DISUSUN OLEH:
SYARMITA ULFAH
PO7131115080
PROPOSAL SKRIPSI
Dipertahankan didepan Tim Penguji Proposal Skripsi Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Mataram Jurusan Gizi dan Diterima Untuk
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma IV (D IV) Kesehatan
Jurusan Gizi Tahun Akademik 2017/2018
Mengesahkan:
Ketua Penguji
Penguji 1
Penguji II
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH:
SYARMITA ULFAH
P07131115080
Mengetahui
(I Ketut Swirya Jaya, SKM., M.Erg) Dr. Made Darawati, STP. MSc
NIP. 19641209 199003 1 004 NIP. 19710523 199303 2 001
KATA PENGANTAR
Jakalai”.
kasih kepada:
2. Bapak I Gde Narda Widiada, STP, M.Si selaku Ketua Jurusan Gizi
kepada penulis.
5. Kedua orang tua (Bapak M.Ali dan Ibu Badariah) yang sudah
hentinya.
6. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
Penulis
RINGKASAN
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG) tahun 2017 persentase
wanita usia subur (WUS) yang memiliki resiko kurang energy kronik (KEK) pada
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebesar 15.1 %. Berbagai upaya untuk
jumlah kalori dan protein yang dikonsumsi. Salah satu alternative yang dapat
dilakukan dengan cara memberikan makanan yang padat kalori dan tinggi
protein. Selain memenuhi zat gizi yang dibutuhkan, bentuk makanan tersebut
harus dapat diterima dan disukai oleh kelompok sasaran, mudah diperoleh
Masalah gizi yang sering terjadi pada remaja putri adalah kurangnya
asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi kronis, kurang
energi protein dan dapat terjadi anemia. Masalah tersebut akan berdampak
tidak tercukupi oleh asupan makanan sehari-hari. Fungsi utama protein yaitu
pencernaan, anabolisme dan katabolisme zat gizi, reaksi pertahanan tubuh dan
lain-lain. Protein berfungsi juga sebagai sumber energi, jika penyediaan energy
kurang asupan gizi energi dan protein yang berlangsung lama atau menahun.
lengan atas LLA <23,5 cm. Kurang energi kronis mengacu pada lebih
energi kronis pada wanita usia subur termasuk remaja putri. Pengukuran Lingkar
pangan yang murah dan mudah diperoleh adalah Ubi jalar dan kacang merah.
Ubi jalar (Ipomoea batatas) sebagai salah satu kekayaan hayati Indonesia.
Menurut Winarno (1981) dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya ubi jalar
memiliki banyak keistimewaan. Ubi jalar ini termasuk salah satu tanaman yang
angin kencang, musim kering yang panjang, serta terbukti peranannya dalam
musim paceklik dan bencana alam. Ubi jalar yang tersedia di pasaran lokal
harganya relatif murah dan produksinya tidak tergantung kepada musim tanam.
Masa tanam hingga panen termasuk cepat, hanya berkisar empat bulan. Ubi
jalar, khususnya yang memiliki daging berwarna merah, kuning dan jingga
mengandung β-karotin yang cukup tinggi. Ubi jalar ini diupayakan sebagai
sumber pangan kaya energi dan β-karotin. Sumber pangan ini sangat dibutuhkan
Ubi jalar memiliki kandungan karbohidrat sebesar 27,9% dengan kadar air
dengan kadar air 7,0% Selain itu tepung ubi jalar mempunyai kadar abu dan
kadar serat yang lebih tinggi, serta kandungan karbohidrat dan kalori hampir
setara dengan tepung terigu. Hal ini mendukung pemanfaatan tepung ubi jalar
dapat disubtitusikan pada produk tepung terigu (Zuraida dan Supriati, 2001).
