DI SUSUN OLEH :
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “MANUSIA KERAGAMAN
DAN KESEDERAJATAN”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami
dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan tepat pada waktunya. Tak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Ibu Ridia Utami Kasih, M. Kes
yang telah memberikan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
untuk itu kami menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan ke
arah sempurna. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca . Akhir kata kami sampaikan
terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
F. Problematika Diskriminasi.......................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk sosial (homo socialis) yang hidup bermasyarakat (zoon
politicon) tentunya tidak bisa memisahkan hidupnya dengan orang lain, serta mahluk
yang berbudaya yang dapat mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan tatanan
hidup yang bahagia dan sistem kemasyarakatan yang terbentuk karena interaksi dan
bentura kepentingan antara satu manusia dengan manusia lainya karena membahagiakan
itu hakikatnya baik, benar dan adil, maka manusia yang berbudaya itu selalu
menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan.
Sejak zaman prasejarah hingga sejarah, manusia dihadapkan dengan keterciptaan
berbagai aturan dan norma dalam kehidupan, ilmu pengetahuan budaya terbukti
memaikan peran dalam keterciptaan itu. Ilmu pengetahuan budaya tidak hanya dapat
dipahami dalam arti sebuah hukum atau teori, tetapi harus dipandang juga sebagai
pemikiran yang memerlukan proses sebuah kegiatan yang akan mengahasilkan sesuatu.
Budaya yang hidup terus berkembang dan dimiliki bersama oleh suatu kelompok
masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi, mulai terbentuk dari unsure yang
rumit, termasuk sistem agama, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaina, bangunan, karya
seni maupun kegiatan politik. Dengan berbudaya manusia diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dan menjawab tantangan hidup sesuia dengan adab-adab yang diterapkan di
lingkungan sekitar. Seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan
peradaban maka terjadi evolusi budaya yang menyebabkan beberapa problematika
beragam yang kita harus kaji dan beri solusinya secara bersama.
B. Rumusan Masalah
Apa keragaman dan kesederajatan ?
Apa makna keragaman dan kesederajatan ?
Apa problematika diskriminasi dalam masyarakat yang beragam?
Apa pengaruh keragaman terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat, bernegara
dan kehidupan sosial ?
4
C. Tujuan Penulisan
Memahami lebih dalam arti keragaman dan kesederajatan.
Mengetahui makna yang terkandung dalam keragaman dan kederajatan.
Mengetahui problematika yang bergulir dalam kehidupan masyarakat yang beragam.
Mengetahui dan merancang solusi dari terjadinya problematika sosial.
D. Manfaat
Manfaat bagi Dosen dan Mahasiswa yaitu untuk memperluas wawasan dan
pengetahuan mengenai manusia, keberagaman dan kesederajatan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MANUSIA
Manusia adalah mahkluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensi yang
tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan,
dan mati, serta terkait dengan interaksi alam dan lingkungan dalam sebuah hubungan
timbal balik baik secara positif maupun negatif.
6
Di Indonesia tidak dipungkiri keberadaannya. Masyarakat Indonesia terdiri dari
berbagai kebudayaan yang besifat kewilayahannya yang merupakan pertemuan dari
berbagai suku bangsa daerah tersebut. Mereka yang mendiami daerah yang bervariasi,
juga berkaitan dengan tingkatan peradaban suku bangsa dan masyarakat yang berbeda,
serta dengan pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses
asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis
kebudayaan yang ada. Kemudian juga berkembang dan meluas agama-agama besar di
Indonesia terut mendukung kebudayaan sehingga mencerminkan kebudayaan agama
tertentu. Indonesia adalah salah satu Negara dengan tingkat keanekaragama budaya yang
tinggi, tidak hanya keanekaragaman suku bangsa namun juga kenekaragaman budaya
dalam konteks peradaban tradisional hingga ke modern.
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi
(KBBI) artinya adalah tingkah laku; macam, jenis; langgam; warna, corak; laras, tata
bahasa. Keragaman yang dimaksud adalah kondisi masyarakat di mana terdapat
perbedaan-perbedaan dalam erbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan
keyakinan, ideologi, adat kesopanan, serta situasi ekonomi.
Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) artinya adalah sama tingkatan (pangkat, keudukan). Dengan demikian
konteks kesederajatan di sini adalah suatu kondisi di mana dalam perbedaan dan
keberagaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dalam satu
tingkatan hirarki.
Suku bangsa yang menempati wilayah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke
sangat beragam. Sedngkan perbedaan ras muncul karena adanya pngelompokan besar
manusia yang memiliki cirri-ciri biologis maka lahirlah yang sama seperti rambut,
warna kulit, ukuran tubuh, mata dan lain sebagainya. Di Indonesia, terutama bagian
barat termasuk ras Mongoloid Melayu Muda (Deutero Malayan Mongoloid) dan
bagian timur termasuk ras Austroloid. Sedngkan kelompok terbesar yang tidak
termasuk pribumi adalah golongan chia yang termasuk Astratic Mongoloid.
7
Suku Jawa adalah yang terbesar di Indonesia sekitar 45% dari seluruh populasi
yang awalnya mendiami bagian tengah dan timur pulau Jawa. Suku Sunda suku
terbsar kedua sekitar 14% dari seluruh populasi yang awalnya meniami bagian barat
Jawa. Suku terbesar ketiga suku Madura sekitar 7,5% dari seluruh populasi yang
mendiami pulau Madura. Meskipun etnis tionghoa mewakili sebagian kecil dari total
populasi tapi mereka merupakan kekuatan ekonomi, mengoprasikan segala mulai dari
took kecil hingga bank-bank dan industry-industri di Indonesia. Etnis tionghoa
bisanya terbagi menjadi sua kelompok: Cina peranakan, biasanya memiliki latar
belakang Cina dan Indonesia, dan Cina totok, yang dianggap sebagai Cina murni yang
biasanya pendatang generasi pertama atau kedua dan memegang teguh kebudayaan
Cina.
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia.
Ikatan yang dimaksud bersal dari suatu kekuatan yan lebih tinggi dari manusia
sebagai kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap dengan panca indra. Namun
mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari
(Harun Nasution: 10).
Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit diukur secara tepat dan
terperinci. Hal ini pula yang barang kali menyulitkan para ahli untuk memberikan
definisi yang tepat tentang agama. Namun apapun bentuk kepercayaan yang dianggap
sebagai agama, baik dalam agama primitive maupun agama monoteisme. Menurut
Robert H. Thouless.
Fakta menunjukan bahwa agama berpusat pada Tuhan atau dewa-dewa sebagai
ukuran yang menentukan yang tak boleh diabaikan. (psikologi agama: 14)
Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat.
Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:
8
- Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
- Berfungsi kreatif
Pada dasarnya agama dan keyakinan merupak unsure penting dalam kragaman
bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang diakui di Indonesia.
Ideologi adalah suatu idtilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat
terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan
dan kepercayaan yang fundamental. Ideologi membatu untuk lebih memperkuat
landasan moral bagi sebuah tindakan. Politik mencakup baik antara individu-individu
dan kelopok untuk meperoleh kekuasaan, yang di gunakan oleh pemenang bagi
keuntungnya sendiri atas kerugian dari yang ditaklukan. Politik juga bermakna
sebagai usaha untuk menegakan ketertiban sosial.
Keragama masyarakat Indonesia dalam Ideologi dan politik dapat dilihat dari
banyaknya partai politik sejak berakhirnya orde lama. Meskipun pada dasarnya
Indonesia hanya mengakui satu ideologi, yaitu Pancasila yang benar-benar
mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
4. Tata krama
Tata krama yang dianggap dari Bahas Jawa yang brarti “adat sopan santun, bsa-
basi” pada dasarnya ialah tindakan, prilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap
sesuai dengan kaidah atau norma tertentu.
Tata krama dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat dan terdiri dari aturan-
aturan yang jika dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi sosial yang tertib dan
efektif di dalam masyarakat yang bersangkutan. Indonesia memiliki beragam suku
bangsa di mana setiap suku bangsa memiliki adat istiadat sendiri meskipun karena
adanya sosialisasi nilai dan norma secara turun-menurun dan berkesinambungan dari
generasi menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam suatu suku bangsa yang
sama akan memilki adat dan kesopanan yang relative sama.
