CHAPTER I
APAKAH EKONOMI MAKRO.
Fluktuasi Ekonomi.
Siklus Bisnis adalah Perulangan fluktuasi pada tahapan ekspansi ekonomi Siklus Bisnis
menunjukkan lebih jelas jika kita membuat grafik GDP sesungguhnya yang menyimpang
dari trend. Kita menghitung penyimpangan GDP sesungguhnya dari trend sebagai GDP
nyata dikurangi trend GDP dibagi dengan trend GDP yang diekspresikan dengan
persentase.
Stabilitas Ekonomi :
Alat kebijakan stabilitas :
1. Kebijakan Fiscal.
2. Kebijakan Moneter.
3. Pengawasan secara langsung.
Kebijakan Fiscal : adalah Penggunaan variasi pada tingkatan belanja dan pajak
pemerintah yang berpengaruh pada wilayah ekonomi.
3
Kebijakan Moneter : adalah Penggunaan variasi pada penambahan uang dan tingkat suku
bunga untuk mempengaruhi wilayah ekonomi.
Tindakan menekan suku bunga pertahun yang menyebabkan ekonomi lebih rendah dan
inflasi terhenti. Kebijakan langsung lainnya dari pengendalian pertumbuhan penambahan
uang sebagai upaya untuk memelihara kesetabilan harga.
Ekonomi Makro Klasik : Adalah bagian dari teori ekonomi makro yang didasarkan pada
gagasan tentang mekanisme regulasi ekonomi itu sendiri, selalu cenderung pada arah
karyawan secara penuh.
Ekonomi Makro Keynesian : Adalah bagian dari teori ekonomi makro yang didasarkan
pada proses mekanisme regulasi itu sendiri, hal ini dapat membuat pengangguran tingkat
tinggi dan kehilangan output.
Aturan-aturan vs Pertimbangan :
Aturan/ kebijakan yang dapat dikerjakan pemerintah, misalnya Menjaga pertumbuhan
penambahan pada tingkatnya konstan setiap tahun.
Pendapat ekonom bahwa pembangunan situasi baru membuat tidak bodoh terhadap reaksi
kemungkinan perubahan terbaik yang dievaluasi setiap waktu.
Kebijakan Fiscal : Penggunaan variasi pada tingkatan belanja dan pajak pemerintah yang
berpengaruh pada wilayah ekonomi.
Pandangan yang saling tumpang tindih.
Ekonomi Klasik baru : Bahwa pandangan klasik baru percaya bahwa pandangan klasik
dari keberhasilan ekonomi dan mungkin memimpin teori ekonomi makro lebih
5
CHAPTER, 2.
MONITORING AKTIVITAS EKONOMI MAKRO
- Pengeluaran.
Merupakan pembelian untuk barang dan jasa akhir. Dapat dikatakan pengukuran
aktivitas ekonomi agregat berdasarkan pengeluaran yang dilakukan oleh sector
rumah tangga, sector perusahaan. Sector pemerintah dan sector luar negeri untuk
membeli barang dan jasa akhir.
- Produksi.
Merupakan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi
di wilayah suatu Negara dalam jangka waktu tertentu.
7
Dalam kenyataannya pendapatan rumah tangga ( Y ), tidak semuanya untuk konsumsi ada
sebagian yang disimpan (saving). Dari saving rumah tangga di Bank, diberikan kepada
perusahaan untuk investasi ( I ) sehingga selain consumer expenditure ( C ) perusahaan
juga memperoleh investasi ( I ), sehungga dapat disimpilkan :
Y = E
C+S = C+I S= I
C+S+T=C+I+G S +T = I + G
C + S + T = C + I + G + EX–IM S + T + IM = I + G + EX
1. Gross Nastional Product (GNP) adalah total pengeluaran atas barang dan
jasa akhir yang dilakukan oleh penduduk suatu Negara dalam satu tahun
2. Gross domistik produk (GDP) adalah total produksi barang dan jasa yang
dihasilkan dalam satu tahun didalam wilayah suatu Negara.
3. National incam adalah totalpendapatan termasuk profit yang diterima oleh
penduduk suatu Negara dalam satu tahun.
B. Pedekatan pengeluaran.
Pendekatan ini, menghitung pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan seluruh
pengeluaran yang dilakukan oleh sector-sektor ekonomi antara lain pengeluaran
9
C. Pendekatan pendapatan.
Dengan cara menghitung pendapatan nasional yang dihasilkan dari penggunaan factor-
faktor produksi, seperti upah, sewa gaji, bunga dan keuntungan.
D. Pendekatan produksi
Pendekatan ini mengukur pendapatan nasional berdasrkan jumlah nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi diwilayah suatu Negara dalam priode
tertentu.
CHAPTER 3
MODEL PERMINTAAN AGREGAT-PENAWARAN AGREGAT :
Model permintaan agregat dan penawaran agregat digunakan untuk mempelajari dan
menjelaskan penyebab terjadinya fluktuasi dari tingkat pendapatan nasional dan tingkat
harga. Model ini hampir sama dengan model yang digunakan dalam ekonomi mikro,
perbedaannya adalah model dalam makro digunakan untuk menerangkan tentang hubungan
variabel tingkat harga dan tingkat pendapatan nasional sedangkan dalam mikro digunakan
untuk menerangkan harga dan jumlah barang dan jasa individual.
AGREGAT DEMAND
Tingkat pendapatan nasional yang diminta merupakan nilai total dari konsumsi,
investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor.
The aggregate demand schedule merupakan garis atau fungsi dari tingkat pendapatan
nasional tertentu dengan setiap tingkat harga tertentu sedangkan faktor yang lainnya
dianggap konstan.
AGGREGATE SUPPLY
Jumlah keseluruhan barang dan jasa yang ditawarkan merupakan nilai total dari semua
barang dan jasa yang dihasilkan dalam ekonomi atau merupakan indikator dari
kapasitas produksi nasional.
11
The aggregate supply schedule merupakan garis atau fungsi dari kemampuan tingkat
pendapatan nasional dalam menghasilkan barang dan jasa yang ditawarkan dengan
setiap tingkat harga tertentu sedangkan faktor lainnya dianggap konstan.
Full employment, terjadi pada saat titik ekuilibrium terletak atau sama dengan titik
LAS (Gambar 1)
Un employment, terjadi pada saat titik ekuilibrium terletak di sebelah kiri titik LAS
atau lebih kecil dari LAS sehingga terjadi GDP gap (Gambar 2).
Above full employment, titik ekuilibrium lebih besar dari titik LAS (Gambar 3).
AD AD AD
2. Suku Bunga
Tingkat suku bunga sangat berpengaruh pada jumlah barang dan jasa yang dibeli,
karena hal ini mempengaruhi keputusan sektor rumah tangga untuk menyimpan
atau meminjam uang. Pada saat suku bunga tinggi, banyak orang yang akan
menabung agar mendapatkan keuntungan dan sebaliknya pada saat suku bunga
rendah banyak orang yang akan meminjam uang. Sehingga, semakin tinggi suku
bunga akan semakin sedikit pula jumlah konsumsi barang dan jasa dan sebaliknya
pada saat suku bunga rendah permintaan akan barang dan jasa akan meningkat.
SEKTOR SWASTA
1. Suku bunga
Semakin tinggi tingkat suku bunga akan menyebabkan semakin rendahnya pula
nilai investasi.
2. Tingkat kepercayaan investor
Faktor utama perusahaan dalam melakukan investasi adalah tentang kepercayaan
bahwa investasinya sangat prospektif di masa yang akan datang, untuk dapat
menarik investor maka harus diciptakan suatu iklim investasi yang kondusif agar
tingkat kepercayaan investor semakin meningkat.
SEKTOR PEMERINTAH :
Peran pemerintah dalam membentuk permintaan agregat adalah melalui pengeluaran
yang dilakukan pemerintah (G) dalam membeli barang dan jasa. Pada saat kondisi
ekonomi sedang meningkat pemerintah akan mengurangi pengeluarannya, sedangkan
13
Jadi dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang mempengaruhi bertambah atau berkurangnya
permintaan agregat adalah:
1. Perubahan pendapatan
2. tingkat suku bunga
3. jumlah uang beredar
4. tingkat kepercayaan investor
5. pengeluaran pemerintah
6. tingkat pendapatan dari perdagangan luar negeri
7. kurs mata uang.
PERMINTAAN PENAWARAN :
Berubahnya faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran agregat baik jangka panjang
maupun pendek ke arah yang lebih baik akan menyebabkan kurva penawaran SAS dan
LAS bergeser ke kanan (Gambar 2).
14
LAS 0 LAS 1
SAS 0
SAS 0
SAS 1
AD1
AD0
AD 0
GAMBAR 1 GAMBAR 2
MODEL KEYNES
PERMINTAAN AGREGAT
Menurut Keynesian, yang paling mempengaruhi permintaan agregat adalah
kebijakan fiskal dan pengaruh dari luar negeri. Dalam model Keynes, tidak ada
pengaruh yang dianggap sebagai penyebab utama atau paling kuat. Sebagai contoh
bahwa jumlah uang yang beredar tidak begitu mempengaruhi pengurangan suku
bunga dan suku bunga itu sendiri mempengaruhi pengaruh yang lemah terhadap
investasi.
Akan tetapi sangat kontras dengan pengaruh dari pengeluaran pemerintah, dan
pajak, karena hal ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap agregat permintaan
dalam model Keynesian.
PENAWARAN AGREGAT
15
Dalam model Keynesian dikenal adanya agregat penawaran dalam jangka pendek,
yang dalam hal ini tingkat harga sangat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan
nasional.
16
CHAPTER 4
PENGELUARAN DAN PENERIMAAN AGREGAT
Fungsi Saving
Merupakan hubungan antara Saving dengan pendapatan:
S=Y–C
S = Y – (a – bY)
S = -a (1 – b) Y
1-b = Marginal Propensity to save (MPS) yaitu rasio perubahan Saving dibagi dengan
perubahan pendapatan
MPS = S/Y = 1-b
EQUILIBRIUM EXPENDITURE
Adalah keadaan di mana pengeluaran agregat yang direncanakan sama dengan penghasilan
nasional. Sedangkan pengeluaran agregat yang direncanakan merupakan jumlah dari
konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan net ekspor yang telah direncanakan.
Untuk lebih memahami konsep dari equilibrium expenditure sementara kita mengabaikan
aktivitas ekonomi dari sektor luar negeri.
Agregate Expenditure (AE) = C + 1 + G + (X-M), karena sektor luar negeri diabaikan
sehingga AE = C+I+G Eq : AE = Y(GNP) maka Y = C+I+G
17
ODP
EXCEED
AE
Eq.
EXPENDITURE
AE PLANNED
EXCEED
Y LEAKAGES
INJECTION EXCEED
EXCEED
s+ 1
i+g
KETERANGAN
GDP Exceed = GDP > AE yang direncanakan :
AE Exceed = AE Planned > GDP
Leakages Exceed = Leakages (s+1) > Injection (i+g)
Injection Exceed = Injection (i+g) > Leakages (s+t)
ANGKA PENGGANDA
Besarnya angka pengganda ditentukan oleh MPC atau equivalen dengan MPS.
Semakin besar MPC maka angka pengganda juga semakin besar, tetapi semakin besar
MPS maka angka pengganda semakin kecil.
AE = C+I+G I = I0, G = G0 AE1
C=a+bY
AE0
Eq : AE = Y (GNP)
a + b Y + Io + Go = Y
Y – bY = a + Io + Go
(1-b)Y = a + Io + Go
Y = 1/1-b (a+Io+Go)
k = 1/1-b = 1/1-MPC = 1/MPS
18
AUTONOMOUS TAX
Apabila Antonomous tax berubah dari t0 menjadi t0+t, Equilibrium GDP bertambah
menjadi y+y maka :
y+y = 1/1-b (a+i0+g0-bt0+bt)
k=1/1-b
apabila t = t0 + t1y
1
Y = ––––––––––– (a+i0+g0-bt0)
1-b(1-t1)
Apabila Autonomous bertambah menjadi t0+t, maka Equilibrium GDP bertambah
menjadi y + y maka :
1
y+y = ––––––––––– (a+i0+g0-bt0-bt)
1-b (1-t1)
1
k = –––––––––––
1-b (1-t1)
BALANCED BUDGET
Merupakan ratio pertambahan pendapatan nasional akibat adanya pertambahan
pengeluaran pemerintah (g). Apabila pada saat pengeluaran pemerintah bertambah
dan pemerintah menaikkan pajak maka:
1 -b
k = ––––– + –––––– = 1
19
1-b 1-b
Apabila pajak tidak bertambah:
1-b
k = ––––––––
1-b(1-t1)
INTERNATIONAL
im=im+my
ep=c+i0+g0+ex0-im
ep=g.bt0+b(1-t1)y=i0+g0+cn0-my
1
y = ––––––––––– (a-bt0+i0+g0+en0-im0)
1-b(1-t1)+m
1
k = –––––––––––
1-b(1-t1)+m
20
CHAPTER 5
PENGELUARAN AGREGAT, SUKU BUNGA DAN UANG
INVESTASI
Ada dua hal yang mempengaruhi investasi
1. Suku bunga
Suku bunga mempengaruhi investasi, dimana semakin tinggi suku bunga maka akan
semakin rendah investasi. Hal ini disebabkan besar kecilnya suku bunga akan
berpengaruh pada tinggi rendahnya biaya produksi dengan kata lain mempengaruhi
keuntungan yang diperoleh.
The nominal interest rate adalah jumlah bunga yang harus dibayar (suku bunga
pinjaman) dan bunga yang dapat kita peroleh (suku bunga tabungan).
The real interest rate adalah tingkat suku bunga dikurangi dengan tingkat inflasi.
I
I0 I1
FUNGSI INVESTASI
Merupakan hubungan antara investasi dan suku bunga, sedangkan faktor-faktor yang lain
dianggap konstan.
I = Io + hr, Io, r > 0
Io = investasi pada saat bunga 0
r = suku bunga
h = tingkat perubahan investasi apabila suku bunganya berubah.
KURVA IS
Merupakan hubungan antara pendapatan nasional dan suku bunga, pada saat pendapatan
nasional sama dengan pengeluaran agregat.
C = a + bY
21
I = Io – hr
G = Go
AE = a + bY + Io – hr + Go
AE = Y
Y = a + bY + Io – hr + Go
(1 – b) Y = a + Io – hr + Go
a + Io – hr + Go
Y = –––––––––––––– Fungsi IS
1–b
Kurva IS akan bergerak di sepanjang kurva apabila suku bunga berubah sehingga
pendapatan nasional juga berubah, dimana jika suku bunga bertambah maka akan
mengurangi pendapatan nasional demikian sebaliknya.
Kurva IS akan bergeser apabila faktor-faktor autonomous expenditure berubah,
dimana apabila faktor autonomous expenditure bertambah maka akan menggeser
kurva IS ke sebelah kanan.
r r
r1
r0
r0
y0 y1 y0 y1 y
Semakin tinggi suku bunga maka jumlah uang yang diminta akan semakin rendah,
sebab bunga merupakan biaya dari penyimpanan uang sehingga masyarakat akan lebih
suka untuk menabungkan uangnya untuk mendapatkan bunga yang tinggi (motif
spekulan).
KURVA LM
Adalah hubungan antara suku bunga dan pendapatan nasional pada saat jumlah uang yang
diminta sama (Md) dengan jumlah uang yang beredar (Ms)
Ms = Mo
Md = a + by – Cr
Md = Ms
a + by – Cr = Mo
-a + Mo + Cr
y = ––––––––––– Fungsi LM
b
Apabila faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan (Md) yang berubah maka kurva
LM akan bergerak sepanjang kurva.