Untuk lebih memanfaatkan ubi jalar dapat diolah menjadi tepung dan
bermanfaat sebagai bahan substitusi tepung terigu yang dapat diolah menjadi
beberapa produk pangan. Tepung ubi jalar dibuat dengan langkah pembersihan
Ubi jalar yang diolah menjadi tepung merupakan produk ubi jalar setengah
jadi, yang dibuat dengan cara menghancurkan ubi jlar dan kemudian
dikeringkan, dapat pula dibuat dari gaplek ubi jalar yang dihaluskan (digiling)
dengan tingkat kehalusan ± 80 mesh. Tepung ubi jalar memiliki daya simpan
yang lebih lama, dapat digunakan sebagai bahan baku dalam industri makanan,
mengurangi impor gandum dan meningkatkan nilai ubi jalar (Zuraida dan
ubi jalar dapat sebagai pensubtitusi atau pengganti tepung terigu, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Antarlina (1994) pada pembuatan mie, Hanafi
mencapai 116.397 ton pada tahun 2010. Karena aplikasi yang terbatas dan
pendeknya umur simpan yang dimiliki leguminosa dalam bentuk mentah, maka
setengah jadi yang dianjurkan karena lebih tahan lama disimpan, mudah
dicampur dengan tepung lain, diperkaya zat gizi, dibentuk, dan lebih cepat
dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang ingin serba praktis tentang
tepung kacang merah juga telah diaplikasikan secara luas, misalnya dalam
melengkapi protein dalam makanan sereal (Enwere, 1998 dalam Agbo, 2008).
Salah satu kacang yang dapat dimanfaatkan yaitu kacang merah, kacang merah
dikenal sebagai sumber protein nabati sebesar 22,3 g per 100 g bahan.
Disamping kaya akan protein, kacang merah memiliki sumber karbohidrat, serat,
mineral (fosfor, kalsium, mangan, besi, tembaga, serta natrium) dan vitamin
(vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, serta niacin). Susunan asam amino pada
protein kacang merah pun cukup lengkap. Keunggulan lain dari kacang merah
adalah bebas kolesterol, sehingga aman untuk dikonsumsi oleh semua golongan
masyarakat dari berbagai kelompok umur (Astawan, 2009). Selain itu kacang
ton pada tahun 2014 (BPS, 2015). Pengolahan kacang merah menjadi tepung
telah lama dikenal masyarakat, dan dapat meningkatkan daya guna hasil serta
nilai guna. Dimana tepung kacang merah lebih mudah diolah dan diproses
menjadi nilai ekonomi tinggi dan dan mudah dicampur dengan tepung dan bahan
mencampurkannya dan akan selalu meningkatkan kualitas gizi dari produk yang
akan dibuat dari campuran tepung terigu dengan tepung kacang merah (Agbo,
2008). Menurut penelitian Ekawati (1999) cookies dari tepung kacang merah
sebagai makanan pendamping ASI yang memenuhi kecupan energi dan protein
Cookies atau kue kering merupakan makanan yang banyak digemari oleh
biskuit yang terbuat dari adonan lunak, berkadar lemak tinggi, relatif renyah bila
dipatahkan dan bertekstur padat. Menurut O’Brien (2003), lemak dalam cookies
memiliki kandungan lemak yang tinggi (sekitar 20-40% dari 100 g cookies).
