DISUSUN OLEH :
ANGEL DE FRETES
ELISABETH PRATIWI
HANIFA SABALE
GLACE ARESTI
AGNES ASMURUF
ABNER KALAPAIN
ELSINA FAIDIBAN
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas rahmat dan karunia-nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu-nya. Adapun judul dari makalah
singkat ini adalah “Komite etik institusional”
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
krena itu, Kritik serta saran yang membangun diharapkan dapat membuat makalah singkat ini
menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
BAB 1
PENDAHULUAN............................................................................................................
A. Rumusan masalah......................................................................................................
B. Tujuan........................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................................................
A. Komite etik institusional .............................................................................................
BAB III
PENUTUP...............................................................................................................
A. KESIMPULAN............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mempunyai berbagai macam
masalah kesehatan (Amalia, 2013). Kesehatan merupakan hal yang terpenting bagi
setiap manusia sehingga hal ini masuk dalam kategori Hak Asasi Manusia yang harus
dihormati, dilindungi dan dijamin pemenuhannya. Hal ini sesuai dengan yang
dicantumkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945 menjelaskan pada intinya bahwa tiap-tiap orang memiliki hal untuk hidup
sejahtera baik secara lahir dan batin, memiliki hak untuk bertempat tinggal serta
memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan Kesehatan (Pasal 28H ayat (1) UUD
1945). Melihat juga dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 36 Tahuan 2009 tentang
Kesehatan yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kesehatan. Melihat dari
ketentuan yang telah disebutkan sebelumnya maka dapat disimpulkan tiap-tiap
individu memiliki hak untuk memperoleh perlindungan atas kesehatan yang
dimilikinya. Dalam hal ini, negara memiliki tanggung jawab untuk menyediakan
fasilitas kesehatan dan fasilitas pelayanan umum bagi semua warga negara (Affandi,
2019). Disamping itu Negara bertanggungjawab untuk menjamin hak yang dimiliki
tiap-tiap individu dapat terpenuhi dan Negara wajib memberikan perlindungan agar
tidak sampai terjadi yang namanya Malpraktek Medis.Penting maka perlu dilakukan
upaya agar pemenuhan kesehatan masing-masing individu dapat terselenggara dengan
baik, dimana contohnya yaitu dilakukannya pelayanan kesehatan tanpa adanya
diskriminasi dan tidak memberikan pelayanan secara sembarangan/yang tidak sesuai
dengan prosedur kesehatan. Pihak yang berwenang untuk memberikan pelayanan
dalam kesehatan disebut sebagai Tenaga Kesehatan. Penyelenggaraan kesehatan
untuk masing-masing individu ini dilakukan oleh tenaga kesehatan, salah satunya
adalah perawat.
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan “komite etik institusionl”
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertein komunikasi
2. Mahasiswa mampu menyebutkan tujuan komunikasi
3. Mahasiswa mampu menjelaskan komunikasi antara perawat dengan tenaga
kesehatan lain
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi dapat dimaknai sebagai jalannya proses dimana seseorang maupun
sekelompok orang menciptakan serta menggunakan sejumlah informasi agar saling
terhubung dengan lingkungan sekitar. Secara umum komunikasi dapat dilakukan
secara verbal serta dapat dipahami oleh kedua belah pihak berkaitan.
Komunikasi menurut para ahli di antaranya seperti yang disebutkan oleh Anwar
Arifin. Menurutnya arti komunikasi adalah jenis proses sosial yang erat kaitannya
dengan aktivitas manusia serta sarat akan pesan maupun perilaku. Skinner turut
beropini tentang komunikasi sebagai suatu perilaku lisan maupun simbolik dimana
pelaku berusaha memperoleh efek yang diinginkan.
B. Tujuan Komunikasi
Setelah mengetahui apa itu pengertian komunikasi, berikutnya Anda perlu tahu
tujuan komunikasi. Secara singkat tujuan komunikasi adalah untuk menciptakan
kesepahaman di antara kedua belah pihak.
