu
Tekanan Darah (mmHg)
No Initial
Sebelum Setelah
1 FL 155 91 120 80
2 H 142 90 122 75
3 N 143 90 122 70
4 W 150 90 120 75
5 S 178 81 170 81
6 H 140 100 135 86
7 S 142 100 135 80
8 D 145 90 135 85
9 N 150 90 140 80
10 S 175 90 160 80
4. Cuci bersih.
6. Masukkan labu siam/jipan ke dalam blender tanpa ditambah air. Blender sampai
halus.
7. Saring hasil blender sehingga didapatkan air hasil jus labu siam.
8. Sajikan jus labu siam dengan tepat pada pukul 06.00 WIB, dan pastikan
mendapatkan sarinya.
TD diastol post
TD sistol pos test test
N 10 10
a,,b
Normal Parameters Mean 135.9000 79.2000
Std. Deviation 17.17524 4.77959
Most Extreme Differences Absolute .221 .266
Positive .221 .153
Negative -.177 -.266
Kolmogorov-Smirnov Z .699 .843
Asymp. Sig. (2-tailed) .714 .477
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dependent T-Test
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
TD sistol pre-test – 16.10000 10.20294 3.22645 8.80126 23.39874 4.990 9 .001
Pair 2
TD sistol post test
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2-
Std. Std. Error
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
TD sistol pre-test - TD 16.20000 10.54935 3.33600 8.65345 23.74655
Pair 1 4.856 9 .001
sistol post test
TD diastol pre-test - 8.80000 4.87169 1.54056 5.31501 12.28499
Pair 2 5.712 9 .000
TD diastol post test
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2-
Std. Std. Error
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
TD sistol pre-test - TD 26.60000 24.04718 7.60438 9.39769 43.80231
Pair 1 3.498 9 .007
sistol post test
TD diastol post test - 9.90000 6.80604 2.15226 5.03125 14.76875
Pair 2 4.600 9 .001
TD diastol post test
Lampiran 14
Uji normalitas kelompok madu, labu siam, labu siam dan madu
Uji homogenitas
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
TD sistol post test Between Groups 315.000 2 157.500 .522 .599
Within Groups 8140.200 27 301.489
Total 8455.200 29
TD diastol post test Between Groups 477.800 2 238.900 5.602 .009
Within Groups 1151.400 27 42.644
Total 1629.200 29
Lampiran 15
Multiple Comparisons
LSD
95% Confidence
Mean Interval
Dependent (I) Pmberian (J) Pmberian Difference Lower Upper
Variable perlakuan perlakuan (I-J) Std. Error Sig. Bound Bound
TD sistol madu labu siam -7.50000 7.76516 .343 -23.4328 8.4328
post test labu siam dan -6.00000 7.76516 .446 -21.9328 9.9328
madu
labu siam madu 7.50000 7.76516 .343 -8.4328 23.4328
labu siam dan 1.50000 7.76516 .848 -14.4328 17.4328
madu
labu siam dan madu 6.00000 7.76516 .446 -9.9328 21.9328
madu labu siam -1.50000 7.76516 .848 -17.4328 14.4328
TD diastol madu labu siam -5.90000 2.92043 .053 -11.8922 .0922
post test labu siam dan -9.70000 *
2.92043 .003 -15.6922 -3.7078
madu
labu siam madu 5.90000 2.92043 .053 -.0922 11.8922
labu siam dan -3.80000 2.92043 .204 -9.7922 2.1922
madu
labu siam dan madu 9.70000* 2.92043 .003 3.7078 15.6922
madu labu siam 3.80000 2.92043 .204 -2.1922 9.7922
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.