Anda di halaman 1dari 102

BAB I

Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi

Teori atau analisis dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua bentuk mikroekonomi
dan makroekonomi. Dalam buku ini akan diterangkan analisis dasar yang tergolong dalam
teori makroekonomi. Untuk dapat memahami analisis dan teori yang akan diterangkan dalam
bab-bab berikut, dalam bab ini terlebih dahulu akan diterangkan corak dan ruang lingkup
analisis makroekonomi, yaitu aspek-aspek dari kegiatan dalam ekonomi yang akan
diterangkan dalam ekonomi tersebut.

MAKROEKONOMI

Analisis-analisis dalam teori makroekonomi lebih global atau lebih menyeluruh sifatnya.
Dalam makroekonomi yang diperhatikan adalah tindakan konsumen secara keseluruhan,
kegiatan-kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahan-perubahan keseluruhan kegiatan
ekonomi.

Analisis-analisis dalam makroekonomi menerangkan tentang:

i. Bagaimana segi permintaan dan penawaran menentukan tingkat kegiatan


dalam perekonomian
ii. Masalah-masalah utama yang selalu dihadapi setiap perekonomian.
iii. Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi masalah
ekonomi yang dihadapi.

Perkembangan Teori Makroekonomi.

Di tahun 1929-1932 terjadi kemunduran ekonomi di seluruh dunia, yang bermula dari
kemerosotan ekonomi di Amerika Serikat. Periode itu dinamakan Great Depression. Pada
puncak kemerosotan ekonomi itu, seperempat dari tenaga kerja di Amerika Serikat
menganggur dan pendapatan nasionalnya mengalami kemerosotan yang sangat tajam.
Kemunduran ekonomi yang serius itu meluas ke seluruh dunia, ke negara-negara industri lain
maupun ke negara-negara miskin

Kemunduran ekonomi tersebut menimbulkan kesadaran kepada ahli-ahli ekonomi


bahwa mekanisme pasar tidak dapat secara otomatis menimbulkan pertumbuhan ekonomi
yang teguh dan tingkat penggunaan tenaga kerja yang penuh. Ketidakmampuan tersebut

1
mendorong seorang ahli ekonomi inggris yang terkemuka pada masa tersebut, yaitu John
Maynard Keynes, menulis buku yang pada akhirnya menadi landasan kepada teori
makroekonomi modern. Pandangan tersebut dikemukakan dalam buku yang berjudul: The
General Theory of Employment, Interest and Money yang diterbitkan pada tahun 1936.

Pandangan Utama Teori Keynes

Secara garis besarnya pandangan dalam buku Keynes tersebut dapat dibedakan
kepada dua aspek. Di satu pihak buku tersebut mengemukakan beberapa kritik ke atas
pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik mengenai faktor-faktor yang menentukan tingkat
kegiatan suatu perekonomian.

Di pihak lain buku tersebut menerangkan pula faktor utama yang akan menentukan
prestasti kegiatan ekonomi suatu negara. Keynes berpendapat pengeluaran agrerat, yaitu
perbelanjaan masyarakat atas barang dan jasa, adalah faktor utama yang menentukan tingkat
kegiatan ekonomi yang dicapai suatu negara. Seterusnya Keynes berpendapat bahwa dalam
sistem pasar bebas penggunaan tenaga kerja penuh tidak selalu tercipta dan diperlukan usaha
dan kebijakan Pemerintah untuk menciptakan tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dalam
pertumbuhan ekonomi yang teguh.

ISU-ISU UTAMA DALAM ANALISIS MAKROEKONOMI

Makroekonomi membahas isu-isu penting yang selalu dihadapi suatu perekonomian.


Analisisnya berusaha memberi jawaban kepada pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan
yaitu: Faktor-faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian?
Mengapa pertumbuhan ekonomi tidak selalu teguh? Mengapa kegiatan ekonomi tidak selalu
berkembang dengan stabil? Mengapa Pengangguran dan kenaikan harga-harga selalu
berlaku?

Selain yang disebutkan di atas, analisis makroekonomi menerangkan pula langkah-


langkah yang dapat digunakan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

Penentuan Kegiatan Ekonomi

Analisis mengenai penentuan tingkat kegiatan yang dicapai suatu perekonomian ini
menunjukan bagaimana pengeluaran agrerat (permintaan agrerat) dan penawaran agrerat akan
menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian dalam suatu periode tertentu dan
pendapatan nasional/produksi nasional yang tercipta.

2
Analisis ini perlu dibedakan kepada tiga bentuk abstraksi atau penyederhanaan. Ketiga jenis
analisis tersebut adalah:

I. Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan bahwa harga tetap


dan suku bunga tetap.
II. Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan harga mengalami
perubahan.
III. Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan harga dan suku
bunga mengalami perubahan.

MASALAH UTAMA DALAM MAKROEKONOMI

1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai: perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai
masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya
kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat.
Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi yang akan
selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan
menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan berkembang, juga
tenaga kerja bertambah.
Perkembangan kemampuan produksi barang dan jasa sebagai akibat faktor-
faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang
dan jasa yang sama besarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih
lambat dari potensinya.

2. Pendapatan Nasional Potensial dan Sebenarnya


Kekurangan pengeluaran agrerat menyebabkan sebagian tenaga kerja
menganggur dan perekonomian tidak akan mewujudkan pendapatan nasional
potensial menajadi pendapatan nasional sebenarnya.
Perbedaan di antara pendapatan nasional potensial dengan pendapatan
nasional sebenarnya dinamakan Jurang Produk Nasional Bruto. Apabila jurang
tersebut terwujud pengangguran akan berlaku, semakin besar jurang PNB, semakin

3
besar pula tingkat pengangguran dalam perekonomian. Di samping keburukan ini,
jurang PNB menyebabkan masyarakat tidak menikmati kemakmuran potensial yang
dapat dicapainya.
MASALAH PENGANGGURAN
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong
dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya. Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan
pengeluaran agrerat. Para pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan maksud
untuk mencari keuntungan. Keuntungan tersebut hanya akan dapat diperoleh apabila
para pengusaha dapat menjual barang yang mereka produksikan. Kenaikan produksi
yang dilakukan akan menambah penggunaan tenaga kerja. Dengan demikian terdapat
hubungan yang erat antara tingkat pendapatan nasional yang dicapai dengan
penggunaan tenaga kerja yang dibutuhkan dan sebaliknya
MASALAH INFLASI
Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang
berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi (persentasi pertambahan kenaikan
harga) berbeda dari suatu periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari suatu
negara ke negara lain. Ada kalanya tingkat inflasi rendah hanya mencapai di bawah 2
atau 3 persen. Tingkat inflasi yang moderat mencapai antara 4-10 persen. Inflasi yang
sangat serius dapat mencapai tingkat beberapa puluh hingga beberapa ratus persen
dalam setahun.
Faktor-faktor penyebab Inflasi
Tingkat pengeluaran agrerat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan
untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa. Keinginan untuk mendapatkan
barang-barang yang mereka butuhkan akan mendorong para konsumen meminta
barang itu pada harga yang lebih tinggi. Sebaliknya para pengusaha akan mencoba
menahan barangnya dan hanya menjual kepada pembeli-pembeli yang bersedia
membayar pada harga yang lebih tinggi.
Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah. Apabila
tuntutan kenaikan upah berlaku secara meluas, akan terjadi kenaikan biaya
produksi dari berbagai barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian.
Kenaikan biaya produksi tersebut akan mendorong perusahaan-perusahaan
menaikkan harga-harga barang mereka

4
Kedua masalah yang diterangkan di atas biasanya berlaku apabila perekonomian
sudah sangat maju, masalah inflasi sangat erat kaitannya dengan tingkat penggunaan tenaga
kerja. Di samping itu inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari (i) kenaikan harga barang-
barang yang diimpor, (ii) penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh
pertambahan produksi dan penawaran barang dan, (iii) kekacauan politik dan ekonomi
sebagai akibat pemerintahan yang kurang bertanggung jawab.

NERACA PEMBAYARAN

Neraca pembayaran: Informasi atau catatan ringkas yang menunjukan aliran ke luar
masuk keuangan di antara satu negara dengan negara-negara lain. Dalam Neraca pembayaran
diliputi tiga aliran keuangan berikut: ekspor dan impor barang nampak, ekspor dan impor
jasa, dan aliran keluar/masuk modal jangka pendek dan jangka panjang.

Neraca Perdagangan : Neraca yang menggambarkan nilai ekspor dan impor barang serta
perbedaannya dalam satu tahun tertentu.

KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI

Setiap kebijakan ekonomi bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang


dihadapi. Tujuan-tujuan kebijakan makroekonomi dapat dibedakan kepada lima aspek
berikut.

1. Menstabilkan Kegiatan Ekonomi


Pengertian kestabilan ekonomi meliputi kewujudan dari tiga hal berikut: (i) tingkat
penggunaan tenaga kerja tinggi, (ii) tingkat harga-harga tidak menunjukan perubahan
yang berarti dan (iii) terdapat keseimbangan di antara ekspor dan impor dan lalu lintas
modal dari/ke luar negeri. Tujuan menstabilkan ekonomi berarti pula keinginan untuk
menghindari fluktuasi yang tajam dalam kegiatan ekonomi dari satu waktu ke lainnya.

2. Penggunaan Tenaga Kerja Penuh Tanpa Inflasi

5
Berusaha mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi merupakan
cita-cita yang paling ideal kalau dibandingkan dengan tujuan-tujuan lainnya. Apabila
masyarakat dapat mencapai tujuan ini, dengan sendirinya kestabilan ekonomi dan
pertumbuhan ekonomi yang teguh akan tercapai.

3. Menghindari Masalah Inflasi


Kebijakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi masalah inflasi.

4. Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Teguh


Ada dua alasan yang menyebabkan suatu negara harus berusaha mencapai
pertumbuhan ekonomi yang teguh dalam jangka panjang: untuk menyediakan
kesempatan kerja kepada tenaga kerja yang terus-menerus bertambah dan untuk
menaikkan tingkat kemakmuran masyarakat.

5. Mengukuhkan Neraca Pembayaran dan Kurs Valuta Asing.


Neraca pembayaran yang tidak kukuh akan mengurangi kemampuan suatu negara
dalam menghadapi masalah pengaliran dana keluar negeri yang melebihi dari keadaan
yang biasanya berlaku. Sebagai akibatnya cadangan mata uang asing akan merosot
dan kurs mata uang asing meningkat.

BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam
bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk
mempengaruhi pengeluaran agrerat dalam perekonomian. Menurut Keynes,
kebijakan fiskal sangat penting untuk mengatasi pengangguran yang relatif serius.
Melalui kebijakan fiskal pengeluaran agrerat dapat ditambah dan langkah ini akan
menaikan pendapatan nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja. Di bidang
perpajakan, langkah yang perlu dilaksanakan adalah mengurangi pajak pendapatan.
Pengurangan pajak ini akan menambah kemampuan masyarakat untuk membeli
barang dan jasa dan akan meningkatkan pengeluaran agrerat. Seterusnya pengeluaran
agrerat dapat lebih ditingkatkan lagi dengan cara menaikkan pengeluaran pemerintah

6
untuk membeli barang dan jasa yang diperlukannya maupun untuk menambah
investasi pemerintah.
Dalam masa inflasi atau pada ketika kegiatan ekonomi telah mencapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh dan kenaikan harga-harga sudah semakin pesat,
langkah sebaliknya harus dijalankan, yaitu pajak dinaikkan dan pengeluaran
pemerintah dikurangi.

2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh
Bank Sentral (di Indonesia Bank Sentral adalah Bank Indonesia) untuk
mempengaruhi (mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah
suku bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agrerat. Salah satu
cara yang dapat dijalankan pemerintah untuk mempengaruhi pengeluaran agrerat ialah
dengan mempengaruhi penanaman modal. Menurunkan suku bunga untuk
menggalakan pertambahan penanaman modal adalah salah satu cara untuk mencapai
pengurangan pengangguran.Tujuan ini dapat dicapai pemerintah dengan menjalankan
kebijakan moneter. Dengan penurunan suku bunga tersebut diharapkan penanaman
modal akan bertambah dan ini akan meningkatkan pengeluaran agrerat. Sebagai
implikasi dari perubahan ini kegiatan ekonomi akan meningkat dan pengangguran
menurun.

3. Kebijakan Segi Penawaran


Kebijakan Segi Penawaran bertujuan untuk mempertinggi efesiensi kegiatan
perusahaan-perusahaan sehingga dapat menawarkan barang-barangnya dengan
harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik.
Salah satu kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pendapatan (incomes policy)
yaitu langkah pemerintah yang bertujuan mengendalikan tuntutan kenaikan
pendapatan pekerja. Tujuan ini dilaksanakan dengan berusaha mencegah kenaikan
pendapatan yang berlebihan. Pemerintah akan melarang tuntutan kenaikan upah yang
melebihi kenaikan produktivitas pekerja. Kebijakan segi penawaran yang lain lebih
menekankan kepada (i) meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja dan, (ii)
meningkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi efesiensi kegiatan
memproduksinya.

7
Di samping dengan meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja dan
memberikan insentif kepada perusahaan, kebijakan segi penawaran dapat dijalankan
dengan cara (i) mengembangkan infrastruktur, (ii) peningkatan pelayanan pemerintah
dalam mengembangkan kegiatan usaha sektor swasta. Infrastruktur yang lebih baik
dan peraturan pemerintah yang kondusif kepada pengembangan sektor swasta sangat
penting peranannya dalam mengembangkan kegiatan usaha swasta dan meningkatkan
efesiensi kegiatan tersebut.

BAB 2 Pengertian, Konsep dan Cara Menghitung Pendapatan Nasional

Pengertian pendapatan nasional dapat dilihat melalui tiga pendekatan lho, yaitu:

1. Pendekatan produksi, melalui pendekatan ini pendapatan nasional diartikan sebagai


penjumlahan nilai tambah dari setiap barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
negara dalam periode tertentu.
2. Pendekatan pendapatan, nah kalo yang satu ini pendekatan pendapatan nasional yang
menghitung jumlah pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi yang
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa suatu negara dalam satu periode
tertentu.
3. Pendekatan pengeluaran, pendekatan ini menghitung pendapatan nasional dari
jumlah pengeluaran seluruh pelaku ekonomi, baik di dalam negeri maupun luar negeri
selama satu periode tertentu.

GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP) atau PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB)

Merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi di dalam batas wilayah suatu negara selama setahun. Termasuk yang dihasilkan
oleh perusahaan asing, asalkan wilayahnya masih dalam wilayah suatu
negara ya. Contohnya terdapat perusahaan A dari Korea yang mempunyai cabang di
Indonesia, nah hasil produksinya juga harus dihitung ke dalam GDP, Squad.

Rumus untuk menghitung GDP yaitu:

8
2. GROSS NATIONAL PRODUCT (GNP) atau PRODUK NASIONAL BRUTO (PNB)

Merupakan nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu
negara (nasional) selama satu tahun, termasuk yang dihasilkan oleh warga negara
tersebut yang dihasilkan di luar negeri. Contohnya seperti seseorang pria dari Indonesia
yang menjual pakaian di Singapura, hasilnya berupa barang dan jasanya termasuk dalam
GNP. Nah, perlu diingat, GNP menekankan pada aspek kewarganegaraan (nationality)
ya!

Jika ditulis dalam rumus bisa tulis seperti berikut.

atau

atau

3. NET NATIONAL PRODUCT (NNP) ATAU PRODUK NASIONAL NETTO (PNN)

Merupakan hasil dari dari nilai dari GNP yang telah dikurangi dengan penyusutan modal
dalam proses produksi. Inti dari NNP merupakan konsep pendapatan nasional yang
dilihat hanya dari laba yang diperoleh. Karena tujuan dari NNP adalah untuk mencari
netto atau nilai bersih dari suatu produksi, Squad.

Berikut adalah rumus mencari NNP:

9
4. NET NATIONAL INCOME (NNI) ATAU PENDAPATAN NASIONAL NETTO

Nah, kalau NNI ini menghitung pendapatan nasional berdasarkan jumlah balas jasa
yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Jika ditulis dalam rumus
sebagai berikut:

 Pajak tidak langsung harus dikurangkan, karena tidak mencerminkan balas jasa atas
faktor produksi. Uang pajak memang diterima oleh penjual/produsen bersama harga
pasar barang yang dijualnya, tetapi uang pajak itu wajib diserahkan kepada
pemerintah.
 Subsidi harus ditambahkan karena harga-harga tertentu yang dibuat lebih murah
daripada biaya produksi sesungguhnya, misalnya untuk subsidi harga pupuk, BBM,
atau beras.

