Disusun Oleh:
Kelompok 9
S1 ILMU KEPERAWATAN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah, Tuhan Semesta Alam, yang mana telah
memberikan berbagai kemudahan dalam penyusunan makalah ini, dan
mampu selesai dalam waktu yang tepat. Tanpa terdapatnya rahmat berserta
pertolongan-Nya, maka makalah ini tidak akan berkapabilitas dalam
merampungkan makalah ini dengan sebaik mungkin. Bukan hanya itu saja,
juga sholawat dan juga salam diberikan pada Nabi Besar Muhammad
SAW sebagaimana syafa’atnya selalu kita tunggu-tunggu.
ii
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................2
D. Manfaat.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
D. Problem Deskriminasi.....................................................................................7
H. Evaluasi...........................................................................................................15
A. Kesimpulan.....................................................................................................16
B. Saran...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keanekaragaman muasalnya adalah dari kata “diversity” sebagaimana
mengacu pada KBBI berarti tindakan, jenis, musik yang dilanggan, warna corak ragi,
laras. Oleh karena itu, keragaman berarti berbagai jenis masalah. Berkaitan dengan
kemajemukan, jenis kebhinekaan yang kami maksud di sini adalah keadaan dari
khalayak atau publik dimana sejatinya terdapat suatu diversifikasi pada berbagai
aspek atau bidang, utamnya dari segi suku serta ras, religi, dan juga suatu kepercayaan,
pandangan dunia, adat istiadat, kondisi ekonomi, dan lain sebagainya. Dalam hal ini,
yang disebutkan sebagai suku bangsa ialah mereka yang menghuni suatu kawasan di
Indonesia mulai dari bagian Sabang hingga Merauke yang sejatinya amat bervaiasi.
Diferensiasi atas ras, disisi yang lainnya, hadir dari kelompok besar orang yang dalam
hal ini punya suatu karakteristik biologis eksternal yang serupa misalnya ialah rambut,
warna kulit, mata, ukuran kepala serta ukuran tubuhnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
3. Untuk mengetahui alternative dalam pemecahan masalah dalam masyarakat
multikultur
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
manusia yang menjadi suatu kekuatan paranormal di luar jangkauan panca
indra. Tetapi dalam hal ini tentunya berimbas besar pada kelangsungan hidup
tiap harinya. Agama dalam hal ini bertindak sebagai keyakinan amat berat
apabila diukur dengan cara yang akurat serta terperinci. Hal ini tentunya juga
mampu membuat para ahli mengalami kesulitan dalam menyematkan suatu
definsi yang sesuai dengan agama itu sendiri. Mengacu pada Robert H.
Thouless, fakta menunjukkan bahwa agama berkonsentrasi pada Tuhan atau
dewa-dewa sebagai kriteria penentu yang tidak boleh diabaikan. Dalam
praktiknya, fungsi agama dalam masyarakat meliputi:
a. Fungsi pendidikan: Ajaran agama memiliki fungsi hukum yang
boleh dan tidak boleh dilakuka
b. Fungsi perbaikan
c. Fungsi sebagai perdamaian
d. Fungsi Kontrol Sosial
e. Fungsi sebagai pemulia ras dan solidaritas 6. Fungsi transformasi
f. Fungsi kreatif
g. Fungsi kreatif
3. Tata Krama
4
suku yang sama akan punya berbagai adat dan juga kemartabatan yang relatif
serupa pula.
4. Kesenjangan Ekonomi
5. Kesenjangan Sosial
Ide kebudayaan nasional yang menyangkut kesadaran dan jati diri bangsa
digagas ketika bangsa kita belum merdeka. Manusia pada mulanya diciptakan
sebagai makhluk yang memiliki nilai keselarasan di dalamnya. Perbedaan, baik
jasmani maupun rohani, sebenarnya adalah kehendak Tuhan yang dijadikan sebagai
kemungkinan untuk menciptakan kehidupan yang memelihara toleransi.Kebudayaan
5
yang berbeda saling melengkapi, mewarisi tindakan dan perilaku kita bersama
dengan garis kehidupan nasional.
Bahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka mampu beradaptasi satu sama lain,
namun kerapnkali terjadi suatu yang berkebalikan. Direfernsiasi yang ada malah
memicu adanya ketegangan antar relasi diantara anggota masyarakat. Hal ni
sebagaimana dikarenakan sifat fundamental dimana dalam hal ini menjadi bagian
dari masyarakat yang pluralistik, dimana hal ini berlinier dengan apa yang
diterangkan oleh Van de Berghe:
Realitas di atas dapat menumpulkan pluralitas yang ada dan harus disikapi dengan
sikap keterbukaan, memiliki logika, dan juga dewasa. Selain keterbukaan serta
kedewasaan yag ada, isu-isu seperti etnis, kelompok, kelas, status dan kelas, status
sosial ekonomi, jenis kelamin, status fisik, usia, orientasi sexuality, pandangan
ideologis dan politik, dll. Dapat membahayakan integritas. Bukan hanya batas
negara dan kebangsaan sendiri.