Apabila terjadi perubahan dari jumlah uang yang beredar (Ms) maka kurva LM akan
bergeser.
EQUILIBRIUM IS – LM
Hal ini akan terjadi pada saat kurva IS = LM, sehingga akan terjadi perpotongan antara
kurva IS dengan kurva LM. Pada saat terjadi equilibrium, besar tingkat suku bunga dan
tingkat pendapatan nasional adalah sama baik pada kurva IS maupun LM. Sebelah kanan
kurva IS menunjukkan terjadi ekses pendapatan nasional atau leakages exceed dimana I +
G < S + t sedangkan di sebelah kiri kurva IS menunjukkan terjadi ekses pengeluaran
agregat atau injection exceed dimana I + G > S + t
23
Daerah di bawah kurva LM menunjukkan ekses permintaan uang di mana Md > Ms pada
saat itu suku bunga terlalu rendah sehingga pendapatan nasional akan terlalu tinggi.
Sedangkan diatas kurva lM menunjukkan ekses jumlah uang yang beredar dimana Md <
Ms dimana pada saat itu suku bunga terlalu tinggi sehingga pendapatan nasional sangat
rendah.
CHAPTER 6
KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL
KEBIJAKAN MONETER
Merupakan tindakan pemerintah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian dengan
cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan moneter dibagi menjadi dua macam
1. Kebijakan ekspansi, merupakan kebijakan pemerintah untuk memperbesar kegiatan
ekonomi dengan cara memperbanyak jumlah uang yang beredar. Kebijakan diambil
pada saat perekonomian dalam keadaan unemployment dimana banyak terjadi
banyak pengangguran atau saat kapasitas produksi nasional belum digunakan
secara optimal.
2. Kebijakan kontraksi, merupakan kebijakan untuk menurunkan kegiatan ekonomi
dengan mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini digunakan pada saat
permintaan agregat melebihi kapasitas produksi nasional ditandai dengan inflasi
yang tinggi.
r0
r1
IS
Y0 Y1
SAS
P1
P0
AD1
AD0
Y0 Y1
LM1 dan turunnya suku bunga dari ro ke r1, bertambahnya jumlah uang beredar juga
akan menggeser kurva Ado ke AD1. akibat perubahan variabel-variabel tersebut akan
menggeser pendapatan nasional dari Yo ke Y1.
Efektivitas kebijakan moneter tergantung pada :
- Slope kurva IS, semakin datar slope kurva IS akan menghasilkan penambahan
pendapatan nasional yang lebih besar.
r LMo
LM1
ISB
ISA
Y1 Y2
- Slope kurva LM, semakin tegak slope kurva LM akan menghasilkan penambahan
pendapatan nasional yang lebih besar.
r LMA LM’A
LMB
LM’B
IS
Y’B Y’A
KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan fiscal mencakup besarnya pengeluaran pemerintah (G) dan pajak (T)
pertambahan pengeluaran pemerintah akan mengakibatkan semakin meningkatnya
pendapatan nasional, apabila tidak disertai kenaikan pajak. Cara bekerja kebijakan fiskal
dapat dilihat pada gambar di bawah ini, dimana terjadi kenaikan pengeluaran pemerintah
sedangkan pajak dan jumlah uang beredar dianggap konstan.
LM1 LMo
IS1
ISo
SAS
26
AD1
ADo
Penambahan pengeluaran pemerintah (G) akan menggeser kurva Iso ke IS1 dan juga
akan menggeser kurva Ado ke AD1, dengan tidak berubahnya harga (P) dan jumlah
uang beredar akan diperoleh pendapatan nasional ekuilibrium baru yaitu Y’. Pergeseran
kurva AD mengakibatkan naiknya harga dari Po ke P1 dan akan mengurangi jumlah
uang beredar serta akan menggeser kurva Lmo ke LM1, sehingga akan tercapai
keseimbangan baru. Hal ini akan mengakibatkan naiknya tingkat suku bunga dari ro ke
r1 yang merupakan tingkat suku bunga pada keadaan equilibrium.
LMA
LMB
IS1
ISo
Yo Y1 Y2
- Kurva IS, semakin tegak kurva IS akan lebih efektif atau menghasilkan pendapatan
nasional yang lebih besar.
ISB’
ISB
LMo
ISA
ISA
PROBLEMS
C = 100 + 0,8 (y - t)
I = 500 – 50r
Tx = 400
Md/P=y=0,2 + 500 – 25r, dan jumlah uang yang beredar = 520; tingkat harga =1. Maka
GDP Equilibrium akan terjadi jika IS = LM;
Y =C+1+G
= 100 + 0,8 – 400) + (500 – 50r) + 400
= 100 + 0,8y – 320 + 500 – 50r + 400
0,8y = 680 – 50r
y = 3400 – 250r = Persamaan IS
Persamaan LM terbentuk bila terjadi keseimbangan antara Jumlah Uang yang ditawarkan
dan Jumlah Uang yang diminta:
Md/P = Ms
0,2y + 500 – 25r = 520
0,2y = 520 – 500 + 25r
y = 100 + 125r = Persamaan LM
Penambahan jumlah uang beredar sebanyak satu unit akan menggeser kurva Lmo ke
LM1 dan menggeser kurva Ado ke AD1, hal ini akan menyebabkan naiknya tingkat
harga dari 1 menjadi P1 dan turunnya suku bunga dari 8,8% menjadi 8,7% sehingga
pendapatan nasional akan naik dari 1200 menjadi 1203,5.
IS = LM
3405 – 250 = 100 + 125r
3305 = 375r
r = 8,813
GDP = 100 + 125(8,813)
=1201,75
29
Penambahan G1 unit akan menggeser kurva ISo ke IS1 dan kurva ADo ke AD1, hal ini
menyebabkan naiknya harga dari 1 ke P1 menggeser kurva LMo ke LM1 dan naiknya
suku bunga dari 8,8% menjadi 8,813%, sehingga pendapatan nasional akan meningkat
dari 1200 menjadi 1201,75.
=1198,25
31
Penambahan pajak sebanyak 1 unit akan menggeser kurva LMo kekiri menjadi LM1
dan kurva ADo kekiri menjadi AD1, menyebabkan turunnya level harga dari Po ke P1
(kurva LM bergeser ke kanan) dan turunnya suku bunga dari 8,8% menjadi 8,7%. Hal
ini menyebabkan turunnya pendapatan nasional dari 1200 menjadi 1198,25.
32
CHAPTER 7
PENGARUH PERDAGANGAN INTERNASIONAL TERHADAP
PERMINTAAN AGREGAT
NERACA PEMBAYARAN
Neraca pembayaran yang digunakan sebuah negara dalam transaksi perdagangan
internasional terdiri dari:
- Current account
- Capital account
- Official settlements account
CURRENT ACCOUNT
Current account digunakan untuk mencatat nilai-nilai dari :
1. Net ekspor
Adalah nilai dari ekspor barang dan jasa dikurangi dengan nilai akan impor barang
dan jasa (X-M).
2. Penanaman modal asing
Selisih antara pendapatan warga negara (WNI) yang menanamkan modalnya di luar
negeri dengan pendapatan warga negara asing yang menanamkan modalnya di
negara tersebut.
3. Transfer antar negara
Selisih antara transfer bisa berupa pemberian atau hibah yang dilakukan warga
negara (WNI) keluar negeri dengan transfer warga negara lain yang masuk ke
dalam negeri.
CAPITAL COUNT
Mencatat selisih investasi baru yang dilakukan warga negara (WNI) ke negara lain dan
investasi baru yang masuk ke negara tersebut.
Investasi baru yang masuk dari negara lain disebut Capital Import, sedangkan investasi
yang dilakukan warga negaranya keluar negeri disebut Capital Eksport.
NX NX
0 0
Y Y
34
Kurva net ekspor menunjukkan hubungan antara net ekspor dengan pendapatan
nasional, faktor-faktor lain dianggap tetap. Semakin tinggi pendapatan nasional
maka net ekspor akan semakin rendah.
Kurva net ekspor akan bergeser apabila faktor-faktor selain pendapatan nasional
berubah. Turunnya kurs mata uang mengakibatkan kurva net ekspor bergeser ke
kanan dari NXo ke NX1, dan meningkatnya kurs mata uang akan menggeser kurva
net ekspor ke kiri dari NXo ke NX2.
leakages pada perekonomian terbuka adalah investasi (I), pengeluaran pemerintah (G) dan
Impor (M).
Net ekspor dipengaruhi oleh tiga factor: income negara lain, pendapatan nasional dan kurs
mata uang. Pendapatan negara lain merupakan variabel exogen yang mempengaruhi
tingkat net ekspor dan posisi kurva IS. Meningkatnya pendapatan negara lain akan
menggeser kurva IS kekanan. Pendapatan nasional merupakan variabel endogen, besar
kecilnya nilainya akan berpengaruh pada pergerakan sepanjang kurva. Kurs mata uang,
apabila menggunakan kurs tetap merupakan variabel exogen dan apabila menggunakan
kurs flexible merupakan variabel endogen dimana semakin tinggi suku bunga domestik,
semakin tinggi kurs mata uang asing.
IS (Closed) IS (flexible)
IS (open, fixed) IS (fixed)
Pada gambar A dapat dilihat bahwa kurva IS pada perekonomian terbuka dengan
kurs tetap lebih tegak dari kurva IS pada perekonomian tertutup, karena perubahan
pendapatan nasional akan mengakibatkan perubahan jumlah impor, sehingga akan
membuat multiplier effect perubahan pada autonomous expenditure lebih kecil
dibanding dengan pada perekonomian tertutup. Contohnya, jika suku bunga
bertambah, investasi akan berkurang dan melalui multiplier effect, pengeluaran
agregat yang direncanakan dan pendapatan nasional akan menurun. Tetapi,
multiplier effect pada ekonomi terbuka lebih kecil karena digunakan untuk impor.
Pada gambar B dapat dilihat kurva IS ekonomi terbuka dengan kurs Flexible lebih
datar dari kurva IS ekonomi terbuka dengan kurs tetap, karena perubahan suku
bunga juga akan mengubah kurs mata uang. Contoh, apabila suku bunga naik, kurs
akan naik (Apresiasi), akan mengurangi ekspor dan bertambahnya impor, sehingga
net ekspor akan berkurang.
Merupakan hubungan antara suku bunga dan pendapatan nasional pada saat jumlah uang
yang diminta sama dengan jumlah uang yang beredar.
1. respon uang terhadap suku bunga, dalam ekonomi terbuka masyarakat dapat
memilih untuk menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang atau asset financial
lainnya. Apabila memilih dalam bentuk uang, mereka dapat memilih dalam bentuk
mata uang domestik atau mata uang asing. Sensitivitas uang pada ekonomi terbuka
lebih besar dari ekonomi tertutup.
2. variable exogen dan endogen dari uang beredar, pada ekonomi tertutup jumlah uang
beredar tergantung pada kebijakan Bank Central untuk menambah atau mengurangi
dengan kata lain adalah variabel exogen. Hal ini hampir sama dengan ekonomi
terbuka dengan kurs flexible, sedangkan dengan kurs tetap jumlah uang yang
beredar adalah endogen. Jumlah mata uang domestik tergantung pada nilai tukar
dengan mata uang asing, jika mata uang domestik lebih menguntungkan dari mata
uang asing maka masyarakat akan menyimpan kekayaannya dalam mata uang
domestik apabila mata uang asing lebih menguntungkan maka mereka akan
memilih menyimpan dalam bentuk mata uang asing.
EQUILIBRIUM
Untuk mencari keseimbangan antara suku bunga dan pendapatan nasional model IS-LM
pada perekonomian terbuka, kita harus mengetahui system kurs yang digunakan apakah
fixed atau flexible.
Kurs tetap, kurva IS pada ekonomi terbuka dengan kurs tetap lebih tegak
dibandingkan pada ekonomi tertutup. Kurva LM mempunyai slope yang sama,
seperti pada ekonomi tertutup, karena jumlah uang beredar dan posisi kurva LM
adalah variable endogen. Posisi kurva LM ditentukan oleh jumlah uang beredar,
sedangkan jumlah uang beredar tidak ditentukan oleh Bank Central tetapi oleh
individu yang memilih menyimpan kekayaannya dalam bentuk mata uang apa?
Tetapi interest rate parity dengan kurs tetap mengharuskan suku bunga domestik
sama dengan suku bunga asing. Equilibrium terjadi pada saat kruva IS berpotongan
IRP, jumlah uang tergantung pada posisi Kurva LM. Apabila jumlah uang beredar
terlalu besar maka akan berpotongan dengan kurva IS saat suku bunga domestik
lebih kecil dari suku bunga luar negeri. Hal ini mengakibatkan mengalirnya uang
dari dalam negeri ke luar negeri dan kurva LM akan bergeser kekiri. Dan apabila
jumlah uang beredar terlalu sedikit mengakibatkan kurva LM akan berpotongan
dengan kurva IS saat bunga dalam negeri lebih tinggi dari bungaluar negeri,
sehingga uang akan mengalir ke dalam negeri dan menggeser kurva LM kekanan.
Kurs Flexible, jumlah uang beredar dan kurva LM merupakan factor eksogen.
Kurva IS dengan kurs flexible lebih datar dibandingkan dengan kurs tetap.
Equilibrium terjadi pada saat kurva IS berpotongan dengan kurva LM.
LM
LM
c
37
IRP
IS IS
LMo
LM1
IRP
IS1
ISo
Yo Y1 Y2
NX
r1 LMo
IS1
LMo
38
ISo
Yo Y1
NXo
NX1
LMo
LM1
ro
r1
IS
Yo Y1
NX1
NXo
39
CHAPTER 8
MODAL, TEKNOLOGI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Akumulasi modal
Banyaknya barang dan jasa yang diproduksi tergantung pada banyaknya jumlah faktor
produksi yang tersedia. Salah satu faktor produksi yang penting adalah modal. Dengan
lebih sedikitnya konsumsi dibandingkan jumlah diproduksi, kita dapat
mengakumulasikan modal. Dengan kata lain dengan semakin besarnya modal yang
dimiliki oleh individu, akan semakin besar output yang diproduksi dan akan
menyebabkan naiknya pendapatan individu tersebut.
Hubungan antara output perorang dan modal perorang disebut dengan fungsi produksi
perkapita. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Leal GDP
Perubahan teknologi
Perubahan teknologi akan memungkinkan untuk menghasilkan output yang lebih
banyak dari input yang ada. Perubahan teknologi akan menggeser kurva produksi per
kapita keatas, tidak seperti akumulasi modal perubahan teknologi tidak mengurangi
marginal product of capital. Tetapi, perubahan teknologi juga membutuhkan biaya.
Untuk mencapainya, harus menggunakan sumber daya yang ada untuk penelitian,
pengembangan dan bagaimana cara penggunaan teknologi baru. Meskipun kegiatan
40
tersebut akan mengurangi tingkat keuntungan yang diperoleh. Tetapi dengan terus
menerus menggunakan sumber daya untuk penemuan teknologi maka fungsi produksi
perkapita akan tetap bergerak ke atas dan menopang pertumbuhan ekonomi.
PFo
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat, pertumbuhan ekonomi dapat disebabkan oleh
penambahan modal per orang atau perubahan teknologi. Akumulasi modal ditunjukkan
dengan pergerakan sepanjang kurva PFo, sedangkan perubahan teknologi
menyebabkan bergesernya kurva Pfo ke PF1.
k k k
––– = –––– –––
n n n
k n k
––– = ––– –––
k n n
SS
Kurva SS adalah garis investasi steady state. Slope garis ini adalah tingkat pertumbuhan
penduduk, semakin besar tingkat pertambahan penduduk akan semakin tegak. Setiap
penambahan stock modal per orang, menyebabkan semakin cepatnya pertambahan
penduduk, sehingga investasi harus semakin besar. Untuk menjaga stock modal per orang
tetap konstan. Atau, semakin besar stok modal per orang, maka investasi harus semakin
besar. Untuk menjaga agar stok modal konstan. Untuk setiap pertumbuhan penduduk.
