Anda di halaman 1dari 152

1

CHAPTER I
APAKAH EKONOMI MAKRO.

Ekonomi Makro adalah Pelajaran tentang aktivitas sekumpulan ekonomi. Sedangan


Aktifitas adalah sebagai keutuhan ekonomi dan dalam kumpulan tersebut yang
digambarkan dengan pertumbuhan pendapatan masyarakat dan standar kehidupan, dengan
fluktuasi pengangguran, dengan inflasi peningkatan harga-harga dan perubahan nilai uang.

Hal ini untuk memahami apa yang mempengaruhi :


1. Tingkat Pengangguran.
2. Laju pertumbuhan GDP sesungguhnya.
3. Ukuran harga dan laju inflasi.
4. Tingkat suku bunga.
5. Keseimbangan pembayaran denda sisa dunia.
6. Nilai dollar dalam kaitannya dengan mata uang lain.

PERMASALAHAN DALAM MENSTABILKAN EKONOMI :


Permasalahan dalam menstabilkan ekonomi adalah satu rancangan tujuan menunju
pencapaian dan pemikiran rancangan untuk mencapai tujuan tersebut. Terdapat persetujuan
umum dimana diinginkan untuk mencapai tingkat pertumbuhan tinggi dan mantap dari
GDP sesungguhnya, lambat dan stabil pada tingkat pengangguran dan tingkat inflasi
moderat nol. Terdapat sedikit persetujuan tentang apakah mungkin untuk mencapai tujuan
dan jika demikian bagaimana melakukan yang terbaik.

Pertumbuhan GDP sesungguhnya.


GDP sesungguhnya adalah ukuran baiknya kuantitas dari barang dan jasa yang dapat dibeli
dengan pendapatan seluruh individual dalam ekonomi dalam satu tahun.
Pertumbuhan nyata GDP adalah ukuran pertumbuhan pendapatan sesungguhnya dari
masyarakat, peningkatan langkah dari standar hidup.Perbedaan pada tingkat pertumbuhan
GDP menghasilkan perbedaan yang besar dalam standar hidup antar Negara-negara.
GDP sesungguhnya merupakan ukuran nilai dari barang dan jasa yang dapat dibeli dengan
pendapatan ekonomi dalam satu tahun.
2

Fluktuasi Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran.


Pertumbuhan ekonomi kadang cepat dan kadang lambat dan kadangkala berhenti dan
secara nyata menyusut untuk dalam satu periode. Pengangguran diukur dengan tingkat
pengangguran, persentasi dari kekuatan buruh dimana yang lainnya keluar dari pekerjaan
dan mencari cari pekerjaan dan berhenti secara temporer. Pada saat tingkat pengangguran
tinggi maka hal ini dapat mengakibatkan waktu lama untuk untuk mencari pekerjaan
khususnya untuk pemuda yang putus sekolah dan memasuki dunia kerja pertama kali.

Tingkat harga dan Inflasi :


Inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga. Dimana proses uang kehilangan nilai
secara kuat dan harga barang dan jasa meningkat.

Tingkat Suku Bunga.


Tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesejehteraan. Ketika
tingkat suku bunga naik dengan cepat maka masyarakat, pemilik Karu Kredit, pemilik
rumah, masyarakat berlomba-lomba menabung.
Ekonomi makro berusaha untuk mengerti mengapa tingkat suku bunga naik dan turun,
mengapa dibeberapa tempat dan waktu mereka bergerak begitu tinggi dan dilain waktu dan
tempat rendah.

Keseimbangan pembayaran dengan jangka waktu.


Ekonomi makro mencoba untuk memahami apa yang menentukan skala dan keseimbangan
dari transaksi ekonomi internasional kita, keseimbangan pembayaran internasional kita.

Fluktuasi Ekonomi.
Siklus Bisnis adalah Perulangan fluktuasi pada tahapan ekspansi ekonomi Siklus Bisnis
menunjukkan lebih jelas jika kita membuat grafik GDP sesungguhnya yang menyimpang
dari trend. Kita menghitung penyimpangan GDP sesungguhnya dari trend sebagai GDP
nyata dikurangi trend GDP dibagi dengan trend GDP yang diekspresikan dengan
persentase.

Stabilitas Ekonomi :
Alat kebijakan stabilitas :
1. Kebijakan Fiscal.
2. Kebijakan Moneter.
3. Pengawasan secara langsung.

Kebijakan Fiscal : adalah Penggunaan variasi pada tingkatan belanja dan pajak
pemerintah yang berpengaruh pada wilayah ekonomi.
3

Upaya pemerintah untuk mengendalikan pembelanjaan public. Pemerintah berharap bahwa


dengan menjaga pembelanjaan dan melakukan pengawasan, hal ini dapt mengurangi
defisit, memperbaiki rasa percaya diri dan menjaga perkembangan ekonomi.

Kebijakan Moneter : adalah Penggunaan variasi pada penambahan uang dan tingkat suku
bunga untuk mempengaruhi wilayah ekonomi.
Tindakan menekan suku bunga pertahun yang menyebabkan ekonomi lebih rendah dan
inflasi terhenti. Kebijakan langsung lainnya dari pengendalian pertumbuhan penambahan
uang sebagai upaya untuk memelihara kesetabilan harga.

Pengawasan secara langsung :


secara spesifik Pengawasan langsung adalah adalah hukum-hukum, aturan-aturan dan
pengaturan secara khusus yang dirancang untuk memodifikasi perilaku masyarakat.

Tujuan dari Kebijakan Stabilitas :


1. Tingkat pertumbuhan pendapatan sesungguhnya yang tinggi.
2. Tingkat pengangguran yang rendah.
3. Fluktuasi sedang pada tingkat pertumbuhan pendapatan sesungguhnya
dan tingkat pengangguran.
4. Tingkat fluktuasi yang rendah.

Ekonomi Makro mengemukakan tiga hal pendapat :


1. Bagaimana ekonomi bekerja.
2. Apakah kebijakan ekonomi dapat memimpin.
3. Bagaimana yang terbaik untuk meneliti pekerjaan ekonomi.
Para ahli ekonomi mempunyai dua pandangan tentang Ekonomi Bekerja :
1. Klasik.
2. Keynesian.

Ekonomi Makro Klasik : Adalah bagian dari teori ekonomi makro yang didasarkan pada
gagasan tentang mekanisme regulasi ekonomi itu sendiri, selalu cenderung pada arah
karyawan secara penuh.
Ekonomi Makro Keynesian : Adalah bagian dari teori ekonomi makro yang didasarkan
pada proses mekanisme regulasi itu sendiri, hal ini dapat membuat pengangguran tingkat
tinggi dan kehilangan output.

Kebijakan Ekonomi Makro :


1. Apakah kebijakan ekonomi makro global atau terinci.
2. Apakah kebijakan stabilitas ekonomi makro ditentukan oleh aturan-aturan atau bebas
menentukan.
4

Global ( menyeluruh ) atau terinci :


Kebijakan menyeluruh mempengaruhi nilai dari kumpulan variabel angka kecil, seperti
penambahan uang, tingkat perubahan asing, keseluruhan tingkat perolehan barang dan jasa
pemerintah, keseluruhan tingkat pajak, dan ukuran defisit pemerintah. Secara terinci
kebijakan pengendalian harga atau perubahan jumlah besar dari barang dan jasa secara
khusus.

Aturan-aturan vs Pertimbangan :
Aturan/ kebijakan yang dapat dikerjakan pemerintah, misalnya Menjaga pertumbuhan
penambahan pada tingkatnya konstan setiap tahun.
Pendapat ekonom bahwa pembangunan situasi baru membuat tidak bodoh terhadap reaksi
kemungkinan perubahan terbaik yang dievaluasi setiap waktu.

Gambaran Penganut Monetarism :


Penganut monetarism menganjurkan kepada Pemerintah untuk memiliki arah kebijakan
yang dibatasi pada veriabel ekonomi makro secara menyeluruh seperti suplay terhadap
pertumbuhan uang, pembelanjaan pemerintah, pajak-pajak dari/ atau defisit pemerintah.

Gambaran Aktivitas : menganjurkan secara rinci intervensi untuk kebaikan ekonomi,


menjaga kemungkinan tertutupnya karyawan secara penuh dengan ketersediaan dan
rendahnya inflasi.

Instrumen fokok yang akan mereka lakukan :


Adalah Keuangan dan kebijakan fiskal.

Kebijakan Fiscal : Penggunaan variasi pada tingkatan belanja dan pajak pemerintah yang
berpengaruh pada wilayah ekonomi.
Pandangan yang saling tumpang tindih.

Tentang pandangan Keynesian :


Tentang Pandangan bagaimana ekonomi bekerja, kebanyakan penganut monetarism
mempunyai pandangan yang klasik. Penganut monetarism mempunyai aturan. Keynesian
mempunyai pertimbangan.

Perselisihan Paham tentang Program Penelitian Ekonomi Makro :


Terdapat dua pandangan :
1. Klasik baru.
2. Keynesian Baru.

Ekonomi Klasik baru : Bahwa pandangan klasik baru percaya bahwa pandangan klasik
dari keberhasilan ekonomi dan mungkin memimpin teori ekonomi makro lebih
5

baik.Tujuannya adalah untuk menjelaskan beberapa penomena ekonomi makro sebagai


fluktuasi pertumbuhan ekonomi dan pengangguran sebagai konsekkwensi alamiah dari
fungsinya ekonomi secara baik dimana setiap orang yang mengerejakan yang terbaik yang
mereka dapatkan untuk mereka sendiri dimana pasar bekerja dengan efisien.

PEMIKIRAN UTAMA SEKOLAH :


Ahli Ekonomi mempunyai berbagai pandangan secara umum :
1. Bagaimana Ekonomi bekerja.
2. Bagaimana hal tersebut distabilkan.
3. Bagaimana memajukan pengetahuan kita.

Ekonomi Makro Klasik mempercayai pekerjaan ekonomi seperti mekanisme pengaturan


sendiri, selalu cenderung kearah pengangguran penuh. Ekonomi Makro Keynesian percaya
bahwa ekonomi mempunyai rancangan masalah yang mendasar yang dapat dijaga dari
pengangguran penuh untuk jangka waktu lama.

Isu Kebijakan stabilisasi terdapat dua pandangan :


Penganut Moneterism percaya bahwa perbaikan aturan Pemerintah terhadap tingkat
pertumbuhan permintaan uang dan memungkinkan aturan Pemerintah lainnya terhadap
ukuran defisit anggaran pemerintah federal memberikan harapan yang baik terhadap
pencapaian stabilitas ekonomi makro.
Aktivis percaya bahwa kebebasan menentukan perubahan pada tingkat suku bunga, pajhak-
pajak dan pembelanjaan pemerintah merupakan komponen penting dari beberapa kebijakan
pencapaian stabilitas ekonomi.
6

CHAPTER, 2.
MONITORING AKTIVITAS EKONOMI MAKRO

FLOWS & STOCKS.


- Flows : Nilai selama satu jangka waktu tertentu, misalnya nilai investasi.
- Hubungan antara flaws dan stoks adalah bahwa flows akan menyebabkan atau
dapat mengubah stocks. Salah satu conto dalam ekonomi makro adalah stock
kapital, penambahan dari stock kapital inilah yang disebut dengan investasi yang
apabila nilainya dihitung dalam satu priode tertentu disebut sebagai flows.

DIPINISI PENDAPATAN, PENGELUARAN DAN PRODUKSI.


- Pendapatan .
Merupakan total pembayaran karena penggunaan faktor. Factor produksi dalam
perekonomian, misalnya tanah, tenaga kerja, modal dan sebagainaya. Faktor-faktor
produksi yang digunakan akan memperoleh balas jasa yang diterima oleh para
pemiliknya berupa sewa, upah, gaji, bunga dan laba.

- Pengeluaran.
Merupakan pembelian untuk barang dan jasa akhir. Dapat dikatakan pengukuran
aktivitas ekonomi agregat berdasarkan pengeluaran yang dilakukan oleh sector
rumah tangga, sector perusahaan. Sector pemerintah dan sector luar negeri untuk
membeli barang dan jasa akhir.

- Produksi.
Merupakan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi
di wilayah suatu Negara dalam jangka waktu tertentu.
7

ALIRAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN.


- Perekonomian Sederhana.
Dalam perekonomian sederhana hanya terdiri 2 sektor pelaku ekonomi yaitu sector
rumah tangga dan sector swasta atau perusahaan.

Aktivitas sector rumah tangga dalam perekonomian sederhana yaitu :


1. Sebagai pemilik factor produksi, sector rumah tangga akan memperoleh pendapatan
( Y ) akibat penggunaan factor produksi yang dimiliki oleh perusahaan.

2. Membeli barang dan jasa dari produsen, karena mempunyai pendapatan ( Y )


rumah tangga akan mengkonsumsi barang dan jasa dari perusahaan / consumer
expenditure ( C ).
Akibat sector perusahaan dalam perekonomian sederhana yaitu :
1. Penguna factor produksi yang dimiliki runah tangga, oleh karenanya harus
membayar atau yang disebut dengan pendapatan ( Y ) bagi rumah tangga.
2. Menjual barang dan jasa pada rumah tangga, barang dan jasa yang diproduksi
dikonsumsikan oleh rumah tangga.
3. Memperoleh keuntungan dari hasil konsumsi rumah tangga, adanya consumer
expenditure ( C ) sehingga memperoleh keuntungan.

Sehingga dapat dikatan bahwa :


Pengeluaran = pendapatan = produksi

Dalam kenyataannya pendapatan rumah tangga ( Y ), tidak semuanya untuk konsumsi ada
sebagian yang disimpan (saving). Dari saving rumah tangga di Bank, diberikan kepada
perusahaan untuk investasi ( I ) sehingga selain consumer expenditure ( C ) perusahaan
juga memperoleh investasi ( I ), sehungga dapat disimpilkan :
Y = E
C+S = C+I S= I

PEREKONOMIAN MELIBATKAN PEMERINTAH.


Simtem perekonimian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Rumah tangga, dalam perekonomian ini , bahwa sector rumah tangga memperoleh
pendapatan (Y ) dari perusahaan yang digunakan untuk konsumsi ( C ), saving ( S )
dan membayar pajak ( T ).
2. Perusahaan, menerima pengeluaran konsumen ( C ), investasi ( I ) dan
pengeluaran dari pemerintah ( G ).
8

3. Pemerintah, menerima pajak ( T ) dan melakukan pengeluaran ( G ), sehingga


dapat disimpulkan :
Y =E

C+S+T=C+I+G S +T = I + G

MELIBATKAN SEKTOR LUAR NEGERI.


Sitem perekonomian dalam sector luar negeri adalah :
1. Rumah tangga, aktivitas yang dilakukan rumah tangga hampir sama seperti diatas
hanya barang yang dikonsumsi sekarang juga berasal dari hasil impor ( IM ).
2. Perusahaan , hamper sama diatas tetapi dalam hal ini melakukan pengeluaran
untuk impor dan memperoleh pendapatan hasil dari ekspor.
3. Pemerintah, menerima pajak (T), melakukan pengeluaran (G) dalam melakukan
invetasi (I).
Dapat disimpulkan :
Y = E

C + S + T = C + I + G + EX–IM S + T + IM = I + G + EX

MENGUKUR AKTIVITAS EKONOMI AGREGAT


A. Ada tiga pendekatan dalam menghitung aktivitas ekonomi agregat, yaitu pendekatan
pengeluaran , pendapatan dan produksi. Kegiatan ekonomi agregat yang biasanya
dihitung adalah Gross nasional product (GNP) dan pendapatan nasional.

1. Gross Nastional Product (GNP) adalah total pengeluaran atas barang dan
jasa akhir yang dilakukan oleh penduduk suatu Negara dalam satu tahun
2. Gross domistik produk (GDP) adalah total produksi barang dan jasa yang
dihasilkan dalam satu tahun didalam wilayah suatu Negara.
3. National incam adalah totalpendapatan termasuk profit yang diterima oleh
penduduk suatu Negara dalam satu tahun.

B. Pedekatan pengeluaran.
Pendekatan ini, menghitung pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan seluruh
pengeluaran yang dilakukan oleh sector-sektor ekonomi antara lain pengeluaran
9

konsumen (C ), investasi ( I ), pengeluaran pemerintah ( G ), ekspor (EX ), dan Impor


(IM ). Dapat dinyatakan dengan persamaan : Y = C = I + G +EX - IM

C. Pendekatan pendapatan.
Dengan cara menghitung pendapatan nasional yang dihasilkan dari penggunaan factor-
faktor produksi, seperti upah, sewa gaji, bunga dan keuntungan.

D. Pendekatan produksi
Pendekatan ini mengukur pendapatan nasional berdasrkan jumlah nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi diwilayah suatu Negara dalam priode
tertentu.

E. Ketidakakuratan penghitungan disebabkan oleh :


1. Adanya underground economy, merupakan aktivitas ekonomi yang illegal
seperti transaksi narkotita.
2. Polusi dan SDA yang semakin menipis, dalam penghitungan GNP cost dari
kerusakan alam dan pencemaran yang diakibatkan karena tidak dihitung ,
padahal secara tidak langsung sangat berpengaruh bagi kelangsungan
kegiatan ekonomi selanjutnya.
3. Adanya sampling error.
10

CHAPTER 3
MODEL PERMINTAAN AGREGAT-PENAWARAN AGREGAT :

Model permintaan agregat dan penawaran agregat digunakan untuk mempelajari dan
menjelaskan penyebab terjadinya fluktuasi dari tingkat pendapatan nasional dan tingkat
harga. Model ini hampir sama dengan model yang digunakan dalam ekonomi mikro,
perbedaannya adalah model dalam makro digunakan untuk menerangkan tentang hubungan
variabel tingkat harga dan tingkat pendapatan nasional sedangkan dalam mikro digunakan
untuk menerangkan harga dan jumlah barang dan jasa individual.

AGREGAT DEMAND
 Tingkat pendapatan nasional yang diminta merupakan nilai total dari konsumsi,
investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor.

 The aggregate demand schedule merupakan garis atau fungsi dari tingkat pendapatan
nasional tertentu dengan setiap tingkat harga tertentu sedangkan faktor yang lainnya
dianggap konstan.

AGGREGATE SUPPLY
 Jumlah keseluruhan barang dan jasa yang ditawarkan merupakan nilai total dari semua
barang dan jasa yang dihasilkan dalam ekonomi atau merupakan indikator dari
kapasitas produksi nasional.
11

 The aggregate supply schedule merupakan garis atau fungsi dari kemampuan tingkat
pendapatan nasional dalam menghasilkan barang dan jasa yang ditawarkan dengan
setiap tingkat harga tertentu sedangkan faktor lainnya dianggap konstan.

 Terdapat dua macam Aggregate supply :


 Aggregate supply dalam jangka panjang
Pada jangka panjang tingkat pendapatan nasional yang ditawarkan tidak tergantung
pada tingkat harga dengan kata lain berapapun tingkat harganya maka tingkat
pendapatan nasional yang ditawarkan akan tetap, atau terjadi full employment.
 Aggregate supply dalam jangka pendek
Dalam jangka pendek penawaran agregat, apabila terjadi kenaikan tingkat harga
maka tingkat pendapatan nasional akan semakin naik.

EKUILIBRIUM DALAM MAKRO EKONOMI


 Ekuilibrium merupakan keadaan ketika keinginan konsumen membeli barang dan jasa
pada harga tertentu dengan kuantitas tertentu sama dengan keinginan produsen
menawarkan barang dan jasa pada harga dan kualitas tertentu, sehingga antara
konsumen dan produsen terjadi kesepakatan mengenai harga dan jumlah barang.
 Ekuilibrium dalam makro ekonomi menunjukkan kurva permintaan agregat sama
dengan kurva penawaran agregat dalam jangka pendek.
 Dihubungkan dengan agregat supply dalam jangka panjang (LAS) maka terdapat 3
macam makro ekonomi ekuilibrium, yaitu:

 Full employment, terjadi pada saat titik ekuilibrium terletak atau sama dengan titik
LAS (Gambar 1)
 Un employment, terjadi pada saat titik ekuilibrium terletak di sebelah kiri titik LAS
atau lebih kecil dari LAS sehingga terjadi GDP gap (Gambar 2).
 Above full employment, titik ekuilibrium lebih besar dari titik LAS (Gambar 3).

LAS 0 LAS 1 SAS LAS 2


SAS
SAS

AD AD AD

Full Employment low employment above full employment


GAMBAR 1 GAMBAR 2 GAMBAR 3

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERMINTAAN AGGREGAT:


12

 SEKTOR RUMAH TANGGA


1. Perubahan Pendapatan
Perubahan pendapatan dalam sektor rumah tangga merupakan jumlah pendapatan
total dikurangi dengan total pembayaran pajak, sehingga semakin besar pendapatan
akan semakin banyak barang dan jasa yang diminta dan semakin tinggi pajak yang
dibayar akan mengakibatkan berkurangnya barang dan jasa yang diminta.

2. Suku Bunga
Tingkat suku bunga sangat berpengaruh pada jumlah barang dan jasa yang dibeli,
karena hal ini mempengaruhi keputusan sektor rumah tangga untuk menyimpan
atau meminjam uang. Pada saat suku bunga tinggi, banyak orang yang akan
menabung agar mendapatkan keuntungan dan sebaliknya pada saat suku bunga
rendah banyak orang yang akan meminjam uang. Sehingga, semakin tinggi suku
bunga akan semakin sedikit pula jumlah konsumsi barang dan jasa dan sebaliknya
pada saat suku bunga rendah permintaan akan barang dan jasa akan meningkat.

3. Nilai riil uang (daya beli uang)


Merupakan tingkat daya beli uang terhadap barang dan jasa, sehingga semakin
tinggi nilai real money akan menyebabkan semakin bertambahnya konsumsi akan
barang dan jasa.

4. Kurs mata uang


Apabila barang dan jasa domestik lebih mahal dari barang impor maka konsumen
akan lebih memilih untuk mengkonsumsi barang dan jasa impor, demikian pula
sebaliknya apabila harga barang dan jasa impor lebih mahal maka konsumen lebih
memilih barang dan jasa domestik.

 SEKTOR SWASTA
1. Suku bunga
Semakin tinggi tingkat suku bunga akan menyebabkan semakin rendahnya pula
nilai investasi.
2. Tingkat kepercayaan investor
Faktor utama perusahaan dalam melakukan investasi adalah tentang kepercayaan
bahwa investasinya sangat prospektif di masa yang akan datang, untuk dapat
menarik investor maka harus diciptakan suatu iklim investasi yang kondusif agar
tingkat kepercayaan investor semakin meningkat.

 SEKTOR PEMERINTAH :
Peran pemerintah dalam membentuk permintaan agregat adalah melalui pengeluaran
yang dilakukan pemerintah (G) dalam membeli barang dan jasa. Pada saat kondisi
ekonomi sedang meningkat pemerintah akan mengurangi pengeluarannya, sedangkan
13

di saat kondisi perekonomian sedang resesi maka pemerintah akan meningkatkan


pengeluarannya agar kondisi ekonomi membaik.

 SEKTOR LUAR NEGERI


1. Tingkat pendapatan dari sektor luar negeri
Apabila kondisi perekonomian dunia baik maka jumlah barang dan jasa yang
diminta juga semakin meningkat, sehingga tingkat pendapatan dari sektor
perdagangan luar negeri (ekspor).
2. Kurs mata uang

Jadi dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang mempengaruhi bertambah atau berkurangnya
permintaan agregat adalah:
1. Perubahan pendapatan
2. tingkat suku bunga
3. jumlah uang beredar
4. tingkat kepercayaan investor
5. pengeluaran pemerintah
6. tingkat pendapatan dari perdagangan luar negeri
7. kurs mata uang.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PENAWARAN AGGREGAT:


 DALAM JANGKA PANJANG
1. Jumlah pekerja
2. Jumlah modal
3. Faktor teknologi
4. Tingkat pengangguran
 DALAM JANGKA PENDEK
1. Semua faktor yang berpengaruh dalam jangka panjang
2. Tingkat harga

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PENDAPATAN NASIONAL DAN


TINGKAT HARGA:
 PERMINTAAN AGREGAT : Apabila pendapatan meningkat, suku bunga rendah,
daya beli uang meningkat, kepercayaan investor meningkat, pengeluaran pemerintah
meningkat, pendapatan luar negeri meningkat dan kurs mata uang yang menguat maka
permintaan agregat juga meningkat sehingga kurva permintaan akan bergeser ke kanan
(Gambar 1).

 PERMINTAAN PENAWARAN :
Berubahnya faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran agregat baik jangka panjang
maupun pendek ke arah yang lebih baik akan menyebabkan kurva penawaran SAS dan
LAS bergeser ke kanan (Gambar 2).
14

LAS 0 LAS 1
SAS 0
SAS 0
SAS 1

AD1

AD0
AD 0
GAMBAR 1 GAMBAR 2

MODEL KLASIK DAN KEYNES


 MODEL KLASIK
 PERMINTAAN AGREGAT
Menurut sudut pandang klasik bahwa dari beberapa faktor yang mungkin
berpengaruh pada permintaan agregat hanya ada satu yang benar-benar dapat
mempengaruhi permintaan agregat yaitu jumlah uang yang beredar.
 PENAWARAN AGREGAT
Dalam klasik tidak mengenal adanya agregat penawaran dalam jangka pendek dan
jangka panjang. Penawaran aggregat menurut pandangan klasik adalah satu yaitu
berbentuk vertikal karena dianggap bahwa harga tidak mempengaruhi tingkat
pendapatan nasional.

 MODEL KEYNES
 PERMINTAAN AGREGAT
Menurut Keynesian, yang paling mempengaruhi permintaan agregat adalah
kebijakan fiskal dan pengaruh dari luar negeri. Dalam model Keynes, tidak ada
pengaruh yang dianggap sebagai penyebab utama atau paling kuat. Sebagai contoh
bahwa jumlah uang yang beredar tidak begitu mempengaruhi pengurangan suku
bunga dan suku bunga itu sendiri mempengaruhi pengaruh yang lemah terhadap
investasi.
Akan tetapi sangat kontras dengan pengaruh dari pengeluaran pemerintah, dan
pajak, karena hal ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap agregat permintaan
dalam model Keynesian.

 PENAWARAN AGREGAT
15

Dalam model Keynesian dikenal adanya agregat penawaran dalam jangka pendek,
yang dalam hal ini tingkat harga sangat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan
nasional.
16

CHAPTER 4
PENGELUARAN DAN PENERIMAAN AGREGAT

KOMPONEN PENGELUARAN AGREGAT:


1. Konsumsi (C)
2. Investasi (I)
3. Pengeluaran Pemerintah (G)
4. Net Ekspor (X-M)

FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI SAVING


 Fungsi konsumsi :
Merupakan hubungan antara pengeluaran konsumen dengan pendapatan. Menurut
premis dari teori Keynes dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pengeluaran
konsumen, faktor pendapatan merupakan faktor yang paling penting.
C = f (Y) sehingga C = a + bY
a = “Autonomous Consumer Expenditure”, yaitu konsumsi yang tidak tergantung dari
tingkat pendapatan (Y)
b Y = “Indicated Consumer Expenditure”, yaitu konsumsi yang dipengaruhi oleh
pendapatan Y.
b = nilai dari Marginal Propensity to Consume (MPC) yaitu rasio perubahan konsumsi
dibagi dengan perubahan pendapatan.
MPC = C/Y = b

 Fungsi Saving
Merupakan hubungan antara Saving dengan pendapatan:
S=Y–C
S = Y – (a – bY)
S = -a (1 – b) Y
1-b = Marginal Propensity to save (MPS) yaitu rasio perubahan Saving dibagi dengan
perubahan pendapatan
MPS = S/Y = 1-b

EQUILIBRIUM EXPENDITURE
Adalah keadaan di mana pengeluaran agregat yang direncanakan sama dengan penghasilan
nasional. Sedangkan pengeluaran agregat yang direncanakan merupakan jumlah dari
konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan net ekspor yang telah direncanakan.
Untuk lebih memahami konsep dari equilibrium expenditure sementara kita mengabaikan
aktivitas ekonomi dari sektor luar negeri.
Agregate Expenditure (AE) = C + 1 + G + (X-M), karena sektor luar negeri diabaikan
sehingga AE = C+I+G  Eq : AE = Y(GNP) maka Y = C+I+G
17

GAMBAR KONDISI EQUILIBRIUM EXPENDITURE

ODP
EXCEED
AE
Eq.
EXPENDITURE

AE PLANNED
EXCEED

Y LEAKAGES
INJECTION EXCEED
EXCEED
s+ 1
i+g

KETERANGAN
 GDP Exceed = GDP > AE yang direncanakan :
 AE Exceed = AE Planned > GDP
 Leakages Exceed = Leakages (s+1) > Injection (i+g)
 Injection Exceed = Injection (i+g) > Leakages (s+t)

ANGKA PENGGANDA
 Besarnya angka pengganda ditentukan oleh MPC atau equivalen dengan MPS.
Semakin besar MPC maka angka pengganda juga semakin besar, tetapi semakin besar
MPS maka angka pengganda semakin kecil.
AE = C+I+G  I = I0, G = G0 AE1
C=a+bY
AE0
Eq : AE = Y (GNP)
a + b Y + Io + Go = Y
Y – bY = a + Io + Go
(1-b)Y = a + Io + Go
Y = 1/1-b (a+Io+Go)
k = 1/1-b = 1/1-MPC = 1/MPS
18

 ANGKA PENGGANDA INVESTASI


Jika investasi berubah menjadi i + i, Equilibrium GDP bertambah menjadi y + y
maka :
y+y = 1/1-b (a+i0+i+gc-bto)
k=1/1-b

 ANGKA PENGGANDA PEMERINTAH


Jika investasi berubah menjadi g0+g, Equilibrium GDP bertambah menjadi y+y
maka :
y+y = 1/1-b (a+i0+g0+g-bt0)
k=1/1-b

 AUTONOMOUS TAX
Apabila Antonomous tax berubah dari t0 menjadi t0+t, Equilibrium GDP bertambah
menjadi y+y maka :
y+y = 1/1-b (a+i0+g0-bt0+bt)
k=1/1-b
apabila t = t0 + t1y
1
Y = ––––––––––– (a+i0+g0-bt0)
1-b(1-t1)
Apabila Autonomous bertambah menjadi t0+t, maka Equilibrium GDP bertambah
menjadi y + y maka :
1
y+y = ––––––––––– (a+i0+g0-bt0-bt)
1-b (1-t1)
1
k = –––––––––––
1-b (1-t1)

 BALANCED BUDGET
Merupakan ratio pertambahan pendapatan nasional akibat adanya pertambahan
pengeluaran pemerintah (g). Apabila pada saat pengeluaran pemerintah bertambah
dan pemerintah menaikkan pajak maka:
1 -b
k = ––––– + –––––– = 1
19

1-b 1-b
Apabila pajak tidak bertambah:
1-b
k = ––––––––
1-b(1-t1)

 INTERNATIONAL
im=im+my
ep=c+i0+g0+ex0-im
ep=g.bt0+b(1-t1)y=i0+g0+cn0-my
1
y = ––––––––––– (a-bt0+i0+g0+en0-im0)
1-b(1-t1)+m
1
k = –––––––––––
1-b(1-t1)+m
20

CHAPTER 5
PENGELUARAN AGREGAT, SUKU BUNGA DAN UANG

INVESTASI
Ada dua hal yang mempengaruhi investasi
1. Suku bunga
Suku bunga mempengaruhi investasi, dimana semakin tinggi suku bunga maka akan
semakin rendah investasi. Hal ini disebabkan besar kecilnya suku bunga akan
berpengaruh pada tinggi rendahnya biaya produksi dengan kata lain mempengaruhi
keuntungan yang diperoleh.

