PULSE OXIMETER
MATKUL PERALATAN DIAGNOSTIK DASAR
OLEH
TITI META (T202101022)
DOSEN: YULI MUNANDAR KOLEWORA, ST.,M.Eng
PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI ELEKRO-MEDIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
F.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bidang kedokteran, akurasi dan presisi peralatan diagnostik sangat
penting karena hasil pembacaan alat tersebut sangat mempengaruhi langkah tindakan
medis selanjutnya terhadap pasien. Kesalahan dalam diagnosa akibat dari tidak
Pulse Oksimeter atau Saturasi Peripheral Oxygen Capiler (SpO2) merupakan salah
satu metode penggunaan alat untuk memonitor keadaan saturasi atau kandungan
oksigen dalam darah (arteri) pasien dan jumlah detak jantung dalam satu menit tanpa
dilakukan pembedahan atau non invasive. Dilakukan untuk membantu diagnosa fisik
pasien tanpa harus melalui analisa tes darah. Pulse Oksimeter merupakan salah satu
alat yang sering digunakan di rumah sakit saat dilakukan proses pembedahan
untuk mengetahui saturasi oksigen dalam darah dan detak jantung pasien selama
satu menit. Saturasi adalah persentase yang mengikat oksigen dibandingkan dengan
Mengingat pentingnya akurasi dan presisi pulse oksimeter SpO2 dalam diagnosa
maka dalam proses perawatan dan pemeriksaan dilakukan uji fungsi dan kalibrasi
pesawat SpO2. Uji fungsi dan kalibrasi SpO2 memerlukan sinyal masukan berupa
sinyal dari jantung dan perubahan warna hemoglobin. Pulsa sinyal dari jantung dan
perubahan warna hemoglobin ini bisa diperoleh secara elektronik dari SpO2
stimulator. SpO2 Stimulator ini menghasilkan simulasi pulsa jantung berupa LED
merah yang berkedip dan perubahan hemoglobin berupa infra merah yang dapat di atur
kecepatannya.
Pada SpO2 terdapat beberapa parameter seperti kandungan oksigen dalam darah
dan detak jantung permenit. Setiap alat memiliki batas pemakaian yang
mempengaruhi keakurasian dan presisi dari alat tersebut, dalam hal ini pesawat SpO2
juga termasuk didalamnya. Sehingga kita memerlukan alat SpO2 stimulator. SpO2
stimulator merupakan suatu alat yang dapat menghasilkan cahaya LED merah dan
LED infra merah guna mengukur keakurasian dan kepresisian receiver pada finger
sensor pesawat SpO2. Sinar LED merah untuk mengatur pembacaan detak jantung
permenit dan sinar LED infra merah untuk mengatur pembacaan kadar oksigen pada
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Oximeter
2. Mengetahui hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan oximeter
3. Mengetahui cara pakai pulse oximeter
4. Mengetahui cara membaca oximeter
5. Mengetahui prinsip kerja pulse oximetry
6.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Oximeter
Oximeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur tingkat
oksigen di dalam darah manusia tanpa menimbulkan rasa sakit. Dengan alat ini, dapat
diketahui seberapa efisienkah oksigen yang beredar dalam darah hingga ke jantung atau
lengan dan kaki. Diketahui, kadar oksigen dalam tubuh normal umumnya berkisar antara
95-100 persen. Apabila kadar oksigen di bawah 90 persen, maka kadar oksigen termasuk
rendah dan harus mendapat pertolongan medis.
Oximeter berbentuk seperti klip yang dijepitkan pada jari atau daun telinga. Alat ini
menggunakan cahaya sebagai pendeteksi oksigen dalam tubuh. Dalam beberapa kasus,
pasien pengguna oximeter ialah mereka yang memiliki penyakit seperti anemia, asma,
kanker paru-paru, dan gagal jantung.
Melansir dari WHO, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menggunakan
oximeter yakni:
1. Pastikan posisi jari berada pas di antara capit oximeter. Hal ini penting dilakukan agar
sinar atau cahaya oximeter bisa bekerja dengan benar dan mengukur kadar oksigen
secara maksimal.
2. Saat menggunakan oximeter di jari, pastikan tidak sedang menggunakan cat kuku atau
pewarna, karena akan mengganggu kinerja oximeter.
