Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MANUSIA, KEBERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Ilmu Sosial Dasar

Dosen pengampu : Drs. Juminto, M.M

Anggota:

1. Bibit Lestari (201810300993)


2. Mita Widhiya (201810301005)
3. Ro'if Mamluk'atul N (201810301009)
4. Dini Nurhayati (201810301014)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


STKIP PGRI NGANJUK
TAHUN 2019
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MANUSIA, KEBERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Ilmu Sosial Dasar

Dosen pengampu : Drs. Juminto, M.M

Anggota:

1. Bibit Lestari (201810300993)


2. Mita Widhiya (201810301005)
3. Ro'if Mamluk'atul N (201810301009)
4. Dini Nurhayati (201810301014)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


STKIP PGRI NGANJUK
TAHUN 2019

Manusia, Keberagaman, dan Kesederajatan Page i


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah “ Manusia, Keseragaman dan Kesederajatan ”. Ini semua hanya sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki dan kami juga berterimakasih
kepada Drs. Juminto, M.M selaku dosen mata kuliah ilmu sosial dasar yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kami mengenai hubungan manusia dan kebudayaan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat banyak sekali
kekurangan dan jauh dari yang diharapkan. Untuk itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usul untuk memperbaiki makalah ini dimasa yang akan datang.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya sekiranya laporan yang telah kami susun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan, terima kasih.

Nganjuk, 22 Oktober 2019

Penyusun

Manusia, Keberagaman, dan Kesederajatan Page ii


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
D. Manfaat Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Manusia 2
B. Pengertian Keberagaman 2
C. Pengertian Kesederajatan 3
D. Unsur-unsur Keberagaman dalam Masyarakat 3
1. Suku Bangsa dan Ras 3
2. Agama dan Keyakinan 4
3. Ideologi dan Politik 5
4. Tata Krama 5
5. Kesenjangan Ekonomi 5
6. Kesenjangan Sosial 5
E. Pengaruh Keberagaman Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat,
Bernegara, dan Kehidupan Global 6
F. Problematika Diskriminasi 7
BAB III PENUTUP 10
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11

Manusia, Keberagaman, dan Kesederajatan Page iii


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk sosial (homo socialis) yang hidup
bermasyarakat (zoon politicon) tentunya tidak bisa memisahkan hidupnya
dengan orang lain, serta mahluk yang berbudaya yang dapat mendayagunakan
akal budinya untuk menciptakan tatanan hidup yang bahagia dan sistem
kemasyarakatan yang terbentuk karena interaksi dan bentura kepentingan
antara satu manusia dengan manusia lainya karena membahagiakan itu
hakikatnya baik, benar dan adil, maka manusia yang berbudaya itu selalu
menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan.
Sejak zaman prasejarah hingga sejarah, manusia dihadapkan
dengan keterciptaan berbagai aturan dan norma dalam kehidupan, ilmu
pengetahuan budaya terbukti memaikan peran dalam keterciptaan itu. Ilmu
pengetahuan budaya tidak hanya dapat dipahami dalam arti sebuah hukum
atau teori, tetapi harus dipandang juga sebagai pemikiran yang memerlukan
proses sebuah kegiatan yang akan mengahasilkan sesuatu.
Budaya yang hidup terus berkembang dan dimiliki bersama oleh
suatu kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi, mulai
terbentuk dari unsure yang rumit, termasuk sistem agama, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, karya seni maupun kegiatan politik.
Dengan berbudaya manusia diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan
menjawab tantangan hidup sesuia dengan adab-adab yang diterapkan di
lingkungan sekitar. Seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan
dan peradaban maka terjadi evolusi budaya yang menyebabkan beberapa
problematika beragam yang kita harus kaji dan beri solusinya secara bersama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari manusia ?
2. Apa pengertian dari keberagaman dan kesederajatan ?
3. Apa problematika diskriminasi dalam masyarakat yang beragam?
4. Apa pengaruh keberagaman terhadap kehidupan beragama,
bermasyarakat, bernegara dan kehidupan sosial ?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami lebih dalam arti keberagaman dan kesederajatan.
2. Mengetahui makna yang terkandung dalam keberagaman dan
kederajatan.
3. Mengetahui problematika yang bergulir dalam kehidupan masyarakat
yang beragam.
4. Mengetahui dan merancang solusi dari terjadinya problematika sosial.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat bagi Dosen dan Mahasiswa yaitu untuk memperluas wawasan
dan pengetahuan mengenai manusia, keberagaman dan kesederajatan.