Bahan dasar pembuatan cookies terdiri atas terigu dengan kadar protein
sedang, lemak, dan gula. Tepung yang umum digunakan dalam pembuatan
cookies adalah terigu. Terigu merupakan hasil olahan gandum yang memiliki
komponen terbesar pati dan memiliki protein gliadin dan glutenin yang dapat
pada pembuatan cookies sangat kecil, sehingga substitusi tepung terigu dengan
tepung non terigu dapat dikembangkan. Salah satu tepung yang dapat
Bahan pangan lokal yang dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan tepung
Remaja putri usia 13-15 tahun memiliki kebutuhan energy sebesar 2125
kkal, protein sebesar 69 gram, lemak sebesar 71 gram dan karbohidrat sebesar
292 gram (AKG,2013). Selingan diberikan 15-20% dari kebetuhan dari energy
total maka diperoleh energy sebesar 318.75 kkal, protein sebesar 10.35 gram,
lemak sebesar 10.65 gram dan karbohidrat sebesar 43.8 gram. Berdasarkan
data diatas nugget jakalai diberikan per 100 gram setiap remaja putri karena
319.2 kkal, protein sebesar 15.3 gram, lemak sebesar 20.6 gram dan karbohidrat
merah sebagai makanan pendamping asi (MP ASI) dengan 6 perlakuan yaitu t1
Subtitusi tepung kacang merah 0%, tepung terigu 100%, Subtitusi tepung kacang
merah 10%, tepung terigu 90%, t3 Subtitusi tepung kacang merah 20%, tepung
terigu 80%, t4 Subtitusi tepung kacang merah 30%, tepung terigu 70%, t5
Subtitusi tepung kacang merah 40%, tepung terigu 60% dan t6 Subtitusi tepung
kacang merah 50%, tepung terigu 50%. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
dan tekstur dan penerimaan keseluruhan. Secara umum cookies yang dihasilkan
disukai panelis (ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai balita) dan yang terbaik
adalah cookies dengan tingkat subtitusi tepung kacang merah 50%. Kandungan
energy dan protein cookies yang dihasilkan pada tingkat subtitusi 50% adalah
organoleptik dan daya terima serta nilai gizi pada makanan jajanan (Cookies)
dengan penambahan tepung ubi jalar ungu dengan tepung kacang merah
energy dan protein yang baik serta dapat diterima oleh semua kelompok umur,
terutama remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan. Oleh karena itu tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat organoleptik, daya terima, serta
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengaruh penambahan tepung ubi jalar ungu dan tepung kacang
merah terhadap sifat organoleptik, zat gizi, daya terima cookies karangu.?
C. Tujuan
1. Tujuan umum:
Untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung ubi jalar ungu dan tepung
kacang merah terhadap sifat organoleptik, zat gizi, daya terima cookies
karangu.
2. Tujuan khusus
cookies karangu dengan penambahan tepung ubi jalar ungu dan tepung
kacang merah.
terbaik.
D. Manfaat
1. Bagi peneliti
2. Bagi masyarakat
masyarakat tentang manfaat bahan pangan lokal seperti ubi jalar ungu dan
3. Bagi institusi
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka teori
1. Cookies
a. Definisi
seperti biskuit keras, crakers, dan wafer yaitu. Cookies memiliki kadar air
yang rendah (kurang dari 5%) sehingga teksturnya renyah, bila dikemas
akan terlindung dari kelembaban, dan memiliki umur simpan yang lama
Cookies atau kue kering merupakan salah satu jenis biskuit yang
dibuat dari adonan lunak, berkadar lemak tinggi, relatif renyah bila
pemanggangan.
1. Proses Pencampuran
pencampuran secara creaming yaitu two stage method dan three stage
method. Pada two stage method, semua bahan selain tepung dan
dihasilkan lebih banyak mengikat air dari pada three stage method.
2. Proses Pencetakan
agar cookies tidak saling lengket. Alat yang digunakan untuk mencetak
dough dan soft dough. Hard dough merupakan adonan cookies yang
memiliki kandungan air tinggi, kandungan lemak dan gula relatif rendah.
soft dough juga dapat dibentuk dengan extrusion seperti wire cut sesuai
3. Proses Pemanggangan
peningkatan volume gas yang sudah berada pada rongga udara tetapi
dengan tangan.
e. Rolled cookies, yaitu adonan diletakan di atas papan atau meja kerja
1. Karakteristik cookies
No Biskuit
Karakteristik Intrinsik Karakteristik Ekstinsik
Sebelum Baking
Bentuk seragam, bagian Warna putih, krem dan
1. sisi rata tidak terdapat spot kuning
Ukuran seragam lebih atau coklat
besar 2 kali
Setelah Baking
Warna seragam, coklat Butiran berlapis
terang atas dan bawah, Tekstur lembut, ringan dan
2. tidak ada spot kuning dan agak lembab
coklat Flavor lezat tanpa rasa
Crust lembut, halus dan pahit
bebas dari sisa tepung
Sumber: Herudiyanto et al., 2009
dan susu, sedangkan bahan pelembut terdiri dari gula, lemak atau minyak
(shortening).