2. Tingkat pengembalian modal (expected return)


Apabila tingkat pengembalian modal lebih besar dari tingkat suku bunga yang harus
dibayar maka investasi tersebut dapat dijalankan karena berarti kita memperoleh
keuntungan.

 The nominal interest rate adalah jumlah bunga yang harus dibayar (suku bunga
pinjaman) dan bunga yang dapat kita peroleh (suku bunga tabungan).
 The real interest rate adalah tingkat suku bunga dikurangi dengan tingkat inflasi.

I
I0 I1

FUNGSI INVESTASI
Merupakan hubungan antara investasi dan suku bunga, sedangkan faktor-faktor yang lain
dianggap konstan.
I = Io + hr, Io, r > 0
Io = investasi pada saat bunga 0
r = suku bunga
h = tingkat perubahan investasi apabila suku bunganya berubah.

KURVA IS
Merupakan hubungan antara pendapatan nasional dan suku bunga, pada saat pendapatan
nasional sama dengan pengeluaran agregat.
C = a + bY
21

I = Io – hr
G = Go
AE = a + bY + Io – hr + Go
AE = Y
Y = a + bY + Io – hr + Go
(1 – b) Y = a + Io – hr + Go
a + Io – hr + Go
Y = ––––––––––––––  Fungsi IS
1–b
 Kurva IS akan bergerak di sepanjang kurva apabila suku bunga berubah sehingga
pendapatan nasional juga berubah, dimana jika suku bunga bertambah maka akan
mengurangi pendapatan nasional demikian sebaliknya.
 Kurva IS akan bergeser apabila faktor-faktor autonomous expenditure berubah,
dimana apabila faktor autonomous expenditure bertambah maka akan menggeser
kurva IS ke sebelah kanan.

r r

r1
r0
r0

y0 y1 y0 y1 y

PERMINTAAN UANG (THE DEMAND FOR MONEY)


Ada tiga hal yang mempengaruhi jumlah permintaan uang;
 Tingkat harga
Nilai uang tergantung pada tingkat harga, jumlah uang yang diminta proporsional
dengan tingkat harga. Pada saat harga begitu tinggi maka nilai uang akan begitu rendah
sehingga permintaan akan uang akan rendah. Sehingga akan muncul Real money yaitu
rasio perbandingan antara nilai uang dibandingkan dengan tingkat harga. Tetapi hal ini
juga dipengaruhi oleh pendapatan dan suku bunga (motif transaksi).
 Pendapatan riil
Semakin tinggi tingkat pendapatan riil akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah
uang yang diminta. Ada masyarakat yang menyisihkan pendapatannya untuk berjaga-
jaga sebagai antisipasi sesuatu di luar perhitungan mereka (motif berjaga-jaga).
 Tingkat suku bunga
22

Semakin tinggi suku bunga maka jumlah uang yang diminta akan semakin rendah,
sebab bunga merupakan biaya dari penyimpanan uang sehingga masyarakat akan lebih
suka untuk menabungkan uangnya untuk mendapatkan bunga yang tinggi (motif
spekulan).

FUNGSI PERMINTAAN UANG


Adalah hubungan antara jumlah uang yang diminta dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya yaitu; pendapatan dan suku bunga.
Md = f (r, y, P)
Md = a + bY – Cr

KURVA LM
Adalah hubungan antara suku bunga dan pendapatan nasional pada saat jumlah uang yang
diminta sama (Md) dengan jumlah uang yang beredar (Ms)
Ms = Mo
Md = a + by – Cr
Md = Ms
a + by – Cr = Mo
-a + Mo + Cr
y = –––––––––––  Fungsi LM
b

 Apabila faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan (Md) yang berubah maka kurva
LM akan bergerak sepanjang kurva.
 Apabila terjadi perubahan dari jumlah uang yang beredar (Ms) maka kurva LM akan
bergeser.

EQUILIBRIUM IS – LM
Hal ini akan terjadi pada saat kurva IS = LM, sehingga akan terjadi perpotongan antara
kurva IS dengan kurva LM. Pada saat terjadi equilibrium, besar tingkat suku bunga dan
tingkat pendapatan nasional adalah sama baik pada kurva IS maupun LM. Sebelah kanan
kurva IS menunjukkan terjadi ekses pendapatan nasional atau leakages exceed dimana I +
G < S + t sedangkan di sebelah kiri kurva IS menunjukkan terjadi ekses pengeluaran
agregat atau injection exceed dimana I + G > S + t
23

Daerah di bawah kurva LM menunjukkan ekses permintaan uang di mana Md > Ms pada
saat itu suku bunga terlalu rendah sehingga pendapatan nasional akan terlalu tinggi.
Sedangkan diatas kurva lM menunjukkan ekses jumlah uang yang beredar dimana Md <
Ms dimana pada saat itu suku bunga terlalu tinggi sehingga pendapatan nasional sangat
rendah.

KURVA PERMINTAAN AGREGAT


Menunjukkan hubungan antara pengeluaran agregat yang telah direncanakan dengan
tingkat harga. Pada saat keadaan equilibrium, pengeluaran agregat yang direncanakan akan
sama dengan pendapatan nasional. Kurva permintaan agregat dapat diturunkan dari kurva
equilibrium IS – LM. Dimana pada setiap tingkat harga, akan menyebabkan pergeseran
kurva LM sehingga pendapatan nasional equilibrium dan pengeluaran agregat juga akan
kembali.
24

CHAPTER 6
KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL

KEBIJAKAN MONETER
Merupakan tindakan pemerintah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian dengan
cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar.
 Kebijakan moneter dibagi menjadi dua macam
1. Kebijakan ekspansi, merupakan kebijakan pemerintah untuk memperbesar kegiatan
ekonomi dengan cara memperbanyak jumlah uang yang beredar. Kebijakan diambil
pada saat perekonomian dalam keadaan unemployment dimana banyak terjadi
banyak pengangguran atau saat kapasitas produksi nasional belum digunakan
secara optimal.
2. Kebijakan kontraksi, merupakan kebijakan untuk menurunkan kegiatan ekonomi
dengan mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini digunakan pada saat
permintaan agregat melebihi kapasitas produksi nasional ditandai dengan inflasi
yang tinggi.

Cara bekerja Kebijakan Moneter:


LM 0 LM 1 LM’

r0

r1

IS

Y0 Y1
SAS

P1
P0
AD1
AD0

Y0 Y1

 Untuk mengubah pendapatan nasional dari Yo ke Y1 diterapkan kebijakan moneter


ekspansif yaitu dengan menambah jumlah uang yang beredar. Penambahan jumlah
uang beredar ini akan menggeser kurva Lmo ke LM tetapi hal ini mengakibatkan
naiknya tingkat harga dari Po ke P1 sehingga kurva LM akan bergeser dari LM’ ke
25

LM1 dan turunnya suku bunga dari ro ke r1, bertambahnya jumlah uang beredar juga
akan menggeser kurva Ado ke AD1. akibat perubahan variabel-variabel tersebut akan
menggeser pendapatan nasional dari Yo ke Y1.
 Efektivitas kebijakan moneter tergantung pada :
- Slope kurva IS, semakin datar slope kurva IS akan menghasilkan penambahan
pendapatan nasional yang lebih besar.

r LMo
LM1

ISB
ISA

Y1 Y2
- Slope kurva LM, semakin tegak slope kurva LM akan menghasilkan penambahan
pendapatan nasional yang lebih besar.

r LMA LM’A
LMB
LM’B

IS

Y’B Y’A
KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan fiscal mencakup besarnya pengeluaran pemerintah (G) dan pajak (T)
pertambahan pengeluaran pemerintah akan mengakibatkan semakin meningkatnya
pendapatan nasional, apabila tidak disertai kenaikan pajak. Cara bekerja kebijakan fiskal
dapat dilihat pada gambar di bawah ini, dimana terjadi kenaikan pengeluaran pemerintah
sedangkan pajak dan jumlah uang beredar dianggap konstan.

LM1 LMo

IS1
ISo

SAS
26

AD1
ADo
 Penambahan pengeluaran pemerintah (G) akan menggeser kurva Iso ke IS1 dan juga
akan menggeser kurva Ado ke AD1, dengan tidak berubahnya harga (P) dan jumlah
uang beredar akan diperoleh pendapatan nasional ekuilibrium baru yaitu Y’. Pergeseran
kurva AD mengakibatkan naiknya harga dari Po ke P1 dan akan mengurangi jumlah
uang beredar serta akan menggeser kurva Lmo ke LM1, sehingga akan tercapai
keseimbangan baru. Hal ini akan mengakibatkan naiknya tingkat suku bunga dari ro ke
r1 yang merupakan tingkat suku bunga pada keadaan equilibrium.

 Efektivitas Kebijakan Moneter


- Kurva LM, semakin landai kurva LM akan lebih efektif karena menghasilkan
pendapatan nasional yang lebih besar.

LMA
LMB

IS1

ISo

Yo Y1 Y2

- Kurva IS, semakin tegak kurva IS akan lebih efektif atau menghasilkan pendapatan
nasional yang lebih besar.
ISB’
ISB

LMo

ISA
ISA

PAJAK PADA MODEL IS-LM


Pajak merupakan kebalikan dari pengeluaran pemerintah. Semakin rendah pajak maka
sama dengan efek bertambahnya pengeluaran pemerintah, meskipun besarnya efek
perubahan pajak lebih kecil dari perubahan pengeluaran pemerintah. Perubahan besarnya
pajak akan berpengaruh pada pendapatan sehingga konsumsi juga akan berubah yang
besarnya sama dengan marginal propensity to consume.
27

PROBLEMS
C = 100 + 0,8 (y - t)
I = 500 – 50r
Tx = 400
Md/P=y=0,2 + 500 – 25r, dan jumlah uang yang beredar = 520; tingkat harga =1. Maka
GDP Equilibrium akan terjadi jika IS = LM;
Y =C+1+G
= 100 + 0,8 – 400) + (500 – 50r) + 400
= 100 + 0,8y – 320 + 500 – 50r + 400
0,8y = 680 – 50r
y = 3400 – 250r = Persamaan IS
Persamaan LM terbentuk bila terjadi keseimbangan antara Jumlah Uang yang ditawarkan
dan Jumlah Uang yang diminta:
Md/P = Ms
0,2y + 500 – 25r = 520
0,2y = 520 – 500 + 25r
y = 100 + 125r = Persamaan LM

GDP (Y) Ekuilibrium; IS = LM


3400 – 250r = 100 + 125r
3400 – 100 = 250r + 125r
3300 = 375r
r = 8,8% jadi r pada equilibrium sebesar 8,8%.

Sedangkan GDP equilibrium =


3400 – 250 (8,8) = 1200

Jadi keseimbangan terjadi pada GDP 1200 dan r8,8%

4. Bila Bank Sentral menaikkan jumlah uang sebanyak 1 unit maka


M1 = Mo + 1
= 520 + 1
= 521
LM = 521 = 0,2y + 500 – 25r
0,2y = 21 + 25r
y = 105 + 125r
Equilibrium = IS = LM
3400 – 250r = 105 + 125r
375r = 3,295
r = 8,786
GDP = 3400 – 250 (8,786)
= 1203,5
28

 Penambahan jumlah uang beredar sebanyak satu unit akan menggeser kurva Lmo ke
LM1 dan menggeser kurva Ado ke AD1, hal ini akan menyebabkan naiknya tingkat
harga dari 1 menjadi P1 dan turunnya suku bunga dari 8,8% menjadi 8,7% sehingga
pendapatan nasional akan naik dari 1200 menjadi 1203,5.

5. Bila pemerintah menaikkan pengeluaran 1 unit, maka G=401


Y=C+1+G
=(100 + 0,8 (y-t) + (500 – 50r) + 401
= 681 + 0,8y – 50r
y = 3405 – 250r

IS = LM
3405 – 250 = 100 + 125r
3305 = 375r
r = 8,813
GDP = 100 + 125(8,813)
=1201,75
29

 Penambahan G1 unit akan menggeser kurva ISo ke IS1 dan kurva ADo ke AD1, hal ini
menyebabkan naiknya harga dari 1 ke P1 menggeser kurva LMo ke LM1 dan naiknya
suku bunga dari 8,8% menjadi 8,813%, sehingga pendapatan nasional akan meningkat
dari 1200 menjadi 1201,75.

6. Bila pemerintah menaikkan pajak 1 unit maka t = 401.


S = (100+0,8 (y-t) + (500-50r) + 400
= (100 + 0,8y – 320,8) + 900 – 50r
= 1000 + 0,8y – 320,8 – 50r
= 679,2 + 0,8 – 50r
0,2y = 679,2 – 50r
y = 3396 – 250r
IS = LM
3396 – 250r = 100 + 125r
3396 = 375r
r = 8789813
GDP = 3396 - 250(8789)
30

=1198,25
31

 Penambahan pajak sebanyak 1 unit akan menggeser kurva LMo kekiri menjadi LM1
dan kurva ADo kekiri menjadi AD1, menyebabkan turunnya level harga dari Po ke P1
(kurva LM bergeser ke kanan) dan turunnya suku bunga dari 8,8% menjadi 8,7%. Hal
ini menyebabkan turunnya pendapatan nasional dari 1200 menjadi 1198,25.
32

CHAPTER 7
PENGARUH PERDAGANGAN INTERNASIONAL TERHADAP
PERMINTAAN AGREGAT

NERACA PEMBAYARAN
Neraca pembayaran yang digunakan sebuah negara dalam transaksi perdagangan
internasional terdiri dari:
- Current account
- Capital account
- Official settlements account

 CURRENT ACCOUNT
Current account digunakan untuk mencatat nilai-nilai dari :
1. Net ekspor
Adalah nilai dari ekspor barang dan jasa dikurangi dengan nilai akan impor barang
dan jasa (X-M).
2. Penanaman modal asing
Selisih antara pendapatan warga negara (WNI) yang menanamkan modalnya di luar
negeri dengan pendapatan warga negara asing yang menanamkan modalnya di
negara tersebut.
3. Transfer antar negara
Selisih antara transfer bisa berupa pemberian atau hibah yang dilakukan warga
negara (WNI) keluar negeri dengan transfer warga negara lain yang masuk ke
dalam negeri.

 CAPITAL COUNT
Mencatat selisih investasi baru yang dilakukan warga negara (WNI) ke negara lain dan
investasi baru yang masuk ke negara tersebut.
Investasi baru yang masuk dari negara lain disebut Capital Import, sedangkan investasi
yang dilakukan warga negaranya keluar negeri disebut Capital Eksport.

 OFFICIAL SETTLEMENT ACCOUNT


Dicatat untuk menyeimbangkan nilai debet dan kredit dari transaksi yang dicatat pada
current account dan capital account, sehingga neraca pembayaran akan seimbang.

HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI NET EKSPOR


Yang mempengaruhi ekspor:
1. kurs mata uang
2. income negara lain

yang mempengaruhi impor:


33

1. kurs mata uang


2. pendapatan nasional

KURS MATA UANG


Merupakan perbandingan antara harga domestik barang dan jasa dengan harga barang dan
jasa di negara lain.
ERxP (DOMESTIK)
RER = –––––––––––––––––
P (FOREIGN)
RER = nilai kurs mata uang riil
ER = perbandingan suku bunga luar negeri dengan suku bunga domestik
PD = harga barang dan jasa di dalam negeri
PF = harga barang dan jasa di luar negeri.

NET EKSPOR DAN KURS MATA UANG RIIL


Apabila faktor-faktor lain dianggap tetap, maka semakin meningkat nilai riil kurs mata
uang akan mengakibatkan semakin menurunnya ekspor dan meningkatnya impor.
Sehingga, meningkatnya nilai riil kurs mata uang akan menyebabkan turunnya net ekspor
(atau meningkatnya net impor = X-M)
Naiknya nilai riil kurs mata uang suatu negara, menyebabkan barang produksi dalam
negeri akan lebih mahal dibandingkan dengan barang impor dari negara lain. Hal ini
menyebabkan konsumen cenderung lebih mengkonsumsi barang impor yang harganya
lebih murah, sehingga ekspor akan berkurang dan impor akan meningkat.

INCOME DAN NET EKSPOR


Ekspor suatu negara merupakan impor bagi negara lain. Selain harga factor lain yang
mempengaruhinya adalah pendapatan nasional, semakin besar pendapatan negara lain
maka jumlah barang dan jasa yang diimpor akan semakin banyak. Dengan kata lain
semakin tinggi pendapatan nasional suatu negara maka nilai impornya semakin besar.

FUNGSI NET EKSPOR


Merupakan hubungan antara net ekspor dengan factor-factor yang mempengaruhinya,
antara lain: Pendapatan Nasional, pendapatan dari perdagangan luar negeri, dan kurs mata
uang.

NX NX

0 0
Y Y
34

NX NX2 NX0 NX1

 Kurva net ekspor menunjukkan hubungan antara net ekspor dengan pendapatan
nasional, faktor-faktor lain dianggap tetap. Semakin tinggi pendapatan nasional
maka net ekspor akan semakin rendah.

 Kurva net ekspor akan bergeser apabila faktor-faktor selain pendapatan nasional
berubah. Turunnya kurs mata uang mengakibatkan kurva net ekspor bergeser ke
kanan dari NXo ke NX1, dan meningkatnya kurs mata uang akan menggeser kurva
net ekspor ke kiri dari NXo ke NX2.

KURS MATA UANG ASING


Merupakan jumlah mata uang asing yang dapat dibeli dengan mata uang negara tersebut
(Rupiah). Apabila nilai tukarnya meningkat disebut apresiasi, sedangkan turunnya nilai
tukar disebut depresiasi.

Ada 3 jenis kurs mata uang:


1. Kurs tetap: besarnya nilai tukar ditetapkan oleh pemegang kekuasaan di bidang
moneter, yaitu Bank Central.
2. Kurs berubah (flexible) : besar kecilnya dipengaruhi oleh mekanisme pasar, Bank
Central tidak melakukan intervensi.
3. Kurs mengambang (floating) : besarnya tergantung pada mekanisme pasar tetapi
masih dimungkinkan intervensi Bank Central.

Ada dua teori mengenai kurs mata uang:


 Jangka Panjang: dikenal sebagai Purchasing Power Parity (PPP), bahwa pada
jangka panjang nilai uang antara negara yang satu dengan yang lain adalah sama.
 Jangka Pendek : ekuilibrium pada pasar, dalam hal ini besar kecilnya kurs mata
uang suatu negara dengan negara lain tergantung pada mekanisme pasar yaitu
keseimbangan antara permintaan dan penawaran.

MODEL IS-LM PADA EKONOMI TERBUKA


Model IS-LM pada perekonomian terbuka ditentukan oleh keseimbangan antara
Pendapatan Nasional, Pengeluaran Agregat yang direncanakan, suku bunga, kurs mata
uang, tingkat harga, instrument kebijakan moneter dan fiscal.

KURVA IS PADA PEREKONOMIAN TERBUKA


Merupakan hubungan antara suku bunga dengan Pendapatan Nasional pada saat
pengeluaran sama dengan pendapatan, dengan kata lain hubungan antara suku bunga
dengan pendapatan nasional pada saat injections sama dengan leakages. Injections pada
perekonomian terbuka terdiri dari Saving (S), pajak (T), dan Ekspor (X). Sedangkan
35

leakages pada perekonomian terbuka adalah investasi (I), pengeluaran pemerintah (G) dan
Impor (M).
Net ekspor dipengaruhi oleh tiga factor: income negara lain, pendapatan nasional dan kurs
mata uang. Pendapatan negara lain merupakan variabel exogen yang mempengaruhi
tingkat net ekspor dan posisi kurva IS. Meningkatnya pendapatan negara lain akan
menggeser kurva IS kekanan. Pendapatan nasional merupakan variabel endogen, besar
kecilnya nilainya akan berpengaruh pada pergerakan sepanjang kurva. Kurs mata uang,
apabila menggunakan kurs tetap merupakan variabel exogen dan apabila menggunakan
kurs flexible merupakan variabel endogen dimana semakin tinggi suku bunga domestik,
semakin tinggi kurs mata uang asing.

IS (Closed) IS (flexible)
IS (open, fixed) IS (fixed)

 Pada gambar A dapat dilihat bahwa kurva IS pada perekonomian terbuka dengan
kurs tetap lebih tegak dari kurva IS pada perekonomian tertutup, karena perubahan
pendapatan nasional akan mengakibatkan perubahan jumlah impor, sehingga akan
membuat multiplier effect perubahan pada autonomous expenditure lebih kecil
dibanding dengan pada perekonomian tertutup. Contohnya, jika suku bunga
bertambah, investasi akan berkurang dan melalui multiplier effect, pengeluaran
agregat yang direncanakan dan pendapatan nasional akan menurun. Tetapi,
multiplier effect pada ekonomi terbuka lebih kecil karena digunakan untuk impor.

 Pada gambar B dapat dilihat kurva IS ekonomi terbuka dengan kurs Flexible lebih
datar dari kurva IS ekonomi terbuka dengan kurs tetap, karena perubahan suku
bunga juga akan mengubah kurs mata uang. Contoh, apabila suku bunga naik, kurs
akan naik (Apresiasi), akan mengurangi ekspor dan bertambahnya impor, sehingga
net ekspor akan berkurang.

 Pergeseran kurva IS pada ekonomi terbuka dipengaruhi oleh:


1. pengeluaran pemerintah
2. pajak
3. pendapatan riil dan perdagangan luar negeri
4. suku bunga pada negara lain
5. tingkat harga.

KURVA LM PADA EKONOMI TERBUKA


36

Merupakan hubungan antara suku bunga dan pendapatan nasional pada saat jumlah uang
yang diminta sama dengan jumlah uang yang beredar.
1. respon uang terhadap suku bunga, dalam ekonomi terbuka masyarakat dapat
memilih untuk menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang atau asset financial
lainnya. Apabila memilih dalam bentuk uang, mereka dapat memilih dalam bentuk
mata uang domestik atau mata uang asing. Sensitivitas uang pada ekonomi terbuka
lebih besar dari ekonomi tertutup.
2. variable exogen dan endogen dari uang beredar, pada ekonomi tertutup jumlah uang
beredar tergantung pada kebijakan Bank Central untuk menambah atau mengurangi
dengan kata lain adalah variabel exogen. Hal ini hampir sama dengan ekonomi
terbuka dengan kurs flexible, sedangkan dengan kurs tetap jumlah uang yang
beredar adalah endogen. Jumlah mata uang domestik tergantung pada nilai tukar
dengan mata uang asing, jika mata uang domestik lebih menguntungkan dari mata
uang asing maka masyarakat akan menyimpan kekayaannya dalam mata uang
domestik apabila mata uang asing lebih menguntungkan maka mereka akan
memilih menyimpan dalam bentuk mata uang asing.

EQUILIBRIUM
Untuk mencari keseimbangan antara suku bunga dan pendapatan nasional model IS-LM
pada perekonomian terbuka, kita harus mengetahui system kurs yang digunakan apakah
fixed atau flexible.
 Kurs tetap, kurva IS pada ekonomi terbuka dengan kurs tetap lebih tegak
dibandingkan pada ekonomi tertutup. Kurva LM mempunyai slope yang sama,
seperti pada ekonomi tertutup, karena jumlah uang beredar dan posisi kurva LM
adalah variable endogen. Posisi kurva LM ditentukan oleh jumlah uang beredar,
sedangkan jumlah uang beredar tidak ditentukan oleh Bank Central tetapi oleh
individu yang memilih menyimpan kekayaannya dalam bentuk mata uang apa?
Tetapi interest rate parity dengan kurs tetap mengharuskan suku bunga domestik
sama dengan suku bunga asing. Equilibrium terjadi pada saat kruva IS berpotongan
IRP, jumlah uang tergantung pada posisi Kurva LM. Apabila jumlah uang beredar
terlalu besar maka akan berpotongan dengan kurva IS saat suku bunga domestik
lebih kecil dari suku bunga luar negeri. Hal ini mengakibatkan mengalirnya uang
dari dalam negeri ke luar negeri dan kurva LM akan bergeser kekiri. Dan apabila
jumlah uang beredar terlalu sedikit mengakibatkan kurva LM akan berpotongan
dengan kurva IS saat bunga dalam negeri lebih tinggi dari bungaluar negeri,
sehingga uang akan mengalir ke dalam negeri dan menggeser kurva LM kekanan.
 Kurs Flexible, jumlah uang beredar dan kurva LM merupakan factor eksogen.
Kurva IS dengan kurs flexible lebih datar dibandingkan dengan kurs tetap.
Equilibrium terjadi pada saat kurva IS berpotongan dengan kurva LM.
LM
LM

c
37

IRP

IS IS

EQ. Dengan kurs tetap EQ. Dengan kurs flexible

KEBIJAKAN FISKAL DENGAN KURS TETAP


Pada equilibrium awal ditunjukkan perpotongan antara kurva ISo dengan garis IRP dan
kurva LMo, sedangkan net ekspor adalah nol. Kebijakan ekspansi fiscal yaitu dengan
menambah pengeluaran pemerintah atau dengan memotong pajak; akan menggeser kurva
ISo ke kurva IS1, menaikkan suku bunga menjadi r1 dan akan mengakibatkan
bertambahnya pendapatan nasional ke Y1, karena suku bunga domestik lebih tinggi dari
suku bunga luar negeri akan mengakibatkan mengalirnya uang ke dalam negeri. Hal ini
mengakibatkan bergesernya kurva LMo ke LM1, sehingga suku bunga akan turun, naiknya
pendapatan nasional ke Y2, semakin naiknya pendapatan nasional akan mengakibatkan
naiknya jumlah impor, sehingga net ekspornya akan negatif.

LMo

LM1
IRP

IS1
ISo
Yo Y1 Y2

NX

KEBIJAKAN FISKAL DENGAN KURS FLEXIBEL


Keadaan equilibrium awal adalah perpotongan kurva ISo dengan kurva LMo, pada tingkat
net ekspor nol dan suku bunga ro. Kebijakan ekspansi fiscal akan menggeser kurva IS
kekanan menjadi IS1, suku bunga naik menjadi r1 dan pendapatan nasional naik menjadi
Y1, naiknya suku bunga mengakibatkan naiknya kurs mata uang sehingga menggeser
kurva NX kekiri (naiknya pendapatan nasional dan kurs mata uang akan mengurangi
ekspor).

r1 LMo

IS1
LMo

38

ISo

Yo Y1

NXo

NX1

KEBIJAKAN MONETER DENGAN KURS FLEXIBEL


Penambahan jumlah uang beredar akan menggeser kurva LMo ke LM1, sehingga
pendapatan nasional akan naik ke Y1 dan suku bunga turun ke r1, rendahnya suku bunga
akan berakibat juga pada turunnya mata uang sehingga ekspor akan bertambah atau
menggeser kurva NXo ke NX1.

LMo
LM1

ro
r1
IS

Yo Y1

NX1

NXo
39

CHAPTER 8
MODAL, TEKNOLOGI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMI


 Ada dua sumber pertumbuhan ekonomi:
1. Akumulasi modal/akumulasi capital
2. perubahan teknologi

 Akumulasi modal
Banyaknya barang dan jasa yang diproduksi tergantung pada banyaknya jumlah faktor
produksi yang tersedia. Salah satu faktor produksi yang penting adalah modal. Dengan
lebih sedikitnya konsumsi dibandingkan jumlah diproduksi, kita dapat
mengakumulasikan modal. Dengan kata lain dengan semakin besarnya modal yang
dimiliki oleh individu, akan semakin besar output yang diproduksi dan akan
menyebabkan naiknya pendapatan individu tersebut.
Hubungan antara output perorang dan modal perorang disebut dengan fungsi produksi
perkapita. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Leal GDP

Capital Per Person

Gambar di atas menunjukkan bahwa naiknya modal perorang mengakibatkan naiknya


pendapatan riil per kapita. Kenaikan pendapatan riil perorang yang disebabkan
penambahan satu unit modal per orang disebut dengan marginal product of capital.
Marginal product of capital berkurang sebesar penambahan modal per orang.
Penambahan modal yang terus menerus akan mengakibatkan pengurangan pendapatan
per kapita sebesar penambahan modal.

 Perubahan teknologi
Perubahan teknologi akan memungkinkan untuk menghasilkan output yang lebih
banyak dari input yang ada. Perubahan teknologi akan menggeser kurva produksi per
kapita keatas, tidak seperti akumulasi modal perubahan teknologi tidak mengurangi
marginal product of capital. Tetapi, perubahan teknologi juga membutuhkan biaya.
Untuk mencapainya, harus menggunakan sumber daya yang ada untuk penelitian,
pengembangan dan bagaimana cara penggunaan teknologi baru. Meskipun kegiatan
40

tersebut akan mengurangi tingkat keuntungan yang diperoleh. Tetapi dengan terus
menerus menggunakan sumber daya untuk penemuan teknologi maka fungsi produksi
perkapita akan tetap bergerak ke atas dan menopang pertumbuhan ekonomi.

Real GDP PFI

PFo

Capital Per Person

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat, pertumbuhan ekonomi dapat disebabkan oleh
penambahan modal per orang atau perubahan teknologi. Akumulasi modal ditunjukkan
dengan pergerakan sepanjang kurva PFo, sedangkan perubahan teknologi
menyebabkan bergesernya kurva Pfo ke PF1.

MODEL PERTUMBUHAN NEOKLASIK


Model pertumbuhan neoklasik ditentukan oleh pendapatan perkapita, konsumsi dan …
perorang dan tingkat pertumbuhan ekonomi.

Modal dan pertumbuhan penduduk


- Apabila investasi per orang lebih besar dari tingkat pertumbuhan penduduk maka
modal per orang akan bertambah.
- Apabila investasi perorang lebih sedikit dari tingkat pertumbuhan penduduk maka
modal per orang akan berkurang.
- Apabila investasi per orang sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk maka modal
per orang konstan atau disebut dengan steady state.
k
––– = Investasi per orang
n

k k k
––– = –––– –––
n n n

dalam keadaan steady state, k modal per orang konstan (k/n)


k n
––– = ––––
k n
41

k n k
––– = ––– –––
k n n

SS

Kurva SS adalah garis investasi steady state. Slope garis ini adalah tingkat pertumbuhan
penduduk, semakin besar tingkat pertambahan penduduk akan semakin tegak. Setiap
penambahan stock modal per orang, menyebabkan semakin cepatnya pertambahan
penduduk, sehingga investasi harus semakin besar. Untuk menjaga stock modal per orang
tetap konstan. Atau, semakin besar stok modal per orang, maka investasi harus semakin
besar. Untuk menjaga agar stok modal konstan. Untuk setiap pertumbuhan penduduk.

PENDAPATAN PER KAPITA DAN SAVING

Real
GDP
PF

Capital Per Person

Pada gambar di atas dapat dilihat ada dua kurva: kurva S sama dengan kurva PF tetapi
terletak di bawah kurva PF. Pada setiap tingkat modal per orang, fungsi produksi per kapita
menunjukkan pendapatan per orang, dan kurva S menunjukkan jumlah pendapatan per
orang yang disimpan per orang. Dan juga menunjukkan konsumsi per orang pada setiap
modal per orang.
Pada gambar di atas dimisalkan besarnya modal per orang adalah $60.000 dan
ekonomi mampu menghasilkan pendapatan per orang $15.000 setahun dan saving per
orang sebesar $6.000 setahun. Jika populasi tetap, modal per orang akan meningkat.
Apabila populasi bertambah, modal per orang dapat bertambah ataupun berkurang
tergantung pada tingkat pertambahan populasinya.
42

STEADY STATE
Steady state merupakan situasi di mana modal per orang, dan pendapatan per orang adalah
tetap. Untuk menentukan steady state, kita harus mencari tingkat ketika modal per orang
yang merupakan pertumbuhan stok modal sama dengan tingkat populasi. Pada gambar
ditunjukkan apabila modal per orang $25.000 saving per orang melebihi akumulasi modal
yang dibutuhkan agar modal per orang tetap. Ekonomi tidak dalam akumulasi modal yang
dibutuhkan agar modal per orang tetap. Ekonomi tidak dalam keadaan steady, tanda panah
A menunjukkan jumlah kelebihan saving terhadap akumulasi modal. Pada situasi ini, m
odal per orang bertambah, pendapatan per orang bertambah serta bertambahnya konsumsi
dan saving per orang.
Apabila modal per orang $100.000 pada kasus ini saving per orang lebih kecil dari
jumlah akumulasi modal yang dibutuhkan agar stok modal per orang tetap. Pada situasi ini
perekonomian juga bukan dalam steady state. Tanda panah B menunjukkan berkurangnya
saving per orang dan modal per orang. Perekonomian bergerak ke kiri.
Akhirnya, pada modal per orang $60.000 saving per orang membawa akumulasi
modal sama dengan tingkat pertumbuhan populasi, kondisi ini menunjukkan steady state
dimana pendapatan per orang tetap.

PF
PF
SS
SS
S S1

So

PENGARUH TINGKAT SAVING TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN


Pada gambar di bawah ini ditunjukkan, dengan modal per orang $60.000 dan pendapatan
per orang $15.000 ekonomi dalam keadaan steady state karena pada modal per orang
sebesar itu, kurva saving So memotong garis SS.
Apabila tingkat saving bertambah, kurva So bergeser ke atas menjadi S1, dengan
modal per orang $60.000, tingkat saving dan tingkat akumulasi modal melebihi tingkat
pertumbuhan populasi. Konsekuensinya, modal per orang dan pendapatan per orang juga
naik. Proses naiknya modal dan populasi berlanjut selama tingkat akumulasi modal
melebih tingkat pertumbuhan akumulasi. Sehingga akan terjadi lagi steady state pada
modal per orang $100.000 dan pendapatan per orang $18.000.
Pada steady state baru, modal per orang, konsumsi, saving dan pendapatan per
orang lebih besar dari sebelumnya. Tetapi tingkat pertumbuhan pendapatan per orang sama
dengan tingkat pertumbuhan populasi. Karena tingkat pertumbuhan tidak tergantung pada
43

tingkat saving, meskipun pertambahan saving terkadang mempengaruhi tingkat


pertumbuhan yaitu pada proses steady state awal ke yang baru, tingkat pertumbuhan
pendapatan dan stok modal melebihi tingkat populasi.

PERUBAHAN PADA TINGKAT PERTUMBUHAN POPULASI


Misalkan, ekonomi dalam keadaan steady state pada modal perorang $60.000 dan
pendapatan per orang $15.000 berkurangnya tingkat pertumbuhan populasi akan
menggeser garis steady state ke bawah menjadi SS1, dengan modal per orang $60.000 dan
saving tidak berubah, tingkat akumulasi modal akan lebih cepat dari tingkat pertumbuhan
populasi sehingga modal per orang, pendapatan dan saving per orang bertambah. Pada saat
modal per orang bertambah menjadi $100.000, tingkat saving dan tingkat modal yang
diakumulasi sama dengan tingkat pertumbuhan populasi sehingga akan terbentuk steady
state yang baru.

PF

SSo
SS1
S

GOLDEN RULE
Pada gambar di bawah dapat diilhat konsumsi steady state per orang merupakan jarak
antara fungsi produksi perkapita dan garis investasi steady state. Dalam steady state,
konsumsi per orang akan maksimum apabila jarak semakin lebar, hal ini terjadi apabila
slope fungsi produksi perkapita sama dengan slope steady state atau disebut dengan golden
rule.

PF

SS
44

CHAPTER 9
PASAR TENAGA KERJA DAN PENAWARAN AGREGAT

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DAN PERMINTAAN TENAGA KERJA


Pada saat tertentu, ekonomi mempunyai factor stok modal, yaitu tenaga kerja dan
teknologi. Untuk mengubah output, perusahaan mengubah jumlah tenaga kerja yang
dipekerjakan dan tingkat kegunaan teknologi. Perubahan dalam output disebabkan oleh
perubahan pada pekerja pada stok modal tertentu dan teknologi yang ditentukan dalam
fungsi produksi jangka pendek.

FUNGSI PRODUKSI JANGKA PENDEK


Merupakan hubungan antara GDP riil dan lamanya pekerjaan (jam kerja), sedangkan stok
modal teknologi tetap.
Perhatikan bentuk fungsi produksi jangka pendek. Apabila slopenya positif berarti
tambahan jam kerja mengakibatkan naikknya GDP riil. Tetapi slopenya tidak akan tetap,
akan berubah semakin datar seiring dengan pertambahan jam kerja. Slope dalam fungsi
produksi jangka pendek mengukur marginal product of labour. Marginal product of labour
adalah tingkat pertambahan output yang diproduksi akibat pertambahan satu unit jam kerja
tenaga kerja. Marginal product of labour akan berkurang seiring dengan semakin
bertambahnya tonnage kerja yang dipekerjakan.
45

Short-run Fungsi produksi pada jangka


prodction
function pendek (a) ditunjukkan bagaimana
Rill y variasi antara GDP riil dengan
GDP y
variasi jam kerja, jika factor lain
n tidak berubah. Slope dari fungsi
produksi jangka pendek
merupakan marginal product of
labour. Tambahan output yang
disebabkan tambahan satu unit
Employment input tenaga kerja.
(a) Fungsi Produksi jangka Jumlah tenaga kerja yang disewa
pendek perusahaan tergantung pada
marginal product of labour dan
Tk. tingkat riil upah. Semakin rndah
Upah upah riil, semakin banyak tenaga
Riil Demant kerja yang disewa. Sehingga slope
For Labour kurva perintaan tenaga kerja akan
semakin kecil.

Employment
(b) Permintaan Tenaga Kerja

PERMINTAAN TENAGA KERJA


Merupakan hubungan antara jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dengan tingkat upah
riil. Hal ini ditentukan oleh marginal product of labour. Perusahaan membayar tenaga kerja
Untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dijual sehingga menghasilkan laba.
Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba sehingga jumlah tenaga kerja sama dengan
pendapatan yang dihasilkan. Biaya tersebut adalah tingkat upah per jam. Pendapatan yang
dihasilkan tergantung pada marginal product dan harga output yang dijual.

W = MP x P
W
Sehingga ––– = MP
P
Untuk memaksimalkan laba, perusahaan akan mempekerjakan tenaga kerja sehingga
marginal product of labour sama dengan tingkat upah riil. Apabila marginal product lebih
besar dari tingkat upah riil, maka perusahaan menambah jumlah tenaga kerja. Tetapi jika
marginal product lebih sedikit dari tingkat upah riil maka perusahaan harus mengurangi
jumlah tenaga kerjanya. Sehingga dapat disimpulkan semakin rendah tingkat upah riil,
46

akan semakin besar jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan atau semakin tinggi permintaan
tenaga kerja.

PERGESERAN FUNGSI PRODUKSI DAN PERMINTAAN TENAGA KERJA


Fungsi produksi dan kurva permintaan tenaga kerja akan bergese pada saat akumulasi
modal dan teknologi berubah. Perubahan ini mengakibatkan pergeseran ke atas dan akan
semakin tegak pada saat marginal product lebih tinggi, sehingga kurva permintan tenaga
kerja bergeser kekanan.
Terkadang, ada yang menyebabkan fungsi produksi bergeser kebawah
menyebabkan marginal product turun dan kurva permintaan tenaga kerja bergeser kekiri.
Sebagai contoh adalah pada sekitar tahun 1970 ketika harga minyak meningkat tajam
makan menyebabkan fungsi produksi bergeser kebawah, pada saat itu biaya pemakaian
energy perusahaan menjadi tinggi sehingga akan mengurangi tingkat kegunaan modal.

PENAWARAN TENAGA KERJA


Penawaran tenaga kerja ditentukan oleh sector rumah tangga, yang memilih
mengalokasikan waktunya Untuk bekerja atau Untuk kegiatan lainnya. Yang dimaksud
dengan kegiatan lain adalah termasuk istirahat, mencari kerja dan kerja di rumah. Bekerja
dan mencari kerja disebut market activity. Kerja di rumah dan istirahat disebut non market
activity. Jumlah tenaga kerja yang ditawarkan dihasilkan dari banyaknya alokasi waktu
Untuk bekerja.
Untuk menentukan banyaknya penawaran tenaga kerja, rumah tangga menentukan dua
batasan :
 Bekerja versus kegiatan lain
 Bekerja sehari ini versus bekerja nanti
BEKERJA VERSUS KEGIATAN LAIN
Untuk menentukan penggunaan waktu apakah digunakan lebih Untuk aktivitas di luar
pekerja atau untuk bekerja, tergantung pada biaya yang mungkin dikeluarkan Untuk
bekerja atau aktivitas lain. Biaya ini adalah tingkat upah riil.
Tingkat upah riil mempunyai dua efek terhadap penawaran tenaga kerja yaitu efek
pendapatan dan efek substitusi. Efek substitusi menganjurkan Untuk lebih banyak
bekerja, pada tingkat upah riil yang lebih tinggi. Pada efek pendapatan dua saran,
apabila tingkat pendapatan kita rendah maka penambahan tingkat upah riil akan
pendapatan kita cukup tinggi, penambahan tingkat upah riil akan mengurangi
penawaran tenaga kerja.
Jika hanya ada dua pilihan yaitu bekerja atau aktivitas lain maka kurva-kurva
penawaran tenaga kerja individu adalah backward-bending. Pada tingkat upah riil lebih
tinggi penawaran tenaga kerja semakin tinggi akan tetapi tingkat tertentu semakin
tinggi upah riil tenaga kerja, penawaran tenaga kerja akan semakin berkurang.

BEKERJA HARI INI VERSUS BEKERJA NANTI


47

Pilihan yang kedua adalah menentukan substitusi aktivitas di luar kerja hari ini Untuk
aktivitas non kerja pada masa yang akan datang, dengan kata lain bekerja pada masa
yang akan datang Untuk bekerja sekarang. Maka opportunity cost :
Tingkat upah Riil Sekarang x (1 + Tingkat Bunga Riil)
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Tingkat Upah Riil Besok

Untuk melihat rumus ini memberikan opportunity cost dari jam extra aktivitas non
pekerjaan sekarang versus besok, kita harus menentukan efek substitusi terhadap
barang dan jasa yang dapat dibeli oleh rumah tangga. Jam kerja sekarang dibiayai
dengan tingkat upah sekarang dan jam kerja besok dibiayai dengan upah riil besok.
Efek perubahan tignkat upah riil terhadap penentuan jam kerja tergantung
perubahannya apakah sementara atau permanen.

KURVA PENAWARAN TENAGA KERJA


Merupakan hubungan antara jumlah tenaga kerja yang ditawarkan dan tingkat upah
penawaran tenaga kerja terhadap perubahan tetap tingkat upah riil dan yang kedua
menunjukkan perubahan sementara. Pada gambar di bawah ini ditunjukkan respon
jumlah tenaga kerja yang ditawarkan lebih banyak pada perubahan sementara dari pada
permanen. Sehingga kurva penawaran tenaga kerja pada perubahan sementara
digambarkan lebih datar dari pada perubahan permanen.
LS (permanen)

Upah Rill
LS (Sementara)

Employment
48

PERUBAHAN DALAM PENAWARAN TENAGA KERJA


Perubahan pada tingkat upah riil menyebabkan perubahan pada jumlah tenaga kerja
yang ditawarkan dan bergerak sepanjang kurva penawaran tenaga kerja. Dimana
pergerakan kurva penawaran tenaga kerja tergantung pada perubahan upah permanen
atau sementara.
Selain faktor perubahan tingkat upah, ada factor lain yang menyebabkan perubahan
dan pergeseran kurva penawaran tenag kerja. Factor tersebut adalah :
1. Populasi
Perubahan pada populasi berpengaruh pada penawaran tenaga kerja secara alamiah.
Semakin besar jumlah masyarakat yang siap kerja dalam populasi, semakin besar
penawaran tenaga kerja sehingga menggeser kurva penawaran tenaga kerja
kekanan.
2. Tingkat suku bunga riil semakin tinggi tingkat suku bunga riil, semakin besar
kecenderungan Untuk bekerja hari ini dan meluangkan waktu lebih untuk kegiatan
lain pada masa yang akan datang. Alasannya adalah satu ekstra uang yang didapat
hari ini akan memperoleh bunga lebih tinggi sehingga akan lebih bernilai dari pada
uang yang diperoleh pada kerja di masa yang akan datang.

LS LS1
Upah Rill

Employment
49

PENAWARAN AGREGAT JANGKA PANJANG


Hubungan antara banyaknya penawaran riil GDP dan tingkat harga ketika upah dan factor
harga lain fleksibel dan telah diatur Untuk mencapai full employment dan ketika
perusahaan menghasilkan output sehingga keuntungannya maksimal

KESEIMBANGAN PASAR TENAGA KERJA


Keseimbangan ini tercapai pada saat jumlah tenaga kerja yang diminta sama dengan
tenaga kerja yang ditawarkan. Digambarkan keseimbangan terjadi saat kurva LD
berpotongan dengan kurva LS.
FUNGSI PRODUKSI JANGKA PENDEK
Karena keseimbangan pasar tenaga kerja tergantung pada tingkat jam kerja, kita dapat
menggunakan fungsi produksi jangka pendek Untuk menentukan GDP riil
keseimbangan, seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Tingkat
Upah Riil LS

LD

Employment

Short-run
production
function
Upah Riil

Employment
KURVA PENAWARAN JANGKA PANJANG
Kurva penawaran jangka panjang berbentuk vertical karena setiap perubahan tingkat
harga merubah tingkat upah sebesar persentase yang sama Untuk mencapai tingkat
upah riil keseimbangan.

LAS
Tingkat
Harga

Employment
50

PERGESERAN PADA KURVA PENAWARAN AGREGAT JANGKA PANJANG

1. Perubahan fungsi produksi jangka pendek


Bertambahnya stok modal atau teknologi mempercepat bertambahnya GDP riil
yang dihasilkan yang dapat dihasilkan dari jam kerja tertentu. Pada kasus, fungsi
produksi jangka pendek bergeser ke atas marginal product of labour bertambah
sehingga kurva permintaan tenaga kerja bergeser kekakan. Jika factor lain sama,
penambahan permintaan tenaga kerja akan menambah tingkat upah riil, jam kerja
keseimbangan dan GDP riil. Sehingga akan menggeser kurva jangka panang
kekanan. Jika perubahan stok modal dan teknologi permanen, akan menambah
tingkat upah riil secara permanen, sejalan dengan kurva penawaran Untuk
membentuk keseimangan baru.

2. Penawaran tenaga kerja


Bertambahnya populasi usia kerja atau tingkat suku bunga akan menambah
penawaran tenaga kerja pada setiap tingkat upah dan akan menggeser kurva
penawaran tenaga kerja kekanan. Factor lain sama, berkurangnya tingkat upah riil
akan menambah tingkat jam kerja keseimbangan, dan akan menambah penawaran
jangka panjang. Semakin lama, populasi, akumulasi modal dan perubahan teknologi
menggeser kurva jangka panjang kekanan.

PENAWARAN AGREGAT JANGKA PENDEK


Hubungan antara jumlah GDP riil yang ditawarkan dan tingkat harga ketika tingkat upah
tetap. Sepanjang kurva agregat jangka pendek, perusahaan menghasilkan output
keuntungan maksimal. Saat harga output yang dijual berubah dan upah yang dibayar tetap,
perusahaan memaksimalkan keuntungannya dengan mengatur output.
Perusahaan memaksimalkan keuntungan pada setiap poin permintaan tenaga kerja.
Tetapi pada tingkat upah tertentu, perbedaan tingkat harga menghasilkan tingkat upah yang
51

berbeda dan begitu pula tingkat jam kerja keseimbangan. Hal ini menyebabkan slop kurva
penawaran agregat jangka pendek keatas, tidak seperti pada jangka panjang.

PERGESERAN KURVA AGREGAT JANGKA PENDEK


1. Perubahan tingkat upah
Penambahan tingkat upah mengurangi penawaran agregat jangka pendek dan akan
mengurangi jumlah GDP riil yang ditawarkan.
2. Perubahan pada penawaran agregat jangka panjang
Kurva agregat jangka pendek akan memotong kurva jangka panjang pada tingkat
harga tertentu, Untuk tingkat upah tetap tingkat upah riil sama dengan saat
keseimbangan. Letak kurva jangka pendek sebelah kanan kurva jangka panjang saat
tingkat harga lebih rendah, karena tingkat upah di atas keseimbangan. Akan terletak
disebelah kiri jika tingkat harga lebih rendah, karena tingkat upah lebih tinggi dari
keseimbangan.

PROBLEM :
Soal Problem Nomor 2 :
Sebuah perekonomian memiliki fungsi produksi jangka pendek, permintaan tenaga kerja,
dan penawaran tenaga kerja sebagai berikut :
Y = 100n – 0m2n2
nd = 250 – 2,5(W/P)
n$ = 100 + 2,5(W/P)
Dimana Y adalah GDP riil, n adalah kuantitas tenaga kerja, W adalah upah nominal dan P
adalah tingkat harga.
a. Keseimbangan tenaga kerja : nd = n$
250 – 2,5(W/P) = 100 + 2,5(W/P)
150 = 5(WP)
(W/P) = 30 Upah riil keseimbangan (full employment)

n$ = 100 + 2,5 (W/P)


= 100 + 2,5 (3,0)
= 175 (Jumlah tenaga kerja yang diminta maupun yang ditawarkan)

b. Penawaran agregat jangka panjang


Y = 100n – 0,2n2
= 100 (175) – 0,2 (175)2
= 17.500 – 6125
= 11.375
52

c. Jika tingkat upah riil perjam adalah $30, kuantitas GDP riiil yang ditawarkan :
(W/P) = 30
n$ = 100 + 2,5(30)
= 100 + 75
= 175
Kuantitas tenaga kerja yang ditawarkan pada saat tingkat upah riil $30 adalah 175
Y = 100n – 0,2n2
= 100 (175) – 0,2(175)2
= 17.500 – 6125
= 11.375
GDP riil saat tingkat upah riil $30 adalah 11.375
d. Jika tingkat pula nominal adalah $30 perjam dan tingkat harga adalah 96, tingkat
tenaga kerja (employemnt) :
Upah nominal
Upah riil = ––––––––––––––– x 100
harga
= (30/96) x 100
= 0,3125 x 100
= 32,25

nd = 250 – 2,5(W/P)
= 250 – 2,5 (31,25)
= 250 – 78,125
= 171,875
e. Dalam Pertanyaan (d), Kuantitas GDP riil yang ditawarkan :
n$ = 100 + 2,5 (W/P)
= 100 + 2,5 (31,25)
= 100 + 78,125
= 178,125

y = 100m – 0,2n2
= 100 (178,125) – 0,2 (178,125)2
= 17812,5 – 6345,7
= 11466,8
Kuantitas GDP riil yang ditawarkan saat upah nominal $30 dan tingkat harga 96 adalah
11466,8
53

CHAPTER 10
PENGANGGURAN

HUKUM OKUN
Semakin tinggi tingkat pendapatan nasional riil dari persentase kapasitas pendapatan
nasional riil, maka semakin rendah tim tingkat pengangguran

PENGERTIAN PENGANGGURAN DAN CARA MENGUKURNYA


 Seseorang dikatakan sebagai pengangguran ketika dia dapat dan mau bekerja serta siap
bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan. Jumlah pengagguran menurut ekonomi
adalah jumlah orang yang sesuai dengan pengertian di atas.
 Tingkat pengangguran adalah persentase jumlah orang yang tidak bekerja dari jumlah
angkatan kerja yang ada.
 Angkatan kerja adalah jumlah orang yang mempunyai pekerjaan ditambah dengan
jumlah orang yang tidak mempunyai pekerjaan.

PENGUKURAN PENGANGGURAN DI CANADA


Pengangguran di Canada diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, umur, daerah,
status, tingkat pendidikan, keluarga, industri dan kedudukan, lamanya menganggur, jenis
pekerjaan, kegiatan Untuk mendari kerja, cara mencari kerja, alasan meninggalkan
pekerjaan lama, jenis pekerjaan yang dicari.
Data pengangguran didasarkan pada informasi keseluruhan dari sampel penelitian
pada sector rumah tangga disebut penelitian Angkatan kerja. Setiap bulan sekitar 59.000
rumah tangga diseluruh Canada diwawancarai. Rumah tangga yang diteliti berubah setiap
bulan ada yang baru masuk dan yang lainnya ada yang keluar.
Pengertian penganggur menurut statistik Canada :
Mereka yang tidak bekerja selama minggu tertentu (disebut dengan minggu saat
diadakan penelitian), dan melakukan usaha tertentu Untuk mencari kerja dalam 4
minggu sebelumnya, dan bersedia bekerja pada saat waktu diadakan penelitian. Dan
yang termasuk digolongkan sebagai pengangguran adalah masyarakat yang tidak
bekerja selama dilakukan penelitian, dan menunggu panggilan kerja kembali
setelah diistirahatkan selama 26 minggu atau kurang atau mencari pekerjaan baru
dalam 4 minggu.

PENGUKURAN PENGANGGURAN DI NEGARA LAIN


Setiap negara mencoba mengukur dengan konsep yang sama tentang pengangguran. Ada
perbedaan dalam pengertian dan pengukuran yang dilakukan. Tetapi ada standarisasi
pengertian pengangguran secara internasional, yang dipublikasikan oleh organization for
economic Coorporation and Development (OECD) Untuk negara-negara besar.

TENAGA KERJA, PENGANGGURAN DAN JAM KERJA


SIKLUS JAM KERJA
54

Meskipun ada kecenderungan lebih pendek dari seminggu, tingkat rata-rata jam kerja
berubah dan fluktuatif. Tetapi, dihubungkan dengan siklus pertumbuhan tingkat
pendapatan nasional riil fluktuasi jam kerja lebih kecil dan lemah, dibandingkan dengan
fluktuasi dalam tenaga kerja.

MENGAPA TENAGA KERJA LEBIH FLUKTUATIF DIBANDING JAM KERJA


Fluktuasi pada rata-rata jam kerja lebih kecil karena adanya kestabilan antara rumah tangga
yang menawarkan tenaga kerja dengan perusahaan yang meminta tenaga kerja.
 Rumah tangga
Alasan rumah tangga lebih memilih jam kerja yang stabil;
- Alokasi waktu secara efisien
Masyarakat mengalokasikan waktunya antara bekerja atau istirahat, mendapatkan
keuntungan dari waktu. Untuk istirahat sama dengan tingkat upah riil yang
digunakan sebagai biaya untuk istirahat. Sehingga, untuk setiap tingkat upah, ada
alokasi waktu tertentu antara untuk bekerja atau istirahat dan alokasi yang efisien.
- Mengurangi ketidakpastian pendapatan
Fluktuasi dalam jam kerja mengakibatkan fluktuasi pada pendapatan. Ini alasan
mengapa masyarakat lebih memilih waktu kerja yang stabil karena untuk lebih
stabilnya pendapatan.
- Meminimkan biaya memulai kerja (startup cost)
Startup cost merupakan biaya untuk memulai kegiatan. Biaya ini termasuk biaya
waktu dan transportasi menuju dan dari tempat kerja. Sehingga adanya batasan
waktu kerja dalam sehari bermanfaat dalam hal pengeluaran untuk startup cost.
 Perusahaan
- Memperoleh hasil kerja yang optimal
Apabila jam kerja fluktuatif dan menjadi terlalu pendek, terlalu banyak waktu yang
digunakan untuk pemanasan, dan jika jam kerja terlalu lama, maka produktivitas
pekerja akan menurun akibat terlalu lelah.
- Mengorganisasi tim produksi lebih efisien.
Apabila jam kerja berubah-ubah akan menambah biaya dibanding apabila adanya
komunikasi padatim kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaannya.
 Interaksi Pasar
Interaksi antara rumah tangga dan swasta pada pasar tenaga kerja tidak hanya
tergantung pada tingkat upah, tetapi juga oleh keseimbangan jam kerja. Swasta
menawarkan pekerjaan dengan jam kerja tetap karena akan mendapatkan hasil yang
optimal dan lebih naik dalam mengorganisasi tim produksi. Rumah tangga, lebih
memilih jam kerja tetap karena memperoleh rata-rata jam kerja lebih rendah.

