Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

KEBERAGAMAN RADIKALISME DISKRIMNASI KELOMPOK DAN


KESEDERAJATAN

Oleh :

NAMA : AFLI SINDRI DACOSTA ALNABE

NIM : PO530333319798

TINGKAT : 1A

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-
Nya yang memberikan kesehatan dan kelapangan waktu bagi penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada selaku supervisor yang
telah memberikan arahan dalam penyelesaian makalah ini. Judul makalah ini ialah mengenai
Keberagaman Radikalisme Diskriminasi Kelompok Dan Kesederajatan . Adapun tujuan
penulisan makalah ini ialah untuk memberikan informasi mengenai berbagai hal yang
berhubungan dengan Keberagaman Radikalisme Diskriminasi Kelompok Dan
Kesederajatan. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan kontribusi positif agar tidak
terciptanya Radikalisme dan Diskriminasi Kelompok ditengah Keberagaman dan
Kesederajatan di limgkungan kampus

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis dengan senang hati akan menerima segala bentuk kritikan yang bersifat membangun dan
saran-saran yang akhirnya dapat memberikan manfaat bagi makalah ini. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih.

Kupang, 05 Juni 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………..2

DAFTAR ISI……………………………………………………3

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………......................5

B. Rumusan Masalah…………………………………………..6

C. Tujuan ……………………………………………………...6

D. Manfaat……………………………………………………..7

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Keberagaman …………………………………………………9

B. Kesederajatan………………………… …………………......11

C. Radikalisme ……………………………………………………

D. Diskriminasi……………………....... …………………………

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………….20

B. Saran …………………………………………………………20

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..21
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat tentunya tidak bisa
memisahkan hidupnya dengan orang lain, serta makhluk yang berbudaya yang dapat
mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan tatanan hidup yang bahagia dan
sistem kemasyarakatan yang terbentuk karena interaksi dan kepentingan antara satu
manusia dengan manusia lainnya. Antar manusia pasti memiliki perbedaan, bahkan yang
kembar identik pun pasti ada celah perbedaannya. Perbedaan itulah yang pada akhirnya
menimbulkan suatu keragaman. (Nopiyanti,dkk.2015)
Keberagaman manusia yaitu manusia yang memiliki perbedaan. Perbedaan
tersebut ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen,
dan hasrat. Selain individu, terdapat juga keragaman sosial. Jika keragaman individu
terletak pada perbedaan secara individu atau perorangan, sedangkan keragaman sosial
terletak pada keragaman dari masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.
 Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan kebudayaan yang beragam.
Struktur masyarakat Indonesia ditandai dengan keragaman suku bangsa, ras, agama dan
budaya. Namun keragaman ini menimbulkan konflik dimana-mana. Keadaan seperti ini
menggambarkan bahwa unsur-unsur yang ada di Indonesia belum berfungsi secara satu
kesatuan. Yang menjadi pemasalahan sekarang adalah bagaimana membuat unsur-unsur
yang ada di Indonesia menjadi suatu system yaitu adanya jalinan kesatuan antara satu
unsur dengan unsur yang lain, atau bagaimana membuat Bangsa Indonesia dapat
terintegrasi secara nasional.
Indonesia adalah negara salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman
budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya
kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban,
tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan. Dengan keanekaragaman
kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan
negara lainnya. Namun keragaman tersebut dapat menimbulkan konflik dimana-mana.
(Nopiyanti,dkk.2015)

B. Rumusan Masalah
1. apa itu keberagaman
2. Apa itu kesederajatan
3. Apa itu radikalisme
4. Apa diskriminasi

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa itu keberagaman
2. Mengetahui apa itu kesederajatan
3. Mengetahui apa itu radikalisme
4. Mengetahui apa diskriminasi

D. Manfaat
Manfaat yang dapat di peroleh dari makalah ini adalah :

Dapat mengetahui apa itu keberagaman, kesederajatan, radikalisme dan


diskriminasi. Dalam makalah ini juga kita bisa menambah wawasan tentang cirri – cirri
radikalisme dan dampak dari diskriminasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keberagaman
1. Pengertian
Keragaman berasal dari kata “ ragam “ yang menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) artinya :
1. tingkah laku
2. macam, jenis
3. lagu: musik; langgam
4. warna, corak, ragi
5. laras (tata bahasa)

Keragaman atau diversity dipergunakan dalam pengertian secara umum sebagai


pernyataan yang bervariasi. Menurut Roosevelt Thomas, Keberagaman adalah
menunjukan adanya perbedaan, kesamaan dan tegangan yang berhubungan, yang terjadi
pada setiap bauran yang dapat timbul diantara elemen dari collective mixture. Mixture
atau bauran dapat terdiri beberapa dimensi keberagaman, dapat berupa ras, gender, etnis,
asal daerah, umur, afiliasi politik, kelas sosial-ekonomi dan sebagainya. ( Ahmad Yusuf
Efendi dkk : 2014).