Real
GDP
PF
Pada gambar di atas dapat dilihat ada dua kurva: kurva S sama dengan kurva PF tetapi
terletak di bawah kurva PF. Pada setiap tingkat modal per orang, fungsi produksi per kapita
menunjukkan pendapatan per orang, dan kurva S menunjukkan jumlah pendapatan per
orang yang disimpan per orang. Dan juga menunjukkan konsumsi per orang pada setiap
modal per orang.
Pada gambar di atas dimisalkan besarnya modal per orang adalah $60.000 dan
ekonomi mampu menghasilkan pendapatan per orang $15.000 setahun dan saving per
orang sebesar $6.000 setahun. Jika populasi tetap, modal per orang akan meningkat.
Apabila populasi bertambah, modal per orang dapat bertambah ataupun berkurang
tergantung pada tingkat pertambahan populasinya.
42
STEADY STATE
Steady state merupakan situasi di mana modal per orang, dan pendapatan per orang adalah
tetap. Untuk menentukan steady state, kita harus mencari tingkat ketika modal per orang
yang merupakan pertumbuhan stok modal sama dengan tingkat populasi. Pada gambar
ditunjukkan apabila modal per orang $25.000 saving per orang melebihi akumulasi modal
yang dibutuhkan agar modal per orang tetap. Ekonomi tidak dalam akumulasi modal yang
dibutuhkan agar modal per orang tetap. Ekonomi tidak dalam keadaan steady, tanda panah
A menunjukkan jumlah kelebihan saving terhadap akumulasi modal. Pada situasi ini, m
odal per orang bertambah, pendapatan per orang bertambah serta bertambahnya konsumsi
dan saving per orang.
Apabila modal per orang $100.000 pada kasus ini saving per orang lebih kecil dari
jumlah akumulasi modal yang dibutuhkan agar stok modal per orang tetap. Pada situasi ini
perekonomian juga bukan dalam steady state. Tanda panah B menunjukkan berkurangnya
saving per orang dan modal per orang. Perekonomian bergerak ke kiri.
Akhirnya, pada modal per orang $60.000 saving per orang membawa akumulasi
modal sama dengan tingkat pertumbuhan populasi, kondisi ini menunjukkan steady state
dimana pendapatan per orang tetap.
PF
PF
SS
SS
S S1
So
PF
SSo
SS1
S
GOLDEN RULE
Pada gambar di bawah dapat diilhat konsumsi steady state per orang merupakan jarak
antara fungsi produksi perkapita dan garis investasi steady state. Dalam steady state,
konsumsi per orang akan maksimum apabila jarak semakin lebar, hal ini terjadi apabila
slope fungsi produksi perkapita sama dengan slope steady state atau disebut dengan golden
rule.
PF
SS
44
CHAPTER 9
PASAR TENAGA KERJA DAN PENAWARAN AGREGAT
Employment
(b) Permintaan Tenaga Kerja
W = MP x P
W
Sehingga ––– = MP
P
Untuk memaksimalkan laba, perusahaan akan mempekerjakan tenaga kerja sehingga
marginal product of labour sama dengan tingkat upah riil. Apabila marginal product lebih
besar dari tingkat upah riil, maka perusahaan menambah jumlah tenaga kerja. Tetapi jika
marginal product lebih sedikit dari tingkat upah riil maka perusahaan harus mengurangi
jumlah tenaga kerjanya. Sehingga dapat disimpulkan semakin rendah tingkat upah riil,
46
akan semakin besar jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan atau semakin tinggi permintaan
tenaga kerja.
Pilihan yang kedua adalah menentukan substitusi aktivitas di luar kerja hari ini Untuk
aktivitas non kerja pada masa yang akan datang, dengan kata lain bekerja pada masa
yang akan datang Untuk bekerja sekarang. Maka opportunity cost :
Tingkat upah Riil Sekarang x (1 + Tingkat Bunga Riil)
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Tingkat Upah Riil Besok
Untuk melihat rumus ini memberikan opportunity cost dari jam extra aktivitas non
pekerjaan sekarang versus besok, kita harus menentukan efek substitusi terhadap
barang dan jasa yang dapat dibeli oleh rumah tangga. Jam kerja sekarang dibiayai
dengan tingkat upah sekarang dan jam kerja besok dibiayai dengan upah riil besok.
Efek perubahan tignkat upah riil terhadap penentuan jam kerja tergantung
perubahannya apakah sementara atau permanen.
Upah Rill
LS (Sementara)
Employment
48
LS LS1
Upah Rill
Employment
49
Tingkat
Upah Riil LS
LD
Employment
Short-run
production
function
Upah Riil
Employment
KURVA PENAWARAN JANGKA PANJANG
Kurva penawaran jangka panjang berbentuk vertical karena setiap perubahan tingkat
harga merubah tingkat upah sebesar persentase yang sama Untuk mencapai tingkat
upah riil keseimbangan.
LAS
Tingkat
Harga
Employment
50
berbeda dan begitu pula tingkat jam kerja keseimbangan. Hal ini menyebabkan slop kurva
penawaran agregat jangka pendek keatas, tidak seperti pada jangka panjang.
PROBLEM :
Soal Problem Nomor 2 :
Sebuah perekonomian memiliki fungsi produksi jangka pendek, permintaan tenaga kerja,
dan penawaran tenaga kerja sebagai berikut :
Y = 100n – 0m2n2
nd = 250 – 2,5(W/P)
n$ = 100 + 2,5(W/P)
Dimana Y adalah GDP riil, n adalah kuantitas tenaga kerja, W adalah upah nominal dan P
adalah tingkat harga.
a. Keseimbangan tenaga kerja : nd = n$
250 – 2,5(W/P) = 100 + 2,5(W/P)
150 = 5(WP)
(W/P) = 30 Upah riil keseimbangan (full employment)
c. Jika tingkat upah riil perjam adalah $30, kuantitas GDP riiil yang ditawarkan :
(W/P) = 30
n$ = 100 + 2,5(30)
= 100 + 75
= 175
Kuantitas tenaga kerja yang ditawarkan pada saat tingkat upah riil $30 adalah 175
Y = 100n – 0,2n2
= 100 (175) – 0,2(175)2
= 17.500 – 6125
= 11.375
GDP riil saat tingkat upah riil $30 adalah 11.375
d. Jika tingkat pula nominal adalah $30 perjam dan tingkat harga adalah 96, tingkat
tenaga kerja (employemnt) :
Upah nominal
Upah riil = ––––––––––––––– x 100
harga
= (30/96) x 100
= 0,3125 x 100
= 32,25
nd = 250 – 2,5(W/P)
= 250 – 2,5 (31,25)
= 250 – 78,125
= 171,875
e. Dalam Pertanyaan (d), Kuantitas GDP riil yang ditawarkan :
n$ = 100 + 2,5 (W/P)
= 100 + 2,5 (31,25)
= 100 + 78,125
= 178,125
y = 100m – 0,2n2
= 100 (178,125) – 0,2 (178,125)2
= 17812,5 – 6345,7
= 11466,8
Kuantitas GDP riil yang ditawarkan saat upah nominal $30 dan tingkat harga 96 adalah
11466,8
53
CHAPTER 10
PENGANGGURAN
HUKUM OKUN
Semakin tinggi tingkat pendapatan nasional riil dari persentase kapasitas pendapatan
nasional riil, maka semakin rendah tim tingkat pengangguran
Meskipun ada kecenderungan lebih pendek dari seminggu, tingkat rata-rata jam kerja
berubah dan fluktuatif. Tetapi, dihubungkan dengan siklus pertumbuhan tingkat
pendapatan nasional riil fluktuasi jam kerja lebih kecil dan lemah, dibandingkan dengan
fluktuasi dalam tenaga kerja.
PEKERJAAN PENGANGGUR
POPULASI JON
CHANGERS
JONJJO
DISCOURAGED WORKERS
NEW ERTRANS
Jumlah Angkatan kerja (L) adalah jumlah orang yang bekerja (U) dikurangi jumlah
penganggur (E), sehingga jumlah pengangguran adalah Angkatan kerja dikurangi orang
yang bekerja :
E=L–U
U = I(L-U) – fU
U = IL-(I + f)U
Tingkat pengangguran alami terjadi pada tingkat pengangguran koustan atau jumlah
pengangguran tidak berubah (U=0)
IL = (l + f) U
U l
––– = ––––
L l+f
TINGKAT KEHILANGAN PEKERJAAN
Perubahan teknologi
Perubahan pada kompetisi internasional
Perubahan pada pengaruh regional
Fase siklus bisnis
TINGKAT JOB FINDING
Skala keuntungan pengangguran
Upah minimum
Derajat kesesuaian antara penganggur dengan penganggur dan pekerjaan yang ada :
UPAH
RIIL
Kurva angkatan kerja, LF menunjukkan jumlah orang yang bersedih bekerja pada tingkat
arah riil tertentu. Semakin tinggi tingkat upah riil, semakin banyak orang yang bekerja
karena terdapat variasi pekerjaan, sehingga akan memakan waktu bagi orang. Untuk
mencari pekerjaan yang Sesuai. Kurva penawaran tenaga kerja, LS menunjukkan jumlah
yang telah mendapat kerja yang tersedia dan siap Untuk mulai kerja pada tingkat arah riil
57
tertentu. Jarak horizontal antara keduanya adalah pengangguran frictioal dan structural
(pengangguran alamiah)
Penambahan tingkat job loss menyebabkan cepatnya perubahan pada structural
tingkat job finding yang disebabkan bertambahnya pengangguran impensasinya
bertambahnya tingkat pengangguran alami dan menggeser kurva LS kiri dari LS0 ke LS1
UPAH
RIIL LABOUR UNEMPLCY MENT
FORCE
EMPLOYMENT
LD
LS LF Natural
unemployment
LD
PROBLEMS NO.1:
Permintaan tenaga kerja nd = 100 – 5 (W/P)
LS LF
58
LS LF
W/P
10
LS
50 70
e. Jumlah pekerja yang mencari kerja terakhir yang bergabung ke kelompok tenaga
kerja
59
ns = 5 (W/P)
70 = 5 (W/P)
(W/P) = 14
cd = 14 –10
=4
60
BAB 11
INFLASI, SUKU BUNGA DAN KURS MATA UANG
LM
SUKU
BUNGA
IS
GDP riil
a. IS-LM equalibrium
TINGKAT
HARGA
AD1
ADo
GDP riil
b. Kurva AD
Pada gambar (a) titik perpotongan kurva IS-LM tergantung pada suku bunga dan
pendapatan nasional riil equilibrium pada tingkat harga tertentu. Pada jumlah uang beredar
tertentu, tingkat harga tergantung letak kurva LM. Sehingga perpotongan kurva IS-LM
tergantung pada kurva permintaan agregat. Pada tingkat harga awal sebesar 130 dan kurva
61
permintaan agregat ADo pada gambar (b) menjaga jumlah uang beredar tetap dan tingkat
harga yang berubah, kurva LM pada gambar (a) bergerak sepanjang kurva permintaan
agregat.
Apabila jumlah uang beredar bertambah sebanyak 10 persen dan persentase
pertambahan tingkat harga sama dengan pertambahan jumlah uang beredar maka kurva
LM tidak bergeser. Karena tingakt equilibrium pendapatan nasional riil sama ketika tingkat
harga lebih besar sama dengan persentase pertambahan jumlah uang beredar. Sehingga
kurva permintaan agregat baru, AD1, terletak diatas kurva ADo dan jarak vertical antara
dua kurva permintaan agregat adalah pertambahan persentase pertambahan tingkat harga
sama dengan persentase pertambahan jumlah uang beredar, yaitu sebesar 10 persen yang
menggeser kurva permintaan agregat keatas.
Persentase
pertambahan
upah
Real GDP
PENENTUAN UPAH
Tingkat upah riil equilibrium adalah tingkat upah riil ketika jumlah tenaga kerja
yang diminta sama dengan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Dengan kata lain,
saat jumlah pekerja sama dengan tingkat pengangguran alami. Apabila jumlah
tenaga kerja yang diminta melebihi jumlah yang ditawarkan maka tingkat upah riil
bertambah. Sebaliknya, jika tenaga kerja yang diminta lebih sedikit dari yang
ditawarkan maka tingkat upah riil berkurang.
Tingkat upah uang riil adalah tingkat upah riil dikalikan dengan tingkat
harga. Meskipun faktor-faktor pada pasar tenaga kerja mempengaruhi tingkat upah
riil, sebenarnya tingkat upah tergantung perjanjian pada pasar tenaga kerja. Untuk
menghasilkan tingkat upah riil konstan perubahan tingkat upah uang harus sama
dengan tingkat perubahan harga. Pada tingkat infalsi tertentu, jika tingkat upah uang
bertambah lebih cepat dari harga, tingkat upah bertambah. Jika pertambahan lebih
lambat maka tingkat upah akan berkurang.
Sehingga dapat disimpulkan, jika terjadi ekses demand tenaga kerja, tingkat
upah naik, tingkat upah uang bertambah lebih cepat dari inflasi. Sebaliknya, jika
62
terjadi ekeses supply tenaga kerja, tingkat upah berkurang dan pertambahan tingkat
upah uang lebih lambat dari inflasi.
EKSPEKTASI INFLASI
Adalah tingkat inflasi yang diprediksi untuk beberapa waktu yang akan datang.
Kalangan tertenu berhasil membuat prediksi infalsi dimasa datang, mereka setuju
untuk menambah tingkat upah pada periode mendatang. Upah akan bertambah sama
dengan besarnya inflasi yang diprediksi ditambah atau dikurangi disesuaikan
tekanan permintaan pada padasar tenaga kerja. Pada akses demand, upah akan
bertambah melebihi tingkat inflasi yang diprediksi, pada ekses supply, upah akan
bertambah kurang dari inflasi yang diprediksi dan pada equilibrium, pertambahan
upah sama dengan tingkat inflasi yang diprediksi.
EQUILIBRIUM INFLASI
Equilibrium pada inflasi merupakan hasil dari perpaduan tiga faktor yaitu jumlah uang
beredar, tingkat upah dan perkiraan tingkat inflasi. Untuk menentukan tingkat inflasi,
harus membedakan antara inflasi yang diantisipasi dan yang tidak diantisipasi.
EQUILIBRIUM
SAS 1 Naiknya uang beredar 10 % menggeser
TINGKAT
HARGA kurva permintaan agregat keatas sebesar 10
SASo %. Karena inflasi telah diantisipasi, upah
Uang yang juga akan naik sebesar 10 %,
beredar
Harga menggeser kurva penawaran agregat keatas
naik naik 100%
dengan persentase yang sama. Tingkat harga
100%
AD1 juga naik 10 %, tetapi pendapatan nasional
riil tidak berubah.
ADo
Real GDP
pada persamaan nilai tukar. Persamaan Nilai tukar merupakan banyaknya uang dikalikan
kecepatan perputaran uang atau sama dengan total pengeluaran.
Terdapat versi yang bekembang mengenai persamaan Nilai tukar yang
menunjukkan hubungan antara tingkat pertumbuhan. Tingkat pertumbuhan uang beredar
ditambah tingkat pertumbuhan kecepatan perputaran sama dengan tingkat pertumbuhan
pengeluaran. Pengeluaran dalam hal ini berasal dari perkalian tingkat harga dengan tingkat
pendapatan nasional riil. Sehingga tingkat pertumbuhan pegeluaran adalah tingkat inflasi
ditambah tingkat pertumbuhan pendapatan nasional riil. Dapat didefinisikan, tingkat
pertumbuhan uang beredar ditambah tingkat pertumbuhan cepatnya perputaran sama
dengan tingkat inflasi ditambah tingkat pertumbuhan pendapatan nasional riil.
Definisi ini kemudian menjadi teori dengan manambah beberapa asumsi. Dua
asumsi kunci yang menjadikan persamaan Nilai tukar menjadi teori kuantitas uang:
1. Kecepatan perputaran tetap
2. Pertumbuhan pendapatan nasional riil tidak tegantung pada pertumbuhan uang beredar
Definisi
Uang beredar M Tingkat pertumbuhan beredar
Perputaran V Tingkat pertumbuhan ……perputaran
Tingkat harga P Tingkat inflasi
GDP riil Y Tingkat pertumbuhan GDP
MV = PY
M.V + M.V = P.Y + P.Y
KURVA LM
Pada saat inflasi diantisipasi, baik uang beredar maupun tingkat harga bertambah pada
tingkat yang sama. Jika tingkat inflasi yang diantisipasi bertambah, jumlah riil yang
diminta berkurang pada jumlah uang nominal tertentu yang ditawarkan, tingkat harga
equalibrium bertambah. Selanjutnya, dengan jumlah uang riil yang lebih sedikir kurva
LM bergeser kekiri. Semakin tinggi tingkat inflasi yang diantisipasi, kurva LM akan
semakin jauh bergerser kekiri.
Real GDP
EQUILIBRIUM
Inflasi Pada awalnya tidak terjadi inflasi.
LM1 Perekonomian digambarkan pada posisi
Suku LMo dan ISo dan tingkat riil GDP $600.
bunga Uang beredar mulai bartambah 5% per
LMo
tahun. Jika tingkat pertumbuhan
diantisipasi dan diharapkan maka kurva
Pertumbuhan IS bergeser keatas sebesar 5% ke IS1.
Uang Inflasi juga bertambah, tetapi awalnya
IS1
ISo
Real GDP
65
PROBLEM BAB 11
Nomor 1:
Sebuah perekonomian mempunyai fungsi penawaran dan permintaan agregat jangka
pendek sebagai berikut :
Ya = - 1500 + 25P
Yd = 2000 – 25P
a. GDP riil dan tingkat harga :
Yd = Ya
- 1500 + 25P = 2000 – 25P
50P = 3500
P = 70
Y = 2000 – 25P
= 2000 – 25 (70)
= 250
GDP riil = GDP nominal / P
= 250/70
= 3,57
Jadi GNP riil pada keseimbangan full employment adalah 3,57
b. Jika jumlah uang beredar meningkat 10% dan peningkatan itu sudah diperkirakan,
bagaimana tignkat harga dan GDP riil.
Kenaikan jumlah uang beredar sebesar 10% dalam jangka pendek tidak akan
berpengaruh pada riil GDP, akan tetapi mempunyai dampak terhadap kenaikan harga
sebesar 10%, yang besarnya sama dengan persentase kenaikan jumlah uang beredar,
sehingga akan menggeser kurva ADo, ke AD1. Sedangkan besarnya pertambahan
jumlah uang beredar sebesar 10% ditunjukkan oleh jarak vertical kurva ADo dan AD1,
maka tingkat harga naik menjadi :
P = P0 + (P0 x 10 %)
= 70 + (70 x 10 %)
= 77
Tingkat
Harta Persentase
77 bertambahnya
uang beredar
70 AD1
66
ADo
Riil GDP
- Tingkat pertumbuhan uang beredar bertambah dari 4 % per tahun menjadi 6 % per
tahun dan perubahan ini telah diantisipasi
YO Y1
Real GDP
Pada kondisi awal perekonomian tidak terdapat inflasi, pada kondisi ini digambarkan
dengan kurva ISo dan LMo, tingkat suku bunga ro dan riil GDP Yo. Setelah terjadi
kenaikan uang beredar dari 4 % menjadi 6 % per tahun dan telah diantisipasi.
1. Untuk mengantisipasi inflasi yang lebih tinggi, swasta tidak melakukan investasi
pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi dari sebelumnya. Sehingga fungsi
investasi bergeser. Demikian pula kurva IS bergeser dari ISo ke IS1 sebesar
persentase pertambahan uang beredar.
2. Dengan bertambahnya jumlah uang beredar masyarakat akan mengantisipasi akan
naiknya tingkat suku bunga sebesar kenaikan persentase jumlah uang beredar,
sehingga permintaan akan uang akan berkurang. Dan tingkat harga akan bertambah
untuk mengurangi jumlah uang riil yang ditawarkan menjadi jumlah uang riil yang
diminta. Sehingga kurva LM akan bergeser ke LM1.
67
CHEPTER 12
INFLASI DAN SIKLUS BISNIS
Real GDP
TURUNNYA INFLASI
Turunnya uang beredar yang tidak diantisipasi mengurangi permintaan agregat dan
menggeser kurva AD ke sebelah kiri ADo. Kurva AD yang baru terletak dibawah ADo,
jarak vertical antara keduanya merupakan besarnya persentase perubahan uang beredar.
Karena upah tidak bereaksi pada perubahan yang tidak diantisipasi kurva penawaran
agregat tetep pada SASo. Pendapatan nasional riil turun dibawah tingkat penawaran
agregat jangka panjang dan harga juga turun. Perekonomian mengalami penurunan
harga dan pengangguran.
LAS1
B
LASo
Tk SAS1
Harga
D
Employment
SASo
C
A
B
Real GDP
70
KURVA PHILLIPS
Kurva Philips dikemukakan petama kali oleh A.A. (Bill) Philips, setelah mempelajari
hubungan antara pengangguran dan tingkat perubahan upah di Inggris selama 130 tahun
yaitu antara 1860 sampai 1990. Philips menyatakan bahwa tingkat perubahan upah
berlawanan dengan tingkat pengangguran setiap tahun, dinyatakan bahwa semakin tinggi
tingkat pengangguran, semakin rendah tingkat perubahan upah. Dengan hubungan yang
erat antara perubahan upah dan inflasi, kurva Philips dikembangkan dari hubungan antara
perubahan upah dan pengangguran menjadi satu dengan hubungan antara inflasi dan
pengangguran. Di bawah ini adalah gambar kurva Phillips;
PC
Tingkat Pengangguran
Hkm.Okun
Y1 600 Y2 5 6 7
GDP Riil Tingktat Penganggur
Model AD-AS dan kurva Phillpis memiliki cara yang sama dalam melihat suatu fenomena.
Gambar (a) menunjukkan kurva permintaan dan penawaran agregat. Dimulai dengan ADo
dan SASo, kenaikan permintaan agregat yang diantisipasi menggeser kurva ADo ke AD1.
Karena diantisipasi, upah juga naik, menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke
SAS1.
Gambar (b) meilustrasikan hukum okun, hubungan antara tingkat pengangguran
dan GDP riil. Gambar (c) menghubungkan gambar (b) dan (d) dimana gambar (d)
menunjukkan kurva phillips.
Jika permintaan agregat diharapkan naik ke AD1 tapi pada kenyataannya tetap di
ADo GDP riil turun ke Y1 dan inflasi turun menjadi 4% (harga naik menjadi 135.2) di
digambar (a). Pengangguran bertambah jadi 7 % dan ada pergerakan sepanjang kurva SPC
di gambar (d) dengan inflasi turun menjadi 4 % pertahun.
Jika permintaan agregat diharapkan naik ke AD1 tetapi ternyata naik ke AD1 GDP
riil aik ke Y2 dan tignkat harga ke 137.8 terdapat inflasi 6% gambar (a). hokum Okun
gambar (b) menyatakan bahwa GDP riil adalah Y2 dan tingkat pengangguran 5 %. Hal ini
72
diperlihatkan pada pergerakan sepanjang kurva SPC pada gambar (d) dengan tingkat
pengangguran turun menjadi 5 % dan inflasi naik menjadi 6 %.
SPCo
SPC1
Tingkat Pengangguran
PROMBLEMS
Soal Nomor 1 :
Suatu perekonomian yang tidak mengalami inflasi mempunyai permintaan agregat dan
penawaran agregat jangka pendek sebagai berikut :
Yd = 7500/P
s
Y = 1000 – (2500/P2)
a. Jika permintaan agregat yang tidak diperkirakan sebelumnya meningkat
sepertiganya, maka perubahan dalam tingka harga dan GDP riil adalah :
Syarat keseimbangan : Yd = Y8
750/P = 1000 – (250/P2)
1000 – 250/P2 – 7500/P = 0 dikalikan P2
2
1000 P – 750P – 250 = 0 dikalikan P2
4P2 – 3P – 1 = 0
73
Syarat keseimbangan : Yd = Y5
1000/P = 1000 – (250/P2)
1000 – 250/P2 – 1000/P = 0 dikalikan P2
1000 P2 – 1000P – 250 = 0 disederhanakan 1/250
4P2 – 4P-1 =0
AS
1,21
1,00
AD1
ADo
GDP riil
750 826,45
74
Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa kenaikan permitnaan atgregat sepertiganya, akan
menggeser kerva AD ke kanan atas dari AD 0 ke AD1 sekaligus akan mengakibatkan
harga naik dari 1,00 menjadi 1,21 dan GDP riil juga mengalami kenaikan dari 750
menjadi 826,45 atau bertambah sebesar 76,45.
Tingkat harga
LAS
P SAS
1,21
1,00
AD1
ADo
Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa keseimbangan baru terjadi dimana kurva
permintaan agregat (AD) memotong kurva pernawaran agregat jangka pendek (SAS).
Karena terjadinya inflasi maka harga naik sebesar 21 %, yaitu ari 1,00 menjadi 1,21
dan GDP riil naik dari 750 menjadi 826,45 atau bertambah sebesar 76,45. Jadi GDP riil
bergeser dari tingkat full employment menjadi di atasnya.
c. Jika pada soal (a) permintaan agregat tak terduga turun sepertiganya, maka
perubahan dalam tingkat harga dan GDP riil adalah :
Yd = -1/3 (750/P) + 750/P
= -250/P + 750/P
= 500/P
Syarat keseimbangan : Yd = Y5
2
500/P = 1000 – (250/P )
1000 – 250/P2 – 500/P = 0 dikalikan P2
1000 P2 – 500P – 250 = 0 disederhanakan 1/250
4P2 – 2P – 1 = 0
75
AS
1,21
0,81
ADO
AD1
GDP riil
0 617,28 750
Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa penurunan permintaan agregat sepertiganya,
akan menggeser kurva AD ke kiri bawah dari AD 0 ke AD1 sekaligus akan
mengakibatkan penurunan harga dari 1,21 menjadi 0,81 dan GDP riil juga mengalami
penurunan dari 750 menjadi 617,28 atau turun sebesar 132,72.
d. Jika permintaan agregat terus turun (tak terduga) sepertiganya setiap tahun, maka
tingkat inflasi dalam perekonomian adalah :
P”1 – P1
Tingkat inflasi = ––––––––––– x 100 %
P1
0,81 – 1
= ––––––––––– x 100 %
1
= - 19 %
1,00
0,81
ADO
76
AD1
GDP riil
0 617,28 750
Dari kurva di atas dapat dilihat bawa keseimbangan baru terjadi dimana kurva
permintan agregat (AD) memotong kurva penawaran agregat jangka pendek (SAS).
Karena terjadinya penurunan tingkat inflasi maka harga turun sebesar 19 %, yaitu dari
1,00 menjadi 0,81 dan GDP riil juga turun dari 750 menjadi 617,28.
77
CHAPTER 13
DEFISIT PUBLIK DAN PRIVAT DAN UTANG
Apabila G>T, anggaran negatif atau defisit, dan apabila G<T anggaran postif atau
terjadi surplus.
Swasta, sector swasta terdiri dari dua sector, yaitu rumah tangga dan dunia
usaha. Rumah tangga : neraca anggaran rumah tangga sama dengan saving
dikurangi investasi. Saving rumah tangga merupakan pendapatan berlebih dikarangi
dengan pengeluaran. Investasi merupakan belanja dan jasa yang dilakukan sector
rumah tangga, misalnya pembelian rumah baru.
Dunia usaha : neraca anggaran dari dunia usaha sama dengan saving dikurangi
investasi. Saving sama dengan profit dikurangi pajak dikurangi deviden dan bunga
pembayaran kepada sector rumah tangga. Investasi merupakan pembelian bangunan
baru, peralatan dan sebagainya yang berakibat pada perubahan inventory.
Neraca Anggaran Dunia Usaha = S – I
Apabila S>I terjadi surplus, sebaliknya apabila S<I terjadi defisit.
Pengeluaran
Tetap
79
INFLASI PAJAK
Inflasi pajak merupakan pajak yang dibayar implit oleh masyarakat pada saat Nilai uang
riil utang pemerintah berkurang karena naiknya harga. Karena masyarakat membagi inflasi
pajan, pemerintah menerima keuntungan inflasi pajak. Pada saat inflasi pajak menambah
penerimaan pemerintah, akan menghasilkan defisit riil pemerintah.
CHAPTER XIV
PILIHAN ANTAR WAKTU ; TABUNGAN, INVESTASI, DAN BUNGA
(S- I - R)
Investasi adalah suatu tindakan yang benar – benar merubah potensi konsumsi
sekarang untuk menjadi pendapatasn dimasa yang akan datang. Keputusan –
keputusan ini saling berpengaruh di dalam pasar untuk menentukan rasio harga
antara hak –hak sekarang dengan klaim masa depan, P 0 / P1.Rasio ini juga
didefinisikan sebagai 1- r, dimana r adalah tingkat bunga yang menggambarkan
premi dari klaim masa sekarang atas klaim satu tahun kedepan.
Di dalam pertukaran murni tanpa kesempatan produktif antar waktu, setiap individu
akan memiliki suatu pola konsumsi antar waktu yang disukainya yang dibatasi oleh
kendala kekayaan yang tertentu.
Tabungan harus diimbangi dengan pinjaman oleh orang lain. Pada kesempatan
untuk berproduksi, orang akan memiliki suatu optimum produktif yang
memaksimalkan kekayaan, menentukan tingkat investasi mereka, bersama- sama
dengan solusi optimum konsumtif memaksimalkan utility yang menentukan tingkat
tabungan mereka.
Teorema berlaku pada keadaan pasar yang bila pasar bagi klaim – klaim antar
waktu bersifat sempurna.
Serangkaian proyek yang meningkatkan kekayaan yang memiliki suatu nilai tunai
yaitu V0. Pada masalah dua waktu yang sederhana, dalam pengertian pembangunan
Kas Z0 dan Z1, nilai tunainya dapat didefinisikan sebagai berikut : V0 Z0 + Z1 .
1-r
82
Proyek Yang memiliki nilai tunai positif yang diterima, sedangkan nilai tukar
negatif ditolak.
Tingkat Bunga Riil ( r ) adalah premi yang ada dipasar dengan adamya klaim –
kalim riil dimasa sekarang atas klaim – klaim riil dimasa depan.
Tingkat Bunga r1 Adalah preewmi dari klaim – klaim moneter sekarang atas
klaim – klaim moneter masa depan.
Premi yang kedua (r1) dipengaruhi oleh tingkast inflasi harga yang diperkirakan
akan terjadio a atau dapat didefinisikan sebagai berikut r1=r + a
Potensi Waktu ialah pengharapan akan kenaikan pendapatan diwaktu yang akan
datang, menaikan tingkat bunga.Produktivitas Waktu ialah kesempatan investasi
yang memberikan keuntungan akan menaikan tingkat bunga, dan oleh karena
tingkat bunga yang nampak dalam suatu masyarakat biasanya adalah tingkat
bungan moneter r1. Perkiraan terjadinya inflasi juga akan menyebabkan kenaikan
tingkat bunga tersebut.
QUESTION :
a. Pengeluaran konsumsi ( C )
b. Pengeluaran Investasi ( I )
c. Pengeluaran Pemerintah ( G )
PERMASALAHAN :
1. Contoh-contoh kegiatan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari :
a. Stock
Simpanan uang bendaharawan di bank sebesar Rp.100 juta.
b. Flow
Penerimaan gaji seseorang setiap sebulan.
c. Factor income
Pendapatan pemerintah dari retribusi rumah makan.
d. Expenditure
Pengeluaran untuk pendanaan proyek Bagian Keuangan tahun ini sebesar Rp.200
milyar.
e. Intermediate transaction
84
Hasil padi tahun ini sejumlah 5 ton dikirim ke pabrik pembuatan tepung beras.
f. Asset
Kendaraan operasional Dinas Pemadam Kebakaran sebanyak 7 unit.
g. Liability
Kewajiban/tanggung jawab seorang pengusaha/produsen untuk membayar upah atas
penggunaan faktor produksi tenaga kerja.
2. Diketahui aktifitas perekonomian suatu negara pada tahun yang lalu sebagai berikut :
KETERANGAN JUMLAH ($)
Upah tenaga kerja 800,000
Pengeluaran konsumsi 650,000
Pajak rumah tangga 200,000
Subsidi 50,000
Total keuntungan perusahaan 200,000
Laba ditahan perusahaan 50,000
Investasi 250,000
Bunga yang diterima oleh rumah tangga 100,000
Sewa yang diterima oleh rumah tangga 40,000
Pajak yang dibayar perusahaan 50,000
Pembelian barang dan jasa oleh pemerintah 200,000
Ekspor barang dan jasa 250,000
Impor barang dan jasa 160,000
Depresiasi 50,000
85
Jika tingkat upah yang berubah atau harga faktor produksi lainnya, akan
menurunkan aggregate supply jangka pendek, hal ini ditunjukkan dengan menggeser
kurva SAS0 ke SAS1 namun tidak ada berpengaruh terhadap aggregate supply jangka
panjang (Long-run Aggregate Supply/LAS). (Gambar 1).
Gambar 1.
Tingkat
Harga P1 SAS 0
P0
O
GDP RIIL
88
Gambar 2.
LAS0 LAS1
SAS0
SAS1
Tingkat
P
Harga
O
GDP RIIL
LAS0 LAS1
SAS GDP
Gap
AD
O O
GDP RIIL GDP RIIL
89
(a) (b)
LAS3
SAS
AD
O
GDP RIIL
(c)
Karena dalam jangka panjang aggregate supply akan selalu melakukan penyesuaian
untuk kembali pada posisi semula, dimana perubahan-perubahan harga pada jangka
pendek tidak akan berpengaruh lama terhadap aggregate supply.
Dalam jangka panjang semua informasi tentang perubahan harga suatu produk akan
banyak diketahui sehingga akan terjadi tuntutan kenaikan biaya penggunaan faktor-
faktor produksi seperti upah tenaga kerja, sewa tanah dsb. Dengan demikian jika dalam
jangka pendek meningkatnya harga akan meningkatkan profit produsen dan
meningkatkan pula output atau produksinya (aggregate supply) namun dalam jangka
panjang hal itu tidak akan terjadi karena dengan adanya penyesuaian kembali biaya atas
faktor-faktor produksi maka tidak akan ada lagi profit untuk meningkatkan jumlah
output. Jadi pada akhirnya hanya harga yang berubah (naik) namun aggregate supply
akan tetap pada jumlah semula.
90
15. Apa pengaruh terjadi peningkatan tingkat akumulasi modal pada GDP riil
dan tingkat harga ?
Peningkatan akumulasi modal berpengaruh pada peningkatan angka GDP riil dan
penurunan tingkat harga, berarti terjadi perubahan/peningkatan pada LAS, pada gambar
ditunjukkan dengan pergeseran dari LAS 0 ke LAS1 (ke kanan). Hal ini juga akan
berpengaruh dengan peningkatan SAS, yang ditunjukkan dengan pergeseran dari SAS 0
ke SAS1 (kanan bawah). Equilibrium baru akan tercapai pada perpotongan antara kurva
SAS yang baru dengan kurva aggregate demand (AD). Kondisi ini akan
mengakibatkan meningkatnya GDP riil dan menurunnya tingkat harga.
LAS0 LAS1
SAS0
SAS1
P0
P1 GDP Gap
AD
O
GDP RIIL
21. Bandingkan penjelasan model Teori Klasik dan Teori Keynesian mengenai
terjadinya resesi ekonomi pada tahun 1980-an dan awal 1990-an.
Penjelasan Klasik
Terhambatnya pertumbuhan perekonomian pada tahun 1980-an dalam
pandangan ahli ekonomi makro klasik adalah akibat adanya perkembangan
teknologi yang secara khusus terlihat melalui penyebaran penggunaan teknologi
komputer pada sektor transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.
Hal ini mengakibatkan modal lambat terakumulasi karena digunakan dalam
proses perubahan teknologi. Sedangkan melambatnya pertumbuhan perekonomian
di awal tahun 1990-an lebih disebabkan adanya perubahan dalam persaingan
internasional yang dihasilkan dari pemotongan tarif melalui perjanjian/persetujuan
perdagangan bebas antara AS dan Kanada sehingga beberapa sektor menjadi lebih
kompetitif sementara yang lainnya menjadi kurang kompetitif terhadap produsen
AS. Akibatnya terjadi realokasi modal, yang dalam jangka pendek berakibat pada
menurunnya GDP riil.
91
12
10
SAS
4
AD
O 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600
GDP RIIL
92
Equilibrium :
AD = SAS
600 – 50P = 50P + 30
570 = 100 P
P = 5,7
LAS
12 GDP Gap
10
SAS
5,7
AD
O 50 100 150 200 250 315 400 450 500 550 600 650
330
GDP RIIL
660 = 100 P
P = 6,6
LAS
13,2
10 SAS
6,6
4
AD
O 50 100 150 200 250 300 400 450 500 550 600 650
330 660
GDP RIIL
Maka AD = 660 – 50 (6,6) = 330 = SAS > LAS.
GDP riil menjadi 330 atau naik 30 unit dan tingkat harga menjadi 6,6 atau naik 0,6
unit. Karena GDP riil equilibrium lebih besar dari LAS berarti terjadi pada kondisi
di atas full-employment dan GDP berada diatas kapasitasnya.
13,2
SAS
10
6,7
4
AD
O 50 100 150 200 250 300 400 450 500 550 600 650
94
325 660
GDP RIIL
AD = 660 – 50 (6,7) = 325 = AS.
GDP riil menjadi 325 atau turun 5 unit (dari sebelumnya 330) dan tingkat harga
menjadi 6,7 atau naik 0,1 unit (dari 6,6). Karena GDP riil equilibrium lebih besar dari
LAS berarti terjadi pada kondisi di atas full-employment dan GDP berada diatas
kapasitasnya.
Yang memperkenalkan fungsi ini adalah John Maynard Keynes, dengan teorinya
“Keynes’s Consumption Function”.
c = a + b ( y – to )
y = c + s + to atau s = y – t0 – c
maka :
s = y – t0 - a - b ( y – to )
s = - a + y – by – t0 – bt0
s = - a + (1 – b ) y – ( 1 – b ) t0
s = - a + (1 - b ) ( y – to )
Nilai Multiplier lebih dari satu, secara matematis karena nilai Multiplier
merupakan hasil bagi dari satu dibagi dengan MPS (1/MPS), dimana MPS adalah
mempunyai nilai antara 0 dan 1 ( 0 < MPS < 1 ), maka 1 dibagi dengan nilai < 1
akan menghasilkan > 1.
Misal : 1 / 0,5 = 2
Secara ilustrasi dapat digambarkan juga bahwa dalam perekonomian ternyata untuk
setiap pengeluaran (expenditure) sejumlah tertentu maka akan menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dari jumlah pengeluaran itu sendiri. Misalnya
jika pemerintah melakukan pengeluaran dengan membangun fasilitas pembangkit
listrik senilai Rp. 10 milyar di suatu daerah, maka roda perekonomian akan berputar
melalui berbagai sektor lapangan usaha mulai dari yang berkaitan dengan pemanfaatan
tenaga listrik seperti usaha percetakan/fotokopi, industri rumah tangga dll yang
menciptakan lapangan kerja bagi sejumlah orang sehingga memberikan pendapatan
bagi berpuluh atau beratus-ratus keluarga. Pendapatan ini kemudian dibelanjakan untuk
membeli kebutuhan rumah tangga seperti makanan, pakaian, buku dll, dengan
96
k=
Y = a + b( y – to ) + I + G
Y = a + b y –bto + I + G
(1 –b)Y =a - bto+ I + G
Y = (a + bto + I + G)
tersebut. Jadi pajak berpengaruh pada hubungan antara pengeluaran konsumen dan
GDP riil.
k =
k =
Contoh :
k =
k =
k =
k =
98
C = 10 + 0,9 (Y – t)
11
10
Y
d. Jika terjadi peperangan dan MPC turun menjadi 0,8, maka perubahan fungsi
konsumsinya :
C = 10 + 0,8 ( y – t )
maka slope akan bergerak kekanan bawah
C’= 10 + 0,8 (Y – t)
10
Y
99
S + t = 0,50 +1
= 1,50 Milyar
c) Total Injeksi
Injeksi =I+G
= 0,50 + 1
= 1,50 milliar
d) Multiplier :
1. Multiplier Investasi :
100
kI = (1-t)
kI = (1-0)
kI =
kI = 4
kG =
kG =
kG =
kG = 4
kT =
kT =
kT =
kT = - 3
Maka : = = 14,37 %
(c) Investment Multiplier =
KI = = = = 5
Yang dimaksud dengan kurva I-S adalah kurva yang menunjukkan hubungan
antara GDP riil dengan tingkat bunga, dimana agregat pengeluaran (C+I+G)
sama dengan GDP riil, sehingga rencana injeksi sama dengan rencana kebocoran.
Y = C + I0 + G 0
Y = a + bY + I0 – hr + G0
(1–b)Y = a + I0 + G0 – hr
Y = (a + I0 + G0 – hr)
Yang dimaksud dengan kurva L-M adalah kurva yang menggambarkan hubungan
antara GDP riil dengan tingkat bunga dimana kuantitas uang yang diminta sama dengan
kuantitas uang yang ditawarkan.
Kurva L-M selalu berslope positif/menaik (upward) disebabkan peningkatan GDP riil
menyebabkan meningkatnya jumlah uang kas yang diminta untuk menjaga agar jumlah
permintaan uang sama dengan jumlah uang yang beredar, sehingga tingkat GDP riil
yang lebih tinggi memerlukan tingkat bunga yang tinggi pula.
Perubahan keseimbangan GDP riil dan perubahan tingkat bunga yang diakibatkan
oleh :
(a) Kenaikan jumlah uang beredar atau kenaikan penawaran uang mengakibatkan
GDP riil meningkat sedangkan suku bunga menurun.
(b) Kenaikan belanja/pengeluaran pemerintah mengakibatkan GDP riil meningkat
sedangkan suku bunga menurun.
(c) Kenaikan pajak mengakibatkan GDP riil menurun, sedangkan suku bunga
menaik.
(d) Kenaikan devisit anggaran pemerintah mengakibatkan GDP riil menaik,
sedangkan suku bunga menurun.
103
c Jika suku bunga jatuh antara 5 – 4 persen pertahun, apa yang dipilih bagi investasi
dan apa bentuk keseimbangan pengeluaran agregat ?
Jawaban :
i = 500 – 50r untuk r = 5%
i = 500 – 50(0,05)
i = 497,5
i = 498
Y = 2.800 - 100 r
Y = 2.800 - 100 ( 5,33 )
Y = 2.800 - 533
Tingkat bunga Y = 2.267
Jawab : IS0
GDP riil
0 y1 y0 y’
tingkat harga
SAS
P1
P’
AD1
AD0
0 y1 y0 y’ GDP riil
105
Nomor 3 :
Tunjukkan efek analisa IS-LM dari peningkatan penawaran
IS uang terhadap tingkat bunga
dan GDP riil. Kondisi apa yang berperan hanya terhadap tingkat bunga ? (Show the effect
in the IS-LM analysis of an increases in the money supplyGDP on the
riil rate of interest and real
GDP. What conditions
0 would lead to only
y0 y1 y2 interest rates changing?)
Jawab : tingkat harga
Penambahan uang beredar mengakibatkan tingkat bunga menurun.Dengan turunnya tingkat
bnga akan merangsang peningkatan jumlah SASinvestasi. Peningkatan investasi akan
meningkatkan GDP riil.
P0
P1
AD1
AD0
GDP riil
0 y0 y1 y2
106
Meningkatnya penawaran uang menggeser kurva LM0 ke LM2 dan peningkatan pada
tingkat harga akan menggeser kurva LM2 ke kurva LM1. Pada permintaan agregat,
peningkatan penawaran uang akan menggeser kurva AD ke kanan atas. Jadi Pergeseran
kurva Lm ke kanan akan menggese posisi keseimbangan perekonomian pada tingkat bunga
yang lebih rendah dan tingkat GDP riil lebih tinggi.Menurunnya tingkat bunga
mengakibatkan peningkatan rencana investasi, meningkatnya investasi akan merangsang
(menstimulasi) permintaan agregat menjadi meningkat, terlihat pada pergeseran AD ke
kanan (AD0 ke AD1).
Problem
Anda diberikan informasi ekonomi sebagai berikut :
C = 100 + 0.8 ( y - t)
i = 500 – 50r
g = 400
107
t = 400
Md/P = 0,2y + 500 - 25r
LM y =
y =
y = 5 ( 20 + 25r )
IS = LM
3400 – 250r = 100 + 125r
r =
r = 8,8
y = 100 + 125 (8,8)
= 100 + 1100
= 1200
Jadi GDP riil = 1200 dengan tingkat suku bunga 8,8%.
4. Bank sentral menambah satu unit uang beredar.
a. Hitunglah perubahan pengeluaran aggregat
M1 = Mo + 1
= 520 + 1
= 520
0,2y = 21 + 25r
y = 105 + 125r
Equilibrium LS = LM
3400 – 250r = 105 + 125r
-250 - 125r = 3400 – 105
375r = 3.295
r1 = 8,786
y = 3400 – 250r
= 3400 – 250 (8,786)
= 3400 – 2196,5
= 1203,5
SAS”
AD’
AD
0 y y’ y(GDP Riil)
Karena harga tetap (fixed), jauhnya pergeseran kurva AD hanya ditentukan oleh
pergeseran kurva LM akibat penambahan jumlah uang beredar yang kemudian
menentukan nilai GDP Riil equilibrium yang baru (y’). Jadi jauhnya pergeseran
kurva AD = jarak y ke y’ yakni sebesar 3,5
c. Berapa perubahan tingkat bunga dan investasi
r = ro – r1
= 8,8 – 0,786
= 0,014
I = io – i1
= 60 – 60,7
= -0,7
i = io – i1
= 50 – 60,55
= -0,55
= Ydo – Yd1
= 800 – 797,25
= 2,75
y1d = Y1– t1
= 1198,25 + 401
= 797,25
I = 500 – 50r
= 500 – 50 (8,813)
= 500 – 440,65
= 59,35
I = 60 – 59,35
= 0,65 Perubahan jumlah investasi
Soal Nomor 16 :
Apa yang dimaksud dengan Teori Purchasing Power Parity ? Apa yang diprediksikan ?
(What is the purchasing power parity theory? What are its predictions?).