C. Fungsi Komunikasi
Sebuah pesan atau komunikasi, baik lisan maupun tertulis harus dinyatakan dengan
jelas dandalam bahasa atau ungkapan yang dapat dimengerti· Komunikasi
mempunyai 2 unsur yaitu mengirim dan menerima, bila pesan yang dikirim
tidakditerima komunikasi tidak berjalan. Dengan demikian pemimpin tim harus selalu
meggunakansuatu cara untuk memeriksa apakah efek yang diharapkan terjadi.·
Perselisihan atau pertentangan adalah normal dalam hubungan antar manusia, hal ini
sudah diatursedemikian sehingga dapat mencapai hasil yang konstruktif. Pengaturan
ruangan untuk membantu komunikasi cobalah dengan mengatur ruangan,kantor kelas
dan ruangan kelompok, pendidikan lainnya sehingga komunikasi dapat berjalan
dengan efektif. Diagram dibawah menunjukkan pengaturan komunikasi dengan 1
pemimpin dan4 anggota. (WHO, 1999. )
Seorang ahli farmasi adalah seorang profesional yang mendapat izin untuk
merumuskandan mendistribusikan obat-obatan. Ahli farmasi dapat bekerja
hanya di ruang farmasi ataumungkin juga terlibat dalam konferensi
perawatan klien atau dalam pengembangan sistempemberian obat. Perawat
memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankandengan
mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan.
Dengan demikian,perawat membantu klien membangun pengertian yang
benar dan jelas tentang pengobatan,mengkonsultasikan setiap obat yang
dipesankan, dan turut bertanggung jawab dalampengambilan keputusan
tentang pengobatan bersama tenaga kesehatan lainnya. Perawat harusselalu
mengetahui kerja, efek yang dituju, dosis yang tepat dan efek smaping dari semua
obat-obatan yang diberikan. Bila informasi ini tidak tersedia dalam buku referensi
standar sepertibuku-teks atau formula rumah sakit, maka perawat harus
berkonsultasi pada ahli farmasi Saat komunikasi terjadi maka ahli farmasi
memberikan informasi tentang obat-obatanmana yang sesuai dan dapat dicampur
atau yang dapat diberikan secara bersamaan.
Kesalahanpemberian dosis obat dapat dihindari bila baik perawat dan apoteker
sama-sama mengetahuidosis yang diberikan. Perawat dapat melakukan
pengecekkan ulang dengan tim medis bilaterdapat keraguan dengan
kesesuaian dosis obat. Selain itu, ahli farmasi dapat menyampaikanpada perawat
tentang obat yang dijual bebas yang bila dicampur dengan obat-obatan
yangdiresepkan dapat berinteraksi merugikan, sehingga informasinini
dapat dimasukkan dalamrencana persiapan pulang. Seorang ahli farmasi adalah
seorang profesional yang mendapat izinuntuk merumuskan dan mendistribusikan
obat-obatan. Ahli farmasi dapat bekerja hanya di ruangfarmasi atau mungkin juga
terlibat dalam konferensi perawatan klien atau dalam pengembangansistem
pemberian obat.
6. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Gizi
Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadapkualitas sumber daya manusia (SDM). Pelayanan gizi di RS merupakan
hak setiap orang danmemerlukan pedoman agar tercapai pelayanan yang
bermutu. Agar pemenuhan gizi pasien dapat sesuai dengan yang diharapkan
maka perawat harusmengkonsultasikan kepada ahli gizi tentang – obatan yang
digunakan pasien, jika perawat tidakmengkonunikasikannya maka dapat terjadi
pemilihan makanan oleh ahli gizi yang bisa sajamenghambat absorbsi dari
obat tersebut. Jadi diperlukanlah komunikasi dua arah yang baikantara kedua
belah pihak.
7. Komunikasi terkait kasus pemicu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi didefinisikan sebagai pertukaran keseluruhan perilaku dari
komunikator kepada komunikan, baik disadari maupun tidak disadari, ucapan verbal
atau tulisan, gerakan, eksperesi wajah, dan semua yang ada di dalam diri komunikator
dengan tujuan untuk mempengaruhi orang lain, menyampaikan ide/informasi/berita,
mengubah perilaku orang lain, memberikan pendidikan dan memahami (ide) orang
lain. Perawat merupakan salah satu banyak nya profesi kesehatan yang ada.
Komunikasi antar perawat dan tenaga kesehatan lain merupakan strategi untuk
mencapai kualitas hasil yang di inginkan secara efektif dan efisien dalam pelayanan
kesehatan yang merupakan unsur penting untuk meningkatkan kualitas perawatan dan
keselamatan pasien.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan komunikasi antar perawat dan tenaga
kesehatan lain dapat berjalan dengan se-efektif mungkin dengan tujuan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan dan meningkatkan kualitas perawatan dan
keselamatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA