Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

DOSEN : Dr. A. Asrina,SKM, M.Kes

KONSEP KOMUNIKASI KESEHATAN

OLEH :

B8

KELOMPOK 1

 Ananda Purnama Sari (14120180278)


 Ermi Rustam (14120180299)
 Siskawati (14120180310)
 Sitti Halijah (14120180289)
 Nur Alam Purnama (14120180344)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2019

Page | i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan Rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya. Tak lupa juga Shalawat dan salam
semoga terlimpah untuk baginda tercinta kita Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
juga saran dari pembaca untuk makalah ini, agar kami dapat membuat yang lebih
baik lagi.

Page | ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

A. Latar Belakang ...............................................................................................


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................

A. Pengertian Komunikasi Kesehatan.................................................................


B. Komunikasi Efektif ........................................................................................
C. Tujuan Komunikasi Kesehatan ......................................................................
D. Fungsi Komunikasi ........................................................................................
E. Urgensi Komunikasi .......................................................................................
F. Karakteristik Dasar Komunikasi ....................................................................
G. Prinsip-prinsip Komunikasi............................................................................
H. Unsur-unsur Komunikasi Kesehatan ..............................................................
I. Cakupan Komunikasi Kesehatan ...................................................................
J. Manfaat Mempelajari Komunikasi Kesehatan ...............................................
K. Masa Depan Komunikasi Kesehatan..............................................................

BAB III PENUTUP ..................................................................................................

A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran ...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

Page | iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh
kehidupannya sebagai individu dalam kelompok sosial. Komunitas,
organisasi, maupun masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap
manusia berinteraksi, membangun relasi dan transaksi sosial dengan orang
lain. Itulah sebabnya manusia tak dapat menghindari komunikasi
antarpersonal, komubnikasi dalam kelompok, komunikasi dalam
organisasi atau publik, dan komunikasi massa.
Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan
yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.
Profesor Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan
masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk,
sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat
mengembangkat komunikasi.
Apa yang mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan
manusia lainnya. Teori dasar biologi menyebut adanya dua kebutuhan,
yakni kebutuhan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan
untuk menyesuaikan diri dan lingkungannya.
Harold D. Lasswell salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi
lewat ilmu politik menyebut tiga fungsi dasar penyebab, mengapa manusia
perlu berkomunikasi. Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol
lingkunganny. Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi
dengan lingkungannya. Ketiga, adalah upaya untuk melakukan
transformasi warisan sosialisasi.

Page | iv
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud komunikasi kesehatan?
2. Bagaimana komunikasi efektif?
3. Apa tujuan komunikasi kesehatan?
4. Apa fungsi komunikasi?
5. Bagaimana urgensi komunikasi?
6. Bagaimana karakteristik dasar komunikasi?
7. Apa prinsip-prinsip komunikasi?
8. Apa unsur-unsur komunikasi kesehatan?
9. Bagaimana cakupan komunikasi kesehatan?
10. Apa manfaat mempelajari komunikasi kesehatan?
11. Bagaimana masa depan komunikasi kesehatan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian komunikasi kesehatan.
2. Mengetahui bagaimana komunikasi efektif.
3. Mengetahui tujuan komunikasi kesahatan.
4. Mengetahui fungsi komunikasi.
5. Mengetahui urgensi komunikasi.
6. Mengetahui karakteristik dasar komunikasi.
7. Mengetahui prinsip-prinsip komunikasi.
8. Mengetahui unsur-unsur komunikasi kesehatan.
9. Mengetahui cakupan komunikasi kesehatan.
10. Mengetahui manfaat mempelajari komunikasi kesehatan.
11. Mengetahui masa depan komunikasi kesehatan.

Page | v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Kesehatan


Kata kominikasi mengandung banyak arti, dari pengertian yang umum sampai
pada pengertian spesifik. Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah
komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communicatio, yang akar katanya
adalah communis, tetapi bukan partai komunis dalam kalangan politik. Arti
communis disini adalah sama, dalam arti sama makna, yaitu sama makna
mengenai suatu hal (Djamarah, S.B., 2004).
Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan
oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian ini jelas bahwa komunikasi
melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menanyakan sesuatu kepada orang
lain (Djamarah, S.B., 2004).
Dalam pengertian pragmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu: ada yang
dilakukan secara lisan, tatap muka, atau via media massa maupun media
nonmassa, misalnya surat, telepon dan sebagainya. Jadi, komunikasi dalam
pengertian pragmatis bersifat internasional, mengandung tujuan tertentu, yang
diawali dengan suatu perencanaan. Dalam perspektif pragmatis, komunikasi
adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara
lisan, maupun tidak langsung melalui media (Djamarah, S.B., 2004)
Menurut George A. Miller (1951), komunikasi berarti bahwa suatu proses
informasi yang disampaikan dari satu tempat tertentu ke tempat yang lain.
Defenisi ini menekankan pada ide, bahwa suatu informasi yang disampaikan dari

