Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari berbagai perilaku
pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat. Ilmu ini diperlukan
sebagai kerangka berpikir untuk dapat melakukan pilihan terhadap berbagai sumber daya
yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Semoga dengan
diuraikannya keterangan tersebut para pembaca dapat memahami lebih dalam lagi.

B. Rumusan Masalah

Inti dari masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan


manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas yang jumlahnya terbatas.Permasalahan
tersebut menimbulkan kelangkaan.

C. Tujuan

Penulis mempunyai tujuan dari pembuatan makalah yaitu agar para pembaca
dapat mengetahui tentang Pendahuluan Ilmu ekonomi agar para pembaca dapat mengerti
dari apa yang kita jelaskan.

EKONOMI Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ekonomi Makro
1. Pengertian Ekonomi Makro
Pada dasarnya teori ekonomi makro adalah sebuah teori yang mempelajari dan
mambahas tentang segala peristiwa, fenomena atau masalh-masalah yang terkait dengan
ekonomi secara keseluruhan atau dalam ruang lingkup besar. Ekonomi makro juga merupakan
bagian dari ilmu ekonomi yang memfokuskan kajian terhadap mekanisme kerja perekonomian
suatu bangsa secara menyeluruh. Karena pada dasarnya ekonomi makro memiliki tujuan
ekonomi makro adalah untuk mengerti dan memahami peristiwa atau kejadian seputar
perekonomian dan berusaha untuk membuat suatu rumusan yang menjadi solusi untuk
memperbaiki kebijakan ekonomi yang ada. Selain itu dalam ekonomi makro ini ada beberapa
hubungan yang terjadi.

2. Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro


Dilihat dari Ekonomi Mikro Ekonomi Makro

Harga Harga ialah nilai dari suatu Harga adalah nilai dari komoditas
komoditas (barang tertentu saja) secara agregat (keseluruhan)

Unit analisis Pembahasan tentang kegiatan Pembahasan tentang kegiatan


ekonomi secara individual. ekonomisecara keseluruhan.
Contohnya permintaan dan dan Contohnya pendapatan nasional,
penawaran, perilaku konsumen, pertumbu8han ekonomi, inflasi,
perilaku produsen, pasar, pengangguran, investasi dan
penerimaan, biaya dan laba atau rugi kebijakan ekonomi.
perusahaan

Tujuan Lebih memfokuskan pada analisis Lebih memfokuskan pada analisis


analisis tentang cara mengalokasikan sumber tentang pengaruh kegiatan
daya agar dapat dicapai kombinasi ekonomi terhadap perekonomian
yang tepat. secara keseluruhan

3. Permasalahan Ekonomi Makro

EKONOMI Page 2
 Pengangguran

Anggaplah bahwa ada 4 karung beras dan ada 10 buruh angkut yang siap untuk
mengangkat. Tapi hanya 4 dari mereka bisa mengangkat karung-karung beras tersebut. Jadi
enam orang sisanya tidak digunakan di sini.Dengan cara yang sama pengangguran muncul
ketika faktor-faktor produksi yang bersedia dan mampu menghasilkan barang dan jasa tidak
aktif terlibat dalam produksi. Pengangguran berarti perekonomian tidak mencapai tujuan
ekonomi makro akan penyerapan seluruh tenaga kerja.Pengangguran merupakan masalah
karena:

Output yabng dihasilkan lebih sedikit dan dengan demikian timbul


masalahkelangkaan dalam perekonomian.Hal ini terjadi sebab tenaga kerja yang menganggur
menerima pendapatan yang lebih sedikit. Hal ini secara bertahap akan mengurangi standar
hidup.Dengan demikian tingkat pengangguran pada akhirnya memberitahu kita berapa
banyak orang dalam angkatan kerja yang tidak dapat menemukan pekerjaan.

 Inflasi

Kenaikan tingkat harga secara konsisten dan terus-menerus akan menyebabkan inflasi.
Secara sederhana dalam Inflasi ada kenaikan umum dalam harga barang dan jasa dari waktu
ke waktu. Dalam hal demikian, harga umumnya naik dari bulan ke bulan dan tahun ke tahun.
Dengan adanya beban ini, perekonomian tidak mencapai tujuan stabilitasnya. Inflasi
menyebabkan peningkatan rata-rata harga produk dan jasa. Dalam keadaan inflasi dapat
dilihat bahwa beberapa harga naik di atas rata-rata, beberapa naik di bawah rata-rata, dan
beberapa harga barang bahkan menurun.Inflasi merupakan masalah karena:

Karena ada kenaikan harga barang dan jasa, daya beli uang menurun. Hal ini pada
gilirannya akan mengurangi kekayaan finansial dan menurunkan standar
hidup.ketidakpastian yang lebih besar untuk melakukan perencanaan jangka
panjang.Pendapatan dan kekayaan cenderung didistribusikan sembarangan di antara berbagai
sektor ekonomi dan di antara pemilik sumber daya.

 Siklus Bisnis

Pengangguran dan inflasi merupakan masalah yang cenderung timbul pada fase yang
berbeda dari siklus bisnis. Kemungkinan masalah ini akan berbeda-beda. Pada saat tertentu,
masalah pengangguran berkurang dan inflasi menjadi sesuatu yang lebih harus diperhatikan.
Di lain waktu, masalah pengangguran lebih harus diperhatikan daripada masalah inflasi.
Sekarang kita akan memahami bagaimana kedua masalah tersebut terhubung dengan dua fase
utama dari siklus bisnisTahap Kontraksi

Dalam fase kontraksi dari siklus bisnis akan terjadi penurunan secara umum dalam
kegiatan perekonomian. Keseluruhan permintaan agregat berkurang yang berarti bahwa

EKONOMI Page 3
output yang dihasilkan lebih sedikit, dan dengan demikian lebih sedikit sumber daya yang
digunakan dalam proses produksi.Dengan alasan ini, pengangguran cenderung menjadi
masalah utama di sini. Tetapi pada saat yang sama karena pasar cenderung memiliki lebih
banyak surplus dari kekurangan, inflasi cenderung tidak menjadi masalah selama fase ini

 Suku bunga

Suku bunga adalah biaya yang dikenakan oleh bank untuk memberikan pinjaman.
Perusahaan meminjam uang dari bank-bank dari waktu ke waktu dan karenanya peningkatan
suku bunga akan mempengaruhi bisnis secara langsung.

Dengan kenaikan suku bunga akan menyebabkan peningkatan beban bunga. Dalam
kasus seperti itu usaha harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk membayar kembali
pinjaman. Perubahan pada tingkat suku bunga juga mempengaruhi pelanggan. Pada
gilirannya, ini juga akan mempengaruhi perusahaan. Individu dalam kasus demikian harus
membayar jumlah yang lebih tinggi untuk meminjam uang, yang akhirnya menyebabkan
penurunan permintaan untuk produk besar.