Ubi jalar adalah salah satu pilihan dari sekian banyak jenis umbi,
yang untuk tahap awal bisa dijadikan jawaban untuk pemenuhan kebutuhan
yang baik, serta nilai gizinya yang cukup baik (Budijanto, 2008).
Pengembangan pengolahan ubi jalar menjadi produk-produk setengah jadi
Sulaeman, 1993). Selain itu tepung ubi jalar mempunyai kandungan gula
(Nuraini, 2004).
keragaman jenis yang cukup banyak, yang terdiri dari jenis-jenis lokal dan
perbedaan yaitu pada bentuk, ukuran, warna daging umbi, warna kulit, 10
daya simpan, komposisi kimia, sifat pengolahan dan umur panen. Tepung
ubi jalar dapat diproduksi dari berbagai jenis ubi jalar dan akan
dua tipe yaitu tebal dan tipis. Kandungan getahnya, ada jenis yang
bergetah banyak, sedang atau sedikit. Warna kulit umbi ada yang putih,
lain bentuk bulat dan lonjong dengan permukaan rata atau tidak rata.
Warna daging umbi terdiri dari beberapa yaitu putih, kuning, jingga, dan
ungu.
2. Tepung kacang merah
kacang kedelai dan kacang tolo. Kacang merah merupakan salah satu jenis
dan Nusa Tenggara Timur (Rukmana, 1998). Kacang merah kering adalah
vitamin B1), kalsium, fosfor, zat besi dan protein. (Afriansyah, 2007).
Kacang merah merupakan sumber serat yang baik. Setiap 100 gram
kacang merah kering menyediakan serat sekitar 24 gram, yang terdiri dari
campuran serat larut dan tidak larut air. Serat larut dapat menurunkan
konsentrasi kolesterol dan gula darah. Serat larut air difermentasi dalam
3. Tepung Terigu
gunakan tepung terigu protein rendah (8-9%). Warna tepung ini sedikit
gelap, jika menggunakan tepung terigu jenis ini akan menghasilkan kue
yang rapuh dan kering merata. Tepung terigu adalah tepung/ bubuk halus
yang berasal dari biji gandum (Tritikum vulgare), dan digunakan sebagai
bahan dasar pembuat kue, mie, dan roti. Tepung terigu mengandung
banyak pati,yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut air. Tepung terigu
protein 12%-13% atau bahkan lebih. Bila terkena bahan cair maka
namun masih bisa mengembang seperti cake. Tepung terigu jenis ini
renyah, cocok untuk membuat cookies, pastel, dan kue-kue yang tidak
4. Gula
mungkin agar tidak hangus karena sisa gula yang masih terdapat dalam
Salah satu sifat sukrosa yang penting selama pencampuran adonan adalah
ukuran partikel. Satu bagian air mampu melarutkan dua bagian gula pada
suhu ruang. Kelarutan menjadi meningkat pada suhu 1000 C (Wade, 1995).
air dalam adonan. Selain itu, sukrosa dapat menaikkan suhu koagulasi telur
dan menunda gelatinisasi pati. Penambahan sukrosa lebih dari 55% dari
dan flavor pada cookies karena terjadi reaksi selama pemanggangan yaitu
reaksi maillard antara asam amino dan gula reduksi dan reaksi karamelisasi
(Wade, 1995).