Page | vi
suatu poin ke poin yang lain, seperti halnya yang terjadi pada dua orang yang
sedang berbicara melalui pesawat telefon (Notoadmodjo, S., 2005).
Defenisi lain dikemukakan oleh Clevenger (1959) yang menyatakan bahwa
komunikasi merupakan suatu terminologi yang merujuk pada suatu proses
pertukaran informasi yang dinamis. Defenisi ketiga didefenisikan oleh Cherry,
seperangkat aturan (kesepakatan) diperlukan dalam proses komunikasi. Misalnya
dalam menggunakan bahasa medis atau bahasa profesional tertentu agar kedua
pihak saling mengerti, atau penggunaan gaya bahasa tertentu untuk dua kelompok
yang berasal dari kelas sosial berbeda. Situasi terakhir ini dapat kita lihat dalam
proses komunikasi antara anak dan orang tuanya (Notoatmodjio, S., 2005).
Beberapa ahli menyampaikan pengertian atau defenisi kominikasi. Taylor (1993)
mengemukakan komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses
menimbulkan dan meneruskan makna arti, berarti dalam komunikasi terjadi
penambahan pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi
sehingga mendapatkan pengetahuan. Burgess (1988) mengemukakan komunikasi
adalah proses penyampaian informasi, makna dan pemahaman dari pengirim
pesan kepeda penerima pesan. Yuwono (1985) mengemukakan komunikasi adalah
kegiatan mengajukan pengertian yang diinginkan dari pengirim informasi kepada
penerima informasi dan menimbulkan tingkah laku yang diinginkan penerima
informasi. Dari ketiga pengertian tersebut, intinya adalah komunikasi merupakan
seni penyampaian informasi (pesan, ide, sikap, atau gagasan) dari komunikator
atau penyampaian pesan, untuk mengubah serta membentuk perilaku komunikasi
atau penerima berita (pola, sikap, pandangan dan pemahamannya), ke pola dan
pemahaman yang dikehendaki bersama (Uripini, C. L, Sujianto, U. Indrawati, T.,
2003).
Dengan demekian dapat dikatakan bahwa komunikasi kesehatan merupakan
aplikasi dari konsep dan teori komunikasi dalam transaksi yang berlangsung antar
individu/kelompok terhadap isu-isu kesehatan.
Everet M. Rogers seorang pakar sosiologi pedesaan Amerika yang telah banyak
memberi perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran
inovasi membuat definisi., bahwa: “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide

Page | vii
dialihkan dari sumberkepada satu penerima atau lebih, dengan maksud mengubah
tingkah laku mereka”.
Defenisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid
(1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa:
“Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya
akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”.
Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu hubungan dengan adanya suatu
pertukaran informasi (pesan), di mana ia menginginkan adanya perubahan sikap
dan tingkah laku seta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari
orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi (Cangara, H., 2007).
Ngatimin mengemukakan bahwa komunikasi adalah hasil yang disepakati
samanya simbol dengan arti (Ngatimin, “IPK”, 2005).
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari “komunikator”
(sender) kepada komunikan (receiver). Sebagainya makhluk hidup di dalam
sistem sosial, manusia tidak mungkin hidup sendiri, selalu tergantung dengan
yang lainnya. Saling ketergantungan antarmanusia merupakan keharusan demi
kelangsungan hidupnya. Hubungan timbal balik ini berlangsung dalam konteks
komunikasi. Di suatu saat, seorang anggota sistem sosial berperan sebagai
komunikator atau sender dan disaat yang bersamaan dia juga berperan sebagai
komunikan atau receive. Demekian seterusnya, situasi ini berlangsung sepanjang
hidup anggota sistem sosial. Dengan demikian komunikasi merupakan proses
yang harus terjadi (necessary) dalam kehidupan manusia sebagai anggota sistem
sosial.
Proses komunikasi berlangsung dalam konteks kebudayaan, dan berperan penting
dalam proses sosialisasi anggota sistem sosial. Komunikasi antar manusia juga
berperan didalam sistem kesehatan masyarakat yang berkontribusi bagi peningkat
status kesehatan masyarakat.
Komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematik untuk mempengaruhi secara
positif perilaku kesehatan masyarakat, dengan menggunakan berbagai prinsip dan