6
berharmonisasi pada suatu tatanan dunia.Komunikasi rakyat menarik
masyarakat dunia..
b. Perilaku diskriminatif pada etnis atau kelompok sosial yang spesifik
dimana hal ini menimbulkan suatu isu yang lainya, misalnya ialah
kesenjangan di berbagai aspek dimana tentu ini tidak mengandung
suatu kebermanfaatan bagi kelangsungan hidup berbangsa dan negara.
c. Eksklusivitas, realitas berasal dari superioritas, karena berbagai alasan.
Keyakinan bahwa suatu kelompok lebih unggul dari
ras/etnis/kelompok lain
Terdapat beberapa hal yang mampu untuk dilaksanakan dalam rangka untuk membuat
scope masalah menjadi kecil dimana hal ini disebabkan oleh dampak negatif dari
adanya pluralistik yakni:
1) Motivasi religius
2) Motivasi nasionalisme
3) Motivasi pluralisme
4) Motivasi humanisme
5) Dialog bagi para pemeluk agama yanga da
6) Menciptakan suatu pola komunikasi dimana dalam hal ini baik untuk
melaksanakan interaksi ataupun konfigurasi relasi antara religi, mass media,
dan juga harmoniasi atas dunia.
Keterbukaan, sikap dewasa, pemikiran global integratif dan rasa solidaritas dalam
menghadapi sejarah adalah aset utama untuk mencapai bangsa yang bersatu dalam
keragaman dan keragaman di Vinneka Tungal Ika. Semua bentuk ketidaksetaraan
menjadi lebih dekat, dan semua keragaman dianggap sebagai kekayaan nasional.
D. Problem Deskriminasi
Diskriminasi baik pada individu atau grup dimana dalam hal ini orang tersebut
berlandaskan atas ras, agama, suku, golongan, serta status dan juga golongan sosio-
ekonomi, sex atau gender, keadaan fisik, umur, orientasi sex, keyakinan, serta
perspektif politik yang dimilikinya dimana hal ini membedakan antara perbatasan
dan kebangsaan. .
7
Tuntutan persamaan hak bagi semua manusia didasarkan pada prinsip hak asasi
manusia Hak asasi manusia bersifat universal, selalu tidak dapat dipisahkan dan
saling tergantung Rasisme, fanatisme agama dan sikap yang berdasarkan
diskriminasi wajib untuk dilihat sebagai tindakan yang menjadi kendala atas adanya
perkembangan kesetaraan demokrasi berserta penegak hukum dalam rangka
membuat negara ini maju dan juga memajukan aspek HAMnya.
PASAL 218 Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 ditegaskan: Undang-Undang Nomor 1999 tentang Hak Asasi Manusia
menegaskan: "setiap orang berhak bebas dari perlakuan bersifat diskriminatif atas
dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu." Sementara itu pasal 3 UU No 1999 tentang HAM telah
menegaskan bahwa " setiap orang di lahirkan bebas dengan harkat dan martabat
yang sama dan sederajat.” Ketetapan tersebut sejatinya merupakan suatyu
pelandasan hukum yang menjadi fundamental atas prinsipal non-diskrominasi di
negara ini.
Pada dasarnya, dicantumkannya asas ini ialah pada bagian awal berbagai pasal
dimana hal ini adalah berbagai instrumen hukum yang melakukan pengaturan atas
HAM dimana hal ini memperlihatkan bahwasannya diskriminasi sendiri telah
menjelma menjadi suatu realitas yang problematis. Masyarakat internasional
mengakui bahwasannya diskriminasi masih ada di banyak bagian dunia.