5. Shortening
produk minyak hewani. Margarin adalah emulsi W/O yang mana bulatan-
semi padat mengandung kristal-kristal lemak dan minyak cair. Emulsi yang
terdiri atas 80% lemak ini dihasilkan melalui tahap homogenisasi yang
fase lemak membentuk kristal. Tidak seperti emulsi yang lain, emulsi
dicapai antara lain karena pendingin cepat (Ketaren, 2006). Menurut Sulton
(1981) shortening biasa digunakan dalam pembuatan cake dan kue yang
kelembutan, rasa enak, flavor yang spesifik dan perpengaruh pada tekstur
6. Susu
2. Sifat Organoleptic
produk (Kartika dkk, 1988: 63). Penilaian organoleptik digunakan untuk menilai
perorangan maupun kelompok, untuk menilai mutu maupun sifat benda dari
Terdapat beberapa macam panel, seperti; (1) panel pencicip perorangan, (2)
panel pencicip terbatas, (3) panel terlatih, (4) panel tidak terlatih, (5) panel
rangsangan terhadap alat indra dari benda itu. Kesadaran kesan dan sikap
kepada rangsangan adalah reaksi dari psikologis atau reaksi subjektif. Disebut
melakukan penilaian (Agusman, 2013: 3). Jenis penilaian yang lain adalah
ditentukan oleh kondisi objek suatu benda yang akan diukur. Begitu pula
penilaian dilakukan dengan memberi rangsangan, maupun benda rangsang
pada alat indra. Penilaian ini disebut penilaian subjektif, penilaian organoleptik
seperti; tusukan dan tekanan atau bersifat fisis seperti; panas, dingin, sinar,
dan warna maupun sifat kimia seperti; aroma, bau, dan rasa (Agusman, 2013:
3-4).
seperti: rasa manis, pahit, asin dengan intensitas kesan kuat lemahnya suatu
manis memiliki kesan lebih rendah setelah dibandingkan dengan rasa pahit
popular yaitu pengujian pembedaan dan pengujian pemilihan. Selain dari itu
yang disajikan (Soekarto, 1985: 42). Penilaian organoleptik terdiri atas enam
sifat produk yang telah diamati dijelaskan indrawi produk. Dalam pengujian
organoleptik mesti dilakukan dengan cermat karena memiliki kelebihan dan
digunakan dalam menilai kualitas pangan maupun hasil dari industri pangan.
Pada penilaian ini dapat memberi hasil yang sangat teliti. Dalam penilaian
dengan indra bahkan melebihi ketelitian alat yang sangat sensitif (Susiwi,
2009: 5).
3. Uji Rangking
Uji ranking merupakan uji skalar dimana hasil pengujian oleh panelis
tertentu.Prinsip dari uji ranking, panelis diminta untuk membuat urutan dari
subjektif karena panelis memberikan nilai dari kesukaannya sendiri. Dalam uji
hasil dari pengamatan yang telah diuji secara statistik yaitu dengan
ditetapkan. Ranking adalah metode yang digunakan untuk menguji tiga atau
lebih sampel yang disajikan dalam waktu bersamaan, dengan tujuan untuk
ranking merupakan uji yang mudah dilakukan dan dapat menguju sampel
4. Uji Proximat
serat pada suatu zat makanan dari bahan pakan atau pangan. Pendapat itu
bahan baku yang akan diproses lebih lanjut dalam industri menjadi barang
ransum yang telah ada seperti mencari kekurangan pada ransum tersebut
kemudian kita bisa menyusun formula ransum baru dengan menambahkan zat
berat produk makanan yang tidak dihabiskan (sisa makanan) dengan berat
menerima atau menolak bentuk atau jenis pangan tertentu, perilaku ini berakar
akan zat-zat gizi yang terkandung dalam pangan. Kebiasaan makan berasal
dari pola pangan yang diterima budaya kelompok dan diajarkan kepada
aspek yang dapat dinilai yaitu persepsi terhadap cita rasa makanan, nilai gizi
Faktor yang
mempengaruhi:
Uji Organoleptik Kukis Karangu
Pengovenan
(Metode Uji Hedonik)
Uji Rangking
BAB III
METODE PENELITIAN
2.
1. Tempat
akan dilakukan di Laboraturium Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah
Mada.