Jawab :
Suatu teori penetapan nilai tukar (exchange rate) yang mendefinisikan bahwa dalam
suatu sistem nilai tukar yang mengambang (floating exchange rate system), nilai
tukar menyesuaikan diri untuk menyeimbangkan perbedaan tingkat inflasi di antara
negara-negara yang merupakan mitra dagang untuk memperbaiki keseimbangan
neraca pembayaran (balance of payment equilibrium).
111
Teori Purchasing Power Parity menyatakan bahwa dalam jangka panjang, nilai tukar
antara mata uang 2 negara akan berlaku Purchasing power parity. Dimana maksud
dari Purchasing power parity adalah kondisi dimana nilai uang dari satu negara
adalah sama dengan nilainya dinegara lain.
Teori ini memprediksikan nilai tukar antara mata uang 2 negara akan sebanding
dengan daya belinya (Purchasing power parity berlaku ) dalam jangka panjang, nilai
tukar riil akan sama dengan 1. Daya belinya sendiri ditentukan oleh tingkat bunga.
Teori Purchasing power parity mengimplementasikan bahwa dalam jangka panjang,
mata uang suatu negara akan berubah nilainya tangkat yang sama dengan perbedaan
tingkat inflasi antara 2 negara.
Teori ini juga mengestimasi bahwa perbedaan tingkat inflasi membawa pada
kompensasi perubahan nilai tukar. Akan tetapi, mungkin juga bahwa nilai tukar yang
mengubah dirinya sendiri (sesuai pasar) dapat membawa pada perbedaan tingkat
inflasi jika, misalnya permintaan impor lebih inelastis terhadap harga, maka suatu
depresiasi nilai tukar dapat mengakibatkan suatu peningkatan pada inflasi dalam
negeri.
Soal Nomor 17 :
Apa yang dimaksud dengan Teori Interest Rate Parity (IRP)? (What is the interest rate
parity theory?).
Jawab :
Teori ini berlaku ketika investor menyamakan tingkat pengembalian tanpa
memperhatikan mata uang yang dipinjam dan dipinjamkan. Teori yang
memprediksikan tingkat pengembalian (return) asset yang dimiliki dalam berbagai
mata uang sama dengan nilai harapan depresiasi/apresiasi mata uang dalam
perhitungan. Teori ini juga memprediksikan, kurs akan menyesuaikan dari jam ke
jam, hari ke hari, untuk meyakinkan IRP berlaku. Yang dimaksud IRP adalah kondisi
dimana investor membuat tingkat pengembalian yang sama tanpa memperhatikan
mata uang dimana mereka meminjam dan meminjamkan. Interest rate dimaksud
adalah jumlah tertentu bunga yang harus dibayarkan peminjam kepada pemberi
pinjaman atas sejumlah uang tertentu.
Teori IRP ini didasarkan atas pemikiran bahwa investor akan selalu berusaha untuk
mendapatkan tingkat pengembalian yang terbaik yang bisa didapat. Teori IRP tidak
secara nyata menerangkan yang mana dari tingkat bunga atau nilai tukar yang
menyesuaikan untuk membuat tingkat pengembalian menjadi sama.
Soal Nomor 17 :
Jelaskan mengapa Kurva IS dalam perekonomian terbuka dengan nilai tukar tetap lebih
curam dibanding dengan kurva IS dalam praktek perekonomian tertutup? (Explain why the
IS curve I an open economy with a fixed exchange rate is steeper than the IS curve in a
closed economy.)
Jawab :
112
Kurva IS yang lebih curam ini terjadi karena perubahan GDP riil dalam negara
mempengaruhi perubahan dalam import. Ini menyebabkan efek multiplier dari
perubahan pengeluaran autonomus lebih kecil dibanding perekonomian tertutup.
Contoh :
Jika terjadi suatu peningkatan pada tingkat suku bunga, maka investasi akan turun
dan melalui efek multiplier pengeluaran aggregate dan GDP riil juga akan turun.
Tetapi efek multiplier lebih kecil pada perekonomian terbuka karena tambahan
pengeluaran melalui import bocor keluar negeri. Karena keseimbangan GDP riil
kurang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga dalam perekonomian terbuka
dengan sistim nilai tukar tetap dibandingkan perekonomian tertutup.
Interest rate
(percent per year)
IS (closed economy)
IS (open economy
Fixed exchange rate)
0 Real GDP
Problems
Problem Nomor 2 :
Buatlah neraca pembayaran dari perekonomian hipotesis item :
Jenis $million
- Capital imports 2000
- Interest received from abroad 800
- Exports of goods and services 1000
- Capital exports 1800
- Gifts made to foreigners 100
- Imports of goods and services 1100
- Interest paid abroad 700
113
Balance of payments
a. Current account
- Exports of goods and services 1000
- Imports of goods and services 1100 -
Net Exports -100
- Interest received from abroad 800
- Interest paid abroad 700 -
Net income from foreign investments 100
- Gifts made to foreigners (unilateral transfers) -100 +
Net current account -100
b. Capital account
- Capital imports 2000
- Capital exports 1800 -
Net capital account 200 +
c. Official settlements account 100
0 Y0 YE Y1 Real GDP
Net Export
0 Real GDP
NX
114
(b) Sebagaimana halnya Kebijakan Ekspansi fiskal pada nomor (a) di atas, kebijakan
berupa pengenaan/penambahan pajak, mengakibatkan kurva IS bergeser ke kanan
dari IS0 menjadi IS1 dan memotong kurva LM pada LM 0. Tingkat bunga naik
menjadi 4 % per tahun dan GDP riil naik menjadi y 1, keseimbangan baru berada
pada titik E1.
rE IRP
r1
IS1 IS0
0 Y1 YE Y0 Real GDP
115
(c) Penambahan jumlah uang beredar, sebagai akibat dari tingginya tingkat bunga di
dalam negeri, mengakibatkan kurva LM bergeser ke kanan menjadi LM 1 dan
memotong kurva IS pada IS1, tingkat bunga turun kembali pada garis IRP menjadi
sebesar 3 % dan GDP riil naik menjadi 1000. Sehingga keseimbangan terjadi pada
titik E2.
LM0 LM1
rE
IRP
IS
0 Y0 Y’ Y1
116
(d) Dimisalkan pendapatan riil dunia mengalami kenaikan dari y 1 menjadi 1000 mengakibatkan
tingkat bunga turun dari dari 4 % menjadi 3 %, uang beredar dari perekonomian luar negeri
masuk ke perekonomian dalam negeri, karena diharapkan akan mendapatkan pendapatan
bunga yang lebih tinggi di dalam negeri, sehingga menggeser kurva LM dari LM 0 ke LM1
dan memotong kurva IS1 pada titik keseimbangan baru E2.
Interest rate (% peryear)
rE IRP
IS0 IS1
(e) Dimisalkan tingkat bunga dunia mengalami kenaikan dari 3 % menjadi 4 %
mengakibatkan uang beredar keluar dari perekonomian dalam negeri ke
perekonomian 0 luar negeri, Ykarena
0
diyakini
Y1 akan mendapatkan
Real GDP pendapatan bunga
yang lebih tinggi di luar negeri, sehingga menggeser kurva LM dari LM 1 ke LM0
dan memotong kurva IS1 pada titik keseimbangan baru E1, terjadi penurunan GDP
riil dalam negeri menjadi y1.
Interst rate (%peryear)
Peningkatan pendapatan riil luar negeri akan menggeser kurva IS ke kanan ( IS0 ke
IS 1). Dengan meningkatnya pendapatan riil luar negeri berarti konsumsi impor
mereka akan meningkat atau ekspor negara kita akan meningkat. Jadi net ekspor
akan meningkat dan GDP riil dalam negeri akan meningkat.
rE IRP
IS0 IS1
0
Y0 Y1 Real GDP
117
Review Questions
Soal Nomor 3 :
Jelaskan Model Pertumbuhan Neoklasik, dan apa yang menentukan? (Describe the
neoclassical growth model. What does this model determine).
Jawab :
Model Pertumbuhan Neoklasik ini menentukan rata-rata tingkat pertumbuhan dari GDP
Riil, konsumsi, saving, investasi, dan model per orang, tapi dalam hal ini, pertumbuhan
populasi dan perubahan teknologi adalah faktor exogen. Model Pertumbuhan Neoklasik
memprediksikan kondisi Steady State tingkat pertumbuhan dan GDP riil sama dengan
tingkat pertumbuhan penduduk ditambah tingkat perubahan teknologi. Rata-rata
pertumbuhan tidak tergantung pada tingkat saving. Semakin tinggi tingkat tabungan,
semakin tinggi tingkat GDP Riil dan modal per orang tapi bukan pada tingkat
pertumbuhannya. Dalam model ini, konsumsi per orang adalah maksimal, yang disebut
118
tercapainya “golden rule”, jika Marginal Product of Capital sama dengan tingkat rata-
rata pertumbuhan populasi.
Modal/Kapital per orang meningkat jika investasi per orang melebihi tingkat
pertumbuhan penduduk. Dan modal/kapital per orang akan menurun jika
investasi per orang lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk. Serta
Modal/kapiltal per orang akan konstan jika investasi per orang sama dengan
tingkat pertumbuhan penduduk, dalam kondisi ini disebut : Steady State.
Stok modal per orang akan konstan jika investasi per orang sama dengan tingkat
pertambahan penduduk dikalikan modal per orang.
Atau dengan persamaan :
Soal Nomor 12 :
Apa yang dimaksud dengan eksternalitas dan jelaskan mengapa Economywide
Knowledge adalah eksternalitas. (What is an externality? Explain why economywide
knowledge is an externality).
Jawab :
Eksternalitas adalah merupakan manfaat (keuntungan) atau biaya (kerugian) yang
tidak tercermin dalam harga yang dinikmati atau ditanggung oleh satu agen ekonomi
sebagai hasil dari aktivitas agen ekonomi lain. Atau juga merupakan suatu akibat
yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilakukan oleh agen/beberapa agen
ekonomi lain.
119
Problems
Diketahui :
fungsi produksi per kapita suatu perekonomian adalah
(y/n) = (k/n) – 0,2 (k/n) 2
Marginal propensity to consume (MPC)= 0,9 dan tingkat pertumbuhan penduduk 5
persen per tahun.
Ditanyakan :
a. Kurva tabungan
b. Garis steady state investasi
c. Akumulasi kapital/modal
d. Steady state modal per orang
e. Jika kapital per orang 1, jelaskan mengapa kapital per orang meningkat
f. Jika capital per orang 3, jelaskan mengapa capital per orang menurun.
Jawab :
Jika MPC = 0,9 maka MPS = 1 – 0,9 = 0,1
Jadi fungsi saving = - a + 0,1 y merupakan fungsi investasi = k/n
n/n = 0,05
k/n = n/n (k/n)
0,1 y/n = 0,05 k/n
0,1 (k/n) – 0,2 (k/n) 2 = 0,05 k/n
0,1 k/n – 0,02 (k/n) 2 = 0,05 k/n ( dikalikan 10 )
k/n – 0,2 (k/n) 2 = 0,5 k/n (dikalikan 1/(k/n)
1 – 0,2 k/n = 0,5
0,2 k/n = 0,5
k/n = 2,5 ( kapiltal per orang )
Keterangan Gambar :
1,5
PF
1,25
1,0
0,75
0.25 SS
0,125 A S B
0 0,25 0,5 0,75 1,0 1,25 1,5 1,75 2,0 2,25 2,5 2,75 3,0
d. Pada kapital per orang = 1, investasi melebihi jumlah yang diperlukan untuk
mempertahankan kapital per orang dalam kondisi konstan, sehingga capital
meningkat sebesar A.
e. Pada kapital per orang = 3, tabungan dan investasi kurang dari jumlah yang
diperlukan untuk mempertahankan kapital dalam kondisi konstan, sehingga
kapital menurun sebesar B.
121
GDP Riil
Y Fungsi
ΔY produksi
Δn
Soal Nomor 6 :
Jelaskan mengapa kurva permintaan tenaga kerja berslope menurun (miring ke bawah).
Kondisi apa yang meningkatkan permintaan tenaga kerja? (Explain why the demand for
labour curve slopes downward. What conditions increase the demand for labour?)
Jawab :
Permintaan tenaga kerja ditentukan oleh Marginal Product of Labour, yang merupakan
hubungan0antara jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan
n dengan tingkat upah riil.
Kurva permintaan
Employment tenaga kerja berslope miring ke bawah karena kurva permintaan tenaga kerja
mencerminkan Marginal Product tenaga kerja yang menurun (diminishing marginal product of
labour), dimana MPL mencerminkan tingkat produktivitas dari tenaga kerja tersebut (Q/L).
Upah riil
W/p
DL
122
Slope fungsi produksi jangka pendek mengukur MPL (peningkatan output sebagai
akibat penambahan 1 unit tenaga kerja).Slope ini tidak konstan. Awalnya curam, lama
kelamaan menjadi semakin landai yang menunjukkan MP L menurun. Perusahaan akan
menambah jumlah tenaga kerja yang digunakan sampai tingkat dimana MPL = upah riil.
Semakin rendah upah riil semakin besar kuantitas tenaga kerja yang digunakan. Jadi
kurva permintaan tenaga kerja berslope menurun.
Kondisi yang meningkatkan permintaan tenaga kerja adalah :
Upah riil yang rendah
Akumulasi modal yang meningkat
Perubahan teknologi ke jenjang yang lebih tinggi.
Soal Nomor 7 :
Jelaskan mengapa kurva penawaran tenaga kerja berslope menaik (miring dari bawah ke
atas). Faktor apa saja yang menggeser kurva penawaran tenaga kerja? (Explain why the
123
supply for labour curve slopes upward. What factors shift the increase the demand for
labour?)
Jawab :
Kurva penawaran tenaga kerja menunjukkan hubungan yang positif antara jumlah
tenaga kerja yang ditawarkan dengan tingkat upah riil. Semakin tinggi tingkat upah riil
semakin besar kuantitas tenaga kerja yang ditawarkan. Besar kecilnya hubungan
tingkat upah riil dan tenaga kerja yang ditawarkan tergantung pada kemiringan kurva
penawaran tenaga kerja. Kurva SL lebih landai (temporary) memiliki pengaruh yang
lebih besar daripada kura SL yang curam (permanent).
LSpermanent
LStemporary
W/p
0 n Employment
Soal Nomor 8 :
Jelaskan teori pasar terbuka terhadap upah? (Explain the market clearing theory of wages!)
Jawab :
The market clearing theory of wages adalah teori yang mengupayakan keseimbangan
tenaga kerja, yang menyatakan bahwa upah niminal akan menyesuaikan secara terus
menerus untuk menjaga upah riil pada tingkat yang membuat kuantitas tenaga kerja
yang diminta sama dengan kuantitas tenaga kerja yang ditawarkan. Jika upah riil di
bawah keseimbangan, akan ada kelebihan permintaan tenaga kerja (kuantitas yang
diminta melebihi kuantitas yang ditawarkan).Keadaan ini akan menekan upah riil ke
124
atas menuju keseimbangan. Begitu juga jika terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja,
akan mendorong upah riil turun menuju keseimbangan. Jadi the market clearing theory
of wages adalah tekanan–tekanan pada tingkat upah yang demikian kuatnya sehingga
perekonomian bekerja pada tingkat keseimbangan upah riil dan tenaga kerja
(merupakan Instant adjustment).
