Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

“MANUSIA KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN”

DI SUSUN OLEH :

 SURATZMAN ALFARIZ (T202101034)


 ANDI ANGGARA (T202101024)
 TITI META (T202101022)
 ANNISA FUJIYANTI (T202101009)
 FALDIN RAJAKI (T202101035)
 MUH. AKSAID HAFID (T202101043)
 MUH. MARIFAT TASAUF (T202101027)
 MUH. FIRMAN (T202101021)

DOSEN PEMBIMBING : RIDIA UTAMI KASIH, M.Kes

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI ELEKTROMEDIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “MANUSIA KERAGAMAN
DAN KESEDERAJATAN”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami
dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan tepat pada waktunya. Tak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Ibu Ridia Utami Kasih, M. Kes
yang telah memberikan tugas makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
untuk itu kami menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan ke
arah sempurna. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca . Akhir kata kami sampaikan
terima kasih.

Kendari, 1 November 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................1

KATA PENGANTAR ..............................................................................................2

DAFTAR ISI .........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................4


B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................4
D. Manfaat..............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5

A. Pengertian Manusia ..................................................................................5

B. Pengertian Keragaman dan Kesederajatan................................................5

C. Makna Keberagaman dan Kesederajatan..................................................6

D. Unsur-unsur Keberagaman Dalam Masyarakat........................................6

E. Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, –


Bernegara dan Kehidupan Global..............................................................8

F. Problematika Diskriminasi.......................................................................10

BAB III PENUTUP................................................................................................12


1. Kesimpulan............................................................................................12
2. Saran .....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai mahluk sosial (homo socialis) yang hidup bermasyarakat (zoon
politicon) tentunya tidak bisa memisahkan hidupnya dengan orang lain, serta mahluk
yang berbudaya yang dapat mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan tatanan
hidup yang bahagia dan sistem kemasyarakatan yang terbentuk karena interaksi dan
bentura kepentingan antara satu manusia dengan manusia lainya karena membahagiakan
itu hakikatnya baik, benar dan adil, maka manusia yang berbudaya itu selalu
menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan.
Sejak zaman prasejarah hingga sejarah, manusia dihadapkan dengan keterciptaan
berbagai aturan dan norma dalam kehidupan, ilmu pengetahuan budaya terbukti
memaikan peran dalam keterciptaan itu. Ilmu pengetahuan budaya tidak hanya dapat
dipahami dalam arti sebuah hukum atau teori, tetapi harus dipandang juga sebagai
pemikiran yang memerlukan proses sebuah kegiatan yang akan mengahasilkan sesuatu.
Budaya yang hidup terus berkembang dan dimiliki bersama oleh suatu kelompok
masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi, mulai terbentuk dari unsure yang
rumit, termasuk sistem agama, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaina, bangunan, karya
seni maupun kegiatan politik. Dengan berbudaya manusia diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dan menjawab tantangan hidup sesuia dengan adab-adab yang diterapkan di
lingkungan sekitar. Seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan
peradaban maka terjadi evolusi budaya yang menyebabkan beberapa problematika
beragam yang kita harus kaji dan beri solusinya secara bersama.

B. Rumusan Masalah
 Apa keragaman dan kesederajatan ?
 Apa makna keragaman dan kesederajatan ?
 Apa problematika diskriminasi dalam masyarakat yang beragam?
 Apa pengaruh keragaman terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat, bernegara
dan kehidupan sosial ?

4
C. Tujuan Penulisan
 Memahami lebih dalam arti keragaman dan kesederajatan.
 Mengetahui makna yang terkandung dalam keragaman dan kederajatan.
 Mengetahui problematika yang bergulir dalam kehidupan masyarakat yang beragam.
 Mengetahui dan merancang solusi dari terjadinya problematika sosial.

D. Manfaat

Manfaat bagi Dosen dan Mahasiswa yaitu untuk memperluas wawasan dan
pengetahuan mengenai manusia, keberagaman dan kesederajatan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANUSIA

Manusia adalah mahkluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensi yang
tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan,
dan mati, serta terkait dengan interaksi alam dan lingkungan dalam sebuah hubungan
timbal balik baik secara positif maupun negatif.

B. PENGERTIAN KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN

Keragaman atau diversity dipergunaka dalam pengertian secara umum sebagai


pernyataan yang bervariasi. Inculison adalah pengikutsertaan semua organisasi secara
penuh dan dengan rasa hormat, tanpa memandang gender, agama, ras, warna kulit,
orientasi seksual, asal Negara, umur atau kemampuan fisik, dalam aktivitas dan
kehidupan organisasi. Frederick A. Miller dan Judith H. Katz (2002: 197-199).
Keberagaman adalah menunjukan adanya perbedaan, kesamaan dan tegangan yang
berhubungan, yang terjadi pada setiap bauran yang dapat timbul diantara elemen dari
collective mixture. (R. Roosevelt Thomas, Jr., 2006:101). Mixture atau bauran dapat
terdiri beberapa dimensi keberagaman. Dapat berupa ras, gender, etnis, asal daerah, umur,
afiliasi politik, kelas sosial-ekonomi, atau orientasi seksual, atau mungkin kombinasi dari
factor-faktor tersebut.

Dengan demikian, dapat dirumuskan pengertian keberagaman sebagai variasi namun


menunjukan adanya persamaan. Keberagaman menyangkut aspek yang sangat luas, dapat
terjadi pada tingkatan individu, kelompok, organisasi, komunitas dan masyarakat.
Keberagaman sangat dipenagruhi oleh latar belakang demografis dan budaya sumber
daya manusia kondisi lingkungan internal dan kondisi eksternal masyarakat.

Mengelola keberagaman berpusat pada pengembanagn budaya dan perubahan, yang


dilakukan dengan berdasarkan pada.
 Kebersamaan, keterbukaan, dan kejujuran
 Memperhatikan perbedaan dan kesamaan di antara sumber daya manusia
 Melakukan pelatihan multi dimensi.

6
Di Indonesia tidak dipungkiri keberadaannya. Masyarakat Indonesia terdiri dari
berbagai kebudayaan yang besifat kewilayahannya yang merupakan pertemuan dari
berbagai suku bangsa daerah tersebut. Mereka yang mendiami daerah yang bervariasi,
juga berkaitan dengan tingkatan peradaban suku bangsa dan masyarakat yang berbeda,
serta dengan pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses
asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis
kebudayaan yang ada. Kemudian juga berkembang dan meluas agama-agama besar di
Indonesia terut mendukung kebudayaan sehingga mencerminkan kebudayaan agama
tertentu. Indonesia adalah salah satu Negara dengan tingkat keanekaragama budaya yang
tinggi, tidak hanya keanekaragaman suku bangsa namun juga kenekaragaman budaya
dalam konteks peradaban tradisional hingga ke modern.

C. MAKNA KEBERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN

Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi
(KBBI) artinya adalah tingkah laku; macam, jenis; langgam; warna, corak; laras, tata
bahasa. Keragaman yang dimaksud adalah kondisi masyarakat di mana terdapat
perbedaan-perbedaan dalam erbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan
keyakinan, ideologi, adat kesopanan, serta situasi ekonomi.

Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) artinya adalah sama tingkatan (pangkat, keudukan). Dengan demikian
konteks kesederajatan di sini adalah suatu kondisi di mana dalam perbedaan dan
keberagaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dalam satu
tingkatan hirarki.

D. UNSUR-UNSUR KERAGAMAN DALAM MASYARAKAT


1. Suku Bangsa Dan Ras

Suku bangsa yang menempati wilayah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke
sangat beragam. Sedngkan perbedaan ras muncul karena adanya pngelompokan besar
manusia yang memiliki cirri-ciri biologis maka lahirlah yang sama seperti rambut,
warna kulit, ukuran tubuh, mata dan lain sebagainya. Di Indonesia, terutama bagian
barat termasuk ras Mongoloid Melayu Muda (Deutero Malayan Mongoloid) dan
bagian timur termasuk ras Austroloid. Sedngkan kelompok terbesar yang tidak
termasuk pribumi adalah golongan chia yang termasuk Astratic Mongoloid.

