Abstrak
Pulse oximetry adalah suatu metode non-invasive
untuk memonitor persentase hemoglobin (Hb) yang
saturasi dengan oksigen di dalam darah. Metode ini
menggunakan perbedaan panjang gelombang dari
cahaya merah (660 nm) dan cahaya inframerah (940
nm) yang disinari dari sensor transmisi. Cahaya
tersebut akan diabsorpsi oleh pembuluh arteri,
pembuluh vena, pembuluh kapiler, dan jaringan pada
ujung jari tangan, dan kemudian ditangkap oleh sensor
deteksi. Data pada sensor deteksi dikirim ke komputer
melalui komunikasi serial, dan kemudian diproses
dengan metode FFT (Fast Fourier Transform) dan filter
digital untuk mendapatkan persentase oksigen saturasi
(SpO2),
konsentrasi
oxyhemoglobin
(HbO2),
deoxyhemoglobin (RHb), dan denyut jantung. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Monitoring SpO2 dan
denyut jantung dapat dilakukan dengan metode ini,
dimana rata-rata konsentrasi HbO2 untuk 15 orang
dengan range usia 20 sampai 25 tahun, dan berat badan
42 sampai 82 kg adalah 16.21gr/100ml.
Kata
1. Pendahuluan.
Hemoglobin merupakan molekul protein di dalam
darah yang dapat mengikat oksigen. Salah satu indikator
yang sangat penting dalam supply oksigen didalam
tubuh adalah Oksigen saturasi (SpO2). Karena dia dapat
menunjukkan apakah hemoglobin bisa mengikat oksigen
atau tidak. Sehingga kekurangan oksigen yang beresiko
pada kerusakan organ-organ penting didalam tubuh serta
kematian dapat ditanggulangi. Selain itu, pengukuran
SpO2 sudah menjadi standar di ruang operasi dan unit
gawat darurat (emergency )[1].
Oksigen saturasi (SpO2) adalah persentase dari
Hemoglobin yang mengikat oksigen dibandingkan
dengan jumlah total hemoglobin yang tersedia.
Hubungan antara tekanan parsial oksigen dalam darah
(PO2) dan oksigen saturasi dalam darah adalah
Semakin tinggi PO2 dalam darah maka semakin tinggi
pula SpO2. Nilai PO2 dalam kondisi normal adalah
sekitar 90 mm Hg dan oksigen saturasi paling sedikit 95
%[2]. Oleh karena itu, cukup sulit untuk mengukur
2. Pulse Oximetry
Pulse oximetry adalah suatu metode noninvasive
untuk memonitor oksigen saturasi (SpO2) didalam darah.
Monitoring SpO2 sangat penting, karena SpO2
merupakan salah satu indikator untuk mengetahui
apakah organ-organ penting didalam tubuh kekurangan
oksigen atau tidak. Oleh karena itu, pulse oximetry
sudah menjadi standar di rumah sakit, terutama di ruang
operasi, ruang perawatan intensif, ruang penyembuhan
(rehabilitasi), dan untuk memonitor pasien anesthesia
[1,2].
Prinsip pulse oximetry berdasarkan pada
karakteristik absorpsi cahaya merah dan cahaya
inframerah
oleh
oxyhemoglobin
(HbO2)
dan
162
(3)
163
5. Hasil
Pengukuran dengan Pulse Oximetry dilakukan pada
15 orang dengan range usia 20 sampai 25 tahun, berat
badan 42 sampai 82 kg, dan tinggi badan dari 155
sampai 180 cm. Hasil pengukuran dari sensor deteksi
berupa data sinyal AC dan sinyal DC untuk cahaya
merah dan cahaya inframerah, dapat dilihat pada gambar
6. Sedangkan gambar sinyal konsentrasi HbO2 dan RHb
hasil perhitungan pulse oximetry dapat dilihat pada
gambar 7.
Orang
1
2
3
4
5
6
7
8
164
Usia
20
22
23
21
25
22
21
21
Berat
Badan
55
56
60
52
55
50
60
42
Tinggi
Badan
175
169
169
168
163
163
178
155
HbO2
16.21
16.22
16.28
16.25
16.19
16.18
16.14
16.24
RHb
2.33
2.22
2.28
2.25
2.21
2.18
2.22
2.24
References
165