Anda di halaman 1dari 11

Prasarana Ekonomi Dan Komunikasi Serta Peran Teknologi Pertanian Dalam

Kehidupan Sehari- hari

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Sosiologi dan Antropolgi


Dosen Pengampu : Erlina Nasution S.Pd, M.Kes

Di susun oleh :
ANGGI TRI MUKHTI
P01031223058
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
KELAS 1B

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN


JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
2023/2024
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BABI PENDAHAULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah
1
1.3. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Defenisi sarana dan prasarana ekonomi 2
2.2. Teknologi pengolahan pangan 3
2.3. Inovasi teknologi pertanian 4
2.4. Metode penelitian teknologi pertanian 6

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan 7
3.2. Saran 7

DAFTAR PUSTAKA 8

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya
makalah ini dapat terselesaikan dengan lancer. makalah yang berjudul “konsep sosiologi
antropologi dalam ilmu gizi” dapat membawa manfaat . Dalam penulisan makalah ini saya
telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu disampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan saran bagi tersusunnya makalah
ini. saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak mengandung kekurangan, oleh karena
itu masukan yang bersifat membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan makalah ini
pada masa yang akan datang. Semoga keberadaan makalah ini dapat menambah referensi
bagi para mahasiswa, dosen maupun praktisi

\
Medan, Desember 2023
Penulis

Anggi Tri Mukhti

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penerapan teknologi inovasi pertanian berperan dalam meningkatkan produktivitas usaha
tani, sehingga berpeluang untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, yang salah satunya
diindikasikan dari meningkatnya ketahanan pangan rumah tangga petani.Penelitian ini
bertujuan untuk mengindentifikasi inovasi teknologi pertanian yang telah diterapkan di lokasi
studi, dan menganalisis hubungannya dengan kondisi ketahanan pangan pada rumah tangga
petani. Metode penelitian berupa survei di dua desa di Kabupaten Bogor yang masing-
masing memiliki tipe pertanian yang berbeda yaitu lahan kering dan basah (sawah), dengan
jumlah sampel sebanyak 80 orang. Data dianalisis dengan uji statistik Rank Spearman. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petani di lahan sawah telah menerapkan inovasi
teknologi berupa sistem jajar legowo secara intensif, dan petani di desa berlahan kering cukup
intensif dalam menerapkan inovasisistem tumpang sari dan pengolahan hasil pertanian (on
farm).Penerapan teknologi ini berkorelasi positif dengan kondisi ketahanan pangan rumah tangga
petani, yaitu petani yang menerapkan inovasi teknologi lebih intensif memiliki tingkat ketahanan
pangan yang lebih baik
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud sarana dan prasarana ekonomi ?
2. Bagaimanakah teknologi pengolahan pangan itu ?
3. Bagaimanakah inovasi teknologi pertanian berperan dalam kehidupan ?
4. Apakah yang dimaksud dengan metode penelitian teknologi pertenian ?

1.3 Tujuan
1. Mampu memehami defenisi saran dan prasarana ekonomi
2. Dapat mengetahui teknologi pangan
3. Mampu memahami inovasi teknologi pertanian yang berperan dalam kehidupan
4. Mampu mengetahui tentang metode penelitian teknologi pertanian

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 . Defenisi Sarana Dan Prasarana Ekonomi
Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan, kawasan, kota atau wilayah (spatial
space) sehingga memungkinkan ruang tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. Infrastuktur
metujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-
bangunan gedung dan fasilitas public yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi (Grigg,1988 dalam Kodoatie,2005:8).
Sementara itu adapun pengertian prasarana menurut Jayadinata (1992 dalam Juliawan,2015:5)
prasarana merupakan suatu faktor potensial yang sangat penting dalam menentukan arah dan
masa depan perkembangan suatu wilayah, karena pembangunan tidak akan sukses dan
berjalandengan baik tanpa dukungan prasarana yang memadai, prasarana kota merupakan
fasilitas umum yang menjadi penunjang utama terselenggaranya suatu proses atau kegiatan
dalam kota yang pada akhirnya akan menentukan perkembangan kota. Dengan demikian
prasarana kota merupakan fasilitas umum yang menjadi penunjang utama terselenggaranya suatu
proses atau kegiatan dalam kota, yang padxa akhirnya akan menentukanperkembangan kota.

