Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH WAWASAN SOSIAL BUDAYA

( Manusia, Keragaman dan Kesederajatan )

1. Di
s
u
s
u
n
oleh : Kelompok 4
1. Nurul Rofifah Najla ( C0120356)
2. Nurhalisah Ariskah
3. Nurul Arsy Rahmania
4. Muhammad Ikhwan
5. Sugita Utari ( C0120373 )
6. Nurvina Amaliah (C0120393)

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

7.
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ MANUSIA KERAGAMAN, DAN KESEDERAJATAN
“. Makalah yang kami susun ini merupakan salah satu tugas matakuliah Ilmu
Sosial Budaya Dasar.

Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari berbagai pihak. Sebagai
manusia biasa, kami berusaha dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin,
dan sebagai manusia biasa juga kami tidak luput dari segala kesalahan dan
kekhilafan dalam menyusun makalah ini. Pada kesempatan ini dengan penuh rasa
hormat kami haturkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Bapak
Fahrurrazi,Shi.M.si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan sudi
membagi ilmunya kepada kami sehingga dapat terselesaikannya makalah ini. Tak
lupa juga kami ucapakan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan dan semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada
waktunya. Untuk menyempurnakan makalah ini, kami dengan senang hati akan
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak.
Sehingga di kemudian hari kami dapat menyempurnakan makalah ini dan kami
dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kamilakukan.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya


bagi kami dan umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan. Amin.

Kelompok 4, 21 Mei 2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keragaman budaya atau “cultural diversity”dan kesedarajatan manusia


adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia
adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks
pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa,
masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat
kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok
sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang
dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga
mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari
pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal
ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompokkelompok sukubangsa dan
masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan
luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia
sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian di atas kami menentukan permasalahan sebagai berikut:

1) Jelaskan pengertian dari keragaman dan kesedarajatan manusia ?


2) Jelaskan Struktur masyarakat yang bersifat majemuk ?
3) Sebutkan apa yang dimaksud dengan Bhineka Tunggal Ika ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang :

1) Pengertian dari keragaman dan kesedarajatan manusia ?


2) Penjelasan Struktur masyarakat yang bersifat majemuk ?
3) Pengertian dari Bhineka Tunggal Ika ?

D. Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini bagi mahasiswa dan seluruh orang yang
membacanya yaitu menambah pengetahuan dan wawasan mengenai materi
keragaman dan kesederajatan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Keragaman, dan Kesederajatan

1. Makna Keragaman

Keragaman berasal dari kata ragam. Dalam kamus besar bahasa indonesia ragam
berarti : 1) Tingkah, laku, ulah, 2) Macam, jenis, 3) Lagu, musik langgam, 4)
Warna, corak, ragi. Sedangkan keragaman sendiri berarti : 1) Perihal berjenis-jenis
atau beragam-ragam, 2) Keadaan beragam-ragam. Ragam juga dapat diartikan
bersatu hati, rukun sehingga keragaman berarti kerukunan.

2. Makna Kesederajatan

Kesederajatan berasal dari kata derajat. Dalam kamus besar bahasa indonesia
derajat berarti : 1) Tingkatan, martabat, pangkat, 2) Gelar yang diberikan oleh
perguruan tinggi kepada mahasiswa yang telah lulus ujian. Sederajat berarti sama
tingkatannya (pangkatnya, kedudukannya) dan kesederajatan berarti perihal
kesamaan tingkatan.

B. UNSUR-UNSUR KERAGAMAN DALAM MASYARAKAT

1. Suku bangsa dan ras

Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai


merauke sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya
pengelompokan besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama
seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala, dan lain
sebagainya.

2. Agama dan keyakinan

Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia.
Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia
sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indra. Dalam
peraktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah :

a) Berfungsi edukatif : ajaran agama secara hukum berfungsi menyuruh dan


melarang
b) Berfungsi penyelamat
c) Berfungsi sebagai perdamaian
d) Berfungsi sebagai Social control
e) Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
f) Berfungsi transformatif
g) Berfungsi sublimatif

3. Ideologi dan politik

Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh
kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara
tindakan dan kepercayaan yang fundamental.