Page | viii
metode komunikasi, baik menggunakan komunikasi interpersonal, maupun
komunikasi massa.
Komunikasi kesehatan merupakan bagian dari human communiation yang lazim
terjadi antara tenaga kesehatan, klien atau keluarga klien. Makna dan are
komunikasi lebih difokuskan pada masalah kesehatan sehingga efek dari
komunikasi ini diharapkan adanya pengaruh positif tentang kesehatan. Sebagai
contoh aplikasi dari komunikasi kesehatan ini adalah komunikasi antara petugas
kesehatan dengan pasien atau keluarga pasien tentang masalah kesehatan pasien,
penyukuhan kesehatan dan sebagainya.
B. Komunikasi Efektif
Komunikasi yang mampu menghasilakn perubahan sikap (attitude change) pada
orang yang terlihat dalam komunikasi. Tujuan komunikasi efektif adalah memberi
kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan
penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik
seimbang, dan melatih penggunaan bahasa non verbal secara baik (Uripni, C.L.,
Sujianto, U., Indrawati, T., 2003).
Untuk membuat komunikasi efektif, diperlukan beberapa syarat yang selanjutnya
dikenal dengan tujuh C dalam komunikasi (the seven C’s of Communication),
yaitu (Thamsuri, 2005):
1. Credibility (kredibilitas). Adalah pengakuan komunikan terhadap
keberadaan komunikator. Posisi dan kedudukan dalam strata sosiokultural tertentu
mempengaruhi pengakuan dan kredibilitas seseorang.
2. Context (konteks). Situasi dan kondisi relevan dengan keadaan si penerima
pesan. Situasi dan kondisi dapat meliputi konsentrasi dan perhatian (atensi)
individu yang terlibat dalam komunikasi maupun situasi/kondisi lingkungan
tempat penyelanggaran komunikasi.
3. Content (isi). Merupakan materi yang akan disampaikan sebagai pesan
oleh komunikator, yang berpengaruh bagi penerima pesa.
4. Clarity (kejelasan). Pesan yang disampaikan oleh komunikator dan
dimengerti oleh penerima.

Page | ix
5. Continuity dan consistency (kontiunitas dan konsistensi). Pesan yang
disampaikan konsisten dan berkesinambungan dan tidak menyimpang dari topik
dan tujuan komunikasi yang telah ditetapkan.
6. Channel (saluran). Saluran yang digunakan dalam komunikasi sesuai dan
memungkinkan penerimaan yang baik oleh komunikasi.
7. Capability of audience (kemampuan komunikasi). Materi (isi pesan) dan
teknik penyampaian pesan disesuaikan dengan kemampuan penerimaan sasaran,
sedangkan pesan itu sendiri mudah diterima dan tidak membingungkan.
C. Tujuan Komunikasi Kesehatan
Upaya komunikasi yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan tertentu. Tujuan
yang dimaksud disini menunjuk pada sesuatu hasil atau akibat yang diinginkan
oleh pelaku komunikasi. Secara umum menurut Wilbur Schrmn (1996), tujuan
komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan yakni: kepentingan
sumber/pengirim/komunikator dan kepengtingan penerima atau komunikan.
Harold D. Lasswell (dalam A.M. Hoeta Soehoet, 2002) seorang ahli ilmu politik
yang kemudian menekuni komunikasi, mengatakan bahwa komunikasi
mempunyai tiga fungsi sosial, yaitu:
1. Pengawas Lingkungan.
2. Korelasi diantara bagian-bagian dalam masyarakat untuk pencapaian
konsesus mengenai lingkungan.
3. Sosialisasi (transmisi nilai-nilai/warisan sosial dari suatu generasi ke
generasi selanjutnya).
 Tujuan komunikasi dipandang dari kepentingan sosial:
a. Berbagai pengetahuanumum tentang lingkungan disekitarnya.
b. Sosialisasi peran, nilai dan kebiasaan terhadap anggota-anggota baru.
c. Memberikan hiburan kepada warga masyarakat, menciptakan bentuk-
bentuk kesenian baru, dan lain-lain.
d. Penyampaian konsensus, dan mengontrol tingkah laku.
 Tujuan komunikasi dipandang dari kepentingan individual:
a. Menguji, mempelajari dan memperoleh gambaran tentang realitas,
kesempatan dan bahaya.