 Pertumbuhan stagnan

Pertumbuhan stagnan terjadi ketika pasokan produk tidak meningkat atau menurun di
bawah patokan. Peningkatan total produksi barang dan jasa umumnya diperlukan untuk
pertumbuhan ekonomi. Hal ini diperlukan untuk mengimbangi peningkatan populasi dan
harapan standar hidup yang meningkat.

Pertumbuhan stagnan timbul jika total produksi tidak mengikuti harapan-harapan ini.
Oleh karena itu tujuan ekonomi makro akan pertumbuhan ekonomi tidak tercapai. Alasan
paling memungkikan untuk pertumbuhan stagnan dapat dikaitkan dengan kuantitas dan
kualitas sumber daya yang digunakan untuk produksi.

4. Ruang Lingkup Ekonomi Makro


 Pengeluaran dan Pendapatan

Pengeluaran nasional adalah total nilai seluruh produksi negara pada masa yang
sudah ditentukan. Semua yang diproduksi dan dijual menghasilkan pendapatan. Oleh
karena itu, pengeluaran dan pendapatan biasanya dianggap setara dan 2 istilah tersebut sering
digunakan berganti-gantian. Pengeluaran bisa diukur sebagai jumlah pendapatan, atau bisa
dilihat dari sisi produksi dan diukur sebagai jumlah nilai barang jadi dan jasa, atau bisa juga
dari penjumlahan seluruh nilai tambah di dalam negeri. Pengeluaran ekonomi makro
biasanya diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau salah satu akun nasional.

 Pengangguran

EKONOMI Page 4
Dalam ilmu ekonomi, jumlah pengangguran diukur dengan angka pengangguran,
yaitu persentase pekerja-pekerja tanpa pekerjaan yang ada di dalam angkatan kerja. Angkatan
kerja hanya memasukkan pekerja yang aktif mencari kerja. Namun orang-orang
pensiunan ataupun orang-orang yang mengejar pendidikan atau yang tidak mendapat
dukungan mencari kerja karena ketiadaan prospek kerja, tidaklah termasuk di dalam
angkatan kerja.

 Inflasi dan Deflasi

Dalam ilmu ekonomi, kenaikan harga disebut dengan inflasi. Lalu ketika harga
menurun, maka terjadilah deflasi. Ekonom mengukur perubahan harga ini dengan
menggunakan indeks harga. Inflasi bisa terjadi ketika suhu ekonomi menjadi terlalu panas
dan tumbuh terlalu cepat. Kemudian ekonomi yang merosot bisa mengakibatkan
deflasi. Apabila terjadi inflasi maka dapat mengakibatkan bertambahnya ketidakpastian dan
konsekuensi negatif lainnya. Sementara itu, apabila terjadi deflasi maka akan menurunkan
pengeluaran ekonomi. Oleh karena itu, Bank sentral akan mengusahakan stabilnya harga
untuk melindungi ekonomi dari akibat negatif atas fluktuasi harga.

5. Isu dan Kebijakan Makro Ekonomi.


Untuk mengatasi berbagai masalah ekonomi makro di suatu Negara dapat melalui
berbagai kebijakan yaitu :

 Kebijakan Fisikal
 Kebijakan Moneter
 Kebijakan Segi Penawaran

Semua kebijakan tersebut bisa dikatakan sebagai kebijakan ekonomi makro.

Kebijakan Fisikal, merupakan kebijakan pemerintah untuk mengubah dan


mengendalikan penerimaan dan pengeluaran pemerintah melalui APBN (Anggaran
Penerimaan dan Pembelanjaan Negara) dengan maksud untuk mengatasi masalah yang
sedang di hadapi. Bentuk

a. kebijakan fisikal dapat dibagi dua yaitu :


1. Untuk Jangka Pendek
 membuat perubahan yang berkaitan dengan pembelanjaan/pengeluaran
pemerintah,
 membuat perubahan yang berkaitan dengan system pajak dan jumlah pajak yang
di tetapkan.
2. Untuk Jangka Panjang berupa
 Kebijakan penstabilan otomatik, artinya menjalankan system pajakyang telah
ada , missal : system pajak progresif dan proposional,

EKONOMI Page 5
 kebijakan fisikal diskresioner artinya kebijakan yang secara khusus
membuatperubahan kepada system yang ada,missal : membuat undang-undang
dll.
b. Kebijakan Moneter merupakan kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral dalam
mengatur dan mengendalikan uang yang beredar. Kebijakan bank sentral ini ada yang
bersifat kuantitatif dan ada juga yang bersifat kualitatif.

Kuantitatif meliputi

 operasi pasar terbuka ( open market operation ) yaitu menjual atau membeli
obligasi pemerintah,
 tingkat diskonto yaitu kebijakan dalam menetapkan tingkat bunga, dan
 cadangan wajib ( reserve-requirement ) yaitu kebijakan dalam menetapkan
cadangan wajib untuk deposito bank dan lembaga keuangan lainnya.

Kualitatif meliputi

 pengawasan kredit secara selektifdan moral suation yaitu membujuk/menghimbau


secara moral kepada masyarakat pengguna jasa bank.
 Kebijakan sector luar negeri merupakan kebijakan dalam pengambilan uang/dana
yang masuk dan keluar darisuatu Negara, agar neraca pembayaran tetap stabil dan
mantap.
c. Kebijakan Segi Penawaran

Kebijakan fiskal dan moneter dapat dipandang sebagai kebijakan yang


memengaruhi pengeluaran agregat. Dengan demikian kebijakan fiskal dan moneter
merupakan kebijakan dari segi permintaan. Di samping melalui permintaan, kegiatan
perekonomian juga dapat dipengaruhi dari segi penawaran. Kebijakan segi penawaran
bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan sehingga dapat menawarkan
barang dengan harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik. Kebijakan segi
penawaran lebih menekankan pada peningkatan semangat tenaga kerja untuk bekerja
dengan jalan mengurangi pajak pendapatan rumah tangga dan meningkatkan

EKONOMI Page 6
2.2 Pendapatan Nasional.
1. Pengertian Pendapatan Nasional.
Pendapatan nasional merupakan seluruh pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota
masyarakat atau seluruh rumah tangga keluarga (RTK) dalam suatu negara dalam kurun waktu
tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun.Pendapatan nasional dapat juga diartikan sebagai
produksi nasional, yang berarti nilai hasil produksi yang dihasilkan oleh seluruh anggota
masyarakat suatu negara dalam waktu tertentu, biasanya satu tahun.

