Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

DIGITALISASI RASA SEBAGAI INOVASI BARU DALAM


PERINDUSTRIAN MAKANAN MASA DEPAN

BIDANG KEGIATAN:
PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh:
WIDYA AYU ISMUNINGSIH 20021000052
EFRIDA WEA 21062000011
AHMAD FALAAH 21022000244
SATRIO ADRIAN ALVIHARIRI 21083000080
ELBION FRANSYULISON CHRISTOPHER 21063000007

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG 2021


Malang, 10 November 2021
PENGESAHAN USULAN PKM – GAGASAN TERTULIS
1. Judul Kegiatan : DIGITALISASI RASA SEBAGAI
INOVASI BARU DALAM
PERINDUSTRIAN MAKANAN
MASA DEPAN
2. Bidang Kegiatan : PKM – GAGASAN TERTULIS
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Satrio Adrian Alvihariri
b. NIM : 21083000080
c. Program Studi : Sistem Informasi
d. Perguruan Tinggi : Universitas Merdeka Malang
e. Alamat Rumah dan No. HP : Secapa Polri Blok L/9, Kota Sukabumi
082199174893
f. Alamat Email : rio4dr14n@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 5 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : FITRIANA SANTI, S.Pd.,M.Akun
b. NIDN : 0728079103
c. Alamat Rumah dan No. Telp : 081357518200
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti :-
b. Sumber Lain (sebutkan) :-
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : - bulan

Menyetujui,
Wakil Dekan I Fakultas Ketua Pelaksana Kegiatan

(AHMAD ROFIQUL MUSLIKH, M.Kom.) SATRIO ADRIAN ALVIHARIRI


NIP/NIK. 938/FTI NIM. 21083000080
Wakil Rektor III Universitas Dosen Pendamping

(DR. RUDI HARIYANTO, S.T., M.T.) FITRIANA SANTI, S.Pd.,M.Akun


NIP/NIK. 726/FT NIDN. 0728079103
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis yang
berjudul “Digitalisasi Rasa” Sebagai Inovasi Baru Dalam Perkembangan Industri
Makanan Masa Depan.
Seiring penyelesaian Karya Tulis ini, penulis juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan berupa
masukan, saran-saran, bimbingan, serta semangat kepada penulis. Untuk itu,
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. FITRIANA SANTI, S.Pd.,M.Akun, selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan ilmu, dukungan, semangat dan saran demi
tersusunnya proposal ini,
2. AHMAD ROFIQUL MUSLIKH, M.Kom., selaku Wakil Dekan I Fakultas
Universitas Merdeka Malang yang mendukung penyusunan karya tulis ini,
3. DR. RUDI HARIYANTO, S.T., M.T., selaku Wakil Rektor III Universitas
Merdeka Malang yang mendukung penyusunan karya tulis ilmiah ini,
4. dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
berperan dalam menyukseskan penyusunan proposal ini.

Karya Tulis ini dibuat dalam rangka usulan Program Kreativitas


Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang diadakan oleh Rektor Universitas
Merdeka Malang serta demi memenuhi hasrat penulis untuk bersama menuangkan
gagasan yang ingin penulis ajukan sebagai salah satu penyelesaian masalah yang
sekarang berkembang di masyarakat mengenai krisis sumber daya manusia yang
cakap dan kompeten dalam bidangnya.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penusunan proposal
ini. Namun, penulis tetap mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Semoga gagasan yang kami tuangkan dalam proposal ini dapat
memberikan inspirasi bagi setiap orang yang membacanya.

