Anda di halaman 1dari 113

STUDI KOMPARASI EFEKTIVITAS PEMBERIAN

MADU LABU SIAM LABU SIAM DAN MADU


TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA
HIPERTENSI PRIMER DI DUSUN
PUNDUNG NOGOTIRTO
GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

SKRIPSI

Disusun Oleh:
HERI PUSPITO
201010201101

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2014
STUDI KOMPARASI EFEKTIVITAS PEMBERIAN
MADU LABU SIAM LABU SIAM DAN MADU
TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA
HIPERTENSI PRIMER DI DUSUN
PUNDUNG NOGOTIRTO
GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

SKRIPSI

Disusun Oleh:
HERI PUSPITO
201010201101

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2014

i
STUDI KOMPARASI EFEKTIVITAS PEMBERIAN
MADU LABU SIAM LABU SIAM DAN MADU
TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA
HIPERTENSI PRIMER DI DUSUN
PUNDUNG NOGOTIRTO
GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan
Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan „Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun Oleh:
HERI PUSPITO
201010201101

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2014

ii
iii
iv
MOTTO

Sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan

(Qs. Adh-Dhuha: 4)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya

(Qs. Albaqarah: 286)

Banyak kegagalan dalam hidup ini karena orang-orang tidak menyadari betapa

dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah

(Thomas Alva Edison)

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan jalan-


Nya dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Karya kecil ini saya
persembahkan sebagai ucapan terima kasih kepada orang-orang yang
selalu memberikan semangat dan inspirasi

Kedua orang tua tercinta


Bapak ibu tercinta Parjan dan Wasiyem, saya ucapkan banyak terima
kasih atas doa dan dukungan baik moril maupun materil selama ini yang
kau berikan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini

Dosen
Terima kasih atas ilmu yang diberikan serta bimbingannya

Keluarga Besar
Seluruh keluarga besarku termasuk orang tua keduaku yang memberikan
doa dan semangat kepadaku. Dan untuk orang yang spesial Anisa Yuandita
Rizki Utami yang selalu memberikan semangat.

Teman-teman B2
Teman-teman B2 begitu banyak kenangan yang kita lewati bersama dan
berjuang bersama serta selalu kompak.

Teman-teman angkatan 2010


Teman-teman seperjuangan terima kasih atas kebersamaan dan selalu
memberikan semangat kepada semuanya.

Teman-teman Organisasi
Terima kasih teman-teman organisasi PIK-M Mahkota Puri dan tim
Outbound yang telah memberikan semangat.

Assistant penelitian
Terima kasih atas sumbang sih yang diberikan untuk memperlancar
kegiatan penelitian kepada keempat asisten Syaiful Amri, Suci Mey C.,
Nofia P., Titis P., dan Andri N.

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Alhamdulillahhirobbil‟alamin, puji dan syukur peneliti panjatkan kepada


Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Komparasi Efektivitas Pemberian Madu,
Labu Siam, Labu Siam Dan Madu Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Primer Di Dusun Pundung Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta.” Skripsi ini
diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan
pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan „Aisyiyah Yogyakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari semua pihak, untuk itu pada kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Saiful Kurob selaku Kepala Dukuh Pundung yang telah memberikan
izin dan dukungan untuk melakukan penelitian.
2. Warga Dusun Pundung yang telah bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.
3. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada
peneliti.
4. Ruhyana, S.Kep., Ns., MAN. selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan masukan dan bimbingan yang sangat berguna bagi peneliti
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Lutfi Nurdian Asnindari, S.Kep., Ns., M.Sc. selaku penguji hasil penelitian
yang telah memberi masukan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
6. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. selaku Ketua STIKES „Aisyiyah Yogyakarta
yang telah memberikan fasilitas dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Ery Khusnal, MNS. selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES
„Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan motivasi dan bimbingan dalam
terbentuknya skripsi ini.
8. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu-
persatu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna,
untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat peneliti harapkan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Yogyakarta, 23 Februari 2014

Peneliti

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ............................................................................................ i


HALAMAN JUDUL............................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ..................................... iv
MOTTO ................................................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi
INTISARI.............................................................................................................. xii
ABSTRACT .......................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian................................................................................... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 8
F. Keaslian Penelitian................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis ..................................................................................... 14
B. Kerangka Konsep .................................................................................... 38
C. Hipotesis .................................................................................................. 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .............................................................................. 41
B. Variabel Penelitian .................................................................................. 42
C. Hubungan Antar Variabel ....................................................................... 44
D. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................ 45
E. Definisi Operasional ................................................................................ 46
F. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 47
G. Alat Dan Metode Pengumpulan Data ..................................................... 48
H. Prosedur Penelitian .................................................................................. 50
I. Metode Pengolahan Dan Analisis Data .................................................... 53
J. Etika Penelitian ......................................................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 58
B. Pembahasan ............................................................................................. 66
C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 73
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................................. 74
B. Saran ........................................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi ........................................................................... 20

Tabel 2.2 Kandungan zat gizi lengkap labu siam per 100 gram ........................... 28

Tabel 2.3 Komposisi rata-rata gizi madu .............................................................. 34

Tabel 2.4 Nilai Gizi Madu per 100 gr ................................................................... 35

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Kelompok Pemberian Madu, Labu Siam, Labu
Siam dan Madu Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Dusun
Pundung Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta ............................... 58
Tabel 4.2 Tabel 4.2 Distribusi Rata-Rata Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sistolik
dan Diastolik Sebelum Dan Setelah Diberikan Madu, Labu Siam, Labu
Siam dan Madu Di Dusun Pundung Nogotirto Gamping Sleman
Yogyakarta............................................................................................ 60
Tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Perbedaan Rata-rata Tekanan Darah Sistolik
dan Diastolik Sebelum Dan Setelah Diberikan Madu, Labu Siam, Labu
Siam dan Madu Di Dusun Pundung Nogotirto Gamping Sleman
Yogyakarta............................................................................................ 63
Tabel 4.4 Tabel 4.4 post hoc LSD Distribusi Perbedaan Tekanan Darah diastolik
Antar Kelompok Perlakuan Setelah Pemberian Madu, Labu Siam, Labu
Siam Dan Madu Di Dusun Pundung Nogotirto Gamping Sleman
Yogyakarta............................................................................................ 64

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Labu Siam ........................................................................................ 26


Gambar 2.2 Madu ................................................................................................. 31
Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 38
Gambar 3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 41
Gambar 3.2 Skema Hubungan Antar Variabel .................................................... 44

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Time Schedule Penyusunan Skripsi


Lampiran 2 Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Dari Bappeda Sleman
Lampiran 5 Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 6 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 7 Surat Permohonan Menjadi Asisten Penelitian
Lampiran 8 Surat Persetujuan Menjadi Asisten Penelitian
Lampiran 9 Data Responden
Lampiran 10 Data Umum Responden
Lampiran 11 Dummy Tabel
Lampiran 12 Prosedur Pembuatan Jus Labu Siam Dan Madu
Lampiran 13 Uji Normalitas Dan Analisis Data Dependent T-Test
Lampiran 14 Uji Normalitas Dan Homogenitas, Analisis Data One Way Anova
Lampiran 15 Analisis Post Hoc Test
Lampiran 16 Lembar Konsultasi Skripsi

xi
STUDI KOMPARASI EFEKTIVITAS PEMBERIAN MADU
LABU SIAM LABU SIAM DAN MADU TERHADAP
TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI
PRIMER DI DUSUN PUNDUNG NOGOTIRTO
GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA1
Heri Puspito2, Ruhyana3

INTISARI

Latar Belakang: Penyakit hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya.
Di Indonesia, angka penderita hipertensi mencapai 32% pada tahun 2008 dengan kisaran usia
di atas 25 tahun. Salah satu pengobatan non farmakologi hipertensi adalah dengan
mengonsumsi madu dan labu siam. Kandungan dalam madu dan labu siam berfungsi sebagai
vasodilator pembuluh darah dan sebagai diuretik.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian madu, labu siam, labu siam dan madu terhadap
tekanan darah pada penderita hipertensi primer.
Metode Penelitian: Jenis penelitian semu (Quasy Experiment Design) dengan rancangan
One Group Pre-Test – Post-Test Design, dengan 3 kelompok perlakuan. Penelitian tidak
menggunakan kelompok kontrol. Tehnik pengambilan sampel dengan total sampling.
Dengan jumlah total responden sebanyak 30 orang.
Hasil: Uji dependent t-test pada kelompok madu menunjukkan perbedaan tekanan darah
sistolik pretest-post test ditunjukkan dengan nilai p value 0.001, diastolik dengan p value
0.000. Adapun pada kelompok labu siam p value tekanan darah sistolik sebesar 0.001,
diastolik 0.000. Adapun pada kelompok labu siam dan madu p value tekanan darah sistolik
sebesar 0.007, diastolik 0.001. Nilai p value dari uji dependent t-test p<0.05, yang berarti ada
perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah perlakuan pada tekanan darah sistolik dan
diastolik. Uji One Way Anova menunjukkan perbedaan antara tiga kelompok perlakuan yang
bermakna pada tekanan darah diastolik yaitu ditunjukkan dengan nilai p value 0.009, p<0.05.
Sedangkan tekanan darah sistolik antara tiga kelompok perlakuan tidak ada perbedaan yang
bermakna ditunjukkan dengan p value 0.599, p>0.05. Uji post hoc test pada kelompok madu
dengan labu siam menunjukkan p value 0,053, p>0.05. Pada kelompok labu siam dengan
labu siam dan madu menunjukkan p value 0,204, p>0,05. P>0,05 berarti tidak ada perbedaan
yang bermakna. Pada kelompok madu dengan labu siam dan madu menunjukkan p value
0,003, p<0,05, yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara kelompok tersebut.
Kesimpulan: Ada pengaruh pemberian madu, labu siam, labu siam dan madu terhadap
tekanan darah sistolik dan diastolik penderita hipertensi dengan perbedaan yang bermakna
antara pre-test dan post test. Terdapat perbedaan yang bermakna tekanan darah diastolik
antara kelompok madu dengan kelompok labu siam dan madu. Madu lebih efektif
menurunkan tekanan darah diastolik.
Saran: Penderita hipertensi dianjurkan dapat mengkonsumsi madu dan atau labu siam
sebagai alternatif pengobatan menurunkan tekanan darah tinggi.

Kata Kunci : madu, labu siam, hipertensi primer, tekanan darah.


Daftar Pustaka : 32 Judul buku (tahun 2003-tahun 2013); 13 Jurnal; 13 Internet
Jumlah Halaman : xiii; 81 halaman; 8 tabel; 5 gambar; 16 lampiran

1. Judul skripsi
2. Mahasiswa PPN-PSIK STIKES „Aisyiyah Yogyakarta
3. Dosen PPN-PSIK STIKES „Aisyiyah Yogyakarta

xii
COMPARATIVE STUDY OF EFFECTIVENESS HONEY
CHAYOTE AND BOTH MATERIALS ON BLOOD
PRESSURE LEVEL AMONG PRIMARY
HYPERTENSION PATIENTS IN PUNDUNG
NOGOTIRTO GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA1

Heri Puspito2, Ruhyana3

ABSTRACT

Background : Hypertension has killed 9.4 million people in the world every year. In
Indonesia, The numbers of Hypertension over 25 years old range patient reach 32 % in 2008.
One of the non-pharmacological treatments of hypertension is intaking honey and chayote
intake. The content of honey and chayote has a function as vasodilator of blood vessels and
diuretic.
Objective: The objective of the study was to determine the effect of honey, chayote, chayote
and honey on blood pressure level among primary hypertension patients.
Method: This research was a quasi experiment study by using one group pre test – post test
research design for 3 experimental groups. This research did not apply control group. This
research employed total sampling as sampling technique for 30 respondents.
Results: Dependent t-tests on honey group showed significant level of systolic and diastolic
blood pressures were p-value 0.001 and p-value 0.000. Meanwhile, the chayote group
resulted significant level of systolic and diastolic blood pressures were p-value 0.001 and p-
value 0.000. And the chayote and honey group resulted significant level of systolic and
diastolic blood pressures were p-value 0.007 and p-value 0.001. P-value of dependent t-test
is P <0.05, which means there was a significant difference between systolic and diastolic
blood pressure before and after treatment. One way Anova test showed significant
differences between three experimental groups on diastolic blood pressure that showed by p-
value 0.009, (p-value <0.05). Meanwhile the systolic blood pressure among three
experimental groups did not have significant differences (p-value 0.599, (p-value > 0.05)).
Post hoc test on honey and chayote group showed p value 0.053 ( p-value > 0.05), the
chayote and chayote with honey group showed p value 0.204 ( P > 0.05). If p-value > 0.05,
which means no significant difference. In chayote with honey and honey group showed a
significant difference between that groups with p-value 0.003.
Conclusion: There were effects the intake of honey, chayote, chayote and honey on systolic
and diastolic blood pressure level among of primary hypertension patients with significant
difference between pre-test and post-test. There was significant difference in diastolic blood
pressure among chayote with honey group and honey group. Honey is more effective to
decrease diastolic blood pressure. Hypertension patients are recommended to intake honey
and or chayote as an alternative treatment to decrease high blood pressure.

Keywords : Honey, chayote, primary hypertension, blood pressure


Bibliography : 32 books (2003 - 2013 ), 13 Journals, and 13 internets
Number of Pages : xiii, 81 pages, 8 table, 5 pictures, 16 appendices

__________________
1. Title of the Thesis
2. Student of School of Nursing, „Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta
3. Lecturer of School of Nursing, „Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi merupakan kenaikan intermiten atau berlarut-larut dalam

tekanan darah diastolik maupun sistolik, yang muncul dalam dua tipe utama,

yaitu hipertensi esensial (juga disebut sebagai hipertensi primer atau idiopatik,

yang merupakan hipertensi paling umum) dan hipertensi sekunder (yang

disebabkan oleh penyakit ginjal atau penyebab lain yang bisa diidentifikasi)

(Williams & Wilkins, 2008).

Sejumlah kasus hipertensi adalah hipertensi hipertensi esensial yaitu

sebesar 90%, hipertensi ini tidak diketahui seluk-beluk penyebabnya. Oleh

karena penyebabnya tidak jelas maka sulit untuk mencari bentuk intervensi dan

pengobatan yang sesuai (Bustan, 2007).

Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta

warga dunia setiap tahunnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan,

jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah

penduduk yang membesar. Pada 2025 mendatang diproyeksikan sekitar 29

persen warga dunia terkena hipertensi. Pada 2011 WHO mencatat ada satu miliar

orang terkena hipertensi. Di Indonesia, angka penderita hipertensi mencapai 32

persen pada tahun 2008 dengan kisaran usia di atas 25 tahun (Widiyani, 2013).

Hipertensi yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan

kematian. Jumlah angka kematian akibat hipertensi di dunia tahun 2004 di

wilayah Amerika sebanyak 151.172 jiwa dengan tingkat kematian 15,67% per

100.000 penduduk. Di Eropa sebanyak 179.012 jiwa dengan tingkat kematian

1
2

12,30% per 100.000 penduduk. Afrika sebanyak 77.798 jiwa dengan tingkat

kematian 26,50% per 100.000 penduduk. Di wilayah Timur Mediterania

sebanyak 102.899 jiwa dengan tingkat kematian 42,16% per 100.000 penduduk

dan di wilayah Barat Pasifik sebanyak 316.126 jiwa dengan tingkat kematian

18,74% per 100.000 penduduk. Sedangkan wilayah bagian Asia Tenggara

sebanyak 156.273 jiwa dengan tingkat kematian 14,70% per 100.000 penduduk

(WHO, 2010). Di Indonesia menurut hasil Riskesdas tahun 2007, sebagian besar

kasus hipertensi di masyarakat belum terdeteksi. Hipertensi di Indonesia

merupakan penyebab kematian no 3, yakni mencapai 175.000 kematian setiap

tahunnya (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011, dalam Fitriani

2012).

Di Provinsi DIY, berdasarkan rekap Surveilans Terpadu Penyakit (STP)

berbasis Puskesmas (Kasus baru) tahun 2007 penyakit hipertensi sebanyak

41.094 kasus dan usia >60 tahun 21.333 (51,91%), sedangkan berdasarkan pola

penyakit pada pasien rawat jalan di rumah sakit selama tahun 2007 di Provinsi

DIY hipertensi primer sebesar 3.754 (2,07%) (Lewa, 2010 dalam Arfiani 2011).

Data Dinkes menyebutkan untuk kasus penyakit tidak menular hipertensi ada di

urutan pertama pada 2012 dengan jumlah kasus 5.759. Urutan kedua diduduki

diabetes militus sebanyak 2.894 kasus, disusul penyakit stroke 438 kasus dan

jantung 319 kasus (Syahrani, 2013). Penelitian di Kabupaten Sleman, Yogyakarta

pada tahun 2007 menyatakan jumlah penderita hipertensi sebesar 2000 orang dari

7000 responden (Bethesda, 2009). Prevalensi hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Ngaglik 1 Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman pada januari 2010

– Desember 2011 sebanyak 1,868 per 1000 penduduk. Di RS Dokter Sardjito


3

Jumlah pasien terbanyak yang dirawat adalah penderita hipertensi. Sepanjang

tahun 2010, RS Sardjito melayani penderita hipertensi 20.189 orang, dan selama

Desember 2010 ada 1.481 pasien hipertensi (Huda, 2011).

Pemerintah Indonesia telah memberikan perhatian serius dalam

pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular termasuk hipertensi. Hal

ini dapat dilihat dengan dibentuknya Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak

Menular berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575 Tahun 2005 dalam

melaksanakan pencegahan dan penanggulangan penyakit jantung dan pembuluh

darah termasuk hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit metabolik, kanker,

penyakit kronik dan penyakit generatif lainnya serta gangguan akibat kecelakaan

dan cedera (Depkes RI, 2013).

Upaya dalam pencegahan dan penanggulangan hipertensi telah dilakukan,

yaitu penyusunan berbagai kebijakan berupa pedoman, petunjuk pelaksanaan dan

petunjuk teknis pengendalian hipertensi. Pencegahan dan penanggulangan

hipertensi sesuai dengan kemajuan teknologi dan kondisi daerah (local area

specific). Memperkuat logistik dan distribusi untuk deteksi dini faktor risiko

penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk hipertens. Meningkatkan

surveilans epidemiologi dan sistem informasi pengendalian hipertensi.

Mengembangkan SDM dan sistem pembiayaan serta memperkuat jejaring dan

evaluasi pelaksanaan (Depkes RI, 2013).

Pada prinsipnya ada dua macam terapi yang bisa dilakukan untuk

mengobati penyakit hipertensi, yaitu terapi farmakologi dengan menggunakan

obat dan terapi nonfarmakologi. Terapi farmakologi yang digunakan ialah

diuretic, beta blocker, calcium channel blocker atau calcium antagonist,


4

angiotensin converting enzyme inhibitor dan angiotensin II receptor blocker.

Pengobatan farmakologis memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan dengan

pengobatan nonfarmakologis. Tetapi pengobatan farmakologis memiliki efek

samping yang lebih besar dibandingkan pengobatan nonfarmakologis. Salah satu

efek samping yang ditimbulkan oleh salah satu obat anti hipertensi yaitu

golongan diuresis akan mengakibatkan peningkatan jumlah air seni, menurunkan

K+, Mg2+, Na dan disfungsi ereksi (Tierney et al., 2002, dalam Fitriani, 2012).

Efek samping yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan penyakit serius dan

dapat berakhir pada kematian.

Besarnya efek samping yang diakibatkan oleh pengobatan secara

farmakologi membuat banyak orang beralih menggunakan pengobatan non

farmakologis yaitu dengan modifikasi pola hidup sehari-hari dan kembali ke

produk alami (back to nature) yaitu dengan terapi menggunakan jus sayuran atau

buah-buahan tertentu dan ramuan tradisional (Junaidi, 2010). Salah satu sayuran

yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi adalah labu siam (sayur jipang).

Sayur ini di Jawa Tengah dikenal dengan nama labu jipang, manisah (Jawa

Timur), waluh siam (Jawa Barat), chayotte (Meksiko), mentimun jepang

(Manado). Kandungan Kalium (K) dalam labu siam memiliki fungsi sebagai

vasodilatasi pada pembuluh darah. Vasodilatasi pada pembuluh darah dapat

menurunkan tahanan perifer dan meningkatkan curah jantung sehingga tekanan

darah dapat normal. Selain itu, kalium dapat menghambat pelepasan renin

sehingga mengubah aktivitas sistem renin-angiotensin. Kalium juga mampu

mempengaruhi sistem saraf dan sentral yang mempengaruhi tekanan darah

sehingga tekanan darah dapat terkontrol (Rizki, 2013, Wibowo, 2010, dalam
5

Fitriani, 2012). Buah dan sayuran yang kaya K dapat menurunkan tekanan darah

dan meningkatkan fungsi pembuluh darah (Sarah, 2010).

Labu siam juga memiliki efek diuretik yang menyebabkan kandungan

garam dalam darah berkurang. Proses ini akan membantu menyerap atau

menahan air, sehingga meringankan kerja jantung dalam memompa darah dan

menurunkan tekanan darah. Selain itu, efek diuretik ini dapat memperlancar

pembuangan air kecil dan mengeluarkan kelebihan asam urat dari dalam tubuh.

Selain memiliki efek diuretik, kandungan niacinamide dalam labu siam

memberikan efek farmakodinamik sebagai vasodilator perifer dalam menurunkan

kolesterol darah (Rizki, 2013). Oleh sebab itu Kalium (K), niacinamide, dan efek

diuretik pada labu siam memiliki peran penting dalam menurunkan tekanan

darah.

Madu dipilih sebagai obat alternatif oleh kebnyakan orang sebagai

pengobatan alami berbagai penyakit. Madu mempunyai komponen kimia yang

memiliki efek koligemik yang berfungsi untuk melancarkan peredaran darah dan

menurunkan tekanan darah (Priantono, 2010, Aden, 2010). Madu telah

ditemukan memiliki efek yang diinginkan dan bermanfaat dalam pengobatan

penderita diabetes dan penyakit jantung. Penelitian terbaru (Ilmu Kedokteran

Universitas Teheran di Iran meneliti efek konsumsi madu pada penderita diabetes

tipe 2 yang dilaporkan dalam “International Journal of Food Sciences and

Nutrition", 2009) pada madu ditemukan untuk kesehatan jantung dengan

meningkatkan sirkulasi darah, mencegah penyumbatan arteri. Madu dapat

mengurangi tingkat darah dari kolesterol jahat, Low Density Lipoprotein (LDL)

dan pada saat yang sama meningkatkan kadar kolesterol HDL yang baik, dan
6

dapat menghilangkan kolesterol dari dinding pembuluh darah dan mencegah

pembentukan plak (Rahmat, 2009).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti

pada tanggal 16 Oktober 2013 di Dusun Pundung Nogotirto Gamping Sleman

Yogyakarta didapatkan penderita hipertensi dari derajat I-III sebanyak 33 orang.

Pada saat wawancara dan pengukuran TD dengan warga Dusun Pundung

ditemukan penderita hipertensi hingga mengeluarkan darah (mimisan).

Masyarakat belum melakukan pengobatan secara optimal. Masyarakat masih

mengandalkan obat dari puskesmas bahkan kebanyakan hanya didiamkan saja.

Masyarakat Dusun Pundung belum mengetahui sayur jipan atau labu siam dan

madu dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk menurunkan tekanan darah.

Hal inilah yang membuat peneliti melakukan penelitian di Dusun Pundung.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang maka rumusan masalah penelitiannya adalah

“Adakah pengaruh pemberian madu, labu siam, labu siam dan madu terhadap

tekanan darah penderita hipertensi primer di Dusun Pundung Nogotirto Gamping

Sleman Yogyakarta?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya pengaruh pemberian madu, labu siam, labu siam dan madu

terhadap tekanan darah penderita hipertensi primer di Dusun Pundung

Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta.


7

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya karakteristik responden; umur, jenis kelamin, pekerjaan,

dan pendidikan.

b. Diketahuinya tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah

diberikan madu pada penderita hipertensi primer di Dusun Pundung

Nogotirto Sleman Yogyakarta.

c. Diketahuinya tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah

diberikan labu siam pada penderita hipertensi primer di Dusun Pundung

Nogotirto Sleman Yogyakarta.

d. Diketahuinya tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah

diberikan labu siam dan madu pada penderita hipertensi primer di Dusun

Pundung Nogotirto Sleman Yogyakarta.

e. Diketahuinya perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik antara

kelompok madu, labu siam, labu siam dan madu setelah perlakuan.

f. Diaketahuinya perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik yang

signifikan antara kelompok madu dengan labu siam, kelompok madu

dengan kelompok labu siam dan madu, dan kelompok labu siam dengan

kelompok labu siam dan madu.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu keperawatan

Penelitian ini sebagai penambah khasanah keilmuan tentang masalah

kesehatan hipertensi terutama hipertensi primer, serta sebagai sumber bacaan


8

ilmiah dan memperluas pengetahuan bagi mahasiswa kesehatan khususnya

dalam mengatasi hipertensi dengan obat herbal/tradisional.

2. Bagi konsumen

a. Bagi penderita hipertensi

Penelitian ini sebagai media informasi untuk menambah pengetahuan

pada penderita dan memotifasi dalam memanfaatkan labu siam dan madu

dalam menurunkan tekanan darah tinggi.

b. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan membuat masyarakat bisa lebih memanfaatkan

labu siam dan madu sebagai obat alternatif alami dalam menurunkan

tekanan darah.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan rujukan untuk

penelitian selanjutnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Materi

Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup mata ajar Keperawatan Dewasa

yaitu studi komparasi efektivitas antara pemberian madu, labu siam, labu

siam dan madu terhadap tekanan darah penderita hipertensi primer di Dusun

Pundung Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta. Yang menjadi variabel

bebas pada penelitian ini adalah pemberian madu, labu siam, labu siam dan

madu. Sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah tekanan darah

penderita hipertensi primer.


9

2. Ruang Lingkup Responden

Yang menjadi responden penelitian ini adalah kelompok dewasa penuh

dengan umur antara 26-59 tahun tanpa perbedaan jenis kelamin yang

mempunyai hipertensi primer (esensial).

3. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini telah dilakukan mulai dari pembuatan proposal sampai hasil

penelitian membutuhkan waktu dari bulan September 2013 sampai dengan

bulan Februari 2014.

4. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini telah dilakukan di Dusun Pundung kelurahan Nogotirto

kecamatan Gamping kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta karena

ditemukan penderita hipertensi cukup banyak yaitu 30 orang. Pada saat

dilakukan wawancara dan pengukuran tekanan darah dengan warga Dusun

Pundung ditemukan penderita hipertensi hingga mengeluarkan darah

(mimisan). Saat ini masyarakat di Dusun Pundung masih tidak peduli dengan

pola hidup sehat dan cenderung mengabaikan pola makan yang baik.

F. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran kepustakaan peneliti ada beberapa penelitian

serupa tentang studi komparasi efektivitas pemberian madu, labu siam, labu siam

dan madu terhadap tekanan darah penderita hipertensi primer di Dusun Pundung

Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta, diantaranya:.

Penelitian yang dilakukan oleh Yuninda (2010) dengan judul “Pengaruh

Jus Labu Siam (Sechium Edule) Terhadap Tekanan Darah Wanita Dewasa”.
10

Penelitian ini menggunakan 30 orang responden wanita dewasa. Menggunakan

metode prospektif eksperimental dengan desain pre-test dan post-test. Data yang

diukur adalah tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah minum

jus labu siam selama 3 hari. Analisis data menggunakan uji t-test berpasangan.

dengan = 0,005. Hasil rata-rata tekanan darah sistolik hari pertama, kedua, dan

ketiga setelah minum jus labu siam mengalami penurunan sebesar 12,66 mmHg,

9,53 mmHg, dan 7,27 mmHg dibandingkan sebelum minum jus labu siam.

Sedangkan hasil rata-rata tekanan darah diastolik hari pertama, kedua, dan ketiga

setelah minum jus labu siam mengalami penurunan sebesar 5,66 mmHg, 3,4

mmHg, dan 2,99 mmHg dibandingkan sebelum minum jus labu siam.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah jus labu siam menurunkan tekanan darah.

Penelitian yang dilakukan Sudibyo (2010) dengan judul “Efek Jus Buah

Labu Siam (Sechium Edule Swartz) Terhadap Tekanan Darah Normal Laki-laki

Dewasa”. Penelitian ini menggunakan 22 orang responden laki-laki dewasa.

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratorium sungguhan,

menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif dengan

desain penelitian pre-test dan post-test. Analisis data dengan uji t-tes

berpasangan, = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan jus buah labu siam berefek

menurunkan tekanan darah normal laki laki dewasa dengan penurunan tekanan

darah yang sangat signifikan (p<0,01). Penurunan tekanan darah sistol 9,05 %

dan diastol 10,96 % berbeda signifikan (p<0,05). Simpulan perbedaan signifikan.

Penelitian yang dilakukan N. Yaghoobi et al. (2008) dengan judul

“Natural Honey and Cardiovascular Risk Factor; Effect on Blood Glucose,

Cholesterol, Triacylglycerol, CRP, and Body Weight Compared With Sucrose”.


11

Penelitian ini menggunakan responden usia antara 20 s.d 60 tahun dengan

kelompok kontrol sebanyak 17 dan kelompok eksperimen 38. Setiap kelompok

menerima 70 g madu selama 30 hari. Penelitian ini bersifat eksperimen

sungguhan dengan desain pre-test dan post-test. Analisis data dengan t-test

berpasangan dan independent t-test. Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi

penurunan berat badan (1,3%) dan lemak tubuh (1,1%). Madu menurunkan

kolesterol (3%). LDL-C 4,3%, triacylglycerol 19% dan CRP (C-Reactive

Protein) 3,3% (p<0.05). kesimpulannya adalah konsumsi madu alami

menurunkan faktor resiko jantung pada subyek dengan faktor resiko, dan tidak

menurunkan berat badan atau obesitas pada subyek penelitian.

Penelitian yang dilakukan Hussain et al. (2012) dengan judul “Randomize

Controlled Trial on The Effect of Tualang Honey and Hormonal Replacement

Therapy (HRT) on Cardiovascular Risk Factors, Hormonal Profile and Bone

Density Among Postmenopausal Women: A pilot Study.” Penelitian ini

menggunakan kelompok kontrol pada wanita menopause usia antara 45 s.d 60

tahun. Diberikan madu selama 4 bulan sebanyak 20 g perhari. Penelitian ini

menggunakan pre-test and pos-test design. Analisis data yang digunakan adalah

t-test berpasangan. Kesimpulan pada penelitian ini adalah tidak menunjukkan

efek pada wanita menopause dibuktikan dengan pemeriksaan tekanan darah,

indeks masa tubuh dan lingkar pinggang. Tidak ada perbedaan yang signifikan

dalam profil lipid, gula darah dan kepadatan tulang antara dua kelompok.

Adapun perbedaan pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

penelitian yang dilakukan oleh Yuninda (2010) yaitu pertama, metode penelitian

menggunakan Quasy Experimen. Kedua, variabel bebas menggunakan madu,


12

labu siam, dan labu siam dan madu. Ketiga, responden yang digunakan adalah

pada orang dewasa (26-59 tahun) baik laki-laki maupun perempuan yang

memiliki hipertensi primer. Keempat, teknik sampling yang digunakan adalah

Total Sampling. Kelima analisis statistik yang peneliti gunakan adalah uji One

Way Anova. Sedangkan persamaannya yaitu, pertama, pada variabel bebas

menggunakan labu siam dan variabel terikat menggunakan responden hipertensi.

Kedua, rancangan penelitian menggunakan one group pre-test – post-test Design.

Ketiga, analisis bivariate menggunakan dependent t-test.

Adapun perbedaan pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sudibyo (2010) yaitu pertama, metode penelitian

menggunakan Quasy Experimen. Kedua, variabel bebas menggunakan madu,

labu siam, labu siam dengan madu. Ketiga, teknik sampling yang digunakan

adalah Total Sampling. Keempat, responden yang digunakan orang dewasa umur

26-59 tahun dengan hipertensi primer. Kelima analisis statistik yang peneliti

gunakan adalah uji One Way Anova. Sedangkan persamaannya yaitu, pertama,

pada variabel bebas menggunakan labu siam dan variabel terikat menggunakan

responden hipertensi. Kedua, rancangan penelitian menggunakan one group pre-

test – post-test Design. Ketiga, analisis bivariate menggunakan dependent t-test.

Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan N. Yaghoobi et al. (2008)

dengan judul “Natural Honey and Cardiovascular Risk Factor; Effect on Blood

Glucose, Cholesterol, Triacylglycerol, CRP, and Body Weight Compared With

Sucrose” yaitu Yaitu pertama, menggunakan metode Quasy Experimen. Kedua,

variabel bebas menggunakan labu siam, labu siam dan madu, variabel terikat

pada faktor resiko jantung; pada glukosa darah, kolesterol, trigliserid, CRP, dan
13

berat badan. Ketiga, responden yang digunakan tidak ada kelompok kontrol, usia

antara 26 s.d 59 tahun. Keempat, analisis statistic menggunakan One Way Anova.

Sedangkan persamaannya yaitu, pertama, variabel bebas menggunakan madu.

Kedua, menggunakan desain pre-test dan post-test. Ketiga, analisis data

menggunakan t-test berpasangan dan independent t-test .

Adapun perbedaan pada penelitian yang dilakukan Hussain et al. (2012)

dengan judul “Randomize Controlled Trial on The Effect of Tualang Honey and

Hormonal Replacement Therapy (HRT) on Cardiovascular Risk Factors,

Hormonal Profile and Bone Density Among Postmenopausal Women: A pilot

Study.” Yaitu pertama, menggunakan metode Quasy Experimen. Kedua, variabel

bebas menggunakan labu siam, labu siam dan madu, variabel terikat pada faktor

resiko jantung, terapi pengganti hormone, dan kepadatan tulang pada wanita

menopause. Ketiga, responden yang digunakan usia antara 26 s.d 59 tahun.

Keempat, analisis statistic menggunakan One Way Anova. Sedangkan

persamaannya yaitu, pertama, variabel bebas menggunakan madu. Kedua,

menggunakan desain pre-test dan post-test. Ketiga, analisis data menggunakan

dependent t-test.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Tekanan Darah

a. Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri

saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Tekanan darah

merupakan perkalian curah jantung dan resistensi pembuluh darah perifer.

Tekanan darah merupakan tenaga yang diupayakan oleh darah untuk

melewati setiap unit dinding vaskuler (Udjianti, 2010).

b. Jenis Tekanan Darah

1) Tekanan darah sistolik

Tekanan darah sistolik yaitu tekanan darah dalam arteri saat

jantung berkontraksi. Tekanan sistolik terjadi saat menutupnya katup

mitral dan katup trikuspidalis. Kedua katup ini berkontraksi selama

atrium berkontraksi (Udjianti, 2010).

2) Tekanan darah diastolik

Tekanan darah diastolik adalah sisa tekanan dalam arteri saat

jantung beristirahat, yaitu ketika otot jantung berelaksasi sempurna.

Tekanan ini dinyatakan dalam bentuk angka pecahan. Tekanan darah

sistolik ditulis di atas sedangkan diastolik ditulis di bawah (Utami,

2009).

14
15

2. Hipertensi

a. Pengertian Hipertensi

Hipertensi merupakan kenaikan intermiten atau berlarut-larut

dalam tekanan darah diastolik maupun sistolik, yang muncul dalam dua

tipe utama, yaitu hipertensi esensial (juga disebut sebagai hipertensi

primer atau idiopatik, yang merupakan hipertensi paling umum) dan

hipertensi sekunder (yang disebabkan oleh penyakit ginjal atau penyebab

lain yang bisa diidentifikasi) (Williams & Wilkins, 2008).

Hipertensi adalah kondisi kronis semakin umum individu yang

hidup di negara-negara paling maju (Carrettero & Oparil, 2000;

Primatesta et al., 2001), dan dikaitkan dengan peningkatan risiko

kardiovaskular dan penyakit serebrovaskular (Sesso et al., 2000, Psaty et

al., 2001) (Donald & Alessandro, 2003).

Penurunan kecil tekanan darah dapat menyebabkan penurunan

secara signifikan insiden dan prevalensi hipertensi dalam populasi

(Hipertensi Prevention Trial Research Group, 1990), mengurangi angka

kematian dan morbiditas penyakit terkait tekanan darah tinggi (Joint

National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High

Blood Pressure, 1997, Sesso et al., 2000, Psaty et al., 2001). Tekanan

darah tinggi merupakan faktor risiko yang dapat diubah untuk penyakit

pembuluh darah (Donald & Alessandro, 2003).

b. Jenis Hipertensi

Terdapat dua jenis hipertensi yaitu :

1) Hipertensi essensial (primer)


16

Menurut Udjianti (2010), tipe ini terjadi pada sebagian besar

kasus tekanan darah tinggi sekitar 95%. Penyebabnya tidak diketahui,

walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti

kurang gerak (inaktifitas) dan pola makan. Beberapa faktor diduga

berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial sebagai berikut:

a) Genetik: keluarga yang mempunyai riwayat keluarga dengan

hipertensi, berisiko tinggi mendapatkan penyakit ini. Pada 70-80%

kasus hipertensi, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga.

b) Jenis kelamin dan usia: laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita

pasca menopause berisiko mengalami hipertensi. Pada usia lanjut,

dimana dinding arteri telah menebal dan kaku karena

arterosklerosis sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan

menyebabkan naiknya tekanan darah.

c) Diet: konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung

berhubungan dengan perkembangan hipertensi. Seseorang yang

mengidap penyakit hipertensi sebaiknya mengontrol diri dalam

mengonsumsi asin-asinan dan garam.

d) Berat badan: obesitas (>25% diatas berat badan ideal) dikaitkan

dengan perkembangannya hipertensi. Orang yang kelebihan berat

badan umumnya juga berisiko terkena hipertensi. Cara

penghitungan BMI (Body Mass Index) menurut William (2007)

yaitu sebagai berikut:

BMI = BB(kg) .
(TB (m))2
17

Klasifikasi BMI

BB kurang = <18,5 kg/m2

BB ideal = >18,5 kg/m2

BB berlebih = >25 kg/m2

Obesitas = >40 kg/m2

e) Gaya hidup: gaya hidup tidak sehat dapat meningkatkan tekanan

darah tinggi. Pola hidup yang buruk, jarang berolahraga, pola

makan yang buruk, merokok dan konsumsi alkohol dapat

meningkatkan tekanan darah.

2) Hipertensi sekunder

Menurut William (2007), tipe hipertensi ini lebih jarang terjadi

hanya sekitar 5% dari seluruh kasus tekanan darah tinggi. Berikut ini

pernyataan Udjianti (2010) mengenai beberapa kondisi yang menjadi

penyebab terjadinya hipertensi sekunder:

a) Penggunaan kontrasepsi

Oral kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menyebabkan

hipertensi melalui mekanisme renin-aldosteron-mediated volume

ezpansion. Dengan penghentian oral kontrasepsi, tekanan darah

normal kembali setelah beberapa bulan.

b) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal

Merupakan penyebab utama hipertensi sekunder.

Hipertensi renovaskuler berhubungan dengan penyempitan satu

atau lebih arteri besar yang secara langsung membawa darah ke

ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada klien dengan hipertensi

disebabkan oleh arterosklerosis atau fibrous dysplasia


18

(pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit parenkim

ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi dan perubahan struktur

serta fungsi ginjal.

c) Gangguan endokrin

Disfungsi medulla adrenal atau kortek adrenal dapat

menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenal-mediatedhipertensi

disebabkan kelebihan primer aldosterone, kortisol, dan

katekolamin. Pada aldosteronisme primer, kelebihan aldosterone

menyebabkan hipertensi dan hypokalemia. Pada sindrom

chausing, kelebihan glukokortikoid yang disekresi dari kortek

adrenal. Sindrom chausing mungkin disebabkan oleh hiperplasi

adrenokortikal atau adenoma adrenokortikal.

d) Koarktasio aorta

Merupakan penyempitan aorta kongenital yang mungkin

terjadi beberapa tingkat pada aorta torasik atau aorta abdominal.

Penyempitan menghambat aliran darah melalui lengkung aorta

dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah diatas area

konstriksi.

e) Neurogenik: tumor otak, encephalitis dan gangguan psikiatrik.

f) Kehamilan

g) Luka bakar

h) Penurunan volume intravaskuler


19

i) Merokok

Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin.

Peningkatan katekolamin menyebabkan iritabilitas miokardial,

meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan vasokonstriksi,

yang mana pada akhirnya meningkatkan tekanan darah.

c. Faktor Risiko Hipertensi

Menurut Stanley (2007), ada beberapa hal yang dapat

menyebabkan terjadinya hipertensi:

1) Faktor penyebab yang tidak dapat dikendalikan seperti.

a) Keturunan; seseorang akan memiliki kemungkinan besar untuk

mendapat hipertensi apabila orang tuanya adalah penderita

hipertensi.

b) Stress berat dan tak terkendali.

c) Jenis kelamin; pada dewasa muda dan paruh baya, hipertensi

banyak terjadi pada kaum pria. Namun pada usia diatas 55 tahun,

hipertensi banyak menyerang wanita (Junaidi, 2010). Wanita

pasca menopause memiliki risiko mengalami hipertensi lebih

besar dibandingkan laki-laki. Ini berkaitan dengan menurunnya

hormon estrogen pada wanita yang berkaitan dengan terjadinya

aterosklerosis sebagai salah satu faktor penyebab hipertensi.

d) Pemakaian pil kontrasepsi (KB) karena mengandung estrogen dan

progesterone yang berlebih.

2) Faktor penyebab yang dapat dikendalikan adalah gaya hidup seperti

obesitas, konsumsi garam, stress, merokok, kafein, kelainan pada

ginjal, alcohol. Obesitas mempunyai korelasi positif dengan


20

hipertensi. Meningkatnya berat badan normal relatif sebesar 10%

mengakibatkan tekanan darah 7 mmHg.

d. Klasifikasi Hipertensi

Menurut Shadine (2010) hipertensi dapat digolongkan sebagai berikut.

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi


Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah
Sistolik Diastolik
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium 3 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium 4 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
Sumber: National High Blood Pressure Education Program. NIH Pub No 93-1088,
Bethesda, Md., 1993 (Potter & Perry, 2005)

e. Komplikasi Hipertensi

Komplikasi dari hipertensi menurut Williams (2007):

1) Gagal jantung

Gagal jantung adalah suatu istilah untuk suatu keadaan dimana

secara progresif jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh

secara efisien. Jika fungsi semakin buruk, maka akan timbul tekanan

balik dalam sirkulasi yang menyebabkan kebocoran cairan dari

kapiler terkecil paru-paru. Hal ini menyebabkan sesak nafas dan

pembengkakan pada kaki.

2) Angina

Angina yaitu rasa tidak nyaman atau nyeri dada. Nyeri dapat

menjalar ke lengan, leher, rahang, punggung, atau perut. Rasa ini

timbul akibat otot jantung tidak mendapat cukup oksigen. Angina

biasanya dipicu oleh aktifitas fisik dan mereda dengan istirahat selama

10-15 menit.
21

3) Stroke

Hipertensi menyebabkan dua jenis stroke yaitu stroke iskemik

dan stroke hemoragik. Jenis stroke yang paling sering adalah stroke

iskemik. Stroke ini terjadi karena aliran darah dari arteri ke otak

terganggu dengan mekanisme yang mirip dengan gangguan aliran

darah di arteri koroner saat serangan jantung atau angina. Otak

menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi. Stroke hemoragik timbul

saat pembuluh darah di otak atau didekat otak pecah, penyebab

utamanya adalah tekanan darah tinggi yang persisten. Hal ini

menyebabkan darah meresap ke ruang diantara sel-sel otak.

4) Gagal ginjal

Gagal ginjal timbul bila kemampuan ginjal dalam membuang

zat sisa dan kelebihan air berkurang. Kondisi ini cenderung bertambah

buruk setiap tahunnya. Penyakit gagal ginjal kronik biasanya berakhir

dengan gagal ginjal stadium terminal. Ginjal secara intrinsik berperan

dalam pengaturan tekanan darah dan inilah sebabnya mengapa

tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit ginjal dan

demikian pula sebaliknya.

5) Gangguan sirkulasi

a) Tungkai

Penyakit arteri perifer adalah istilah medis untuk penyakit

yang menyerang arteri yang menyuplai darah ke tungkai.

Penyebab penyempitan arteri akan mengakibatkan aliran darah


22

berkurang sehingga menyebabkan nyeri pada tungkai kaki dan

akan mengakibatkan sulit berjalan.

b) Mata

Tekanan darah tinggi dapat mempersempit atau

menyumbat arteri di mata, sehingga menyebabkan kerusakan pada

retina. Keadaan ini biasa disebut sebagai penyakit vaskuler retina.

Penyakit ini bisa menyebabkan kebutaan dan merupakan indikator

awal penyakit jantung

f. Penatalaksanaan Hipertensi

1) Farmakologis

Menurut Junaidi (2010), pengobatan hipertensi bersifat long

term therapy. Beberapa tipe obat menurunkan tekanan darah seperti:

a) Diuretik

Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses

membuang garam dan air yang akan mengurangi volume cairan di

seluruh tubuh, juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah

sehingga menurunkan tekanan darah.

b) Penghambat Adrenergik

Golongan obat ini terdiri dari alfa-blocker, beta-blocker,

dan alfa-beta-blocker. Cara kerjanya menghambat efek system

saraf simpatis (sistem saraf yang dengan segera akan memberikan

respon terhadap stres atau keadaan mengancam dengan cara

meningkatkan tekanan darah) dan memperlambat pengeluaran

enzim renin yang dapat memproduksi angiotensin II yang

menyebabkan kontraksi arteri (meningkatkan tekanan darah).


23

Contoh obat-obatan penghambat adrenergik antara lain: atenolol,

propranolol.

Efek samping penggunaan obat yang sering terjadi

terutama beta-blocker adalah menurunnya kemampuan melakukan

aktivitas fisik berat, mudah lelah, keringat dingin pada telapak

tangan, sulit tidur (insomnia), cemas, peningkatan denyut jantung,

impotensi, hipoglikemik (kadar gula darah turun), serta

meningkatkan lemak.

c) Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACE-Inhibitor)

Penurunan tekanan darah dengan cara menghambat enzim

yang memproduksi angiotensin II menyebabkan penyempitan

arteri, serta merangsang pelepasan hormon aldosteron yang

bersifat menahan natrium dan air dalam tubuh. Selain itu,

penggunaan ACE-Inhibitor dapat mempertahankan kadar

bradikinin sehingga pembuluh darah melebar dan tekanan darah

menurun. Contoh obat-obatan ACE-Inhibitor: benazepril,

captopril, enalapril, fasinopril, lisinopril, moexipril, perindopril,

quinapril, ramipril, randolapril.

Efek samping ACE-Inhibitor sangat minimal, misalnya

batuk kering dan meningkatnya kadar kalium dalam darah

(hiperkalemi).

d) Angiotensin II Reseptor Blocker (ARB)

ARB menyebabkan penurunan tekanan darah dengan

mekanisme yang mirip dengan ACE-Inhibitor, yaitu dengan


24

menghambat kerja angiotensin II yang cukup efektif bagi

penderita hipertensi dengan gagal ginjal. Contoh obat-obatan ARB

adalah: candesartan, eprosartan, irbesartan, losartan, olmesartan,

telmisartan dan valsartan.

Efek samping penggunaan ARB adalah pusing, hidung

tersumbat, sakit pada kaki dan punggung, diare, serta sulit tidur.

2) Nonfarmakologis

a) Diet Hipertensi

Kandungan zat dalam menu makanan harus diperhatikan,

meliputi:

(1) Pola makan DASH dan Pengaturan Garam (Cahyono, 2008,

dalam Fitriani, 2012)

Dash-eating Plan (Dietary Approaches to Stop Hypertension

Eating Plan) atau pengaturan pola makan yang bertujuan

untuk mengendalikan hipertensi. Diet ini pada umumnya

untuk menatur pola makan dengan mengurangi asupan natrium

dan banyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, sereal,

biji-bijian, makanan rendah lemak, dan produk susu rendah

lemak. Makanan yang disarankan adalah makanan yang

banyak mengandung kalsium, magnesium dan kalium.

Penelitian DASH-Natrium yang dilakukan National Heart,

Lung and Blood Institute menunjukkan hasil yang bermakna.

Dengan membatasi asupan natrium, yaitu dengan mengurangi


25

konsumsi garam hanya sebanyak 1.500 mg per hari (2/3

sendok teh sehari) maka terjadi penurunan tekanan darah.

(2) Menurut Shadine (2010) kandungan kalium supplements 2-4

gram perhari dapat membantu penurunan tekanan darah,

kalium umumnya banyak didapati pada beberapa buah dan

sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung kalium dan baik

untuk dikonsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain

semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu

parang, mentimun, lidah buaya, seledri dan bawang putih.

Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 sangat

dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah.

b) Olahraga

Muhammadun (2010) olah raga yang dianjurkan bagi orang yang

berisiko tinggi terkena hipertensi adalah:

(1) Aerobik yang meliputi jalan santai, jogging, lari, bersepeda,

renang secara teratur.

(2) Olah raga rileks seperti yoga dan meditasi.

c) Penurunan berat badan dan perbaikan gaya hidup seperti

menghindari mengkonsumsi alkohol.

d) Terapi Herbal

Wijayakusuma (2007, dalam Fitriani, 2012) buah dan

sayuran merupakan sumber vitamin, mineral,serat dan zat-zat

berkhasiat lainnya yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan

dan kesehatan tubuh. Selain untuk meningkatkan kesehatan, buah

dan sayuran juga banyak dimanfaatkan untuk terapi pengobatan.


26

Kandungan mineral, vitamin karotenoid dan komponen lainnya

yang terdapat pada buah dan sayuran diantaranya berkhasiat

sebagai antioksidan untuk mencegah kanker, mengatasi gangguan

pencernaan, menurunkan kolesterol tinggi dan tekanan darah

tinggi.

Buah dan sayuran yang kaya K dapat menurunkan tekanan

darah dan meningkatkan fungsi pembuluh darah (Sarah et al.,

2010).

Diet pada sayur dan buah telah menunjukkan hubungan

yang konsisten dengan menurunkan risiko penyakit jantung

(Dauchet, 2006), dan direkomendasikan secara luas sebagai

fasilitas untuk menurunkan berat badan (Krauss et al., 1996,

dalam Svendsen et al., 2007).

Studi DASH, menunjukkan bahwa diet yang tinggi pada

sayuran dan buah, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan,

ikan dan lemak jenuh rendah secara total dikaitkan dengan sangat

penurunan yang signifikan dari tekanan 6 dan 3 mmHg sistolik

dan diastolik (Appel et al., 1997, dalam Svendsen et al., 2007).

3. Labu Siam (Sechium Edule)

Gambar 2.1 Labu Siam


27

Tanaman yang tumbuh merambat dan menjalar ini berasal dari

Amerika Selatan. Labu siam dapat tumbuh baik di daerah beriklim tropis

panas dan tidak dapat tumbuh di daerah kering apalagi daratan tinggi (Rizki,

2013).

a. Taksonomi Tumbuhan

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Violales

Famili : Cucurbitaceae (suku labu-labuan)

Genus : Sechium

Spesies : Sechium edule (Jacq.) Sw.

b. Nama Daerah

Labu jipang (Jawa Tengah)

Masnisah (Jawa Timur)

Waluh siam (Jawa Barat)

Gambas (Sunda)

Mentimun jepang (Manado)

(Rizki, 2013)

c. Nama Asing

Chayotte (Meksiko, Inggris)

(Rizki, 2013)
28

d. Deskripsi Tumbuhan

Tanaman labu siam memiliki daun yang berbentuk lekungan

tangan dan buah berbentuk genta. Batang labu siam lunak, beralur dengan

banyak cabang yang memiliki pembelit berbentuk spiral, kasap, dan

berwarna hijau. Buahnya berukuran lebih besar dari ukuran orang dewasa

dengan bentuk membulat ke bawah. Ada alur pada kulit luar yang agak

mirip dengan pembagian ruang dalam buah. Kulit bertonjolan tidak

teratur. Kulit buah tipis dengan daging yang tebal. Bila dikupas

kandungan getahnya keluar. Oleh karena itu, perlu direndam sebentar

dalam air sebelum dimasak. Ada juga yang merebus labu siam muda

langsung beserta kulitnya untuk dijadikan lalap (Admin, 2012).

e. Kandungan dan Manfaat

Nilai gizi labu siam per 100 gram adalah sebagai berikut.

Tabel 2.2 Kandungan zat gizi lengkap labu siam per 100 gram
Kandungan Gizi Labu Siam
Energy (kkal) 17
Protein (g) 0,82
Lemak (g) 0,13
Karbo Hidrat (g) 3,9
Serat (g) 1,7
Gula (g) 1,85
Kalsium (mg) 17
Besi (mg) 0,34
Magnesium (mg) 12
Fosfor (mg) 18
Kalium (mg) 125
Natrium (mg) 2
Vitamin C 7,7
Asam folat (mkg) 93
Sumber: Rizki (2013)
f. Efek Herbal

Selain kandungan gizi diatas menurut Rizki (2013) labu siam juga

memiliki senyawa aktif sebagai berikut :


29

1) Asam Folat

Asam folat adalah bagian dari vitamin B-Kompleks yang

berperan dalam sintesis purin, guanin, adenin, pirimidin dan timin,

yaitu senyawa yang digunakan dalam pembentukan DNA dan RNA.

Asam folat berguna dalam pembentukan sel darah merah dan sel

darah putih dalam sumsum tulang belakang dan untuk

pendewasaannya. Karena manfaatnya inilah suplementasi folat dapat

banyak menyembuhkan anemia pernisiosa, gejala gastrointestinal dan

gangguan saraf.

Asam folat juga penting bagi ibu hamil karena dapat

menurunkan risiko kelahiran bayi cacat. Asam folat yang rendah pada

ibu hamil dapat menyebabkan neural tube defects atau gangguan otak

serta berat lahir rendah. Asam folat terkandung dalam labu siam

adalah 93 mkg per 100 gram.

2) Kalium

Kalium adalah ion nermuatan positif yang dapat diabsorbsi

dengan mudah di usus halus dan dikeluarkan dalam bentuk ion

pengganti natrium melalui proses pertukaran di dalam ginjal. Proses

ini bermanfaat untuk menjaga keseimbangan cairan elektrolit dan

asam basa tubuh. Selain itu, kalium juga berperan sebagai katalisator

dalam metabolism energy sintesis, glikogen, dan protein.

Studi epidemiologis telah menunjukkan bahwa populasi atau

individu yang terbiasa dengan asupan K tinggi memiliki tingkat

tekanan darah lebih rendah (Langford, 1983; Intersalt Cooperative

Research Group, 1988) dan memiliki kejadian yang sangat rendah


30

hipertensi dan terkait penyakit pembuluh darah bila dibandingkan

dengan populasi atau individu memiliki asupan K rendah (Frisancho

et al., 1984) (Donald & Alessandro, 2003).

3) Niasin

Niasin biasa dikenal sebagai vitamin B3. Bentuk aktifnya yang

bernama niacinamide. Efek farmakodinamik sebagai vasodilator

perifer dalam menurunkan kadar kolesterol darah. Terkait dengan

proses ini, kandungan niasin dalam labu siam mampu menurunkan

produksi VLDL di dalam hati yaitu produksi LDL dan trigliserid yang

akan menurun sehingga dapat menurunkan kolesterol.

4) Flavonoid

Bagian daging labu siam mengandung flavonoid, saponin,

alkaloid dan tannin. Flavonoid tidak hanya ditemukan di bagian

daging buahnya, tetapi juga di dalam daun bersama saponin dan

polifenol. Ekstrak kulit labu siam atau yang disebut maserasi memiliki

efek hipoglikemik yang mekanismenya dapat menginduksikan

pembentukan metabolit aktif. Proses ini terjadi berkat peran aktif dari

flavonoid yang terkandung di dalamnya.

Selain manfaat dari kandungan senyawa aktif yang disebutkan

di atas, labu siam juga memiliki efek diuretik yang menyebabkan

kandungan garam dalam darah berkurang. Proses ini akan membantu

menyerap atau menahan air, sehingga meringankan kerja jantung

dalam memompa darah dan menurunkan tekanan darah. Selain itu,

efek diuretik ini dapat memperlancar pembuangan air kecil dan

mengeluarkan kelebihan asam urat dari dalam tubuh.


31

4. Madu

Gambar 2.2 Madu

a. Pengertian

Madu adalah makanan manis yang dibuat oleh lebah

menggunakan nektar dari bunga (Wikipedia, 2005).

b. Jenis-jenis madu

Jenis-jenis madu menurut Aden (2010) adalah sebagai berikut :

1) Madu mentah

Madu yang dibuat oleh lebah madu yang masih di dalam

sarang yang belum tersentuh oleh peternak madu.

2) Madu organik

Pemeliharaan lebah organik sangat berhati-hati dengan

peralatan perlebahan yang digunakan. Petani lebah yang

menghasilkan madu organik harus mengikuti seperangkat pedoman

untuk memastikan produk mereka aman dari segala bentuk polusi dan

kontaminasi.

Sedangkan jenis madu berdasarkan pembuatan diuraikan oleh

Rosita (2007, dalam Arfiani, 2011):


32

1) Madu monofloral

Madu yang memiliki rasa dan warna yang berbeda

tergantung asal nektar lebah penjaga membuat sarang khusus di

sekitar tempat tumbuh satu jenis bunga yang dipilih lebah. Pada

prakteknya karena lebah susah untuk mengambil nektar dari

bunga yang sejenis, lebah juga menambahkan nektar dari jenis

bunga yang lain.

2) Embun madu

Tidak diambil dari nektar bunga tapi berasal dari cairan

mirip madu yang berupa sekresi serangga lain atau dari getah

tanaman yang diserap serangga lain. Di Eropa embun madu cukup

popular terutama madu yang berasal dari hutan pinus yang

mengandung getah pinus dan digunakan sebagai obat.

c. Manfaat dan khasiat madu

Manfaat madu sebagai antibiotik alami diuraikan oleh Rosita

(2007, dalam Arfiani, 2011) yaitu :

1) Madu bekerja sebagai antibiotik alami yang mampu mengalahkan

bakteri mematikan.

2) Madu sangat asam yang tidak cocok untuk pertumbuhan bakteri.

3) Madu mengandung hydrogen peroksida sehingga merupakan

antiseptik yang luar biasa.

4) Proses osmosis di dalam madu membasmi bakteri.

5) Kekentalan madu karena sedikit mengandung air menghasilkan proses

osmosis, menyerap air dari bakteri pada luka dan luka bakar bagaikan

spons penyerap air.


33

6) Madu mengeringkan bakteri sehingga sulit tumbuh.

7) Khasiat madu diuraikan oleh Aden (2010) yaitu madu dapat di

konsumsi oleh segala tingkatan, dari masih janin hingga orang tua.

a) Janin : madu dapat memperkuat janin dalam kandungan.

b) Ibu hamil : madu dapat menjaga stamina dan kesehatan selama

mengandung bayi, dan membantu asupan gizi yang tinggi bagi

pertumbuhan janin yang sehat selama dalam kandungan.

c) Bayi : membantu perkembangan otak bayi karena setiap harinya

otak terus berkembang sampai dengan usia 5 tahun, untuk itu ia

membutuhkan gizi yang tinggi. Pertumbuhan dan perkembangan

otak sangat terkait dengan kecerdasan pikiran atau Intelligency

Quotion (IQ) dan kecerdasan mental atau Emotional Intelligency

(EQ).

d) Anak-anak : membantu agar nafsu makan meningkat (adanya

unsur vitamin B yang lengkap di dalam madu).

e) Remaja : khasiat madu pada masa remaja yaitu mengoptimalkan

pertumbuhan.

f) Dewasa : tingkat kelelahan dan pekerjaan yang menumpuk

mengakibatkan stress sehingga tubuh menjadi lemah dan mudah

terserang penyakit. Dalam hal ini para pekerja pabrik yang bekerja

seharian penuh tanpa zat gizi yang memadai rawan terjangkit

penyakit seperti thypus, radang, serta infeksi bakteri lainya. Maka

dalam hal ini madu adalah makanan tambahan terbaik.


34

g) Lanjut usia : madu adalah makanan terbaik yang sangat diperlukan

bagi manula, karena madu adalah sumber energi yang mempunyai

kandungan gizi yang dapat diserap langsung oleh tubuh, dimana

pada lansia organ pencernaan sudah mulai berkurang fungsinya.

d. Kandungan madu

Madu banyak mengandung mineral seperti natrium, kalsium,

magnesium, almunium, besi, fosfor dan kalium. Vitamin yang terdapat

dalam madu adalah thiamin (B1), riboflafin (B2), asam askorbat (C),

Piridoksin (B6), niasin, asam pantotenat, biotin, asam folat dan vitamin K.

Sedangkan enzim yang pentin adalah enzim diateze, invertase, glukose

osridase, peroksidase, dan lipase. Enzim diastase adalah enzim yang

mengubah karbohidrat komplek menjadi karbohidrat sederhana. Enzim

invertase adalah enzim yang memecah molekul sukrosa menjadi glukosa

dan fruktosa. Sedangkan enzim oksidase adalah enzim yang membantu

oksidasi glukosa menjadi asam perioksidase. Enzim perokside melakukan

proses oksidasi metabolisme. Semua zat tersebut berguna untuk proses

metabolisme tubuh (Suranto, 2004, dalam Arfiani 2011).

Tabel 2.4 Komposisi rata-rata gizi madu


Komposisi Presentasi (%)
Kelembaban (17,5 )
Fruktosa (38,4 )
Glukosa (30,3)
Sukrosa (1,3)
Maltosa (7,3)
Gula (1,4)
Asam sebagai gluconic (0,57)
Abu (0,169)
Nitrogen (0,041)
Ph (3,91)
Sumber: Aden (2010)
35

Menurut USDA Nutrient database madu mengandung nilai gizi per 100 g:

Tabel 2.5 Nilai Gizi Madu per 100 gr


Kandungan Gizi Takaran
Gula 82,12 g
Serat 0,2 g
Energi 304 Kkal
Karbohidrat 82,4 g
Lemak 0g
Protein 0,3 g
Asam Pantotenat (Vit. B5) 0,068 mg (1%)
Vitamin B 60,024 mg (2%)
Folat (Vit. B9) 2 mg (1%)
Air 17,10 g
Riboflavin (Vit. B2) 0,038 mg (3%)
Niacin (Vit. B3) 0,121 mg (1%)
Fosfor 4 mg (1%)
Potasium 52 mg (1%)
Vitamin C 0,5 mg (1%)
Kalsium 6 mg (1%)
Besi 0,42 mg (3%)
Magnesium 2 mg (1%)
Sodium 4 mg
Zinc 0,22 mg (2%)
Sumber: Rahmawati (2012).

e. Madu dan hipertensi

Madu adalah zat makanan yang mengandung aneka zat gizi seperti

karbohidrat, protein, asam amino, vitamin, mineral, dekstrin, pigmen

tumbuhan, dan komponen aromatik. Madu juga mengandung berbagai

mineral yang dibutuhkan oleh tubuh seperti: besi, tembaga, dan mangan,

disamping itu di dalam madu juga terkandung sejumlah kecil yodium dan

seng serta beberapa jenis hormon. Madu juga mempunyai komponen kimia

yang yang memiliki efek koligemik yang berfungsi untuk melancarkan

peredaran darah dan menurunkan tekanan darah (Aden, 2010). Yang

memberikan efek koligemik adalah asetil kolin yang terkandung dalam madu.

Madu mengandung 0,3-2,5 mg/kg kolin dan 0,06-5 mg/kg asetilkolin. Kolin

sangat penting untuk jantung dan fungsi otak serta untuk komposisi dan
36

perbaikan membran sel, sementara asetilkolin bertindak sebagai

neurotransmitter (Bogdanov et al., 2008).

Hipertensi selain karena diet tinggi garam, sering kali dikaitkan

dengan kolesterol dalam darah. Hasil penelitian dari Mashhad University of

Medical Science, Mashhad , Iran menunjukkan bahwa madu menyebabkan

penurunan ringan pada berat badan (1,3 %) dan lemak tubuh (1,1 %). Madu

mengurangi total kolesterol (3 %) , LDL - C (5,8), triacylglycerole (11 %),

GDP (4,2 %), dan CRP (3,2 %), dan peningkatan HDL - C (3,3 %) pada

subyek dengan nilai normal, sementara pada pasien dengan risiko tinggi,

madu menyebabkan penurunan kolesterol total sebesar 3,3 %, LDL - C

sebesar 4,3 %, triacylglycerole sebesar 19%, dan CRP sebesar 3,3 % (p <

0,05). Kesimpulannya, bahwa konsumsi madu alami mengurangi faktor risiko

kardiovaskular, terutama pada subyek dengan faktor risiko tinggi, dan tidak

meningkatkan berat badan pada subyek kelebihan berat badan atau obesitas

(Yaghoobi et al., 2008).

Kandungan potassium (Kalium) seperti halnya pada labu siam, dalam

aktivitas sehari-hari, membuat tubuh lebih segar, serta membantu pengiriman

oksigen ke otak. Secara langsung, kalium juga memicu kerja otot dan simpul

saraf. Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga

keseimbangan cairan-elektrolit dan keseimbangan asam basa. Selain itu,

bersama dengan kalsium (Ca) dan natrium (Na), kalium akan berperan dalam

transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot. Hampir sama dengan

natrium, kalium juga merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh

tubuh. Setiap kelebihan kalium yang terdapat di dalam tubuh akan


37

dikeluarkan melalui urin serta keringat Elektrolit utama yang berada di dalam

cairan ekstraselular (ECF) adalah elektrolit bermuatan negative yaitu klorida

(Cl) (Irawan, 2007).

f. Kajian Islam

Telah disebutkan dalam Al-Qur’an surat An-Nahl 68-69:

َ ُ ْ َ َّ َ َ َّ َ َ ً ُ ُ َ ْ َ َّ َ ْ َّ َ َ ُّ َ َ ْ َ َ
﴾٨٦﴿ْ‫الْبيوتاْو ِنوْالشج ِرْو ِمهاْيع ِرشون‬
ِ ‫ْاْلب‬
ِ ‫ْاَّت ِذيْ ِنو‬ ٰ ‫وأ ْو‬
ِ ‫َحْربكْ ِإَلْانلح ِلْأ ِن‬
ٌ ْ ُّ ٌ َ َ َ ُ ُ َْ ًُُ ُ ‫اسلُِك‬
َ ‫ْسبُ َل‬ ْ َ ُّ ُ َّ ُ
ْ‫اَْشابُّْمتَ ِلف‬‫ل ۚ َي ُر ُجْ ِنوْبطوىِه‬
ْ ‫ْر ّبِ ِكْذل‬ ِ ‫ْف‬‫ات‬
ِ
َ ‫وْكْاثلَّ َه‬
‫ر‬ ِ ِ ِ ‫ثم‬ ‫ن‬ ْ‫ْلُك‬
َ ُ َّ َ َ َ ْ َ ّ ً َ َ َ َ َّ َّ ّ ٌ َ ُُ ََْ
﴾٨٦﴿ْ‫اس ۚ ِإن ِِْفْذْٰلِكًََْْ ِلَوٍٍ ْيتفَّرون‬ ْ ِ ‫ْشفاءْ ِْللي‬ ِ ًِ ‫ألواىًْ ِفي‬
Yang artinya:
68. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di
bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat
manusia",
69. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah
jalan Tuhanmu yang Telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke
luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang memikirkan.
38

B. Kerangka Konsep

Pengobatan
Farmakologi
Hipertensi Tekanan
Efektif darah turun
- Laki-
laki/perempuan
- Dewasa (26-60 Tekanan
tahun) Pengobatan
darah tetap
- Tekanan darah Nonfarmakologi: Tidak
- Pemberian
≥140/90 mmHg Madu
Efektif
- Labu Siam Tekanan
- labu siam dan darah naik
madu

Faktor risiko yang tidak dapat diubah


Factor Genetik
Jenis Kelamin
Usia

Faktor risiko yang dapat diubah


Konsumsi obat anti hipertensi
Obesitas
Olahraga
Asupan garam
Alkohol
Merokok
Kadar kolesterol tinggi
Penyakit penyerta lain

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

: yang diteliti : arah hubungan

: variabel yang tidak diteliti : arah hubungan yang

tidak diteliti
39

Dari kerangka konsep yang digambarkan pada gambar 2.3 bahwa variabel

terikat, yaitu tekanan darah yang menunjukkan adanya peningkatan atau

penurunan setelah dilakukan perlakuan dengan pemberian madu, labu siam, labu

siam dan madu pada penderita hipertensi primer. Labu siam dan madu

mengandung zat-zat yang mempunyai efek diuretik, efek koligemik. Kandungan

niasin akan meningkatkan metabolisme lemak, sehingga meningkatkan elastisitas

pembuluh darah, sedangkan kalium mengatur ion dalam darah dan mengatur

cairan dalam darah sehingga mempengaruhi tekanan darah. Namun dalam

penelitian ini ada faktor pengganggu yang dapat mempengaruhi variabel bebas,

yaitu responden mengonsumsi obat anti hipertensi, usia responden, responden

mengonsumsi alkohol, buah-buahan, diet rendah garam, olahraga. Faktor

pengganggu ini apabila tidak dikendalikan dapat mempengaruhi penilaian dalam

hal ini tekanan darah.

C. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dapat dikemukakan hipotesis penelitian berikut:

1. Ada perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah pemberian madu pada

penderita hipertensi primer di Dusun Pundung Kelurahan Nogotirto

Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Yogyakarta.

2. Ada perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah pemberian labu siam pada

penderita hipertensi primer di Dusun Pundung Kelurahan Nogotirto

Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Yogyakarta.

3. Ada perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah pemberian labu siam dan

madu pada penderita hipertensi primer di Dusun Pundung Kelurahan

Nogotirto Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Yogyakarta.


40

4. Ada perbedaan tekanan darah sistolik dan atau diastolik yang signifikan

setelah perlakuan antara pemberian madu dengan labu siam, madu dengan

labu siam dan madu, labu siam dengan labu siam dan madu terhadap tekanan

darah pada penderita hipertensi primer di Dusun Pundung Kelurahan

Nogotirto Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Yogyakarta.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian quasy experiment design yaitu

penelitian yang tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi.

Disebut eksperimen semu karena belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan

eksperimen sebenarnya, karena variabel yang seharusnya dikontrol atau

dimanipulasi tidak atau sulit dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Adapun rancangan

pada penelitian ini menggunakan one group pre-test – post-test design yaitu

rancangan penelitian dengan cara melakukan satu kali pengukuran di depan (pre-

test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan

pengukuran lagi (post-test) (Riwidikdo, 2013).

Rancangan yang digunakan peneliti adalah quasy eksperimen karena

terdapat karakteristik responden yang tidak dapat dikontrol seperti genetik, stres,

pola konsumsi garam, kadar kolesterol tinggi. Pengukuran dilakukan sebelum

dan sesudah diberikan treatment (pre-test) dan sesudah diberikan treatment (post-

test). Menurut Notoatmodjo (2012) bentuk rancangan dapat digambarkan sebagai

berikut:

Pretest Perlakuan Postest

L 01 X 02
M 03 X 04
LM 05 X 06

Gambar 3.1 Desain Penelitian

41
42

Keterangan :

L : kelompok pemberian labu siam


M : kelompok pemberian madu
LM : kelompok pemberian labu siam dan madu
Kode 01 sebagai kelompok yang belum diberikan labu siam sebanyak 640

gr, sedangkan untuk kode 02 adalah kelompok eksperimen yang sudah diberikan

labu siam sebanyak 640 gr. Kode 03 adalah kelompok yang belum diberikan

madu sebanyak 20 ml, sedangkan kode 04 adalah kelompok eksperimen yang

sudah diberikan madu sebanyak 20 ml. Kode 05 adalah kelompok eksperimen

yang belum diberikan labu siam dan madu dengan perbandingan campuran madu

sebanyak 10 ml dan labu siam 320 gr, sedangkan kode 6 adalah kelompok

eksperimen yang sudah diberikan labu siam dan madu dengan perbandingan

campuran madu sebanyak 10 ml dan labu siam 320 gr.

B. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah

1. Variabel bebas (independent variable), yaitu pemberian madu, labu siam,

labu siam dan madu.

2. Variabel terikat (dependent variable) tekanan darah penderita hipertensi

primer.

3. Variabel Pengganggu

a. Konsumsi obat anti hipertensi

Telah dikendalikan dengan memilih responden yang tidak

menggunakan obat anti hipertensi seperti diuretik, penghambat adrenergik

(alfa-blocker, beta-blocker, dan alfa-beta-blocker), Angiotensin


43

Converting Enzyme Inhibitor (ACE-Inhibitor), Angiotensin II Reseptor

Blocker (ARB). Karena pemakaian obat anti hipertensi akan mempersulit

melihat pengaruh penurunan tekanan darah dari pemberian jus labu siam

dan madu. Untuk mengetahui responden mengonsumsi obat anti

hipertensi yaitu dengan cara mengisi kuesioner tentang konsumsi obat

anti hipertensi.

b. Usia

Usia telah dikendalikan dengan memilih responden dewasa

berusia antara 26 s.d 59 tahun dengan hipertensi. Penderita hipertensi

paling banyak adalah usia diatas 25 tahun.

c. Konsumsi Alkohol

Konsumsi alkohol telah dikendalikan dengan memilih responden

yang tidak mempunyai kebiasaan minum alkohol. Karena mengonsumsi

alkohol akan mempengaruhi tekanan darah. Pengendalian ini dilakukan

dengan cara mengisi kuesioner tentang kebiasaan kosnsumsi alkohol.

d. Obesitas

Obesitas telah dikendalikan dengan cara memilih responden yang

tidak masuk kriateria obesitas atau IMT <27 kg/m2.

e. Pola konsumsi garam

Pola konsumsi garam diabaikan karena setiap individu berbeda-

beda dalam mengonsumsi garam.

f. Olah raga

Olah raga telah diabaikan karena responden tidak melakukan olah

raga secara rutin. Karena olah raga secara rutin dengan batasan 3x

seminggu dapat mempengaruhi tekanan darah selama penelitian.


44

g. Merokok

Merokok telah dikendlikan dengan cara memilih responden yang

tidak merokok. Karena merokok merupakan salah satu penyebab

hipertensi.

h. Kadar kolesterol tinggi

Kolesterol tinggi telah diabaikan karena kadar kolesterol

seseorang berbeda-beda dan tidak dilakukan pengukuran.

i. Penyakit penyerta lain

Telah dikendalikan dengan memilih responden yang tidak

mengalami penyakit penyerta hipertensi seperti gangguan fungsi ginjal,

diabetes melitus. Karena penelitian ini memilih responden dengan

hipertensi primer. Pengendalian ini dilakukan dengan cara mengisi

kuesioner tentang penyakit lain yang diderita responden.

C. Hubungan Antar Variabel

Variabel bebas: Variabel terikat:

Pemberian madu, labu siam, labu Tekanan darah


siam dan madu
Variabel pengganggu
Diakendalikan
Usia
Alkohol
Merokok
Obesitas
Konsumsi obat anti hipertensi
Penyakit penyerta lain
Diabaikan
Pola konsumsi garam
Olah raga
Kadar kolesterol tinggi
Gambar 3.2 Skema Hubungan Antar Variabel
45

Keterangan:
: variabel yang diteliti
: variabel yang tidak diteliti
: arah hubungan yang diteliti
: arah hubungan yang tidak diteliti

Hubungan antar variabel yang bisa digambarkan dari penelitian ini adalah

terdapat hubungan antara variabel bebas (madu, labu siam, labu siam dan madu)

dengan variabel terikat (tekanan darah penderita hipertensi primer). Madu, labu

siam, labu siam dan madu dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah

penderita hipertensi. Terdapat variabel pengganggu yang dapat mempengaruhi

tekanan darah antara lain: Usia, alkohol, obesitas, merokok, konsumsi obat anti

hipertensi, penyakit penyerta lain (gangguan fungsi ginjal, diabetes melitus) yang

dapat dikendalikan, sedangkan pola konsumsi garam, olah raga, kadar kolesterol

tinggi diabaikan.

D. Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2010). Reliabilitas

menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik (Arikunto, 2010). Peneliti menggunakan Spigmomanometer digital dengan

merk Omron yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya yaitu terdaftar

DEPKES RI AKL 20501210190. Timbangan digital buah dengan standard no

CNBA015-Q ISO 9001 yang akan digunakan untuk menimbang labu siam.
46

E. Definisi Operasional

1. Penderita hipertensi

Yaitu seseorang yang mempunyai tekanan darah lebih dari atau sama

dengan 140/90 mmHg yang diperiksa dalam keadaan duduk. Skala data yang

digunakan adalah interval.

2. Tekanan darah penderita hipertensi

Hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian

madu, labu siam, labu siam dan madu dengan menggunakan tensimeter

digital. Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali, pertama pada hari ke-0

sebelum responden diberikan perlakuan pada pukul 06.15 dan kedua hari ke-5

setelah responden diberikan perlakuan pada pukul 19.00. Skala data yang

digunakan adalah interval.

3. Pemberian labu siam

Yaitu labu siam yang dibeli dari penjual sayur kemudian dikupas.

Untuk menghilangkan getahnya, labu siam yang sudah dibelah kemudian

digesek-gesekkan kemudian dicuci bersih. Selanjutnya, menghaluskan labu

siam sebanyak 640 gr dengan blender. Kemudian, diperas untuk diambil

sarinya. Sari labu siam ini diminum dua kali sehari pada jam 06.30-07.30

WIB sebelum makan pagi dengan dosis 320 gr labu siam dan sore pada jam

15.00 WIB dengan dosis 320 gr labu siam, diminum selama lima hari. Dalam

100 gr labu siam mengandung 125 mg kalium. Dengan mengkonsumsi 2000-

4000 mg kalium per hari dapat menurunkan tekanan darah (Shadine, 2010).

Dengan 640 g labu siam yang mengandung 800 mg kalium yang dikonsumsi

selama 5 hari (4000 mg kalium) akan dilihat hasilnya, apakah tekanan darah
47

mengalami penurunan atau cenderung tetap. Skala data yang digunakan

nominal. Dikategorikan sebagai kelompok yang diberikan labu siam.

4. Pemberian madu

Madu yang telah digunakan peneliti adalah madu asli dari jenis madu

monofloral yaitu madu kelengkeng yang didapatkan dari produsen madu.

Madu diberikan dua kali sehari sebanyak 10 ml pada jam 06.30-07.30 WIB

sebelum makan pagi, dan sebanyak 10 ml pada sore jam 15.00 WIB,

diminum selama lima hari. Madu memiliki efek koligemik yang berfungsi

melancarkan peredaran darah dan menurunkan tekanan darah. Skala data

yang digunakan adalah nominal. Dikategorikan sebagai kelompok yang

diberikan madu.

5. Pemberian labu siam dan madu

Labu siam 320 gr yang sudah diblender dan diambil sarinya dicampur

dengan madu 10 ml. Diberikan dua kali sehari pada jam 06.30-07.30 WIB

dengan dosis 160 gr labu siam ditambah madu 5 ml, sebelum makan pagi,

dan sore hari pada jam 15.00 WIB dengan dosis 160 gr labu siam ditambah

madu 5 ml, diminum selama lima hari. Dengan kalium sebanyak 400 mg dan

madu yang memiliki efek koligemik akan dilihat hasil tekanan darah setelah

pemberian selama 5 hari. Skala data yang digunakan adalah nominal.

Dikategorikan sebagai kelompok yang diberikan labu siam dan madu.

F. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh


48

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua orang

dewasa penuh baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki hipertensi

primer di Dusun Pundung Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta yaitu

sebanyak 30 orang pada bulan Oktober 2013.

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diharapkan dapat

mewakili atau representative populasi. Penelitian ini menggunakan teknik

total sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012). Untuk penelitian yang

sederhana jumlah anggota sampel masing-masing 10-20 orang (Sugiyono,

2012). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian ini adalah orang

dewasa penuh dengan usia antara 26 s.d 59 tahun yang menderita hipertensi

primer di Dusun Pundung Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta. Besar

sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu 30 responden yang

didistribusikan kedalam 3 kelompok, masing-masing kelompok 10 orang.

G. Alat dan Metode Pengumpulan Data

1. Alat dan bahan yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah :

a. Lembar pertanyaan tentang identitas subyek penelitian.

b. Spygnomanometer atau tensimeter jenis digital dengan merk Omron yang

terdaftar oleh DEPKES RI AKL 20501210190.

c. Lembar pemantauan tekanan darah: digunakan untuk memantau

perkembangan tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan


49

d. Neraca: digunakan untuk menimbang labu siam.

e. Madu, labu siam, labu siam dan madu: bahan yang akan diberikan

responden.

2. Metode Pengumpulan Data

Berikut ini adalah metode pengumpulan yang digunakan peneliti:

1) Mengambil sampel dengan kriteria yang sudah ditentukan

2) Merekrut empat asisten peneliti dengan kriteria :

a) Bersedia menjadi asisten.

b) Mengetahui materi tentang hipertensi.

c) Mampu mengukur tekanan darah.

d) Bersedia membagikan labu siam dan madu kepada responden.

e) Memastikan responden meminum sampai habis.

f) Menanyakan keluhan-keluhan yang terjadi selama proses

penelitian.

g) Melaporkan hasil kepada peneliti.

h) Melakukan pendekatan pada responden dan menjelaskan tujuan

penelitian (informed concern).

3) Melakukan pengukuran tekanan darah sebelum pemberian madu, labu

siam, labu siam dan madu.

4) Satu hari sekali peneliti menyediakan madu, labu siam, labu siam dan

madu untuk satu responden.

5) Memberikan madu, labu siam, dan labu siam dan madu serta melihat

bahwa responden benar-benar meminumnya.


50

6) Mengukur tekanan darah setelah 5 hari pemberian madu, labu siam,

labu siam dan madu.

H. Posedur Penelitian

1. Tahap perencanaan

a. Melakukan studi pendahuluan untuk menentukan judul dan tempat

penelitian sehingga didapatkan judul dan tempat penelitian yaitu studi

komparasi efektivitas pemberian madu, labu siam, labu siam dan madu

terhadap penderita hipertensi primer di Dusun Pundung Kelurahan

Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta.

b. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian dari menyusun proposal

sampai dengan laporan hasil penelitian. Dimana penelitian dilaksanakan

mulai bulan September 2013 sampai dengan Februari 2014 Melakukan

studi pustaka dan penyusunan proposal.

c. Menentukan variabel-variabel penelitian yaitu labu madu, labu siam, labu

siam dan madu sebagai variabel bebas dan penderita hipertensi primer

sebagai variabel terikat. Sedangkan variabel pengganggunya adalah

konsumsi obat anti hipertensi, merokok, mengkonsumsi alkohol, obesitas,

dan penyakit penyerta lain.

d. Merekrut asisten penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

asisten yang sesuai dengan kriteria yaitu yang dapat melakukan

pengukuran tekanan darah, bersedia membagikan madu, labu siam, labu

siam dan madu kepada responden dan bersedia menjadi asisten peneliti.

Asisten peneliti yang diperlukan sebanyak 4 orang.


51

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan peneliti akan:

a. Mengurus surat izin ke instansi terkait

b. Mengambil sampel dengan kriteria yang sudah ditentukan.

c. Peneliti bertemu responden untuk menjelaskan tujuan penelitian yang

akan dilakukan dan meminta kesedian menjadi subyek penelitian.

d. Peneliti mengukur tekanan darah sebelum diberikan perlakuan.

e. Peneliti menjelaskan manfaat dan efek samping dari madu, dan labu siam.

f. Peneliti memastikan responden meminum sampai habis.

g. Menanyakan keluhan-keluhan yang terjadi selama proses penelitian.

h. Peneliti mengajukan surat permohonan dan surat persetujuan menjadi

responden satu hari sebelum pelaksanaan.

i. Peneliti mengukur tekanan darah subyek peneliti sebelum diberikan

perlakuan pada pagi pukul 6.15 WIB dan setelah diberikan perlakuan

pada hari ke-lima pada pukul 19.00 WIB.

j. Pemberian labu siam, madu, labu siam dan madu akan diberikan pada

pagi hari sebelum sarapan yaitu pukul 6.30-7.30 WIB dan sore hari pada

pukul 15.00 WIB. Bahan akan diberikan selama lima hari. Dosis

pemberian labu siam yaitu 640 gr, dengan dosis pagi hari 320 gr dan sore

hari 320 gr. Dosis pemberian madu adalah 20 ml, dengan dosis pagi hari

10 ml dan sore 10 ml. Pemberian labu siam dan madu diberikan sebanyak

320 gr untuk labu siam dan 10 ml untuk madu. Dosis pada pagi hari yaitu

160 gr labu siam ditambah madu 5 ml, sedangkan pada sore hari 160 gr

labu siam ditambah madu 5 ml.


52

k. Setelah hari ke-lima, tekanan darah akan diperiksa menggunakan

sphygmomanometer pada pukul 19.00 WIB yaitu 3-4 jam setelah

pemberian.

3. Tahap evaluasi

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap evaluasi antara lain:

a. Berdasarkan tahap pelaksanaan di lapangan ternyata tidak sesuai dengan

tahap perencanaan. Pelaksanaan penelitian tidak bisa dilakukan secara

bersamaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan peneliti dalam

melaksanakan karena asisten peneliti yang hadir hanya 1 orang pada saat

penelitian. Pelaksanaan ini dilakukan pada tanggal 25 Desember 2013 –

30 september 2013. Responden yang didapatkan yaitu sebanyak 6 orang

yang diberikan madu, 4 orang diberikan labu siam, dan 3 orang diberikan

labu siam dan madu.

b. Pelaksanaan ke dua yaitu pada tanggal 7-11 Januari 2014 dengan

responden sebanyak 4 orang yang diberikan madu.

c. Pelaksanaan yang ke tiga yaitu tanggal 12-16 Januari 2014 dengan

responden yang diberikan labu siam sebanyak 6 orang, labu siam dan

madu 7 orang. Dengan dibantu asisten penelitian.

d. Dalam pelaksanaan tidak ditemukan hambatan yang berarti. Responden

bersedia dan merasa senang karena ada pemantauan kesehatan dan

diberikan obat herbal.


53

I. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Metode pengolahan data

Metode pengolahan data pada penelitian ini menggunakan analisis data

statistik parametrik.

Langkah-langkah pengolaan data ini antara lain (Sulistianingsih, 2010) :

a. Penyuntingan (Editing)

Editing adalah kegiatan memeriksa data, kelengkapan, kebenaran

pengisian data, keseragaman ukuran, keterbacaan tulisan dan konsistensi

data berdasarkan tujuan penelitian.

b. Pengkodean (Coding)

Koding adalah pemberian kode pada data yang berskala nominal dan

ordinal. Kodenya berbentuk angka/numerik/nomer, bukan symbol karena

hanya angka yang dapat diolah secara statistik dengan bantuan program

komputer.

c. Entri (Entry)

Data entri adalah memasukan data yang telah dikoding ke dalam program

komputer.

d. Tabulating (Tabulating)

Tabulating merupakan proses penyusunan data dalam bentuk tabel yaitu

meliputi tabel distribusi frekuensi dan tabel silang dengan menggunakan

bantuan program computer.

2. Analisis data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan


54

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain (Sugiyono, 2012).

Sebelum melakukan uji statistik parametris peneliti telah melakukan

uji normalitas data untuk menguji apakah sebaran data yang ada terdistribusi

normal atau tidak, yaitu dengan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov,

karena parametris mengisyaratkan bahwa data setiap variabel harus

terdistribusi normal (Riwidikdo, 2013).

Peneliti telah melakukan pengujian terhadap kesamaan (homogenitas)

beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya sampel-sampel yang

diambil dari populasi yang sama. Karena uji parametrik mengisyaratkan data

harus homogen. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan

uji statistik one way anova (Dahlan, 2013).

Untuk mengetahui karakteristik responden, maka uji analisis yang

digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariate (deskriptif) yaitu

dengan ukuran pusat (measures of central tendency). Analisis ini digunakan

untuk mengetahui distribusi frekuensi (umur, jenis, kelamin, pekerjaan, dan

pendidikan) dan persentase dari tiap variabel (Riwidikdo, 2013;

Notoatmodjo, 2012).

Untuk melihat perbedaan nilai rata-rata pre-test dan post test

pemberian madu, labu siam, labu siam dan madu peneliti menggunakan

analisis statistik bivariate dependent t-test. Dependent t-test yaitu uji statistik

parametrik untuk membandingkan rata-rata dari dua kelompok yang saling


55

berhubungan. Digunakan Dependent t-test karena hasil uji normalitas data

terdistribusi normal. Selanjutnya dilihat nilai Asym. Sig-nya. Apabila nilai

p<0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, yang berarti ada perbedaan

(Riwidikdo, 2013).

Peneliti menggunakan F-Test atau biasa disebut one way anova untuk

mengetahui perbedaan nilai rata-rata antara tiga kelompok dengan kelompok

lainnya. Digunakan uji statistik one way anova karena data terdistribusi

normal dengan skala data interval serta sebaran data homogen (Riwidikdo,

2013)

Selanjutnya hasil hitung Fo (F observasi) dibandingkan dengan F

tabel, jika harga Fo lebih besar dari harga Ft (F tabel) baik berdasarkan taraf

signifikansi 5% maupun 1% maka dengan p<0.01 maka Fo sangat signifikan.

Jika harga Fo≥Ft 1% maka Fo sangat signifikan, jika harga Fo≥Ft 5% maka

Fo signifikan, jika harga Fo≤Ft 5% maka Fo tidak signifikan. Dengan cara

tersebut maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada beda secara signifikan

antara rerata pre test dan post test (Arikunto, 2010).

