Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGELOMPOKAN PROTEIN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Kimia Pangan
Dosen Pengampu : Riris Opusunggu S. Pd M.Kes

Di susun oleh kelompok 6 :


Anggi Tri Mukhti P01031223058
Kezia Sandhora N Sihombing P 01031223079
Ricky A Simanjuntak P01031223
Indriyani Junita P01031223

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


KELAS 2B
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
2023/2024
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BABI PENDAHAULUAN
1.1. Latar Belakang 2
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………….3
1.3. Tujuan Penulisan …………………………………………………………3.
1.4. Manfaat Penulisan ……………………………………………………….3

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian manusia 4
2.2. Hubungan Antara Manusia Dalam Komunikasi 6
2.3. Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan
Antara Manusia 8
2.4. Penyebab Manusia Perlu Berkomunikasi
…………………………….12
2.5. Persamaan Dan Perbedaan Sesama Manusia
……………………….13
2.6. Hal – Hal Yang Diciptakan Dalam Komunikasi
……………………….13

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan 16
3.2. Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 17

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar. Kami berharap
makalah yang berjudul “ Hubungan Antar Manusia Dalam Proses Komunikasi ” ini
dapat membawa manfaat . Dalam penulisan makalah ini kami telah mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak .oleh karena itu , kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan saran bagi
tersusunnya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak mengandung kekurangan, oleh
karena itu masukan yang bersifat membangun sangat diharapkan guna membantu
dalam penyempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang. Semoga
keberadaan makalah ini dapat menambah referensi bagi para mahasiswa, dosen
maupun praktisi .

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial tidak mampu hidup sendiri.
Manusia membutuhkan manusia lainnya. Hubungan antar manusia ini didasari
pada interaksi sosial yang terjadi secara terus-menerus di lingkungan masyarakat.
Komunikasi adalah segala sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia
dalam mempertahankan hidup. Karena manusia adalah makhluk sosial yang
membutuhkan manusia lain untuk bersosialisasi dan mempertahankan hidupnya.
Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, bahkan sejak pertama
manusia itu dilahirkan manusia sudah melakukan kegiatan komunikasi. Hubungan
antar manusia tercipta melalui komunikasi, baik komunikasi itu komunikasi verbal
(bahasa) maupun non verbal (simbol, gambar, atau media komuniksi lainnya).
Selain itu komunikasi dilakukan karena mempunyai fungsi untuk mempertahankan
kelangsungan hidup, memupuk hubungan dan memperoleh kebahagiaan

Komunikasi interpersonal merupakan proses komunikasi yang berlangsung antara


dua orang atau lebih secara bertatap muka dimana pengirim dapat menyampaikan
pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi
secara langsung (Cangara, 2010). Menurut West and Turner (2008) komunikasi
interpersonal atau komunikasi antarpribadi merujuk pada komunikasi yang terjadi
secara langsung antara dua orang. Komunikasi interpersonal merupakan
komunikasi yang dilakukan oleh individu untuk saling bertukar gagasan ataupun
pemikiran kepada individu lainnya (Hanani, 2017)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik beberapa rumusan


masalah yang dikaji dalam makalah ini :

iv
1. bagaimanakah pengertian manusia dalam konteks komunikasi ?

2. apakah hubungan antara manusia dan komunikasi sangat erat ?

3. sebutkan faktor yang mempengaruhi hubungan antar manusia ?

4. apakah yang menyebabkan manusia perlu berkomunikasi ?

5. sebutkan persamaan dan perbedaan sifat manusia ?

6. apasajakah hal-hal yang diciptakan dalam komunikasi ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapaun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan informasi
tentang hubungan manusia dengan komunikasi , serta faktor yang mempengaruhi
hubungan keduannya .