2. Produk Nasional Bruto.


Produk Nasional Bruto (Gross National Product) merupakan nilai produk berupa barang
dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk
yang dihasilkan oleh warga negara tersebut yang dihasilkan dil uar negeri. Contohnya seperti
seseorang pria dari Indonesia yang menjual pakaian di Malaysia, hasil berupa barang dan jasanya
termasuk dalam GNP.

GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar negeri) – Pendapatan Asing DN

3. Produk Nasional Neto / PNN

NNP = GNP – depresiasi (penyusutan barang modal)


Penyusutan adalah penggantian barang modal bagi peralatan produksi yang dipakai
dalam proses produksi. Umumnya bersifat taksiran, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan
meskipun relatif kecil.

4. Pendapatan Nasional Netto (NNI)


Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) merupakan pendapatan yang dihitung
menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.

NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung


Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti
pajak hadiah, pajak penjualan, dan lain-lain.

5. PI (Personal Income)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan
apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer

EKONOMI Page 7
payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa
produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh
pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga
utang pemerintah, dan sebagainya. Pendapatan Perseorangan dapat diperoleh dengan cara
mengurangi Pendapatan nasional dengan laba perusahaan yang ditahan (LBD)/retained earning
(RE), asuransi social (AS)/social insurance (SI) kemudian ditambah dengan pendapatan bunga
(PB)/interest income (II) dan pendapatan nonbalas jasa (PNB)/transfer payment (TP).

Rumus:

PP = PN – LBD – AS + PB + PNB atau PP = NI – RE – SI + II + TP

6. Pendapatan Disposible (DI)


Pendapatan Disposible adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli
barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi
investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak
langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada
pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Jadi DI merupakan pendapatan yang benar-benar menjadi hak penerimanya.

Dengan demikian DI dirumuskan sebagai berikut :

* Pajak Langsung
DI = PI – Pajak langsung adalah pajak yang
dikenakan kepada
wajib pajak setelah
muncul atau terbit Surat Pemberitahuan/SPT Pajak atau Kohir yang dikenakan berulang-ulang
kali dalam jangka waktu tertentu. Contoh dari pajak langsung adalah pajak penghasilan (PPh),
pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak penerangan jalan, pajak kendaraan bermotor, dan lain
sebagainya.

7. Cara Perhitungan Pendapatan Nasional.

 Metode Pendekatan Produksi


Kegiatan produksi adalah kegiatan yang menciptakan nilai tambah (value added). Jadi
pada perhitungan pendekatan produksi, hanya mencakup perhitungan niai tambah pada
setiap sektor (lahan) produksi. Dengan pendekatan ini, pendapatan nasional dihitung
dengan cara menjumlahkan nilai tambah (value added) dari seluruh sektor produksi
selama satu periode tertentu (biasanya dalam satu tahun).

EKONOMI Page 8
Nilai tambah yang dimaksud di sini adalah selisih antara nilai produksi (nilai output)
dengan nilai biaya antara (nilai input), yang terdiri atas bahan yang terlibat dalam proses
produksi termasuk bahan baku dan bahan penolong.ISIC (International Standard
Industrial Classification) mengklasifikasikan perekonomian Indonesia menjadi beberapa
sektor atau lapangan usaha yang terbagi dalam tiga kelompok, diantaranya:
a. Sektor Primer

 Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan.

 Pertambangan dan penggalian.

b. Sektor Sekunder

 Industri pengolahan.

 Listrik, air, dan gas.

c. Sektor Tersier

 Perdagangan, hotel, dan restoran.

 Pengangkutan dan telekomunikasi.

 Jasa lain-lain.

Rumus Pendekatan Produksi adalah sebagai berikut:

Y=(P1X Q1)+(P2X Q2)+….(PnX Qn)

Keterangan :

Y= Pendapatan nasional
P1= harga barang ke-1 Pn= harga barang ke-n
Q1= jenis barang ke-1 Qn= jenis barang ke-n

 Metode Pendekatan Pendapatan


Pendekatan pendapatan (income a product) adalah jenis pendekatan pendapatan
nasional yang diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi
yang memberikan sumbangan terhadap proses produksi. Metode pendekatan pendapatan
merupakan pendapatan nasional hasil dari penjumlahan seluruh penerimaan yang diterima
oleh pemilik faktor produksi dalam suatu negara selama satu periode atau satu tahun.

Yang termasuk faktor produksi adalah tenaga kerja, modal, tanah, dan
keahlian/kewirausahaan. Masing-masing dari faktor produksi akan menghasilkan
pendapatan yang berbeda-beda, misalnya:

EKONOMI Page 9
- Tenaga kerja dapat memperoleh gaji/upah
- Pemilik modal akan mendapat bunga
- Pemilik tanah dapat memperoleh sewa
- Keahlian atau skill dapat memperoleh laba.

Rumus pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut:

Y=r+w+i+p
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
w = Pendapatan bersih dari sewa
i = Pendapatan dari bunga
p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan

 Metode Pendekatan Pengeluaran

Perhitungan dengan menggunakan pendekatan pengeluaran dilakukan dengan cara


menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai sektor ekonomi, yaitu rumah tangga,
pemerintah, perusahaan, dan masyarakat luar negeri suatu negara pada periode tertentu.

Jenis pengeluaran dari masing-masing pelaku ekonomi terdiri dari

- Pengeluaran untuk konsumsi ©


- Pengeluaran untuk investasi (I)
- Pengeluaran untuk pemerintah (G)
- Pengeluaran untuk ekspor (X), dan impor (M).
Sehingga diperoleh rumus pendekatan pengeluaran sebagai berikut:

Y=C+I+G+(X–M)

Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
C = consumption ( konsumsi rumah tangga )
I = investment ( investasi )
G = government expenditure ( pengeluaran pemerintah )
X = ekspor
M = impor

EKONOMI Page 10
8. Manfaat dari penghitungan pendapatan nasional :

 Membantu menghitung jumlah pendapatan suatu negara


Sesuai dengan namanya, penghitungan pendapatan nasional memiliki manfaat utama
yang sangat penting, yaitu untuk menghitung seberapa besar pendapatan nasional yang
diperoleh dalam satu periode tertentu. satu periode yang dihitung biasanya adalah dalam
jangka waktu satu tahun kegiatan ekonomi sebuah Negara berlangsung.

Dengan mengetahui seberapa besar pendapatan nasional dari suatu Negara, maka hal
ini dapat menjelaskan, apakah suatu Negara bisa dibilang Negara yang makmur atau tidak.