4. Tatakrama

Tatakrama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti “ adat sopan santun,
basa basi “ pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa,
ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.

5. Kesenjangan ekonomi dan sosial

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan


bermacam tingkat, pangkat, dan strata sosial.

C. PENGARUH KERAGAMAN TERHADAP KEHIDUPAN BERAGAMA,


BERMASYARAKAT, BERNEGARA, DAN KEHIDUPAN GLOBAL

Pengaruh keragaman diantaranya adalah


a) Terjadinya segmentasi kedalam kelompok-kelompok yang seringkali
memiliki kebudayaan yang berbeda.
b) Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang
bersifat non komplemeter.
c) Kurang mengembangkan konsesus diantara para anggota masyarakat tentang
nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
d) Secara relatif sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan
yang lainnya.
e) Secara relatif intergrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling
ketergantungan didalam bidang ekonomi.
f) Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.

Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar


kemungkinan tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan
kesatuan bangsa seperti :

1) Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara


manusia dengan dunia lingkungannya.
2) Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan
memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang
tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
3) Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat
bermacammacam, antara lain keyakinan bahwa secara kodrati ras/sukunya
kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku/kelompok lain.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang
diakibatkan oleh pengaruh negative dari keragaman, yaitu :

1. Semangat Religius
2. Semangat Nasionalisme
3. Semangat Fluralisme
4. Dialog antar umat beragama
5. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi
hubungan antar agama, media, masa, dan harmonisasinya.
D. PROBLEMATIKA DISKRIMINASI

Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap


seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok,
golongan, status, kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik, usia, orientasi
seksual, pandangan ideologi, dan politik serta batas negara dan kebangsaan
seseorang. Pasal 281 Ayat 2 UUD NKRI 1945 Telah menegaskan bahwa “ Setiap
orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun
dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu “.

Sementara itu Pasal 3 UU No 30 Tahun 1999 tentang HAM Telah


menegaskan bahwa “Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat
yang sama dan sederajat” Komunitas Internasional telah mengakui bahwa
diskriminasi masih terjadi diberbagai belahan dunia, dan prinsip non diskriminasi
harus mengawali kesepakatan antar bangsa untuk dapat hidup dalam kebebasan,
keadilan, dan perdamaian. Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja,
akan tetapi karena adanya beberapa faktor penyebab antara lain adalah

a) Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan, terutama


ekonomi.
b) Adanya tekanan dan intimidasi yang biasanya dilakukan oleh kelompok
yang dominan terhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah.
c) Ketidak berdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan
membuat mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.

Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus disintekrasi bangsa dan
hancurnya sebuah negara, dapat disimpulkan adanya enam faktor utama yang
sedikit demi sedikit bisa menjadi penyebab utama peruses itu, yaitu

a. Kegagalan kepemimpinan
b. Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama
c. Krisis politik
d. Krisis sosial
e. Demoralisasi tentara dan polisi
f. Interfensi asing

Terciptanya “ Tungal Ika “ dalam masyarakat “ Bhineka “ dapat diwujudkan


melalui “ Integrasi Kebudayaan “ atau “ Integrasi Nasional “.

Manusia Beradab dalam keragaman

Dalam hal ini maka tedapat teori yang menunjukkan penyebab konflik di
tengah masyarakat antara lain:

a) Teori hubungan masyarakat, memiliki pandangan bahwa


konflik yang sering muncul ditengah masyarakat disebabkan
polarisasi yang terus terjadi, ketidak percayaan dan permusuhan
diantara kelompok yang berbeda, perbedaan bisa
dilatarbelakangi SARA bahkan pilihan ideologi politiknya.
b) Teori identitas yang melihat bahwa konflik yang
mengeras di masyarakat tidak lain disebabkan identitas yang
terancam yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau
penderitaan masa lalu yang tidak terselesaikan
c) Teori kesalahfahaman antar budaya, teori ini melihat
konflik disebabkan ketidakcocokan dalam cara-cara
berkomunikasi diantara budaya yang berbeda.
d) Teori transformasi yang memfokuskan pada penyebab
terjadi konflik adalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang
muncul sebagai masalah sosial budaya dan ekonomi.