Page | x
b. Memperoleh pengetahuan dan ketrampilan untuk hidup bermasyarakat.
c. Menikmati hiburan, rileks, melarikan diri dari kesulitan hidup sehari-hari
dan lain-lain.
d. Menentukan keputusan/pilihan bertindak sesuai aturan sosial.

Tujuan utama dari komunikasi kesehatan adalah untuk perubahan perilaku


kesehatan pada sasaran ke arah yang lebih kondusif sehingga dimungkinkan
terjadinya peningkatan status kesehatan sebagai dampak (impact) dari program
komunikasi kesehatan. Di indonesia, pengalaman sukses program komunikasi
kesehatan dapat dilihat pada program penyuluhan keluarga berencana,
kelangsungan hidup anak, konsumsi garam beryodium (Notoatmodjo, S., 2005).
1. Tujuan Strategis
Pada umumnya, program-program yang berkaitan dengan komunikasi kesehatan
yang dirancang dalam bentuk paket acara atau paket modul itu dapat berfungsi
untuk:
a. Relay information, meneruskan informasi kesehatan dari suatu sumber
kepada pihak lain secara berangkai (hunting).
b. Enable informed decision making. Memberikan informasi akurat untuk
memungkinkan pengambilan keputusan.
c. Promote Peer Information Exchange and emotional supports. Mendukung
pertukaran informasi pertama dan mendukung secara emosional pertukaran
informasi kesehatan.
d. Promote self care. Memperkenalkan pemeliharaan kesehatan diri sendiri.
e. Manage Demand For Health Services. Memenuhi permintaan layanan
kesehatan.
2. Tujuan Praktis
Menurut Taibi Kahler secara praktis tujuan khusus komunikasi kesehatan itu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui beberapa usaha pendidikan
dan pelatihan agar:
a. Meningkatkan pengetahuan yang mencakup:
- Prinsip-prinsip dan proses komunikasi manusia

Page | xi
- Menjadi komunikator yang memiliki etos, patos, logos, akredibilitas, dan
lain-lain.
- Menyusun pesan verbal dan non-verbal dalam komunikasi kesehatan.
- Memiliki media yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan.
- Menentukan segmen komunikasi yang sesuai dengan konteks komunikasi
kesehatahan.
- Mengelola umpan-balik atau dampak pesan kesehatan yang sesuai dengan
kehendak komunikator dan komunikan
- Mengelola hambatan-hambatan dalam komunikasi kesehatan
- Mengenal dan mengelola konteks komunikasi kesehatan.
- Prinsip-prinsip riset.
b. Meningkatkan kemampuan dan keterampilankomunikasi efektif:
- Praktis berbicara
- Berpidato
- Memimpin rapat
- Berargumentasi
- Menyelesaikan konflik
- Menjawab pertanyaan, dan lain-lain.
c. Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi:
- Berkomunikasi yang menyenangkan
- Berkomunikasi dengan kepercayaan pada diri
- Menciptakan kepercayaan publik dan pemberdayaan publik
- Membuat pertukaran gagasan dan informasi makin menyenangkan
- Memberikan apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yang baik.
D. Fungsi Komunikasi
Komunikasi berfungsi sebagai informasi, pendidikan dan untuk mendidik.
Komunikasi merupakan media untuk mentransformasikan ilmu dari pendidik
kepada peserta didik. Informasi yang diberikan dapat berupa materi tertulis,
penjelasan verbal di kelas, atau demonstrasi keterampilan di area praktek (Uripni.
C. L, Sujianto, U, Indrawati, T., 2005).