1.4 Manfaat Penulisan

1. Agar mengetahui defenisi dari konteks manusia

2. mampu memahami hubungan antara manusia dan komunikasi

3. Agar memahami faktor yang mempengaruhi hubungan antar manusia

4. mampu mengetahui penyebab manusia perlu berkomunikasi

5. dapat membedakan sifat manusia

6. mampu memahami hal-hal yang diciptakan dalam komunikasi

v
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk jasmani dan rohani, Pandangan tentang manusia


merupakan salah satu topik yang menarik unuk dikaji, karena pandangan tersebut
merupakan bagian dari cita-cita dalam hidup yang menjadi landasan moral dan
pengetahuan bahkan dalam soal pola agama dan kepercayaan, manusia
mempunyai peran penting. Manusia di manapun tidak akan dapat menemukan
dirinya sendiri dan menjadi sadar atas kepribadiannya selain melalui orang lain
ataupun pandangan masyarakat. Oleh karena itu tentu manusia memerlukan
kehidupan bermasyarakat dan tolong menolong dalam upaya pemenuhan
kebutuhan hidup yang menjadi kekuatan untuk membangun peradaban

Manusia (Homo sapiens) adalah spesies primata yang jumlahnya paling banyak
dan tersebar luas. Mereka adalah jenis kera besar yang dicirikan oleh gaya
berjalan dua kaki dan kemampuan kognitif yang mumpuni berkat otak mereka
yang besar dan kompleks. Manusia adalah makhluk yang sangat sosial dan
cenderung hidup dalam struktur sosial yang kompleks yang terdiri dari banyak
kelompok yang saling bekerja sama dan bersaing, mulai dari keluarga dan jaringan
kekerabatan hingga negara politik. Oleh karenanya, interaksi sosial antara
manusia telah membentuk berbagai macam nilai, norma sosial, bahasa, dan ritual,
yang masing-masing menopang komunitas manusia. Keinginan untuk memahami
dan mempengaruhi fenomena telah memotivasi manusia untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, hukum, mitologi, agama, dan bidang studi
lainnya.

vi
Meskipun beberapa ilmuwan memperlakukan istilah manusia sama dengan semua
anggota genus Homo, dalam penggunaan umum, istilah ini biasanya merujuk pada
Homo sapiens, satu-satunya anggota Homo yang masih ada. Manusia modern
secara anatomis muncul sekitar 300.000 tahun yang lalu di Afrika, berevolusi dari
Homo heidelbergensis atau spesies yang serupa dan bermigrasi keluar dari Afrika,
secara bertahap menggantikan atau melakukan kawin silang dengan populasi lokal
manusia purba. Manusia merupakan pemburu-pengumpul yang hidup berpindah-
pindah selama sebagian besar rentang sejarahnya. Manusia mulai menunjukkan
perilaku modern sekitar 160.000-60.000 tahun yang lalu. Revolusi Neolitikum, yang
dimulai di Asia Barat Daya sekitar 13.000 tahun yang lalu (dan secara terpisah di
beberapa tempat lain), melahirkan pertanian dan pemukiman manusia yang
permanen. Ketika populasi manusia menjadi lebih besar dan lebih padat, bentuk-
bentuk pemerintahan berkembang di dalam dan di antara mereka, dan sejumlah
peradaban telah bangkit dan runtuh. Manusia terus berkembang, dengan populasi
global mencapai lebih dari 8 miliar hingga tahun 2022.

Beberapa Pengertian Manusia menurut Para Ahli

Paula J. C. & Janet W. K.

Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka,


bebas memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas
setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola
hubungan antar sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai
kemungkinan.

Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany

Menurut Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian manusia adalah


makhluk yang mulia. Masuia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan
menusia merupakan makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan
kemampuan berpikir / akal). Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.

vii
Kees Bertens

Menurut Kees Bertens, manusia adalah setiap makhluk yang terdiri dari dua unsur
yang satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun.

Upanisads

Menurut Upanisads, manusia merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur


kehidupan seperti roh (atman), pikiran, jiwa, dan prana (tubuh / fisik).