Faktor-Faktor Terjadinya Perubahan Social – Budaya

Factor-faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya perubahan social ada


2 macam, yaitu yang berasal dari luar masyarakat dan dari dalam diri itu sendiri.
Factor yang berasal dari luar masyarakat

a. Akulturasi.
Akulturasi atau cultural contact berarti suatu kebudayaan tertentu yang
dihadapkan dengan unsure-unsur kebudayaan asing yang sedemikian rupa
sehingga lambat laun unsure-unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau
menyatu kedalam kebudayaan sendiri, tetapi tidak menyebabkan hilangnya
kepribadian.

b. Difusi

Difusi ialah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ketempat


lain. Sedikit demi sedikit, hal ini berlangsung berkaitan dengan terjadinya
perpindahan atau penyebaran manusia dari satu tempat ke tempat lain.

c. Penetrasi

Penetrasi adalah masuknya unsur-unsur masuknya kebudayaan asing secara


paksa, sehingga merusak kebudayaan bangsa yang di datangi penetrasi tersebut,
dinamakan Penetration Violent, misalnya ketika bangsa Spanyol dan Portugis
datamg ke Amerika Latin sehingga kebudayaan maya dan inka menjadi musnah.
Selain itu masih ada jenis penetrasi lain yaitu masuknya unsur kebudayaan asing
dengan tidak sengaja dan tanpa paksaan dalam kebudayaan setempat sehingga
saling mempengaruhi, penetrasi semacam ini disebut Penetration Pasifique, seperti
masuknya agama dan kebudayaan Hindu, Budha, Islam kedalam kebudayaan
Indonesia.

d. Invasi

Invasi yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing kedalam kebudayaan


setempat dengan peperangan (Penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain,
penaklukan itu pada umumnya dilanjutkan dengan penjajahan, selama masa
penjajahan itulah terjadi pemaksaan masuknya unsur-unsur asing kedalam
kebudayaan bangsa-bangsa terjajah.

e. Asimilasi

Asimilasi kebalikan dari penetrasi. Asimilasi adalah proses penyesuaian


seseorang atau kelompok orang asing terhadap kebudayaan setempat.

f. Hibridisasi
Hibridisasi adalah perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan
campuran antara orang asing dengan penduduk setempat. Hibridisasi umumnya
bersifat individu, walaupun tidak menutup kemungkinan perubahan akibat
perkawinan campuran meluas hingga ke lingkungan masyarakat sekelilingnya,
akibat hibridisasi ialah munculnya kebudayaan baru, yaitu setengah kebudayaan
asing dan setengah kebudayaan setempat.

g. Milenarisasi

Milenarisasi merupakan salah satu bentuk gerakan kebangkitan, yang


berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama
menderita dalam kedudukan sosial yang rendah dan memiliki ideologi sub kultural
yang baru.

Perubahan yang Terjadi karena Pengaruh dari Dalam

a. Sistem Pendidikan yang Maju

 Inovasi adalah pembauran unsur teknologi dan ekonomi dari kebudayaan


 Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat
walaupun ide baru yang diciptakan oleh seseorang atau sekelomok orang
dalam suatu masyarakat.
 Namun, adapula pendapat lain menyatakan bahwa discovery adalah
penemuan sesuatu yang sebelumnya telah ada
 Invention adalah pendapatan atau perolehan hal-hal baru yang dilakukan
melalui usaha yang sungguh-sungguh walaupun melalui trial and error.
 Enkulturasi atau pembudayaan ialah suatu proses manusia mempelajari dan
menyesuaikan alam fikiran serta sikapnya dengan sistem norma ( meliputi
norma susila, adat, hukum dan agama) yang hidup dalam masyarakat.