 Membantu mengetahui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan suatu Negara

Selain mengetahui seberapa besar pendapatan dari sebuah negara, penghitungan


pendapatan nasional ini juga bermanfaat untuk mengetahui kerugian dan juga keuntungan
yang dihasilkan oleh suatu Negara. Melalui penghitungan sederhana, suatu negara bisa
dikatakan memiliki keuntungan yang sangat besar. Bahkan mungkin mengalami suatu
kerugian atau kebangkrutan melalui penghitungan pendapatan nasional ini.

 Membantu untuk mengetahui pengeluaran suatu Negara

Manfaat penghitungan pendapatan nasional juga berguna untuk mengetahui seberapa


besar pengeluaran yang dilakukan oleh suatu Negara. Dengan mengetahui besaran
pengeluaran dari suatu Negara, maka para ahli ekonomi Negara dapat menentukan, apakah
Negara tersebut terlalu banyak melakukan pengeluaran atau tidak, dan akan menentukan
kebijakan-kebijakan pemerintah lebih lanjut.

 Membantu untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu Negara

Dengan melakukan penghitungan pendapatan nasional, maka kita sebagai warga Negara
dunia akan mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Hal ini dapat dihitung
melali rumus yang sudah disebutkan sebelumnya, dimana tingkat pertumbuhan ekonomi
dinyatakan dalam bentuk persen (%). Hal ini dapat mengkategorikan apakah suatu Negara
berada pada pertumbuhan ekonomi yang lambat atau tinggi pertumbuhan ekonominya.

 Sebagai acuan dalam melakukan analisis ekonomi

Salah satu hal yang paling menarik dari hasil penghitungan pendapatan nasional adalah
berbagai macam analisa yang akan muncul. Baik dari para ahli ekonomi, pejabat
pemerintahan, hingga masyarakat luas mengenai hasil penghitungan pendapatan nasional dari
suatu negara.

EKONOMI Page 11
9. Faktor-faktor yang bisa memengaruhi besar-kecilnya pendapatan nasional

 Kualitas Sumber Daya Manusia


Negara yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi tentu
akan memiliki pendapatan nasional yang tinggi pula. Jepang dikenal sebagai negara yang
memiliki kualitas SDM yang tinggi. Walaupun Jepangtidak memiliki banyak potensi sumber
daya alam jika dibandingkan dengan Indonesia, tetapi karena kualitas SDM-nya tinggi maka
Jepang mampu menghasilkan pendapatan nasional yang tinggi pula sehingga tergolong
sebagai negara maju.

Ciri-ciri SDM yang memiliki kualitas tinggi adalah:


1) memiliki bekal ilmu pengetahuan yang tinggi;
2) memiliki etos kerja yang baik (rajin, disiplin, jujur, tepat waktu, dan lainlain);
3) memiliki tingkat keterampilan yang baik;
4) menguasai teknologi dan informasi (seperti teknologi komputer, internet, dan
bioteknologi).
5) menyukai tantangan dan perubahan.

Jika dibandingkan dengan faktor-faktor lain yang bisa memengaruhi besar kecilnya
pendapatan nasional, faktor kualitas SDM memiliki peranan yang paling besar dalam
menentukan besar kecilnya pendapatan nasional. Karena, jika kualitas SDM baik maka dapat
dipastikan pengelolaan dan pengendalian faktor-faktor lain untuk mencapai kemakmuran
dapat terlaksana dengan baik.

 Potensi Sumber Daya Alam


Negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah jika dikelola dengan
baik akan menghasilkan pendapatan nasional yang tinggi. Seperti halnya Indonesia, sebagai
negara yang kaya akan sumber daya alam tentu akan memiliki pendapatan nasional yang
tinggi, seandainya potensi sumber daya alam dikelola dengan baik dan bertanggung jawab.

 Jumlah Modal yang Digunakan


Jika suatu negara memiliki modal yang cukup untuk mengolah sumber daya alam
yang tersedia, tentu pendapatan nasional negara tersebut akan meningkat. Sebaliknya, jika
suatu negara kekurangan modal maka pendapatan nasional negara tersebut tidak optimal.
Pada umumnya, jika suatu negara kekurangan modal (baik modal barang seperti mesin,
maupun modal uang) maka negara tersebut akan mengundang investor asing untuk
menanamkan modalnya, biasanya dalam bentuk pendirian perusahaan-perusahaan. Akan
tetapi, jika suatu negara memiliki banyak modal (terutama negaranegara maju) maka negara
tersebut akan menanamkan sebagian modalnya ke negara lain yang diinginkannya

EKONOMI Page 12
Negara yang dijadikan tujuan penanaman modal oleh investor asing umumnya memiliki
syarat-syarat sebagai berikut:
1) mempunyai SDA (Sumber Daya Alam) yang memadai;
2) keamanan dalam negeri terjamin;
3) memiliki undang-undang ketenagakerjaan yang kondusif;
4) lebih disukai yang memiliki tenaga kerja dengan upah yang murah;

 Tingkat Teknologi yang Digunakan


Dengan teknologi sederhana, jumlah barang dan jasa yang dihasilkan relatif lebih
sedikit. Akan tetapi dengan teknologi modern, jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tentu
lebih banyak. Dengan demikian, penggunaan teknologi yang lebih modern akan
meningkatkan perolehan pendapatan nasional.

 Stabilitas keamanan
Stabilitas keamanan yang buruk akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian
pendapatan nasional suatu negara. Misalnya, jika sering terjadi kerusuhan, demonstrasi
disertai kekerasan, peledakan bom, terorisme, perang antar suku, dan gerakan separatis, akan
mengakibatkan berkurangnya pencapaian pendapatan nasional. Sebaliknya, jika stabilitas
keamanan baik tentu akan mendorong kegiatan perekonomian sehingga jumlah pendapatan
nasional akan meningkat.

EKONOMI Page 13
2.3 Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat.
1. Pengertian Penawaran Agregat
Penawaran agregat (aggregate supply) merupakan penawaran barang atau jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dalam kegiatan perekonomian suatu
negara. Penawaran agregat juga dikenal sebagai output total, keseluruhan penawaran
barang dan jasa yang diproduksi pada tingkat harga tertentu dan dalam kurun waktu
tertentu. Besaran penawaran agregat dapat ditampilkan dengan kurva penawaran agregat
yang menunjukkan hubungan antara tingkat harga dan kuantitas output yang dihasilkan
perusahaan-perusahaan. Biasanya, hubungan antara penawaran agregat dengan tingkat
harga bersifat positif.