FLUKTUASI PEKERJA DAN PENGANGGURAN


Pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Frictional : jumlah orang yang sedang mencari pekerjaan.
2. Structural : jumlah orang yang bekerja pada tempat yang tidak sesuai dengan
keahliannya.
55

3. Cyclical : merupakan pengangguran akibat adanya pengangguran frictional dan


structural.
Tingkat pengangguran alami adalah persentase angkatan kerja yaitu pengangguran
frictional dan structural.
Tingkat pengangguran cyclical adalah tingkat pengangguran sesungguhnya dikurangi
dengan tingkat pengangguran alami.

ALIRAN PASAR TENAGA KERJA

RETIREES JOB FINDERS

PEKERJAAN PENGANGGUR
POPULASI JON
CHANGERS
JONJJO

DISCOURAGED WORKERS

NEW ERTRANS

Empat aliran yang mempengaruhi jumlah pengangguran :


…..new entrants (pencari kerja baru)
…job losers (kehilangan pekerjaan)
….job finders (mendapat pekerjaan)
…discouraged workers
…entrants dan job losers akan menambah jumlah pengangguran, sedangkan job finders dan
discouraged workers akan mengurangi jumlah pengangguran.
Tiga aliran yang mempengaruhi banyaknya pekerjaan :
….job losers
…retirees (pensiunan)
…..job finders
……losers dan retirees mengurangi jumlah pekerjaan, job finders manambah jumlah
pekerjaan job changers adalah orang pindah pekerjaan tanpa menganggur terlebih dahulu.

ALIRAN PASAR TENAGA KERJA DAN TINGKAT PENGANGGURAN


Pada periode tertentu, diantara pengangguran akan mendapatkan pekerjaan (disebut FU).
Pada saat yang sama, diantara orang yang telah bekerja akan kehilangan pekerjaannya
disebut dengan IE). Perubahan jumlah pengangguran merupakan jumlah orang yang
kehilangan pekerjaan dikurangi dengan yang telah mendapat kerja ( U)
U = IE – FU
56

Jumlah Angkatan kerja (L) adalah jumlah orang yang bekerja (U) dikurangi jumlah
penganggur (E), sehingga jumlah pengangguran adalah Angkatan kerja dikurangi orang
yang bekerja :

E=L–U
U = I(L-U) – fU
U = IL-(I + f)U
Tingkat pengangguran alami terjadi pada tingkat pengangguran koustan atau jumlah
pengangguran tidak berubah (U=0)

IL = (l + f) U
U l
––– = ––––
L l+f
TINGKAT KEHILANGAN PEKERJAAN
 Perubahan teknologi
 Perubahan pada kompetisi internasional
 Perubahan pada pengaruh regional
 Fase siklus bisnis
TINGKAT JOB FINDING
 Skala keuntungan pengangguran
 Upah minimum
 Derajat kesesuaian antara penganggur dengan penganggur dan pekerjaan yang ada :

PENGANGGURAN DAN PENAWARAN TENAGA KERJA


LS
LF1 LFO LF
LF

UPAH
RIIL

EMPLOYMENT & LABOUR FORCE EMPLOYMENT & LABOUR FORCE

Kurva angkatan kerja, LF menunjukkan jumlah orang yang bersedih bekerja pada tingkat
arah riil tertentu. Semakin tinggi tingkat upah riil, semakin banyak orang yang bekerja
karena terdapat variasi pekerjaan, sehingga akan memakan waktu bagi orang. Untuk
mencari pekerjaan yang Sesuai. Kurva penawaran tenaga kerja, LS menunjukkan jumlah
yang telah mendapat kerja yang tersedia dan siap Untuk mulai kerja pada tingkat arah riil
57

tertentu. Jarak horizontal antara keduanya adalah pengangguran frictioal dan structural
(pengangguran alamiah)
Penambahan tingkat job loss menyebabkan cepatnya perubahan pada structural
tingkat job finding yang disebabkan bertambahnya pengangguran impensasinya
bertambahnya tingkat pengangguran alami dan menggeser kurva LS kiri dari LS0 ke LS1

KESEIMBANGAN PASAR TENAGA KERJA

LD LF Keseimbangan pasar tenaga kerja terjadi pada


saat kurva LD memotong kurva LS. Sedangkan
jumlah pengangguran adalah jarak antara kurva
LS dengan kurva LF.

UPAH
RIIL LABOUR UNEMPLCY MENT
FORCE
EMPLOYMENT
LD

EMPLOYMENT & LABOUR FORCE

FLUKTUASI PERMINTAAN AGRERA DAN PENGANGGURAN


Apabila upah cukup fleksibel Untuk menghasilkan keseimbangan pasar tenaga kerja
dibanding dengan perubahan tingkat harga, maka perubahan permintaan agregat tidak
berpengaruh pada tingkat perubahan upah riil, hanya berpengaruh pada Nilai nominalnya.
Jika permintaan agregat berkurang dan tingkat upah sulit berubah, maka berkurangnya
permintaan agregat akan menggeser kurva permintaan agregat kekiri, mengurangi
pendapatan nasioal riil, dan mengurangi tingkat harga.
Cycelical
unemployment
UPAH
RIIL

LS LF Natural
unemployment

LD

EMPLOYMENT & LABOUR FORCE

PROBLEMS NO.1:
Permintaan tenaga kerja nd = 100 – 5 (W/P)
LS LF
58

Penawaran tenaga kerja ns = 5(W/P)


Angkatan kerja L = 7(W/P)
Dimana nd adalah kuantitas tenaga kerja yang diminta, n 5 adalah kuantitas tenaga kerja
yang ditawarkan, (W/P) adalah tingkat upah riil, dan L adalah ukuran dari angkatan kerja.
a. Keseimbangan tingkat upah riil dan tingkat employment :
nd = ns
100 – 5(W/P) = 5(W/P)
100 = 10(W/P)
(W/P) =10
5
n = 5(W/P)
= 5 (10)
= 50
b. Jumlah angkatan kerja
L = 7(W/P)
= 7(10)
= 70
c. Pengangguran alami = L – n8
= 70 – 50
= 20
d. Jumlah pekerja yang mencari kerja terakhir yang dipekerjakan
(W/P) = 10
L = 7 (W/P)
n = 7 x P1
50 = 7 x P1
P1 = 7,14
= 10 – 7,14
= 2,86

LS LF
W/P

10

LS

50 70

e. Jumlah pekerja yang mencari kerja terakhir yang bergabung ke kelompok tenaga
kerja
59

ns = 5 (W/P)
70 = 5 (W/P)
(W/P) = 14
cd = 14 –10
=4
60

BAB 11
INFLASI, SUKU BUNGA DAN KURS MATA UANG

INFLASI DAN PERTUMBUHAN UANG


Inflasi, merupakan proses meningkatnya harga, adalah mengukur tingkat persentase
perubahan harga. Kita telah mempelajari hubungan antara permintaan dan penawaran
agregat dengan tingkat harga, dalam hal ini kita akan mempelajari hubungan antara
permintan dan penawaran agregat dengan inflasi. Untuk itu, kita membahas tiga hal
sebagai berikut :
 Pertumbuhan uang dan permintaan agregat
 Upah dan penawaran agregat
 Equilibrium inflasi

 PERTUMBUHAN UANG DAN PERMINTAAN AGREGAT

LM
SUKU
BUNGA

IS

GDP riil
a. IS-LM equalibrium

TINGKAT
HARGA

AD1
ADo

GDP riil
b. Kurva AD
Pada gambar (a) titik perpotongan kurva IS-LM tergantung pada suku bunga dan
pendapatan nasional riil equilibrium pada tingkat harga tertentu. Pada jumlah uang beredar
tertentu, tingkat harga tergantung letak kurva LM. Sehingga perpotongan kurva IS-LM
tergantung pada kurva permintaan agregat. Pada tingkat harga awal sebesar 130 dan kurva
61

permintaan agregat ADo pada gambar (b) menjaga jumlah uang beredar tetap dan tingkat
harga yang berubah, kurva LM pada gambar (a) bergerak sepanjang kurva permintaan
agregat.
Apabila jumlah uang beredar bertambah sebanyak 10 persen dan persentase
pertambahan tingkat harga sama dengan pertambahan jumlah uang beredar maka kurva
LM tidak bergeser. Karena tingakt equilibrium pendapatan nasional riil sama ketika tingkat
harga lebih besar sama dengan persentase pertambahan jumlah uang beredar. Sehingga
kurva permintaan agregat baru, AD1, terletak diatas kurva ADo dan jarak vertical antara
dua kurva permintaan agregat adalah pertambahan persentase pertambahan tingkat harga
sama dengan persentase pertambahan jumlah uang beredar, yaitu sebesar 10 persen yang
menggeser kurva permintaan agregat keatas.

 UPAH DAN PENAWARAN AGREGAT


Letak kurva penawaran agregat tergantung
SAS 1
pada tingkat upah. Pertambahan tingkat upah
menggeser kurva penawaran agregat jangka
SASo pendek kekiri. Persentase jangka vertical
TINGKAT
antara SASo dan SAS1 mengukur besarnya
HARGA persentase pertambahan tingkat upah.

Persentase
pertambahan
upah

Real GDP

 PENENTUAN UPAH
Tingkat upah riil equilibrium adalah tingkat upah riil ketika jumlah tenaga kerja
yang diminta sama dengan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Dengan kata lain,
saat jumlah pekerja sama dengan tingkat pengangguran alami. Apabila jumlah
tenaga kerja yang diminta melebihi jumlah yang ditawarkan maka tingkat upah riil
bertambah. Sebaliknya, jika tenaga kerja yang diminta lebih sedikit dari yang
ditawarkan maka tingkat upah riil berkurang.
Tingkat upah uang riil adalah tingkat upah riil dikalikan dengan tingkat
harga. Meskipun faktor-faktor pada pasar tenaga kerja mempengaruhi tingkat upah
riil, sebenarnya tingkat upah tergantung perjanjian pada pasar tenaga kerja. Untuk
menghasilkan tingkat upah riil konstan perubahan tingkat upah uang harus sama
dengan tingkat perubahan harga. Pada tingkat infalsi tertentu, jika tingkat upah uang
bertambah lebih cepat dari harga, tingkat upah bertambah. Jika pertambahan lebih
lambat maka tingkat upah akan berkurang.
Sehingga dapat disimpulkan, jika terjadi ekses demand tenaga kerja, tingkat
upah naik, tingkat upah uang bertambah lebih cepat dari inflasi. Sebaliknya, jika
62

terjadi ekeses supply tenaga kerja, tingkat upah berkurang dan pertambahan tingkat
upah uang lebih lambat dari inflasi.

 EKSPEKTASI INFLASI
Adalah tingkat inflasi yang diprediksi untuk beberapa waktu yang akan datang.
Kalangan tertenu berhasil membuat prediksi infalsi dimasa datang, mereka setuju
untuk menambah tingkat upah pada periode mendatang. Upah akan bertambah sama
dengan besarnya inflasi yang diprediksi ditambah atau dikurangi disesuaikan
tekanan permintaan pada padasar tenaga kerja. Pada akses demand, upah akan
bertambah melebihi tingkat inflasi yang diprediksi, pada ekses supply, upah akan
bertambah kurang dari inflasi yang diprediksi dan pada equilibrium, pertambahan
upah sama dengan tingkat inflasi yang diprediksi.

EQUILIBRIUM INFLASI
Equilibrium pada inflasi merupakan hasil dari perpaduan tiga faktor yaitu jumlah uang
beredar, tingkat upah dan perkiraan tingkat inflasi. Untuk menentukan tingkat inflasi,
harus membedakan antara inflasi yang diantisipasi dan yang tidak diantisipasi.

 INFLASI YANG DIANTISIPASI DAN TIDAK DIANTISIPASI


 Inflasi yang diantisipasi adalah sebuah proses dimana harga
naik pada tingkat yang diperkirakan yang disebabkan oleh semua ekonomi.
 Inflasi tidak diantisipasi adalah proses dimana naiknya harga
tidak sesuai dengan perkiraan.

 EQUILIBRIUM
SAS 1 Naiknya uang beredar 10 % menggeser
TINGKAT
HARGA kurva permintaan agregat keatas sebesar 10
SASo %. Karena inflasi telah diantisipasi, upah
Uang yang juga akan naik sebesar 10 %,
beredar
Harga menggeser kurva penawaran agregat keatas
naik naik 100%
dengan persentase yang sama. Tingkat harga
100%
AD1 juga naik 10 %, tetapi pendapatan nasional
riil tidak berubah.
ADo

Real GDP

TEORI KUANTITAS UANG


Adalah membahas tentang perubahan pada tingkat pertumbuhan uang beredar
menghasilkan perubahan persentase yang sama pada tingkat inflasi. Teori ini didasarkan
63

pada persamaan nilai tukar. Persamaan Nilai tukar merupakan banyaknya uang dikalikan
kecepatan perputaran uang atau sama dengan total pengeluaran.
Terdapat versi yang bekembang mengenai persamaan Nilai tukar yang
menunjukkan hubungan antara tingkat pertumbuhan. Tingkat pertumbuhan uang beredar
ditambah tingkat pertumbuhan kecepatan perputaran sama dengan tingkat pertumbuhan
pengeluaran. Pengeluaran dalam hal ini berasal dari perkalian tingkat harga dengan tingkat
pendapatan nasional riil. Sehingga tingkat pertumbuhan pegeluaran adalah tingkat inflasi
ditambah tingkat pertumbuhan pendapatan nasional riil. Dapat didefinisikan, tingkat
pertumbuhan uang beredar ditambah tingkat pertumbuhan cepatnya perputaran sama
dengan tingkat inflasi ditambah tingkat pertumbuhan pendapatan nasional riil.

Definisi ini kemudian menjadi teori dengan manambah beberapa asumsi. Dua
asumsi kunci yang menjadikan persamaan Nilai tukar menjadi teori kuantitas uang:
1. Kecepatan perputaran tetap
2. Pertumbuhan pendapatan nasional riil tidak tegantung pada pertumbuhan uang beredar

Definisi
Uang beredar M Tingkat pertumbuhan beredar
Perputaran V Tingkat pertumbuhan ……perputaran
Tingkat harga P Tingkat inflasi
GDP riil Y Tingkat pertumbuhan GDP

Persamaan Nilai tukar MV = PY


Tingkat pertumbuhan  + V =  + p
Teori kuantitas :
- Perputaran konstan, v = 0
- Riil GDP tidak tergantung tingkat uang beredar
Inflasi sama dengan pertumbuhan uang beredar minus pertumbuhaan riil GDP
=-P

MV = PY
M.V + M.V = P.Y + P.Y

M.V M.V P.Y P.Y


–––––– + –––––– = –––––– + ––––––
MV MV PY PY
M V P Y
–––––– + –––––– = –––––– + ––––––
M V P Y
 + V =  + P
64

INFLASI DAN SUKU BUNGA


 INFLASI DAN KURVA IS
Kurva IS merupakan hubungan antara suku bunga dan pendapatan nasional riil pada
saat injeksi yang direncanakan sama dengan leakages. Slope kurva IS mendatar karena
salah satu injeksi yang direncanakan yaitu investasi tergantung pada tingkat suku
bunga. Semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin rendah tingkat investasi yang
direncanakan.
Tetapi investasi tidak hanya tergantung pada suku bunga, juga tergantung pada
tingkat inflasi yang diantisipasi. Semakin tinggi inflasi yang diantisipasi semakin tinggi
potongan tingkat suku bunga untuk investasi. Dengan kata lain investasi tergantung
pada tingkat suku bunga riil, dari pada tingkat suku bunga nominal. Artinya, posisi
fungsi investasi dan kurva IS berubah ketika tingkat inflasi yang diperkirakan berubah.

 KURVA LM
Pada saat inflasi diantisipasi, baik uang beredar maupun tingkat harga bertambah pada
tingkat yang sama. Jika tingkat inflasi yang diantisipasi bertambah, jumlah riil yang
diminta berkurang pada jumlah uang nominal tertentu yang ditawarkan, tingkat harga
equalibrium bertambah. Selanjutnya, dengan jumlah uang riil yang lebih sedikir kurva
LM bergeser kekiri. Semakin tinggi tingkat inflasi yang diantisipasi, kurva LM akan
semakin jauh bergerser kekiri.

Kapasitas real GDP Pada tingkat inflasi yang diprediksi


bertambah perusahaan tertarik untuk invest
TINGKAT
HARGA
pada setiap tingkat suku bunga. Karena,
pengembalian modal bertambah pada saat
Tingkat inflasi tingkat pertumbuhan sama dengan tingkat
yg suku bunga. Kurva permintaan investasi dan
diperkirakan kurva IS bergeser, jarak vertical atnara ISo

AS1 dan IS1 merupakan tingkat inflasi yang


diperkirakan.
ASo

Real GDP
 EQUILIBRIUM
Inflasi Pada awalnya tidak terjadi inflasi.
LM1 Perekonomian digambarkan pada posisi
Suku LMo dan ISo dan tingkat riil GDP $600.
bunga Uang beredar mulai bartambah 5% per
LMo
tahun. Jika tingkat pertumbuhan
diantisipasi dan diharapkan maka kurva
Pertumbuhan IS bergeser keatas sebesar 5% ke IS1.
Uang Inflasi juga bertambah, tetapi awalnya
IS1

ISo

Real GDP
65

inflasi lebih cepat dari tingkat


pertumbuhan uang beredar sehingga
menggeser kurva LMo ke LM1.

PROBLEM BAB 11
Nomor 1:
Sebuah perekonomian mempunyai fungsi penawaran dan permintaan agregat jangka
pendek sebagai berikut :
Ya = - 1500 + 25P
Yd = 2000 – 25P
a. GDP riil dan tingkat harga :
Yd = Ya
- 1500 + 25P = 2000 – 25P
50P = 3500
P = 70
Y = 2000 – 25P
= 2000 – 25 (70)
= 250
GDP riil = GDP nominal / P
= 250/70
= 3,57
Jadi GNP riil pada keseimbangan full employment adalah 3,57
b. Jika jumlah uang beredar meningkat 10% dan peningkatan itu sudah diperkirakan,
bagaimana tignkat harga dan GDP riil.
Kenaikan jumlah uang beredar sebesar 10% dalam jangka pendek tidak akan
berpengaruh pada riil GDP, akan tetapi mempunyai dampak terhadap kenaikan harga
sebesar 10%, yang besarnya sama dengan persentase kenaikan jumlah uang beredar,
sehingga akan menggeser kurva ADo, ke AD1. Sedangkan besarnya pertambahan
jumlah uang beredar sebesar 10% ditunjukkan oleh jarak vertical kurva ADo dan AD1,
maka tingkat harga naik menjadi :
P = P0 + (P0 x 10 %)
= 70 + (70 x 10 %)
= 77

Tingkat
Harta Persentase
77 bertambahnya
uang beredar

70 AD1
66

ADo

Riil GDP

- Tingkat pertumbuhan uang beredar bertambah dari 4 % per tahun menjadi 6 % per
tahun dan perubahan ini telah diantisipasi

a. gambarkan efeknya pada kurva IS dan LM


Inflasi
LM1
Suku
bunga
LMo
6
r
Pertumbuhan
4 Uang
IS1
ISo

YO Y1
Real GDP

Pada kondisi awal perekonomian tidak terdapat inflasi, pada kondisi ini digambarkan
dengan kurva ISo dan LMo, tingkat suku bunga ro dan riil GDP Yo. Setelah terjadi
kenaikan uang beredar dari 4 % menjadi 6 % per tahun dan telah diantisipasi.
1. Untuk mengantisipasi inflasi yang lebih tinggi, swasta tidak melakukan investasi
pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi dari sebelumnya. Sehingga fungsi
investasi bergeser. Demikian pula kurva IS bergeser dari ISo ke IS1 sebesar
persentase pertambahan uang beredar.
2. Dengan bertambahnya jumlah uang beredar masyarakat akan mengantisipasi akan
naiknya tingkat suku bunga sebesar kenaikan persentase jumlah uang beredar,
sehingga permintaan akan uang akan berkurang. Dan tingkat harga akan bertambah
untuk mengurangi jumlah uang riil yang ditawarkan menjadi jumlah uang riil yang
diminta. Sehingga kurva LM akan bergeser ke LM1.
67

CHEPTER 12
INFLASI DAN SIKLUS BISNIS

DAMPAK PERUBAHAN YANG TIDAK DIANTISIPASI PADA PERMINTAAN


AGREGAT
 NAIKNYA INFLASI
Pada saat pertambahan permintaan agregat tidak diantisipasi, upah tidak akan
bertambah pada kenaikan harga yang diantisipasi. Permitaan agregat bertambah tetepai
tidak ada perubahan pada penawaran agregat jangka pendek. Hasilnya adalah naiknya
inflasi dan pendapatan nasional riil.
Kenaikan yang tidak diantisipasi sebesar 5 %
KENAIKAN UANG
BEREDAR TIDAK pada uang beredar menggeser kurva
Tingkat LAS
DIANTISIPASI permintaan agregat dari ADo ke AD1.
Harga Karena tidak diantisipasi upah tidak berubah,
sehingga kurva penawaran agregat tetap pada
SOSo
SASo. Tingkat harga naik lebih kecil dari 5%
dan pendapatan nasional riil naik ekonomi
mengalami kenaikan inflasi dengan
pendapatan riil cenderung naik.
AD1
ADo

Real GDP

 TURUNNYA INFLASI
Turunnya uang beredar yang tidak diantisipasi mengurangi permintaan agregat dan
menggeser kurva AD ke sebelah kiri ADo. Kurva AD yang baru terletak dibawah ADo,
jarak vertical antara keduanya merupakan besarnya persentase perubahan uang beredar.
Karena upah tidak bereaksi pada perubahan yang tidak diantisipasi kurva penawaran
agregat tetep pada SASo. Pendapatan nasional riil turun dibawah tingkat penawaran
agregat jangka panjang dan harga juga turun. Perekonomian mengalami penurunan
harga dan pengangguran.

DAMPAK PERUBAHAN PENAWARAN AGREGAT


 SHOCK SUPPLY, INFLASI DAN RESESI
Bagaimana shock penawaran dapat menaikkan inflasi dan membuat resesi ekonomi,
atau disebut dengan Stagflasi, adalah sebuah proses kenaikan harga dan turunnya
pendapatan nasional riil. Ada dua analisis dampak shock penawaran : pertama, kita
pelajari dampak shock penawaran pada pasar tenaga kerja, fungsi produksi jangka
pendek dan kurva penawaran agregat. Kedua, mempelajari bagaimana perubahan
68

penawaran agregat mempengaruhi permintaan agregat untuk menentukan inflasi dan


pendapatan nasional riil.
69

Awalnya, kurva penawaran agregat adalah SASo


LS dan kurva penawaran agregat jangka panjang
Tingkat LASo. Kondisi full employment adalah pada titik
Harga
A A (di semua gambar).
Shok penawaran agregat, seperti kenaikan produk
tenaga kerja dan menggeser kurva Ldo kekiri
B C
LDo menjadi LD1 (gambar a) dengan shok yang sama
D menggeser fungsi produksi jangka pendek dari
Pfo ke PF1 (gambar b). setelah shok penawaran,
LD1 jika tidak ada perubahan pada tingkat upah,
ekonomi pindah ke titik B. employement
berkurang ke n1, GDP riil turun ke y1 dan tingkat
harga tetap pada Po. Titik B terletak di kurva
Employment SAS1. jika harga naik ke P1, upah riil turun ke
Wo/P1, full employment pulih. Ekonomi pada
A titik C dan pada kurva 1AS1.
Real Untuk kembali pada tingkat employment awal,
GDP PFo
tingkat harga harus naik ke P2. kemudian
ekonomi bergerak ke titik D dan riil GDP naik
PF1 menjadi Y2.
D
C

LAS1
B
LASo
Tk SAS1
Harga
D
Employment
SASo
C

A
B

Real GDP
70

KURVA PHILLIPS
Kurva Philips dikemukakan petama kali oleh A.A. (Bill) Philips, setelah mempelajari
hubungan antara pengangguran dan tingkat perubahan upah di Inggris selama 130 tahun
yaitu antara 1860 sampai 1990. Philips menyatakan bahwa tingkat perubahan upah
berlawanan dengan tingkat pengangguran setiap tahun, dinyatakan bahwa semakin tinggi
tingkat pengangguran, semakin rendah tingkat perubahan upah. Dengan hubungan yang
erat antara perubahan upah dan inflasi, kurva Philips dikembangkan dari hubungan antara
perubahan upah dan pengangguran menjadi satu dengan hubungan antara inflasi dan
pengangguran. Di bawah ini adalah gambar kurva Phillips;

Kurva Phillips menunjukkan hubungan antara


Tingkat tingkat inflansi dan pengangguran, jika faktor
Inflasi dan dianggap tetap, semakin tinggi tingkat
pengangguran, maka tingkat upah akan semakin
rendah.

PC

Tingkat Pengangguran

KURVA PHILLIPS DAN INFLANSI YANG DIPERKIRAKAN


LPC
Naiknya permintaan agregat yang diantisipasi
Tingkat membuat inflasi diperkirakan pada full
Inflasi employment. Setiap tingkat inflasi dimungkinkan
pada full employment. Kurva Phillips jangka
panjang, LPC vertikal, menunjukkan hubungan
SPCo antara inflasi yang diantisipasi dan
pengangguran. Kemungkinan dalam hal ini
pengangguran adalah alami dan tingkat inflasi.
SPC1 Kurva SPC tergantung pada tingkat inflasi yang
diperkirakan. Memotong kurva LPC pada tingkat
Tingkat Pengangguran
inflasi yang diperkirakan. Apabila tingkat inflasi
yang diperkirakan naik maka kurva SPC bergeser
ke SPG1.
71

KURVA PHILLIPS DAN MODEL PENAWARAN DAN PERMINTAAN


AGREGAT
LAS LPC
a) d)
Harga SAS1 Inflasi
137,8
SASo
6
136,5
136,2 AD’1 5
AD1 SPC
4
ADo
Y 600 Y2 5 6 7
GDP Riil c) Tingkat Pengangguran
b) Tingkat
Penganggur
Tingkat 7 7
Penganggur
6 6
5
5

Hkm.Okun

Y1 600 Y2 5 6 7
GDP Riil Tingktat Penganggur

Model AD-AS dan kurva Phillpis memiliki cara yang sama dalam melihat suatu fenomena.
Gambar (a) menunjukkan kurva permintaan dan penawaran agregat. Dimulai dengan ADo
dan SASo, kenaikan permintaan agregat yang diantisipasi menggeser kurva ADo ke AD1.
Karena diantisipasi, upah juga naik, menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke
SAS1.
Gambar (b) meilustrasikan hukum okun, hubungan antara tingkat pengangguran
dan GDP riil. Gambar (c) menghubungkan gambar (b) dan (d) dimana gambar (d)
menunjukkan kurva phillips.
Jika permintaan agregat diharapkan naik ke AD1 tapi pada kenyataannya tetap di
ADo GDP riil turun ke Y1 dan inflasi turun menjadi 4% (harga naik menjadi 135.2) di
digambar (a). Pengangguran bertambah jadi 7 % dan ada pergerakan sepanjang kurva SPC
di gambar (d) dengan inflasi turun menjadi 4 % pertahun.
Jika permintaan agregat diharapkan naik ke AD1 tetapi ternyata naik ke AD1 GDP
riil aik ke Y2 dan tignkat harga ke 137.8 terdapat inflasi 6% gambar (a). hokum Okun
gambar (b) menyatakan bahwa GDP riil adalah Y2 dan tingkat pengangguran 5 %. Hal ini
72

diperlihatkan pada pergerakan sepanjang kurva SPC pada gambar (d) dengan tingkat
pengangguran turun menjadi 5 % dan inflasi naik menjadi 6 %.

KURVA PHILLIPS DAN TINGKAT PENGANGGURAN ALAMI


Bertambahnya tingkat pengangguran alami
menggeser kurva LPCo ke LPC1. dan juga
Tingkat
menggeser kurva SPCo ke SPC1 dan
inflasi
memotong kurva LPC1 pada tingkat inflasi
yang sama seperti kurva SPCo memotong
kurva LPCo.