Malang, 10 November 2021

Penulis
A. PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam ilmu kesehatan, makanan merupakan substrat yang dapat digunakan
untuk proses di dalam tubuh. Terutama untuk membangun dan memperoleh
tenaga bagi sel tubuh. Makanan tidak dapat lepas dari kehidupan kita karena
makanan memiliki beberapa fungsi untuk tubuh yaitu sebagai bahan penghasil
energi, sebagai bahan pembangun dan perbaikan sel-sel tubuh yang rusak, dan
sebagai bahan pelindung dan pengatur kerja fisiologis tubuh. Hal ini menjadikan
makanan tidak bisa terlepas dari kebutuhan manusia dalam kesehariannya.
Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan
masyarakat akan makanan semakin meningkat. Hal ini bisa dilihat dari data
statistik dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1. Sampel Distribusi Menurut Pola Konsumsi di Indonesia

Distribusi Rumah Tangga Menurut Pola Konsumsi Rumah Tangga


1997 2000
Total Pengeluaran (Rp) 383,690 514,913
Pola Konsumsi
% Pengeluaran Makanan/Total pengeluaran 63,59 % 65,54%
% Pengeluaran perumahan/ Total Pengeluaran 18,42 % 15,93 %
% Pengeluaran Pendidikan/ Total Pengeluaran 3,68 % 3,57 %
% Pengeluaran Kesehatan/ Total Pengeluaran 4,52 % 4,77 %
Sumber : (http://www.datastatistik-indonesia.com)

Dari sampel data di atas dapat diketahui bahwa rata-rata pengeluaran


konsumsi untuk makanan lebih tinggi daripada untuk hal yang lainnya. Hal ini
dapat menggambarkan bahwa kebutuhan masyarakat akan makanan sangat tinggi.
Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan makanan menjadi peluang bisnis yang
strategis bagi sejumlah pelaku industri makanan.
Namun, pelaku industri makanan masih menemukan kesulitan untuk
mempromosikannya, khususnya makanan bersifat khas suatu negara. Dimana hal
ini sejalan dengan kesulitan konsumen yang ingin mencicipi suatu makanan di
tempat lain karena harus dipisahkan oleh jarak dan waktu.
Selain itu, terjadi penurunan variasi makanan di dunia dikarenakan semakin
sedikitnya sumber bahan pangan nabati yang dihasilkan akibat berkurangnya
lahan hijau untuk bertani dan berkebun (survei UK’s Institution of Mechanical
Engineers, 2013). Faktor lain yaitu terputusnya generasi penerus dalam
melanjutkan kelangsungan makanan khas suatu daerah menjadi penyebab utama
terjadinya degradasi jenis makanan yang ada di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan
solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan membuat suatu sistem
digitalisasi rasa makanan.
Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai
Tujuan
1. Memberikan solusi berbasis teknologi untuk mengatasi permasalahan
keterjangkauan dalam mengakses rasa suatu makanan.
2. Sebagai sarana promosi dan pertukaran budaya melalui makanan khas tiap
daerah ataupun negara.
3. Sebagai media dokumentasi atau database makanan khas tiap daerah atau
negara.

Manfaat
1. Sebagai salah satu cara solutif untuk mempermudah masyarakat dalam hal
merasakan dan mendapatkan makanan khas daerah ataupun negara lain.
2. Terciptanya teknologi dan peluang usaha baru dalam hal bisnis makanan
di dunia.
3. Memberikan solusi alternatif dalam hal pelestarian makanan khas dengan
adanya pembuatan database makanan secara digital.