7
Suku Jawa adalah yang terbesar di Indonesia sekitar 45% dari seluruh populasi
yang awalnya mendiami bagian tengah dan timur pulau Jawa. Suku Sunda suku
terbsar kedua sekitar 14% dari seluruh populasi yang awalnya meniami bagian barat
Jawa. Suku terbesar ketiga suku Madura sekitar 7,5% dari seluruh populasi yang
mendiami pulau Madura. Meskipun etnis tionghoa mewakili sebagian kecil dari total
populasi tapi mereka merupakan kekuatan ekonomi, mengoprasikan segala mulai dari
took kecil hingga bank-bank dan industry-industri di Indonesia. Etnis tionghoa
bisanya terbagi menjadi sua kelompok: Cina peranakan, biasanya memiliki latar
belakang Cina dan Indonesia, dan Cina totok, yang dianggap sebagai Cina murni yang
biasanya pendatang generasi pertama atau kedua dan memegang teguh kebudayaan
Cina.

2. Agama dan Keyakinan

Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia.
Ikatan yang dimaksud bersal dari suatu kekuatan yan lebih tinggi dari manusia
sebagai kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap dengan panca indra. Namun
mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari
(Harun Nasution: 10).

Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit diukur secara tepat dan
terperinci. Hal ini pula yang barang kali menyulitkan para ahli untuk memberikan
definisi yang tepat tentang agama. Namun apapun bentuk kepercayaan yang dianggap
sebagai agama, baik dalam agama primitive maupun agama monoteisme. Menurut
Robert H. Thouless.

Fakta menunjukan bahwa agama berpusat pada Tuhan atau dewa-dewa sebagai
ukuran yang menentukan yang tak boleh diabaikan. (psikologi agama: 14)

Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat.
Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:

- Berfungsi edukatif: agama scara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang.


- Berfungsi penyelamat
- Berfungsi sebagai perdamaian
- Berfungsi sebagai social control

8
- Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
- Berfungsi kreatif

Pada dasarnya agama dan keyakinan merupak unsure penting dalam kragaman
bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang diakui di Indonesia.

3. Ideologi dan politik

Ideologi adalah suatu idtilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat
terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan
dan kepercayaan yang fundamental. Ideologi membatu untuk lebih memperkuat
landasan moral bagi sebuah tindakan. Politik mencakup baik antara individu-individu
dan kelopok untuk meperoleh kekuasaan, yang di gunakan oleh pemenang bagi
keuntungnya sendiri atas kerugian dari yang ditaklukan. Politik juga bermakna
sebagai usaha untuk menegakan ketertiban sosial.

Keragama masyarakat Indonesia dalam Ideologi dan politik dapat dilihat dari
banyaknya partai politik sejak berakhirnya orde lama. Meskipun pada dasarnya
Indonesia hanya mengakui satu ideologi, yaitu Pancasila yang benar-benar
mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.

4. Tata krama

Tata krama yang dianggap dari Bahas Jawa yang brarti “adat sopan santun, bsa-
basi” pada dasarnya ialah tindakan, prilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap
sesuai dengan kaidah atau norma tertentu.

Tata krama dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat dan terdiri dari aturan-
aturan yang jika dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi sosial yang tertib dan
efektif di dalam masyarakat yang bersangkutan. Indonesia memiliki beragam suku
bangsa di mana setiap suku bangsa memiliki adat istiadat sendiri meskipun karena
adanya sosialisasi nilai dan norma secara turun-menurun dan berkesinambungan dari
generasi menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam suatu suku bangsa yang
sama akan memilki adat dan kesopanan yang relative sama.

9
5. Kesenjangan Ekonomi

Bagi sebagian Negara berkembang, perekonomian akan menjadi satu perhatian


yang terus ditingatkan. Namun umumnya, masyarakat kita berada di golongan tingkat
ekonomi menengah kebawah. Hal ini tentu saja menjadi sebuah pemicu adanya
kesenjangan yang tidak dapat dihindari lagi.

6. Kesenjangan Sosial

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam


tingkat, pangkat dan strata sosial yang hirarkis. Hal ini, dapat terlihat dan dirasakan
jelas dengan adanya penggolongan orang berdasarkan kasta.

Hal inilah yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak saja dapat
menyakitkan, namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tak hanya itu,
bahkan bisa menjadi sebuah pemicu perang antar etnis atau suku.