Keberagaman merupakan suatu perbedaan yang terjadi pada kelompok manusia


dan merupakan suatu kondisi yang terdapat perbedaan-perbedaan diberbagai bidang.
Bidang tersebut diantaranya suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat
kesopanan serta situasi ekonomi.Sehingga keragaman berarti perihal beragam-ragam:
berjenis-jenis; perihal ragam; hal jenis. Keragaman yang dimaksud disini adalah suatu
kondisi dalam masyarakat yang terdapat perbedaan-perbedaan didalam berbagai bidang,
terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan, serta
situasi ekonomi. ( Elly, dkk : 2013 )
Setya Raharja (2011) menjelaskan bahwa “keragaman itu berpengaruh terhadap
tingkah laku, sikap dan pola pikir manusia, sehingga manusia memiliki cara-cara,
kebiasaan, aturan-aturan bahkan adat istiadat yang berbeda satu sama lain. Bilaman
keadaan diatas tidak dapat dipahami dengan baik oleh pihak satu lainnya, maka akan
sangat rawan terjadi persinggungan-persinggungan”.

2. Unsur-Unsur Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia


 Suku Bangsa dan Ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke
sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokkan besar
manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit,
ukuran-ukuran tubuh, mata, ukuran kepala, dan lain sebagainya. ( Elly, dkk : 2013)

 Agama dan Keyakinan


Menurut Harun Nasution, Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang
dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih
tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan
pancaindra.Namun mempunyai pengaruh besar sekali terhadap kehidupan manusia
sehari-hari. Pada dasarnya agama dan keyakinan merupakan unsur penting dalam
keragaman bangsa Indonesia.Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang diakui di
Indonesia.
 Ideologi dan politik
Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaru kuat
terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan
kepercayaan yang fundamental.Ideologi membantu untuk lebih memperkuat landasan
moral bagi sebuah tindakan.politik mencakup baik konflik antara individu-individu dan
kelompok untuk memperoleh, kekuasaan yang digunakan oleh pemenang bagi
keuntungannya sendiri atas kerugian dari yang di lakukan. Politik juga bemakna usaha
untuk menegakkan ketertiban sosial. (Elly, dkk : 2013 )
 Tata krama

Tata krama yang dianggap dari bahasa jawa yang berarti “ adat sopan santun,
basa basi “ pada dasarnya ialah segala tindakan , prilaku , adat istiadat, tegur sapa, ucap,
dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. ( Elly, dkk : 2013 )

Tata krama atau adat sopan santun atau yang biasa disebut etiket telah menjadi
bahan dalam hidup kita, ia telah menjadi persyaratan dalam hidup sehari-hari, malahan
menjadi meningkat dan sangat berperan untuk memudahkan manusia diterima di
masyarakatnya. Pada waktu masih kanak-kanak, secara tidak sadar orang tua anda telah
melatih agar menerima pemberian orang dengan tangan kanan,lalu mengucapkan terima
kasih.
 Kesenjangan Ekonomi

Kesenjangan ekonomi, biasa dikenal dengan istilah kesenjangan pendapatan,


kesenjangan kekayaan, dan jurang antara kaya dan miskin, mengacu pada persebaran
ukuran ekonomi di antara individu dalam kelompok, kelompok dalam populasi, atau
antarnegara.Para ekonomi umumnya mengakui tiga ukuran kesenjangan ekonomi:
kekayaan, pendapatan, dan konsumsi.Persoalan kesenjangan ekonomi mencakup
kesetaraan ekonomi, kesetaraan pengeluaran, dan kesetaraan kesempatan.

 Kesenjangan sosial

Kesenjangan sosial adalah sesuatu yang menjadi suatu mimpi buruk atau tugas
besar bagi pemerintah untuk diselesaikan.Dimana kesenjangan sosial adalah suatu
masalah yang sukar untuk diselesaikan karena berhubungan dengan aspek-aspek yang
harus diketahui secara mendalam dan pendekatan lebih dalam serta adanya saling
keterkaitan diberbagai aspek.Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidak
seimbangan sosial yang ada didalam masyarakat misalnya antara si kaya dan si miskin.