Manusia, Keberagaman, dan Kesederajatan Page 1


BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia
Kata manusia berasal dari kata ” manu ” dari bahasa Sanksekerta atau”
mens ” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga
dikatakan ” homo ” yang juga berasal dari bahasa Latin. Manusia adalah
makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensi yang tunduk
kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, mati, serta terkait serta dengan interaksi alam dan lingkungan
dalam sebuah hubungan timbal balik secara positif maupun negatif. (Ahmad
Yusuf Efendi : 2014)
Menurut Nicolaus D. dan Sudiarja, manusia adalah Bhineka, tetapi
tunggal. Bhineka karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
Sedangkan menurut Upanisads, manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur
roh, jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik. Omar Mohammad Al-Toumy
Al-Syaibany berpendapat bahwa manusia adalah mahluk yang paling mulia,
manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang
memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya
dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan. (Bima Indra Mulya : 2014).
B. Pengertian Keberagaman
Keberagaman berasal dari kata ragam yang menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesi (KBBI) artinya adalah tingkah laku; macam, jenis; langgam; warna,
corak; laras, tata bahasa. Keberagaman yang dimaksud adalah kondisi
masyarakat di mana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang,
terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat
kesopanan, serta situasi ekonomi. ( Elly, dkk : 2013 )
Keberagaman atau diversity dipergunakan dalam pengertian secara umum
sebagai pernyataan yang bervariasi. Menurut Roosevelt Thomas,
Keberagaman adalah menunjukan adanya perbedaan, kesamaan dan tegangan
yang berhubungan, yang terjadi pada setiap bauran yang dapat timbul diantara
elemen dari collective mixture. Mixture atau bauran dapat terdiri beberapa
dimensi keberagaman, dapat berupa ras, gender, etnis, asal daerah, umur,
afiliasi politik, kelas sosial-ekonomi dan sebagainya. ( Ahmad Yusuf Efendi
dkk : 2014).
Dengan demikian, dapat dirumuskan pengertian keberagaman sebagai
variasi namun menunjukan adanya persamaan. Keberagaman menyangkut
aspek yang sangat luas, dapat terjadi pada tingkatan individu, kelompok,
organisasi, komunitas dan masyarakat. Keberagaman sangat dipenagruhi oleh
latar belakang

Manusia, Keberagaman, dan Kesederajatan Page 2


demografis dan budaya sumber daya manusia kondisi lingkungan internal
dan kondisi eksternal masyarakat.
Mengelola keberagaman berpusat pada pengembangan budaya dan
perubahan, yang dilakukan dengan berdasarkan pada.
 Kebersamaan, keterbukaan, dan kejujuran
 Memperhatikan perbedaan dan kesamaan di antara sumber daya manusia
 Melakukan pelatihan multi dimensi.
Di Indonesia tidak dipungkiri keberadaannya. Masyarakat Indonesia terdiri
dari berbagai kebudayaan yang besifat kewilayahannya yang merupakan
pertemuan dari berbagai suku bangsa daerah tersebut. Mereka yang mendiami
daerah yang bervariasi, juga berkaitan dengan tingkatan peradaban
sukubangsa dan masyarakat yang berbeda, serta dengan pertemuan-pertemuan
dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan
yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang
ada. Kemudian juga berkembang dan meluas agama-agama besar di Indonesia
terut mendukung kebudayaan sehingga mencerminkan kebudayaan agama
tertentu. Indonesia adalah salah satu Negara dengan tingkat keanekaragaman
budaya yang tinggi, tidak hanya keanekaragaman suku bangsa namun juga
kenekaragaman budaya dalam konteks peradaban tradisional hingga ke
modern.

C. Pengertian Kesederajatan
Kesederajatan berasal dari kata “ sederajat “ yang menurut KBBI artinya
adalah sama tingkatan (pangkat, kedudukan). Dengan demikian konteks
kesederajatan di sini adalah suatu kondisi di mana dalam perbedaan dan
keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan
satu tingkatan hierarki. (Elly, dkk : 2013 ) termasuk perlakuan yang sama
dalam bidang apapun tanpa membedakan jenis kelamin, keturunan, kekayaan,
suku bangsa, dan lainnya. Dalam pandangan islam, kedudukan manusia itu
sama dalam segala hal, dan yang paling mulia kedudukannya dimata Tuhan,
adalah didasarkan pada ketaqwaannya dan keimanannya.
Persamaan kedudukan atau tingkatan manusia ini berimplikasi pada
adanya pengakuaan akan kesetaraan atau kesederajatan manusia. Jadi,
kesetaraan atau kesederajatan tidak sekedar bermakna adanya persamaan
kedudukan manusia. Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui adanya
persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban, sebagai sesama,
manusia. Implikasi selanjutnya adalah perlunya jaminan akan hak-hak setiap
manusia bisa merealisasikan serta perlunya merumuskan sejumlah kewjiban-
kewajiban agar semua bisa melaksanakan agar tercipta tertib kehidupan.
D. Unsur-Unsur Keberagaman Dalam Masyarakat
Unsur-unsur keberagaman dalam masyarakat, meliputi :
1. Suku Bangsa dan Ras

Manusia, Keberagaman, dan Kesederajatan Page 3


Suku bangsa yang menempati wilayah di Indonesia dari Sabang
sampai Merauke sangat beragam. Sedngkan perbedaan ras muncul karena
adanya pngelompokan besar manusia yang memiliki cirri-ciri biologis
maka lahirlah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, mata
dan lain sebagainya. Di Indonesia, terutama bagian barat termasuk ras
Mongoloid Melayu Muda (Deutero Malayan Mongoloid) dan bagian
timur termasuk ras Austroloid. Sedngkan kelompok terbesar yang tidak
termasuk pribumi adalah golongan chia yang termasuk Astratic
Mongoloid.
Suku Jawa adalah yang terbesar di Indonesia sekitar 45% dari
seluruh populasi yang awalnya mendiami bagian tengah dan timur pulau
Jawa. Suku Sunda suku terbsar kedua sekitar 14% dari seluruh populasi
yang awalnya meniami bagian barat Jawa. Suku terbesar ketiga suku
Madura sekitar 7,5% dari seluruh populasi yang mendiami pulau
Madura. Meskipun etnis tionghoa mewakili sebagian kecil dari total
populasi tapi mereka merupakan kekuatan ekonomi, mengoprasikan
segala mulai dari took kecil hingga bank-bank dan industry-industri di
Indonesia. Etnis tionghoa bisanya terbagi menjadi sua kelompok: Cina
peranakan, biasanya memiliki latar belakang Cina dan Indonesia, dan
Cina totok, yang dianggap sebagai Cina murni yang biasanya pendatang
generasi pertama atau kedua dan memegang teguh kebudayaan Cina.
2. Agama Dan Keyakinan
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi
manusia. Ikatan yang dimaksud bersal dari suatu kekuatan yan lebih
tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap
dengan panca indra. Namun mempunyai pengaruh yang besar sekali
terhadap kehidupan manusia sehari-hari (Harun Nasution: 10).
Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit diukur secara tepat
dan terperinci. Hal ini pula yang barang kali menyulitkan para ahli untuk
memberikan definisi yang tepat tentang agama. Namun apapun bentuk
kepercayaan yang dianggap sebagai agama, baik dalam agama primitive
maupun agama monoteisme. Menurut Robert H. Thouless.
Fakta menunjukan bahwa agama berpusat pada Tuhan atau dewa-
dewa sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh diabaikan.
(psikologi agama: 14)
Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara
lain:
- Berfungsi edukatif: agama scara yuridis berfungsi menyuruh dan
melarang.
- Berfungsi penyelamat
- Berfungsi sebagai perdamaian

Manusia, Keberagaman, dan Kesederajatan Page 4


- Berfungsi sebagai social control
- Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
- Berfungsi kreatif

Pada dasarnya agama dan keyakinan merupakan unsur penting


dalam keragaman bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama
yang diakui di Indonesia.

