BIDANG KEGIATAN:
PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkan Oleh:
WIDYA AYU ISMUNINGSIH 20021000052
EFRIDA WEA 21062000011
AHMAD FALAAH 21022000244
SATRIO ADRIAN ALVIHARIRI 21083000080
ELBION FRANSYULISON CHRISTOPHER 21063000007
Menyetujui,
Wakil Dekan I Fakultas Ketua Pelaksana Kegiatan
Penulis
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam ilmu kesehatan, makanan merupakan substrat yang dapat digunakan
untuk proses di dalam tubuh. Terutama untuk membangun dan memperoleh
tenaga bagi sel tubuh. Makanan tidak dapat lepas dari kehidupan kita karena
makanan memiliki beberapa fungsi untuk tubuh yaitu sebagai bahan penghasil
energi, sebagai bahan pembangun dan perbaikan sel-sel tubuh yang rusak, dan
sebagai bahan pelindung dan pengatur kerja fisiologis tubuh. Hal ini menjadikan
makanan tidak bisa terlepas dari kebutuhan manusia dalam kesehariannya.
Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan
masyarakat akan makanan semakin meningkat. Hal ini bisa dilihat dari data
statistik dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1. Sampel Distribusi Menurut Pola Konsumsi di Indonesia
Manfaat
1. Sebagai salah satu cara solutif untuk mempermudah masyarakat dalam hal
merasakan dan mendapatkan makanan khas daerah ataupun negara lain.
2. Terciptanya teknologi dan peluang usaha baru dalam hal bisnis makanan
di dunia.
3. Memberikan solusi alternatif dalam hal pelestarian makanan khas dengan
adanya pembuatan database makanan secara digital.
B. GAGASAN
Kondisi kekinian
Pada kondisi kekinian, banyaknya ragam makanan di dunia tentunya
dimanfaatkan oleh pelaku industri makanan sebagai sumber penghasilan. Namun,
terdapat permasalahan kompleks dalam mengenalkan dan memasarkan produk,
terlebih makanan yang bersifat khas suatu negara karena terkait faktor waktu,
tempat, dan biaya (Carolline J Gerish, 2001). Selain itu menurut survei yang
dilakukan UK’s Institution of Mechanical Engineers (IMechE) pada tahun 2013
yaitu terdapat degradasi variasi makanan di dunia, dimana aneka jenis makanan
dari tahun ke tahun berkembang kearah yang seragam. Hal ini dikarenakan
sumber bahan pangan nabati yang semakin sulit didapatkan karena lahan hijau
semakin berkurang akibat eksploitasi pembangunan. Diketahui dari laporan
program lingkungan PBB (UNEP) menyatakan lebih dari 849 juta hektar lahan,
akan terdegradasi pada 2050 dan penurunan kualitas lingkungan dan hilangnya
keanekaragaman hayati akan terjadi pada 23% lahan di bumi (http://unep.org/).
Selain itu, alasan utama terjadinya degradasi ragam jenis makanan adalah
disebabkan terputusnya generasi penerus dalam melanjutkan kelestarian makanan
khas suatu daerah.
Pada era modern ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin tinggi akan mendorong manusia untuk mencari kemudahan dalam
mendapatkan informasi yang cepat, tetap, dan akurat. Teknologi menjadi sesuatu
yang digunakan untuk mempermudah atau membantu pekerjaan manusia agar
lebih efektif dan efisien (Hasna Rosyida H, 2013). Berdasarkan kondisi
kontemporer itulah, dibutuhkan solusi berbasis tekhnologi, termasuk menggagas
tekhnologi digitalisasi rasa makanan di dunia.
C. METODE
Ada beberapa metode yang biasa dilakukan untuk mendapatkan rasa
makanan, yaitu dengan membeli makanan secara langsung kepada penyedia
makanan (Analog). Metode semacam ini melalui prosedur yang sederhana.
Pembeli datang langsung memesan makanan kemudian apakah pembeli tersebut
akan makan di tempat (dine in) atau dibawa pulang (take away). Metode
berikutnya yaitu memesan makanan tanpa harus datang ke penyedia makanan.
Pemesanan dapat dilakukan melalui telepon atau internet. Sehingga ada istilah
FDO atau Food Delivery Order yang merupakan suatu jasa antar makanan yang
akan memudahkan pembeli untuk makanan dari tempatnya. Namun proses ini
tidak bisa dilakukan untuk jarak yang relatif jauh berhubung faktor kepercayaan
antara konsumen dan produser, ketahanan makanan, biaya, dan lain – lain
(www.cooks.ndtv.com).
Seiring perkembangan zaman, terobosan baru dalam pencicipan rasa dengan
konsep yang berbeda mulai dirasa perlu. Dengan konsep inovasi yang
memudahkan kerja manusia kapanpun dan dimanapun berada. Sehingga muncul
pemikiran untuk menangkap rasa dalam bentuk data digital.
Akhir – akhir ini konsep digitalisasi rasa menjadi perhatian oleh banyak
ilmuwan, dalam riset yang dilakukan sekelompok peneliti di National University
of Singapore (NUS), digunakan konsep rangsangan listrik dan suhu ke lidah.
Konsep ini masih menghadapi banyak kendala dalam hal penjaminan reliabilitas
orisinilitas rasa, proses pengendalian rangsangan dan juga belum bisa
menampilkan visual tekstur dan bau (Nimesha Ranasinghe, 2013).
Beberapa contoh tersebut mengindikasikan bahwa selama ini belum ada
gagasan dan pemanfaatan konsep digitalisasi rasa dalam lingkup global, Padahal,
jika program ini diterapkan, maka potensi usaha khususnya di bidang industri
makanan di dunia akan meningkat pesat.
Bagaimana Gagasan Memperbaiki Kondisi Kekinian
Berdasarkan uraian di atas perlu suatu terobosan baru yang dapat
mengembangkan industri makanan. Gagasan yang kami ajukan untuk
memperbaiki permasalahan tersebut adalah pengembangan konsep baru
“digitalisasi rasa” pada makanan yang di dokumentasikan dan disebarkan secara
online. Gagasan ini dilakukan dengan penerapan konsep rangsangan lidah oleh
parameter kuat arus, frekuensi, dan suhu. Dengan besaran seperti pada tabel 3:
Tabel 3. Indikator Rasa dan Besaran Pada Masing – masing Parameter
Indikator rasa Besaran parameter
1. Asam Besaran arus dari 60μA hingga
180μA dan peningkatan suhu
dari 20◦C menjadi 30◦C
2. Asin Besaran arus hingga 50μA
(Frekuensi rendah )
Sushi Jepang
Lasagna Italy
Kimchi Korea
E. KESIMPULAN
Gagasan Digitalisasi Rasa pada dasarnya merubah rasa makanan (analog)
menjadi data digital dengan mengaplikasikan parameter kuat arus, frekuensi, dan
suhu ( tabel 3) sehingga menjadi konsep dasar bagi rangsangan virtual pada lidah.
Dimana para ahli makanan dan ilmuwan menentukan rasa asin, manis, pahit,
asam, panas, dan dingin berdasarkan perhitungan komposisi makanan dan
pengalaman nyata setelah mencicipi makanan asli ( nyata ).
Rasa makanan yang telah berbentuk digital disebar ke media online dalam
bentuk manuskrip yang berisi perintah (input) yang siap di download dan
dilaksanakan pada instrumen sebagai media interface pada lidah manusia.
Gagasan ini dapat diimplementasikan dengan kerjasama pihak terkait dan
penelitian yang berkelanjutan untuk digitalisasi rasa pada makanan di dunia.
DAFTAR PUSTAKA