 Data dan Fakta kebereragaman

Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa, lebih
tepatnya terdapat 1.340 suku bangsa di Tanah Air menurut sensus BPS tahun 2010.

Suku Jawa adalah kelompok terbesar di Indonesia dengan jumlah yang mencapai
41% dari total populasi. Sedangkan di Kalimantan dan Papua memiliki populasi kecil
yang hanya beranggotakan ratusan orang. Pembagian kelompok suku di Indonesia tidak
mutlak dan tidak jelas, hal ini akibat dari perpindahan penduduk, pencampuran budaya,
dan saling mempengaruhi.( https://indonesia.go.id/profil/suku-bangsa)

Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia yang mencerminkan keberagaman suku

B. Kesederajatan

Berasal dari kata “sederajat” yang berarti sama tingkatan (pangkat, kedudukan).
Yang dimaksud adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada
manusia tetap memilih satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki.
Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut (KBBI) artinya adalah sama
tingakatan (pangkat, kedudukan). Dengan demikian konteks kesederajatan disini adalah
suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada pada manusia tetap
memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan Hierarki. termasuk perlakuan
yang sama dalam bidang apapun tanpa membedakan jenis kelamin, keturunan, kekayaan,
suku bangsa, dan lainnya. Dalam pandangan Islam, kedudukan manusia itu sama dalam
segala hal, dan yang paling mulia kedudukannya dimata Tuhan, adalah didasarkan pada
ketaqwaannya dan keimananya.

 Data dan fakta kesederajatan

Survei kerukunan umat beragama oleh Kementerian Agama (Kemenag) di


34 provinsi menunjukkan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi provinsi
paling toleran di Indonesia. (https://www.teras.id/news/pat-22/39108/survei-ntt-
provinsi-paling-toleran-di-indonesia)

Hal in menunjukan bahwa NTT sangat menjunjung tinggi asas bahwa


setiap manusia memiliki hak yang sama yaitu hak dalam beribadah

B. Radikalisme
 Pengertian
Radikalisme adalah suatu ideologi (ide atau gagasan) dan paham yang
ingin melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan
cara-cara kekerasan/ ekstrim. Inti dari tindakan radikalisme adalah sikap dan
tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara
kekerasan dalam mengusung perubahan yang diinginkan. Kelompok radikal
umumnya menginginkan perubahan tersebut dalam tempo singkat dan secara
drastis serta bertentangan dengan sistem sosial yang berlaku.

Radikalisme sering dikaitkan dengan terorisme karena kelompok radikal


dapat melakukan cara apapun agar keinginannya tercapai, termasuk meneror
pihak yang tidak sepaham dengan mereka. Walaupun banyak yang mengaitkan
radikalisme dengan Agama tertentu, pada dasarnya radikalisme adalah masalah
politik dan bukan ajaran Agama.
 Sejarah

Pada dasarnya radikalisme sudah ada sejak jaman dahulu karena sudah ada
di dalam diri manusia. Namun, istilah “Radikal” dikenal pertamakali setelah
Charles James Fox memaparkan tentang paham tersebut pada tahun 1797.

Saat itu, Charles James Fox menyerukan “Reformasi Radikal” dalam


sistem pemerintahan di Britania Raya (Inggris). Reformasi tersebut dipakai untuk
menjelaskan pergerakan yang mendukung revolusi parlemen di negara tersebut.
Pada akhirnya ideologi radikalisme tersebut mulai berkembang dan kemudian
berbaur dengan ideologi liberalisme.

Seperti yang disebutkan pada pengertian radikalisme di atas, radikalisme


seringkali dikaitkan dengan agama tertentu, khususnya Islam. Hal ini dapat kita
lihat dari adanya kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang melakukan
teror terhadap beberapa negara di dunia dengan membawa/ menyebutkan simbol-
simbol agama Islam dalam setiap aksi teror mereka.

Tindakan ISIS dan dukungan dari sebagian kecil umat Islam terhadap ISIS
pada akhirnya membuat sebagian masyarakat dunia menganggap ISIS merupakan
gambaran dari ajaran Islam. Namun, tentu saja hal tersebut tidak benar adanya
karena sebagian besar umat Islam justru mengutuk tindakan keji yang dilakukan
oleh ISIS.