3. Hindari cahaya berlebihan karena akan mempengaruhi kinerja oximeter.
4. Jangan bergerak berlebihan ketika menggunakan oximeter agar kinerja lebih akurat.
Cara pakai pulse oximeter atau oksimeter cukup mudah. Anda bias langsung
menggunakan pulse oximeter dengan menaruhnya di ujung jari telunjuk. Dengan
menunggu beberapa waktu, hasil yang menunjukkan kadar oksigen dalam tubuh akan
terlihat di layar pulse oximeter. Tingkat saturasi oksigen dinyatakan normal jika angka
menunjukkan antara 95 dan 100 persen. Sementara, untuk tingkat saturasi oksigen di
bawah 90 persen dianggap sangat rendah dan dapat menjadi keadaan darurat.
1.
D. Cara Membaca Oximeter
Cara membaca oximeter bisa dilakukan dengan melihat kadar saturasi oksigen (SpO2)
dan PRbpm pada pulse oximeter. Apabila tingkat SpO2 95 persen maka termasuk normal.
Namun, jika di bawah 90 persen maka segera datangi klinik kesehatan terdekat untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
Sementara itu, PRbpm pada oximeter berfungsi untuk mengukur denyut nadi dan
mengetahui berapa kali jantung berdetak selama 1 menit. PRbpm dikatakan normal
apabila berkisar antara 60-100 bpm.
Pulse oximetry mampu mengenali perbedaan absorbansi cahaya merah (R) dan near-
infrared (IR) pada hemoglobin. Oksihemoglobin (O2Hb) dapat menyerap lebih banyak
cahaya IR dibandingkan deoksihemoglobin (HHb). Hal ini sesuai dengan tampilan
makroskopis darah arterial, kadar O2Hb yang tinggi akan tampak merah terang karena
tidak banyak cahaya merah yang terserap.
Sedangkan darah vena tampak tidak terlalu merah, karena kadar HHb yang lebih
tinggi menyebabkan banyak menyerap cahaya merah. Memanfaatkan prinsip ini, pulse
oximetry didesain memiliki dua sisi probe yang dapat mengapit jaringan.
Salah satu sisi probe merupakan dioda pemancar cahaya (emitter) yang dapat
memancarkan 2 panjang gelombang yang berbeda, yakni gelombang merah 660 nm dan
near-infrared 940 nm. Di sisi lain terdapat sensor cahaya (photodiode) yang akan
mendeteksi cahaya yang telah melewati jaringan tubuh. Dikarenakan perbedaan
kemampuan absorbansi cahaya dari O2Hb dan HHb maka pulse oximetry dapat
menentukan proporsi Hb yang terikat dengan oksigen.
Secara teori, pulse oximetry mengukur 2 komponen absorbansi yakni direct current
(DC) dan alternating current (AC). DC merepresentasikan cahaya yang melewati
jaringan, vena, dan kapiler, yang cenderung statis dan tidak dipengaruhi oleh faktor lain.
Sedangkan AC merepresentasikan cahaya yang melewati arteri dan berfluktuasi sesuai
dengan siklus kardiak. Perubahan siklus kardiak memiliki pengaruh terhadap jumlah
volume darah arteri, sehingga proporsi absorbansi cahaya R dan IR pun berubah-ubah.
Di dalam pulse oximetry terdapat microprocessor yang dapat mengolah rasio yang
terukur dari beberapa seri denyut nadi. Alat ini menentukan kadar SpO2 berdasarkan
kurva kalibrasi, yang dihasilkan secara empirik melalui pengukuran R value pada
sukarelawan dengan rentang saturasi 100% hingga sekitar 70%. Oleh karena itu, bila
hasil pengukuran dibawah 70%, pulse oximetry tidak dapat diandalkan secara kuantitatif
untuk mengevaluasi kondisi pasien.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Monitoring saturasi oksigen merupakan salah satu hal yang penting dalam monitoring
kondisi pasien.Saturasi oksigen mengacu pada presentasi hemoglobin yang berikatan
dengan oksigen dalam arteri. Penilaian ini berkaitan dengan tindakan yang perlu
dilakukan (terapi oksigen). Untuk mengetahui nilai saturasi oksigen bisa dilakukan
penilaian melalui analisis gas darah, namun hal ini lebih invasive. Sehingga di rancanglah
alat untuk monitoring kontinyu yaitu pulse oximeter. Pulse oximeter sudah diciptakan
pada tahun 1970 yang dikenal sebagai pulse oximeter konvensional.
B. Saran