B. GAGASAN
Kondisi kekinian
Pada kondisi kekinian, banyaknya ragam makanan di dunia tentunya
dimanfaatkan oleh pelaku industri makanan sebagai sumber penghasilan. Namun,
terdapat permasalahan kompleks dalam mengenalkan dan memasarkan produk,
terlebih makanan yang bersifat khas suatu negara karena terkait faktor waktu,
tempat, dan biaya (Carolline J Gerish, 2001). Selain itu menurut survei yang
dilakukan UK’s Institution of Mechanical Engineers (IMechE) pada tahun 2013
yaitu terdapat degradasi variasi makanan di dunia, dimana aneka jenis makanan
dari tahun ke tahun berkembang kearah yang seragam. Hal ini dikarenakan
sumber bahan pangan nabati yang semakin sulit didapatkan karena lahan hijau
semakin berkurang akibat eksploitasi pembangunan. Diketahui dari laporan
program lingkungan PBB (UNEP) menyatakan lebih dari 849 juta hektar lahan,
akan terdegradasi pada 2050 dan penurunan kualitas lingkungan dan hilangnya
keanekaragaman hayati akan terjadi pada 23% lahan di bumi (http://unep.org/).
Selain itu, alasan utama terjadinya degradasi ragam jenis makanan adalah
disebabkan terputusnya generasi penerus dalam melanjutkan kelestarian makanan
khas suatu daerah.
Pada era modern ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin tinggi akan mendorong manusia untuk mencari kemudahan dalam
mendapatkan informasi yang cepat, tetap, dan akurat. Teknologi menjadi sesuatu
yang digunakan untuk mempermudah atau membantu pekerjaan manusia agar
lebih efektif dan efisien (Hasna Rosyida H, 2013). Berdasarkan kondisi
kontemporer itulah, dibutuhkan solusi berbasis tekhnologi, termasuk menggagas
tekhnologi digitalisasi rasa makanan di dunia.

C. METODE
Ada beberapa metode yang biasa dilakukan untuk mendapatkan rasa
makanan, yaitu dengan membeli makanan secara langsung kepada penyedia
makanan (Analog). Metode semacam ini melalui prosedur yang sederhana.
Pembeli datang langsung memesan makanan kemudian apakah pembeli tersebut
akan makan di tempat (dine in) atau dibawa pulang (take away). Metode
berikutnya yaitu memesan makanan tanpa harus datang ke penyedia makanan.
Pemesanan dapat dilakukan melalui telepon atau internet. Sehingga ada istilah
FDO atau Food Delivery Order yang merupakan suatu jasa antar makanan yang
akan memudahkan pembeli untuk makanan dari tempatnya. Namun proses ini
tidak bisa dilakukan untuk jarak yang relatif jauh berhubung faktor kepercayaan
antara konsumen dan produser, ketahanan makanan, biaya, dan lain – lain
(www.cooks.ndtv.com).
Seiring perkembangan zaman, terobosan baru dalam pencicipan rasa dengan
konsep yang berbeda mulai dirasa perlu. Dengan konsep inovasi yang
memudahkan kerja manusia kapanpun dan dimanapun berada. Sehingga muncul
pemikiran untuk menangkap rasa dalam bentuk data digital.
Akhir – akhir ini konsep digitalisasi rasa menjadi perhatian oleh banyak
ilmuwan, dalam riset yang dilakukan sekelompok peneliti di National University
of Singapore (NUS), digunakan konsep rangsangan listrik dan suhu ke lidah.
Konsep ini masih menghadapi banyak kendala dalam hal penjaminan reliabilitas
orisinilitas rasa, proses pengendalian rangsangan dan juga belum bisa
menampilkan visual tekstur dan bau (Nimesha Ranasinghe, 2013).
Beberapa contoh tersebut mengindikasikan bahwa selama ini belum ada
gagasan dan pemanfaatan konsep digitalisasi rasa dalam lingkup global, Padahal,
jika program ini diterapkan, maka potensi usaha khususnya di bidang industri
makanan di dunia akan meningkat pesat.
Bagaimana Gagasan Memperbaiki Kondisi Kekinian
Berdasarkan uraian di atas perlu suatu terobosan baru yang dapat
mengembangkan industri makanan. Gagasan yang kami ajukan untuk
memperbaiki permasalahan tersebut adalah pengembangan konsep baru
“digitalisasi rasa” pada makanan yang di dokumentasikan dan disebarkan secara
online. Gagasan ini dilakukan dengan penerapan konsep rangsangan lidah oleh
parameter kuat arus, frekuensi, dan suhu. Dengan besaran seperti pada tabel 3:
Tabel 3. Indikator Rasa dan Besaran Pada Masing – masing Parameter
Indikator rasa Besaran parameter
1. Asam Besaran arus dari 60μA hingga
180μA dan peningkatan suhu
dari 20◦C menjadi 30◦C
2. Asin Besaran arus hingga 50μA
(Frekuensi rendah )