 Ciri-Ciri Radikalisme

Radikalisme sangat mudah kita kenali. Hal tersebut karena memang pada
umumnya penganut ideologi ini ingin dikenal/ terkenal dan ingin mendapat dukungan
lebih banyak orang. Itulah sebabnya radikalisme selalu menggunakan cara-cara yang
ekstrim.Berikut ini adalah ciri-ciri radikalisme: Radikalisme adalah tanggapan pada
kondisi yang sedang terjadi, tanggapan tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk
evaluasi, penolakan, bahkan perlawanan dengan keras.
 Melakukan upaya penolakan secara terus-menerus dan menuntut
perubahan drastis yang diinginkan terjadi.
 Orang-orang yang menganut paham radikalisme biasanya memiliki
keyakinan yang kuat terhadap program yang ingin mereka jalankan.
 Penganut radikalisme tidak segan-segan menggunakan cara kekerasan
dalam mewujudkan keinginan mereka.
 Penganut radikalisme memiliki anggapan bahwa semua pihak yang
berbeda pandangan dengannya adalah bersalah.

 Faktor Penyebab Radikalisme

Mengacu pada pengertian radikalisme di atas, paham ini dapat terjadi karena
adanya beberapa faktor penyebab, diantaranya:

 Faktor Pemikiran

Radikalisme dapat berkembang karena adanya pemikiran bahwa segala


sesuatunya harus dikembalikan ke agama walaupun dengan cara yang kaku dan
menggunakan kekerasan.

 Faktor Ekonomi

Masalah ekonomi juga berperan membuat paham radikalisme muncul di berbagai


negara. Sudah menjadi kodrat manusia untuk bertahan hidup, dan ketika terdesak karena
masalah ekonomi maka manusia dapat melakukan apa saja, termasuk meneror manusia
lainnya.

 Faktor Politik

Adanya pemikiran sebagian masyarakat bahwa seorang pemimpin negara hanya


berpihak pada pihak tertentu, mengakibatkan munculnya kelompok-kelompok
masyarakat yang terlihat ingin menegakkan keadilan.
Kelompok-kelompok tersebut bisa dari kelompok sosial, agama, maupun politik.
Alih-alih menegakkan keadilan, kelompok-kelompok ini seringkali justru memperparah
keadaan.

 Faktor Sosial

Masih erat hubungannya dengan faktor ekonomi. Sebagian masyarakat kelas


ekonomi lemah umumnya berpikiran sempit sehingga mudah percaya kepada tokoh-
tokoh yang radikal karena dianggap dapat membawa perubahan drastis pada hidup
mereka.

 faktor Psikologis

Peristiwa pahit dalam hidup seseorang juga dapat menjadi faktor penyebab
radikalisme. Masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah percintaan, rasa benci dan
dendam, semua ini berpotensi membuat seseorang menjadi radikalis.

 Faktor Pendidikan

Pendidikan yang salah merupakan faktor penyebab munculnya radikalis di


berbagai tempat, khususnya pendidikan agama. Tenaga pendidik yang memberikan
ajaran dengan cara yang salah dapat menimbulkan radikalisme di dalam diri seseorang.

 Data dan fakta tentang radikalisme

Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengatakan sebagian besar pelajar di

Indonesia mendukung aksi radikalisme berbasis agama. Hal itu Fachrul sampaikan


pada pembukaan Kemah Pemuda Lintas Paham Keagamaan Islam di Hotel Aryaduta.
Fachrul mengutip survei Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (Lakip) yang
menyatakan 52 persen pelajar setuju dengan aksi radikalisme. Survei itu pernah
dipublikasikan pada tahun 2010 hingga 2011. Survei tersebut juga diunggah situs resmi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, lipi.go.id. Survei itu mencatat hampir 50 persen
pelajar setuju tindakan radikal. Sebanyak 52,3 persen siswa setuju dengan kekerasan
untuk solidaritas agama dan 14,2 persen membenarkan serangan bom.
Survei tersebut juga menyebut 25 persen siswa dan 21 persen guru menyatakan Pancasila
tak lagi relevan. Kemudian data juga merekam ada 84,8 persen siswa dan 76,2 persen
guru setuju dengan penerapan syariat Islam di Indonesia.

( https://m.cnnindonesia.com/nasional/20191106203229-20-446183/menag-hasil-
survei-52-persen-pelajar-setuju-radikalisme)

D. Diskriminasi Kelompok

1. Pengertian
Diskriminasi adalah suatu sikap, perilaku, dan tindakan yang tidak adil
atau tidak seimbang yang dilakukan oleh individu atau kelompok terhadap
individu atau kelompok lainnya.