2. Waktu
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari 2019 – Februari 2019
B. Rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan percobaan
laboraturium dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 5 aras, masing-
Adapun langkah melakukan layout dan tata letak percobaan adalah sebagai
berikut :
Diketahui (t) = 5
Replikasi (r) = 3
=5x3
= 15 unit percobaan
211 , 109 , 948 , 756 , 139 , 690 , 178 , 339 , 547 , 202 , 841 , 895 , 390 ,
297 , 187
a) Lay Out
Nomor 1 2 3
Rangking 6 1 15
t1
Nomor 4 5 6
Rangking 12 2 11
t2
Nomor 7 8 9
Rangking 3 8 10
t3
Nomor 10 11 12
Rangking 5 13 14
t4
Nomor 13 14 15
Rangking 9 7 4
t5
1 2 3 4 5
t1 t2 t3 t4 t5
6 7 8 9 10
t1 t5 t3 t5 t3
11 12 13 14 15
t2 t2 t4 t4 t1
D. Penatalaksanaan penelitian
1. Alat pembuatan
N Bahan alat
o
1 Mixer
2 Oven
3 Baskom
4 Sendok
5 Pisau
6 Nampan
7 Penggiling
8 Kompor
2. Bahan
2 Margarin 75
3 Gula halus 75
4 Telur 50
5 Coklat bubuk 2
6 Air 15
7 Baking powder 2
8 Vanili 2.5
2 Margarin (g) 75 75 75 75 75
4 Telur (g) 50 50 50 50 50
6 Air (g) 15 15 15 15 15
Sumber : Jobsheet Patiseri I(1), Job Sheet, Modul Smk N 2 Godean, dan Saji Edisi
174/th. VI/24 Februari - 9 Maret 2010 (3)
F. Variabel penelitian
1. Variabel bebas
2. Variabel terkait
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sifat organoleptik (warna, aroma,
rasa dan tekstur), kandungan nilai gizi nugget jakalai, daya terima dan pemasaran
produk cookies.
organoleptik yang meliputi warna, rasa, aroma, tekstur cookies dengan metode hedonic
Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah uji proximat yang
meliputi uji kadar abu dengan metode Dry Ash, uji kadar air dengan metode
termogravimetri (metode oven), uji kadar lemak dengan metode soxhletasi, uji kadar
protein dengan metode kjedahl, uji kadar karbohidrat dengan metode by difference.
3. Daya terima
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah uji daya terima yang
membandingkan berat produk makanan yang tidak dihabiskan (sisa makanan) dengan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sifat organoleptik yang
meliputi warna, rasa, aroma, dan tekstur yang dilakukan dengan uji organoleptik
dengan metode uji hedonic 5 skala sebagai berikut: 1= sangat tidak suka, 2= tidak
terlatih yang berasal dari mahasiswa jurusan gizi dengan criteria panelis yaitu panelis
agak telatih.
hedonic :
tertatih.
disediakan
Pengukuran kadar air total dilakukan dengan metode termogravimetri (SNI 01-
2891-1992).
1) Menimbang dengan seksama 1-2 gram contoh pada sebuah botol timbang
w
Kadar air = x 100%
w1
Dimana :
Pengukuran kadar abu total dilakukan dengan metode dry ash (01-2891-1992).
2) Diarangkan diatas nyala pembakar, lalu abukan dalam tanur listrik pada suhu
W 1−W 2
Kadar abu = x 100 %
W
Dimana :
Pengukuran kadar protein total dilakukan dengan metode kjeldahl (SNI 01-
2891-1992)
1) Menimbang dengan seksama 0.51 gram cuplikan, masukkan kedalam labu
3) Dipanaskan diatas pemanas listrik atau api pembakar sampai mendidih dan
4) Dibiarkan dingin, kemudian encerkan dan masukkan kedalma labu ukur 100 ml,
Kadar protein =
( V 1−V 2 ) x N x 0.014 x f . k . x f . p .