Page | xii
Dalam aktifitas keseharian, fungsi komunikasi sangat luas dan menyentuh pada
banyak aspek kehidupan. Beberapa fungsi komunikasi tersebut antara lain
(Mundakir, 2006):
1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita,
data, gambar, fakta, pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat
dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain
agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
2. Sosialisasi
3. Motivasi
4. Perdebatan dan diskusi
5. Pendidikan
6. Memajukan kehidupan
7. Hiburan
8. Integrasi
E. Urgensi Komunikasi
Setiap umat manusia merupakan makhluk sosial dan memiliki dorongan untuk
berhubungan dengan orang lain. Manusia dikaruniai berbagai indra untuk
digunakan dalam berhubungan dengan lingkungan dan melakukan komunikasi,
baik secara internal dengan dirinya maupun secara eksternal dengan lingkungan
fisik, biologis, maupun sosiokultural. Hubungan antar manusia melalui
komunikasi memungkinkan pencapaian tidak hanya kebutuhan fisik dan
keamanan semata, tetapi juga kebutuhan psikososial, seperti cinta, rasa memiliki,
serta pengembangan harga diri dan identitas diri. Keefektifan dan kegembiraan
seorang dewasa terkait langsung dengan kapasitas individu tersebut membentuk
hubungan dengan orang lain. Sedangkan anak kecil dan bayi bergantung pada
orang lain, baik sebagaian atau keseluruhan, untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Keretakan hubungan dapat menjadi sumber stres internal pada individu,
selain menjadi sumber ketidakharmonisan hubungan. Bahkan stabilitas dan
kesehatan oranisasi, bergantung pada kemampuan organisasi tersebut melakukan
kontak internal dengan unsur-unsur pembetuknya, serta kemampuannya
berhubungan dengan dunia luar.

Page | xiii
Langs (1993) dalam Tamsuri (2005) menyatakan bahwa: Pertukaran dalam
komunikasi dapat memberi makna dalam kehidupan kita dan hal ini penting untuk
hidup dan pertumbuhan. Kita tahu bahwa kita memerlukan komunikasi internal
yang memadai, misalnya melakukan pemikiran pribadi, berfantasi, dan bermimpi
untuk mempertahankan kesehatan jiwa. Kebutuhan untuk berekspresi merupakan
dorongan yang kuat pada setiap individu. Ekspresi diri diperlukan untuk
mengerahkan seluruh upaya koping dan terutama pada situasi yang secara
emosionil bersifat mengancam.
Berdasarkan konsep diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berkomunikasi
merupakan hal yang prinsip untuk mencapai kesejahteraan individu.
F. Karakteristik Dasar Komunikasi
Untuk memperoleh keefektifan komunikasi, seseorang harus memperhatikan
beberapa karakteristik dasar berikut ini, antara lain (Mundakir, 2006):
1. Komunikasi membutuhkan lebih dari dua orang yang akan menentukan
tingkat hubungan dengan orang lain.
2. Komunikasi terjadi secara berkesinambungan dan terjadi hubungan timbal
balik.
3. Proses komunikasi dapat melalui komunikasi verbal dan non verbal yang
bisa terjadi secara simultan.
4. Dalam berkomunikasi seseorang akan berespon terhadap pesan yang
diterima baik secara langsung maupun tidak langsung, verbal maupun non verbal.
5. Pesan yang diterima tidak selalu diasumsikan sama antara penerima dan
pengirim.
6. Pertukaran informasi diperlukan ilmu pengetahuan.
7. Pesan yang dikirim dan diterima dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu,
pendidikan, keyakinan dan budaya.
8. Komunikasi dipengaruhi oleh perasaan diri sendiri, subyek yang
dikomunikasikan dan orang lain.
9. Posisi seseorang di dalam sistem sosiokultural dapat mempengaruhi proses
komunikasi.
G. Prinsip-prinsip Komunikasi

Page | xiv
Prinsip-prinsip komunikasi antara lain (Mulyana, D., 2005):
1. Komunikasi adalah suatu proses simbolik.
2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi .
3. Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan.
4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan.
5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu.
6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi.
7. Komunikasi itu bersifat sistemik.
8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah
komunikasi.
9. Komunikasi bersifat nonsekuensial.
10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional.
11. Komunikasi bersifat irreversible.
12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah.
H. Unsur-unsur komunikasi kesehatan
Menurut Cangara (2007) bahwa suatu proses komunikasi dapat dikatakan efektif
jika memenuhi unsur-unsur komunikasi antara lain:
1. Sumber. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa
inggrisnya disebut source, sender atau encoder.
2. Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.
Dalam bahasa inggris pesan biasa diterjemahkan dengan message, content atau
information.
3. Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber
kepada penerima.
4. Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirm oleh
sumber.
5. Pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
6. Tanggapan balik adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang
berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari
unsur lain seperti pesan, media, meski pesan belum sampai pada sipenerima.

Page | xv
7. Lingkungan, yakni lingkungan fisik, sosial budaya, psikologi dan dimensi
waktu.