Ada juga yang menyebutkan arti diskriminasi adalah suatu tindakan atau
perlakuan yang mencerminkan ketidakadilan terhadap individu atau kelompok
tertentu yang disebabkan oleh adanya karakteristik khusus yang dimiliki oleh
individu atau kelompok tersebut.

Ada banyak sekali bentuk diskriminasi yang dilakukan di dalam kehidupan


bermasyarakat dan bernegara. Hal ini terjadi karena manusia umumnya memiliki
kecenderungan untuk membeda-bedakan atau mengelompokkan diri.

Perlakukan secara tidak adil bisa terjadi dimana dan kapan saja karena
adanya perbedaan karakteristik berikut ini;

 Perbedaan suku dan ras


 Perbedaan kelas sosial
 Perbedaan jenis kelamin (gender)
 Perbedaan agama/ kepercayaan
 Perbedaan pandangan politik
 Perbedaan kondisi fisik
 Dan lain-lain

Agar lebih memahami apa arti diskriminasi, kita dapat merujuk pada
pendapat para ahli berikut ini:

Fulthoni, et.al

Menurut Fulthoni, pengertian diskriminasi adalah perlakuan yang tidak adil dan
tidak seimbang yang dilakukan untuk membedakan perorangan, atau kelompok,
berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti
berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial.

Theodorson & Theodorson

Menurut Theodorson & Theodorson (1979), pengertian diskriminasi adalah


perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan atau kelompok berdasarkan sesuatu,
biasanya bersifat kategorikal atau atribut khas seperti ras, suku, agama atau keanggotaan
kelas-kelas sosial.

Sears, Freedman, dan Peplau

Menurut Sears, Freedman, dan Peplau (1999), pengertian diskriminasi adalah


suatu perilaku yang menunjukkan penolakan terhadap individu atau kelompok semata-
mata karena keanggotaan seseorang di dalam kelompok.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Menurut PBB, diskriminasi adalah perilaku dan tindakan yang dilakukan


berdasarkan perbedaan dalam kategorisasi yang dibuat oleh alam atau masyarakat, yang
tidak ada hubungannya dengan kemampuan individu atau jasanya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Menurut KBBI, pengertian diskriminasi adalah perbedaan perlakuan terhadap


sesama warna negara yang dilakukan berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi,
agama, dan sebagainya.

 Jenis jenis diskriminasi

Seorang ahli sosiologi bernama Pettigrew (dalam Liliweri 2005) menyebutkan


ada dua tipe diskriminasi yang dapat terjadi di masyarakat. Adapun jenis dan tipe
diskriminasi adalah sebagai berikut:

 Diskriminasi Langsung

Ini adalah suatu bentuk diskriminasi dimana hukum, peraturan, atau kebijakan
dibuat dengan menyebutkan secara jelas karakteristik tertentu. Misalnya agama, ras, jenis
kelamin, kondisi fisik, sehingga sebagian orang tidak mendapatkan peluang yang sama.

 Diskriminasi Tidak Langsung

Tipe diskriminasi ini terjadi ketika suatu peraturan yang sifatnya netral namun
dalam pelaksanaannya di lapangan terjadi diskriminasi terhadap masyarakat yang
memiliki karakteritik tertentu.

 Penyebab Diskriminasi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, diskriminasi terjadi karena adanya


kecenderungan di dalam diri manusia untuk membeda-bedakan atau mengelompokkan
diri. Menurut Yahya (2006), setidaknya ada 6 penyebab diskriminasi, diantaranya:
1. Mekanisme Pertahanan Psikologi

Di dalam diri manusia terdapat suatu mekanisme pertahanan psikologi


(projection) dimana seseorang memindahkan suatu karakteristik yang tidak disukai
dalam dirinya kepada orang lain.

2. Perasaan Kecewa

Diskriminasi juga bisa terjadi karena adanya kekecewaan di dalam dirinya.


Kekecewaan tersebut kemudian dilampiaskan kepada pihak yang dianggap sebagai
‘kambing hitam’ rasa kecewanya.

3. Adanya Sejarah

Diskriminasi terhadap negara atau ras tertentu dapat terjadi karena adanya sejarah
masa lalu yang tidak menyenangkan terkait dengan negara atau ras tersebut.

4. Perasaan Tidak Selamat dan Rendah Diri

Ada banyak orang yang merasa terancam (insecure) dan rendah diri lalu
kemudian berusaha untuk menenangkan dirinya dengan cara merendahkan orang lain.
Hal tersebut kemudian menimbulkan perlakukan diskriminasi.