Prasarana lingkungan merupakan kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan


lingkungan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, lebih jelasnya prasarana lingkungan atau
sarana yang utama bagi berfungsinya suatu lingkungan permukiman adalah jaringan jalan untuk
mobilitas orang dan angkutan barang, mencegah perambatan kebakaran serta untuk menciptakan
ruang dan bangunan yang teratur, jaringan air bersih, jaringan saluran pembuangan air limbah
dan tempat pembuangan sampah untuk kesehatan lingkungan, serta jaringan saluran air hujan
untuk pematusan (drainase) dan pencegah banjir setempat.

Fungsi prasarana adalah untuk melayani dan mendorong terwujudnya lingkungan permukiman
dan lingkungan usaha yang optimal sesuai dengan fungsinya, upaya memperbaiki lingkungan
membutuhkan keseimbangan antar tingkat kebutuhan masyarakat

2
2.2 teknologi pengolahan pangan

pengolahan pangan merupakan suatu kegiatan untuk mengubah bahan baku, baik hewani
maupun nabati menjadi suatu produk yang diinginkan oleh konsumen.[2] Berdasarkan definisi
dari IFT (Institute of Food Technologies) yang dikutip oleh Dahrul Syah, "teknologi pangan
adalah aplikasi ilmu pangan ke dalam sistem seleksi, pengawetan, pengolahan, pengemasan,
distribusi, dan pemanfaatan bahan pangan yang baik, aman, dan bergizi." [3]

Pangan atau bahan pangan pada umumnya harus diproses atau diolah lebih dulu sebelum
dikonsumsi. Pengolahan, selain untuk mendapatkan keanekaragaman jenis, bentuk dan cita rasa
pangan yang berasal dari satu atau lebih bahan pangan, juga dimaksudkan untuk memperpanjang
umur simpannya. Sebelum pangan/bahan pangan diolah, perlu dilakukan penanganan terlebih
dulu. Beberapa komoditas pertanian tertentu bahkan memerlukan penanganan segera setelah
panen. Bila penanganan pasca panen atau pra pengolahan tidak tepat maka akan mengakibatkan
kerusakan yang lebih parah sehingga mempengaruhi proses pengolahan pangan selanjutnya.

Proses pengolahan pangan sangat tergantung pada karakteristik bahan. Demikian pula proses
pengolahan juga berpengaruh terhadap komponen yang terkandung dalam bahan, baik nutrisi
maupun karakteristik sensori yang diakibatkannya.

Bahan pangan adalah materi atau bahan yang diperlukan oleh manusia untuk tumbuh dan
memelihara tubuhnya serta berkembang biak. Pada umumnya terdiri atas zat-zat kimia, yang
sudah tersedia secara alami atau yang dibuat secara sintetis, dalam berbagai bentuk
kombinasinya.

Komponen utama bahan pangan sangat berpengaruh terhadap mutu atau nilai bahan pangan.
Misalnya komponen air yang dapat mempengaruhi tekstur, serta cita rasa dan penampilan produk
pangan. Air berperan penting dalam metabolisme zat-zat makanan dan sebagai media reaksi yang
menstabilkan pembentukan biopolimer. Air di dalam bahan pangan terdapat dalam bentuk air
bebas dan air terikat. Air bebas mudah dihilangkan dengan cara penguapan atau pengeringan,
sedangkan air terikat sulit dihilangkan dari bahan pangan. Uraian yang lebih jelas tentang
komponen penyusun bahan pangan dapat dipelajari dari modul 1 BMP PANG4312 Teknologi
Pengolahan Pangan.