3. Pahit Besaran arus antara 60μA -


140μA ( rangsangan dilakukan
dibawah lidah )
4. Manis Ketika arus dibalikkan ( tinggi
ke rendah ) dan meningkatkan
suhu hingga 35◦C, selanjutnya
dilakukan transisi suhu dari
35◦C hingga 25◦C
5. Dingin Mengurangi suhu dari 22◦C -
19◦C

6. Pedas Menaikkan suhu dari 33◦C -


38◦C

Sumber : diolah dari www.peltier-info.com dan Data penelitian di NSU


Konsep digitalisasi rasa menggunakan prinsip perubahan data ( rasa ) pada
suatu makanan yang bersifat analog menjadi data digital, dimana ilmuwan dan
ahli makanan memberikan penilaian besaran skala parameter ( kuat arus,
frekuensi, dan suhu ) pada setiap makanan yang di uji coba, kemudian rasa yang
berbentuk data digital tersebut ditransfer ( disebar ) melalui media online berupa
manuskrip perintah yang siap di download bagi konsumen. Data digital yang
berisi komposisi rasa tersebut di download ke modul alat yang bertindak sebagai
media interface ke konsumen dan mengeluarkan output rangsangan listrik ,
frekuensi dan suhu pada lidah.

Jenis makanan Ahli makanan


Nusantara yang merancang komposisi
akan di analisis parameter makanan
dan dirubah berdasarkan penilaian Komposisi data Di upload ke
menjadi data dan pengalaman setelah digital suatu media Online (
digital mencicipi makanan asli makanan ditransfer )
( nyata )

Alat bertindak sebagai Konsumen


Konsumen Data tersebut
mencicipi reseptor dengan mendownload
mengeluarkan output di download ke
makanan virtual modul alat / data virtual
dengan alat sesuai data yang diinput rasa suatu
instrumen
makanan

Gambar 1.Skema prinsip kerja cicip rasa online


Ada berbagai jenis makanan di dunia yang dapat dianalisis untuk menjadi
pilihan dalam digitalisasi rasa, diantaranya dapat dilihat pada tabel 4
Tabel 4. Beberapa Pilihan Aneka Jenis Makanan Di Dunia
Makanan Gambar Asal
Negara
Rendang Padang Indonesia