2. Definisi Permintaan Agregat


Permintaan agregat adalah keseluruhan permintaan terhadap barang & jasa oleh
pengguna dalam ekonomi.) Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara
keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga.
Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli
oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga.Permintaan agregat dapat
ditampilkan dengan menggunakan Kurva atau tabel yang menunjukkan berbagai jenis
barang & jasa yang dibeli secara kolektif pada tingkat harga tertentu. Kurve permintaan
agregat mempunyai slope negatif.

3. Keseimbangan Jangka Pendek Pada Keseimbangan Permintaan-


Penawaran Agregat
Keseimbangan jangka pendek antara penawaran agregat dan permintaan agregat
ditunjukkan dengan gambar sebagai berikut.

Dari gambar diatas terlihat bahwa keseimbangan antara AS dan AD dalam jangka
pendek terjadi pada titik E, yang merupakan titik per-potngan kedua kurva tersebut. Pada
tingkat keseimbangan itu, output = Y N dan tingkat harga =P0. Kalau pereknomian
berada pada tingkat harga di atas tingkat keseimbangan, misalnya P1, maka jumlah
output yang ditawarkan pada titik D adalah lebih besar dari pada output yang diminta
pada titik A. Pada kondisi tersebut, artinya pada tingkat harga P1, orang akan berlomba-
lomba untuk menjual lebih banyak barang dan jasa daripada apa yang ingin dibeli orang
lain (dalam kondisi ini terjdi kelebihan penawaran atau axcess supply), dan harga barang-
barang dan jasa akan turun dan oleh karenanya tingkat harga mencapai tingkat harga
keseimbangan yaitu P 0 pada titik E.Sebaliknya, apabila tingkat harga berada di bawah
tingkat harga keseimbangan, misalnya P2, maka disini akan terjadi ketidakseimbangan
dimana jumlah output yang diminta adalah lebih besar daripada jumlah output yang

EKONOMI Page 14
ditawarkan (artinya terjadi kelebihan permintaan atau Excess demand).Dalam kondisi
yang demikian, tingkat harga akan naik karena orang ingin untuk membeli banyak barang
daripada yang ditawarkan orang lain. Kenaikan harga ini akan terus berlangsung sampai
mencapai kembali tingkat harga keseimbangan (P0) di titik E.5

4. Keseimbangan Jangka Panjang Pada Keseimbangan Permintaan-


Penawaran Agregat
Keseimbangan Jangka Panjang Pendek pada Keseimbangan Permintaan agregat
(AD) dan Penawaran Agregat (AS) ditunjukkan pada gambar berikut. Pada gambar 7.5.a,
ditunjukkan dimana keseimbangan mula-mula terjadi di atas tingkat output natural rate
(above full employment output), yaitu pada titik A, yang merupakan titik perpotongan
antara SRAS0 dengan AD. Karena tingkat output (Y0) keseimbangan lebih besar
daripada tingkat output kesempatan kerja penuh (natural rate,YN) maka pengangguran
yang terjadi (actual) akan menjadi lebih kecil daripada tingkat pengangguran alamiah
(natural rate level) dan kekakuan berlebihan (ecxcessive tightness) terjadi di pasar tenaga
kerja. Kekakuan di pasar tenaga kerja tersebut akan mendorong upah atau biaya tenaga
kerja mengalami dan menggeser kurva SRAS ke dalam yaitu ke SRAS1. Oleh karena itu,
keseimbangan kini berada pada titik B dan output turun ke Y1. Karena output agregat (Y)
masih di atas tingkat alamiah yaitu Y1 > Y, maka upah teru menerus naik, yang pada
akhirnya menngeser kurva SRAS ke SRAS2. Keseimbangan tercapai di titik C yaitu pada
garis vertikal YN dan sekaligus merupakan titik keseimbangan jangka panjang. Karena
output berada pada tingkat alamiah, maka tidak akan terdapat tekanan lebih lanjut atas
upah untuk naik dan begitu juga kecenderungan lebih lanjut bagi kurva SRAS untuk
bergeser.

Gambar 7.5.a. menunjukkan bahwa perekonomian tidak akan tetap pada tingkat
output yang lebih tinggi daripada tingkat alamiah (natural rate) sebab kurva SRAS akan
bergeser ke dalam (ke kiri), menaikkan tingkat harga, dan menyebabkan perekonomian
bergerak ke atas sepanjang kurva (AD) sampai mencapai titik C pada garis vertical pada
tingkat output alamiah (YN), yang tersebut menunjukkan jumlah output yang ditawarkan
di dalam jangka panjang untuk setiap harga, dan dapatkita sebut sebagai kurva penawaran
agregat jangka panjang (LRAS).Pada gambar 7.5.b, ditunjukkan dimana keseimbangan
terjadi di bawah output tingkat alamiah (below employment output). Karena penganguran
actual lebih tinggi dari pada tingkat penganguran alamiah (natural rate of employment),
maka upah akan turun, yang selanjutnya bergeser kurva SRAS ke luar atau ke kanan
sampai mencapai SRAS2. Perekonomian bergerak turun sepanjang kurva AD sampai
mencapai keseimbangan jangka panjangnya yaitu di titik perpotongan antara kurva
ADdan kurva LRAS pada YN. disini seperti halnya pada gambar 7.5.b, perekonomian
akan berhenti ketika output telah kembali lagi ke tingkat alamiah (natural rate).

EKONOMI Page 15
5. Permintaan-Penawaran agregat dalam pandangan klasik
Model klasik didasarkan pada asumsi bahwa perekonomian beroperasi ibarat
sebuah mekanisme yang dapat melakukan pengaturan, penyesuain, atau koreksi secara
otomatis (self-regulating,self –adjusting, atau self- correcting), cenderung bergerak
menuju kepada keseimbangan pada tingkat kesempatan kerja penuh (full employment
level). Mengenai factor yang mempengaruhi permintaan agregat (AD) menurut
pandangan kaum klasik secara actual hanyalah faktor jumlah uang beredar (money
supply). Perubahan di dalam permintaan agregat.

Kebijakan fiskal (perubahan di dalam pengeluaran pemerintah dan atau pajak)


menurut kaum klasik tidak mempunyai pengaruh terhadap permintaan agregat dan
output. Hal tersebut disebabkan karena adanya crowding-outeffect dari ekspansi fikal
terhadap investasi swasta. Kenaikan di dalam pengeluaran pemerintah (G) atau
penurunan di dalam pajak (T) menurut kaum Klasik akan menyebabkan tingkat bunga
naik, yang pada gilirannya menurunkan investasi swasta (I), dan bahkan juga pengeluaran
konsumsi (C).