SPCo
SPC1
Tingkat Pengangguran

PROMBLEMS
Soal Nomor 1 :
Suatu perekonomian yang tidak mengalami inflasi mempunyai permintaan agregat dan
penawaran agregat jangka pendek sebagai berikut :
Yd = 7500/P
s
Y = 1000 – (2500/P2)
a. Jika permintaan agregat yang tidak diperkirakan sebelumnya meningkat
sepertiganya, maka perubahan dalam tingka harga dan GDP riil adalah :
Syarat keseimbangan : Yd = Y8
750/P = 1000 – (250/P2)
1000 – 250/P2 – 7500/P = 0 dikalikan P2
2
1000 P – 750P – 250 = 0 dikalikan P2
4P2 – 3P – 1 = 0
73

Pada saat P1 =1 maka GDP riil = 750/1 = 750


P2 = 0,25 maka GDP riil = 750/-0,25 = - 3000
Jika permintaan agregat naik sepertiganya, maka
Yd = 1/3 (750/P) + 750/P
= 250/P + 750/P
= 1000/P

Syarat keseimbangan : Yd = Y5
1000/P = 1000 – (250/P2)
1000 – 250/P2 – 1000/P = 0  dikalikan P2
1000 P2 – 1000P – 250 = 0  disederhanakan 1/250
4P2 – 4P-1 =0

Pada sat P1 = 1,21 maka GDP riil = 1000/1,21 = 826,45


P2 = - 0,21 maka GDP riil = 1000/-0,21 = - 4761,90

Jadi perubahan GDP riil = 826,45 – 750 = 76,45


Tingkat harga

AS

1,21
1,00
AD1

ADo
GDP riil
750 826,45
74

Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa kenaikan permitnaan atgregat sepertiganya, akan
menggeser kerva AD ke kanan atas dari AD 0 ke AD1 sekaligus akan mengakibatkan
harga naik dari 1,00 menjadi 1,21 dan GDP riil juga mengalami kenaikan dari 750
menjadi 826,45 atau bertambah sebesar 76,45.

b. Jika permintaan agregat yang tidak diperkirakan sebelumnya terus meningkat


sepertiganya setiap tahun, maka kira-kira tingkat inflasi adalah :

Tingkat harga
LAS
P SAS
1,21
1,00
AD1

ADo

0 750 826,45 GDP riil

Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa keseimbangan baru terjadi dimana kurva
permintaan agregat (AD) memotong kurva pernawaran agregat jangka pendek (SAS).
Karena terjadinya inflasi maka harga naik sebesar 21 %, yaitu ari 1,00 menjadi 1,21
dan GDP riil naik dari 750 menjadi 826,45 atau bertambah sebesar 76,45. Jadi GDP riil
bergeser dari tingkat full employment menjadi di atasnya.
c. Jika pada soal (a) permintaan agregat tak terduga turun sepertiganya, maka
perubahan dalam tingkat harga dan GDP riil adalah :
Yd = -1/3 (750/P) + 750/P
= -250/P + 750/P
= 500/P
Syarat keseimbangan : Yd = Y5
2
500/P = 1000 – (250/P )
1000 – 250/P2 – 500/P = 0  dikalikan P2
1000 P2 – 500P – 250 = 0  disederhanakan 1/250
4P2 – 2P – 1 = 0
75

Pada sat P1 = 0,81 maka GDP riil = 500/0,81 = 617,28


P2 = 0,31 maka GDP riil = 500/-0,31 = - 1612,90
Jadi perubahan GDP riil = 617,28 – 750 = - 132,72 atau turun sebesar 132,72

AS

1,21
0,81
ADO

AD1
GDP riil
0 617,28 750
Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa penurunan permintaan agregat sepertiganya,
akan menggeser kurva AD ke kiri bawah dari AD 0 ke AD1 sekaligus akan
mengakibatkan penurunan harga dari 1,21 menjadi 0,81 dan GDP riil juga mengalami
penurunan dari 750 menjadi 617,28 atau turun sebesar 132,72.

d. Jika permintaan agregat terus turun (tak terduga) sepertiganya setiap tahun, maka
tingkat inflasi dalam perekonomian adalah :
P”1 – P1
Tingkat inflasi = ––––––––––– x 100 %
P1
0,81 – 1
= ––––––––––– x 100 %
1
= - 19 %

Jadi tingkat inflasi turun 19 %.Tingkat harga


SAS

1,00
0,81
ADO
76

AD1
GDP riil
0 617,28 750
Dari kurva di atas dapat dilihat bawa keseimbangan baru terjadi dimana kurva
permintan agregat (AD) memotong kurva penawaran agregat jangka pendek (SAS).
Karena terjadinya penurunan tingkat inflasi maka harga turun sebesar 19 %, yaitu dari
1,00 menjadi 0,81 dan GDP riil juga turun dari 750 menjadi 617,28.
77

CHAPTER 13
DEFISIT PUBLIK DAN PRIVAT DAN UTANG

FLOWS DAN STOCKS, KEDALA ANGGARAN, PINJAM – MEMINJAM


 FLOWS DAN STOCKS
Defisit merupakan flows, diukur dalam uang perunit waktu. Sebagai contoh, jika
pemerintah Kanada mempunyai defisit 36 milyar dollar tahun ini.
Utang merupakan stock, diukur dengan besarnya uang pada satu saat, contohnya,
kita mengukur utang pemerintah Kanada pada tanggal tertent, misalnya pada tanggal 31
Desember setiap tahunnya.
Defisit adalah flows yang menambah stock utang. Contohnya, selama 1993, pemerintah
Kanada memiliki difisit 32 milyar, yang menambah utang yang belum diselesaikan
pada akhir tahun 1993. Lawan dari defisit adalah surplus dan lawan dari utang adalah
asset. Ketika seseorang mempunyai defisit, utang mereka bertambah atau asset mereka
berkurang. Dan ketika surplus, utang mereka berkurang atau assetnya bertambah.

 SEKTOR MAKRO EKONOMI


Dalam mempelajari utang dan defisit dan dampaknya pada ekonomi makro, kita
bedakan menjadi 3 sektor :
 Pemerintah
Neraca anggaran pemerintah adalah sama dengan pendapaan dan pengeluaran
pemerintah. Pendapatan pemerintah terdiri dari pajak perseorangan, pajak badan
usaha, dan pajak tidak langsung seperti pajak penjualan, dan bunga pendapatan
investasi pemerintah dan perusahaan publik. Pengeluaran pemerintah terdiri dari
belanja barang dan jasa, pembayaran transfer, dan bunga pinjaman. Dan dapat
didefinisikan sebagai berikut :
Neraca Anggaran Pemerintah = T – G
G = belanja barang dan jasa pemerintah
T = Pajak + bunga pendapatan pemerintah transfer pembayaran – pembayaran
bunga utang
78

Apabila G>T, anggaran negatif atau defisit, dan apabila G<T anggaran postif atau
terjadi surplus.
 Swasta, sector swasta terdiri dari dua sector, yaitu rumah tangga dan dunia
usaha. Rumah tangga : neraca anggaran rumah tangga sama dengan saving
dikurangi investasi. Saving rumah tangga merupakan pendapatan berlebih dikarangi
dengan pengeluaran. Investasi merupakan belanja dan jasa yang dilakukan sector
rumah tangga, misalnya pembelian rumah baru.
Dunia usaha : neraca anggaran dari dunia usaha sama dengan saving dikurangi
investasi. Saving sama dengan profit dikurangi pajak dikurangi deviden dan bunga
pembayaran kepada sector rumah tangga. Investasi merupakan pembelian bangunan
baru, peralatan dan sebagainya yang berakibat pada perubahan inventory.
Neraca Anggaran Dunia Usaha = S – I
Apabila S>I terjadi surplus, sebaliknya apabila S<I terjadi defisit.

MEMINJAM UNTUK INVESTASI


Rumah tangga, swasta dan pemerintah minjam untuk investasi. Rumah tangga meminjam,
biasanya untuk kretid konsumsi. Pemerintah meminjam untuk membiayai pembangunan
kepentingan umum. Swasta digunakan untuk menambah bangunan, mesin dan inventaris.
Meminjam untuk investasi menyebabkan utang yang bunganya harus dibayar. Jika
pengembalian pada asset yang dibeli melebihi tingkat bunga utang, maka utang dapat
dikembalikan. Tetapi apabila Nilai investasinya buruk, dimana tignkat pengembalian asset
yang dibeli lebih rendah dari tingkat bunga, tidak hanya utang tidak dapat dibayar tetapi
juga semakin lama jumlah bunga yang harus dibayar akan lebih besar dari yang dipinjam .
Untuk pengeluaran yang tumbuh, salah satu
sektor (misalnya rumah tangga harus memotong
pengeluaran dibawah pendapatan dan
Pertumbuhan cepat
Pengeluaran
mendapatkan sisanya dalam bentuk pendapatan
dari bunga). Makin cepat pertumbuhan
Pertumbuhan pengeluaran membutuhkan pengorbanan lebih
Pengeluaran besar dari konsumsi.

Pengeluaran
Tetap
79

BAGAIMANA INFLASI MENGUBAH DEFISIT


Apabila anda meminjam untuk membeli mobil, anda akan setuju untuk mengembalikan
uang lebih banyak lebih dari tiga tahun mendapatang. Tetapi Nilai uang tersebut tergantung
pada tingkat harga. Ketika tingkat harga naik, maka Nilai riil utang yang belum dilunasi
akan berkurang atau peminjam untung dan yang mengembalikan rugi.
Demikian juga pemerintah, pada saat defisit, dan membiayai defisitnya dengan
menjual treasury bills and bonds yang dijanjikan dibayar nanti. Pada periode tiga bulan
atau jangka pendek meskipun tingkat inflasi tinggi, tingkat harga tidak akan banyak
mengalami kenaikan. Tetapi, apabila meminjam untuk 20 tahun atau jangka panjang Nilai
yang harus dibayar akan kembali tergantung pada harga yang naik selama periode tahun.
DEFISIT RIIL
Kita telah mengetahui defisit bertambah sesuai dengan banyaknya utang yang belum
dilunasi. Pada kenyataannya, Nilai utang yang belum lunas sama dengan defisit transaksi
berjalan. Sehingga defisit riil merupakan perubahan Nilai riil dari utang pemerintah yang
belum lunas.
Nominal defisit = Dt – Dt-1
Real defisit = (Dt/Pt) – (Dt-1/Pt-1)

INFLASI PAJAK
Inflasi pajak merupakan pajak yang dibayar implit oleh masyarakat pada saat Nilai uang
riil utang pemerintah berkurang karena naiknya harga. Karena masyarakat membagi inflasi
pajan, pemerintah menerima keuntungan inflasi pajak. Pada saat inflasi pajak menambah
penerimaan pemerintah, akan menghasilkan defisit riil pemerintah.

BERAPA BESAR SEHARUSNYA DEFISIT?


Pemerintah, swasta atau rumah tangga yang mengalami defisit berarti utangnya akan
semakin bertambah. Yang artinya akan lebih banyak membayar bunga utang, dimana
apabila factor lain dianggap sama akan menambah defisit lebih lanjut. Sehingga, defisit
80

yang terus-menerus akan semakin menambah defisit. Tetapi, lama-kelamaan, pendapatan


bertambah, begitu pula konsumsi dan kemampuan membayar bunga utang.

DINAMIKA DEFISIT – UTANG


Dalam mempelajari dinamika defisit dan utang kita fokuskan pada sector pemerintah.
Defisit utama (basic defisit) sector pemerintah adalah anggaran yang defisit di luar bunga
utang. Total defisit sama dengan basic defisit ditambah bunga utang.

APAKAH DEFISIT MERUPAKAN INFLASI


 UANG DAN UTANG PEMERINTAH
Uang dicetak oleh bank central, Untuk menciptakan uang bank central membeli utang
pemerintah. Sehingga bank central menyimpan bagian dari utang pemerintah yang
belum lunas dan ketika pemerintah membayar bunga utang, sebagian bunga tersebut
menjadi bagian bank central. Tetapi karena bank central tersebut merupakan milik
pemerintah maka pendapatan bank tersebut dibayarkan ke perbendaharaan negara dan
menjadi pendapatan negara. Sehingga, pemerintah tidak membayar bunga yang
disimpan pada bank central dan hanya membayar bunga yang disimpan pada bank
umum.
Dt = Bt + Mt
D = total utang pemerintah
B = utang pemerintah ditangan publik
M = Utang pemerintah di Bank Central
Utang pemerintah berubah sebesar bunga yang dibayar pada publik ditambah basic
difisit : Dt-I-Dt = rBt + zYr
Tetapi utang pemerintah juga sama dengan perubahan utang di publik ditambah
perubahan utang di bank central.
Dt-I-Dt = (Bt + I – Bt) + (Mt + I – Mt)
Bt-I – Bt = rBt + zYt – (Mt + I – Mt)
81

CHAPTER XIV
PILIHAN ANTAR WAKTU ; TABUNGAN, INVESTASI, DAN BUNGA
(S- I - R)

 Keputusan Individu guna menabung/ menginvestasikan didasarkan pada preferensi-


preferensi mereka dan kesempatan mereka mengenai konsumsi antar waktu.
Tabungan adalah suatu kegiatan mengkonsumsi lebih sedikit daripada pendapatan.

 Investasi adalah suatu tindakan yang benar – benar merubah potensi konsumsi
sekarang untuk menjadi pendapatasn dimasa yang akan datang. Keputusan –
keputusan ini saling berpengaruh di dalam pasar untuk menentukan rasio harga
antara hak –hak sekarang dengan klaim masa depan, P 0 / P1.Rasio ini juga
didefinisikan sebagai 1- r, dimana r adalah tingkat bunga yang menggambarkan
premi dari klaim masa sekarang atas klaim satu tahun kedepan.

 Di dalam pertukaran murni tanpa kesempatan produktif antar waktu, setiap individu
akan memiliki suatu pola konsumsi antar waktu yang disukainya yang dibatasi oleh
kendala kekayaan yang tertentu.

 Tabungan harus diimbangi dengan pinjaman oleh orang lain. Pada kesempatan
untuk berproduksi, orang akan memiliki suatu optimum produktif yang
memaksimalkan kekayaan, menentukan tingkat investasi mereka, bersama- sama
dengan solusi optimum konsumtif memaksimalkan utility yang menentukan tingkat
tabungan mereka.

 Teorema berlaku pada keadaan pasar yang bila pasar bagi klaim – klaim antar
waktu bersifat sempurna.

 Serangkaian proyek yang meningkatkan kekayaan yang memiliki suatu nilai tunai
yaitu V0. Pada masalah dua waktu yang sederhana, dalam pengertian pembangunan
Kas Z0 dan Z1, nilai tunainya dapat didefinisikan sebagai berikut : V0 Z0 + Z1 .
1-r
82

 Proyek Yang memiliki nilai tunai positif yang diterima, sedangkan nilai tukar
negatif ditolak.

 Tingkat Bunga Riil ( r ) adalah premi yang ada dipasar dengan adamya klaim –
kalim riil dimasa sekarang atas klaim – klaim riil dimasa depan.

 Tingkat Bunga r1 Adalah preewmi dari klaim – klaim moneter sekarang atas
klaim – klaim moneter masa depan.

 Premi yang kedua (r1) dipengaruhi oleh tingkast inflasi harga yang diperkirakan
akan terjadio a atau dapat didefinisikan sebagai berikut r1=r + a

 Potensi Waktu ialah pengharapan akan kenaikan pendapatan diwaktu yang akan
datang, menaikan tingkat bunga.Produktivitas Waktu ialah kesempatan investasi
yang memberikan keuntungan akan menaikan tingkat bunga, dan oleh karena
tingkat bunga yang nampak dalam suatu masyarakat biasanya adalah tingkat
bungan moneter r1. Perkiraan terjadinya inflasi juga akan menyebabkan kenaikan
tingkat bunga tersebut.

QUESTION :

Review Questions No. 2


Aggregat income, expenditure, dan produk selalu seimbang, karena :
Pada perekonomian yang sederhana dimana terdapat dua pelaku
ekonomi yaitu rumah tangga dan perusahaan. rumah tangga memperoleh
pendapatan dari menyewakan/memberikan faktor-faktor produksi kepada
perusahaan, perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi untuk
membuat suatu produk (barang dan jasa). Pendapatan yang diperoleh rumah
tangga dipergunakan untuk mengkonsumsi produk yang dihasilkan oleh
perusahaan. Sementara produk adalah nilai dari barang dan jasa.

a.Ketika output dinilai dengan biaya dari faktor-faktor produksi yang


dipergunakan untuk menhasilkan output, termasuk profit perusahaan itu
sama saja dengan pendapatan.
b. Ketika output dinilai dengan total jumlah pembelanjaan barang dan
jasa, termasuk investasi inventory, nilai produk yang terjual itu sama
saja dengan pengeluaran.
pengeluaran = pendapatan = produk
Review Questions No. 3
Pendekatan pengeluaran (expenditure) untuk mengukur GDP :
83

Pengukuran Pendapatan Nasional (GDP) melalui sisi pengeluaran dilakukan dengan


cara menjumlah seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh penerima pendapatan.
Pengeluaran tersebut meliputi :

a. Pengeluaran konsumsi ( C )
b. Pengeluaran Investasi ( I )
c. Pengeluaran Pemerintah ( G )

d. Selisih transaksi perdagangan internasional ( X – M )


Dalam kondisi equilibrium Pendapatan (Y) = Pengeluaran (E), sehingga bila
ditulis dengan menggunakan persamaan :
Y = C + I + G + X – M.
Review Question No. 16
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah Laju perubahan tingkat GDP
riil untuk satu tahun berikutnya, cara mengukurnya dengan menggunakan GDP riil
(harga konstan/dasar).

PERMASALAHAN :
1. Contoh-contoh kegiatan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari :
a. Stock
Simpanan uang bendaharawan di bank sebesar Rp.100 juta.
b. Flow
Penerimaan gaji seseorang setiap sebulan.
c. Factor income
Pendapatan pemerintah dari retribusi rumah makan.
d. Expenditure
Pengeluaran untuk pendanaan proyek Bagian Keuangan tahun ini sebesar Rp.200
milyar.
e. Intermediate transaction
84

Hasil padi tahun ini sejumlah 5 ton dikirim ke pabrik pembuatan tepung beras.
f. Asset
Kendaraan operasional Dinas Pemadam Kebakaran sebanyak 7 unit.
g. Liability
Kewajiban/tanggung jawab seorang pengusaha/produsen untuk membayar upah atas
penggunaan faktor produksi tenaga kerja.

2. Diketahui aktifitas perekonomian suatu negara pada tahun yang lalu sebagai berikut :
KETERANGAN JUMLAH ($)
Upah tenaga kerja 800,000
Pengeluaran konsumsi 650,000
Pajak rumah tangga 200,000
Subsidi 50,000
Total keuntungan perusahaan 200,000
Laba ditahan perusahaan 50,000
Investasi 250,000
Bunga yang diterima oleh rumah tangga 100,000
Sewa yang diterima oleh rumah tangga 40,000
Pajak yang dibayar perusahaan 50,000
Pembelian barang dan jasa oleh pemerintah 200,000
Ekspor barang dan jasa 250,000
Impor barang dan jasa 160,000
Depresiasi 50,000
85

a. Penghitungan GDP sisi pendapatan (income approach) berdasarkan harga pasar :


1. Upah tenaga kerja = 800,000
2. Total keuntungan perusahaan = 200,000
3. Laba ditahan perusahaan = 50,000
4. Bunga yang diterima oleh rumah tangga = 100,000
5. Sewa yang diterima oleh rumah tangga = 40,000
Jumlah …………………………………………………….. = $ 1,190,000

b. Penghitungan GDP sisi pengeluaran (expenditure approach) berdasarkan faktor


biaya :
1. Pengeluaran konsumsi = 650,000
2. Investasi = 250,000
3. Pembelian barang dan jasa oleh Pemerintah = 200,000
4. Selisih transaksi perdagangan internasional ( X – M )
(250,000 – 160,000) = 90,000
Jumlah …………………………………………………………. =$ 1,190,000
86
87

TUGAS EKONOMIKA MAKRO


REVIEW QUESTION

5. Apa yang mempengaruhi perubahan aggregate supply, baik pada aggregate


supply jangka panjang maupun jangka pendek ?

Aggregate suplly dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi yaitu : a.


Angkatan kerja;
b. Stok modal;
c. Teknologi; dan
d. Tingkat pengangguran.

Jika tingkat upah yang berubah atau harga faktor produksi lainnya, akan
menurunkan aggregate supply jangka pendek, hal ini ditunjukkan dengan menggeser
kurva SAS0 ke SAS1 namun tidak ada berpengaruh terhadap aggregate supply jangka
panjang (Long-run Aggregate Supply/LAS). (Gambar 1).

Peningkatan jumlah angkatan kerja, peningkatan stok modal dan pengembangan


teknologi yang meningkatkan produktifitas akan berpengaruh terhadap peningkatan
aggregate supply baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam grafik hal ini
akan ditunjukkan dengan pergeseran kurva long-run aggregate supply (LAS) ke kanan
dan kurva short-run aggregate supply (SAS) ke kanan bawah, hingga menemukan
equilibrium baru pada tingkat harga yang sama. (Gambar 2)

Gambar 1.

Long-run Aggregate Supply (LAS)

SAS1 Short-run Aggregate Supply

Tingkat
Harga P1 SAS 0

P0

O
GDP RIIL
88

Gambar 2.
LAS0 LAS1
SAS0

SAS1
Tingkat
P
Harga

O
GDP RIIL

7. Apa yang dimaksud keseimbangan ekonomi makro ? Jelaskan tiga macam


keseimbangan ekonomi makro yang dapat terjadi ?

Keseimbangan ekonomi makro adalah suatu situasi yang berkesesuaian dimana


jumlah GDP riil yang diminta sama dengan jumlah penawaran GDP riil yang tersedia.
Keseimbangan perekonomian dapat terjadi pada kondisi :
1. Keseimbangan pada kesempatan kerja penuh (full employment) yakni pada
kurva LAS (gambar a),
2. Keseimbangan dibawah full employment / unemployment yakni keseimbangan
disebelah kiri kurva LAS sehingga menghasilkan GDP gap (gambar b), atau
3. Keseimibangan diatas full employment (above full employment) yakni
keseimbangan disebelah kanan kurva LAS yang berarti GDP berada diatas
kapasitas (gambar c).

LAS0 LAS1

SAS GDP
Gap

AD

O O
GDP RIIL GDP RIIL
89

(a) (b)

LAS3

SAS

AD

O
GDP RIIL
(c)

10. Mengapa bentuk kurva aggregate supply jangka panjang vertikal ?

Karena dalam jangka panjang aggregate supply akan selalu melakukan penyesuaian
untuk kembali pada posisi semula, dimana perubahan-perubahan harga pada jangka
pendek tidak akan berpengaruh lama terhadap aggregate supply.
Dalam jangka panjang semua informasi tentang perubahan harga suatu produk akan
banyak diketahui sehingga akan terjadi tuntutan kenaikan biaya penggunaan faktor-
faktor produksi seperti upah tenaga kerja, sewa tanah dsb. Dengan demikian jika dalam
jangka pendek meningkatnya harga akan meningkatkan profit produsen dan
meningkatkan pula output atau produksinya (aggregate supply) namun dalam jangka
panjang hal itu tidak akan terjadi karena dengan adanya penyesuaian kembali biaya atas
faktor-faktor produksi maka tidak akan ada lagi profit untuk meningkatkan jumlah
output. Jadi pada akhirnya hanya harga yang berubah (naik) namun aggregate supply
akan tetap pada jumlah semula.
90

15. Apa pengaruh terjadi peningkatan tingkat akumulasi modal pada GDP riil
dan tingkat harga ?

Peningkatan akumulasi modal berpengaruh pada peningkatan angka GDP riil dan
penurunan tingkat harga, berarti terjadi perubahan/peningkatan pada LAS, pada gambar
ditunjukkan dengan pergeseran dari LAS 0 ke LAS1 (ke kanan). Hal ini juga akan
berpengaruh dengan peningkatan SAS, yang ditunjukkan dengan pergeseran dari SAS 0
ke SAS1 (kanan bawah). Equilibrium baru akan tercapai pada perpotongan antara kurva
SAS yang baru dengan kurva aggregate demand (AD). Kondisi ini akan
mengakibatkan meningkatnya GDP riil dan menurunnya tingkat harga.
LAS0 LAS1
SAS0

SAS1

P0
P1 GDP Gap

AD

O
GDP RIIL

21. Bandingkan penjelasan model Teori Klasik dan Teori Keynesian mengenai
terjadinya resesi ekonomi pada tahun 1980-an dan awal 1990-an.
Penjelasan Klasik
Terhambatnya pertumbuhan perekonomian pada tahun 1980-an dalam
pandangan ahli ekonomi makro klasik adalah akibat adanya perkembangan
teknologi yang secara khusus terlihat melalui penyebaran penggunaan teknologi
komputer pada sektor transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.
Hal ini mengakibatkan modal lambat terakumulasi karena digunakan dalam
proses perubahan teknologi. Sedangkan melambatnya pertumbuhan perekonomian
di awal tahun 1990-an lebih disebabkan adanya perubahan dalam persaingan
internasional yang dihasilkan dari pemotongan tarif melalui perjanjian/persetujuan
perdagangan bebas antara AS dan Kanada sehingga beberapa sektor menjadi lebih
kompetitif sementara yang lainnya menjadi kurang kompetitif terhadap produsen
AS. Akibatnya terjadi realokasi modal, yang dalam jangka pendek berakibat pada
menurunnya GDP riil.
91

Kesimpulan pendapat para ahli ekonomi makro klasik bahwa resesi/inflasi


yang terjadi merupakan hasil dari meningkatnya uang yang tersedia digabungkan
dengan fluktuasi GDP riil akibat adanya kekuatan-kekuatan yang nyata.
Penjelasan Keynesian
Resesi pada awal 1980-an akibat peningkatan tajam harga minyak dunia
yang ditambah pula dengan melambatnya pertumbuhan aggregate demand,
akibatnya sulit untuk meningkatkan riil GDP. Demikian pula perlambatan
pertumbuhan ekonomi pada awal 1990-an merupakan hasil dari pertumbuhan
aggregate demand yang melemah akibat penurunan persaingan international yang
tercipta dari adanya perjanjian/persetujuan perdagangan bebas dengan AS.

1. Informasi tentang perekonomian yang diberikan sebagai berikut :


Kurva AD adalah Yd = 600 – 50P
Kurva SAS adalah Ys = 50P
Kurva LAS adalah Ys = 300.
a. Berapa keseimbangan GDP riil dan tingkat harga? Bagaimana
cara menggambarkan equilibrium makro ekonomi ini ?
Equilibrium akan tercapai pada AD = SAS, dengan demikian :
600 – 50P = 50P
600 = 100P
P =6
Pada P = 6 maka AD = SAS = LAS = 300, berarti equilibrium terjadi pada kondisi
full employment.
Jadi kondisi equilibrium pada GDP riil = 300 dan tingkat harga = 6
LAS

12

10
SAS

4
AD

O 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600
GDP RIIL
92

b. Pengembangan teknologi meningkatkan AS sejumlah 30 unit,


berapa perubahan GDP riil dan tingkat harga ? Bagaimana anda
menggambarkan equilibrium makro ekonomi ini ?

Pengembangan teknologi akan berpengaruh terhadap LAS dan SAS, sehingga :


LAS = 300 + 30 = 330
SAS = 50P + 30

Equilibrium :
AD = SAS
600 – 50P = 50P + 30
570 = 100 P
P = 5,7
LAS

12 GDP Gap

10
SAS

5,7

AD

O 50 100 150 200 250 315 400 450 500 550 600 650
330
GDP RIIL

Pada P = 5,7 maka AD = 600 – 50 (5,7) = 315 = SAS < LAS.


GDP riil sebesar 315 atau naik 15 unit sedangkan tingkat harga menjadi 5,7 atau
turun 0,3 unit. Karena GDP Riil pada equilibrium lebih kecil dari LAS berarti
equilibrium terjadi pada kondisi dibawah full employment (un-employment) dan
terdapat GDP gap sebesar 330 – 315 = 15 unit.

c. Diawali dengan kurva AD dan AS semula, berapa perubahan


GDP riil dan tingkat harga jika AD meningkat 60 unit? Bagaimana anda
menggambarkan equilibrium makro ekonomi ini ?
AD = 600 – 50P + 60 = 660 – 50P
AD = SAS
660 – 50P = 50P
93

660 = 100 P
P = 6,6
LAS

GDP above capacity

13,2

10 SAS

6,6

4
AD

O 50 100 150 200 250 300 400 450 500 550 600 650
330 660
GDP RIIL
Maka AD = 660 – 50 (6,6) = 330 = SAS > LAS.
GDP riil menjadi 330 atau naik 30 unit dan tingkat harga menjadi 6,6 atau naik 0,6
unit. Karena GDP riil equilibrium lebih besar dari LAS berarti terjadi pada kondisi
di atas full-employment dan GDP berada diatas kapasitasnya.

d. Kenaikan upah menurunkan SAS 10 unit, berapa perubahan


GDP riil dan tingkat harga ? Bagaimana anda menggambarkan equilibrium
makro ekonomi ini ?
SAS = 50P – 10
AD = SAS
660 – 50P = 50P – 10
670 = 100 P
P = 6,7
LAS

GDP above capacity

13,2
SAS
10

6,7

4
AD

O 50 100 150 200 250 300 400 450 500 550 600 650
94

325 660
GDP RIIL
AD = 660 – 50 (6,7) = 325 = AS.
GDP riil menjadi 325 atau turun 5 unit (dari sebelumnya 330) dan tingkat harga
menjadi 6,7 atau naik 0,1 unit (dari 6,6). Karena GDP riil equilibrium lebih besar dari
LAS berarti terjadi pada kondisi di atas full-employment dan GDP berada diatas
kapasitasnya.