J. Etika Penelitian

Wasis (2008), prinsip etik menurut ANA yang berkaitan dengan paran

perawat sebagai seorang peneliti adalah sebagai berikut etika penelitian yang

harus diperhatikan adalah:

1. Autonomy

Prinsip ini berkaitan dengan kebebasan seseorang dalam menentukan

nasibnya sendiri (independent). Hak untuk memilih apakah ia disertakan atau

tidak dalam suatu proyek penelitian dengan memberi persetujuannya atau


56

tidak memberi persetujuannya dalam informed consent setelah mendapatkan

keterangan yang jelas mengenai perlakuan dan dampak yang timbul pada

penelitian yang akan dilakukan (Wasis, 2008)

Peneliti telah memberikan kebebasan kepada responden untuk

bersedia atau tidak menjadi responden dengan cara memberikan lembar

persetujuan (informed consent) kepada responden setelah peneliti

memberikan penjelasan mengenai penelitian kepada responden.

2. Beneficence

Penelitian yang dilakukan dengan melibatkan seseorang sebagai

responden mengandung konsekuensi bahwa semuanya demi kebaikan, guna

mendapatkan suatu metode dan konsep yang baru untuk kebaikan bersama

(Wasis, 2008).

Dalam hal ini peneliti telah menjelaskan kepada responden bahwa

penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk pengembangan ilmu.

3. Nonmaleficiency

Penelitian yang akan dilakukan hendaknya tidak mengandung unsur

bahaya atau merugikan, apalagi sampai mengancam kehidupan (Wasis,

2008).

Berkaitan dengan hal ini, peneliti telah menjelaskan kepada responden

bahwa penelitian yang dilakukan tidak mengandung unsur bahaya atau

merugikan, apa lagi sampai mengancam kehidupan.

4. Confidentiality

Peneliti wajib merahasiakan data-data yang sudah dikumpulkan.

Sangat dianjurkan subjek penelitian tidak menyebutkan identitasnya. Apabila

sifat penelitian memang menuntut peneliti mengetahui identitas subyek maka


57

peneliti harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu serta menjaga

kerahasiaan dan melindungi jawaban tersebut (Wasis, 2008).

Berkaitan dengan hal ini maka peneliti merahasiakan data-data yang

sudah dikumpulkan. Dan peneliti tidak menyebutkan identitas responden.

Apabila data yang sudah terkumpul diperlukan untuk laporan hasil penelitian,

maka penelit akan meminta persetujuan terlebih dahulu serta menjaga

kerahasiaan dan melingdungi jawaban responden.

5. Veracity

Penelitian yang dilakukan hendaknya dijelaskan secara jujur tentang

manfaat dan efeknya, karena responden mempunyai hak untuk mengetahui

segala informasi (Wasis, 2008)

Berkaitan dengan hal ini peneliti telah menjelaskan secara jujur

tentang manfaat dan efeknya dari penelitian yang dilakukan.

6. Justice

Justice merupakan prinsip yang harus ada dalam penelitian yaitu

memperlakukan subjek penelitian dengan tidak membedakan dan

memberikan hak yang sama untuk diperlakukan secara adil (Wasis, 2008).

Peneliti telah melaksanakan prinsip justice (keadilan) dengan

memberikan madu dan labu siam dengan takaran yang sama.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan mulai 25 Desember 2013 sampai

dengan 16 Januari 2014 di dusun Pundung Nogotirto Gamping Sleman

Yogyakarta. responden penelitian sebanyak 30 orang yang terdiri dari masing-

masing 10 orang pada kelompok madu, 10 orang pada kelompok labu siam, dan

10 orang pada kelompok labu siam dan madu. Ada pun karakteristik responden

secara lengkap adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Kelompok Pemberian Madu, Labu Siam,


Labu Siam dan Madu Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di
Dusun Pundung Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta
Labu siam
Madu Labu Siam
Variabel dan Madu
F % f % F %
1. Usia
25-36 tahun 3 30,0 1 10,0 0 00,0
37-48 tahun 1 10,0 0 00,0 3 30,0
49-60 tahun 6 60,0 9 90,0 7 70,0
2. Jenis kelamin
Laki-laki 6 60,0 1 10,0 2 20,0
Perempuan 4 40,0 9 90,0 8 80,0
3. Pendidikan
Tidak sekolah 1 10,0 1 10,0 0 00,0
SD 3 30,0 7 70,0 5 50,0
SMP 2 20,0 1 10,0 1 10,0
SMA 4 40,0 1 10,0 3 30,0
Perguruan tinggi 0 00,0 0 00,0 1 10,0
4. Pekerjaan
Ibu rumah tangga 2 20,0 3 30,0 6 60,0
Wiraswasta 4 40,0 1 10,0 1 10,0
Buruh 1 10,0 3 30,0 1 10,0
Karyawan 1 10,0 1 10,0 1 10,0
Dagang 0 00,0 2 20,0 0 00,0
Guru 0 00,0 0 00,0 1 10,0
Petani 1 10,0 0 00,0 0 00,0
Tidak bekerja 1 10,0 0 00,0 0 00,0
Total 10 100 10 100 10 100
Keterangan : f = frekuensi % = persentase

58
59

Tabel 4.1 memperlihatkan data distribusi frekuensi karakteristik

responden yang meliputi; usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.

Berdasarkan karakteristik usia, perlakuan dengan madu yang paling

banyak adalah usia antara 49-60 tahun yaitu sebanyak 60%, labu siam 90%, labu

siam dan madu 70%.

Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, responden terbanyak adalah

perempuan yaitu 60% pada kelompok madu, 90% pada kelompok labu siam, dan

80% pada kelompok labu siam dan madu. Sedangkan responden yang paling

sedikit adalah laki-laki yaitu sebanyak 40% pada kelompok madu, 10% pada

kelompok labu siam, dan 20% pada kelompok labu siam dan madu.

Berdasarkan karateristik tingkat pendidikan yang terbanyak adalah

pendidikan SD yaitu pada kelompok madu 30%, kelompok labu siam 70%,

kelompok labu siam dan madu 50%. Sedangkan yang paling sedikit adalah

perguruan tinggi yaitu 10%.

Berdasarkan karakteristik jenis pekerjaan mayoritas adalah ibu rumah

tangga yaitu pada kelompok madu 20%, labu siam 30%, labu siam dan madu

60%. Yang paling sedikit adalah dagang, guru, petani dan tidak bekerja yaitu

sebanyak 10%.

a. Uji statistik

1) Hasil uji dependent t-test tekanan darah sistolik dan diastolik

Peneliti telah melakukan uji normalitas Kolmogorov-smirnov

terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik post test kelompok madu,

labu siam, labu siam dan madu. Hasil uji normalitas Kolmogorov-smirnov

menunjukkan p value kelompok madu pada tekanan darah sistolik sebesar


60

0,714, diastolik 0,477. Labu siam pada tekanan darah sistolik sebesar

0,998, diastolik 0,941. Labu siam dan madu pada tekanan darah sistolik

sebesar 0,791, diastolik 0,649, dengan taraf signifikansi p>0,05. Nilai p

value menunjukkan lebih dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

tekanan darah sistolik dan diastolik post test pada kelompok perlakuan

terdistribusi normal. Sehingga dapat dilakukan uji parametrik dependent

t-test. Adapun hasil uji dependent t-test secara lengkap sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Rata-Rata Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sistolik


dan Diastolik Sebelum Dan Setelah Diberikan Madu, Labu
Siam, Labu Siam dan Madu Di Dusun Pundung Nogotirto
Gamping Sleman Yogyakarta
Perbedaan
Variabel Kel. n Mean±S.E P
rerata
Tekanan darah 1 10 136±3,2 16,1 0,001
sistol pretest- 2 10 143±3,3 16,2 0,001
posttest 3 10 142±7,6 26,6 0,007
Tekanan darah 1 10 79±1,9 12 0,000
diastole pretest- 2 10 85±1,5 8,8 0,000
posttest 3 10 89±2,2 9,9 0,001
Keterangan:
n = jumlah kelompok S.E = standar eror
1 = kelompok madu mean = rata-rata
2 = kelompok labu siam p = probabilitas
3 = kelompok labu siam dan madu

Tabel 4.2 menyajikan hasil analisis uji t berpasangan. Tabel

tersebut terdiri atas kelompok perlakuan, jumlah kelompok, rerata

tekanan darah sesudah perlakuan, standard error, perbedaan rerata

tekanan darah setelah perlakuan dan nilai p.

Berdasarkan hasil tabel 4.2 menunjukkan bahwa uji t berpasangan

di atas mengindikasikan sebelum (pretest) dan setelah (post test) pada

kelompok yang diberikan madu didapatkan tekanan darah sistolik nilai p

value 0,001 dengan taraf signifikansi <0,05. Adapun pada tekanan darah
61

diastolik sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) pemberian memiliki

nilai p value 0,000 dengan taraf signifikansi <0,05. Uji t berpasangan

tekanan darah sistolik menunjukkan p value lebih kecil dari 0,05

(0,001<0,05), dan uji t berpasangan tekanan darah diastolik menunjukkan

p value lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05) maka Ha diterima. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa pemberian madu berpengaruh terhadap

penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi

di Dusun Pundung Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta. Nilai

significancy p<0,05, artinya terdapat perbedaan rerata tekanan darah

sistolik dan diastolik yang bermakna sebelum dan sesudah pemberian

madu.

Pada kelompok yang diberikan labu siam didapatkan tekanan

darah sistolik sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) nilai p value 0,001

dengan taraf signifikansi <0,05. Adapun pada tekanan darah diastolik

sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) pemberian memiliki nilai p value

0,000 dengan taraf signifikansi <0,05. Uji t berpasangan tekanan darah

sistolik menunjukkan p value lebih kecil dari 0,05 (0,001<0,05), dan uji t

berpasangan tekanan darah diastolik menunjukkan p value lebih kecil dari

0,05 (0,000<0,05) maka Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

pemberian labu siam berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah

sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi di Dusun Pundung

Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta. Nilai significancy p<0,05,

artinya terdapat perbedaan rerata tekanan darah sistolik dan diastolik yang

bermakna sebelum dan sesudah pemberian labu siam.


62

Pada kelompok yang diberikan labu siam dan madu didapatkan

tekanan darah sistolik sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) nilai p

value 0,007 dengan taraf signifikansi <0,05. Adapun pada tekanan darah

diastolik sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) pemberian memiliki

nilai p value 0,001 dengan taraf signifikansi <0,05. Uji t berpasangan

tekanan darah sistolik menunjukkan p value lebih kecil dari 0,05

(0,007<0,05), dan uji t berpasangan tekanan darah diastolik menunjukkan

p value lebih kecil dari 0,05 (0,001<0,05) maka Ha diterima. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa pemberian labu siam dan madu berpengaruh

terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita

hipertensi di Dusun Pundung Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta.

Nilai signifikansi p<0,05, artinya terdapat perbedaan rerata tekanan darah

sistolik dan diastolik yang bermakna sebelum dan sesudah pemberian

labu siam dan madu.

2) Hasil uji statistik uji one way anova

Peneliti telah melakukan uji normalitas Kolmogorov-smirnov

terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik post test kelompok madu,

labu siam, labu siam dan madu. Hasil uji normalitas Kolmogorov-smirnov

menunjukkan p value pada tekanan darah sistolik sebesar 0,575,

sedangkan diastolik yaitu 0,551 dengan taraf signifikansi >0,05. Nilai p

value menunjukkan lebih dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

tekanan darah sistolik dan diastolik post test pada kelompok perlakuan

terdistribusi normal.
63

Adapun peneliti telah melakukan uji homogenitas pada tekanan

darah sistolik dan diastolik post test yang bertujuan untuk menentukan

sebaran data yang sama (homogen). Didapatkan nilai p value tekanan

darah sistolik sebesar 0,839, sedangkan tekanan darah diastolik sebesar

0,520 dengan taraf sigmifikansi >0,05. Nilai p value menunjukkan lebih

besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan darah sistolik

dan diastolik post test pada kelompok perlakuan bervarian sama

(homogen). Sehingga dapat dilakukan uji parametrik one way anova.

Adapun hasil uji one way anova secara lengkap sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Perbedaan Rata-rata Tekanan Darah Sistolik


dan Diastolik Sebelum Dan Setelah Diberikan Madu, Labu
Siam, Labu Siam dan Madu Di Dusun Pundung Nogotirto
Gamping Sleman Yogyakarta
Perbedaan
Variabel Kel. N Mean±S.E P
rerata
Tekanan darah 1 10 136±5,4 16,1
sistol pretest- 2 10 143±5,6 16,2 0,599
posttest 3 10 142±5,4 26,6
Tekanan darah 1 10 79±1,5 12
diastol pretest- 2 10 85±2,5 8,8 0,009*
posttest 3 10 89±2,1 9,9
Keterangan: * = signifikan
n = jumlah kelompok S.E = standar eror
1 = kelompok madu mean = rata-rata
2 = kelompok labu siam p = probabilitas
3 = kelompok labu siam dan madu

Tabel 4.3 memperlihatkan hasil perbedaan rata-rata tekanan darah

sistolik dan diastolik sebelum dan setelah perlakuan.

Berdasarkan hasil uji statistik one way anova di atas menunjukkan

bahwa perbedaan tekanan darah sistolik post test antara pemberian madu,

labu siam, labu siam dan madu didapatkan p value 0,599 dengan taraf

signifikansi <0,05. Hasil uji statistik one way anova menunjukkan p value
64

lebih besar dari 0,05 (0,599>0,05) maka Ha ditolak. Nilai significancy

0,599 (p>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan penurunan

tekanan darah sistolik post test antara pemberian madu, labu siam, labu

siam dan madu terhadap tekanan darah sistolik penderita hipertensi

menunjukkan hasil perbedaan yang tidak bermakna.

Adapun tekanan darah diastolik post test antara pemberian madu,

labu siam, labu siam dan madu didapatkan nilai p value 0,009 dengan

taraf signifikansi 0,05. Hasil uji statistik one way anova menunjukkan p

value lebih kecil dari 0,05 (0,009<0,05). Nilai significancy 0,009

(p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan penurunan

tekanan darah diastolik post test antara pemberian madu, labu siam, labu

siam dan madu terhadap tekanan darah diastolik penderita hipertensi

menunjukkan hasil perbedaan yang bermakna. Dari hasil kebermaknaan

tersebut, maka dilanjutkan uji post hoc LSD yang bertujuan untuk

mengetahui pada kelompok manakah yang memiliki perbedaan yang

bermakna. Adapun hasil uji post hoc LSD adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 post hoc LSD Distribusi Perbedaan Tekanan Darah diastolik
Antar Kelompok Perlakuan Setelah Pemberian Madu, Labu
Siam, Labu Siam Dan Madu Di Dusun Pundung Nogotirto
Gamping Sleman Yogyakarta
Variabel N Pembanding Rerata±S.E P
Tekanan darah 10 1 VS 2 -5,9±2,9 0,053
diastole posttest 10 1 VS 3 -9,7±2,9 0,003*
10 2 VS 3 -3,8±2,9 0,204
Keterangan: * = signifikan
n = jumlah kelompok S.E = standar eror
1 = kelompok madu mean = rata-rata
2 = kelompok labu siam p = probabilitas
3 = kelompok labu siam dan madu
65

Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji post hoc LSD pada variabel

tekanan darah diastolik pada kelompok pemberian madu (1) dibandingkan

dengan kelompok pemberian labu siam (2) didapatkan hasil p value 0,053

dengan taraf signifikan 0,05. Hasil post hoc LSD menunjukkan nilai p

value lebih besar dari 0,05 (0,053>0,05). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa perbedaan penurunan tekanan darah diastolik antara kelompok

pemberian madu dengan kelompok pemberian labu siam menunjukkan

hasil perbedaan yang tidak bermakna.

Berbeda pada variabel tekanan darah diastolik pada kelompok

pemberian madu (1) dibandingkan dengan kelompok pemberian labu

siam dan madu (3) didapatkan hasil p value 0,003 dengan taraf signifikan

0,05. Hasil post hoc LSD menunjukkan nilai p value lebih kecil dari 0,05

(0,003<0,05). sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan penurunan

tekanan darah diastolik antara kelompok pemberian madu dengan

kelompok pemberian labu siam dan madu menunjukkan hasil perbedaan

yang bermakna.

Adapun pada variabel tekanan darah diastolik pada kelompok

pemberian labu siam (2) dibandingkan dengan kelompok pemberian labu

siam dan madu (3) didapatkan hasil p value 0,204 dengan taraf signifikan

0,05. Hasil post hoc LSD menunjukkan nilai p value lebih besar dari 0,05

(0,204>0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan penurunan

tekanan darah diastolik antara kelompok pemberian labu siam dengan

kelompok pemberian labu siam dan madu menunjukkan hasil perbedaan

yang tidak bermakna.


66

B. Pembahasan

Tekanan darah merupakan gaya atau dorongan darah ke dinding arteri

saat darah dipompa ke luar dari jantung ke seluruh tubuh (William, 2007).

Sedangkan tekanan darah sistolik yaitu sisa tekanan dalam arteri saat jantung

berkontraksi, yaitu ketika otot jantung berkontraksi sempurna. Tekanan darah

diastolik yaitu sisa tekanan dalam arteri saat jantung beristirahat,yaitu ketika otot

jantung berelaksasi sempurna (Utami, 2009).

Tekanan darah sistolik yaitu tekanan darah dalam arteri saat jantung

berkontraksi. Tekanan sistolik terjadi bila otot jantung berdenyut memompa

untuk mendorong darah keluar melalui arteri. Tekanan darah diastolik adalah saat

otot jantung beristirahat membiarkan darah kembali masuk ke jantung. Angka itu

menunjukkan berapa besar hambatan dari pembuluh darah terhadap aliran darah

balik ke jantung (Sustrani, Alam dan Hadibroto, 2006).