Sedangkan menyangkut penawaran agregat (AS), kaum klasik tidak membuat


pembedaan antara kurva penawaran agregat jangka pendek (SRAS) dan kurva penawaran
jangka panjang (LRAS). Bagi kaum klasik hanya ada satu kurva penawaran agregat yaitu
kurva peenawaran agregat yang tegak lurus atau vertical, yang menunjukkan bahwa
jumlah output barang atau jasa yangsama akan ditawarkan berapapun harganya. Dengan
perkataan lain, jumlah output barang atau jasa yang ditawarkan itu tidak bergantung pada
tingkat harga. Kurva penawaran agregat kaum klasik didasarkan pada asumsi bahwa
pasar tenaga kerja berada pada kseimbangan dengan kesempatan kerja (employment)
berada dalam kondisi full employment. Dalam pandangan klasik, kurva SRAS selaulu
bergerak ka arah tingkat output full employmentuntuk berpotongan antara kurva LRAS.
Dengan perkataan lain, keseimbangan di tentukan oleh perpotongan antara kurva AD dan
kurva LRAS.Dengan perkataan lain, keseimbangan ditentukan oleh perpotonngan antara
kurva permintaan agregat (AD) dengan kurva penawaran agregat jangka panjang
(LRAS). Di dalam model makro ekonomi klasik, keseimbangan terjadi dimana kekuatan
permintaan agregat (AD) dan penawaran agregat (AS) adalah seimbang. Permintaan
agregat menurut kaum klasik hanya bergantung pada tingkat teknologi dan sekaligus
merupakan tingkat output atau GNP riil kesempatan kerja penuh (full employment level
of real GNP).

EKONOMI Page 16
6. Pergeseran Kurva Permintaan Dan Penawaran Agregat

 Pergeseran Kurva Permintaan Agregat

Efek dari pergeseran ke luar (outward shift) di dalam kurva AD yang disebabkan
antara lain oleh kenaikan didalam jumlah uang beredar (Ms), kenaikan di dalam pengeluaran
pemerintah (G), kenaikan di dalam ekspor netto (Xn), penurunan di dalam pajak (T), atau
kenaikan di dalam kemauan dari konsumen dan dunia bisnis untuk membelanjakan karena
mereka menjadi lebih optimistic (C,I). di tunjukkan oleh gambar 7.6.

 Pergeseran Kurva Penawaran Agregat

Tidak hanya pergeseran di dalam kurva AD yang dapat menjadi sumber fluktuasi di
dalam output agregat (siklus bisnis), tetapi juga bisa terjadi karena pergeseran di dalam kurva
penawaran agregat. Kurva penawaran agregat dapat bergeser karena factor-faktor yang
mempengaruhi biaya pruduksi.

EKONOMI Page 17
2.4 Perekonomian Terbuka.
1. Pengertian Perekonomian Terbuka
Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam perdagangan
internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain. Pada
dasarnya manusia memang memiliki keinginan yang tidak terbatas, dan untuk memenuhinya
manusia tidak mungkin dapat melakukannya sendiri sehingga memerlukan jasa jasa dari pihak
lain. Keinginan manusia yang beraneka ragam menimbulkan kegiatan tukar- menukar barang dan
jasa. Kegiatan tukar menukar barang dan jasa dikenal dengan istilah bharter. Tukar menukar cara
ini lama- kelamaan berkembang menjadi perdagangan. Barter adalah perdagangan atau
pertukaran barang dengan barang secara langsung. Perekonomian terbuka adalah perekonomian
suatu negara yang melakukan perdagangan internasional serta memiliki hubungan- hubungan
finansial dan non finansial dengan negara- negara lain, seperti dalam bidang pendidikan,
kebudayaan, dan teknologi.

2. Arus Modal dan Modal Internasional.


Arus modal internasional terjadi karena adanya wilayah yang memiliki banyak modal
(capital-abundant) dan ada pula yang mengalami kelangkaan modal (capital-scare). Sebagai
suatu faktor produksi yang memiliki marginal product,semakin banyak modal maka semakin
kecil renumerasi (return) yang diperoleh. Demikian sebaliknya, semakin langka modal semakin
tinggi hasil yang diperoleh. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya arus modal internasional
yang mengalir dari suatu wilayah yang kelebihan modal ke wilayah yang kekurangan modal.

Secara umum arus modal internasional dapat bersifat investasi asing langsung dan investasi
portofolio. Investasi asing langsung (foreign direct investment, FDI) adalah investasi riil dalam
bentuk pendirian cabang perusahaan seperti perluasan atau pembelian sebuah perusahaan oleh
perusahaan asing atau penduduk asing yang berlokasi di negara lain. FDI ini biasanya dimulai
dengan pendirian subsidiary atau pembelian saham mayoritas dari suatu perusahaan di suatu
negara. Perusahaan multinasional termasuk kepada kategori ini, yaitu penanaman modal
langsung.

Sedangkan Investasi portofolio (portfolio investment) adalah arus modal internasional dalam
bentuk pembelian aset-aset finansial seperti saham, obligasi dan commercial papers lainnya.
Jenis investasi inilah yang paling cepat menyebar keseluruh penjuru dunia melalui pasar uang
dan pasar modal di pusat-pusat keuangan internasional, seperti New York, London, Paris,
Frankfurt, Tokyo, Hongkong dan Singapura

3. Harga Untuk Transisi Internasional.


Transisi EkonomiSelama dua dekade terakhir, negara dengan ekonomi perencanaan pusat
telah memperbaharui diridalam citra ekonomi pasar yang lebih kuat. Proses ini, disebut ekonomi

EKONOMI Page 18
transisi, melibatkan perubahanorganisasi fundamental ekonomi suatu negara dan menciptakan
lembaga-lembaga pasar bebas yangsama sekali baru. Beberapa negara mengambil transisi lebih
jauh daripada do lain, namun proses biasanya melibatkan beberapa langkah-langkah reformasi
kunci:

 Menstabilkan perekonomian, mengurangi defisit anggaran, dan memperluas ketersediaan


kredit
 Memungkinkan harga untuk mencerminkan penawaran dan permintaan
 Melegalkan bisnis swasta, menjual BUMN, dan mendukung hak-hak properti
 Mengurangi hambatan perdagangan dan investasi yang memungkinkan konvertibilitas
mata uangKendala untuk TransisiTransisi dari perencanaan pusat ke ekonomi pasar bebas
menghasilkan peluang bisnis internasional yangluar biasa. Namun kesulitan yang timbul
dari zaman ekonomi sosialis menghambat kemajuannya, danbeberapa negara masih
bertahan dengan tingkat pengangguran yang tinggi. Di banyak negara di bawahakan
transisi, kekhawatiran atas kerja mempengaruhi anak-anak maupun orang dewasa, yang
ahlimasalah. Survei menemukan bahwa, ketika anak-anak di negara-negara transisi
ditanya apa jenis negarayang mereka ingin hidup, pekerjaan dan ekonomi adalah
perhatian utama.