PROBLEM :
Soal Problem Nomor 2 :
Sebuah perekonomian memiliki fungsi produksi jangka pendek, permintaan tenaga kerja,
dan penawaran tenaga kerja sebagai berikut :
Y= 100n - 0,2n2
d
n = 250 - 2,5(W/P)
ns= 100 + 2,5(W/P)
dimana y adalah GDP riil, n adalah kuantitas tenaga kerja, W adalah upah nominal dan P
adalah tingkat harga.
ns = 100 + 2,5(W/P)
= 100 + 2,5 (30)
= 175 (Jumlah tenaga kerja yang diminta maupun yang
ditawarkan)
c. Jika tingkat upah riil perjam adalah $30, kuantitas GDP riil yang ditawarkan :
(W/P) = 30
ns = 100 + 2,5(30)
= 100 + 75
= 175
Kuantitas tenaga kerja yang ditawarkan pada saat tingkat upah riil $30 adalah 175
Y = 100n - 0,2n2
= 100 (175) - 0,2(175)2
125
= 17.500 - 6125
= 11.375
GDP riil saat tingkat upah riil $30 adalah 11.375
d. Jika tingkat upah nominal adalah $30 perjam dan tingkat harga adalah 96,
tingkat tenaga kerja (employment) :
Upah riil = x100
= ( 30/96) x 100
= 0,3125 x 100
= 31,25
nd = 250 - 2,5 (W/P)
= 250 - 2,5 (31,25)
= 250 - 78,125
= 171,875
y = 100n - 0,2n2
= 100 (178,125) - 0,2(178,125)2
= 17812,5 - 6345,7
= 11466,8
Kuantitas GDP riil yang ditawarkan saat upah nominal $30 dan tingkat harga 96
adalah 11466,8
Soal Nomor 5 :
Bagaimana para ekonom makro mendefinisikan pengangguran? (How do macroeconomists
define unemployment?)
Jawab :
Pengangguran (unemployment) menurut ekonom makro adalah orang yang mampu
dan mau untuk berkerja dan bersedia untuk bekerja tetapi tidak memiliki pekerjaan.
Orang yang diklasifikasikan sebagai penganggur adalah orang yang baru memasuki
kelompok tenaga kerja atau yang masuk kembali ke kelompok tenaga kerja karena
sedang mencari pekerjaan yang lebih bagus. Pengangguran ini disebabkan oleh banyak
hal antara lain : tidak sempurnanya informasi pasar kerja, adanya perubahan daya
saing, perubahan teknologi, perubahan efek regional maupun fluktuasi ekonomi.
Pengangguran terjadi pada orang yang baru lulus dan sedang mencari pekerjaan, baru
keluar dari pekerjaan, ataupun discouraged worker yaitu orang yang mau bekerja tetapi
126
tidak mendapat pekerjaan dan berhenti untuk mencari pekerjaan karena trauma
(pengalaman) yang tidak menyenangkan.
Pengangguran ini dapat dibedakan menjadi 3 :
Frictional : jumlah orang yang sedang mencari pekerjaan. Yang termasuk
didalamnya adalah pendatang baru di angkatan kerja, orang yang memasuki
kembali angkatan kerja, atau orang – orang yang secara sukarela berhenti dari
pekerjaannya untuk mencari yang lebih baik.
Struktural : jumlah orang yang bekerja pada lokasi dan keahlian yang tidak
sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Terjadi karena informasi yang tidak
sempurna.
Cyclical : pengangguran actual dikurangi frictional dan structural. Terjadi
karena siklus bisnis mengalami penurunan sehingga perekonomian menurun,
kegiatan ekonomi menurun yang menyebabkan peningkatan PHK berakibat
kenaikan pengangguran.
Soal Nomor 11 :
Gambarkan aliran masuk dan keluar yang utama dari pasar tenaga kerja, the pool of employed, dan
the employed! (Describe the main flows into and out of the labour market, the pool of
unemployment, and the employed.)
Jawab :
Labour Force
Retirees Job Finders
Job Losers
Discouraged Workers
New Entrants
Pekerja (Employment) dan pengangguran (unemployment) adalah suatu kondisi yang
dinamis. Unemployment meningkat ketika orang–orang menjadi pendatang baru atau
kehilangan pekerjaannya dan menurun ketika orang menemukan pekerjaan atau
menjadi discouraged workers. Employment menurun ketika orang kehilangan
pekerjaan atau pension dan meningkat ketika orang menemukan pekerjaan.tingkat
dimana aliran ini mengambil tempat menentukan jumlah (stok) dari employment dan
unemployment.
Perpindahan yang terjadi adalah :
dari pengangguran ke pekerja (Job Finders),
dari pengangguran ke populasi (Discouraged Workers),
dari pekerja ke pengangguran (Job Losers),
dari pekerja ke pekerjaan lain (Job Changers),
127
Soal Nomor 17 :
Jelaskan pengaruh dari penurunan permintaan agregat pada employment (pekerja),
unemployment (penganggur), dan angkatan kerja! (Explain the effect of a decrease in
aggregate demand on employment, unemployment, and the labour force.)
Jawab :
Jika permintaan aggregat menurun dan jika upah sangat kecil, penurunan aggregat
bergeser ke kiri, menurunkan GDP riil, dan tingkat harga. Jika penurunan permintaan
aggregat menurunkan tingkat harga dan jika upah sangat kecil, maka rata-rata upah
tetap tetapi tingkat upah riil meningkat, pengangguran cyclical (karena perputaran
bisnis) akan meningkat.
Misalkan perekonomian dimulai dari keseimbangan full-employment, yaitu
pengangguran hanya friksional dan structural. Pada gambar yaitu pada perpotongan
kurva LS dan LD dengan mempekerjakan sebesar A dan tingkat upah riil sebesar W.
Penurunan permintaan agregat menurunkan tingkat harga maka upah riil meningkat
menjadi W’. Kuantitas tenaga kerja yang diminta pada tingkat upah ini adalah sebesar
A. Ini juga menunjukkan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Pada tingkat upah riil
yang lebih tinggi ini, kuantitas tenaga kerja yang ditawarkan dan jumlah angkatan kerja
menjadi lebih besar. Angkatan kerja menjadi D dan A dipekerjakan dan selisih antara A
Real wage rate
dan D tidak bekerja (menganggur). Ada 2 komponen dari pengangguran ini : pertama,
pengangguran alami (natural) ; jarak horizontal antara kurva LS danLSLF ( D – C ).
Dan yang kedua, pengangguran cyclical ; jarak horizontal antara kurva LD dan LS ( C
– A ). LF
Jadi penurunan permintaan agregat menurunkan GDP riil, menurunkan tingkat harga,
W’ upah riil, menurunkan tingkat employment dan meningkatkan
meningkatkan tingkat
unemployment (pengangguran).
Eq
W
LD
0 A B C D
128
PROBLEMS NO. 1 :
Digambarkan pasar tenaga kerja sebagai berikut :
Permintaan tenaga kerja nd = 100 - 5(W/P)
Penawaran tenaga kerja ns = 5(W/P)
Angkatan kerja L = 7(W/P)
d s
Dimana n adalah kuantitas tenaga kerja yang diminta, n adalah kuantitas tenaga kerja
yang ditawarkan, (W/P) adalah tingkat upah riil, dan L adalah ukuran dari angkatan kerja.
c Pengangguran alami = L - ns
129
= 70 - 50
= 20
10 a
d
7,14
b
LD
L = 50
50 = 7 (W/P)
(W/P) = 7,14 titik b
70 = 5 (W/P)
(W/P) = 14 titik c
130
(W/P) = 10
L = 7 x 10
L = 70 titik d
e Jumlah pekerja yang mencari kerja terakhir yang bergabung ke kelompok tenaga
kerja
ns = 5 (W/P)
70 = 5 (W/P)
(W/P) = 14
cd = 14 - 10
= 4
Soal Nomor 3 :
Jelaskan mengapa suatu peningkatan jumlah uang beredar dapat meningkatkan permintaan agregat.
(Explain why an increase in the money supply increases aggregate demand.)
Jawab :
Hal ini disebabkan persentase peningkatan dalam tingkat harga sama dengan persentase
peningkatan jumlah uang beredar. Sebagai contoh, dimana peningkatan sebesar 10 % dalam
jumlah uang beredar akan menggeser kurva permintaan agregat ke kanan atas sebesar 10 %
pula.
Peprpotongan kurva IS-LM menntukan kesembangan tingkat bunga dan tingkat GDP Riil pada
tingkat harga tertentu. Posisi kurva LM tergantung pada tingkat harga dan money supply. Tetapi
kurva LM yang sama dan naik dari berbagai kombinasi money supply dan tingkat harga.
Dengan peningkatan persentase money supply dan tingkat harga menyebabkan kurva LM tidak
diganggu dan menentukan tingkat keseimbangan yang sama pada GDP Riil. Maka, peningkatan
money supply menggeser kurva aggregate demand, dan persentase vertikal aggregate demand
sama dengan peningkatan persentase money supply.
LM
5 E
IS
GDP riil
0 10
1
Keseimbangan IS-LM
131
Tingkat harga
5,5
5
AD1
Percentage
AD0
increase in money
GDP riil
10
Kurva Aggregate Demand
Dari gambar di atas, keseimbangan berada pada titik E, yaitu pada perpotongan antara kurva IS
dan kurva LM dengan tingkat bunga sebesar 5 % dan GDP riil 10. Tingkat harga menentukan
posisi kurva LM, dan titik keseimbangan E menentukan titik pada kurva AD dengan cara
menurunkan kurva LM pada tingkat harga tertentu.
Dengan jumlah uang beredar naik sebesar 10 %, maka tingkat harga akan naik dengan
persentase yang sama, yaitu menjadi sebesar 5 + (5 x 10 %) = 5,5. Sedangkan kurva LM
tidak mengalami perubahan dan GDP riil berada pada jumlah yang sama. Jika tingkat harga
naik sebesar 10 % sama dengan peningkatan jumlah uang beredar, maka kurva AD akan
bergeser ke kanan atas dari AD 0 ke AD1. Sehingga peningkatan harga yang ditunjukan oleh
jarak vertical antara AD0 dengan AD1 sebesar 10 % adalah sama dengan peningkatan jumlah
uang beredar sebesar 10 % yang telah mempengaruhi (menggeser) kurva permintaan agregat ke
kanan atas.
Jadi setiap peningkatan jumlah uang beredar dapat meningkatkan permintaan agregat.
Soal Nomor 7 :
Jelaskan mengapa peningkatan yang diantisipasi dalam tingkat pertumbuhan jumlah uang
beredar sebesar 10 % menyebabkan peningkatan 10 % dalam tingkat inflasi. (Explain why
an anticipated increase in the money supply growth rate of 10 % produces a 10 % increase
in the inflation rate.)
Jawab :
Karena suatu peningkatan yang diantisipasi dalam tingkat pertumbuhan jumlah uang
beredar dan tingkat bunga nominal akan meningkatkan inflasi yang dicerminkan oleh
kenaikan harga secara umum sebesar prosentase peningkatan pertumbuhan jumlah uang
beredar. Dimisalkan tingkat harga sebesar 5, maka inflasinya menjadi sebesar 5 + (5 x
10 %) = 5,5. Sedangkan GDP riil tidak mengalami perubahan.
Tingkat harga
SAS1
SAS0
5,5
Mone
5 y
AD1 wages
Mone
Price AD0 y
0 level 10 GDP
supplRiil
Soal Nomor 9 :
Jelaskan mengapa dan bagaimana inflasi yang diantisipasi dapat mempengaruhi kurva IS
dan LM. (Explain why and how anticipated inflation affects the IS and LM curves.)
Jawab :
Dalam hal inflasi yang diantisipasi mempengaruhi kurva IS dan LM, keadaan ini
disebabkan tingkat inflasi akan selalu dipengaruhi oleh perubahan tingkat suku bunga dan
tingkat pertumbuhan jumlah uang beredar dengan jumlah/persentase yang sama.
Mekanisme inflasi yang diantisipasi dalam mempengaruhi kurva IS dan LM dapat dilihat
pada kurva sebagai berikut :
Tingkat bunga (%/tahun)
Inflatio
LM1 LM0
r1
Mone
r0 y
r2
IS1
IS0
0 y1 y0 GDP riil
133
PROBLEMS
Soal Nomor 1 :
Sebuah perekonomian mempunyai fungsi penawaran dan permintaan agregat jangka
pendek sebagai berikut :
Ys = - 1500 + 25P
Yd = 2000 - 25P
P1 = P0 + (P0 x 10 %)
= 70 + (70 x 10 %)
= 77
Price
77
70 AD1
Kenaikan money supply
sebesar 10 %
AD0
GDP riil
0 3,57
Peningkatan jumlah uang beredar yang menggeser kurva SAS ke kiri atas (dari
SAS0 ke SAS1) sama besarnya dengan kenaikan jumlah uang beredar, yang
mengakibatkan kenaikan tingkat harga. Adanya peningkatan tingkat harga bila
upah tidak naik maka upah riil akan turun dari waktu ke waktu sebelumnya.
Price
SAS1
77 SAS0
GDP riil
135
0 3,57
d. Penawaran agregat jangka pendek adalah peningkatan upah dan harga yang
menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek (SAS) ke kiri atas sebesar
tingkat upah.Perubahan ini disebabkan agar perekonomian berada dalam situasi
yang full employment, sehingga keuntungan yang dicapai itu tetap.
Soal Nomor 3 :
Jelaskan pengaruh penurunan yang tidak terantisipasi dalam pertumbuhan permintaan
agregat pada inflasi dan GDP riil. (Explain the effects of an unanticipated fall in aggregate
demand growth on inflation and real GDP.)
Jawab :
Akibat penurunan yang tak terantisipasi dalam penawaran money supply adalah
penurunan pertumbuhan permintaan agregat (menggeser kurva aggregat demand ke
AD0) sedangkan akibat pada inflasi dan GDP riil adalah menurunkan GDP riil di
bawah tingkat full employmentnya dan memperlambat inflasi.
Tingkat harga
LAS SAS0
P1
P0
Penurunan tak terantisipasi money
P
supply
AD0
AD1
GDP riil
0 Y1 Y0
Kurva di atas dapat dilihat bahwa penurunan jumlah uang beredar yang tak
terantisipasi menurunkan permintaan agregat dan menggeser kurva permintaan agregat
ke kiri bawah dari AD0 ke AD1 yang besarnya ditunjukan oleh jarak vertikal antara
AD0 dan AD1 sama dengan perubahan persentase jumlah uang beredar. Kurva agregat
penawaran jangka pendek tidak mengalami perubahan, yaitu tetap berada di SAS 0, hal
ini disebabkan tingkat upah tidak bereaksi terhadap perubahan yang tak terantisipasi.
GNP riil mengalami penurunan dari Y1 menjadi Y0 berada di bawah tingkat penawaran
agregat jangka pendek sedangkan tingkat harga turun dari P 1 menjadi P0. Keadaan ini
juga berdampak pada penurunan jumlah pengangguran.
Soal Nomor 4 :
136
Bagaimana model AD–AS menjelaskan hubungan antara inflasi dan siklus bisnis? (How
does the AD-AS model explain the relationship between inflation and the business cycle?)
Jawab :
Tidak ada korelasi yang kuat dan sederhana antara keduanya. Model AD-AS tidak
dapat dapat digunakan untuk menjelaskan antara inflasi dan siklus bisnis. Tetapi
terdapat suatu fenomena penting, yaitu inflasi cenderung naik jika GDP riil naik di
atas trendnya dan turun jika GDP riil di bawah trendnya. Titik balik dalam inflasi
tidak bertabrakan dengan titik dimana GDP riil berubah dari sekedar berada pada
salah satu sisi trend ke sisi trend lain. Inflasi cenderung naik sebentar setelah GDP
riil turun di bawah trend dan mulai naik lagi setelah GDP riil kembali di atas
trendnya.
Soal Nomor 11 :
Apa yang dimaksud dengan kurva Phillips? Apa itu kurva Phillips yang diperkirakan
meningkat? Apakah kurva Phillips dalam jangka pendek stabil? Jelaskan. (What is the
Philips curve? What is the expectations-augmented Philips curve? Is this short-run Philips
curve stable? Explain your answer.)