9
5. Kesenjangan Ekonomi
6. Kesenjangan Sosial
Hal inilah yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak saja dapat
menyakitkan, namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tak hanya itu,
bahkan bisa menjadi sebuah pemicu perang antar etnis atau suku.
Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai harmoni,
yang seharusnya dijadikan sebagai sebuah potensi untuk menciptakan kehidupan yang
menjunjung tinggi toleransi. Di kehidupan sehari-hari , kebudayaan suku bangsa dan
kebudayaan agama, yang beriringan, saling melengkapi dan mampu menyesuaikan dalam
kehidupan sehari-hari. Tetapi sering kali terjadi malah sebaliknya, perbedaan-perbedaan
itu menyebabkan ketegangan hubungan antar anggota masyarakat.
10
Hal ini disebabkan oleh sifat dasar yang dimiliki oleh masyarakat majemuk
sebagaimana dejelskan oleh Van de Bergh:
Relatif diatas harus diakui dengan sikap terbuka, logis, dan dewasa karena
dengannya, kemajemukkan yang ada dapat dipersatukan. Jika keterbukaan dan
kedewasaaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-masalah yang
menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Seperti:
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang
diakibatkan oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu:
11
a. Semangat religus
b. Semangat nasionalisme
c. Semangat pluralisme
d. Semangat humanisme
e. Dialog antar umat beragama
f. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan
antar agama, media massa, dan harmonisasi dunia
F. PROBLEMATIKA DISKRIMINASI
Tuntutan atas kesamaan hak bagi setiap manusia didasarkan pada prinsip-prinsip hak
asasi manusia (HAM). Sifat dari HAM adalah universal dan tanpa pengecualian, tidak
dapat dipisahkan, dan saling tergantung. Berangkat dari pemahaman tersebut seyogianya
sikap-sikap yang didasarkan pada ethnosentrisme, rasisme, religius fanatisme, dan
diskriminasi harus dipandang sebagai tindakan yang menghambat pengembangan
kesederajatan dan demokrasi, penegakan hukum dalam kerangka pemajuan dan
pemenuhan HAM.
12
Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya
beberapa faktor penyebab, antara lain adalah:
.1. Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan. Terutama ekonomi.
Timbullah persaingan antara kelompok pendatang dan kelompok pribumi, yang kerap
kali menjadi awal pemicu terjadinya diskriminasi
.2. Tekanan dan intimidasi biasanya dilakukan oleh kelompok yang dominan terhadao
keompok atau golongan yang lebih lemah. Artistoteles membagi masyarakat dalam
suatu negara menjadi tiga kelompok: kaya, miskin dan yang berada di antaranya.
Kelompok-kelompok kaya (bangsawan, tuan tanah) biasanya melakukan intimidasi
dan tekanan sehingga mendiskriminasikan orang-orang miskin.
.3. Ketidakberdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan membuat
mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi
Problematika lainnya yang timbul dan harus diwaspadai adalah adanya disintegrasi
bangsa. Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus disintegrasi bangsa dan
bubarnya sebuah negara, dapat disimpulkan adanya enam faktor utama yang secara
gradual bisa menjadi penyebab utama proses itu, yaitu:
1. Kegagalan Kepemimpinan
2. Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama
3. Krisis politik
4. Krisis sosial
5. Demoralisasi tentara dan polisi
6. Intervensi asing
Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang
merupakan ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang “majemuk” atau
“heterogen”. Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil interaksi sosial dari banyak
suku bangsa dengan beraneka ragam latar belakang kebudayaan, agama, sejarah, dan
tujuan yang sama yang disebut, Kebudayaan Nasional
13
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Manusia adalah mahkluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensi
yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, dan mati, serta terkait serta dengan interaksi alam dan lingkungan dalam
sebuah hubungan timbal balik baik secara positif maupun negatif.
Keberagaman dan kedudukan yang sama akan setiap kebudayaan agar tetap
berkembang dalam kehidupan masyarakat dapat di lakukan berdasarkan kebersamaan,
keterbukaan, dan kejujuran, memperhatikan perbedaan dan kesamaan di antara sumber
daya manusia, dan melakukan pelatihan multi dimensi.
2. SARAN
Makalah ini berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan untuk menambah
wawasan dan sebagai acuan dalam pembelajaran. Namun, makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca untuk kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15