Dari beberapa defenisi komunikasi kesehatan, dapat disimpulkan bahwa


komunikasi kesehatan meliputi unsur-unsur:
1. Proses komunikasi manusia (Human Communication) demi mengatasi
masalah kesehatan.
2. Komunikasi yang sama dengan komunikasi pada umumnya, yaitu ada
komunikator kesehatan, komunikan, pesan, media, efek ada konteks komunikasi
kesehatan.
3. Beroperasi pada level atau konteks komunikasi seperti antar-personal,
kelompok, organisasi, publik dan komunikasi massa.
4. Belajar memanfaatkan strategi komunikasi.
5. Belajar tentang peranan teori komunikasi dalam penelitian dan praktik
yang berkaitan dengan promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.
6. Penyebarluasan informasi tentang kesehatan.
7. Keterpengaruhan dari individu dan komunitas dalam perbuatan keputusan
yang berkaitan dengan kesehatan.
8. Pemanfaatan media dan teknologi komunikasi dan teknologi informasi
dalam penyebarluasan informasi kesehatan.
9. Pengubahan kondisi yang kondusif yang memungkinkan tumbuhnya
kesehatan manusia dan lingkungan.
10. Variasi interaksi dalam kerja kesehatan misalnya komunikasi dengan
pasien di klinik, self healp group, mailing, hotlines, kampanye media massa
hingga penciptaan media massa.
11. Pendidikan kesehatan.
12. Pendekatan yang menekankan usaha mengubah perilaku audiens agar
mereka tanggap terhadap masalah tertentu dalam satuan waktu tertentu.
13. Seni dan teknik untuk menyebarluaskan informasi.
14. Proses kemitraan dengan partisipan berdasarkan dialog dua arah.
I. Cakupan Komunikasi Kesehatan

Page | xvi
Banyak sekali teori, model perspektif mengenai komunikasi kesehatan. Namun,
semua model teoritik maupun praksis itu meliputi:
1. Komunikasi persuasif atau komunikasi yang berdampak pada perubahan
perilaku kesehatan.
2. Faktor-faktor psikologis individual yang mempengaruhi persepsi terhadap
kesehtan:
a.) Stimulus (objek persepsi)> sesnse organ dan pemaknaan stimulus
(respons);
b.) Berbagai mengorganisir stimulus> berdasarkan aturan, skemata dan label;
c.) Interpretasi dan evaluasi berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dll;
d.) Memori; dan
e.) Recall.
3. Pendidikan Kesehatan (health education), yang bertujuan memperkenalkan
perilaku hidup sehat melalui informasi dan pendidikan kepada individu dengan
menggunakan aktivitasmaterial maupun terstruktur. Cakupan pendidikan
kesehatan meliputi:
a.) Jenis pendidikan profesional di bidang kesehatan (kurikulum dll).
b.) Penjenjangan pendidiknan profesi.
c.) Pelatihan profesional (jenis, jenjang dan kurikulum).
d.) Pendidikan masyarakat (informal).
e.) SDM pendidikan.
f.) Dll.
4. Pemasaran social yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mengubah
perilaku positif melalui penerapan prinsip-prinsip pemasaran dengan
mengintervensi informasi kesehatan yang bermanfaat bagi komunitas.
5. Penyebarluasan informasi kesehatan; melalui (sosialisasi informasi,
pendidikan, hiburan, opini, penderitaan, dll).
6. Advokasi, pendidikan melalui komunitas, kelompok, atau media massa
yang memperkenalkan:
a.) Kebijakan.
b.) Peraturan.

Page | xvii
c.) Program-program untuk memperbaharui kesehatan.
7. Resiko komunikasi, untuk menyebarluaskan oleh masyarakat yang benar
mengenai resiko yang dihadapi oleh masyarakat terhadap informasi mengenai
kesehatan, termasuk dampak penggunaan informasi yang salah mengenai
kesehatan, dan mengusulkan cara-cara untuk mengatasi kesalahan informasi.
8. Komunikasi dengan pasien-meliputi informasi untuk seseorang individu,
misalnya informasi yang berkaitan dengan kondisi kesehatan individu, bagaiman
memaksimalkan perawatan, pemberian terapi atau penyampaian pendekatan
alternatif, termasuk dalam tema ini adalah bagaimana melayani pasien yang secara
komunikatif.
9. Informasi kesehatan untuk para konsumen - satu aktivitas komunikasi
yang ditujukan kepada para individu konsumen demi membantu individu untuk
memahami kesehatan individu, bagaimana individu membuat keputusan yang
berkaitan dengan kesehatan individu, kesehatan keluarga, misalnya berhubungan
dengan penyedia jasa kesehatan, asuransi kesehatan, atau aspek pemeliharaan
kesehatan jangka panjang.
10. Merancang health entertain atau hiburan yang ada di dalamnya
mengandung informasi kesehatan, yang meliputi pilihan jenis hiburan yang
dijadikan sebagai event untuk mengomunikasikan tema-tema mengenai kesehatan
individu maupun kesehatan masyarakat.
11. Komunikasi kesehatan yang interaktif yakni komunikasi kesehatanyang
dilakukan melalui media interaktif sehingga terjadinya dialog dan diskusi antara
sumber dengan penerima melalui media massa.
12. Strategi komunikasi, yang meliputi desain pilihan:
a.) Komunikator kesehatan.
b.) Pesan-pesan kesehatan.
c.) Media kesehatan.
d.) Komunikasi kesehatan (audiens-sasaran komunikasi).
e.) Mereduksi hambatan komunikasi.
f.) Menentukan atau memilih konteks komunikasi kesehatan dll. (Health
Communication Partnership’s M/Mc. Health Communication Materials, 2004).