5. PERSONAL INCOME (PI) ATAU PENDAPATAN PERSEORANGAN

PI ini juga bagian dari pendapatan nasional lho. PI ini menghitung jumlah pendapatan yang
diterima oleh setiap orang. Tetapi harus dikurangi dengan laba yang ditahan, iuran
asuransi, iuran jaminan sosial, dan ditambah dengan pembayaran pindahan/transfer
(transfer payment) ya. Pendapatan perseorangan dapat ditulis dalam rumus berikut:

6. DISPOSABLE INCOME ATAU PENDAPATAN YANG SIAP DIBELANJAKAN

Merupakan pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan untuk membeli barang dan jasa
beserta tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Eitss.. tapi harus dikurangi pajak

10
langsung ya. Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada orang
lain , contohnya pajak pendapatan. Nah, DI dapat ditulis dalam rumus berikut:

PENDAPATAN PRIBADI DAN PENDAPATAN DISPOSEBEL

PENDAPATAN PRIBADI

Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk


pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh
penduduk sesuatu Negara. Dari istilah pendapatan pribadi ini dapatlah disimpulkan bahwa
dalam pendapatan pribadi telah termasuk juga pembayaran pindahan. Pembayaran tersebut
merupakan pemberian – pemberian yang dilakukan oleh pemerintah kepada berbagai
golongan masyarakat di mana para penerimanya tidak perlu memberikan suatu balas jasa atau
usaha apa pun, sebagai imbalannya.

Bunga pinjaman konsumen dan pemerintah

Pendapatan masyarakat lain yang tidak tergolong kepada pendapatan nasional tetapi
termasuk di dalam pendapatan pribadi adalah pendapatan yang berupa bunga ke atas utang
Negara dan bunga ke atas pinjaman untuk konsumsi. Sebab kedua jenis bunga tersebut tidak
termasuk sebagai pendapatan nasional. Karena pendapatan pribadi meliputi semua
pendapatan masyarakat, tanpa menghiraukan apakah pendapatan itu diperoleh dan
menyediakan factor – factor produksi atau tidak.

YANG TIDAK TERMASUK DALAM PENDAPATAN PRIBADI

1. Keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan


2. Pajak yang dikenakan pemerintah ke atas keuntungan perusahaan
3. Kontribusi yang dilakukan oleh perusahaan dan para pekerja kepada dana pensiun.

Hubungan antara pendapatan nasinal dan pendapatan pribadi

11
PENDAPATAN NASIONAL

Dikurangi:

1. Keuntungan perusahaan tak dibagi


2. Pajak keuntungan perusahaan
3. Konstribusi kepada dana pensiun (kalau ada)
Ditambah:
1. Pembayaran pindahan
2. Bunga pinjaman konsumen
3. Bunga pinjaman pemerintah
= PENDAPATAN PRIBADI

PENDAPATAN DISPOSEBEL

Apabila pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak yang harus dibayar oleh para
penerima pendapatan, nilai yang tersisa dinamakan pendapatan disposebel. Pada hakikatnya
pendapatan ini dapat digunakan oleh para penerimanya, yaitu semua rumah tangga yang ada
dalam perekonomia, untuk membeli barang-barang dan jasa yang mereka ingini. Tapi tidak
semua dapat digunakan untuk tujuan konsumsi, sebagian darinya ditabung dan sebagian
lainnya untuk membayar bunga pinjaman.

Hubungan antara (1) pendapatan disposebel (Yd) dan pendapatan pribadi (Yp), dan (2)
pendapatan disposebel (Yd) dengan konsumsi dan tabungan, dinyatakan dengan rumus
berikut:

(1) Yd = Yp – T

(2) Yd = C + S

MENENTUKAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI

Salah satu kegunaan penting dari data pendapatan nasional adalah untuk menentukan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang dicapai sesuatu negara dari tahun ke tahun.

CARA MENGHITUNG TINGKAT PERTUMBUHAN

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara perlulah dihitung
pendapatan nasional riil, yaitu Produk Nasional Bruto riil atau Produk Domestik Bruto riil.

12
FORMULA PERHITUNGAN

Perhitungan pendapatan nasional memungkinkan tingkat pertumbuhan ekonomi secara


langsung dihitung dari data pendapatan nasional riil yang tersedia. Formula yang akan
digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi ialah:g = 100%

dimana g adalah tingkat pertumbuhan ekonomi dan dinyatakan dalam persen. PN riil1 adalah
pendapatan nasionaluntuk tahun diman atingkat pertumbuhan ekonominya dihitung dan PN
riil0 adalah pendapata nasional pada tahun sebelumnya.

Jika suatu negara tidak melakukan perhitungan pendapatan nasional menurut harga tetap,
maka ada 2 tahap yang harus dilakukan untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi: (i)
dengan mendeflasikan pendapatan nasional pada harga masa ini, dan (ii) menghitung tingkat
pertumbuhan ekonomi. Untuh menghitung pada tahap (i) formulanya adalah

PNriiln = Dimana PNriiln adalah pendapatan nasional riil tahun n, HI adalah indeks harga
atau pendeflasi pendapatan nasional (GNP deflator) pada tahun n, dan PN masa ini adalah
pendapatan nasional pada harga masa ini, yaitu pada tahun n.

MENENTUKAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI

Salah satu kegunaan penting dari pendapatan nasional adalah menentukan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara dari tahun ke tahun. Dengan mengamati
tingkat pertumbuhan yang tercapai dari tahun ke tahun dapatlah dinilai prestasi dan
kesuksesan negara tersebut dalam mengandalikan kegiatan ekonominya dalam jangka pendek
dan usaha mengembangkan perekonomiannya dalam jangka panjang. Perbandingan juga
dapat dilakukan antar tingkat kesuksesan negara itu dalam mengandalikan dan membangun
perekonomiannya kalau dibandingkan dengan yang dicapai negara negara lain.
Dimisalkan kita dapat memperoleh data Produk Domestik Bruto riil dari tahun ke
tahun. Misalkan kita mendapat data berikut. Pada tahun 2001 pendapatan Nasioal riil adalah
Rp.120,2 triliun sedangkan pada tahun 2002 nilainya telah meningkat kepada Rp.128,8
triliun. Dengan demikian tingkat pertumbuhan yang dicapai negara itu adalah :
g2002 = [(128,8 - 120,2) / 120,2] x 100% = 7,0 %

13
Dalam contoh diatas kita akan menggunakan pemisalan berikut. Pada tahun 2001
Produk Domestik Bruto menurut harga yang berlaku bernilai Rp. 198,5 triliun dan pada tahun
2002 nilainya menjadi Rp. 225,7 triliun. Indeks harga tahun 2001 adalah 152 dan dalam
tahun 2002 indeks harganya adalah 160. Dengan data seperti ini terlebih dahulu harus
dihitungpendapatan nasional riil sebagai berikut.
PN-riil = [152/160] x Rp 225,7 triliun = Rp 214,4 triliun
Nilai Rp/ 214,4 triliun tersebut adalah nilai Produk Domestik Bruto tahun 2002 yang dihitung
berdasarkan harga harga yang berlaku pada tahun 2001. Dengan demikian sekarang kita telah
dapat menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2002 yaitu :
Tingkat pertumbuhan ekonomi = [(214,4-198,5) / 198,5] x 100 = 8,0 persen

PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Untuk menghitung nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan oleh sesuatu
perekonomian tiga cara penghitungan dapat digunakan, yaitu :

i. Cara pengeluaran. Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan
nilai pengeluaran atau perbelanjaan ke atas barang-barang dan jasa yang diproduksikan di
dalam negara tersebut.
ii. Cara produksi atau cara produk neto. Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung
dengan menjumlahkan nilai produksi barang dan jasa yang diwujudkan oleh berbagai
sektor( lapangan usaha) dalam perekonomian.
iii. Cara pendapatan. Dengan penghitungan ini pendapatan nasioanal diperoleh dengan cara
menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan
untuk mewujudkan pendapatan nasional.

2.1 BEBERAPA ISTILAH PENDAPATAN NASIONAL

2.1.1 PRODUK DOMESTIK BRUTO

Domestik bruto adalah konsep yang paling penting kalau dibandingkan dengan konsep
pendapatan nasional lainnya. Produk Domestik Bruto (PDB) dapatlah diartikan sebagai nilai
barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam negara tersebut dalam satu tahun
tertentu. Gross Domestic Product (GDP), adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang
diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara-negara tersebut dan negara asing.

2.1.2 PRODUK NASIONAL BRUTO

14
Produk Nasional Bruto (PNB), atau dalam bahasa inggris dinamakan Gross National
Product (GNP) adlah konsep yang mempunyai arti yang bersamaan dengan GDP, tetapi
memperkirakan jenis-jenis pendapatan yang sedikit berbeda. Dalam mengitung pendapatan nasional
bruto, nilai barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa
yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang
pendapatan nasionalnya dihitung.

Dengan memperhatikan perbedaan diantara arti PDB dan PNB diatas dapatlah dirumuskan
sifat hubungan diantara Produk Domestik Bruto dan Produk Nasional Bruto, yaitu seperti dinyatakan
oleh persamaan dibawah ini:

PDB= PNB – PFN dari LN

dimana PFN dari LN adalahpendapatan faktor neto dari luar negeri. PFN dari LN adalah pendapatan
faktor-faktor produksi yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan pendapatan faktor-faktor
produksi yang dibayarkan ke luar negeri.

2.1.3 DUA PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL

Pengertian lain dari pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun
tertentu.

2.1.4 PENDAPATAN NASIONAL HARGA BELAKU DAN HARGA TETAP

Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah niai barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan sesuatu negara dalam suatu tahun dan dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun
tersebut. Cara ini adalah cara yang selalu dilakukan dalam menghitung pendapatan nasional dari suatu
periode ke periode lainnya. Untuk dapat menghitung kenaikan itu dari tahun ke tahun, barang dan jasa
yang dihasilkan haruslah dihitung pada harga yang tetap, yaitu harga yang berlaku pada suatu tahun
tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun
yang lain. Nilai pendapatan nasional yzng didapat dalam penghitungan secara ini dinamakan
pendapatan nasional pada harga tetap atau pendapatan nasional riil.

2.1.5 PENDAPATAN NASIONAL HARGA PASAR DAN HARGA FAKTOR

Barang-barang dan jasa –jasa yang dihasilkan dalam perekonomian dapat dinilai dengan dua
cara, dengan menggunakan harga pasar dan dengan mengguanakan harga faktor.sesuatu barang

15
dikatakan dinilai menurut harga pasar apabila penghitungan nilai harga barang itu menggunakan
harga yang dibayar oleh pembeli.dala penghitungan pendapatan nasional menurut harga faktor, nilai
yang disumbangkan oleh baju adalah Rp.30.000 dan nilai yang disumbangkan oleh sepatu adalah
Rp.50.000. hubungan diantara harga pasar dan harga faktor dapat dinyatakan secara persamaan di
bawah ini.