3. Ideologi dan politik


Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang
berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena
merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental.
Ideologi membatu untuk lebih memperkuat landasan moral bagi sebuah
tindakan. Politik mencakup baik antara individu-individu dan kelopok
untuk meperoleh kekuasaan, yang digunakan oleh pemenang bagi
keuntungnya sendiri atas kerugian dari yang ditaklukan. Politik juga
bermakna sebagai usaha untuk menegakan ketertiban sosial.
Keragaman masyarakat Indonesia dalam Ideologi dan politik dapat
dilihat dari banyaknya partai politik sejak berakhirnya orde lama.
Meskipun pada dasarnya Indonesia hanya mengakui satu ideologi, yaitu
Pancasila yang benar-benar mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
4. Tata karma
Tata krama yang dianggap dari Bahas Jawa yang brarti “adat sopan
santun, bsa-basi” pada dasarnya ialah tindakan, perilaku, adat istiadat,
tegur sapa, ucap dan cakap sesuai dengan kaidah atau norma tertentu.
Tata krama dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat dan
terdiri dari aturan-aturan yang jika dipatuhi diharapkan akan tercipta
interaksi sosial yang tertib dan efektif di dalam masyarakat yang
bersangkutan. Indonesia memiliki beragam suku bangsa di mana setiap
suku bangsa memiliki adat istiadat sendiri meskipun karena adanya
sosialisasi nilai dan norma secara turun-menurun dan berkesinambungan
dari generasi menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam suatu suku
bangsa yang sama akan memilki adat dan kesopanan yang relative sama.
5. Kesenjangan Ekonomi
Bagi sebagian Negara berkembang, perekonomian akan menjadi
satu perhatian yang terus ditingatkan. Namun umumnya, masyarakat kita
berada di golongan tingkat ekonomi menengah kebawah. Hal ini tentu
saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan yang tidak dapat
dihindari lagi.
6. Kesenjangan Sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk
dengan bermacam tingkat, pangkat dan strata sosial yang hirarkis. Hal ini,

Manusia, Keberagaman, dan Kesederajatan Page 5


dapat terlihat dan dirasakan jelas dengan adanya penggolongan orang
berdasarkan kasta.
Hal inilah yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak
saja dapat menyakitkan, namun juga membahayakan bagi kerukunan
masyarakat. Tak hanya itu, bahkan bisa menjadi sebuah pemicu perang
antar etnis atau suku.
E. Pengaruh Keberagaman Terhadap Kehidupan Beragama,
Bermasyarakat, Bernegara dan Kehidupan Global
Berdirinya Negara Indonesia di latar belakangi oleh masyarakat yang
demikian majemuk, secara etnis geografis, cultural, maupun religious. Kita
tidak dapat mengingkari sifat pluralistik bangsa kita. Sehingga kita perlu
member tempat bagi berkembangnya kebudayaan suku bangsa dan
kebudayaan beragama yang dianut oleh warga Negara. Masalah suku bangsa
dan kesatuan nasional di Indonesia telah menunjukan kepada kita bahwa suatu
Negara yang multietnik memerlukan identitas nasional dan solidaritas nasional
di antara warganya. Gagasan tentang kebudayaan nasional Indonesia yang
menyangkut kesadaran dan identitas suatu bangsa telah dirancang saat kita
belum merdeka.
Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai
harmoni, yang seharusnya dijadikan sebagai sebuah potensi untuk
menciptakan kehidupan yang menjunjung tinggi toleransi. Di kehidupan
sehari-hari , kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan agama, yang
beriringan, saling melengkapi dan mampu menyesuaikan dalam kehidupan
sehari-hari. Tetapi sering kali terjadi malah sebaliknya, perbedaan-perbedaan
itu menyebabkan ketegangan hubungan antar anggota masyarakat.
Hal ini disebabkan oleh sifat dasar yang dimiliki oleh masyarakat
majemuk sebagaimana dejelskan oleh Van de Bergh:
a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok yang sering memiliki
kebudayaan yang berbeda.
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi ke dalam lembaga yang bersifat non-
komplementer.
c. Kurang mengembangkan consensus dia antara para anggota masyarakat
tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
d. Secara relatif sering kali terjadi konflik di antara kelompok yang satu
dengan yang lainnya.
e. Secara relatif integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling
ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
f. Adanya domonasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain.