Jawab :
Teori kurva Philip adalah sebuah alat alternatif untuk mempelajari inflasi terhadap
siklus bisnis. Teori ini menyatakan bahwa untuk tingkat pengangguran alami tertentu
dan tingkat inflasi diharapkan yang tertentu, semakin tinggi tingkat pengangguran,
semakin rendah tingkat inflasi.
Kurva Phillips adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara tingkat inflasi
dengan tingkat pengangguran dimana tingkat pengangguran mempunyai hubungan
negatif dengan tingkat inflasi, yang artinya apabila tingkat pengangguran tinggi maka
tingkat inflasi rendah, sebaliknya apabila tingkat pengangguran rendah maka tingkat
inflasi menjadi tinggi. Kurva Phillips digambarkan sebagai berikut :
Tingkat inflasi
F0
F1
Philips Curve
Tingkat pengangguran
137
0 U0 U1
Pada tingkat inflasi sebesar F0 maka tingkat pengangguran yang terjadi adalah
sebanyak U0, dan pada tingkat inflasi yang diharapkan turun dari F 0 menjadi F1 maka
tingkat pengangguran yang terjadi naik dari U0 menjadi U1.
Pada jangka pendek kurva Phillips adalah tidak stabil, hal ini disebabkan posisinya
yang diharapkan memotong kurva Phillips jangka panjang pada tingkat inflasi yang
diperkirakan dan tingkat pengangguran natural yang sama. Jika tingkat inflasi yang
diharapkan meningkat, maka kurva Phillips jangka pendek akan bergeser ke atas dan
jika tingkat pengangguran alami meningkat, maka kurva Phillips jangka pendek akan
bergeser ke kanan mengikuti pergeseran kurva Phillips dalan jangka panjang.
Soal Nomor 12 :
Bedakan antara kurva Phillips jangka pendek dan jangka panjang. Apa hubungan antara
dua kurva itu? Mengapa kurva-kurva tersebut bergeser? (Distinguish between the short-run
and long-run Philips curves. What is the relationship between them? Why do they shift?)
Jawab :
Kurva Phillips jangka pendek adalah Kurva Phillips yang menggambarkan hubungan
antara tingkat pengangguran dan tingkat inflasi yang diharapkan (expected inflation
rate).
Kurva Phillips jangka panjang adalah Kurva Phillips yang menggambarkan hubungan
antara tingkat pengangguran dan tingkat inflasi, dimana inflasi telah diantisipasi
penuh. Kurva Phillips jangka panjang posisinya vertical pada tingkat pengangguran
alami.
Tingkat inflasi
LPC
F1
F0
SPC1
SPC0
138
0 U Tingkat pengangguran
Tingkat inflasi
LPC0 LPC1
F0
SPC1
SPC0
0 U0 U1 Tingkat pengangguran
Hubungan antara Kurva Phillips jangka pendek dengan Kurva Phillips jangka panjang
adalah keduanya saling berpotongan pada titik tingkat inflasi yang diharapkan.
Kedua kurva tersebut bergeser, karena Kurva Phillips jangka pendek akan bergeser ke
atas jika inflasi meningkat. Besarnya pergeseran akan sama besarnya dengan
peningkatan inflasi sepanjang kurva Phillips jangka panjang. Kurva Phillips jangka
panjang akan bergeser ke kanan, natural rate of unemployment meningkat, pergeseran
kurva Phillips jangka panjang juga akan menggeser kurva Phillips jangka pendek ke
kanan dengan jumlah yang sama.
Dari gambar di atas, pada saat inflasi yang diharapkan F0 %, kurva Phillips jangka
pendek (SPC) adalah SPC0. Ketika inflasi yang diharapkan naik menjadi sebesar 10 %,
kurva Phillips jabgka pendek (SPC) bergeser dari SPC 0 ke SPC1. Naiknya tingkat
pengangguran alami akan menggeser kurva Phillips jangka pendek (SPC) ke kanan
dengan jumlah yang sama, sehimgga kurva Phillips jangka pendek yang baru (SPC 1)
memotong kurva Phillips jangka panjang yang baru (LPC 1) pada tingkat inflasi yang
sama diharapkan.
PROBLEMS
Soal Nomor 1 :
Suatu perekonomian yang tidak mengalami inflasi mempunyai permintaan agregat dan
penawaran agregat jangka pendek sebagai berikut :
Yd = 750/P
Ys = 1000 - (250/P2)
139
Syarat keseimbangan : Yd = Ys
750/P = 1000 – (250/P2)
1000 – 250/P2 -750/P = 0 dikalikan P2
1000 P2 – 750P -250 = 0 disederhanakan 1/250
4P2 - 3P –1 = 0
P1,2 =
Syarat keseimbangan : Y d = Ys
1000/P = 1000 – (250/P2)
1000 – 250/P2 -1000/P = 0 dikalikan P2
1000 P2 – 1000P -250 = 0 disederhanakan 1/250
4P2 - 4P –1 = 0
P1,2 =
=
140
Tingkat harga
AS
1,21
1,00
AD1
AD0
GDP riil
0 750 826,45
Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa kenaikan permintaan agregat sepertiganya,
akan menggeser kurva AD ke kanan atas dari AD 0 ke AD1 sekaligus akan
mengakibatkan harga naik dari 1,00 menjadi 1,21 dan GDP riil juga mengalami
kenaikan dari 750 menjadi 826,45 atau bertambah sebesar 76,45.
= x 100 %
= 21 %
Tingkat harga
141
LAS SAS
P
1,21
1,00
AD1
AD0
GDP riil
0 750 826,45
Dari kurva di ata dapat dilihat bahwa keseimbangan baru terjadi dimana kurva
permintaan agregat (AD) memotong kurva penawaran agregat jangka pendek
(SAS). Karena terjadinya inflasi maka harga naik sebesar 21 %, yaitu dari 1,00
menjadi 1,21 dan GDP riil naik dari 750 menjadi 826,45 atau bertambah sebesar
76,45. Jadi GDP riil bergeser dari tingkat full employment menjadi di atasnya.
c. Jika pada soal (a) permintaan agregat tak terduga turun sepertiganya, maka
perubahan dalam tingkat harga dan GDP riil adalah :
Syarat keseimbangan : Yd = Ys
500/P = 1000 – (250/P2)
2
1000 – 250/P -500/P = 0 dikalikan P2
1000 P2 – 500P -250 = 0 disederhanakan 1/250
4P2 - 2P –1 = 0
P1,2 =
=
142
Jadi perubahan GDP riil = 617,28 – 750 = -132,72 atau turun sebesar 132,72.
Tingkat harga
AS
1,21
0,81
AD0
AD1
GDP riil
0 617,28 750
d. Jika permintaan agregat terus turun (tak terduga) sepertiganya setiap tahun, maka
tingkat inflasi dalam perekonomian adalah :
Tingkat harga
SAS
143
1,00
0,81
AD0
AD1
GDP riil
0 617,28 750
Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa keseimbangan baru terjadi dimana kurva
permintaan agregat (AD) memotong kurva penawaran agregat jangka pendek
(SAS). Karena terjadinya penurunan tingkat inflasi maka harga turun sebesar 19
%, yaitu dari 1,00 menjadi 0,81 dan GDP riil juga turun dari 750 menjadi 617,28.
2. Bagaimana keterkaitan antara inflasi dan suku bunga terhadap kurs valuta
asing ?
Inflasi dan suku bunga mempunyai keterkaitan yang erat, dimana jika inflasi naik
maka suku bunga juga ikut naik.
Kemuduan untuk menjejaskan keduanya kita menggunakan kurva IS dan LM.
144
Kurva LM.
Pada saat inflasi yang diantisipasi, baik uang beredar maupun tingkat harga
bertambah pada tingkat yang sama. Jika inflasi yang diantisipasi bartambah
maka riil uang yang diminta berkurang pada jumlah uang nominal tertentu yang
ditawarkan, tingkat harga equilibrium bertambah, dengan jumlah uang riil
yang lebih sedikit kurva LM bergeser kekiri. Semakin tinggi tingkat inflasi yang
diantisipasi, kurva LM semakin jauh bergeser kekiri.
b. Upah efisiensi.
c. Kreaktifitas pencari kerja.
4. Jelaskan (kalau mungkin dengan gambar) pengaruh sektor luar negeri
terhadap erekonomian nasional ?.
11. Gambaran pengaruh dari keadaan ekonomi sebagai berikut dengan menggunakan
nilai tukar/kurs tetap (the fixed exchange rate) :
Tingkat bunga ( % per tahun )
LM0 LM1
E1
4
E0 E2
3 IRP
IS0 IS1
1
Ekspor bersih
GDP Riil
800 1000
-5
Net export
Keseimbangan Perekonomian bermula dari Pendapatan GDP Riil sebesar 800 dengan tingkat
bunga sebesar 3 % per tahun, dan nilai ekspor bersih bernilai nol pada saat kurva IS0
berpotongan dengan Interest Rate Parity line (IRP) dan kurva LM0 pada titik E0.
146
(a) Kebijakan Ekspansi fiskal berupa penambahan pengeluaran belanja pemerintah atas
barang dan jasa, mengakibatkan kurva IS bergeser ke kanan dari IS0 menjadi IS1
dan memotong kurva LM pada LM0. Tingkat bunga naik menjadi 4 % per tahun dan
GDP riil naik menjadi y1, keseimbangan baru berada pada titik E1.
(b) Sebagaimana halnya Kebijakan Ekspansi fiskal pada nomor (a) di atas, kebijakan
berupa pengenaan/penambahan pajak, mengakibatkan kurva IS bergeser ke kanan
dari IS0 menjadi IS1 dan memotong kurva LM pada LM 0. Tingkat bunga naik
menjadi 4 % per tahun dan GDP riil naik menjadi y 1, keseimbangan baru berada
pada titik E1.
(f) Penambahan jumlah uang beredar, sebagai akibat dari tingginya tingkat bunga di
dalam negeri, mengakibatkan kurva LM bergeser ke kanan menjadi LM 1 dan
memotong kurva IS pada IS1, tingkat bunga turun kembali pada garis IRP menjadi
sebesar 3 % dan GDP riil naik menjadi 1000. Sehingga keseimbangan terjadi pada
titik E2.
(g) Dimisalkan pendapatan riil dunia mengalami kenaikan dari y 1 menjadi 1000
mengakibatkan tingkat bunga turun dari dari 4 % menjadi 3 %, uang beredar dari
perekonomian luar negeri masuk ke perekonomian dalam negeri, karena diharapkan
akan mendapatkan pendapatan bunga yang lebih tinggi di dalam negeri, sehingga
menggeser kurva LM dari LM0 ke LM1 dan memotong kurva IS1 pada titik
keseimbangan baru E2.
16. Apa yang dimaksud dengan Teori Purchasing power parity ? Apa yang
diprediksikan ?
- Teori Purchasing power parity menyatakan bahwa dalam jangka panjang, nilai
tukar antara mata uang 2 negara akan berlaku Purchasing power parity. Yang di
maksud dengan Purchasing power parity adalah kondisi dimana nilai uang dari satu
negara adalah sama dengan nilainya dinegara lain. Teori ini memprediksikan nilai
tukar antara mata uang 2 negara akan sebanding dengan daya belinya (Purchasing
power parity berlaku ) Dalam jangka panjang, nilai tukar riil akan sama dengan 1.
daya belinya sendiri ditentukan oleh tingkat bunga. Teori Purchasing power parity
mengimplementasikan bahwa dalam jangka panjang, mata uang suatu negara akan
147
berubah nilainya tangkat yang sama dengan perbedaan tingkat inflasi antara 2
negara.
17. Apa yang dimaksud dengan Teori IRP ? ( Interest Rate Parity )
- Teori yang memprediksikan tingkat pengembalian ( return ) asset yang dimiliki
dalam berbagai mata uang sama dengan nilai harapan depresiasi / apresiasi mata
uang dalam perhitungan. Teori ini juga memprediksikan, kurs akan menyesuaikan
dari jam ke jam, hari ke hari, untuk meyakinkan IRP berlaku. Yang dimaksud IRP
adalah kondisi dimana investor membuat tingkat pengembalian yang sama tanpa
memperhatikan mata uang dimana mereka meminjam dan meminjamkan.
18. Jelaskan mengapa Kurva IS dalam perekonomian terbuka dengan nilai tukar
fixed lebih curam dibanding dengan kurva IS dalam praktek tertutup
- Karena perubahan GDP riil dalam Negara mempengaruhi perubahan dalam import.
Ini menyebabkan efek Multiplier dari perubahan pengeluaran autonomus lebih kecil
disbanding perekonomian tertutup.
Contoh :
Jika tingkat suku bunga naik, investasi turun dan melalui efek Multiplier pengeluaran
aggregate dan GDP riil turun Tapi efek Multiplier lebih kecil pada perekonomian
terbuka karena tambahan pengeluaran melalui import bocor keluar negeri. Karena
keseimbangan GDP riil kurang sesitif terhadap perubahan tingkat bunga dalam
perekonomian terbuka dengan sistim tukar fixed dibandingkan perekonomian
tertutup.
148
Problem :
a.Curren ACC
LM0 LM1
E1
4
E0 E2
3 IRP
IS0 IS1
1
Ekspor bersih
GDP Riil
800 1000
-5
Net export
150
Keseimbangan Perekonomian bermula dari Pendapatan GDP Riil sebesar 800 dengan
tingkat bunga sebesar 3 % per tahun, dan nilai ekspor bersih bernilai nol pada saat
kurva IS0 berpotongan dengan Interest Rate Parity line (IRP) dan kurva LM 0 pada titik
E0.
(a) Kebijakan Ekspansi fiskal berupa penambahan pengeluaran belanja pemerintah atas
barang dan jasa, mengakibatkan kurva IS bergeser ke kanan dari IS0 menjadi IS1
dan memotong kurva LM pada LM0. Tingkat bunga naik menjadi 4 % per tahun dan
GDP riil naik menjadi y1, keseimbangan baru berada pada titik E1.
(b) Sebagaimana halnya Kebijakan Ekspansi fiskal pada nomor (a) di atas, kebijakan
berupa pengenaan/penambahan pajak, mengakibatkan kurva IS bergeser ke kanan
dari IS0 menjadi IS1 dan memotong kurva LM pada LM 0. Tingkat bunga naik
menjadi 4 % per tahun dan GDP riil naik menjadi y 1, keseimbangan baru berada
pada titik E1.
(i) Penambahan jumlah uang beredar, sebagai akibat dari tingginya tingkat bunga di
dalam negeri, mengakibatkan kurva LM bergeser ke kanan menjadi LM 1 dan
memotong kurva IS pada IS1, tingkat bunga turun kembali pada garis IRP menjadi
sebesar 3 % dan GDP riil naik menjadi 1000. Sehingga keseimbangan terjadi pada
titik E2.
(j) Dimisalkan pendapatan riil dunia mengalami kenaikan dari y 1 menjadi 1000
mengakibatkan tingkat bunga turun dari dari 4 % menjadi 3 %, uang beredar dari
perekonomian luar negeri masuk ke perekonomian dalam negeri, karena diharapkan
akan mendapatkan pendapatan bunga yang lebih tinggi di dalam negeri, sehingga
menggeser kurva LM dari LM0 ke LM1 dan memotong kurva IS1 pada titik
keseimbangan baru E2.
c. Belanja pemerintah.
d. Ekspor bersih.
4. Keseimbangan pengeluaran.
a. Keseimbangan pengeluaran terjadi ketika jumlah total pengeluaran (yang
direncanakan) sama dengan PDB real. Total pengeluaran adalah jumlah dari
pengeluaran konsumsi, investasi dan belanja pemerintah.
Cp = cp + ip + gp
5. Kebijakan Fiskal
152