Jawaban soal no. 1 :

Komponen Aggregat Expenditure adalah :


a. Consumer Expenditure (Pengeluaran konsumen );
b. Investment (Investasi);
c. Government Purchases good and service (Kemampuan pemerintah dalam
penyedian barang dan jasa);
d. Export (Nilai ekspor).

Komponen yang penting adalah Consumer expenditure (pengeluaran konsumen) dan


Government purchases of good service (Kemampuan pemerintah dalam penyedian
barang dan jasa).
Komponen yang dengan cepat berubah adalah Investment dan service.

Jawaban soal no. 2 :

Fungsi konsumsi adalah :


suatu peryataan/fungsi yang menjelaskan tentang hubungan antara Variable tidak
bebas, yaitu pengeluaran untuk konsumsi (consumption expenditure) dengan
berbagai variable bebas yang menentukan konsumsi seperti pendapatan disposable
yang sedang diterima dan pendapatan sebelumnya serta kekayaan.

Yang memperkenalkan fungsi ini adalah John Maynard Keynes, dengan teorinya
“Keynes’s Consumption Function”.

Jawaban soal no. 3 :

Perbedaan antara pengeluaran konsumsi autonomous dengan pengeluaran


konsumsi induced adalah sebagai berikut :
95

 Pengeluaran konsumsi Autonomus selalu tetap pada setiap tingkat pendapatan.


Jadi berapapun tingkat pendapatan tidak akan mempengaruhi konsumsi,
merupakan intercept terhadap sumbu vertikal.
 Sedangkan pengeluaran konsumsi induced merupakan bagian dari pengeluaran
konsumsi yang sangat tergantung pada pendapatan (disposible income). Semakin
tinggi disposible income semakin besar pula tingkat konsumsi.

Secara ekonomi makro dapat digambarkan dengan fungsi konsumsi :


C = a + b (y – t)
a = pengeluaran konsumen otonom
b (y – t) = pengeluaran konsumen induced

Jawaban soal no. 5 :

Diketahui fungsi konsumsi c = a + b(y – to), turunan fungsi tabungannya adalah :

c = a + b ( y – to )
y = c + s + to atau s = y – t0 – c
maka :
s = y – t0 - a - b ( y – to )
s = - a + y – by – t0 – bt0
s = - a + (1 – b ) y – ( 1 – b ) t0
s = - a + (1 - b ) ( y – to )

Jawaban soal no. 14 :

Nilai Multiplier lebih dari satu, secara matematis karena nilai Multiplier
merupakan hasil bagi dari satu dibagi dengan MPS (1/MPS), dimana MPS adalah
mempunyai nilai antara 0 dan 1 ( 0 < MPS < 1 ), maka 1 dibagi dengan nilai < 1
akan menghasilkan > 1.
Misal : 1 / 0,5 = 2

Secara ilustrasi dapat digambarkan juga bahwa dalam perekonomian ternyata untuk
setiap pengeluaran (expenditure) sejumlah tertentu maka akan menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dari jumlah pengeluaran itu sendiri. Misalnya
jika pemerintah melakukan pengeluaran dengan membangun fasilitas pembangkit
listrik senilai Rp. 10 milyar di suatu daerah, maka roda perekonomian akan berputar
melalui berbagai sektor lapangan usaha mulai dari yang berkaitan dengan pemanfaatan
tenaga listrik seperti usaha percetakan/fotokopi, industri rumah tangga dll yang
menciptakan lapangan kerja bagi sejumlah orang sehingga memberikan pendapatan
bagi berpuluh atau beratus-ratus keluarga. Pendapatan ini kemudian dibelanjakan untuk
membeli kebutuhan rumah tangga seperti makanan, pakaian, buku dll, dengan
96

demikian memberi pendapatan pada para pemilik warung, penjual sayur-sayuran,


pemilik toko pakaian dst. Jadi terlihat bahwa dari pengeluaran pemerintah yang sebesar
Rp. 10 milyar tadi, dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berlipat. Inilah yang
secara logika menjelaskan mengapa angka pengganda (multiplier) akan selalu bernilai
> 1. Atau secara singkat dapat dikatakan bahwa multiplier akan selalu menghasilkan
pertumbuhan perekonomian yang lebih besar daripada perubahan yang terjadi pada
variabel yang mengakibatkan pertumbuhan itu sendiri.

Parameter yang menerangkan Multiplier pada perekonomian tertutup adalah :


Marginal Propensity to Consume (MPC) atau Equivalen Marginal Propensity to
Save. Semakin besar MPC semakin besar nilai Multiplier. Semakin besar MPS
semakin kecil Multiplier.

Jika b = Marginal Propensity to Consume

1–b = Marginal Propensity to Save

k=

Jawaban soal no. 15 :

Turunan Multiplier Kebijakan Fiskal untuk perekonomian tertutup adalah :


Y = C + I +G
c = a + b( y - t0 )

Y = a + b( y – to ) + I + G
Y = a + b y –bto + I + G
(1 –b)Y =a - bto+ I + G
Y = (a + bto + I + G)

a - bt0 + I + G adalah pengeluaran autonomous


Aktivitas pemerintah berpengaruh pada arus pendapatan dan pengeluaran serta
keseimbangannya. Pertama, pemerintah membeli barang dan jasa yang merupakan
komponen dari pengeluaran agregat dan suatu injeksi bagi arus. Kedua, pajak
merupakan pengambilan kembali dari sektor swasta dan suatu kebocoran dari arus.
Pajak juga membawa keretakan antara GDP dan pendapatan disposibel. Semakin
tinggi tingkat pajak, semakin rendah pendapatan disposibel pada tingkat GDP
97

tersebut. Jadi pajak berpengaruh pada hubungan antara pengeluaran konsumen dan
GDP riil.

Jawaban soal no. 24 :

Angka multiplier pada perekonomian terbuka lebih kecil dibanding


perekonomian tertutup, hal ini disebabkan :
impor adalah merupakan penjumlahan kebocoran sirkulasi keuangan dari
pendapatan dan pengeluaran. Sehingga karena adanya impor tingkat kebocoran
meningkat yang mengakibatkan nilai GDP riil pada perekonomian terbuka tidak
sebesar pada perekonomian tertutup. Dalam hal ini terdapat perputaran arus
pendapatan dan pengeluaran yang keluar dari suatu negara.

Multiplier Perekonomian Tertutup :

k =

Multiplier Perekonomian Terbuka :

k =

Contoh :

k =

k = 

k = 

k = 
98

Jawaban soal no. 2 :

Diketahui fungsi konsumsi Magic Land :


C = 10 + 0,9 (Y – t) billions

a. Slope dari fungsi konsumsi tersebut adalah = 0,9


b. Berapa titik potong pada sumbu tegak = 10
c. Jika konsumsi autonomus meningkat 1 milliar, maka perubahan fungsi
konsumsi tersebut :
C = 10 + 0,9 (y – t) + 1
= 11 + 0,9 (y – t)
maka :
titik penggal akan bergeser dari C ke C’ (ke atas).

C C' =11 + 0,9 (Y-t)

C = 10 + 0,9 (Y – t)

11

10

Y
d. Jika terjadi peperangan dan MPC turun menjadi 0,8, maka perubahan fungsi
konsumsinya :
C = 10 + 0,8 ( y – t )
maka slope akan bergerak kekanan bawah

C C =10 + 0,9 (Y-t)

C’= 10 + 0,8 (Y – t)

10

Y
99

awaban soal no. 3 :

Diketahui suatu fungsi konsumsi dalam perekonomian tertutup adalah :


C = 1 + 0,75(Y – t) Milyar
G = 1 Milyar
t = 1 Milyar
I = 0,5 Milyar

a) Real GNP at Expenditure Equilibrium (GNP riil pada keseimbangan pengeluaran)


adalah :
C = 1 + 0,75 + (y - t)
C = 1 + 0,75 + (y -I)
C = 1 + 0,75y – 0,75
C = 0,25 + 0,75Y
Y = C +I+ G
Y = 0,25 + 0,75Y + 0,5 + 1
0,25Y = 1,75
Y = 7 Milyar (GNP Riil)

b) Total Leakages/kebocoran adalah S + t


S = -a + (1-b)(Y-t)
= -1 + (0,75)(Y-1)
= -1 +Y – 1 – 0,75Y + 0,75
= 0,25(7) – 1,25
= 1,75 – 1,25
S = 0,50 Milyar

S + t = 0,50 +1
= 1,50 Milyar

c) Total Injeksi
Injeksi =I+G
= 0,50 + 1
= 1,50 milliar

Jadi Injeksi = Leakages


1,50 Milyar = 1,50 Milyar

d) Multiplier :

1. Multiplier Investasi :
100

kI = (1-t)

kI = (1-0)

kI =

kI = 4

2. Multiplier pengeluaran pemerintah :

kG =

kG =

kG =

kG = 4

3. Multiplier autonomous pajak :

kT =

kT =

kT =

kT = - 3

Jawaban soal no. 5 :

Diketahui fungsi : Rencana :


101

C = 1,7+0,8(Y-t) billions Investasi (I) = 2 billions


t = 0,1Y + 0,2 billions Government (G)= 1 billions
M = 0,06 + 0,1Y billions Eksport (X) = 1 billions
(a) Ep = Y
Ep = Cp + Ip + Gp
= (1,7+0,8Y-0,8T) +2+1
= 4,7+0,8Y-0,8T
= 4,7 +0,8Y-0,8(0,1Y+0,2)
= 4,7+0,8Y-0,08Y-0,16
= 4,7-0,16+0,8Y-0,08Y
= 4,54+0,72Y
0,28Y = 4,54
Y = 16,214 billion
(b) Marginal kebocoran =
Y =S+T+M
Y = -1,7 + 0,2Y - 0,2(0,1Y+0,2) + 0,06 + 0,1Y
Y = -1,64 + 0,3Y – 0,02Y – 0,04
Y = -1,68 + 0,28Y
0,72Y = -1,68
Y = -2,33

Maka : = = 14,37 %
(c) Investment Multiplier =

KI = = = = 5

Jawaban soal no. 6 :

Yang dimaksud dengan kurva I-S adalah kurva yang menunjukkan hubungan
antara GDP riil dengan tingkat bunga, dimana agregat pengeluaran (C+I+G)
sama dengan GDP riil, sehingga rencana injeksi sama dengan rencana kebocoran.

Jawaban soal no. 8 :

Kurva IS berslope negatif/menurun (downward), hal ini disebabkan penurunan tingkat


bunga menyebabkan kenaikan GDP riil (berlawanan arah) dan begitu juga sebaliknya,
dan membawa perekonomian pada keseimbangan pengeluaran dengan asumsi ceteris
paribus.
Persamaan I-S :
102

Y = C + I0 + G 0
Y = a + bY + I0 – hr + G0
(1–b)Y = a + I0 + G0 – hr
Y = (a + I0 + G0 – hr)

Jawaban soal no. 12 :

Yang dimaksud dengan kurva L-M adalah kurva yang menggambarkan hubungan
antara GDP riil dengan tingkat bunga dimana kuantitas uang yang diminta sama dengan
kuantitas uang yang ditawarkan.

Jawaban soal no. 14 :

Kurva L-M selalu berslope positif/menaik (upward) disebabkan peningkatan GDP riil
menyebabkan meningkatnya jumlah uang kas yang diminta untuk menjaga agar jumlah
permintaan uang sama dengan jumlah uang yang beredar, sehingga tingkat GDP riil
yang lebih tinggi memerlukan tingkat bunga yang tinggi pula.

Jawaban soal no. 19 :

Perubahan keseimbangan GDP riil dan perubahan tingkat bunga yang diakibatkan
oleh :
(a) Kenaikan jumlah uang beredar atau kenaikan penawaran uang mengakibatkan
GDP riil meningkat sedangkan suku bunga menurun.
(b) Kenaikan belanja/pengeluaran pemerintah mengakibatkan GDP riil meningkat
sedangkan suku bunga menurun.
(c) Kenaikan pajak mengakibatkan GDP riil menurun, sedangkan suku bunga
menaik.
(d) Kenaikan devisit anggaran pemerintah mengakibatkan GDP riil menaik,
sedangkan suku bunga menurun.
103

Jawaban soal no. 2 :

Anda diberikan informasi tentang sebuah perekonomian antara lain :


c = 100 + 0,8 (y – t) c = konsumsi
i = 500 – 50r i =investasi
g = 400 g = pengeluaran pemerintah
t = 400 t = pajak
r = suku bunga
y = GNP riil
a. Buatlah pentuk persamaan untuk Kurva IS ?
Jawaban :
Fungsi Konsumsi :
c = 100 + 0,8 (y – 400)
= 100 + 0,8y – 320
= 0,8y – 220
Persamaan kurva IS :
y = C+I+G
= 0,8y – 220 + 500 – 50r + 400
= 0,8y + 680 – 50r
y – 0,8y = 680 – 50r
0,2y = 680 – 50r
y = 10/2 (680 – 50r)
y = 3400 – 250r Persamaan Kurva IS
b. Pada suku bunga 5% pertahun, bagaimana keseimbangan pengeluaran agregat ?
Jawaban :
y = 3400 – 250 (0,05)
y = 3400 – 12,5
y = 3387,5
Jadi keseimbangan pengeluaran agregrat berada pada y = 3387,5

c Jika suku bunga jatuh antara 5 – 4 persen pertahun, apa yang dipilih bagi investasi
dan apa bentuk keseimbangan pengeluaran agregat ?
Jawaban :
i = 500 – 50r untuk r = 5%
i = 500 – 50(0,05)
i = 497,5

i = 500 – 50r untuk r = 4%


i = 500 – 50(0,04)
104

i = 498

Jawaban soal no. 4 :

Diketahui sebuah perekonomian memiliki kurva IS dan LM sebagai berikut :


Kurva I-S : Y = 2.800 - 100 r
Kurva L-M : Y = 2.000 + 50 r
Harga (P) : 100

(a) GDP riil equilibrium adalah apabila IS = LM

2.800 – 100 r = 2.000 + 50 r


-150 r = 800
r = 5,33

Y = 2.800 - 100 r
Y = 2.800 - 100 ( 5,33 )
Y = 2.800 - 533
Tingkat bunga Y = 2.267

Jadi GDP riil kesimbangan 2.267.


(b) Tingkat suku bunga keseimbangan adalah LM1 5,33 %.
(C) Satu titik pada kurva permintaan agregat artinya adalah pada saat harga turun
permintaan
r1 akan uang untuk spekulasi naik
LMatau
0 sebaliknya.
Nomor 2 :
Seandainya anggaran defisit pemerintah meningkat (g meningkat relative terhadap
t=pajak), bagaimana analisis IS-LM memprediksikan apa yang akan terjadi terhadap
tingkat bunga?r0(Suppose the government’s budget deficit increases
IS1 (g increases relative to
t). What does the IS-LM analysis predict will happen to the rate interest?)

Jawab : IS0

GDP riil
0 y1 y0 y’

tingkat harga

SAS

P1

P’

AD1
AD0

0 y1 y0 y’ GDP riil
105

Tingkat bunga (r)


Peningkatan pembelanjaan pemerintah atas barang dan jasa menggeser kurva IS ke kanan,
yaitu dar IS0 ke IS1. Hal ini juga menggeser kurva permintaan agregat (AD), dari AD 0 ke
AD1.Dengan tingkat permintaan yang tinggi LMGDP
0
riil meningkat ke y’ dan tingkat harga
meningkat ke P1.Tingkat harga yang lebih LM tinggi
1
menurunkan penawaran uang riil,
menggeser kurva r0 LM ke kiri, yaitu dari LM 0 ke LM 1 sehingga tingkat bunga meningkat
menjadi r1. Jadi dengan meningkatnya pembelanjaan LM2 pemrintah akan menyebabkan tingkat
bunga meningkat r1 pula.

Nomor 3 :
Tunjukkan efek analisa IS-LM dari peningkatan penawaran
IS uang terhadap tingkat bunga
dan GDP riil. Kondisi apa yang berperan hanya terhadap tingkat bunga ? (Show the effect
in the IS-LM analysis of an increases in the money supplyGDP on the
riil rate of interest and real
GDP. What conditions
0 would lead to only
y0 y1 y2 interest rates changing?)
Jawab : tingkat harga
Penambahan uang beredar mengakibatkan tingkat bunga menurun.Dengan turunnya tingkat
bnga akan merangsang peningkatan jumlah SASinvestasi. Peningkatan investasi akan
meningkatkan GDP riil.

P0
P1

AD1

AD0

GDP riil
0 y0 y1 y2
106

Meningkatnya penawaran uang menggeser kurva LM0 ke LM2 dan peningkatan pada
tingkat harga akan menggeser kurva LM2 ke kurva LM1. Pada permintaan agregat,
peningkatan penawaran uang akan menggeser kurva AD ke kanan atas. Jadi Pergeseran
kurva Lm ke kanan akan menggese posisi keseimbangan perekonomian pada tingkat bunga
yang lebih rendah dan tingkat GDP riil lebih tinggi.Menurunnya tingkat bunga
mengakibatkan peningkatan rencana investasi, meningkatnya investasi akan merangsang
(menstimulasi) permintaan agregat menjadi meningkat, terlihat pada pergeseran AD ke
kanan (AD0 ke AD1).

Problem
Anda diberikan informasi ekonomi sebagai berikut :

C = 100 + 0.8 ( y - t)
i = 500 – 50r
g = 400
107

t = 400
Md/P = 0,2y + 500 - 25r

Tingkat harga tetap = 1  P = 1


Penawaran Uang = 520  Ms = 520
(c = consumption; i = investment; g = government purchases; t = taxes; r = interest rate;
Md = demand for money; P = price level; y = real GDP)

1. Hitunglah keseimbangan GDP Riil dan tingkat bunga


IS  y = ( n + io + g - bt – hr )

= ( 100 + 500 + 400 – 0,8(400)

– 50r ) = 5 (680 – 50r )


y = 3400 – 250r

LM  y =

y =

y = 5 ( 20 + 25r )
IS = LM
3400 – 250r = 100 + 125r
r =
r = 8,8
y = 100 + 125 (8,8)
= 100 + 1100
= 1200
Jadi GDP riil = 1200 dengan tingkat suku bunga 8,8%.
4. Bank sentral menambah satu unit uang beredar.
a. Hitunglah perubahan pengeluaran aggregat
M1 = Mo + 1
= 520 + 1
= 520

LM  Md/p = 0,2y + 500 + 25r


521 = 0,2y + 500 – 25r
0,2y = 521 + 500 – 25r
108

0,2y = 21 + 25r
y = 105 + 125r
Equilibrium LS = LM
3400 – 250r = 105 + 125r
-250 - 125r = 3400 – 105
375r = 3.295
r1 = 8,786

y = 3400 – 250r
= 3400 – 250 (8,786)
= 3400 – 2196,5
= 1203,5

b. Seberapa jauh pergeseran kurva aggregate demand


y = yo – y1
= 1200 – 1203,5
= -3,5
P
SAS

SAS”

AD’
AD

0 y y’ y(GDP Riil)
Karena harga tetap (fixed), jauhnya pergeseran kurva AD hanya ditentukan oleh
pergeseran kurva LM akibat penambahan jumlah uang beredar yang kemudian
menentukan nilai GDP Riil equilibrium yang baru (y’). Jadi jauhnya pergeseran
kurva AD = jarak y ke y’ yakni sebesar 3,5
c. Berapa perubahan tingkat bunga dan investasi
r = ro – r1
= 8,8 – 0,786
= 0,014

i1= 500 – 50r


= 500 – 50(8,786)
= 500 – 439,3
= 60,7
109

I = io – i1
= 60 – 60,7
= -0,7

i = io – i1
= 50 – 60,55
= -0,55

d. Berapa perubahan pengeluaran konsumen


yd = yo – to
= 1200 – 400
= 800

= Ydo – Yd1
= 800 – 797,25
= 2,75

y1d = Y1– t1
= 1198,25 + 401
= 797,25

Pengeluaran konsumsi C1 = 100 + 0,8 (y1 - t1)


= 100 + 0,8(797,25)
= 100 + 637,8
= 737,8
C = Co – C1
= 740 – 737,8
= 2,2

e. Anggaran Pemerintah tidak berubah.

5. Pemerintah meningkatkan pembelian barang dan jasa sebanyak 1 unit


a. Hitunglah perubahan pengeluaran aggregate.
G = Go + E  E adalah tambahan pengeluaran pemerintah
= 400 + 1
= 401
Karena pengeluaran pemerintah mempengaruhi IS maka :
IS  Y = C + I + G

Y = 100 + 0,8 + (y+t) + (500 – 50r) + 401


Y = (100 + 0,8 Y – 0,8t) + 901 – 50r
Y = 100 + 0,8Y – 320 + 901 – 50r
110

Y = 681 + 0,8Y – 50r


0,2 Y = 681 – 50r
Y = 3405 – 250r  fungsi IS yang baru

Apabila : IS = LM, maka :


3405 – 250r = 100 + 125r Y= 100 + 125r
-375r = 100 - 3405 Y= 100 + 125(8,813)
375r = 3305 Y = 100 + 1101,75
r = 8,813 Y = 1201,75

b. Pergeseran kurva aggregate demand


y = yo - y1
= 1200 – 250(8,813)
= -1,75
Jadi perubahan pengeluaran Aggregat karena adanya tambahan belanja
pemerintah 1 unit menjadi = 1201,75, dengan tingkat suku bunga = 8,813 %.

c.Berapa perubahan tingkat bunga dan investment.


r = ro – r1
= 8,8 + 8,813
= 0,013  Perubahan tingkat bunga

I = 500 – 50r
= 500 – 50 (8,813)
= 500 – 440,65
= 59,35

I = 60 – 59,35
= 0,65  Perubahan jumlah investasi

d Investasi tidak Crowdingout karena setelah pengeluaran pemerintah naik 1 unit


investasi turun 0,65 unit

Soal Nomor 16 :
Apa yang dimaksud dengan Teori Purchasing Power Parity ? Apa yang diprediksikan ?
(What is the purchasing power parity theory? What are its predictions?).

Jawab :
Suatu teori penetapan nilai tukar (exchange rate) yang mendefinisikan bahwa dalam
suatu sistem nilai tukar yang mengambang (floating exchange rate system), nilai
tukar menyesuaikan diri untuk menyeimbangkan perbedaan tingkat inflasi di antara
negara-negara yang merupakan mitra dagang untuk memperbaiki keseimbangan
neraca pembayaran (balance of payment equilibrium).
111

Teori Purchasing Power Parity menyatakan bahwa dalam jangka panjang, nilai tukar
antara mata uang 2 negara akan berlaku Purchasing power parity. Dimana maksud
dari Purchasing power parity adalah kondisi dimana nilai uang dari satu negara
adalah sama dengan nilainya dinegara lain.
Teori ini memprediksikan nilai tukar antara mata uang 2 negara akan sebanding
dengan daya belinya (Purchasing power parity berlaku ) dalam jangka panjang, nilai
tukar riil akan sama dengan 1. Daya belinya sendiri ditentukan oleh tingkat bunga.
Teori Purchasing power parity mengimplementasikan bahwa dalam jangka panjang,
mata uang suatu negara akan berubah nilainya tangkat yang sama dengan perbedaan
tingkat inflasi antara 2 negara.
Teori ini juga mengestimasi bahwa perbedaan tingkat inflasi membawa pada
kompensasi perubahan nilai tukar. Akan tetapi, mungkin juga bahwa nilai tukar yang
mengubah dirinya sendiri (sesuai pasar) dapat membawa pada perbedaan tingkat
inflasi jika, misalnya permintaan impor lebih inelastis terhadap harga, maka suatu
depresiasi nilai tukar dapat mengakibatkan suatu peningkatan pada inflasi dalam
negeri.

Soal Nomor 17 :
Apa yang dimaksud dengan Teori Interest Rate Parity (IRP)? (What is the interest rate
parity theory?).

Jawab :
Teori ini berlaku ketika investor menyamakan tingkat pengembalian tanpa
memperhatikan mata uang yang dipinjam dan dipinjamkan. Teori yang
memprediksikan tingkat pengembalian (return) asset yang dimiliki dalam berbagai
mata uang sama dengan nilai harapan depresiasi/apresiasi mata uang dalam
perhitungan. Teori ini juga memprediksikan, kurs akan menyesuaikan dari jam ke
jam, hari ke hari, untuk meyakinkan IRP berlaku. Yang dimaksud IRP adalah kondisi
dimana investor membuat tingkat pengembalian yang sama tanpa memperhatikan
mata uang dimana mereka meminjam dan meminjamkan. Interest rate dimaksud
adalah jumlah tertentu bunga yang harus dibayarkan peminjam kepada pemberi
pinjaman atas sejumlah uang tertentu.
Teori IRP ini didasarkan atas pemikiran bahwa investor akan selalu berusaha untuk
mendapatkan tingkat pengembalian yang terbaik yang bisa didapat. Teori IRP tidak
secara nyata menerangkan yang mana dari tingkat bunga atau nilai tukar yang
menyesuaikan untuk membuat tingkat pengembalian menjadi sama.
Soal Nomor 17 :
Jelaskan mengapa Kurva IS dalam perekonomian terbuka dengan nilai tukar tetap lebih
curam dibanding dengan kurva IS dalam praktek perekonomian tertutup? (Explain why the
IS curve I an open economy with a fixed exchange rate is steeper than the IS curve in a
closed economy.)

Jawab :
112

Kurva IS yang lebih curam ini terjadi karena perubahan GDP riil dalam negara
mempengaruhi perubahan dalam import. Ini menyebabkan efek multiplier dari
perubahan pengeluaran autonomus lebih kecil dibanding perekonomian tertutup.

Contoh :
Jika terjadi suatu peningkatan pada tingkat suku bunga, maka investasi akan turun
dan melalui efek multiplier pengeluaran aggregate dan GDP riil juga akan turun.
Tetapi efek multiplier lebih kecil pada perekonomian terbuka karena tambahan
pengeluaran melalui import bocor keluar negeri. Karena keseimbangan GDP riil
kurang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga dalam perekonomian terbuka
dengan sistim nilai tukar tetap dibandingkan perekonomian tertutup.

Interest rate
(percent per year)

IS (closed economy)
IS (open economy
Fixed exchange rate)

0 Real GDP

Problems
Problem Nomor 2 :
Buatlah neraca pembayaran dari perekonomian hipotesis item :

Jenis $million
- Capital imports 2000
- Interest received from abroad 800
- Exports of goods and services 1000
- Capital exports 1800
- Gifts made to foreigners 100
- Imports of goods and services 1100
- Interest paid abroad 700
113

Balance of payments
a. Current account
- Exports of goods and services 1000
- Imports of goods and services 1100 -
Net Exports -100
- Interest received from abroad 800
- Interest paid abroad 700 -
Net income from foreign investments 100
- Gifts made to foreigners (unilateral transfers) -100 +
Net current account -100
b. Capital account
- Capital imports 2000
- Capital exports 1800 -
Net capital account 200 +
c. Official settlements account 100

Jadi, terdapat balance of payments surplus (kelebihan neraca pembayaran) sebesar


Interst rate (% peryear)
$100 million.
Problem Nomor 11 : LM0 LM1
Gambarkan pengaruh dari keadaan ekonomi sebagai berikut, dengan menggunakan nilai tukar/kurs
tetap (fixed exchange rate) :

(a) Kebijakan rEkspansi


0 fiskal berupa penambahan pengeluaran belanja pemerintah atas barang
dan jasa, mengakibatkan kurva IS bergeser ke kanan dari IS 0 menjadi IS1 dan memotong
kurva LM pada LM0. Tingkat bunga naik menjadi 4 % per tahun dan GDP riil naik menjadi
y1, keseimbangan baru berada pada titik E1.
rE IRP
Peningkatan pembelanjaan pemerintah (G), yang akan menggeser IS dari IS 0 ke IS1. Tetapi
karena interest rate parity maka tidak ada penurunan tingkat bunga. GDP riil meningkat,
impor meningkat dan ekspor tidak mengalami perubahan sehingga net ekspor menjadi
negatif. Jadi implikasi dari peningkatan G pada fixed exchange adalah ekspansi GDP dan
penurunan sektor perdagangan internasional.
IS0 IS1

0 Y0 YE Y1 Real GDP
Net Export

0 Real GDP

NX
114

(b) Sebagaimana halnya Kebijakan Ekspansi fiskal pada nomor (a) di atas, kebijakan
berupa pengenaan/penambahan pajak, mengakibatkan kurva IS bergeser ke kanan
dari IS0 menjadi IS1 dan memotong kurva LM pada LM 0. Tingkat bunga naik
menjadi 4 % per tahun dan GDP riil naik menjadi y 1, keseimbangan baru berada
pada titik E1.

Peningkatan pajak bekerja seperti peningkatan G dengan arah yang berlawanan.


Kenaikan pajak akan menggeser kurva IS ke kiri yaitu dari IS0 ke IS1. Karena
Interst ratepada
keseimbangan (% peryear)
perekonomian terbuka adalah perpotongan dengan garis IRP
maka tidak terjadi perubahan tingkat bunga. Ini akan berakibat pada penurunan
LM1 LM0
GDP riil dan adaanya peningakatan ekspor yang berdampak pada kenaikan net
ekspor (sektor perdagangan internasional positif).

rE IRP

r1

IS1 IS0

0 Y1 YE Y0 Real GDP
115

(c) Penambahan jumlah uang beredar, sebagai akibat dari tingginya tingkat bunga di
dalam negeri, mengakibatkan kurva LM bergeser ke kanan menjadi LM 1 dan
memotong kurva IS pada IS1, tingkat bunga turun kembali pada garis IRP menjadi
sebesar 3 % dan GDP riil naik menjadi 1000. Sehingga keseimbangan terjadi pada
titik E2.

Interest rate (% peryear)

LM0 LM1

rE
IRP

IS

0 Y0 Y’ Y1
116

(d) Dimisalkan pendapatan riil dunia mengalami kenaikan dari y 1 menjadi 1000 mengakibatkan
tingkat bunga turun dari dari 4 % menjadi 3 %, uang beredar dari perekonomian luar negeri
masuk ke perekonomian dalam negeri, karena diharapkan akan mendapatkan pendapatan
bunga yang lebih tinggi di dalam negeri, sehingga menggeser kurva LM dari LM 0 ke LM1
dan memotong kurva IS1 pada titik keseimbangan baru E2.
Interest rate (% peryear)

rE IRP

IS0 IS1
(e) Dimisalkan tingkat bunga dunia mengalami kenaikan dari 3 % menjadi 4 %
mengakibatkan uang beredar keluar dari perekonomian dalam negeri ke
perekonomian 0 luar negeri, Ykarena
0
diyakini
Y1 akan mendapatkan
Real GDP pendapatan bunga
yang lebih tinggi di luar negeri, sehingga menggeser kurva LM dari LM 1 ke LM0
dan memotong kurva IS1 pada titik keseimbangan baru E1, terjadi penurunan GDP
riil dalam negeri menjadi y1.
Interst rate (%peryear)
Peningkatan pendapatan riil luar negeri akan menggeser kurva IS ke kanan ( IS0 ke
IS 1). Dengan meningkatnya pendapatan riil luar negeri berarti konsumsi impor
mereka akan meningkat atau ekspor negara kita akan meningkat. Jadi net ekspor
akan meningkat dan GDP riil dalam negeri akan meningkat.

rE IRP

IS0 IS1

0
Y0 Y1 Real GDP
117

Review Questions
Soal Nomor 3 :
Jelaskan Model Pertumbuhan Neoklasik, dan apa yang menentukan? (Describe the
neoclassical growth model. What does this model determine).

Jawab :
Model Pertumbuhan Neoklasik ini menentukan rata-rata tingkat pertumbuhan dari GDP
Riil, konsumsi, saving, investasi, dan model per orang, tapi dalam hal ini, pertumbuhan
populasi dan perubahan teknologi adalah faktor exogen. Model Pertumbuhan Neoklasik
memprediksikan kondisi Steady State tingkat pertumbuhan dan GDP riil sama dengan
tingkat pertumbuhan penduduk ditambah tingkat perubahan teknologi. Rata-rata
pertumbuhan tidak tergantung pada tingkat saving. Semakin tinggi tingkat tabungan,
semakin tinggi tingkat GDP Riil dan modal per orang tapi bukan pada tingkat
pertumbuhannya. Dalam model ini, konsumsi per orang adalah maksimal, yang disebut
118

tercapainya “golden rule”, jika Marginal Product of Capital sama dengan tingkat rata-
rata pertumbuhan populasi.
 Modal/Kapital per orang meningkat jika investasi per orang melebihi tingkat
pertumbuhan penduduk. Dan modal/kapital per orang akan menurun jika
investasi per orang lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk. Serta
Modal/kapiltal per orang akan konstan jika investasi per orang sama dengan
tingkat pertumbuhan penduduk, dalam kondisi ini disebut : Steady State.
 Stok modal per orang akan konstan jika investasi per orang sama dengan tingkat
pertambahan penduduk dikalikan modal per orang.
Atau dengan persamaan :

 Pada kondisi Steady State :


 Peningkatan tabungan (Saving rate ) akan menghasilkan kondsi steady
state bary, yang mana Modal, konsumsi, tabungan dan GDP riil pe rorang
akan lebih besar, tetapi tingkat pertumbuhan GDP riil sama dengan
tingkatpertumbuhan populasinya. Jadi tingkat pertumbuhan tidak
tergantung pada tingkat tabungan, tetapi peningkatan tabungan secara
temporer akan meningkatkan laju pertumbuhan.
 Penurunan laju pertumbuhan penduduk, akan menyebabkan peningkatan
pendapatan dan modal per orang.
 Konsumsi per orang pada kondisi maksimal dan kondisi ini disebut
Golden Rule, yaitu jika Marginal produk dari Modal saama dengan laju
pertumbuhan penduduk.

Soal Nomor 12 :
Apa yang dimaksud dengan eksternalitas dan jelaskan mengapa Economywide
Knowledge adalah eksternalitas. (What is an externality? Explain why economywide
knowledge is an externality).

Jawab :
Eksternalitas adalah merupakan manfaat (keuntungan) atau biaya (kerugian) yang
tidak tercermin dalam harga yang dinikmati atau ditanggung oleh satu agen ekonomi
sebagai hasil dari aktivitas agen ekonomi lain. Atau juga merupakan suatu akibat
yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilakukan oleh agen/beberapa agen
ekonomi lain.
119

Economywide Knowledge (aggregate) adalah jumlah seluruh pengetahuan yang


dimiliki oleh setiap perusahaan atau setiap pekerja. Economywide Knowledge adalah
eksternalitas, karena ketika satu perusahaan menginvestasikan sumberdaya dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi, pada waktu yang bersamaan akan mendorong
kemungkinan produksi dari seluruh perusahaan lain pada perekonomian akan menjadi
lebih baik. Dan untuk perekonomian secara keseluruahn akan terjadi peningkatan
penerimaan / returns dari ilmu pengetahuan tersebut.
Ketika perusahaan menentukan berapa banyak pengetahuan yang diakumulasi, maka
perusahaan tersebut akan mengevaluasi akibat yang timbul terhadap keuntungan
perusahaannya, dan juga pengaruh terhadap perusahaan lain. Maka economywide
disebut mempunyai pengaruh external.

Problems

Diketahui :
fungsi produksi per kapita suatu perekonomian adalah
(y/n) = (k/n) – 0,2 (k/n) 2
Marginal propensity to consume (MPC)= 0,9 dan tingkat pertumbuhan penduduk 5
persen per tahun.
Ditanyakan :
a. Kurva tabungan
b. Garis steady state investasi
c. Akumulasi kapital/modal
d. Steady state modal per orang
e. Jika kapital per orang 1, jelaskan mengapa kapital per orang meningkat
f. Jika capital per orang 3, jelaskan mengapa capital per orang menurun.

Jawab :
Jika MPC = 0,9 maka MPS = 1 – 0,9 = 0,1
 Jadi fungsi saving = - a + 0,1 y merupakan fungsi investasi = k/n
 n/n = 0,05
 k/n = n/n (k/n)
 0,1 y/n = 0,05 k/n
 0,1 (k/n) – 0,2 (k/n) 2 = 0,05 k/n
 0,1 k/n – 0,02 (k/n) 2 = 0,05 k/n ( dikalikan 10 )
 k/n – 0,2 (k/n) 2 = 0,5 k/n (dikalikan 1/(k/n)
 1 – 0,2 k/n = 0,5
 0,2 k/n = 0,5
 k/n = 2,5 ( kapiltal per orang )

(y/n) = (k/n) – 0,2 (k/n) 2


(y/n) = 2,5 – 0,2 ( 2,5 ) 2
120

(y/n) = 1,25 (GDP riil pr orang )

Jika diketahui S = - a + 0,1 y, berarti tabungan (saving ) :


S = 0,1 y
S = 0,1 x 1,25
S = 0,125 (tabungan per orang)

Keterangan Gambar :

1,5

PF
1,25

1,0

0,75

0,5 Akumulasi Modal dari Saving

0.25 SS
0,125 A S B

0 0,25 0,5 0,75 1,0 1,25 1,5 1,75 2,0 2,25 2,5 2,75 3,0

d. Pada kapital per orang = 1, investasi melebihi jumlah yang diperlukan untuk
mempertahankan kapital per orang dalam kondisi konstan, sehingga capital
meningkat sebesar A.
e. Pada kapital per orang = 3, tabungan dan investasi kurang dari jumlah yang
diperlukan untuk mempertahankan kapital dalam kondisi konstan, sehingga
kapital menurun sebesar B.
121

GDP Riil

Y Fungsi
ΔY produksi

Δn
Soal Nomor 6 :
Jelaskan mengapa kurva permintaan tenaga kerja berslope menurun (miring ke bawah).
Kondisi apa yang meningkatkan permintaan tenaga kerja? (Explain why the demand for
labour curve slopes downward. What conditions increase the demand for labour?)

Jawab :
Permintaan tenaga kerja ditentukan oleh Marginal Product of Labour, yang merupakan
hubungan0antara jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan
n dengan tingkat upah riil.
Kurva permintaan
Employment tenaga kerja berslope miring ke bawah karena kurva permintaan tenaga kerja
mencerminkan Marginal Product tenaga kerja yang menurun (diminishing marginal product of
labour), dimana MPL mencerminkan tingkat produktivitas dari tenaga kerja tersebut (Q/L).
Upah riil

W/p

DL
122

Slope fungsi produksi jangka pendek mengukur MPL (peningkatan output sebagai
akibat penambahan 1 unit tenaga kerja).Slope ini tidak konstan. Awalnya curam, lama
kelamaan menjadi semakin landai yang menunjukkan MP L menurun. Perusahaan akan
menambah jumlah tenaga kerja yang digunakan sampai tingkat dimana MPL = upah riil.
Semakin rendah upah riil semakin besar kuantitas tenaga kerja yang digunakan. Jadi
kurva permintaan tenaga kerja berslope menurun.
Kondisi yang meningkatkan permintaan tenaga kerja adalah :
 Upah riil yang rendah
 Akumulasi modal yang meningkat
 Perubahan teknologi ke jenjang yang lebih tinggi.

Soal Nomor 7 :
Jelaskan mengapa kurva penawaran tenaga kerja berslope menaik (miring dari bawah ke
atas). Faktor apa saja yang menggeser kurva penawaran tenaga kerja? (Explain why the
123

supply for labour curve slopes upward. What factors shift the increase the demand for
labour?)

Jawab :
Kurva penawaran tenaga kerja menunjukkan hubungan yang positif antara jumlah
tenaga kerja yang ditawarkan dengan tingkat upah riil. Semakin tinggi tingkat upah riil
semakin besar kuantitas tenaga kerja yang ditawarkan. Besar kecilnya hubungan
tingkat upah riil dan tenaga kerja yang ditawarkan tergantung pada kemiringan kurva
penawaran tenaga kerja. Kurva SL lebih landai (temporary) memiliki pengaruh yang
lebih besar daripada kura SL yang curam (permanent).

Real wage rate

LSpermanent
LStemporary

W/p

0 n Employment

Faktor – factor yang menggeser kurva penawaran tenaga kerja adalah :


 Jumlah penduduk. Bertambahnya jumlah penduduk akan memperbesar
angkatan kerja. Angkatan kerja bertambah akan memperbesar penawaran
tenaga kerja. Akibatnya kurva penawaran tenaga kerja akan bergeser ke kanan.
 Tingkat bunga riil. Semakin tinggi tingkat bunga akan semakin besar tendensi
orang untuk berkerja pada saat ini dan mengambil lebih banyak waktu untuk
aktivitas lain di masa depan. Ini akan meningkatkan kuantitas tenaga kerja. Dan
akan menggeser kurva penawaran tenaga kerja ke kanan.

Soal Nomor 8 :
Jelaskan teori pasar terbuka terhadap upah? (Explain the market clearing theory of wages!)

Jawab :
The market clearing theory of wages adalah teori yang mengupayakan keseimbangan
tenaga kerja, yang menyatakan bahwa upah niminal akan menyesuaikan secara terus
menerus untuk menjaga upah riil pada tingkat yang membuat kuantitas tenaga kerja
yang diminta sama dengan kuantitas tenaga kerja yang ditawarkan. Jika upah riil di
bawah keseimbangan, akan ada kelebihan permintaan tenaga kerja (kuantitas yang
diminta melebihi kuantitas yang ditawarkan).Keadaan ini akan menekan upah riil ke
124

atas menuju keseimbangan. Begitu juga jika terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja,
akan mendorong upah riil turun menuju keseimbangan. Jadi the market clearing theory
of wages adalah tekanan–tekanan pada tingkat upah yang demikian kuatnya sehingga
perekonomian bekerja pada tingkat keseimbangan upah riil dan tenaga kerja
(merupakan Instant adjustment).

PROBLEM :
Soal Problem Nomor 2 :
Sebuah perekonomian memiliki fungsi produksi jangka pendek, permintaan tenaga kerja,
dan penawaran tenaga kerja sebagai berikut :
Y= 100n - 0,2n2
d
n = 250 - 2,5(W/P)
ns= 100 + 2,5(W/P)
dimana y adalah GDP riil, n adalah kuantitas tenaga kerja, W adalah upah nominal dan P
adalah tingkat harga.

a. Keseimbangan tenaga kerja : nd = ns


250 - 2,5(W/P) = 100 + 2,5(W/P)
150 = 5(W/P)
(W/P) = 30 Upah riil keseimbangan (full
employment)

ns = 100 + 2,5(W/P)
= 100 + 2,5 (30)
= 175 (Jumlah tenaga kerja yang diminta maupun yang
ditawarkan)

b. Penawaran agregat jangka panjang


Y = 100n - 0,2n2
= 100 (175) - 0,2 (175)2
= 17.500 - 6125
= 11.375

c. Jika tingkat upah riil perjam adalah $30, kuantitas GDP riil yang ditawarkan :
(W/P) = 30
ns = 100 + 2,5(30)
= 100 + 75
= 175
Kuantitas tenaga kerja yang ditawarkan pada saat tingkat upah riil $30 adalah 175

Y = 100n - 0,2n2
= 100 (175) - 0,2(175)2
125

= 17.500 - 6125
= 11.375
GDP riil saat tingkat upah riil $30 adalah 11.375

d. Jika tingkat upah nominal adalah $30 perjam dan tingkat harga adalah 96,
tingkat tenaga kerja (employment) :
Upah riil = x100
= ( 30/96) x 100
= 0,3125 x 100
= 31,25
nd = 250 - 2,5 (W/P)
= 250 - 2,5 (31,25)
= 250 - 78,125
= 171,875

e. Dalam pertanyaan (d), kuantitas GDP riil yang ditawarkan :


ns = 100 + 2,5 (W/P)
= 100 + 2,5 (31,25)
= 100 + 78,125
= 178,125

y = 100n - 0,2n2
= 100 (178,125) - 0,2(178,125)2
= 17812,5 - 6345,7
= 11466,8
Kuantitas GDP riil yang ditawarkan saat upah nominal $30 dan tingkat harga 96
adalah 11466,8

Soal Nomor 5 :
Bagaimana para ekonom makro mendefinisikan pengangguran? (How do macroeconomists
define unemployment?)
Jawab :
Pengangguran (unemployment) menurut ekonom makro adalah orang yang mampu
dan mau untuk berkerja dan bersedia untuk bekerja tetapi tidak memiliki pekerjaan.
Orang yang diklasifikasikan sebagai penganggur adalah orang yang baru memasuki
kelompok tenaga kerja atau yang masuk kembali ke kelompok tenaga kerja karena
sedang mencari pekerjaan yang lebih bagus. Pengangguran ini disebabkan oleh banyak
hal antara lain : tidak sempurnanya informasi pasar kerja, adanya perubahan daya
saing, perubahan teknologi, perubahan efek regional maupun fluktuasi ekonomi.
Pengangguran terjadi pada orang yang baru lulus dan sedang mencari pekerjaan, baru
keluar dari pekerjaan, ataupun discouraged worker yaitu orang yang mau bekerja tetapi
126

tidak mendapat pekerjaan dan berhenti untuk mencari pekerjaan karena trauma
(pengalaman) yang tidak menyenangkan.
Pengangguran ini dapat dibedakan menjadi 3 :
 Frictional : jumlah orang yang sedang mencari pekerjaan. Yang termasuk
didalamnya adalah pendatang baru di angkatan kerja, orang yang memasuki
kembali angkatan kerja, atau orang – orang yang secara sukarela berhenti dari
pekerjaannya untuk mencari yang lebih baik.
 Struktural : jumlah orang yang bekerja pada lokasi dan keahlian yang tidak
sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Terjadi karena informasi yang tidak
sempurna.
 Cyclical : pengangguran actual dikurangi frictional dan structural. Terjadi
karena siklus bisnis mengalami penurunan sehingga perekonomian menurun,
kegiatan ekonomi menurun yang menyebabkan peningkatan PHK berakibat
kenaikan pengangguran.

Soal Nomor 11 :
Gambarkan aliran masuk dan keluar yang utama dari pasar tenaga kerja, the pool of employed, dan
the employed! (Describe the main flows into and out of the labour market, the pool of
unemployment, and the employed.)

Jawab :
Labour Force
Retirees Job Finders

Populatio Employed Job Unemployed


n Changers

Job Losers

Discouraged Workers

New Entrants
Pekerja (Employment) dan pengangguran (unemployment) adalah suatu kondisi yang
dinamis. Unemployment meningkat ketika orang–orang menjadi pendatang baru atau
kehilangan pekerjaannya dan menurun ketika orang menemukan pekerjaan atau
menjadi discouraged workers. Employment menurun ketika orang kehilangan
pekerjaan atau pension dan meningkat ketika orang menemukan pekerjaan.tingkat
dimana aliran ini mengambil tempat menentukan jumlah (stok) dari employment dan
unemployment.
Perpindahan yang terjadi adalah :
 dari pengangguran ke pekerja (Job Finders),
 dari pengangguran ke populasi (Discouraged Workers),
 dari pekerja ke pengangguran (Job Losers),
 dari pekerja ke pekerjaan lain (Job Changers),
127

 dari pekerja ke populasi (Retirees), dan


 dari populasi ke pengangguran (New Entrants)

Perpindahan kelompok yang menentukan jumlah pengangguran adalah :


 Orang yang baru sedang mencari kerja.
 Orang yang kehilangan pekerjaan.
 Orang yang mencari pekerjaan.
 Orang yang saat ini siap bekerja tapi tidak mendapatkan pekerjaan yang
diinginkan.

Perpindahan kelompok yang menentukan jumlah pekerja adalah :


 Orang yang telah kehilangan pekerjaan karena pensiun.
 Orang yang mencari pekerjaaan.
 Orang yang kehilangan pekerjaan.

Soal Nomor 17 :
Jelaskan pengaruh dari penurunan permintaan agregat pada employment (pekerja),
unemployment (penganggur), dan angkatan kerja! (Explain the effect of a decrease in
aggregate demand on employment, unemployment, and the labour force.)

Jawab :
Jika permintaan aggregat menurun dan jika upah sangat kecil, penurunan aggregat
bergeser ke kiri, menurunkan GDP riil, dan tingkat harga. Jika penurunan permintaan
aggregat menurunkan tingkat harga dan jika upah sangat kecil, maka rata-rata upah
tetap tetapi tingkat upah riil meningkat, pengangguran cyclical (karena perputaran
bisnis) akan meningkat.
Misalkan perekonomian dimulai dari keseimbangan full-employment, yaitu
pengangguran hanya friksional dan structural. Pada gambar yaitu pada perpotongan
kurva LS dan LD dengan mempekerjakan sebesar A dan tingkat upah riil sebesar W.
Penurunan permintaan agregat menurunkan tingkat harga maka upah riil meningkat
menjadi W’. Kuantitas tenaga kerja yang diminta pada tingkat upah ini adalah sebesar
A. Ini juga menunjukkan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Pada tingkat upah riil
yang lebih tinggi ini, kuantitas tenaga kerja yang ditawarkan dan jumlah angkatan kerja
menjadi lebih besar. Angkatan kerja menjadi D dan A dipekerjakan dan selisih antara A
Real wage rate
dan D tidak bekerja (menganggur). Ada 2 komponen dari pengangguran ini : pertama,
pengangguran alami (natural) ; jarak horizontal antara kurva LS danLSLF ( D – C ).
Dan yang kedua, pengangguran cyclical ; jarak horizontal antara kurva LD dan LS ( C
– A ). LF

Jadi penurunan permintaan agregat menurunkan GDP riil, menurunkan tingkat harga,
W’ upah riil, menurunkan tingkat employment dan meningkatkan
meningkatkan tingkat
unemployment (pengangguran).

Eq
W

LD

0 A B C D
128

PROBLEMS NO. 1 :
Digambarkan pasar tenaga kerja sebagai berikut :
Permintaan tenaga kerja nd = 100 - 5(W/P)
Penawaran tenaga kerja ns = 5(W/P)
Angkatan kerja L = 7(W/P)
d s
Dimana n adalah kuantitas tenaga kerja yang diminta, n adalah kuantitas tenaga kerja
yang ditawarkan, (W/P) adalah tingkat upah riil, dan L adalah ukuran dari angkatan kerja.

a Keseimbangan tingkat upah riil dan tingkat employment :


nd = ns
100 - 5(W/P) = 5(W/P)
100 = 10(W/P)
(W/P) = 10
ns = 5(W/P)
= 5 (10)
= 50
Tingkat upah keseimbanga riil adalah 10 dan tingkat keseimbangan employment
adalah 50

b Ukuran angkatan kerja :


L = 7(W/P)
= 7 (10)
= 70

c Pengangguran alami = L - ns
129

= 70 - 50
= 20

d Jumlah pekerja yang mencari kerja terakhir yang dipekerjakan


(W/P) = 10
L = 7 (W/P)
n = 7 x P1
50 = 7 x P1
P1 = 7,14
= 10 – 7,14
= 2,86
W/P
LS
LF
14 c

10 a
d

7,14
b

LD

50 70 Employment & labor force

100 – 5 (W/P) = 5 (W/P)


100 = 10 (W/P)
(W/P) = 10 titik a (keseimbangan)

L = 50
50 = 7 (W/P)
(W/P) = 7,14 titik b

70 = 5 (W/P)
(W/P) = 14 titik c
130

(W/P) = 10
L = 7 x 10
L = 70 titik d

e Jumlah pekerja yang mencari kerja terakhir yang bergabung ke kelompok tenaga
kerja
ns = 5 (W/P)
70 = 5 (W/P)
(W/P) = 14
cd = 14 - 10
= 4

Soal Nomor 3 :
Jelaskan mengapa suatu peningkatan jumlah uang beredar dapat meningkatkan permintaan agregat.
(Explain why an increase in the money supply increases aggregate demand.)

Jawab :
Hal ini disebabkan persentase peningkatan dalam tingkat harga sama dengan persentase
peningkatan jumlah uang beredar. Sebagai contoh, dimana peningkatan sebesar 10 % dalam
jumlah uang beredar akan menggeser kurva permintaan agregat ke kanan atas sebesar 10 %
pula.
Peprpotongan kurva IS-LM menntukan kesembangan tingkat bunga dan tingkat GDP Riil pada
tingkat harga tertentu. Posisi kurva LM tergantung pada tingkat harga dan money supply. Tetapi
kurva LM yang sama dan naik dari berbagai kombinasi money supply dan tingkat harga.
Dengan peningkatan persentase money supply dan tingkat harga menyebabkan kurva LM tidak
diganggu dan menentukan tingkat keseimbangan yang sama pada GDP Riil. Maka, peningkatan
money supply menggeser kurva aggregate demand, dan persentase vertikal aggregate demand
sama dengan peningkatan persentase money supply.

Tingkat bunga (%/tahun)

LM

5 E

IS

GDP riil
0 10
1
Keseimbangan IS-LM
131

Tingkat harga

5,5

5
AD1
Percentage
AD0
increase in money
GDP riil
10
Kurva Aggregate Demand
Dari gambar di atas, keseimbangan berada pada titik E, yaitu pada perpotongan antara kurva IS
dan kurva LM dengan tingkat bunga sebesar 5 % dan GDP riil 10. Tingkat harga menentukan
posisi kurva LM, dan titik keseimbangan E menentukan titik pada kurva AD dengan cara
menurunkan kurva LM pada tingkat harga tertentu.

Dengan jumlah uang beredar naik sebesar 10 %, maka tingkat harga akan naik dengan
persentase yang sama, yaitu menjadi sebesar 5 + (5 x 10 %) = 5,5. Sedangkan kurva LM
tidak mengalami perubahan dan GDP riil berada pada jumlah yang sama. Jika tingkat harga
naik sebesar 10 % sama dengan peningkatan jumlah uang beredar, maka kurva AD akan
bergeser ke kanan atas dari AD 0 ke AD1. Sehingga peningkatan harga yang ditunjukan oleh
jarak vertical antara AD0 dengan AD1 sebesar 10 % adalah sama dengan peningkatan jumlah
uang beredar sebesar 10 % yang telah mempengaruhi (menggeser) kurva permintaan agregat ke
kanan atas.
Jadi setiap peningkatan jumlah uang beredar dapat meningkatkan permintaan agregat.

Soal Nomor 7 :
Jelaskan mengapa peningkatan yang diantisipasi dalam tingkat pertumbuhan jumlah uang
beredar sebesar 10 % menyebabkan peningkatan 10 % dalam tingkat inflasi. (Explain why
an anticipated increase in the money supply growth rate of 10 % produces a 10 % increase
in the inflation rate.)
Jawab :
Karena suatu peningkatan yang diantisipasi dalam tingkat pertumbuhan jumlah uang
beredar dan tingkat bunga nominal akan meningkatkan inflasi yang dicerminkan oleh
kenaikan harga secara umum sebesar prosentase peningkatan pertumbuhan jumlah uang
beredar. Dimisalkan tingkat harga sebesar 5, maka inflasinya menjadi sebesar 5 + (5 x
10 %) = 5,5. Sedangkan GDP riil tidak mengalami perubahan.

Peningkatan 10 % money supply akan menggeser kurva aggregate demand ke atas


sebesar 10 %. Karena inflasi bersifat anticipated, upah juga naik 10 % menggeser kurva
aggregate suply jangka pendek ke atas dengan persentase yang sama. Tingkat harga juga
naik 10 % tapi tidak ada perubahan pada GDP Riil.
132

Tingkat harga

SAS1
SAS0
5,5
Mone
5 y
AD1 wages
Mone
Price AD0 y
0 level 10 GDP
supplRiil

Soal Nomor 9 :
Jelaskan mengapa dan bagaimana inflasi yang diantisipasi dapat mempengaruhi kurva IS
dan LM. (Explain why and how anticipated inflation affects the IS and LM curves.)

Jawab :

Dalam hal inflasi yang diantisipasi mempengaruhi kurva IS dan LM, keadaan ini
disebabkan tingkat inflasi akan selalu dipengaruhi oleh perubahan tingkat suku bunga dan
tingkat pertumbuhan jumlah uang beredar dengan jumlah/persentase yang sama.

Mekanisme inflasi yang diantisipasi dalam mempengaruhi kurva IS dan LM dapat dilihat
pada kurva sebagai berikut :
Tingkat bunga (%/tahun)

Inflatio
LM1 LM0

r1
Mone
r0 y

r2

IS1

IS0
0 y1 y0 GDP riil
133

Anggaplah tidak terjadi inflasi yang diperkirakan, kurva IS mula-mula digambarkan


sebagai IS0. Pada saat perekonomian memperoduksi GDP riil full employment sebesar
y0, tingkat bunga keseimbangan sebesar r 0. Dengan inflasi yang diharapkan/diperkirakan
sebesar r0 % per tahun, kurva IS bergeser ke kanan atas dari IS 0 ke IS1. Sedangkan
tingkat bunga meningkat dari r0 % menjadi r1 % dan GDP riil berada dalam keadaan full
employment sebesar y1.

Inflasi yang diantisipasi tidak dapat mempengaruhi kurva LM secara langsung,


karena dalam perekonomian yang mengalami inflasi, tingkat harga dan penawaran
uang keduanya bertambah dengan tingkat yang sama. Ini berarti jumlah uang
beredar riil konstan. Sehingga dengan inflasi yang diantisipasi, kurva LM tidak berubah.

PROBLEMS

Soal Nomor 1 :
Sebuah perekonomian mempunyai fungsi penawaran dan permintaan agregat jangka
pendek sebagai berikut :
Ys = - 1500 + 25P
Yd = 2000 - 25P

a. GDP riil dan tingkat harga :


Yd = Ys
-1500 + 25P = 2000 - 25P
50P = 3500
P = 70
Y = 2000 - 25P
= 2000 - 25 (70)
= 250

GDP riil = GDP nominal/P


= 250/70
= 3,57.
b. Jika jumlah uang beredar meningkat 10 % dan peningkatan itu sudah diperkirakan,
bagaimana tingkat harga dan GDP riil.
Kenaikan jumlah uang beredar sebesar 10% dalam jangka pendek tidak akan
mempengaruhi kurva LM dan GDP riil, akan tetapi mempunyai dampak terhadap
kenaikan harga sebesar 10 %, yang besarnya sama dengan kenaikan jumlah uang
beredar, yang ditunjukkan oleh jarak vertical antara kurva AD 0 dan AD1 maka
tingkat harga naik menjadi :
134

P1 = P0 + (P0 x 10 %)
= 70 + (70 x 10 %)
= 77

Sehingga kurva AD bergeser ke kanan atas dari AD0 ke AD1

Price

77

70 AD1
Kenaikan money supply
sebesar 10 %
AD0
GDP riil
0 3,57

c. Upah berubah sebesar kenaikan jumlah uang beredar, yaitu


sebesar 10 %.

Peningkatan jumlah uang beredar yang menggeser kurva SAS ke kiri atas (dari
SAS0 ke SAS1) sama besarnya dengan kenaikan jumlah uang beredar, yang
mengakibatkan kenaikan tingkat harga. Adanya peningkatan tingkat harga bila
upah tidak naik maka upah riil akan turun dari waktu ke waktu sebelumnya.
Price

SAS1

77 SAS0

Kenaikan money supply


sebesar 10 %
70

GDP riil
135

0 3,57

d. Penawaran agregat jangka pendek adalah peningkatan upah dan harga yang
menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek (SAS) ke kiri atas sebesar
tingkat upah.Perubahan ini disebabkan agar perekonomian berada dalam situasi
yang full employment, sehingga keuntungan yang dicapai itu tetap.

Soal Nomor 3 :
Jelaskan pengaruh penurunan yang tidak terantisipasi dalam pertumbuhan permintaan
agregat pada inflasi dan GDP riil. (Explain the effects of an unanticipated fall in aggregate
demand growth on inflation and real GDP.)

Jawab :
Akibat penurunan yang tak terantisipasi dalam penawaran money supply adalah
penurunan pertumbuhan permintaan agregat (menggeser kurva aggregat demand ke
AD0) sedangkan akibat pada inflasi dan GDP riil adalah menurunkan GDP riil di
bawah tingkat full employmentnya dan memperlambat inflasi.
Tingkat harga

LAS SAS0
P1
P0
Penurunan tak terantisipasi money
P
supply

AD0
AD1
GDP riil
0 Y1 Y0

Kurva di atas dapat dilihat bahwa penurunan jumlah uang beredar yang tak
terantisipasi menurunkan permintaan agregat dan menggeser kurva permintaan agregat
ke kiri bawah dari AD0 ke AD1 yang besarnya ditunjukan oleh jarak vertikal antara
AD0 dan AD1 sama dengan perubahan persentase jumlah uang beredar. Kurva agregat
penawaran jangka pendek tidak mengalami perubahan, yaitu tetap berada di SAS 0, hal
ini disebabkan tingkat upah tidak bereaksi terhadap perubahan yang tak terantisipasi.
GNP riil mengalami penurunan dari Y1 menjadi Y0 berada di bawah tingkat penawaran
agregat jangka pendek sedangkan tingkat harga turun dari P 1 menjadi P0. Keadaan ini
juga berdampak pada penurunan jumlah pengangguran.

Soal Nomor 4 :
136

Bagaimana model AD–AS menjelaskan hubungan antara inflasi dan siklus bisnis? (How
does the AD-AS model explain the relationship between inflation and the business cycle?)

Jawab :

Tidak ada korelasi yang kuat dan sederhana antara keduanya. Model AD-AS tidak
dapat dapat digunakan untuk menjelaskan antara inflasi dan siklus bisnis. Tetapi
terdapat suatu fenomena penting, yaitu inflasi cenderung naik jika GDP riil naik di
atas trendnya dan turun jika GDP riil di bawah trendnya. Titik balik dalam inflasi
tidak bertabrakan dengan titik dimana GDP riil berubah dari sekedar berada pada
salah satu sisi trend ke sisi trend lain. Inflasi cenderung naik sebentar setelah GDP
riil turun di bawah trend dan mulai naik lagi setelah GDP riil kembali di atas
trendnya.

Soal Nomor 11 :
Apa yang dimaksud dengan kurva Phillips? Apa itu kurva Phillips yang diperkirakan
meningkat? Apakah kurva Phillips dalam jangka pendek stabil? Jelaskan. (What is the
Philips curve? What is the expectations-augmented Philips curve? Is this short-run Philips
curve stable? Explain your answer.)
Jawab :
Teori kurva Philip adalah sebuah alat alternatif untuk mempelajari inflasi terhadap
siklus bisnis. Teori ini menyatakan bahwa untuk tingkat pengangguran alami tertentu
dan tingkat inflasi diharapkan yang tertentu, semakin tinggi tingkat pengangguran,
semakin rendah tingkat inflasi.
Kurva Phillips adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara tingkat inflasi
dengan tingkat pengangguran dimana tingkat pengangguran mempunyai hubungan
negatif dengan tingkat inflasi, yang artinya apabila tingkat pengangguran tinggi maka
tingkat inflasi rendah, sebaliknya apabila tingkat pengangguran rendah maka tingkat
inflasi menjadi tinggi. Kurva Phillips digambarkan sebagai berikut :

Tingkat inflasi

F0

F1

Philips Curve

Tingkat pengangguran
137

0 U0 U1

Pada tingkat inflasi sebesar F0 maka tingkat pengangguran yang terjadi adalah
sebanyak U0, dan pada tingkat inflasi yang diharapkan turun dari F 0 menjadi F1 maka
tingkat pengangguran yang terjadi naik dari U0 menjadi U1.

expectation augmented Phillips Curve (Kurva Phillips yang diharapkan semakin


meningkat) adalah kurva Phillips jangka pendek dimana posisinya tergantung pada
tingkat inflasi yang diharapkan.

Pada jangka pendek kurva Phillips adalah tidak stabil, hal ini disebabkan posisinya
yang diharapkan memotong kurva Phillips jangka panjang pada tingkat inflasi yang
diperkirakan dan tingkat pengangguran natural yang sama. Jika tingkat inflasi yang
diharapkan meningkat, maka kurva Phillips jangka pendek akan bergeser ke atas dan
jika tingkat pengangguran alami meningkat, maka kurva Phillips jangka pendek akan
bergeser ke kanan mengikuti pergeseran kurva Phillips dalan jangka panjang.

Soal Nomor 12 :
Bedakan antara kurva Phillips jangka pendek dan jangka panjang. Apa hubungan antara
dua kurva itu? Mengapa kurva-kurva tersebut bergeser? (Distinguish between the short-run
and long-run Philips curves. What is the relationship between them? Why do they shift?)
Jawab :
Kurva Phillips jangka pendek adalah Kurva Phillips yang menggambarkan hubungan
antara tingkat pengangguran dan tingkat inflasi yang diharapkan (expected inflation
rate).

Kurva Phillips jangka panjang adalah Kurva Phillips yang menggambarkan hubungan
antara tingkat pengangguran dan tingkat inflasi, dimana inflasi telah diantisipasi
penuh. Kurva Phillips jangka panjang posisinya vertical pada tingkat pengangguran
alami.

Tingkat inflasi
LPC

F1

F0
SPC1

SPC0
138

0 U Tingkat pengangguran
Tingkat inflasi

LPC0 LPC1

F0
SPC1

SPC0

0 U0 U1 Tingkat pengangguran
Hubungan antara Kurva Phillips jangka pendek dengan Kurva Phillips jangka panjang
adalah keduanya saling berpotongan pada titik tingkat inflasi yang diharapkan.

Kedua kurva tersebut bergeser, karena Kurva Phillips jangka pendek akan bergeser ke
atas jika inflasi meningkat. Besarnya pergeseran akan sama besarnya dengan
peningkatan inflasi sepanjang kurva Phillips jangka panjang. Kurva Phillips jangka
panjang akan bergeser ke kanan, natural rate of unemployment meningkat, pergeseran
kurva Phillips jangka panjang juga akan menggeser kurva Phillips jangka pendek ke
kanan dengan jumlah yang sama.

Dari gambar di atas, pada saat inflasi yang diharapkan F0 %, kurva Phillips jangka
pendek (SPC) adalah SPC0. Ketika inflasi yang diharapkan naik menjadi sebesar 10 %,
kurva Phillips jabgka pendek (SPC) bergeser dari SPC 0 ke SPC1. Naiknya tingkat
pengangguran alami akan menggeser kurva Phillips jangka pendek (SPC) ke kanan
dengan jumlah yang sama, sehimgga kurva Phillips jangka pendek yang baru (SPC 1)
memotong kurva Phillips jangka panjang yang baru (LPC 1) pada tingkat inflasi yang
sama diharapkan.

PROBLEMS
Soal Nomor 1 :
Suatu perekonomian yang tidak mengalami inflasi mempunyai permintaan agregat dan
penawaran agregat jangka pendek sebagai berikut :

Yd = 750/P
Ys = 1000 - (250/P2)
139

a. Jika permintaan agregat yang tidak diperkirakan sebelumnya meningkat


sepertiganya, maka perubahan dalam tingkat harga dan GDP riil adalah :

Syarat keseimbangan : Yd = Ys
750/P = 1000 – (250/P2)
1000 – 250/P2 -750/P = 0 dikalikan P2
1000 P2 – 750P -250 = 0 disederhanakan 1/250
4P2 - 3P –1 = 0

P1,2 =

Jadi P1 = =1 dan P2 = = - = - 0,25

Pada saat P1 =1 maka GDP riil = 750/1 = 750


P2 = - 0,25 maka GDP riil = 750/-0,25 = -3000

Jika permintaan agregat naik sepertiganya , maka :


Yd = 1/3 (750/P) + 750/P
= 250/P + 750/P
= 1000/P

Syarat keseimbangan : Y d = Ys
1000/P = 1000 – (250/P2)
1000 – 250/P2 -1000/P = 0 dikalikan P2
1000 P2 – 1000P -250 = 0 disederhanakan 1/250
4P2 - 4P –1 = 0

P1,2 =

=
140

Jadi P1 = = 1,21 dan P2 = =- = - 0,21

Pada saat P1 = 1,21 maka GDP riil = 1000/1,21 = 826,45


P2 = - 0,21 maka GDP riil = 1000/-0,21 = -4761,90

Jadi perubahan GDP riil = 826,45 – 750 = 76,45

Tingkat harga

AS

1,21
1,00
AD1

AD0
GDP riil
0 750 826,45

Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa kenaikan permintaan agregat sepertiganya,
akan menggeser kurva AD ke kanan atas dari AD 0 ke AD1 sekaligus akan
mengakibatkan harga naik dari 1,00 menjadi 1,21 dan GDP riil juga mengalami
kenaikan dari 750 menjadi 826,45 atau bertambah sebesar 76,45.

b. Jika permintaan agregat yang tidak diperkirakan sebelumnya terus meningkat


sepertiganya setiap tahun, maka kira-kira tingkat inflasi adalah :

Tingkat inflasi = x 100 %

= x 100 %
= 21 %

Jadi tingkat inflasi naik 21 %.

Tingkat harga
141

LAS SAS
P
1,21
1,00
AD1

AD0
GDP riil
0 750 826,45

Dari kurva di ata dapat dilihat bahwa keseimbangan baru terjadi dimana kurva
permintaan agregat (AD) memotong kurva penawaran agregat jangka pendek
(SAS). Karena terjadinya inflasi maka harga naik sebesar 21 %, yaitu dari 1,00
menjadi 1,21 dan GDP riil naik dari 750 menjadi 826,45 atau bertambah sebesar
76,45. Jadi GDP riil bergeser dari tingkat full employment menjadi di atasnya.

c. Jika pada soal (a) permintaan agregat tak terduga turun sepertiganya, maka
perubahan dalam tingkat harga dan GDP riil adalah :

Jika permintaan agregat turun sepertiganya (AD turun 1/3), maka :

Yd = -1/3 (750/P) + 750/P


= -250/P + 750/P
= 500/P

Syarat keseimbangan : Yd = Ys
500/P = 1000 – (250/P2)
2
1000 – 250/P -500/P = 0 dikalikan P2
1000 P2 – 500P -250 = 0 disederhanakan 1/250
4P2 - 2P –1 = 0

P1,2 =

=
142

Jadi P1 = = 0,81 dan P2 = =- = - 0,31

Pada saat P1 = 0,81 maka GDP riil = 500/0,81 = 617,28


P2 = - 0,31 maka GDP riil = 500/-0,31 = -1612,90

Jadi perubahan GDP riil = 617,28 – 750 = -132,72 atau turun sebesar 132,72.

Tingkat harga

AS

1,21
0,81
AD0

AD1
GDP riil
0 617,28 750

Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa penurunan permintaan agregat


sepertiganya, akan menggeser kurva AD ke kiri bawah dari AD 0 ke AD1 sekaligus
akan mengakibatkan penurunan harga dari 1,21 menjadi 0,81 dan GDP riil juga
mengalami penurunan dari 750 menjadi 617,28 atau turun sebesar 132,72.

d. Jika permintaan agregat terus turun (tak terduga) sepertiganya setiap tahun, maka
tingkat inflasi dalam perekonomian adalah :

Tingkat inflasi = x 100 %


= x 100 %
= -19 %

Jadi tingkat inflasi turun 19 %.

Tingkat harga

SAS
143

1,00
0,81
AD0

AD1
GDP riil
0 617,28 750

Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa keseimbangan baru terjadi dimana kurva
permintaan agregat (AD) memotong kurva penawaran agregat jangka pendek
(SAS). Karena terjadinya penurunan tingkat inflasi maka harga turun sebesar 19
%, yaitu dari 1,00 menjadi 0,81 dan GDP riil juga turun dari 750 menjadi 617,28.

Soal Ekonomi Makro.

1. Bagaimana peranan Modal dan teknolgi terhadap pertumbuhan ekonomi ?


Jawab :
Ada dua sumber pertumbuhan ekonomi yaitu :
a. Akumulasi Modal
Banyaknya barang dan jasa yang akan diproduksi tergantung pada banyak paktor
produksi yang tersedia. Salah satu paktor produksi yang penting adalah Modal.
Dengan semakin besarnya modal yang dimiliki oleh perorangan/indipidu, akan
semakin besar output yang diproduksi dan akan menyebabkan naiknya pendapatan
indipidu tersebut, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan riil
perkapita.
b. Perubahan Teknologi.
Perubahan teknologi akan memungkinkan untuk menghasilkan output yang lebih
banyak dari imput yang ada. Perubahan teknologi akan mengeser kunva produksi
perkapita keatas, tidak seperti akumulasi modal perubahan teknologi tidak
mengurangi Marginal product of capotal. Tetapi perubahan teknologi juga
membutuhkan biaya. Untuk mencapainya, harus mengunakan sumber daya yang
ada untuk penelitian, pengembangan dan bagaimana cara menggunakan teknologi
baru. Miskipun kegiatan tersebut akan mengurangi tingkat keuntungan yang
diperoleh, tetapi dengan terus menerus menggunakan sumber daya untuk penemuan
teknoligi maka pungsi produksi perkapita tetap bergerak keatas dan menopang
pertumbuhan ekonomi.

2. Bagaimana keterkaitan antara inflasi dan suku bunga terhadap kurs valuta
asing ?
Inflasi dan suku bunga mempunyai keterkaitan yang erat, dimana jika inflasi naik
maka suku bunga juga ikut naik.
Kemuduan untuk menjejaskan keduanya kita menggunakan kurva IS dan LM.
144

 Inflasi dan Kurva IS.


Kurva is merupakan hubungan antara suku bunga dan pendapatan nasional riil
pada saat injeksi yang direncanakan sama dengan leakages. Slop kerva IS
mendatar, karena sala satu injeksi yang direncanakan yaitu investasi tergantung
pada tingkat suku bunga. Semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin rendah
tingkat investasi yang direncanakan.
Tetapi investasi tidak hanya tergantung pada tingkat suku bungah tetapi juga
pada tingkat inflasi yang diantisipasi. Semakin tinggi inflasi yang diantisipasi,
semakin besar potongan suku bungan untuk investasi. Artinya: posisi fungsi
investasi dan kurva IS berubah ketika tingkat inflasi yang diperkirakan
berubah.

 Kurva LM.
Pada saat inflasi yang diantisipasi, baik uang beredar maupun tingkat harga
bertambah pada tingkat yang sama. Jika inflasi yang diantisipasi bartambah
maka riil uang yang diminta berkurang pada jumlah uang nominal tertentu yang
ditawarkan, tingkat harga equilibrium bertambah, dengan jumlah uang riil
yang lebih sedikit kurva LM bergeser kekiri. Semakin tinggi tingkat inflasi yang
diantisipasi, kurva LM semakin jauh bergeser kekiri.

Tk.Bunga Kapasitas Real GDP


Pada tingkat inflasi yang
diprediksikan bertambah
perusahaan tertarik unuk
Tk. Inflasi investasi pada setiap
Yg diperkirakan tingkat suku bunga, karena
10 pengembalian modal
IS1 bertambah pada saat
5 pertumbuhan sama dengan
ISo tingkat suku bunga.Kurva
permintaan investasi dan
kurva IS bergeser, jarak
0 700 600 800 vertical antara IS0 dan IS1
Real GDP merupakan tingkat inflasi
yang diperkirakan.

3. Apa yang dimaksud dengan Natural rate of unemployment ?.


Tingkat Pengangguran alamia adalah tingkat pengangguran normal yang
berada didaerah fluktuatif dalam suatu prekonimian. Atau dengan kata lain
persentase angkatan kerja yaitu pengangguran frictional dan pengangguran
truktural.
Pengangguran alamiah ini sanggat tergantung pada :
a. Karateristik pasar tenaga kerja.
145

b. Upah efisiensi.
c. Kreaktifitas pencari kerja.
4. Jelaskan (kalau mungkin dengan gambar) pengaruh sektor luar negeri
terhadap erekonomian nasional ?.
11. Gambaran pengaruh dari keadaan ekonomi sebagai berikut dengan menggunakan
nilai tukar/kurs tetap (the fixed exchange rate) :
Tingkat bunga ( % per tahun )

LM0 LM1

E1
4

E0 E2
3 IRP

IS0 IS1
1

GDP Riil/ tahun


800 y1 1000

Ekspor bersih

GDP Riil
800 1000

-5
Net export

Keseimbangan Perekonomian bermula dari Pendapatan GDP Riil sebesar 800 dengan tingkat
bunga sebesar 3 % per tahun, dan nilai ekspor bersih bernilai nol pada saat kurva IS0
berpotongan dengan Interest Rate Parity line (IRP) dan kurva LM0 pada titik E0.
146

(a) Kebijakan Ekspansi fiskal berupa penambahan pengeluaran belanja pemerintah atas
barang dan jasa, mengakibatkan kurva IS bergeser ke kanan dari IS0 menjadi IS1
dan memotong kurva LM pada LM0. Tingkat bunga naik menjadi 4 % per tahun dan
GDP riil naik menjadi y1, keseimbangan baru berada pada titik E1.
(b) Sebagaimana halnya Kebijakan Ekspansi fiskal pada nomor (a) di atas, kebijakan
berupa pengenaan/penambahan pajak, mengakibatkan kurva IS bergeser ke kanan
dari IS0 menjadi IS1 dan memotong kurva LM pada LM 0. Tingkat bunga naik
menjadi 4 % per tahun dan GDP riil naik menjadi y 1, keseimbangan baru berada
pada titik E1.

(f) Penambahan jumlah uang beredar, sebagai akibat dari tingginya tingkat bunga di
dalam negeri, mengakibatkan kurva LM bergeser ke kanan menjadi LM 1 dan
memotong kurva IS pada IS1, tingkat bunga turun kembali pada garis IRP menjadi
sebesar 3 % dan GDP riil naik menjadi 1000. Sehingga keseimbangan terjadi pada
titik E2.

(g) Dimisalkan pendapatan riil dunia mengalami kenaikan dari y 1 menjadi 1000
mengakibatkan tingkat bunga turun dari dari 4 % menjadi 3 %, uang beredar dari
perekonomian luar negeri masuk ke perekonomian dalam negeri, karena diharapkan
akan mendapatkan pendapatan bunga yang lebih tinggi di dalam negeri, sehingga
menggeser kurva LM dari LM0 ke LM1 dan memotong kurva IS1 pada titik
keseimbangan baru E2.

(h) Dimisalkan tingkat bunga dunia mengalami kenaikan dari 3 % menjadi 4 %


mengakibatkan uang beredar keluar dari perekonomian dalam negeri ke
perekonomian luar negeri, karena diyakini akan mendapatkan pendapatan bunga
yang lebih tinggi di luar negeri, sehingga menggeser kurva LM dari LM 1 ke LM0
dan memotong kurva IS1 pada titik keseimbangan baru E1, terjadi penurunan GDP
riil dalam negeri menjadi y1.

16. Apa yang dimaksud dengan Teori Purchasing power parity ? Apa yang
diprediksikan ?

- Teori Purchasing power parity menyatakan bahwa dalam jangka panjang, nilai
tukar antara mata uang 2 negara akan berlaku Purchasing power parity. Yang di
maksud dengan Purchasing power parity adalah kondisi dimana nilai uang dari satu
negara adalah sama dengan nilainya dinegara lain. Teori ini memprediksikan nilai
tukar antara mata uang 2 negara akan sebanding dengan daya belinya (Purchasing
power parity berlaku ) Dalam jangka panjang, nilai tukar riil akan sama dengan 1.
daya belinya sendiri ditentukan oleh tingkat bunga. Teori Purchasing power parity
mengimplementasikan bahwa dalam jangka panjang, mata uang suatu negara akan
147

berubah nilainya tangkat yang sama dengan perbedaan tingkat inflasi antara 2
negara.

17. Apa yang dimaksud dengan Teori IRP ? ( Interest Rate Parity )
- Teori yang memprediksikan tingkat pengembalian ( return ) asset yang dimiliki
dalam berbagai mata uang sama dengan nilai harapan depresiasi / apresiasi mata
uang dalam perhitungan. Teori ini juga memprediksikan, kurs akan menyesuaikan
dari jam ke jam, hari ke hari, untuk meyakinkan IRP berlaku. Yang dimaksud IRP
adalah kondisi dimana investor membuat tingkat pengembalian yang sama tanpa
memperhatikan mata uang dimana mereka meminjam dan meminjamkan.

18. Jelaskan mengapa Kurva IS dalam perekonomian terbuka dengan nilai tukar
fixed lebih curam dibanding dengan kurva IS dalam praktek tertutup
- Karena perubahan GDP riil dalam Negara mempengaruhi perubahan dalam import.
Ini menyebabkan efek Multiplier dari perubahan pengeluaran autonomus lebih kecil
disbanding perekonomian tertutup.
Contoh :
Jika tingkat suku bunga naik, investasi turun dan melalui efek Multiplier pengeluaran
aggregate dan GDP riil turun Tapi efek Multiplier lebih kecil pada perekonomian
terbuka karena tambahan pengeluaran melalui import bocor keluar negeri. Karena
keseimbangan GDP riil kurang sesitif terhadap perubahan tingkat bunga dalam
perekonomian terbuka dengan sistim tukar fixed dibandingkan perekonomian
tertutup.
148

Problem :

2. Buatlah neraca pembayaran dari perekonomian hipotesis item :


- Capital import
- Interest Recevied from abroad
- Export of Good & Service

() BOP (+)

a.Curren ACC

- Import 1100 Export 1000


- Gift 100
1200 1000
b. Capital ACC
- Capital Export 1800 Capital Import 2000
- Interest paid abroad 700 Interest Rate
2500 received abroad 800
2800

c. Settlemen off ACC 300 0


2800 2800
d. BOP Surplus 300
149

11. Gambaran pengaruh dari keadaan ekonomi sebagai berikut dengan


menggunakan nilai tukar/kurs tetap (the fixed exchange rate) :
Tingkat bunga ( % per tahun )

LM0 LM1

E1
4

E0 E2
3 IRP

IS0 IS1
1

GDP Riil/ tahun


800 y1 1000

Ekspor bersih

GDP Riil
800 1000

-5
Net export
150

Keseimbangan Perekonomian bermula dari Pendapatan GDP Riil sebesar 800 dengan
tingkat bunga sebesar 3 % per tahun, dan nilai ekspor bersih bernilai nol pada saat
kurva IS0 berpotongan dengan Interest Rate Parity line (IRP) dan kurva LM 0 pada titik
E0.
(a) Kebijakan Ekspansi fiskal berupa penambahan pengeluaran belanja pemerintah atas
barang dan jasa, mengakibatkan kurva IS bergeser ke kanan dari IS0 menjadi IS1
dan memotong kurva LM pada LM0. Tingkat bunga naik menjadi 4 % per tahun dan
GDP riil naik menjadi y1, keseimbangan baru berada pada titik E1.

(b) Sebagaimana halnya Kebijakan Ekspansi fiskal pada nomor (a) di atas, kebijakan
berupa pengenaan/penambahan pajak, mengakibatkan kurva IS bergeser ke kanan
dari IS0 menjadi IS1 dan memotong kurva LM pada LM 0. Tingkat bunga naik
menjadi 4 % per tahun dan GDP riil naik menjadi y 1, keseimbangan baru berada
pada titik E1.

(i) Penambahan jumlah uang beredar, sebagai akibat dari tingginya tingkat bunga di
dalam negeri, mengakibatkan kurva LM bergeser ke kanan menjadi LM 1 dan
memotong kurva IS pada IS1, tingkat bunga turun kembali pada garis IRP menjadi
sebesar 3 % dan GDP riil naik menjadi 1000. Sehingga keseimbangan terjadi pada
titik E2.

(j) Dimisalkan pendapatan riil dunia mengalami kenaikan dari y 1 menjadi 1000
mengakibatkan tingkat bunga turun dari dari 4 % menjadi 3 %, uang beredar dari
perekonomian luar negeri masuk ke perekonomian dalam negeri, karena diharapkan
akan mendapatkan pendapatan bunga yang lebih tinggi di dalam negeri, sehingga
menggeser kurva LM dari LM0 ke LM1 dan memotong kurva IS1 pada titik
keseimbangan baru E2.

(k) Dimisalkan tingkat bunga dunia mengalami kenaikan dari 3 % menjadi 4 %


mengakibatkan uang beredar keluar dari perekonomian dalam negeri ke
perekonomian luar negeri, karena diyakini akan mendapatkan pendapatan bunga
yang lebih tinggi di luar negeri, sehingga menggeser kurva LM dari LM 1 ke LM0
dan memotong kurva IS1 pada titik keseimbangan baru E1, terjadi penurunan GDP
riil dalam negeri menjadi y1.

1. Pengeluaran total adalah jumlah permintaan terhadap produksi barang-barang dan


jasa (PDB) pada suatu tingkat harga tertentu.

2. Komponen dari variable pengeluaran adalah :


a. Konsumsi.
b. Investasi.
151

c. Belanja pemerintah.
d. Ekspor bersih.

Hubungan tersebut jika ditulis dalam bentuk persamaan adalah :


Y = C + I + G ( perekonomian tertutup)
Y = C + I + G + ( Ex – Im)
3. Hubungan Konsumsi, tabungan dan pendapatan.
a. Fungsi konsumsi adalah hubungan antara pengeluaran konsumsi dengan
pendapatan setelah dikurangi pajak.
C = a + b (y – t)
C = pengeluaran konsumsi.
(y – t) = pendapatan dikurangi pajak.
a = pengeluaran konsumen yang tetap (pada pendapatan nol).
b (y – t) = bagian pengeluaran konsumsi oleh perubahan pendapatan
(karena dikurangi pajak), di mana b adalah perubahan konsumsi
dibagi perubahan pendapatan dikurangi pajak.

b. Fungsi tabungan ditentukan oleh tingkat pendapatan dan tingkat konsumsi.


S = (y – t) – c
= (y – t) – (a + b (y – t))
= (y – t) – a – b (y – t)
= - a + (1 – b) (y – t)

4. Keseimbangan pengeluaran.
a. Keseimbangan pengeluaran terjadi ketika jumlah total pengeluaran (yang
direncanakan) sama dengan PDB real. Total pengeluaran adalah jumlah dari
pengeluaran konsumsi, investasi dan belanja pemerintah.
Cp = cp + ip + gp

b. Dalam mencapai keseimbangan pengeluaran ada 2 (dua) faktor yang perlu


diperhatikan yaitu kebocoran dan injeksi. Kebocoran yang dimaksud terjadi
karena tidak semua pendapatan masyarakat dikonsumsi habis melainkan juga ada
yang ditabung serta untuk pajak.
Persamaannya adalah y – cp = sp + tp.

Sedangkan injeksi adalah suatu suntikan pemerintah dalam bentuk investasi


ditambah belanja pemerintah.
ep – cp = ip + gp
Ketika terjadi keseimbangan maka pendapatan akan sama dengan rencana
pengeluaran total yaitu y = ep sehingga dapat ditulis y – cp = ip + gp , atau pada
kondisi yang sama dapat ditulis persamaan sp + tp = Ip + gp.

5. Kebijakan Fiskal
152

Tindakan pemerintah dalam mempengaruhi perputaran pendapatan dan pengeluaran


serta terhadap keseimbangan pengeluaran agregat didasarkan pada dua alasan, yaitu :
a. Pengeluaran pemerintah dalam pembelian sejumlah barang dan jasa merupakan
komponen dalam pengeluran agregat serta merupakan injeksi terhadap perputaran
arus pembelanjaan pendapatan.
b. Pajak merupakan penarikan atas pendapatan sektor swasta dan merupakan
kebocoran dalam arti bagian yang tidak dibelanjakan oleh rumah tangga
konsumsi.

Anda mungkin juga menyukai