Dimana: W
W = bobot cuplikan
N = normalitas HCl
pada suhu tidak lebih dari 80 0Cselama lebih kurang 1 jam, kemudian masukkan
kedalam alat sochlet dengan labu lemak berisi batu didih yang telah
jam.
w−w 1
% lemak = x 100
w2
Dimana:
3) Siapkanlah tabung reaksi yang telah steril kemudian masukkan pada tabung
tersebut dengan 0,5 ml larutan dari objek yang hendak diteliti tadi.
tabung reaksi dan kocok pelan-pelan sampai terjadi perubahan warna. Apabila
karbohidrat.
Data dikumpulkan dengan cara memberikan form uji daya terima dengan kertas
stiker terhadap sisa makanan konsumen kepada panelis, kertas stiker berupa
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan akan disajikan dalam bentuk tabel.
Untuk mengetahui sifat organoleptic (warna, bau, rasa dan tekstur) dari setiap
penambahan tepung jakalai dapat diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis
statistic One Way Anova pada tingkat keprcayaan 95 % (ɑ=0.05). Analisis statistik ini
akan dilakukan dengan menggunakan software program SPSS 16.0. jika terdapat
pengaruh yang signifikan, data dapat dianalisis lebih lanjud menggunakan uji Duncan.
Pengolahan data zat gizi dilakukan dengan menghitung kadar air, kadar abu,
Hasil dari form uji daya terima panelis dikumpulkan dan dianalisis serta
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Form UjiKesukaan
Nama Panelis :
Jenis Kelamin :
Umur :
Kriteria* : warna/rasa/aroma/tekstur
Jenis Produk : nugget jakalai
Instruksi : Berikan Tanda √ pada tiap-tiap
Criteria sesuai dengan tingkat kesukaan
Tingkat Kesukaan
Kode
Sangat Suka Suka Agak Suka Tidak Suka Sangat Tidak Suka
*lingkarisalahsatu
Lampiran 2. Uji Ranking
Kode Ranking
Lampiran 3. Form uji daya terima
Diterima
Tidak diterima
Kategori :
Kepada Yth,
Mataram program studi DIV Gizi, saya bermaksud akan melakukan penelitian yang
Terhadap Sifat Organoleptik, Zat Gizi, Daya Terima dan Pemasaran Produk Nugget
JAKALAI”. Penelitian ini dilakukan sebagai tahap akhir dalam penyelesaian studirusan
nugget dengan menggunakan tambahan bahan pangan lokal seperti tepung jagung dan
tepung kacang kedelai yang bisa diterima dikalangan masyarakat terutama bagi remaja
sebagai sasaran.
Peneliti mengajak para remaja untuk ikut serta dalam penelitian ini. Penelitian ini
Dalam penelitian ini remaja akan dijadikan subyek penelitian, dimana remaja
bebas memilih akan ikut serta atau tidak tampa adanya paksaan. Bila ibu-ibu sudah
memutuskan untuk ikut, maka remaja tersebut juga bebas untuk mengundurkan diri
B. Prosedur penelitian
untuk mendatanangi lembar persetujuan rangkap dua, satu untuk remja simpan dan
petunjuk penelitian seperti yang telah ditulis diatas dan diberikan info yang sejujurnya.
Bila ada sesuatu yang tidak dimengerti remaja dapat bertanya langsung kepada
peneliti.
D. Manfaat
Remaja dapat menikmati nugget jakalai sebagai salah satu snack atau
selingan sehari-hari.
E. Kerahasian
dan hanya diketahui oleh peneliti dan enumerator. Hasil penelitian ini akan
F. Informasi Tamabahan
jelas yang berkaitan dengan penelitian ini. Jika remaja membutuhkan penjelasan lebih
lanjud remaja dapat menghubungi langsung Sri Mega Bintang pada nomor Handphone
08359261343.
berarti ibu telah memahami maksud dan tujuan penelitian ini dan setuju untuk ikut
berpartisipasi.
Mataram, Januari 2018
Peneliti,