Relatif diatas harus diakui dengan sikap terbuka, logis, dan dewasa karena
dengannya, kemajemukkan yang ada dapat dipersatukan. Jika keterbukaan dan

Manusia, Keberagaman, dan Kesederajatan Page 6


kedewasaaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-
masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Seperti:

1) Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara


manusa dengan dunia lingkungannya. Disharmonisasi dibawa oleh virus
paradoks yang ada dalam globalisasi. Paket globalisasi begitu masyarakat
dunia dengan tawarannya akan keberagaman global untuk maju bersama
dalam komunikasi gaya hidup manusia yang bebas dan harmonis dalan
tatanan dunia, dengan menyampingkan keunikan dan keberagaman
manusia sebagai pelaku utamanya.
2) Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu
akan memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai
bidang yang tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa
dan bernegara.
3) Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat
bermacam-macam, antara lain: keyakinannya bahwa secara kodrati ras,
sukunya kelompoknya lebih tinggi dari ras, suku, kelompok lain.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang
diakibatkan oleh pengaruh negatif dari keberagaman, yaitu:

a. Semangat religus
b. Semangat nasionalisme
c. Semangat pluralism
d. Semangat humanism
e. Dialog antar umat beragama
f. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi
hubungan antar agama, media massa, dan harmonisasi dunia.

Keterbukaan, kedewasaan sikap, pemikiran global yang bersifat inklusif,


serta kesadaran kebersamaan dalam mempengaruhi sejarah, merupakan modal
yang sangat menentukan bagi terwujudnya sebuah bangsa yang Bhineka
Tunggal Ika. Menyatu dalam keberagaman dan beragam dalam kesatuan.
Segala bentuk kesenjangan didekatkan segala keanekaragaman dipandang
sebagai kekayaan bangsa, milik bersama. Sikap inilah yang perlu
dikembangkan dlaam pola pikir masyarakat untuk menuju Indonesia Raya
Merdeka.
F. Problematika Diskriminasi
Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap
seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis,
kelompok, golongan, status, dan kelas sosial-ekonomi, jenis kelamin, kondisi
fisik tubuh, usia, orientasi seksual, pandangan ideologi dan politik, serta batas
negara, dan kebangsaan seseorang.

Manusia, Keberagaman, dan Kesederajatan Page 7


Tuntutan atas kesamaan hak bagi setiap manusia didasarkan pada prinsip-
prinsip hak asasi manusia (HAM). Sifat dari HAM adalah universal dan tanpa
pengecualian, tidak dapat dipisahkan, dan saling tergantung. Berangkat dari
pemahaman tersebut seyogianya sikap-sikap yang didasarkan pada
ethnosentrisme, rasisme, religius fanatisme, dan diskriminasi harus dipandang
sebagai tindakan yang menghambat pengembangan kesederajatan dan
demokrasi, penegakan hukum dalam kerangka pemajuan dan pemenuhan
HAM.
Dalam demokrasi, diskriminasi seharusnya telah ditiadakan dengan adanya
kesetaraan dalam bidang hukum, kesederajatan dalam perlakuan adalah salah
satu wujud ideal dalam kehidupan negara yang demokratis. Akan tetapi,
berbagai penelitian dan pengkajian menunjukkan bahwa kondisi di Indonesia
saat ini belum mencerminkan penerapan asas persamaan di muka hukum
secara utuh.
Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena
adanya beberapa faktor penyebab, antara lain adalah:
a. Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan.
Terutama ekonomi. Timbullah persaingan antara kelompok pendatang dan
kelompok pribumi, yang kerap kali menjadi awal pemicu terjadinya
diskriminasi
b. Tekanan dan intimidasi biasanya dilakukan oleh kelompok yang dominan
terhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah. Artistoteles membagi
masyarakat  dalam suatu negara menjadi tiga kelompok: kaya, miskin dan
yang berada di antaranya. Kelompok-kelompok kaya (bangsawan, tuan
tanah) biasanya melakukan intimidasi dan tekanan sehingga
mendiskriminasikan orang-orang miskin.
c. Ketidakberdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan
membuat mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.