Page | xviii
J. Manfaat Mempelajari Komunikasi Kesehatan
1. Memahami interaksi antara kesehatan dengan perilaku individu. Perlu
diketahui bahwa individu berada dalam situasi, yakni situasi biologis, perilaku
(psikologis) dan sosial kemasyarakatan (sosiologis dan antropologis). Ketiga
faktor tersebut berpengaruh terhadap status komunikasi dan hasil kesehatan
seorang individu. Kalau kota mempelajari komunikasi kesehatan, kita akan
memahami hubungan timbal balik antara faktor biologis, psikologis dan
sosiologis. Pemahama itu penting bagi analisis kita akan menerima informasi
kesehatan sehingga kita dapat melakukan intervensi program, misalnya kampanye
untuk merubah perilaku.
2. Meningkatkan kesadaran kita tentang isu kesehatan, masalah atau solusi.
Siapa yang harus disadarkan? Jawaban pertama adalah individu, namun individu
itu ada dalam lingkungan sosial. Sehingga, kita akan meningkatkan kesadaran
individu yang berdampak pada keluarga, jaringan interaksi dan afiliasi dari
individu, keluarga, tempat kerja, sekolah, afiliasi sekolah, struktur sosial, atau
komunitas yang mempengaruhi individu untuk mengambil keputusan dalam
kesehatan. Ini berkaitan dengan level penyelenggaraan komunikasi kesehatan,
yakni pada level:
a. Komunikasi antarpersonal (ada dua atau tiga orang partisipan komunikasi
kesehatan).
b. Kelompok kecil atau komunitas sosial maupun kultural.
c. Organisasi.
d. Publik.
e. Massa.
3. Sebagai tindak lanjut dari kesadaran tersebut, kita dapat melakukan
strategi intervensi pada tingkat komunitas. Ingat, bahwa dasar sosial dan pengaruh
sosial dari komunitas itu sangat besar dalam partisipasi mulai dari merancang
usaha kesehatan individu, implementasi, evaluasi terhadap evaluation of
intervention promosi kesehatan. Memengaruhi sikap untuk menciptakan
dukungan bagi individu atau tindakan kolektif.

Page | xix
4. Menghadapi disparitas pemeliharaan kesehatan antar etnik atau antar ras
dalam suatu masyarakat. Komunikasi kesehatan bermanfaat untuk menentukan
pilihan terhadap bentuk dan level komunikasi karena dari itu, kita dapat
menentukan pola informasi, pilihan media analisis audiens berdasarkan kebutuhan
dan keinginan ras dan etnik.
5. Menampilkan ilustrasi keterampilan, menggambarkan berbagai jenis
keterampilan untuk memelihara kesehatan, pencegahan, advokasi atau sistem
layanan kesehatan kepada masyarakat. Termasuk metode dan teknik yang
terampil dalam pelayanan kesehatan.
6. Menjawab permintaan terhadap layanan kesehatan, tujuan kita
mempelajari komunikasi kesehatan agar kita dapat mengetahui informasi tentang
kesehatan, layanan kesehatan, dll. Dari sini kita dapat menampilkan jawaban yang
tepat-jadi tujuan kita adalah mengetahui dan melakukan analisis kebutuhan.
7. Memperkuat infrastuktur kesehatan masyarakat di masa yang akan datang
bagi hasil yang memuaskan masyarakat, misalnya mendapat dukungan kolektif
dari publik atau organisasi swasta di fokuskan pada pembaruan kesehatan
masyarakat,membuat strategi invertasi bagi pengeluaran terhadap layanan
kesehatan masyarakat. Investasi ini dapat ditunjang oleh organisasi swasta dalam
mendorong kebijakan pemerintah tentang kesehatan, pendidikan, rumah yang
baik, udara yang bersih, dan lain-lain.
8. Membaharui peranan pada profesional kesehatan masyarakat, misalnya
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petugas medis, memperkuat
infrastruktur kesehatan, membangun kemitraan mengembangkan akuntalibitas,
mengembangkan pembuktian atas layanan, dan membarui komunikasi itu harus di
capai.
9. Membaharui kepustakaan tentang komunikasi kesehatan dengan
memberikan informasi kesehatan apalagi kini kita kekurangan dokumentasi, buku,
majalah, dll, tentang komunikasi kesehatan.
K. Masa Depan Komunikasi Kesehatan
Kini denagan kemajuan teknologi komunikasi maka lahir teknologi multimedia
yang mengakibatkan semakin cepat menyebarnya informasi, termasuk informasi