Hambatan utama bagi negara-negara dalam transisi: kurangnya keahlian


manajerial, kekurangan modal,perbedaan budaya, dan degradasi lingkungan.Kurangnya
keahlian manajerial. Dalam perencanaan pusat, ada sedikit kebutuhan untuk
produksi,distribusi, dan strategi pemasaran atau bagi individu yang terlatih untuk
merancang mereka. Perencanapusat sebelumnya memutuskan semua aspek kegiatan
komersial bangsa. Tidak ada kebutuhan untukmenyelidiki keinginan konsumen dan tidak
perlu untuk riset pasar. Dan sedikit pemikiran diberikankepada harga produk atau
kebutuhan untuk ahli dalam operasi, persediaan, distribusi, ataulogistik. Manajer pabrik
di perusahaan milik pemerintah hanya untuk memenuhi persyaratan produksiyang
ditetapkan oleh perencana pusat.

Bahkan, beberapa produk meluncur dari jalur perakitan hanyauntuk ditumpuk di


luar pabrik karena tahu di mana mereka pergi setelah produksi dan yang
membawamereka tidak ada pekerjaan manajer pabrik.Beberapa tahun terakhir,
bagaimanapun, melihat manajemen mutu yang lebih tinggi di negara-negaratransisi.
Alasan untuk kecenderungan ini mencakup pendidikan yang lebih baik,
kesempatan untukmempelajari sebuah pekerjaan di luar negeri, dan perubahan kebiasaan
kerja yang disebabkan olehperusahaan investasi lokal. Beberapa manajer dari negara-
negara bekas komunis bahkan menemukanpeluang manajerial di Eropa Barat dan
Amerika Serikat dengan perusahaan multinasional besar.Kekurangan Modal. Tidak
mengherankan, transisi ekonomi mahal.

EKONOMI Page 19
Untuk memudahkan proses dan meringankan rasa sakit, pemerintah biasanya
menghabiskan banyak uang untuk:

 Mengembangkan telekomunikasi dan infrastruktur sistem, termasuk jalan raya, jembatan,


jaringankereta api, kereta bawah tanah dan sesuatu
 Menciptakan lembaga-lembaga keuangan, termasuk pasar saham dan sistem perbankan
 Mendidik masyarakat dalam cara-cara ekonomi pasar

EKONOMI Page 20
2.5 Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter.
1. Pengertian Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pihak pemerintah guna
mengelola dan mengarahkan kondisi perekonomian ke arah yang lebih baik atau yang diinginkan
dengan cara mengubah atau memperbarui penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Salah satu
hal yang ditonjolkan dari kebijakan fiskal ini adalah pengendalian pengeluaran dan penerimaan
pemerintah atau negara.

Tujuan Kebijakan Fiskal


Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan fiskal adalah untuk menentukan arah, tujuan,
sasaran, dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan perekonomian bangsa. Adapun
tujuan-tujuan dikeluarkannya kebijakan fiskal secara rinci adalah sebagai berikut.
a. Mencapai kestabilan perekonomian nasional.
b. Memacu pertumbuhan ekonomi.
c. Mendorong laju investasi.
d. Membuka kesempatan kerja yang luas.
e. Mewujudkan keadilan sosial.
f. Sebagai wujud pemerataan dan pendistribusian pendapatan.
g. Mengurangi pengangguran.
h. Menjaga stabilitas harga barang dan jasa agar terhindar dari inflasi.

Macam-Macam Kebijakan Fiskal


ebijakan fiskal dibagi menjadi 2 (dua) yaitu menurut segi teori dan menurut jumlah penerimaan
dan pengeluaran.

 Kebijakan Fiskal dari Segi Teori

Kebijakan Fiskal Fungsional


Merupakan kebijakan untuk pertimbangan pengeluaran anggaran dan penambahan kesempatan
kerja yang dilakukan oleh pemerintah karena akibat tidak langsung dari pendapatan nasional.

Kebijakan Fiskal yang Disengaja


Merupakan kebijakan fiskal yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang
sedang dihadapi dengan cara memanipulasi anggaran belanja secara sengaja, baik melalui
perubahan perpajakan maupun perubahan pengeluaran pemerintah. Ada tiga bentuk dari macam
kebijakan fiskal ini yaitu.
1. Membuat perubahan pada pengeluaran pemerintah
2. Membuat perubahan pada sistem pemungutan pajak

EKONOMI Page 21
3. Membuat perubahan secara serentak baik pada pengelolaan pemerintah maupun sistem
pemungutan pajak

Kebijakan Fiskal Tak Disengaja


Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengendalikan kecepatan siklus bisnis supaya tidak terlalu
fluktuatif. Dalam kondisi depresi, kebijakan ini dimaksudkan untuk menambah aktivitas kegiatan
ekonomi yang terjadi. Sedangkan dalam keadaan inflasi, kebijakan ini akan mengurangi aktivitas
tersebut. Jenis penstabil otomatis atau kebijakan fiskal tak disengaja yaitu pajak proporsional,
pajak progresif, kebijakan harga minimum, asuransi pengangguran.

 Kebijakan Fiskal dari Jumlah Penerimaan & Pengeluaran

Kebijakan Fiskal Seimbang


Kebijakan fiskal seimbang merupakan kebijakan yang membuat antara penerimaan dan
pengeluaran menjadi sama jumlahnya. Salah satu kelebihan dari kebijakan fiskal seimbang yaitu
Negara tidak perlu meminjam dana dari pihak dalam Negeri atau luar Negeri. Sedangkan
kelemahannya, kondisi perekonomian akan menjadi terpuruk apabila keadaan perekonomian
negara dalam kondisi tidak menguntungkan.

Kebijakan Fiskal Surplus


Kebijakan fiskal surplus merupakan kebijakan yang mana jumlah pendapatan harus sedikit lebih
tinggi dibandingkan dengan jumlah pengeluaran. Kebijakan fiskal ini merupakan cara untuk
menghindari inflasi.

Kebijakan Fiskal Defisit


Kebijakan fiskal defisit yaitu kebijakan yang berlawanan dengan kebijakan surplus. Berarti
jumlah pendapatan lebih rendah dari jumlah pengeluaran. Beberapa kelebihan dari kebijakan
fiskal ini adalah bisa mengatasi kelesuan dan depresi pertumbuhan perekonomian. Sedangkan
untuk kekurangannya adalah anggaran negara selalu dalam keadaan kekurangan.