2.2 Hubungan antar sesama manusia dalam berkomunikasi

Hubungan manusia atau human relation merupakan proses interaksi yang


berhubungan dengan kejiwaan manusia dan bertujuan untuk mencari kebahagiaan
Proses yang terjadi secara continue ini berkaitan langsung dengan komunikasi
interpersonal. Jika hubungan antar manusia berkaitan dengan perasaan, sikap,
watak, dan tingkah laku manusia dengan tujuan mengidentifikasi suatu masalah
maka berbeda dengan komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal bersifat
dialogis yang berdampak langsung terhadap individu-individu yang Pada dasarnya
komunikasi melibatkan berbagai unsur seperti adanya komunikator, pesan,
komunikan, media, dan umpan balik. Oleh karena itu, komunikasi merupakan
proses pengiriman pesan atau informasi secara langsung dan umpan baliknya
lebih cepat diterima dari komunikan.

Komunikasi antar manusia yang sering dilakukan dalam kehidupan di


masyarakat salah satunya adalah komunikasi konseling .Konseling adalah proses
pemberian informasi objektif dan lengkap yang bertujuan untuk membantu
membantu seseorang untuk memahami dirinya sendiri baik terhadap masalah
yang sedang dihadapi saat ini, pemecahan masalah yang tengah dihadapi, dan
memberikan solusi untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Komunikasi
konseling biasanya dilakukan oleh seseorang ketika tengah menghadapi masalah
yang tidak dapat diselesaikan sendiri. Seseorang bisa melakukan komunikasi

viii
konseling di rumah sakit yang menyediakan jasa konseling. Anak sekolah biasanya
juga memiliki seorang guru konseling yang bertugas untuk membantu siswanya
untuk menyelesaikan masalah yang tengah dihadapinya. Prinsip dasar dari
konseling itu sendiri adalah mengajarkan, menasehati, dan membimbing.
Komunikasi konseling menciptakan hubungan antar manusia yang terjalin dengan
baik.

Berikut ini merupakan hubungan antar manusia dalam komunikasi dan konseling:

1. Penyesuaian diri

Komunikasi yang dilakukan dalam konseling ini berhubungan antar manusia.


Setiap manusia memiliki sifat, perilaku, latar belakang budaya, pemikiran yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, hubungan antar manusia dalam komunikasi dan
konseling ini mampu memberikan penyesuaian diri baik dari konselor maupun
pasiennya. Seorang konselor akan memberikan sedikit pertanyaan atau
wawancara seputar kehidupan si pasien dan kemudian data tersebut menjadi
sebuah acuan konselor untuk menyesuaikan diri pada sifat, perilaku, dan
pemikiran pasien. Begitu pula dengan pasien, seorang akan menyesuaikan diri
dengan konselornya.

2.Perbaikan sikap

Perbaikan sikap ini merupakan hubungan antar mansuia dalam komunikasi dan
konseling. Komunikasi konseling yang sering dijadikan media perbaikan diri ini
melibatkan berbagai manusia untuk saling mendukung antara satu sama lainnya.
Komunikasi yang dilakukan dalam konseling ini bersifat membangun sehingga
seorang pasien yang berhadapan dengan konselor akan meningkatkan dirinya
untuk memperbaiki sikap yang dianggap kurang baik untuk dilakukan. Hubungan
antara konselor dengan pasien ini didasarkan pada permasalahan-permasalahan
pasien yang kemudian diceritakan kepada konselor. Kemudian konselor akan
memberikan pertanyaan dan menasehati pasien dengan kata-kata yang

ix
membangun pasiennya untuk bersikap lebih baik lagi setelah mampu
menyelesaikan permasalahannya.

3.Memahami diri sendiri

Hubungan antar manusia dalam komunikasi dan konseling berikutnya adalah


memahami diri sendiri. Memahami diri sendiri merupakan perihal yang sulit untuk
dipahami oleh setiap orang. Permasalahan sering muncul karena adanya rasa
tidak mampu untuk memahami dirinya sendiri. Seorang konselor yang bertugas
membantu pasiennya dalam menyelesaikan masalah ini dituntut untuk mampu
memahami diri sendiri. Dengan demikian seorang konselor akan lebih mudah
untuk memahami diri pasiennya dan komunikasi akan lebih efektif. Permasalahan
yang dialami pasien akan terselesaikan dengan cepat. Apabila antara konselor dan
pasien sama-sama jujur dan terbuka untuk permasalahan dan sikap yang dimiliki.