Page | xx
kesehatan. Sebagain contoh ini berkembang Health e Communicacion dimana
komunikasi tentang kesehatan dapat diakses dan di sebarluaskan dan melalui
WWW. world web wide.
Beberapa aplikasi yang mengintegrasikan fungsi-fungsi komunikasi kesehatan
tersebut belum termasuk aplikasi modul atau teknologi infrastruktur pembagi
informasi kesehatan seperti:
1. Jaringan informasi kesehatan melalui internet> Health web sites;
2. Kelompok diskusi kesehatan > online chat groups;
3. Kelompok pengakses berita layanan kesehatan > listservs and news
groups;
4. Warnaet > stand-alone-kiosks, dan;
5. Aplikasi CD – ROOM kesehatan dll.

kini berkembang luas peluang untung aplikasi komunikasi kesehatan yang


meliputi:

1. Telehealth. Adalah aplikasi telekomunikasi dan teknologi computer untuk


memperluas spectrum informasi mengenai kesehatan masyarakat dan obat-obatan.
2. Interactive health communication. Adalah interaksi antara individu dengan
komsumen, pasien, pemberi layanan kesehatan, atau professional dengan
menggunakan bantuan teknologi komunikasi sebagai alat pembagi informasi atau
menyediakan peralatan agar semua orang dapat mengakse atau mengalihkan
informasi kesehatan atau memberikan bimbingan mengenai isu-isu kesehatan.
3. Consumer Health Informatic-Interaktif komunikasi kesehatan yang di
fokuskan kepada konsumen.
4. Telemedicine. Aplikasi telekomunikasi dan teknologi komputer yaang
secara khusus melayani klinik.

Media-media baru yang sama-sama digunnkan di atas semuanya berpusat pada


komputer dengan melibatkan peranan radio dan televisi, kios, warung internet,

Page | xxi
vidio, online services, vidio conferencing, CD-ROOM/DVD, vidio games, dan
berbagai format layanan lainnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan mengenai komunikasi kesehatan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa komunikasi merupakan penyampaian informasi yang berisi ide, perasaan,
perhatian, makna, serta pikiran yang diberikan oleh pengirim informasi kepada
penerima informasi dengan harapan si penerima pesan menggunakan informasi
tersebut untuk mengubah sikap dan perilakunya. Komunikasi terdiri dari

Page | xxii
komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal yang paling baik memiliki
setiap individu adalah sikap asertif yaitu tidak menang sendiri dan tidak terlalu
menahan diri terhadap intervensi orang lain.
B. Saran
Semoga hasil makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca baik di
masa yang sekarang maupun masa yang akan datang. Penulis memohon maaf
apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, karena penulis pun
masih dalam tahap pembelajaran. Penulis memohon kritik dan saran kepada
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Changara, Hafied., 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Notoatmodjo, S., 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Cetakan Pertama. PT.
Rineka Cipta, Jakarta.

Page | xxiii
2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Cetakan Pertama. PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya, Cetakan Pertama, PT. Rineka
Cipta, Jakarta.
Onong Uchjana Effendi, 2001. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Remaja
Rosda Karya, Bandung.
2001. Intervensi Penyuluhan dan Metode Komunikasi Interpersonal Pelayanan
Kesehatan Dalam Rangka Penurunan AKB dan AKABA, Disertasi UI.

Page | xxiv

Anda mungkin juga menyukai