3
2.3 Inovasi Teknologi Pertanian
Inovasi teknologi pertanian berperan penting dalam meningkatkan produktivitas
pertanian, mengingat bahwa peningkatan produksi melalui perluasan lahan
(ekstensifikasi) sulit diterapkan di Indonesia, di tengah-tengah konversi lahan pertanian
produktif ke non pertanian semakin meluas. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS)
dalam kurun waktu 1983-1993 telah terjadi alih fungsi lahan seluas 935.000 hektar yang terdiri
atas 425.000 hektar berupa lahan sawah dan 510.000 lainnya bukan sawah atau rata-rata
pertahun sekitar 40.000 hektar. Untuk tahun 1993-2003 diperkirakan konversi lahan mencapai
dua kali lipat dari tahun 1983-1993, yaitu sekitar 80.000 hingga 100.000 hektar per tahun.

Wilayah konversi lahan terbesar terjadi di Pulau Jawa sebesar 54% dan Sumatera
38%.Perubahan konversi lahan terbesar adalah menjadi lahan perkampungan/lahan
pemukiman (69 persen) dan kawasan industri (20 persen).Petani sebagai ujung tombak
pembangunan pertanian berperan sangat penting dalam meningkatkan produktivitas hasil
pertanian, mengingat bahwa petani sebagai pelaku utama pertanian. Inovasi teknologi
pertanian tidak akan ada manfaatnya, jika petani tidak menggunakannya. Oleh karena
itu, pengadopsian inovasi teknologi ini oleh petani penting guna meningkatkan
produktivitas usahatani. Secara makro

pemerintah berkepentingan untuk meningkatkan produksi pertanian, karena selama ini


kebutuhan pangan seluruh masyarakat Indonesia masih menggantungkan dari impor.Bahkan
nilai impor pangan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Data BPS menunjukkan
bahwa selama semester I 2011 (Januari-Juni), Indonesia telah mengimpor bahan pangan
mentah maupun olahan, senilai 5,36 milliar dollar AS dengan volume impor mencapai
11,33 juta ton, dan pada tahun 2013 meningkat mencapai 15,4 juta ton atau setara
dengan US$ 7,73 miliar. Indonesia mengimpor sedikitnya 28 komoditi pangan mulai dari
beras, jagung, kedelai, gandum,terigu, gula pasir, gula tebu, daging sapi, daging ayam, sampai
singkong

4
Pada tataran mikro, yaitu rumah tangga petani, penggunaan teknologi pertanian yang
inovatif diperlukan untuk meningkatkan hasil panen petani. Dengan demikian pendapatan
petani meningkat, dan kondisi ketahanan pangan rumah tangganya semakin kuat.Hasil
penelitian Amirian et al. (2008) dan Suhardianto (2007) menunjukkan pendapatan dan
produktivitas pertanian berhubungan positif signifikan dengan ketahanan pangan rumah tangga
petani. Namun demikian tidak semua petani mau dan mampu dalam menggunakan inovasi
teknologi, meskipun inovasi ini telah diprogramkan dalam kegiatan-kegiatan di lingkup
Kementerian Pertanian. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi
teknologi yang telah diintroduksikan kepada masyarakat petani beberapa diantaranya
tidak diadopsi lebih lanjut oleh petani, misalnya pada pengendalian hama terpadu
(Nilasari et al., 2016) yang diantaranya disebabkan oleh tingkat kerumitan dan kurang
menguntungkan hasil dari inovasi tersebut. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Rogers
(2003) bahwa sifat-sifat inovasi akan menentukan petani untuk mengadopsi atau tidak suatu
inovasi, yaitu dari sifat keuntungan relatif, kesesuaian, kerumitan, kemudahan dicoba, dan
dapat dibedakan dengan yang lama

Keuntungan relatif (relative advantages) adalah tingkatan ketika suatu ide baru
dianggap suatu yang lebih baik daripada ide-ide yang ada sebelumnya. Tingkat keuntungan
relatif seringkali dinyatakan dengan atau dalam bentuk keuntungan ekonomis. Kesesuaian
inovasi (compatibility) adalahkesesuaian dengan tata nilai maupun pengalaman yang ada,
pengalaman masa lalu dan kebutuhan penerima. Ide yang tidak kompatibel dengan ciri-ciri
sistem sosial yang menonjol akan tidak diadopsi secepat ide yang kompatibel. Kompatibilitas

memberi jaminan lebih besar dan resiko lebih kecil bagi penerima dan membuat ide baru itu
lebih berarti bagi penerima. Kerumitan (complexity) adalah tingkat ketika suatu
inovasidianggap relatif sulit untuk dimengerti dan digunakan. Suatu ide baru mungkin dapat
digolongkan ke dalam kontinum ”rumit-sederhana”. Kerumitan teknologi menurut
pengamatan anggota sistem sosial, berhubungan negatif dengan kecepatan adopsinya. Ini
berarti makin rumit suatu inovasi bagi seseorang, maka akan makin lambat pengadopsiannya.
Kemudahan untuk diujicoba (trialability) adalah suatu tingkat ketika teknologi dapat dicoba
dengan skala kecil. Ide baru yang dapat dicoba biasanya diadopsi lebih cepat dari pada
inovasi yang tidak dapat dicoba terlebih dahulu.

5
Kemudahan untuk diamati (observability) adalah tingkat ketika hasil-hasil suatu inovasi dapat
dilihat oleh orang lain. Hasil inovasi-inovasi tertentu mudah dilihat dan dikomunikasikan
kepada orang lain. Guna mengetahui jenis-jenis inovasi teknologi apa saja yang telah
diterapkan oleh petani di lokasi studi dan sejauhmana intensitasnya dalam menggunakan
inovasi tersebut, serta hubungannya dengan kondisi ketahanan pangan rumah tangga,
maka dilakukan penelitian ini. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk: (1)
mengidentifikasi jenis-jenis inovasi teknologi pertanian yang telah dikenal oleh masyarakat
petani dan mengukur intensitasnya, dan (2) menganalisis hubungan antara adopsi inovasi
teknologi pertanian dengan tingkat ketahanan rumah tangga petani

2.4 Metode Penelitian Teknologi Pertanian

Penelitian dilakukan di dua kelompok tani di Kabupaten Bogor yang mewakili petani
dengan fokus usaha yang berbeda, yaitu pertanian lahan basah (sawah) yang berada di
Desa Cibeber I, Kecamatan Leuwiliang dan pertanian lahan kering dan pengolahan hasil
pertanian di Desa Benteng, Kecamatan Ciampea. Penelitian ini didesain dengan
menggunakan survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuisoner, dan
diperdalam dengan pendekatan Focus Group Discussion (FGD), wawancara mendalam, serta
observasi terhadap kondisi sosial, ekonomi, budaya, lingkungan lokasi studi, serta teknologi
usahatani yang digunakan oleh masyarakat petani setempat.Jumlah anggota kelompok tani di
dua desa penelitian adalah 40 orang dengan menggunakan sampel acak sederhana
(sample random sampling).Data yang telah terkumpul dianalisis secara statistik deskriptif Jurnal
Penyuluhan, September 2016 Vol. 12 No. 2191 berupa jumlah dan persentase dan statistik
inferensial dengan menggunakan uji Rank Spearman .

6
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Bahan pangan sangat berpengaruh terhadap mutu atau nilai bahan pangan. Misalnya komponen
air yang dapat mempengaruhi tekstur, serta cita rasa dan penampilan produk pangan. Air
berperan penting dalam metabolisme zat-zat makanan dan sebagai media reaksi yang
menstabilkan pembentukan biopolimer . bahan pangan pada umumnya harus diproses atau diolah
lebih dulu sebelum dikonsumsi. Pengolahan, selain untuk mendapatkan keanekaragaman jenis,
bentuk dan cita rasa pangan yang berasal dari satu atau lebih bahan pangan, juga dimaksudkan
untuk memperpanjang umur simpannya .

3.2 Saran

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna mohon maaf untuk segala kesalahan dan semoga
kedepan nya penulis dapat lebih baik lagi.

7
DAFTAR PUSTAKA

teknologiJurnal Penyuluhan, September 2019 Vol. 12 No. 21901

perinsipdasarteknologipangan , Agustus 2021 Dra. Tri Ratna Nastiti, Apt.

Anda mungkin juga menyukai