Tom Yung Goong Thailand


Bebek Peking Cina

Sushi Jepang

Lasagna Italy

Kimchi Korea

Fish and Chips Inggris

Sumber diolah dari http:www.foodworldmarket.com , www.travel.cnn.com dan


http://www.theguardian.com/
Untuk skala parameter (kuat arus, frekuensi, dan suhu) pada setiap jenis
makanan dapat ditentukan oleh ahli makanan yang telah diuji dengan akurat
berdasarkan perhitungan komposisi dan pengalaman nyata dalam mencicipi
makanan tersebut. Diharapkan di masa depan konsep ini dapat menjadi pilihan
manusia dalam pencicipan dan promosi makanan. Adapun, kelebihan dari
gagasan kami, selain dapat menghadirkan inovasi dalam pencicipan dalam konsep
rasa yang berbeda (digital), konsep ini juga akan membuka peluang usaha dari
berbagai pihak, terutama pada perkembangan industri makanan dalam
menjalankan bisnis ataupun sebagai aset pemeliharaan makanan khas di dunia.
Selain itu, karena cara ini bersifat virtual, maka dapat menghemat biaya
pengeluaran akomodasi yang sia-sia, menjadi solusi inovatif bagi konsumen yang
memiliki alergi atau pantangan makanan tertentu yang mana pekerjaannya
menuntut hal sebaliknya, serta memudahkan konsumen dalam berinteraksi dengan
produser makanan dalam pengetesan dan pemilihan produk makanan karena dapat
dilakukan secara online yang tidak terikat dengan waktu dan tempat berada.
Pihak - pihak yang Membantu Merealisasikan Gagasan Digitalisasi Rasa
Gagasan kami membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak dalam kehidupan
sosial masyarakat. Adapun subjek yang terkait adalah:
a. Ilmuwan
Ilmuwan memegang peran substansial untuk memberikan kontribusi
berupa riset dan data penelitian kepada seluruh pihak terkait. Dukungan ini
dapat berupa inisiasi penelitian konsep yang kami ajukan untuk hasil yang
lebih optimal, serta bersinergi pada khalayak dalam proses
perealisasiannya.
b. Ahli Makanan
Ahli makanan memegang andil menjadi narasumber terpercaya. Melalui
sosialisasi dari ahli makanan terkemuka akan memberikan doktrinasi kuat
kepada khalayak demi suksesnya program ini.
c. Perusahaan industri makanan
Sebagai golongan yang memastikan kesuksesan digitalisasi rasa dalam
aplikasinya. Pihak perusahaan menentukan sistem dan konsep pasar secara
matang dengan mengoptimalkan segala sumber daya yang ada.
d. Media Sosial
Pemanfaatan perkembangan teknologi di era globalisasi menjadi batu
loncatan besar dalam menyebarkan konsep Digitalisasi Rasa berbasis
online. Sebagai katalisator penyebar berita, media sosial diharapkan sebaik
mungkin dapat memposisikan diri melakukan metode pendekatan dan
persuasi pada masyarakat untuk menjelaskan dan menyukseskan program
ini.
e. Masyarakat
Sebagai subjek eksekusi gagasan ini, masyarakat sebagai golongan yang
seyogyanya diberikan indoktrinasi tentang penggunaan alat dalam
implementasi Digitalisasi Rasa makanan. Tingkat kesuksesan
implementasi konsep ini sangat bergantung dari partisipasi masyarakat
dalam mendukung inovasi perkembangan digitalisasi rasa sebagai upaya
terobosan tekhnologi kontemporer di bidang industri makanan.

Langkah Strategi yang Dapat Dilakukan


Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan gagasan ini adalah sebagai
berikut:
Penelitian Konsep
Penelitian akan konsep rangsangan pada lidah sebagai indera pengecap dan
modul instrumen merupakan langkah untuk mengetahui landasan kontemporer
apa saja konsep yang dapat dikembangkan, lalu membuat data statistik
berdasarkan percobaan. Hal ini demi mengembangkan keakuratan teori sehingga
dapat diaplikasikan.
Pengumpulan Data
Mengumpulkan semua jenis makanan dari berbagai negara untuk diteliti
komposisinya. Hal ini memerlukan kerjasama antara peneliti dan ahli makanan
professional dari berbagai Negara terkait.
Penelitian Kadar
Uji coba dilakukan untuk menentukan komposisi rasa asin, pahit, manis,
asam, pedas, dan dingin pada suatu jenis makanan. Penilaian dan penentuan
komposisi dilakukan oleh partisipan dan ahli makanan sehingga didapatkan data
digital untuk setiap jenis makanan
Sosialisasi
Setelah dianggap sukses dengan penelitian yang dilakukan dan seluruh data
konsep dengan berbagai situasi kondisi tertentu didapat, perlu adanya sosialisasi
kepada masyarakat demi suksesnya aplikasi gagasan ini.
Aplikasi
Konsep digitalisasi rasa diaplikasikan dengan penentuan komposisi rasa
digital pada suatu makanan, kemudian data tersebut disebar secara online. Sebagai
poin utama dan membuktikan klimaks dari keberhasilan konsep dalam
merealisasikan tujuannya : memberikan inovasi baru dalam perkembangan cicip
makanan dengan konsep digitalisasi rasa sehingga membentuk sistem dan peluang
usaha baru dalam perkembangan industri makanan.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Prediksi Keberhasilan Gagasan
Adanya gagasan Digitalisasi Rasa ini pada dasarnya menguntungkan semua
pihak. Pihak pemerintah di banyak negara dapat terbantu dalam hal pemeliharaan
aset negara berupa dokumentasi data digital makanan khas di negaranya. Pihak
ilmuwan dapat mengimplementasikan ilmu mereka untuk berkontribusi kepada
bangsa dan Negara.
Pihak industri makanan juga dapat meningkatkan penjualan dengan promosi
virtual makanan di berbagai media sosial. Minat masyarakat akan suatu makanan
di berbagai macam negara (daerah) dapat meningkat dikarenakan kemudahan
dalam mengakses sistem yang portable tanpa terikat kapan dan dimanapun berada.
Gagasan ini juga memberikan andil dalam menyediakan lapangan kerja, karena
bersamaan dengan implementasi gagasan ini, maka akan tercipta sebuah sistem
baru dalam hal pemasaran makanan dengan konsep yang berbeda. Karena itulah
gagasan Digitalisasi Rasa dapat sukses dijalankan karena akan sangat bermanfaat
bagi berbagai pihak.
Gagasan Digitalisasi Rasa dapat diimplementasikan melalui kolaborasi
beberapa pihak yakni ilmuwan dan ahli makanan untuk penelitian dalam
menentukan konsep, komposisi, dan parameter suatu makanan yang menjadi
acuan atau data akurat dalam digitalisasi rasa suatu makanan.
Selanjutnya, pihak – pihak terkait seperti pemilik industri makanan dan
berkonsultasi dengan ahli makanan, ilmuwan, dan media sosial dalam menentukan
konsep pasar dan penyebaran manuskrip data virtual makanan sebagai
implementasi gagasan. Dan sebagai fungsi kontrolnya adalah pemerintah yang
bergerak dalam menjaga keseimbangan sistem pasar. Masyarakat sebagai pelaku
sasaran gagasan ini, diharapkan dapat menjadi konsumen yang cerdas dalam
memanfaatkan inovasi dan terobosan baru ini untuk keperluan sehari – hari.