b. Menghargai hasil karya orang lain

c. Adanya keterbukaan di dalam masyarakat

d. Adanya toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation)


e. Penduduk yang heterogen
PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat di mana terdapat


perbedaan- perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan
ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan, serta situasi
ekonomi.
b. Kesederajatan adalah suatu kondisi di mana dalam perbedaan dan
keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama
dan satu tingkatan hierarki.
c. Unsur-unsur Keragaman dalam Masyarakat Indonesia yaitu Suku Bangsa
dan Ras, Agama dan Keyakinan, Ideologi dan Politik, Tata Krama,
Kesenjangan Ekonomi serta Kesenjangan Sosial
d. Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar
kemungkinan tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan
dan kesatuan bangsa, seperti: Disharmonisasi, Perilaku diskriminatif serta
Eksklusivisme, rasialis.
e. Diskriminasi adalah sikap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap
seseorang atau sekelompk orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis,
kelompok, golongan, status, dan kelas sosial-ekonomi, jenis kelamin,
kondisi fisik tubuh, usia, orientasi seksual, pandangan ideologi dan
politik, serta batas negara dan kebangsaan seseorang.
f. Problematika diskriminasi yang timbul dan harus diwaspadai adalah
adanya disintegrasi bangsa. Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai
kasus disintegrasi bangsa dan bubarnya sebuah negara, dapat disimpulkan
adanya enam faktor utama yang secara gradual bisa menjadi penyebab
utama proses itu, yaitu: Kegagalan kepemimpinan, Krisis ekonomi yang
akut dan berlangsung lama, Krisis politik, Krisis social, Demoralisasi
tentara dan polisi, serta Intervensi asing.
2.Saran

Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang
merupakan ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang
“majemuk” atau “heterogen”.Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil
interaksi sosial dari banyak suku bangsa dan beraneka ragam latar belakang
kebudayaan, agama, sejarah, dan tujuan yang sama yang disebut

Kebudayaan Nasional. Terciptanya “tunggal ika” dalam masyarakat yang


“bhineka” dapat diwujudkan melalui “integrasi kebudayaan” atau “integrasi
nasional”. Dalam hubungan ini, pengukuhan ide “tunggal ika” yang dirumuskan
dalam wawasan nusantara dengan menekankan pada aspek persatuan disegala
bidang merupakan tindakan yang positif. Namun tentu saja makna Bhineka
Tunggal Ika ini harus benar-benar dipahami dan menjadi sebuah pedoman dalam
berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA

Arnold, Matthew. 1869. Culture and Anarchy. New York: Macmillan. Third
edition, 1882,

available online. Retrieved: 2006-06-28.

Barzilai, Gad. 2003. Communities and Law: Politics and Cultures of Legahkjkjl
Identities.

University of Michigan Press.

Boritt, Gabor S. 1994. Lincoln and the Economics of the American Dream.
University of Illinois

Press. ISBN 978-0-252-06445-6.

Alqadrie, Syarif Ibrahin. 1999. Konflik Etnis di Ambon dan Sambas, Suatu
Tinjauan Sosiologis,

Dalam: Jurnal Antropologi Tahun XXIII Nomor 58.

Abdullah, Taufik dan AC. Van Der Leeden. 1986. Durkheim dan Pengantar
Sosiologi Moralitas,

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Arkanudin. 2005. Perubahan Sosial Masyarakat Peladang Berpindah, Studi Kasus


pada orang

Dayak Ribun yang berada di sekitar PIR-Bun Kelapa Sawit Parindu Sanggau

Kalimantan Barat, Bandung: Disertasi Program Doktor Program Pascasarjana

Universitas Padjadjaran.

Berghe, Pierre L. Van Den. 1969. Pluralism and The Polity: A Theoritical
Exploration, Dalam

Leo Kuper dan M.G Smith, eds, Pluralism in Africa, Berkeley and Los Angeles:

University of California Press.


Barth, Fredrik (ed). 1988. Kelompok Etnik dan Batasanya, Tatanan Sosial dari
Perbedaan

Kebudayaan, Penerjemah Nining I. Soesilo, Jakarta: UI Press.

Boouman, P.J. 1957. Ilmu Masyarakat Umum. (Terjemahan), Jakarta: Dian


Rakyat.

Anda mungkin juga menyukai