E. PENGARUH KERAGAMAN TERHADAP KEHIDUPAN BERAGAMA,


BERMASYARAKAT, BERNEGARA DAN KEHIDUPAN GLOBAL

Berdirinya Negara Indonesia di latar belakangi oleh masyarakat yang demikian


majemuk, secara etnis geografis, cultural, maupun religious. Kita tidak dapat mengingkari
sifat pluralistik bangsa kita. Sehingga kita perlu member tempat bagi berkembangnya
kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan beragama yang dianut oleh warga Negara.
Masalah suku bangsa dan kesatuan nasional di Indonesia telah menunjukan kepada kita
bahwa suatu Negara yang multietnik memerlukan identitas nasional dan solidaritas
nasional di antara warganya. Gagasan tentang kebudayaan nasional Indonesia yang
menyangkut kesadaran dan identitas suatu bangsa telah dirancang saat kita belum
merdeka.

Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai harmoni,
yang seharusnya dijadikan sebagai sebuah potensi untuk menciptakan kehidupan yang
menjunjung tinggi toleransi. Di kehidupan sehari-hari , kebudayaan suku bangsa dan
kebudayaan agama, yang beriringan, saling melengkapi dan mampu menyesuaikan dalam
kehidupan sehari-hari. Tetapi sering kali terjadi malah sebaliknya, perbedaan-perbedaan
itu menyebabkan ketegangan hubungan antar anggota masyarakat.

10
Hal ini disebabkan oleh sifat dasar yang dimiliki oleh masyarakat majemuk
sebagaimana dejelskan oleh Van de Bergh:

a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok yang sering memiliki kebudayaan yang


berbeda.
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi ke dalam lembaga yang bersifat non-
komplementer.
c. Kurang mengembangakn consensus dia antara para anggota masyarakat tentang nilai-
nilai sosial yang bersifat dasar.
d. Secara relatif sering kali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan yang
lainnya.
e. Secara relatif integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan di
dalam bidang ekonomi.
f. Adanya domonasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain.

Relatif diatas harus diakui dengan sikap terbuka, logis, dan dewasa karena
dengannya, kemajemukkan yang ada dapat dipersatukan. Jika keterbukaan dan
kedewasaaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-masalah yang
menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Seperti:

1. Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusa


dengan dunia lingkungannya. Disharmonisasi dibawa oleh virus paradoks yang ada
dalam globalisasi. Paket globalisasi begitu masyarakat dunia dengan tawarannya alan
keseraaman global untuk maju bersama dalam komunikasi gaya hidup manusia yang
bebas dan harmonis dalan tatanan dunia, dengan menyampingkan keunikan dan
keberagaman manusia sebagai pelaku utamanya.
2. Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan
memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang
tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.  Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat bermacam-
macam, antara lain: keyakinannya bahwa secara kodrati ras, sukunya kelompoknya
lebih tinggi dari ras, suku, kelompok lain.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang
diakibatkan oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu:

11
a. Semangat religus
b. Semangat nasionalisme
c. Semangat pluralisme
d. Semangat humanisme
e. Dialog antar umat beragama
f. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan
antar agama, media massa, dan harmonisasi dunia

Keterbukaan, kedewasaan sikap, pemikiran global yang bersifat inklusif, serta


kesadaran kebersamaan dalam mempengaruhi sejarah, merupakan modal yang sangat
menentukan bagi terwujudnya sebuah bangsa yang Bhineka Tunggal Ika. Menyatu dalam
keragaman dan beragam dalam kesatuan. Segala bentuk kesenjangan didekatkan segala
keanekaragaman dipandang sebagai kekayaan bangsa, milik bersama. Sikap inilah yang
perlu dikembangkan dlaam pola pikir masyarakat untuk menuju Indonesia Raya Merdeka.

F. PROBLEMATIKA DISKRIMINASI

Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang


atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status,
dan kelas sosial-ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, usia, orientasi seksual,
pandangan ideologi dan politik, serta batas negara, dan kebangsaan seseorang.

Tuntutan atas kesamaan hak bagi setiap manusia didasarkan pada prinsip-prinsip hak
asasi manusia (HAM). Sifat dari HAM adalah universal dan tanpa pengecualian, tidak
dapat dipisahkan, dan saling tergantung. Berangkat dari pemahaman tersebut seyogianya
sikap-sikap yang didasarkan pada ethnosentrisme, rasisme, religius fanatisme, dan
diskriminasi harus dipandang sebagai tindakan yang menghambat pengembangan
kesederajatan dan demokrasi, penegakan hukum dalam kerangka pemajuan dan
pemenuhan HAM.