Harga pasar = harga faktor + pajak tak langsung – subsidi

2.1.6 PENDAPATAN NASIONAL BRUTO DAN NETO

Dalam setiap harga pasar sesuatu barang termasuk nilai penyusutan ( depresiasi). Industri-
industri akan menggunakan barang-barang modal ( mesin,peralatan produksi, bangunan dan perabot
kantor) untuk menghasilkan barang-barang mereka. Nilai barang-barang modal tersebut akan semakin
susut dari satu periode ke periode lain. Kesusutan nilai tersebut merupakan bagian dari biaya
produksi, dan oleh senbab itu dalam setiap harga penjualan sesuatu barang termasuk nilai depresiasi
barang modal.dengan perkataan lain,dalam pendapatan nasional pada harga pasar termasuk nilai
penyusutan barang modal yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan nasional. Pendapatan
nasional yang masih meliputi depresiasi dinamakan produk nasional bruto. Untuk memperoleh produk
nasional neto, nilai depresiasi harus dikurangi dari produk nasional bruto. Dengan demikian produk
nasional neto adalah produk national bruto kurang depresiasi.

CARA PENGHITUNGAN I: CARA PENGELUARAN

Data pendapatan nasional yang dihitung dengan cara pengeluaran akan dapat memberi
gambaran tentang (a) samapi dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau sampai dimana
samapi baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang sedang dinikmati,
dan (b) memberikan informasi dan data yang dibutuhkan dalam analisis makroekonomi. Data
pendapatan nasional dan komponen-komponen data yang dihitung dengan car pengeluaran dapat
digunakan sebagai landasan untuk mengambil langkah-langkahdalam mengatasi masala-masalah
ekonomi yang dihadapi.

A. KOMPONEN PENGELUARAN AGREGAT DALAM PEREKONOMIAN


Penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran membedakan
pengeluaran ke atas barang dan jasa yang dihasikan dalam perekonomian kepada 4
komponen, yaitu : konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, pembentukan modal
sektor swasta ( investasi) dan ekspor neto (ekspor dikurangi neto).

a. Konsumsi Rumah Tangga

16
Nilai perbelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis
kebutuhannya dalam satu tahun tertentu dinamakn pengeluaran konsumsi rumah tangga atau dalam
analisis makroekonomi lebih lazim disebut sebagai konsumsi rumah tanggga.

tidak semua transaksi yang dilakukan oleh rumah tangga digolongkan sebagai konsumsi (rumah
tangga).kegiatan rumah tangga untuk membeli rumah digolongkan sebagai investasi. Seterusnya,
sebagian pengeluaran mereka, seperti membayar asuransi dan mengirim uang kepada orang tua
(atau anak yang sedang bersekolah) tidak digolongkan sebagai konsumsi karena ia tidak
merupakan perbelanjaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan dalam perekonomian.

b. Pengeluaran Pemerintah
Berbeda dengan rumah tangga, yang membeli barang untuk memenuhi kebutuhannya,
pemerintah membeli barang terutama untuk kepentingan masyarakat. Pengeluaran untuk
menyedeiakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, pengeluaran untuk menyediakan polosi dan
tentara, pembayaran gaji untuk pegawai pemerintah dan pembelanjaan untuk mengembangkan
infrastruktur dilakukan untuk kepentingan masyarakat.

Pembelian pemerintah ke atas barang dan jasa dpat digolongkan kepada dua golongan yang utama
: konsumsi pemerintah dan investasi pemerintah. Yang termasuk dalam golongan yang pertama
(konsumsi pemerintah) adalah pembelian ke atas barang dan jasa yang akan dikonsumsikan,
seperti membayar gaji guru sekolah, membeli alat-alat tulis dan kertas untuk digunakan dan
membeli bensin untuk kendaraan pemerintah.

Sedangkan investasi pemerintah meliputi pengeluaran untuk membangun prasarana seperti


jalan,sekolah,rumah sakit dan irigasi. Memberikan beasiswa, bantuan untuk korban banjir, dan
subsidi-subsidi pemerintah tidak digolongkan sebagai pengeluaran pemerintah ke atas produk
nasional karena itu bukanlah untuk membeli barang dan jasa.

c. Pembentukan Modal Tetap Sektor Swasta


Pembentukan modal sektor swasta atau lebih sering dinyatakan sebagai investasi, pada
hakikatnya berarti pengeluaran utuk membeli barang modal yang dpat menaikkan produksi barang
dan jasa di masa yang akan datang.pengeluaran investasi ini dilakukan bukan untuk dikonsumsi,
tetapi untuk digunakan dalam kegiatan memproduksi di waktu akan datang. Dalam pegumpulan
data mengenai investasi,pengeluaran tersebut dibedakan kepada tiga jenis pembelanjaan berikut :

Penghitungan pendapatan nasional

i. pengeluaran ke atas barang modal dan peralatan produksi


ii. perubahan-perubahan dalam nilai inventori pada akhir tahun.

17
iii.Pengeluaran-pengeluaran untuk mendirikan rumsh tempat tinggal.

d. Ekspor Neto
nilai ekspor yang dilakukan sesuatu negara dalam suatu tahun tertentu dikurangi dengan nilai
impor dalam periode yang sama dinamakan ekspor neto.Ekspor sesuatu negara, seluruh atau
sebagian dari nilainya, merupakan barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri. Oleh sebab itu
nilainya harus dihitung ke dalam pendapatan nasional. Barang impor merupakan produksi dari
negara lain; oleh sebab itu sebenarnya tidak perlu dihitung ke dalam pendapatan nasional. Dalam
praktek penghitungan pendapatan nasional tidak dapat dielakan keadaan dimana nilai impor
termasuk dalam penghitungan

2.2.2 MENGHITUNG PRODUK DOMESTIK DAN PRODUK NASIONAL BRUTO

Seperti telah dinyatakan pada bagian terdahulu, pendapatan nasional dapat dihitung menurut
harga yang berlaku dan menurut harga tetap. Penghitungan menurut harga tetap yang dilakukan di
indonesia pada masa ini menggunakan harga-harga pada tahun 1993. Kedua cara ini penghitungan
itu menurut haraga tetap dan harga yang berlaku.

Data yang dikemukakan adalah data pendaatan domestik bruto, pendapatan nasional bruto,
dan dat pendapatan nasional ( yaitu Pendapatan Nasonal Bersih ( neto) pada harga
faktor.konsep pendapatan nasional, seperti telah diterangkan, perlu dibedakan diantara pengertian
neto dan bruto. PNB (Pendapatan Nasional Bruto) perlu dikurangi oleh depresiasi untuk
memperoleh pendapatan nasional Neto atau Net National Product (NNP). Selanjutnya NNP daoat
dibedakan menurut harga pasar dan menurut harga faktor. NNO menurut harga faktor adalah
pendapatan negara. Di banyak negara, hubungan diantara Produk Nasional Bruto (PNB) an
pendapatan negara (PN) dapat diyatakan dengan persamaan.

PN = PNB – Pajak tak langsung + Subsidi – depresiasi

akan tetapi, dalam penghitungan di indonesia subsidi tidak di hitung. Oleh sebab itu di antara PNB
dan PN erdapat hubungan yang berikut :

PN = PNB – Pajak Tak Langsung – Depresiasi

2.2.3 MASALAH PENGHITUNGAN DUA KALI

Dengan cara pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai


perbelanjaan dari berbagai golongan masyarakat ke atas barang-barang jadi dan jasa – jasa yang
diproduksikan dala perekonomian tersebut. Barang-arang atau jasa-jasa yang di impor tidak

18
dimasukan dalam perhitungan ini. Barang-barang yang akan di proses lagi, nilainya tidak turut
ditambahkan dalam penghitungan pendaatan nasional dengan cara penngeluaran adalah untuk
menghindari berlakunya penghitungan dua kali.

Di tinjau dari sudut apakah sesuatu barang itu mengalami proses produksi selanjutnya atau
tidak, barang-barang yang diproduksikan dalam perekonomian perlu dibedakan dalam dua jenis :
barang-barang jadi dan setengah jadi atau barang antara. Barang jadi adala yang tidak mengalami
proses produksi lebih lanjut, dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2.2.4 NILAI BARANG JADI DAN NILAI TAMBAH

Didalam setiap perekonomian kebanyakan barang, seelum menjadi barang jadi, harus melalui
beberapa tingkat proses produksi.

Untuk menghindari terjadinya hal seperti ini, yang harus dijumlahkan di dlam menghitung
pendapatan nasional adalah : (1) nilai barang-barang jadi saja, atau (ii) nilai-nilai tambahan yang
diciptakan dalam setiap tingkat proses produksi.

2.3 CARA PENGHITUNGAN II : CARA PRODUK NETO

Cara menghitung dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan-
perusahaan berbagai lapangan usaha dakam perekonomian. Penggunaan cara ini dalam
menghitung pendapatan nasional mempunyai dua tujuan penting :

i. Untuk mengetahui besarnya sumbanagn berbagai sektor ekonomi di dalam


mewujudkan pendapatan nasional.
ii. Sebagai salah satu cara untuk menghindari penghitungan dua kali yaitu dengan hanya
menghitung nilai produksi neto yang diwujudkan pad berbagai tahap proses produksi.

2.3.1 MENGHITUNG NILAI TAMBAH

Terdapat dua alternatif dlam menghitung pendapatan nasional, yaitu cara pengeluaran
dan cara produk neto. Dalam cara pengeluaran yang diperhatikan adalah nilai barang jadi
(perabot) yang dijual toko perabot, sedanglan dlam cara produk neto yang diperhatikan
adalah tambahan nilai yang diwujudkan oleh empat kegiatan ekonomi.

2.3.2 PNB MENURUT LAPANGAN USAHA

Kegiatan ekonomi di indonesia dan sumbangannya alam mewujudkan pendapatan


nasional. Niali produksi suatu sektor menggambarkan nilai tambah yang diwujudkan oleh

19
sektor tersebut. Sebagai contoh, misalkan produksi sektor pertanian adalah R 300 triliun
dan sektor tersebut membeli bahan mentah dari sektor lain dengan niali Rp 100 triliun.
Berdasrkan contoh ini dapatlah disimpulkan bahwa sektor pertanian menghasilkan nilai
tambah sebanyak Rp 200 triliun.

2.4 CARA PENGHITUNGAN III : CARA PENDAPATAN

Faktor- faktor produksi dibedakan menjadi golongan : tanah, tenaga kerja, modal, dan
keahlian kewirausahaan.

2.4.1 PENGGOLONGAN PENDAPATAN FAKTOR PRODUKSI

Penghitungan pendapatan nasional dengan cara pendapatan pada umumnya


menggolongkan pendapatan yang diterima faktor- faktor produksi secara berikut :

i. Pendapatan para pekerja yaitu, gaji dan upah


ii. Pendapatan dari usaha perseorangan ( perusahaan perseorangan )
iii. Pendapatan dari sewa
iv. Bunga neto yaitu seluruh nilai pembayaran bunga yang dilakukan di kurangi
bunga ke atas pinjaman konsumsi dan bunga ke atas pinjaman pemerintah.
v. Keuntungan perusahaan.

2.4.2 CONTOH PENGHITUNGAN

Dalam penghitungan pendapatan nasional, salah satu istilah diterangkan secara lebih
mendalam adalah bunga neto. Bunga neto adalah jumlah bunga yang dibayar dalam
perekonomian dalam suatu tertentu dikurangi dengan : (i) bunga ke atas pinjaman
pemerintah dan (ii) bunga ke atas pinjaman konsumen. Kedua jenis bunga tersebut adalah
bunga ke atas pinjaman yang digunakan bukan untuk membiayai kegiatan yang produktif.