1. Karakteristik responden

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan sebagian besar penderita

hipertensi berumur antara 49-60 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan

teori bahwa semakin bertambahnya usia tekanan darah cenderung meningkat,

hal ini disebabkan karena hilangnya elastisitas jaringan dan arterisklerosis

pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah (Elisa, Nunung & Uken,

2009, dalam Arfiani, 2011). Setelah berumur 45 tahun, dinding arteri akan

mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada

lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan

menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkat karena kelenturan pembuluh

darah besar yang berkurang pada penambahan umur sampai decade ke tujuh
67

sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sampai decade ke lima dan ke

enam kemudian menetap atau cenderung menurun (Anggraini, 2009)

Tabel 4.1 menunjukkan pula bahwa responden sebagian besar berjenis

kelamin perempuan dan sebagian kecil berjenis kelamin laki-laki. Alasan

terjadinya perbedaan tekanan darah berdasarkan jenis kelamin belum

diketahui, namun diduga karena adanya penurunan hormon estrogen pada

wanita setelah mengalami menopouse. Dari survey kesehatan rumah tangga

(SKRT) tahun 2004, pada orang yang berusia 25 tahun ke atas menunjukkan

bahwa 27% laki-laki dan 29% perempuan menderita hipertensi (Akhmad,

2010, dalam Arfiani 2011). Kecenderungan wanita mengalami hipertensi

pada saat menopause akibat penurunan hormone estrogen. Menurunnya kadar

estrogen menimbulkan kecenderingan menurunnya kadar HDL,

meningkatkan LDL dan kolesterol dalam darah. Seiring dengan peningkatan

kolesterol dalam darah maka sangat rentan terjadinya aterosklerosis yang

menyumbat aliran darah sehingga terjadilah hipertensi (Wirakusumah, 2004).

Mayoritas responden berpendidikan SD. Mereka yang berpendidikan

tinggi umumnya perilakunya jauh berbeda dengan mereka yang

berpendidikan rendah. Hal tersebut didukung oleh penelitian Murti (2007)

yang menyatakan bahwa wanita yang berpendidikan SMP atau SMA

mempunyai risiko seperlima lebih kecil untuk mengalami hipertensi

dibandingkan dengan yang berpendidikan SD atau tidak bersekolah.

Mayoritas responden sebagai ibu rumah tangga, dimana ibu rumah

tangga jarang sekali beraktivitas atau berolah raga. Menurut Shadine (2010)

dimana tekanan darah tergantung pada aktivitas tubuh seperti berolahraga,


68

kegiatan rumah tangga, stres, rasa cemas, ataupun rasa takut. Istirahat akan

mempengaruhi tekanan darah sehingga akan kembali secara normal. Bagi

yang kurang mampu mentoleransi pekerjaan dan perubahan yang terjadi pada

dirinya akan menimbulkan stres yang akan berdampak pada peningkatan

tekanan darah.

2. Penurunan tekanan darah

Penurunan tekanan darah secara signifikan terjadi pada semua

kelompok perlakuan yaitu madu, labu siam, labu siam dan madu. Penurunan

tekanan darah terjadi pada tekanan darah sistolik dan diastolik. Hal ini terjadi

dimungkinkan karena madu memiliki komponen kimia yang yang memiliki

efek koligemik yang berfungsi untuk melancarkan peredaran darah dan

menurunkan tekanan darah (Aden, 2010). Yang memberikan efek koligemik

adalah asetil kolin yang terkandung dalam madu. Madu mengandung 0,3-2,5

mg/kg kolin dan 0,06-5 mg/kg asetil kolin. Kolin sangat penting untuk

jantung dan fungsi otak serta untuk komposisi dan perbaikan membran sel,

sementara asetilkolin bertindak sebagai neurotransmitter (Bogdanov et al.,

2008).

Penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik penelitian ini didukung

oleh penelitian Ilmu Kedokteran Universitas Teheran di Iran (2009) yang

menyebutkan bahwa pada madu ditemukan untuk kesehatan jantung dengan

meningkatkan sirkulasi darah, mencegah penyumbatan arteri. Madu dapat

mengurangi tingkat darah dari kolesterol jahat, Low Density Lipoprotein

(LDL) dan pada saat yang sama meningkatkan kadar kolesterol HDL yang
69

baik, dan dapat menghilangkan kolesterol dari dinding pembuluh darah dan

mencegah pembentukan plak (Rahmat, 2009).

Akan tetapi penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Hussain et al. (2012). Penelitian Hussain dilakukan untuk

mengetahui efek madu tualang dan terapi pengganti hormonal pada faktor

resiko jantung, hormone dan kepadatan tulang pada wanita menopause. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh dari hasil pemberian

madu tualang dibuktikan dengan pengukuran tekanan darah (Hussain, 2012).

Hal ini kemungkinan karena kecenderungan wanita mengalami hipertensi

pada saat menopause akibat penurunan hormone estrogen. Menurunnya kadar

estrogen menimbulkan kecenderingan menurunnya kadar HDL,

meningkatkan LDL dan kolesterol dalam darah. Seiring dengan peningkatan

kolesterol dalam darah maka sangat rentan terjadinya aterosklerosis yang

menyumbat aliran darah sehingga terjadilah hipertensi. Karena hal inilah

tekanan darah pada wanita menopause sulit diturunkan (Wirakusumah, 2004).

Sedangkan kandungan kalium dalam madu dan labu siam memicu

kerja otot dan simpul saraf. Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi

dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit dan keseimbangan asam basa.

Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca) dan natrium (Na), kalium akan

berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot (Irwan,

2007). Zat-zat inilah yang membuat tekanan darah sistolik dan diastolik

menurun.

Kandungan potassium (Kalium) memicu kerja otot dan simpul saraf.

Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga


70

keseimbangan cairan-elektrolit dan keseimbangan asam basa. Selain itu,

bersama dengan kalsium (Ca) dan natrium (Na), kalium akan berperan dalam

transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot (Irwan, 2007). Kalium

adalah ion bermuatan positif yang dapat diabsorbsi dengan mudah di usus

halus dan dikeluarkan dalam bentuk ion pengganti natrium melalui proses

pertukaran di dalam ginjal. Proses ini bermanfaat untuk menjaga

keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa tubuh (Rizki, 2013). Kalium

bekerja mengusir natrium dari senyawanya, sehingga lebih mudah

dikeluarkan (Sustrani, 2006).

Penurunan tekanan darah didukung oleh penelitian studi

epidemiologis yang telah menunjukkan bahwa populasi atau individu yang

terbiasa dengan asupan K tinggi memiliki tingkat tekanan darah lebih rendah

(Langford, 1983; Intersalt Cooperative Research Group, 1988) dan memiliki

kejadian yang sangat rendah hipertensi dan terkait penyakit pembuluh darah

bila dibandingkan dengan populasi atau individu memiliki asupan K rendah

(Frisancho et al., 1984) (Donald & Alessandro, 2003).

Selain manfaat dari kandungan senyawa aktif yang disebutkan di atas,

labu siam juga memiliki efek diuretik yang menyebabkan kandungan garam

dalam darah berkurang. Proses ini akan membantu menyerap atau menahan

air, sehingga meringankan kerja jantung dalam memompa darah dan

menurunkan tekanan darah. Selain itu, efek diuretik ini dapat memperlancar

pembuangan air kecil dan mengeluarkan kelebihan asam urat dari dalam

tubuh (Rizki, 2013).


71

Kalium (potassium) dalam dapat menurunkan tekanan darah sistolik

dan diastolik, hal ini didukung oleh penelitian Donald & Alessandro (2008)

bahwa pemberian suplemen potassium (kalium) selama 6 minggu didapatkan

nilai tekanan darah sistolik dan diastolik rata-rata setelah 6 minggu

pemberian sebesar 7,60 mmHg (0,001<0,05), dan diastolik sebesar 6,46

mmHg (0,001<0,05). penurunan ini dikaitkan dengan diet harian kalium yang

setara dengan lima porsi buah-buahan segar dan sayuran, hal ini mirip efek

terapi tunggal obat untuk hipertensi.

Tekanan darah sistolik menunjukkan penurunan yang signifikan pada

kelompok pemberian labu siam dan madu dibandingkan dengan kelompok

yang lain. Hal ini kemungkinan karena perpaduan antara labu siam dan madu

memiliki zat yang lebih kompleks sehingga dapat menurunkan tekanan darah

sistolik. Madu efek koligemik yang berfungsi untuk melancarkan peredaran

darah dan menurunkan tekanan darah (Aden, 2010). Yang memberikan efek

koligemik adalah asetil kolin yang terkandung dalam madu. Kolin sangat

penting untuk jantung dan fungsi otak serta untuk komposisi dan perbaikan

membran sel, sementara asetilkolin bertindak sebagai neurotransmitter

(Bogdanov et al., 2008). Selain itu madu memiliki 52 mg/100gr kalium

sedangkan labu siam memiliki kalium sebesar 125 mg/100gr, sehingga

kalium akan semakin bertambah. Dengan bertambahnya kadar kalium maka

efeknya pun juga akan bertambah. Kalium memicu kerja otot dan simpul

saraf. Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga

keseimbangan cairan-elektrolit dan keseimbangan asam basa. Selain itu,

bersama dengan kalsium (Ca) dan natrium (Na), kalium akan berperan dalam
72

transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot (Irwan, 2007). Selain

manfaat dari kandungan senyawa aktif yang disebutkan di atas, labu siam

juga memiliki efek diuretik yang menyebabkan kandungan garam dalam

darah berkurang. Proses ini akan membantu menyerap atau menahan air,

sehingga meringankan kerja jantung dalam memompa darah dan menurunkan

tekanan darah (Rizki, 2013). Karena perpaduan inilah yang membuat tekanan

darah sistolik menurun secara bermakna dibandingkan kelompok pemberian

madu, dan labu siam.

Tekanan darah diastolik pada pemberian madu menunjukkan lebih

bermakna dibandingkan dengan kelompok yang lain. Hal ini juga terbukti

pada penelitian Ilmu Kedokteran Universitas Teheran di Iran (2009) yang

menyebutkan bahwa pada madu ditemukan untuk kesehatan jantung dengan

meningkatkan sirkulasi darah, mencegah penyumbatan arteri. Madu dapat

mengurangi tingkat darah dari kolesterol jahat, Low Density Lipoprotein

(LDL) dan pada saat yang sama meningkatkan kadar kolesterol HDL yang

baik, dan dapat menghilangkan kolesterol dari dinding pembuluh darah dan

mencegah pembentukan plak (Rahmat, 2009).

Pada akhir diastolik, katup mitralis dan katup trikuspidalis antara

atrium dan ventrikel terbuka sedangkan katup aorta dan pulmonalis tertutup.

Darah mengalir ke jantung sepanjang diastolik, mengisi atrium dan ventrikel.

Itulah sebabnya mengapa tekanan darah sulit diturunkan. Jika tekanan darah

diastolik menurun maka volume darah di jantung berkurang sehingga pada

saat sistolik tekanan darah tidak bisa sampai ke pembuluh darah perifer, hal

itu memungkinkan komplikasi kerusakan di organ yang lain. Hal inilah yang
73

mungkin membuat tekanan darah diastolik kelompok yang lain berbeda selain

zat yang terkandung di dalamnya (Ganong, 2003). Madu efek koligemik yang

membuat pembuluh darah vasodilatasi dan melancarkan aliran darah yaitu

asetil kolin. Kolin sangat penting untuk jantung dan fungsi otak serta untuk

komposisi dan perbaikan membran sel, sementara asetilkolin bertindak

sebagai neurotransmitter. Hal ini tentunya lebih berpengaruh terhadap

tekanan darah dari pada kalium yang berfungsi sebagai penyeimbang asam-

basa, transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot (Bogdanov et al.,

2008, Irwan, 2007). Hal inilah yang membuat madu mengalami penurunan

yang lebih signifikan dibandingkan kelompok yang lain.

C. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini masih terdapat beberapa kekurangan, antara lain

1. Kontrol variabel tidak terlalu ketat

2. Tidak dilakukan kelompok kontrol

3. Pengukuran tekanan darah tidak dilakukan secara kontinyu

4. Jumlah responden penelitian yang kurang maksimal


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan

bahwa madu, labu siam, labu siam dan madu berpengaruh secara signifikan

terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi

antara kelompok pre-test dan post test, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Pada kelompok pemberian madu hasil pengukuran rata-rata tekanan darah

sistolik dan diastolik setelah lima hari pemberian mengalami penurunan yang

signifikan.

2. Pada kelompok pemberian labu siam hasil pengukuran rata-rata tekanan

darah sistolik dan diastolik setelah lima hari pemberian mengalami penurunan

yang signifikan.

3. Pada kelompok pemberian labu siam dan madu hasil pengukuran rata-rata

tekanan darah sistolik dan diastolik setelah lima hari pemberian mengalami

penurunan yang signifikan.

4. Perbedaan tekanan darah secara bermakna pada tekanan darah diastolik.

Perbedaan bermakna yaitu antara kelompok madu dengan labu siam dan

madu. Madu lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah diastolik.

74
75

B. Saran

1. Bagi konsumen

Diharapkan dari hasil penelitian ini penderita khususnya dan masyarakat pada

umumnya untuk dapat memanfaatkan madu dan atau labu siam sebagai obat

herbal alternatif untuk menurunkan tekanan darah.

2. Bagi peneliti berikutnya

Diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang berhubungan dengan

penelitian ini dengan menggunakan sampel lebih banyak, dan melakukan

pengukuran tekanan darah secara kontinyu serta menggunakan kelompok

kontrol sebagai pembanding.


DAFTAR PUSTAKA

Aden. (2010). Manfaat dan Khasiat Madu Keajaiban Sang Arsitek Alam.
Yogyakarta: Hanggar Kreator.
Admin. (2012). Budidaya labu siam yang menjanjikan dalam
http://epetani.deptan.go.id/, Diakses tanggal 20 Juni 2013.
Alessandro, Braschi dan Donald J, Naismith. (2008). The Effect of a Dietary
Supplement of Potassium Chloride or Potassium Citrate on Blood Pressure
in Predominantly normotensive volunteers, British Journal of Nutrition, 99,
1284-1292.
Almatsier, S. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Al-Qur’an dan terjemahan Surat An-Nahl 68-69.
Anggraini. (2009). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Pasien Yang Berobat Di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkenang,
Skripsi tidak dipublikasikan.
Arfiani, Rasti. (2011). Pengaruh Pemberian Seduhan Rosella dan Madu Terhadap
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di RW 1 Kelurahan Notoprajan
Ngampilan Yogyakarta, Skripsi tidak dipublikasikan. STIKES ‘Aisyiyah,
Yogyakarta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ed.revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bethesda. (2009). Gerakan Peduli Hipertensi dalam www.Strokebethesda.com,
diakses tanggal 2 Oktober 2013.
Bogdanov, S., Jurendic, T., Sieber, R., Gallmann, P. 2008. Honey for Nutrition and
Health, American Journal of the College of Nutrition, 27, 677-689.
Bustan, M.N. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Cahyono, J.B., Suharjo, B. (2008). Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Yogyakarta:
Kanwil Depkes.
Dahlan, M. S. (2013). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS,
edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
Depkes RI. (2013). Hipertensi penyebab kematian nomor tiga dalam
http://www.depkes.go.id, diakses tanggal 22 April 2013.
Donald J, Naismith dan Alessandro, Braschi. (2003). The Effect of Low-dose
Potassium Supplementation on Blood Pressure in Apparently Healthy
Volunteers, British Journal of Nutrition, 90, 53-60.

76
77

Farwati, A. (2012). Pemberian Buah Pepaya Terhadap Tekanan Darah Penderita


Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ngampilan Yogyakarta, Skripsi tidak
dipublikasikan. STIKES ‘Aisyiyah, Yogyakarta.
Haris, N. F. (2012). Pengaruh Pemberian Jus Wortel (Daucus Carota) Terhadap
Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi di Panti Sosial Tresna
Werdha (PSTW) Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta, Skripsi
tidak dipublikasikan. STIKES ‘Aisyiyah, Yogyakarta.
Ganong. (2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta: EGC
Hadi, S. (2004). Statistik Jilid 3, ed.2. Yogyakarta: Andi
Huda, (2011). RS Sardjito Yogya 'Banjir' Pasien Hipertensi dalam
http://jogja.tribunnews.com, diakses tanggal 9 Oktober 2013.
Hussain, Hazlina N., Sulaiman, Amrah, S., Hassan, Idiana, I., Abdul, A. K.,
Norhayati M. N., Bahari. S. I., Husniati. L. Y., Rahimah, Z., Nazlah S. S.,
Juhara. H., Kamarul, I. M. 2012. Randomized Controlled Trial on the Effect
of Tualang Honey and Hormonal Replacement Therapy (HRT) on
Cardiovascular Risk Factor, Hormonal Profile and Bone Density Among
Postmenopausal Women, 171-188.
Irawan, A. M. (2007). Cairan Tubuh Elektrolit dan Mineral, Polton Sports Science
and Performance Lab dalam http://www.pssplab.com, diakses tanggal 19
Oktober 2013.
Junaidi, I. (2010). Hipertensi Pengenalan Pencegahan dan Pengobatan. Jakarta: PT.
Bhuana Ilmu Populer.
M, Svendsen., R, Blomhoff., I, Holme and S, Tonstad. (2007). The Effect of an Increase
intake of vegetables and fruit on weight loss, blood pressure and antioxidant
defense in subjects with sleep related breathing disorder, European Journal
of Clinical Nutrition, 61, 1301-1311.
Mahdiana, Ratna. (2010). Mencegah Penyakit Kronis Sejak Dini. Yogyakarta: Tora
Book.
Markum. (2009). Pengaruh Pola Tekanan Darah Dalam 24 Jam Terhadap Morbiditas
dan Mortalitas Kardiovaskuler dalam http://www.jantunghipertensi.com,
diakses tanggal 22 April 2013.
Martuti. (2009). Merawat dan Menyembuhkan Hipertensi. Yogyakarta: Kreasi
Wacana.
Muhammadun. (2010). Hidup Bersama Hipertensi. Yogyakarta: In-Books.
Murti. (2007). Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Hipeertensi Wanita di
Kabupaten Sukoharjo dalam http://leonard.files.wordpress.com, diakses
tanggal 29 Januari 2014.
78

N, Yaghoobi, Al-Waili, N., M. Ghayour-Mobarhan, S.M.R. Parizadeh, Z. Abasalti,


Z. Yaghoobi, F. Yaghoobi, H., Esmaeili, S.M.R., Kazemi B. R., Khelod Y.
A., Saloom, and G.A.A. Ferns. (2008). Natural Honey and Cardiovascular
Risk Factor; Effect on Blood Glucose, Cholesterol, Triacylglycerol, CRP, and
Body Weight Compare with Sucrose, the Scientific World Journal, 8, 463-
469.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan, ed.revisi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Palmer, Anna & Williams, dan Bryan. (2007). Simple Guide Tekanan Darah Tinggi.
Jakarta: Erlangga.
Potter dan Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, Dan
Praktik edisi 4. Jakarta: EGC.
Priantono, H. (2010). Labu Siam Redam Hipertensi dalam
http://kesehatan.kompas.com, diakses tanggal 22 April 2013.
Rahmat K., R. (2009). Honey a Medicine Therapeutic Effect of Honey on Diabetics
and-Heart Disease dalam http://www.apitradeafrica.org/news, diakses tanggal
12 Desember 2013.