Problematika lainnya yang timbul dan harus diwaspadai adalah adanya


disintegrasi bangsa. Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus
disintegrasi bangsa dan bubarnya sebuah negara, dapat disimpulkan adanya
enam faktor utama yang secara gradual bisa menjadi penyebab utama proses
itu, yaitu:
1. Kegagalan Kepemimpinan
2. Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama
3. Krisis politik
4. Krisis social Demoralisasi tentara dan polisi
5. Intervensi asing

Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika
yang merupakan ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang

Manusia, Keberagaman, dan Kesederajatan Page 8


“majemuk” atau “heterogen”. Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil
interaksi sosial dari banyak suku bangsa dengan beraneka ragam latar
belakang kebudayaan, agama, sejarah, dan tujuan yang sama yang
disebut, Kebudayaan Nasional.

Manusia, Keberagaman, dan Kesederajatan Page 9


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia adalah mahkluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan
potensi yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,
pertumbuhan, perkembangan, dan mati, serta terkait serta dengan interaksi
alam dan lingkungan dalam sebuah hubungan timbal balik baik secara positif
maupun negatif.
Manusia sebagai makhluk yag memiliki akal mampu memahami
keberagaman budaya yang bervariasi serta manusia tetap memiliki satu
kedudukan yang sama namun menunjukan adanya persamaan. Keberagaman
menyangkut aspek yang sangat luas, dapat terjadi pada tingkatan individu,
kelompok, organisasi, komunitas dan masyarakat. Keberagaman sangat
dipengaruhi oleh latar belakang demografis dan budaya sumber daya manusia
kondisi lingkungan internal dan kondisi eksternal masyarakat.
Keberagaman dan kedudukan yang sama akan setiap kebudayaan agar
tetap berkembang dalam kehidupan masyarakat dapat di lakukan berdasarkan
kebersamaan, keterbukaan, dan kejujuran, memperhatikan perbedaan dan
kesamaan di antara sumber daya manusia, dan melakukan pelatihan multi
dimensi.
B. Saran
Dalam hidup bermasyarakat yang memiliki keberagaman kita harus
memahami bahwa kedudukan kita sama, serta mampu menyesuaikan pikiran
dan sikap dengan sistem norma meliputi norma agama, adat, susila dan hokum
yang hidup dalam masyarakat.
Makalah ini berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan untuk
menambah wawasan dan sebagai acuan dalam pembelajaran. Namun, makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk kesempurnaan
makalah-makalah selanjutnya.

Manusia, Keberagaman, dan Kesederajatan Page 10


DAFTAR PUSTAKA

 Aceh,Millano.2013.Manusia Keragaman dan Kesederajatan. From


https://acehmillano.wordpress.com/2013/03/24/manusia-keragaman-dan-
kesederajatan-isbd/, 21 Desember 2014. (Diakses pada tanggal 22 Oktober
2019, Pukul 20.30 WIB)
 Alfin,Fajar.(2014).Manusia Keragaman dan Kesederajatan. From
http://www.slideshare.net/aalfinn/manusiakeragaman-dan-kesederajatan, 21
Desember 2014. (Diakses pada tanggal 22 Oktober 2019, Pukul 20.45 WIB)
 Mulyawan,Karim.(2010).Rindu Pancasila. Jakarta: Kompas.

Manusia, Keberagaman, dan Kesederajatan Page 11

Anda mungkin juga menyukai