2.3 Faktor yang mempengaruhi hubungan antar manusia

Cara seseorang melakukan interaksi sosial yaitu dengan melakukan komunikasi


interpersonal. Salah satu faktor yang menimbulkan hubungan personal yang baik
adalah kepercayaan.Secara ilmiah, percaya berarti mengandalkan perilaku orang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam
situasi yang penuh resiko. Keuntungan rasa percaya kepada orang lain adalah
meningkatkan komunikasi interpersonal.

Faktor yang memengaruhi rasa percaya diri

Rasa kepercayaan diri yang dimiliki seseorang dapat dipengaruhi oleh hal-hal
berikut:

1. Menerima Kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai serta


berusaha mengendalikan empati, paham dengan keadaan orang lain. Iklim
defensif dan suportif Iklim defensif meliputi evaluasi, kontrol, strategi, superioritas,
kepastian, dan netralitas. Sementara itu, iklim suportif meliputi orientasi masalah,

x
deskripsi, spontanitas, persamaan, profesionalisme, dan empati. Evaluasi dan
deskripsi

A. Human Relation

Human relation ( hubungan antar manusia ) merupakan syarat utama untuk


keberhasilan suatu komunikasi baik komunikasi antar perorangan maupun
komunikasi dalam instansi atau perusahaan. Penguasaan dalam menciptakan

human relation karyawan dalam perusahaan atau instansi akan sangat membantu
seorang pimpinan dalam membantu komunikasi vertikal maupun komunikasi
horisontal. Di sisi lain human relation karyawan merupakan hubungan manusiawi
yang selalu dibutuhkan oleh karyawan, dimana fungsinya sebagai makhluk pribadi
dan makhluk sosial, kebutuhan akan orang lain untuk bekerjasama dalam
mencapai tujuan hidupnya. Hubungan yang harmonis akan membuat suasana
kerja yang menyenangkan dan hal ini akan mempengaruhi semangat karyawan
dalam menjalankan segala pekerjaannya.

1. Pengertian Human Relation ( Hubungan Antar Manusia )

Hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human relation. Orang-orang juga


ada yang menterjemahkan menjadi ” hubungan manusia ” atau juga diterjemahkan
” hubungan antarmanusia ”, yang sebenarnya tidak terlalu salah karena yang
berhubungan satu sama lain adalah manusia.

B. Faktor-faktor Persepsi Interpersonal dalam

Human Relation. Persepsi kita bukan sekedar rekaman peristiwa atau objek.
Komputer hanya mengolah input yang dimasukkan oleh seseorang. Pengaruh
kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya,
menentukan interpretasi kita pada sensasi. Bila objek atau peristiwa di dunia luar
kita sebut distal stimuli dan persepsi kita tentang stimuli itu kita sebut persepsi
(percept ) maka persepsi tidak selalu sama dengan distal stimuli. Proses subjektif
yang secara aktif menafsirkan stimuli disebut Fritz Heider sebagai pembangunan

xi
proses ( constructive process ). Proses ini meliputi faktor biologis dan
sosiopsikologis individu pelaku persepsi.

C. Teknik-Teknik Human Relation.

Hubungan manusiawi dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan


komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif
sifat tabiat manusia ( Onong, 2001 ). Dalam derajat intensitas yang tinggi,
hubungan manusiawi dilakukan untuk menyembuhkan orang yang menderita
frustasi. Frustasi timbul pada diri seseorang akibat suatu masalah yang tidak dapat
dipecahkan olehnya. Dalam kehidupan sehari-hari siapa pun akan menjumpai
masalah, ada yang mudah dipecahkan, ada juga yang sukar dipecahkan. Akan
tetapi masalah yang bagaimanapun akan diusahakan supaya hilang. Orang tidak
akan membiarkan dirinya dipusingkan oleh masalah. Dan masalah orang yang
satu tidak sama dengan masalah orang lain. Misalnya sakit, tidak lulus ujian,
lamaran kerja tidak diterima, mobil rusak atau kecelakaan, suami atau istri
menyeleweng, anak morfinis, tidak mampu menyelesaikan tugas atau pekerjaan,
permohonan atas sesuatu hal yang tidak diterima, dan lain-lain semua itu bisa
menyebabkan seseorang frustasi.

D. Hambatan dalam Human Relation.

Hambatan dalam hubungan antar manusia pada umumnya mempunyai dua sifat
yaitu objektif dan subjektif. Hambatan yang sifatnya objektif adalah gangguan dan
halangan terhadap jalannya hubungan antar manusia yang tidak disengaja dan
dibuat oleh pihak lain tapi mungkin disebabkan oleh keadaan yang tidak
menguntungkan. Hambatan yang bersifat subjektif adalah yang sengaja dibuat
oleh orang lain sehingga merupakan gangguan, penentangan terhadap suatu
usaha komunikasi.

Imitasi Imitasi adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu di luar


dirinya, dengan kata lain meniru. Hal yang perlu diperhatikan sebelum meniru ialah
memiliki minat dan perhatian yang besar, sikap menjunjung tinggi, serta

xii
pandangan bahwa dengan meniru maka ia akan mendapat penghargaan sosial
yang tinggi.

• Imitasi

Imitasi adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu di luar dirinya, dengan
kata lain meniru.

Hal yang perlu diperhatikan sebelum meniru ialah memiliki minat dan perhatian
yang besar, sikap menjunjung tinggi, serta pandangan bahwa dengan meniru
maka ia akan mendapat penghargaan sosial yang tinggi.

• Sugesti

Sugesti merupakan proses seseorang menerima cara pandang seseorang tanpa


adanya kritik terlebih dahulu. Syarat untuk mempermudah sugesti, yaitu:
Hambatan berpikir, akibat rangsangan emosi proses sugesti diterima secara
langsung. Pikiran terpecah-pecah atau disasosiasi, mengalami pemikiran yang
terpecah-pecah. Otoritas atau prestise, penerimaan pandangan dari orang yang
mempunyai prestise sosial tinggi. Mayoritas, penerimaan pandangan dari
kelompok mayoritas. Kepercaan penuh, menerima pandangan tanpa pertimbangan
lebih lanjut.

• Identifikasi

Identifikasi adalah proses yang berlangsung secara sadar, berdasar perasaan,


irasional, serta berkembang bahwa identifikasi berguna untuk melengkapi sistem
norma-norma yang ada. Identifikasi juga merupakan cara belajar norma dari orang
tuanya,.

• Simpati

Simpati merupakan perasaan ketertarikan individu kepada orang lain yang timbul
berdasarkan penilaian perasaan.

xiii
Rasa kepercayaan diri yang dimiliki seseorang dapat dipengaruhi oleh hal-hal
berikut:

Menerima Kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai serta


berusaha mengendalikan empati, paham dengan keadaan orang lain. Iklim
defensif dan suportif Iklim defensif meliputi evaluasi, kontrol, strategi, superioritas,
kepastian, dan

 netralitas.

Sementara itu, iklim suportif meliputi orientasi masalah, deskripsi, spontanitas,


persamaan, profesionalisme, dan empati. Evaluasi dan deskripsi Evaluasi adalah
penilaian terhadap orang lain, baik itu memuji maupun mengecam. Sementara itu,
deskripsi adalah penyampaian perasaan atau persepsi tanpa melakukan penilaian.

2.4 Penyebab Manusia Perlu Berkomunikasi

Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti selalu berkomunikasi. Kepada siapapun


dan dalam bentuk apapun. Seperti menyapa kenalan ketika bertemu di jalan,
membicarakan hal-hal ringan seperti ramalan cuaca, atau memberi perhatian
kepada pacar *gagal fokus*. Kenapa kita melakukan hal itu? Karena pada
dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Makhluk yang tidak bisa lepas dari
orang lain. Makhluk yang tidak bisa hidup sendiri.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Philip G. Zimbardo menyimpulkan bahwa


seseorang yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dan kehangatan dari
orang-orang di sekelilingnya (jarang berkomunikasi), cenderung bersifat agresif.
Dan ke depannya, agresivitas ini akan menimbulkan kekerasan pada orang lain.
Lebih jauh lagi, Stewart menyatakan bahwa seseorang yang dikucilkan dalam
lingkungan sosialnya cenderung lebih cepat mati.

Menurut penjelasan Sommer, hal ini terjadi karena di dalam tubuh manusia
terdapat hubungan antara sistem saraf pusat dengan sistem kekebalan tubuh.
Hubungan itu terjadi melalui sistem saraf otonomik dan sistem peredaran darah.

xiv
Sehingga bisa dikatakan bahwa stres psikologis yang kronis (akibat kurang
komunikasi) mempunyai efek yang merugikan fungsi kekebalan tubuh, bahkan
dapat menimbulkan penyakit jantung koroner.

Sebab itu, mari membangun komunikasi yang baik. Dengan Tuhan, dengan
sesama, dan dengan apapun, termasuk juga dengan alam. Giatkan ibadah dan
doa Anda, sapa kenalan Anda jika Anda bertemu dengannya, dan sempatkanlah
bermain dengan hewan peliharaan Anda. Letakkan sejenak gadget Anda dan
mulailah berinteraksi dengan orang-orang yang Anda sayangi.

2.5 Persamaan dan perbedaan sifat manusia

Sebelum kita berbicara tentang hakikat manusia, hendaknya kita mengetahui


terlebih dahulu apa itu hakikat. Secara sederhana hakikat sering disamakan
sebagai sesuatu yang mendasar atau esensi yang substansial, yang hakiki, yang
penting, yang diutamakan dan berbagai makna sepadan dengan pengertian itu.
Namun memahami hakikat tidak tepat hanya dengan mengacu pada pengertian
sederhana. Hakikat dapat dan semestinya memang dipahami secara hakikat pula.
Memahami istilah hakikat secara hakikat. Dari perspektif sains, manusia adalah
binatang. Manusia masuk dalam keluarga besar kingdom of animalia. Manusia
adalah binatang bertulang belakang, lebih mengerucut lagi manusia
dikelompokkan sebagai mamalia , manusia adalah primata, manusia adalah kera
lebih kecil lagi kita termasuk hominid lebih kecil lagi kita adalah homo sapiens.

Dalam bidang linguistik, manusia adalah binatang yang berbicara yang kemudian
dari bicara itu menjadi bahasa. Psikosomatik memandang manusia hanya terdiri
atas jasad yang memiliki kebutuhan untuk menjaga keberlangsungannya artinya
manusia memerlukan kebutuhan primer (sandang, pangan dan papan) untuk
keberlangsungan hidupnya.

Secara biologis, manusia adalah makhluk yang memiliki dua kaki, dua tangan, dua
mata, dua telinga, berjalan, melahirkan dan lain sebagainya di lihat secara
fisiologis. Namun definisi ini terlalu rancu sehingga dapat disamakan dengan

xv
binatang yang memiliki ciri-ciri fisik yang hampir sama. Dari persamaan definisi
manusia yang sering dikaitkan dengan binatang, menurut aristoteles manusia
adalah animal rasionale artinya binatang yang memiliki kemampuan rasional

2.6 Hakikat yang diciptakan dalam komunikasi

Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia. Yang dinyatakan itu


adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam “bahasa” komunikasi, pernyataan
dinamakan pesan (message), orang yang menyampaikan pesan disebut
komunikator (communicator), sedangkan orang yang menerima pesan diberi nama
komunikan (communicatee). Maka lebih jelasnya, komunikasi berarti proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan (Effendi, 1993: 28).

Effendi (2000: 5) mendefenisikan komunikasi sebagai proses penyampaian pesan


oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau merubah sikap dan
pendapat baik secara langsung dan tidak langsung melalui media.

Pemahaman pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif,


para peminat komunikasi sering mengutip paradigma yang dikemukakan oleh
Harold Laswell dalam karyanya The Structure and Function of Communication in
Society, yang menjelaskan teori komunikasi dengan menjawab pertanyaan: “who
says what in which channel to whom with what effect?”. Paradigma ini
menunjukkan unsur komunikasi (Effendi, 2000: 10), dengan kata lain dalam setiap
peristiwa komunikasi terdapat komponen-komponen sebagai berikut:

a. Komunikator (communicator, source, sender)

b. Pesan (message)

c. Media (channel, media)

d. Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient)

xvi
e. Efek (effect, impact, influence.

Hakikat dari komunikasi adalah sifat dasar atau realitas yang terkandung dalam
proses

komunikasi. Ontologi komunikasi memandang komunikasi sebagai sebuah realitas

yang otonom dan independen. Menurut pandangan ini, komunikasi tidak hanya

sekedar sebuah proses mekanis yang terjadi antara dua atau lebih individu, tetapi
juga

merupakan sebuah realitas yang membentuk dunia sosial. Beberapa hal yang
dapat

membantu memahami hakikat dari komunikasi adalah:

1. Komunikasi sebagai proses sosial

Komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang terjadi antara

individu atau kelompok dalam suatu konteks sosial tertentu. Melalui proses

komunikasi, individu dapat saling memahami, membangun hubungan sosial

yang positif, serta berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.

2. Komunikasi sebagai pembentuk realitas

Komunikasi juga dapat membentuk realitas yang otonom dan

independen. Melalui proses komunikasi, individu dapat memproduksi,

mempertukarkan, dan memaknai pesan yang membentuk persepsi dan

pemahaman mereka tentang dunia sosial.

3. Komunikasi sebagai konstruksi sosial

Komunikasi juga dapat dianggap sebagai sebuah konstruksi sosial yang

xvii
dibangun oleh individu dalam suatu konteks sosial. Konstruksi sosial ini dapat

mencakup norma, nilai, dan aturan-aturan yang membentuk kesepakatan sosial

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai hakikat dan asumsi ontology komunikasi,


dapat disimpulkan bahwa ontologi komunikasi merupakan cabang filsafat yang
membahas mengenai hakikat dan asumsi dasar komunikasi sebagai realitas yang
diakui dalam pemahaman manusia. Asumsi dasar ontologi komunikasi mencakup
pandangan bahwa komunikasi merupakan fenomena yang fundamental dan tak
terpisahkan dari kehidupan manusia, serta bahwa realitas komunikasi bersifat
subjektif dan dibangun melalui proses interpretasi yang dilakukan oleh individu.

Penerapan ontology komunikasi dalam praktik komunikasi dapat membantu


kita untuk memahami hakikat komunikasi, serta menghindari kesalahan
pemahaman atau penafsiran yang salah terhadap pesan yang disampaikan. Hal ini
penting dalam membangun hubungan yang baik antara individu atau kelompok
dalam konteks komunikasi interpersonal maupun komunikasi massa. Untuk
mendalami pemahaman mengenai ontologi komunikasi, terdapat berbagai pustaka
yang dapat menjadi referensi, baik itu dalam bentuk buku, jurnal, maupun artikel.
Penting bagi penulis untuk melakukan pengecekan dan verifikasi terhadap
referensi yang digunakan untuk memastikan keakuratan dan kevalidan informasi.

3.2 Saran

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna mohon maaf untuk segala kesalahan
dan semoga kedepan nya penulis dapat lebih baik lagi.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

 Dharmawan, A. W. (2016). Pengantar Ilmu Komunikasi. Remaja


Rosdakarya.
 Fathoni, A. (2017). Ontologi Komunikasi dalam Perspektif Islam: Sebuah
Kajian Teoritis. Jurnal Komunikasi Islam, 7(1), 39-58.

xix
xx

Anda mungkin juga menyukai