Kebijakan Fiskal Dinamis


Kebijakan fiskal dinamis merupakan suatu kebijakan yang mirip dengan kebijakan fiskal
seimbang namun dengan ditambah improvisasi yaitu sama besar jumlahnya tetapi seiringnya
waktu kedua-duanya akan bertambah besarnya. Kegunaan dari kebijakan ini adalah menyediakan
pendapatan yang bisa untuk memenuhi kebutuhan pemerintah yang bertambah seiring
berjalannya waktu

2. Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh bank sentral atau Bank Indonesia
dengan tujuan memelihara dan mencapai stabilitas nilai mata uang yang dapat dilakukan antara
lain dengan pengendalian jumlah uang yang beredar di masyarakat dan penetapan suku bunga.
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah kebijakan yang dilaksanakan oleh bank sentral atau

EKONOMI Page 22
Bank Indonesia untuk dapat mengubah penawaran uang atau mengubah suku bunga yang ada,
dengan tujuan untuk memengaruhi pengeluaran dalam perekonomian.

Tujuan Kebijakan Moneter


ujuan akhir sebuah kebijakan moneter adalah suatu kondisi ekonomi makro yang ingin
dicapai. Tujuan tersebut tidak sama dari satu negara dengan negara lainnya serta tidak sama dari
waktu ke waktu.Tujuan kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat dinamis karena selalu
disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian suatu negara. Akan tetapi, kebanyakan negara
menetapkan empat hal yang menjadi tujuan dari kebijakan moneter, yaitu:
1. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
2. Kesempatan kerja.
3. Kestabilan harga.
4. Keseimbangan neraca pembayaran.

Penjelasan lebih detail dari tujuan moneter adalah sebagai berikut:

 Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dalam


perekonomian.

 Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian dan stabilitas


tingkat harga.

 Distribusi likuiditas yang optimal dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang
diinginkan pada berbagai sektor ekonomi.

 Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat terealisasi melalui


sumber penerimaan yang normal.

 Menjaga kestabilan ekonomi, artinya pertumbuhan arus barang dan jasa seimbang dengan
pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.

 Menjaga kestabilan harga. Harga suatu barang merupakan hasil interaksi antara jumlah
uang yang beredar dengan jumlah uang yang tersedia di pasar.

 Meningkatkan kesempatan kerja. Pada saat perekonomian stabil pengusaha akan


mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang dan jasa sehingga adanya
investasi akan membuka lapangan kerja baru sehingga memperluas kesempatan kerja
masyarakat.

 Memperbaiki neraca Perdagangan Kerja Masyarakat. Dengan jalan meningkatkan ekspor


dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri atau sebaliknya.
 nstrumen-instrumen yang biasa digunakan oleh pemerintah dalam pengambilan kebijakan
moneter adalah:

EKONOMI Page 23
Kebijakan Operasi Pasar Terbuka

Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk mengurangi
atau menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan cara menjual Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga di pasar modal.

Kebijakan Diskonto

Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan cara
mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral memperhitungkan jumlah uang beredar telah
melebihi kebutuhan (gejala inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku
bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung.

Kebijakan Cadangan Kas

Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas (cash
ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito,
sertifikat deposito, dan jenis tabungan lainnya. Ada persentase tertentu dari uang yang disetorkan
nasabah dan tidak boleh dipinjamkan.

3. HUBUNGAN KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL

Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang menjadi alat dalam
perencanaan ekonomi di Indonesia agar dapat mengendalikan perekonomian makro. Kedua
kebijkan tersebut berhubungan erat dengan empat sector yaitu sector rumanh tangga, sector
perusahaan sector pemerintah dan sector internasional yang memiliki interaksi masing-masing
dalam upaya menciptakan pendapatan serta pengeluaran pemerintah. Yang mempengaruhi
kebijakan fiskal ialah pengeluaran serta pajak sedangkan yang mempengaruhi kebijakan moneter
diantaranya GDP, inflasi, kurs, dan suku bunga.
Kebijakan fiskal berdampak pada perekonomian dengan penerimaan Negara serta
pengeluaran Negara, sedangkan kebijakan moneter akan berdampak pada pasar uang dan pasar
suat berharga, pasar uang serta pasar surat berharga akan menentukan tinggi rendahnya tingkat
bunga, dan tingkat bunga akan mempengaruhi tingkat agregat. Kebijakan fiskal akan
berpengaruh terhadap permintaan serta penawaran agregat, yang pada giliran permintaan dan
penawaran agregat itu akan menentukan keadaan di pasar barang serta jasa.Kondisi di pasar
barang serta jasa ini akan menentukan tingkat harga dan kesempatan kerja akan menentukan
tingkat pendapatan serta tingkat upah yang diharapkan.

BAB III
SIMPULAN

EKONOMI Page 24
a. kesimpulan

Inti masalah ekonomi pada hakekatnya terletak pada keterbatasan sarana untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Sarana yang berupa barang dan jasa yang sering disebut dengan
alat pemuas kebutuhan adanya sangat terbatas sedang kebutuhan manusia sangat tidak
terbatas. Keberadaan sumberdaya alam bisa berupa biotik dan abiotik, khususnya kekayaan
alam abiotik jika terus menerus diambil maka akhirnya bisa habis, sehingga tidak tertutup
kemungkinan suatu saat dunia akan benar-benar mengalami krisis karena kelangkaan bahkan
kehabisan hasil tambang.

Sesuai dengan perkembangan penduduk serta perkembangan Ilmu pengetahuan dan


teknologi, jenis dan jumlah kebutuhan akan selalu bertambah. Untuk mengimbangi
perkembangan tersebut produksi barang dan jasa perlu terus menerus ditingkatkan. Dalam
hal ini Ilmu Ekonomi sangat diperlukan untuk mengatasi persoalan yang berhubungan
dengan upaya untuk menciptakan kemakmuran masyarakat.

b. saran

Dari makalah yang telah penulis buat, mungkin terdapat kesalahan dan kekurangan
baik itu dari penulisan atau dari kata-katanya, penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca, agar dapat memberikan motivasi atau nasihat guna memperbaiki
makalah ini nantinya.

Daftar Pustaka :

 https://www.academia.edu/9493616/MAKALAH_ILMU_EKONOMI

EKONOMI Page 25
 https://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:wzTKaUBAcFAJ:https://chandrapamungkas.wordpress.com/2011/04/05/permintaan-
penawaran-hukum-permintaan-dan-penawaran-harga-keseimbangan/
+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id
 http://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/teori-perilaku-produsen-pengertian-tujuan-dan-
analisis/
 https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/teori-perilaku-konsumen
 http://www.softilmu.com/2015/08/Pengertian-Fungsi-Ciri-Jenis-Struktur-Pasar-Adalah.html

EKONOMI Page 26

Anda mungkin juga menyukai