8
Masalah lain yang muncul dan patut mendapat perhatian adalah runtuhnya
bangsa-bangsa. Dari penelitian yang dilakukan dalam berbagai kasus disintegrasi
negara dan pembubaran negara, kita dapat menyimpulkan bahwa ada enam faktor
utama yang secara bertahap dapat menyebabkan penghapusan penyebab utama dari
proses tersebut.
a. Kegagalan kepemimpinan
b. Krisis ekonomi yang kronis dan diprediksi akan terjadi sangat lama
c. Krisis politik
d. Krisis sosial
e. Demoralisasi tentara dan polisi
f. Intervensi asing
2. Pengkajian
9
budaya (Giger and Dafithizar, 1995). Pengkajian dalam hal ini dibuat mengacu
pada 7 elemen yang terdapat pada "sunrise model" yaitu :
Perawat pada tahap ini meliputi nama lengkap, nama panggilan, umur
dan tempat lahir, jenis kelamin, status, jenis keluarga, pengambilan
10
keputusan keluarga, hubungan dengan klien dan klien. hubungan harus
dievaluasi. Kepala rumah tangga.
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and live ways)
Nilai kultural dalam hal ini diperumuskan dan ditentukan oleh mereka
yang menganuti suatu budaya, baik buruknya. Norma budaya adalah
aturan yang dicirikan oleh penerapan eksklusif mereka kepada anggota
budaya yang bersangkutan. Dalam hal ini yang butuh pengkajian lebih
lanjut ialah status berserta dengan kedudukan, kepala keluarga, bahasa
yang diterapkan, habitus dalam makan, makanan yang tidak
diperbolehkan dalam suatu keadaan medis tertentu seperti: Penyakit yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan kebiasaan membersihkan
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Hanya regulasi serta kebijakan dari RS yang berlaku dimana hal ini
mampu terdeterminasi dengan aktivitas individu dalam dunia
keperawatan antar budaya (Andrew dan Boyle, 1995). Yang perlu Anda
perhatikan pada tahap ini adalah aturan dan kebijakan
mengenai jam kunjungan, banyaknya anggota keluarga yang bisa
menunggu, dan cara pembayaran untuk pelanggan yang diproses.
11
diakal. Serta dalam hal ini makin baiknya individu dalam belajar serta
beradaptasi dengan budaya yang ada dengan status kesehatan
sebagaimana dimilikinya. Berbagai hal yang perlu dipertimbangkan
dalam hal ini ialah level pendidikan dari klien, kategori pendidikannya,
kapabilitasnya dalam belajar dengan aktif serta mandiri dalam hal untuk
menghindarkan pengalaman nyeri yang berulang.
Ada tiga diagnosa keperawatan yang biasa dibuat dalam keperawatan interkultural.
a. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon sesuai dengan konteks budaya klien dan
dapat dicegah, dimodifikasi, atau dikurangi dengan intervensi keperawatan.
(Giger dan Dafitisar, 1995). Terdapat setidaknya tiga diagnosis atas keperawata
dimana dalam hal ini umumnya dibuat dalam keperawatan interkultural,
gangguan dalam komunikasi verbal dikarenakan terdapat perbedaan atas kultur
atau budaya yang ada, dan juga takpatuhnya pada pengobatan yang berelevansi
dengan system nilai sebagaimana telah terdapat keyakinan didalamnya.
12
transkultural (Andrew dan Boyle, 1995). Ini berarti melestarikan budaya klien
ketika tidak bertentangan dengan kesehatan, menghormati budaya klien ketika
kurang menguntungkan bagi kesehatan, dan menghormati budaya klien ketika
budaya klien menantang kesehatan, budaya berubah.
13
perencanaan hidup yang ditentukan umumnya lebih terdependensi dan
bersesuaian dengan sebagaimana keyakinan yang ada dianutnya
14
Selain itu, alternatif solusi keragaman budaya di Indonesia antara lain
pengembangan simbol komunikasi verbal dan tertulis, norma-norma yang disepakati
dan disahkan sebagai pedoman bersama, dan nilai-nilai sebagai kerangka acuan yang
dilakukan melalui interaksi antar budaya.
H. Evaluasi
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keragaman berasal dari kata ragam yang mengacu pada KBBI memiliki
makna yakni tingkah laku, kategori jenis, lagu musik langganan, laras, warna corak,
dan lain sebagainya. Sehingga dengan demikian bisa dimaknai bahwasannya
keragaman sendiri ialah beragam dan juga berjenis dimana maksudnya ialah keadaan
masyarakat dimana terdapat berbagai diferensiasi di berbagai bidang utamanya ialah
suku bangsa, ras, agama, keyakinan, ideologi, dan lain sebagainya.
B. Saran
Sebagai mahasiswa sudah semestinya untuk tahu bagaimana menyikapi ketika
berada dalam kondisi masyarakat multikultural, dalam hal penanganan permasalahan
wajib bersesuaian dengan norma sebagaimana dianut oleh tiap-tiap suku yang ada.
Hal ini perlu dilakukan supaya tak ada suatu perselisihan atau masalah.
16
DAFTAR PUSTAKA
17