Dalam demokrasi, diskriminasi seharusnya telah ditiadakan dengan adanya


kesetaraan dalam bidang hukum, kesederajatan dalam perlakuan adalah salah satu wujud
ideal dalam kehidupan negara yang demokratis. Akan tetapi, berbagai penelitian dan
pengkajian menunjukkan bahwa kondisi di Indonesia saat ini belum mencerminkan
penerapan asas persamaan di muka hukum secara utuh.

12
Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya
beberapa faktor penyebab, antara lain adalah:
.1. Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan. Terutama ekonomi.
Timbullah persaingan antara kelompok pendatang dan kelompok pribumi, yang kerap
kali menjadi awal pemicu terjadinya diskriminasi
.2. Tekanan dan intimidasi biasanya dilakukan oleh kelompok yang dominan terhadao
keompok atau golongan yang lebih lemah. Artistoteles membagi masyarakat  dalam
suatu negara menjadi tiga kelompok: kaya, miskin dan yang berada di antaranya.
Kelompok-kelompok kaya (bangsawan, tuan tanah) biasanya melakukan intimidasi
dan tekanan sehingga mendiskriminasikan orang-orang miskin.
.3. Ketidakberdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan membuat
mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi

Problematika lainnya yang timbul dan harus diwaspadai adalah adanya disintegrasi
bangsa. Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus disintegrasi bangsa dan
bubarnya sebuah negara, dapat disimpulkan adanya enam faktor utama yang secara
gradual bisa menjadi penyebab utama proses itu, yaitu:

1. Kegagalan Kepemimpinan
2. Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama
3. Krisis politik
4. Krisis sosial
5. Demoralisasi tentara dan polisi
6. Intervensi asing

Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang
merupakan ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang “majemuk” atau
“heterogen”. Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil interaksi sosial dari banyak
suku bangsa dengan beraneka ragam latar belakang kebudayaan, agama, sejarah, dan
tujuan yang sama yang disebut, Kebudayaan Nasional

13
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN

Manusia adalah mahkluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensi
yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, dan mati, serta terkait serta dengan interaksi alam dan lingkungan dalam
sebuah hubungan timbal balik baik secara positif maupun negatif.

Manusia sebagai makhluk yang memiliki akal mampu memahami keberagaman


budaya yang bervariasi serta manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama namun
menunjukan adanya persamaan. Keberagaman menyangkut aspek yang sangat luas, dapat
terjadi pada tingkatan individu, kelompok, organisasi, komunitas dan masyarakat.
Keberagaman sangat dipengaruhi oleh latar belakang demografis dan budaya sumber
daya manusia kondisi lingkungan internal dan kondisi eksternal masyarakat.

Keberagaman dan kedudukan yang sama akan setiap kebudayaan agar tetap
berkembang dalam kehidupan masyarakat dapat di lakukan berdasarkan kebersamaan,
keterbukaan, dan kejujuran, memperhatikan perbedaan dan kesamaan di antara sumber
daya manusia, dan melakukan pelatihan multi dimensi.

2. SARAN

Dalam hidup bermayarakat yang memiliki keragaman kita harus memahami


bahwa kedudukan kita sama, serta mampu menyesuaikan pikiran dan sikap dengan sistem
norma meliputi norma agama, adat, susila dan hokum yang hidup dalam masyarakat.

Makalah ini berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan untuk menambah
wawasan dan sebagai acuan dalam pembelajaran. Namun, makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca untuk kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

 Aceh Millano.(2013).Manusia Keragaman dan Kesederajatan.From


https://acehmillano.wordpress.com/2013/03/24/manusia-keragaman-dan-
kesederajatan-isbd/, 21 Desember 2014
 Alfin Fajar.(2014).Manusia Keragaman dan Kesederajatan.From
http://www.slideshare.net/aalfinn/manusiakeragaman-dan-kesederajatan, 21
Desember 2014
 Mulyawan Karim.(2010).Rindu Pancasila. Jakarta: Kompas

15

Anda mungkin juga menyukai