Rahmawati, A. (2012). Manfaat Madu dalam http://www.sahabatsehat.info, diakses


tanggal 23 April 2013.
Riwidikdo, H. (2013). Statistik Kesehatan (Dengan Aplikasi SPSS Dalam Prosedur
Penelitian). Yogyakarta: Rohima Press.
Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Rizki, F. (2013). The Miracle of Vegetables. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Sarah E. B., Umme, Z., Philip, J. M., Chowienczyk and A. B. Sanders, T. (2010).
Increase Potassium Intake From Fruit And Vegetables Or Supplements Does
Not Lower Blood Pressure Or Improve Vascular Function In UK Men and
Women With Early Hipertension, British Journal of Nutrition, 104, 1839-
1847.
Shadine, M. (2010). Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke dan Serangan
Jantung. Jakarta: Keen Book.
Soesetyo J., B. (2003). Ilmu Penyakit Jantung. Surabaya: Airlangga University Press.
Stanley, M. (2007). Buku Ajar Keperawatan Dewasa, ed.2. Jakarta: EGC.
Sudibyo, A. (2010). Efek Jus Buah Labu Siam (Sechium edule Swartz.) Terhadap
Tekanan Darah Normal Laki-Laki Dewasa dalam
http://repository.maranatha.edu, diakses pada 25 April 2013.
79

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, cet.17.


Bandung: Alfabeta.
Sulistianingsih. (2010). Metodologi Penelitian Kebidanan.Yogyakarta: Stikes
‘Aisyiyah.
Sustrani, L., Alam, S. & Hadibroto, I. (2006). Hipertensi, Vita Health Informasi
Lengkap untuk Penderita dan Keluarganya. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Syafitri, M. (2012). Dahsyatnya Khasiat Jus Untuk Darah Tinggi. Jakarta: Dunia
Sehat.
Syahrani, E. (2013). Wah Ribuan Anak Muda Jogja Terserang Tekanan Darah
Tinggi dalam http://www.harianjogja.com, diakses tanggal 11 Desember
2013.
Udjianti. (2010). Keperawatan Kardio Vaskuler. Jakarta:Salemba Medika.
Utami. (2009). Solusi Sehat Mengatasi Hipertensi. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC.
Widiyani, R. (2013). penderita hipertensi terus meningkat dalam
http://health.kompas.com, diakses tanggal 22 April 2013.
Wikipedia. 2005. Honey dalam http://en.wikipedia.org, diakses tanggal 12 Desember
2013.
William. (2007). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga.
Williams, Lipponcott dan Wilkins. (2008). Nursing: Memahami Berbagai Macam
Penyakit. Jakarta: PT Indeks.
Wirakusumah, E. (2004). Tips dan Solusi Gizi Agar Tetap Sehat, Cantik dan
Bahagia di Masa Menopouse Dengan Terapi Ekstrogen Alami. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Yuninda, E. (2010). Pengaruh Jus Labu Siam (Sechium edule) Terhadap Tekanan
Darah Wanita Dewasa dalam http://repository.maranatha.edu, diakses
tanggal 25 April 2013. Universitas Maranatha, Bandung
LAMPIRAN
Lampiran 1

TIME SCHEDULE PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

No Jadwal Kegiatan Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur
2 Studi Pendahuluan
3 Penyusunan proposal
Penelitian
Penyusunan BAB I
Penyusunan BAB II
Penyusunan BAB III
4 Seminar Proposal
5 Ujian Proposal
6 Revisi Proposal
7 Pelaksanaan
Penelitian
8 Penyusunan Laporan
Penelitian
9 Ujian Skripsi
10 Revisi dan Penjilidan
11 Pengumpulan Skripsi
Lampiran 5

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth

Warga Masyarakat Dukuh Pundung

Assalamu‟alaikum wr.wb

Dengan hormat saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Heri Puspito

NIM :201010201101

Pembimbing : Ruhyana, S.Kep., Ns., MAN

Adalah mahasiswa program studi ilmu keperawatan STIKES „Aisyiyah


Yogyakarta yang akan mengadakan penelitian yang berjudul “Study Komparasi
Efektivitas Antara Pemberian Madu, Labu Siam, Labu Siam Dan Madu Terhadap
Tekanan Darah Penderita Hipertensi Primer di Dusun Pundung Nogotirto Gamping
Sleman Yogyakarta”. Sehubungan dengan hal tersebut, saya mengharapkan
kesediaan Bapak/Ibu warga masyarakat dusun Pundung Nogotirto Gamping Sleman
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai responden. Kerahasiaan
informasiyang diberikan akan dijaga dan hanya untuk kepentingan penelitian saja.

Apabila Bapak/Ibu menyetujui saya mohon kesediaan untuk menandatangani


lembar persetujuan yang tersedia. Atas perhatian dan kesediaan kerjasama, saya
ucapkan terimakasih.

Wassalamu‟alaikum wr.wb

Yogyakarta, November 2013

Peneliti

(…………….)
Lampiran 6

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Assalamualaikum Wr. Wb

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan dari Heri Puspito (Mahasiswa Program Studi


Ilmu Keperawatan STIKES „Aisyiyah Yogyakarta) tentang penelitian yang berjudul
“Study Komparasi Efektivitas Antara Pemberian Madu, Labu Siam, Labu Siam Dan
Madu Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi Primer di Dusun Pundung
Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta”. Dengan ini saya menyatakan bersedia
menjadi responden dan ikut berpartisipasi dalam penelitian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Yogyakarta, September 2013

Responden,

(……………)
Lampiran 7

SURAT PERMOHONAN MENJADI ASISTEN PENELITIAN

Kepada Yth,
Saudara/i
Di tempat
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan hormat, saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES „Aisyiyah Yogyakarta:

Nama : Heri Puspito


NIM : 201010201101
Pembimbing : Ruhyana, S.Kep., Ns., MAN

Bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Study Komparasi


Efektivitas Antara Pemberian Madu, Labu Siam, Labu Siam Dan Madu Terhadap
Tekanan Darah Penderita Hipertensi Primer di Dusun Pundung Nogotirto Gamping
Sleman Yogyakarta”. Dengan ini saya mohon kesediaan saudara/I untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai asisten peneliti.
Atas kesediaan dan partisipasi saudara/i untuk menjadi asisten peneliti, saya
ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Yogyakarta, September 2013


Peneliti

(………………)
Lampiran 8

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI ASISTEN PENELITI

Assalamualaikum Wr.Wb

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Pendidikan :

Alamat :

Setelah diberikan penjelasan dan saya memahami tentang peran serta saya
dalam penelitian ini. Dengan ini saya menyatakan bahwa, saya bersedia menjadi
asisten peneliti dalam membantu penelitian tentang “Study Komparasi Efektivitas
Antara Pemberian Madu, Labu Siam, Labu Siam Dan Madu Terhadap Tekanan
Darah Penderita Hipertensi Primer di Dusun Pundung Nogotirto Gamping Sleman
Yogyakarta”, oleh:

Nama : Heri Puspito

NIM : 201010201101

Pendidikan : Mahasiswa STIKES „Aisyiyah Yogyakarta

Demikian surat persetujuan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana


mestinya.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Yogyakarta, September 2013


Peneliti Asisten

(…………….) (…………)
Lampiran 9

DATA RESPONDEN
A. Data demografi

1. Tanggal :

2. Inisial :

3. TTL (tgl/bln/thn :

4. Jenis Kelamin : L/P*

5. Pendidikan : tidak sekolah/SD/SMP/SMA/Perguruan tinggi*

B. Data klinik

1. Diisi oleh peneliti

a. Berat badan : kg

b. Tinggi badan : cm

c. BMI :

d. Tekanan Darah Sistolik : mmHg

e. Tekanan Darah Diastolik : mmHg

Lingkari jawaban anda pada kata yang bertanda (*)


Lampiran 10

Data Umum Responden


Kelompok Madu
TD pre TD Post
No Initial Jk Umur RT Pendidikan Pekerjaan IMT
Sistole Diastole Sistole Diastole
1 FL L 27 06 SMA Wiraswasta 18,6 155 91 120 80
2 H L 26 06 SMA Tidak 20,4 142 90 122 75
bekerja
3 N P 26 08 SMA Ibu rumah 23,4 143 90 122 70
tangga
4 W P 54 06 SD Petani 24,97 150 90 120 75
5 S L 55 07 SD Wiraswasta 16,8 178 81 170 81
6 H L 56 05 SMP Buruh 20,76 140 100 135 86
7 S P 39 07 SMP Karyawan 17,1 142 100 135 80
8 D L 56 05 SD Wiraswasta 16,8 145 90 135 85
9 N L 56 05 SMA Wiraswasta 23 150 90 140 80
10 S P 55 08 Tidak Ibu rumah 25,7 175 90 160 80
sekolah tangga

Kelompok Labu Siam


TD pre TD Post
No Initial Jk Umur RT Pendidikan Pekerjaan IMT
Sistole Diastole Sistole Diastole
1 H P 53 08 SD IRT 21,4 166 95 154 87
2 W P 54 08 SD IRT 21,2 140 90 137 90
3 S P 52 06 SD IRT 18,7 164 85 160 70
4 M P 49 08 SD Wiraswasta 24 148 102 113 89
5 J P 59 08 Tidak Dagang 26,15 170 90 140 80
Sekolah
6 S P 56 05 SD Dagang 23,7 190 110 170 100
7 P P 59 07 SD Buruh 18,7 165 90 156 85
8 S L 56 07 SMP Karyawan 23,4 165 92 148 82
9 S P 55 06 SD Buruh 19 146 91 135 88
10 S P 34 06 SMA Buruh 18,7 142 94 121 80

Kelompok Labu Siam dan Madu


TD pre TD Post
No Initial Jk Umur RT Pendidikan Pekerjaan IMT
Sistole Diastole Sistole Diastole
1 U P 45 05 SD IRT 18,3 188 112 142 90
2 M P 50 07 SD IRT 21,4 222 102 140 81
3 D P 54 08 SD Wiraswasta 17,6 222 115 184 102
4 SJ P 56 08 SD IRT 20,8 145 95 140 90
5 US L 53 08 SMA Karyawan 26,3 175 95 152 90
6 D P 56 08 SD IRT 25,4 150 100 146 96
7 N L 37 07 SMP Buruh 21 146 92 130 81
8 DS P 54 07 DI/DII Guru 19,2 145 90 126 86
9 T P 49 05 SMA IRT 19,4 140 90 135 84
10 TN P 44 07 SMA IRT 20,8 152 97 124 89
Lampiran 11

DUMMY TABLE
Kelompok Madu
Tekanan Darah (mmHg)
No Initial
Sebelum Setelah
1 FL 155 91 120 80
2 H 142 90 122 75
3 N 143 90 122 70
4 W 150 90 120 75
5 S 178 81 170 81
6 H 140 100 135 86
7 S 142 100 135 80
8 D 145 90 135 85
9 N 150 90 140 80
10 S 175 90 160 80

Kelompok Labu Siam


Tekanan Darah (mmHg)
No Initial
Sebelum Setelah
1 H 166 95 154 87
2 W 140 90 137 90
3 S 164 85 160 70
4 M 148 102 113 89
5 J 170 90 140 80
6 S 190 110 170 100
7 P 165 90 156 85
8 S 165 92 148 82
9 S 146 91 135 88
10 S 142 94 121 80

Kelompok Labu Siam dan Madu


Tekanan Darah (mmHg)
No Initial
Sebelum Setelah
1 U 188 112 142 90
2 M 222 102 140 81
3 D 222 115 184 102
4 SJ 145 95 140 90
5 US 175 95 152 90
6 D 150 100 146 96
7 N 146 92 130 81
8 DS 145 90 126 86
9 T 140 90 135 84
10 TN 152 97 124 89
Lampiran 12

PROSEDUR PEMBUATAN JUS LABU SIAM

1. Cuci tangan dan siapkan alat-alat yang dibutuhkan.

2. Kupas labu siam/jipan.

3. Timbang sebanyak 640 gr labu siam

4. Cuci bersih.

5. Labu siam/jipan potong dengan ukuran kecil.

6. Masukkan labu siam/jipan ke dalam blender tanpa ditambah air. Blender sampai

halus.

7. Saring hasil blender sehingga didapatkan air hasil jus labu siam.

8. Sajikan jus labu siam dengan tepat pada pukul 06.00 WIB, dan pastikan

responden meminum semua jus sampai habis.

PROSEDUR PEMBUATAN JUS LABU SIAM DENGAN MADU

1. Labu siam sebanyak 320 gr dicuci bersih kemudian diblender untuk

mendapatkan sarinya.

2. Tambahkan 10 ml madu ke dalam sari labu siam.

3. Aduk hingga rata,

4. Labu siam dengan madu siap disajikan


Lampiran 13

Analisa Data Dependent T-Test

Uji normalitas kelompok madu

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

TD diastol post
TD sistol pos test test
N 10 10
a,,b
Normal Parameters Mean 135.9000 79.2000
Std. Deviation 17.17524 4.77959
Most Extreme Differences Absolute .221 .266
Positive .221 .153
Negative -.177 -.266
Kolmogorov-Smirnov Z .699 .843
Asymp. Sig. (2-tailed) .714 .477
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Uji normalitas kelompok labu siam

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

TD sistol post TD diastol post


test test
N 10 10
a,,b Mean 143.4000 85.1000
Normal Parameters
Std. Deviation 17.71503 7.90850
Absolute .125 .168
Most Extreme Differences
Positive .097 .168
Negative -.125 -.160
Kolmogorov-Smirnov Z .396 .531
Asymp. Sig. (2-tailed) .998 .941
a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


Uji normalitas kelompok labu siam dan madu

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


TD sistol post TD diastol post
test test
N 10 10
a,,b
Normal Parameters Mean 141.9000 88.9000
Std. Deviation 17.19464 6.52261
Most Extreme Differences Absolute .206 .233
Positive .206 .233
Negative -.149 -.113
Kolmogorov-Smirnov Z .651 .737
Asymp. Sig. (2-tailed) .791 .649
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Dependent T-Test

Kelompok pemberian madu

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
TD sistol pre-test – 16.10000 10.20294 3.22645 8.80126 23.39874 4.990 9 .001
Pair 2
TD sistol post test

12.00000 6.25389 1.97765 7.52624 16.47376 6.068 9 .000


Pair 1 TD diastol pre-test -
TD diastol post test
Kelompok pemberian labu siam

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2-
Std. Std. Error
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
TD sistol pre-test - TD 16.20000 10.54935 3.33600 8.65345 23.74655
Pair 1 4.856 9 .001
sistol post test
TD diastol pre-test - 8.80000 4.87169 1.54056 5.31501 12.28499
Pair 2 5.712 9 .000
TD diastol post test

Kelompok pemberian labu siam dan madu

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2-
Std. Std. Error
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
TD sistol pre-test - TD 26.60000 24.04718 7.60438 9.39769 43.80231
Pair 1 3.498 9 .007
sistol post test
TD diastol post test - 9.90000 6.80604 2.15226 5.03125 14.76875
Pair 2 4.600 9 .001
TD diastol post test
Lampiran 14

Analisa Data One Way Anova

Uji normalitas kelompok madu, labu siam, labu siam dan madu

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


TD diastol post
TD sistol post test test
N 30 30
a,,b
Normal Parameters Mean 140.4000 84.4000
Std. Deviation 17.07509 7.49529
Most Extreme Differences Absolute .143 .145
Positive .143 .127
Negative -.083 -.145
Kolmogorov-Smirnov Z .781 .796
Asymp. Sig. (2-tailed) .575 .551
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Uji homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

TD sistol post test .177 2 27 .839

TD diastol post test .671 2 27 .520

ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
TD sistol post test Between Groups 315.000 2 157.500 .522 .599
Within Groups 8140.200 27 301.489
Total 8455.200 29
TD diastol post test Between Groups 477.800 2 238.900 5.602 .009
Within Groups 1151.400 27 42.644
Total 1629.200 29
Lampiran 15

Analisa Post Hoc Test

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons
LSD
95% Confidence
Mean Interval
Dependent (I) Pmberian (J) Pmberian Difference Lower Upper
Variable perlakuan perlakuan (I-J) Std. Error Sig. Bound Bound
TD sistol madu labu siam -7.50000 7.76516 .343 -23.4328 8.4328
post test labu siam dan -6.00000 7.76516 .446 -21.9328 9.9328
madu
labu siam madu 7.50000 7.76516 .343 -8.4328 23.4328
labu siam dan 1.50000 7.76516 .848 -14.4328 17.4328
madu
labu siam dan madu 6.00000 7.76516 .446 -9.9328 21.9328
madu labu siam -1.50000 7.76516 .848 -17.4328 14.4328
TD diastol madu labu siam -5.90000 2.92043 .053 -11.8922 .0922
post test labu siam dan -9.70000 *
2.92043 .003 -15.6922 -3.7078
madu
labu siam madu 5.90000 2.92043 .053 -.0922 11.8922
labu siam dan -3.80000 2.92043 .204 -9.7922 2.1922
madu
labu siam dan madu 9.70000* 2.92043 .003 3.7078 15.6922
madu labu siam 3.80000 2.92043 .204 -2.1922 9.7922
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Anda mungkin juga menyukai