Referensi:
Boediono. 2018. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE.
Atas pertimbangan (a) maka yang paling baik adalah uang inti (B) karena B secara langsung
bisa dikendalikan oleh Otorita Moneter. Kita ingat bahwa “uang inti (B)” tidak lain adalah
“hutang moneter dari Otorita Moneter kepada masyarakat dan Lembaga Keuangan”. Namun,
sebenarnya tidak seluruh B bisa ditentukan secara langsung oleh Otorita Moneter. Uang inti
yang berasal dari pencetakan uang baru atau kredit dari Bank Sentral kepada masyarakat dan
Lembaga Keuangan memang pada asasnya bisa dikendalikan langsung oleh otorita moneter.
Tetapi uang inti yang berasal dari neraca pembayaran (atau, sama saja, perubahan cadangan
devisa) mungkin tidak begitu saja bisa dikendalikan. Bagi negara-negara yang mempunyai
perekonomian terbuka penciptaan uang inti yang bersumber dari sektor luar negeri ini sangat
penting, dan seringkali di luar kekuasaan Otorita Moneter untuk mengendalikannya (misalanya,
pengaruh dari kenaikan harga ekspor minyak). Namun, dipandang secara relatif, B lebih
langsung bisa dipengaruhi oleh Otorita Moneter dibanding dengan M1,M2,M3 atau L. Di sini L
adalah “Total Likuidity“. Dari segi ini, maka B merupakan sasaran yang lebih baik daripada
konsep-konsep yang lain tersebut. Atas dasar pertimbangan (a) kita sebenarnya sudah bisa pula
mengatakan secara langsung bahwa M1 adalah lebih baik dari M2, dan M2 lebih baik dari M3
dan L adalah yang terburuk.Konsep-konsep yang semakin jauh dari B semakin banyak faktor-
faktor lain yang mempengaruhinya selain tindakan otorita moneter itu sendiri. Ini jelas dari
semakin banyaknya variabel lain yang masuk dalam koefisien pelipatnya, yang merupakan hasil
dari perilaku ekonomi dari pelaku-pelaku lain dalam pasar uang. Pengaruh otorita moneter
semakin tidak langsung, semakin kita menjauh dari konsep B.