5. Persaingan dan Eksploitasi

Masyarakat modern pada umumnya lebih materialistik dan selalu bersaing satu
sama lainnya. Persaingan tersebut kemudian dapat menimbulkan diskriminasi terhadap
individu atau kelompok tertentu agar dapat melakukan eksploitasi, mendapatkan
kekayaan, kemewahan, dan kekuasaan.

6. Corak Sosialisasi

Sikap diskriminasi ternyata dapat dipelajari dan diwariskan oleh suatu generasi ke
generasi berikutnya malalui proses sosialisasi. Hal tersebut kemudian membentuk
pandangan stereotip di dalam masyarakat terkait perilaku, cara kehidupan, dan lain-lain.
 Contoh bentuk diskriminasi

Mungkin masih banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa tindakannya


selama ini merupakan bentuk diskriminasi terhadap orang lain. Adapun beberapa
contoh bentuk diskriminasi adalah sebagai berikut:

1. Contoh diskriminasi gender; menetapkan gaji yang lebih rendah kepada


tenaga kerja wanita dibanding pria meskipun tugas dan tanggungjawabnya
sama.
2. Contoh diskriminasi ras; menutup peluang kerja suatu jenis pekerjaan bagi
ras tertentu sehingga tidak ada kesetaraan pada jenis pekerjaan tersebut.
3. Contoh diskriminasi agama; mempersulit atau menghambat proses kegiatan
keagamaan lain di suatu daerah dengan alasan mayoritas penduduk di daerah
tersebut adalah agama yang berbeda.
4. Contoh diskriminasi sosial; pelayanan berbeda atas fasilitas umum (misalnya
fasilitas kesehatan) terhadap masyarakat yang kaya dan masyarakat yang
kurang mampu.

 Data dan fakta diskriminasi


Milenial mengaku diskriminasi umur sering mereka dapatkan di tempat kerja.
Diskriminasi umur terhadap milenial ini lebih sering dibandingkan kepada generasi
sebelumnya.Hasil ini dari survei daring yang dilakukan Glassdoor di 2019 bertajuk
'Diversity and Inclusion'. Survei ini diikuti 5.421 pekerja di Amerika Serikat, Prancis,
Jerman, dan Inggris.Untuk mendapatkan hasil tersebut, responden diminta menjawab
apakah pernah mengalami atau menyaksikan diskriminasi umur di tempat kerja.

Ternyata, 52 persen responden berusia 18-34 tahun mengaku pernah mengalami


diskriminasi umur di tempat kerja mereka. Di sisi lain, cuma 39 persen pekerja berusia
55 tahun atau lebih tua, yang pernah mengalami diskriminasi umur di kantornya.
(https://m.kumparan.com/amp/millennial/survei-milenial-sering-dapat-diskriminasi-
umur-ditempat-kerja1sFDj3nKVQf#aoh=15915277694682&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi di era modern saat ini kita sebagai harus saling menghargai
keragaman dan kesederajatan yang ada khususnya di lingkungan kita agar tidak
terciptanya radikalisme dan diskriminasi. Radikalisme sering dikaitkan dengan
terorisme karena kelompok radikal dapat melakukan cara apapun agar
keinginannya tercapai, termasuk meneror pihak yang tidak sepaham dengan
mereka. Walaupun banyak yang mengaitkan radikalisme dengan Agama tertentu,
pada dasarnya radikalisme adalah masalah politik dan bukan ajaran Agama. Ada
juga banyak sekali bentuk diskriminasi yang dilakukan di dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Hal ini terjadi karena manusia umumnya memiliki
kecenderungan untuk membeda-bedakan atau mengelompokkan diri.

B. Saran
Saya sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, karena ilmu
ini sangatlah luas. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan
dalam membuat makalah dikemudian hari.

Dengan membaca kita dapat menambah ilmu pengetahuan kita, jangan pernah
malas untuk membaca meski hanya satu kalimat yang berisi suatu ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/34723690/Manusia_Keberagaman_dan_kesederajatan
https://www.slideshare.net/mobile/iwalderakos/keberagaman-dan-kesederajatan-
71770380
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-diskriminasi.html
https://www.kajianpustaka.com/2019/12/pengertian-ciri-penyebab-dan-pencegahan-
radikalisme.html?m=1
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-radikalisme.html
https://dosensosiologi.com/contoh-diskriminasi/

Anda mungkin juga menyukai