E. KESIMPULAN
Gagasan Digitalisasi Rasa pada dasarnya merubah rasa makanan (analog)
menjadi data digital dengan mengaplikasikan parameter kuat arus, frekuensi, dan
suhu ( tabel 3) sehingga menjadi konsep dasar bagi rangsangan virtual pada lidah.
Dimana para ahli makanan dan ilmuwan menentukan rasa asin, manis, pahit,
asam, panas, dan dingin berdasarkan perhitungan komposisi makanan dan
pengalaman nyata setelah mencicipi makanan asli ( nyata ).
Rasa makanan yang telah berbentuk digital disebar ke media online dalam
bentuk manuskrip yang berisi perintah (input) yang siap di download dan
dilaksanakan pada instrumen sebagai media interface pada lidah manusia.
Gagasan ini dapat diimplementasikan dengan kerjasama pihak terkait dan
penelitian yang berkelanjutan untuk digitalisasi rasa pada makanan di dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2011. “Food Delivery”. www.cooks.ndtv.com.


Anonimous. www.peltier-info.com.
Anonimous. “Food World” http://www.foodworldmarket.com/.
Anonimous. www.travel.cnn.com. Diakses tanggal 20 Maret 2014.
Davos., 2014, Implications on Food Security and Natural Systems.
http://unep.org/.
Gerrish, J. Carolyn., 2001. Jurnal : Flavor variety enhances food acceptance in
formula-fed infants. The American Jurnal Of Clinical Nutrition.
Irianto, K., Waluyo, K., 2004, Gizi dan Pola Hidup Sehat, Yrama Widya,
Bandung.
N. Ranasinghe, A. D. Cheok, O. N. N. Fernando, H. Nii, and G. Ponnampalam,
``Electronic taste stimulation,'' in Proceedings of the 13th international conference
on Ubiquitous computing, ser. UbiComp'11. New York, NY, USA: ACM, 2011.
Smithers, Rebecca., 2013. Almost half of the world's food thrown away.
http://www.theguardian.com/.
Sukristiyonubowo, 2013. Global Advanced Research Journal of Agricultural
Science : Management of Acid Newly Opened Wetland Rice Fields. Indonesian
Agency for Agricultural Research and Development, Soil Research Institute

Anda mungkin juga menyukai