2.4.3 HUBUNGAN DI ANTARA GNP DAN NI

Dalam penghitungan cara pengeluaran nilai pendapatan nasional Yng diperoleh


adalah Produk Nasional Bruto. Atau GNP, sedangkan cara pendapatan menghasilkan
pendapatan nasional (National Income) atau NI.

20
2.5 PENDAPATAN PRIBADI DAN PENDAPATAN DISPOSEBEL

Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk


pendapatan yang diperoleh tabpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh
penduduk sesuatu negara.

2.5.1 JENIS-JENIS PEMBAYARAN PEMINDAHAN

Pengeluaran pemerintah yang dapat digolongkan sebagai pembayaran pemindahan


antara lain adalah bantuan-bantuan yang diberikan kepada penganggur, uang pensiun yang
dibayarkan kepada pegawai pemerintah yang tidak bekerja lagi, bantuan kepada orang
cacat, bantuan kepada veteran dan bebagai beasiswa yang diberikan pemerintah.

2.5.2 BUNGA PINJAMAN KONSUMEN DAN PEMERINTAH

Pendapatan masyarakat lain yang tidak tergolong kepada pendapatan nasiona tetapi
termasuk di dalam pendapatan pribadi adalah pendapatan yang berupa bunga ke atas utang
negara dn bungan ke atas pinjaman untuk konsumsi .

2.5.3 YANG TIDAK TERMASUK DALAM PENDAPATAN PRIBADI

Pendapatan yang tergolong dalam pendapatan nasional tetapi tidak termasuk sebagai
pendapatan pribadi. Pendapatan yang dimaksudkan adalah :

i. Keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan


ii. Pajak yang dikenakan pemerintah ke atas keuntungan pemerintah
iii. Kontribusi yang dilakukan oleh perusahaan dan para pekerja kepada dana pensiun.

2.5.4 HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN NASIONAL DAN PENDAPATAN


PRIBADI

Pendapatan nasional

Dikurangi :

1. Keuntungan perusahaan tak dibagi.


2. Pajak keuntungan perusahaan.
3. Kontribusi kepada dan pensiun (kalau ada ).
Ditambah :

21
1. Pembayaran pindahan.
2. Buku pinjaman konsumen.
3. Bunga pinjaman pemerintah.
= PENDAPATAN PRIBADI

2.5.5 PENDAPATAN DISPOSEBEL

Apabila pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak yang harus dibayar oleh para
penerima pendapatan, nilai yang tersisa dinamakan pendapatan disposebel.

Untuk memudahkan mengingat hubungan diantara ( i) pendapatan disposebel (Yd) dan


pendapatan pribadi (Yp), dan (ii) pendapatan disposebel (Yd) dengan konsumsi dan
tabungan, dibawah ini dinyatakan formula (rumus) dari hubungan tersebut :

i. Yd = Yp – T
ii. Yd = C + S

2.6 MENENTUKAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI

Dengan mengamati tingkat pertumbuhan yang tercapai dari tahun ke tahun dapatlah dinilai
prestasi dan kesuksesan negara tersebut dalam mengendalikan kegiatan ekonominya dalam
jangka pendek dan usaha mengembnagkan perkonomiannya dalam jangka panjang.

2.6.1 CARA MENGHITUNG TINGKAT PERTUMBUHAN

Dengan demikian untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh
sesuatu negara perlulah dihitung pendapatan nasional riil, Produk Nasional Riil atau Produk
Domestik Brito Riil.

A. FORMULA PENGHITUNGAN
Formula yang akan digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi adalah :

PN – riil1 – PN – riil0

22
Menghitung pendapatan nasional riil dengan mendeflasikan pendapatan nasional pada harga
masa ini dilakukan dengan formula berikut :

PNriiln = 100

Apabila dengan menggunakan cara penghitungan di atas telah didapat data


pendapatan nasional riil untuk berbagai tahun, tingkat pertumbuhan ekonomi dapat dihitung,
yaitu dengan menggunakan persamaan penghitungan tingkat pertumbuhan ekonomi (g) yang
diternagkan sebelum ini.

B. PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA


Data mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi yang dihitung dapat digunakan untuk
memperbandingkan (i) tingkat pertumbuhan yang dicapai suatu negara dalam suatu periode
tertentu, dan (ii) tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai berbagai negara.

2.7 MASALAH PENGHITUNGAN DAN KEGUNAAN DATA

Sebagai penutup kepada uraian mengenai penghitungan pendapatan nasional perlu


pulalah diperhatikan dua hal berikut :

i. Masalah-masalah utama yang dihadapi dalam penghitungannya.


ii. Berbagai kegunaan data pendapatan nasional yang dihitung.

2.7.1 MASALAH – MASALAH PENGHITUNGAN


Beberapa masalah perlulah diatasi untuk memastikan penghitungan pendapatan nasional
yang cermat dan teliti . dibawah ini menerangkan beberapa masalah penting di dalam
penghitungan tersebut.

a. MASALAH MENGUMPULKAN DATA DAN INFORMASI


Tidak semua kegiatan ekonomi di dalam suatu negara dicatatkan dengan baik. Di banyak
kegiatan ekonomi ukyran perusahaan adalah kecil dan dalam sesuatu negara terdapat banyak
sekali perusahaan dalam suatu industri yang sama.

b. MEMILIH KEGIATAN YANG PRODUKSINYA DIHITUNG

23
Dalam penghitungan prinsip penghitungan pendapatan nasional, yang dihitung dalam
pendapatan nasional adalah nilai barang-barang yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan yang
produktif dan varnag-barang tersebut adalah diproduksikan untuk keperluan pasar (dijual).

Pada umumnya yang dihitung dalam pendapatan nasional adalah : nilai produksi dari
kegiatan ekonomi yang produktif dan hasilnya dipasarkan, tetapi disamping prinsip ini,
dibuat pula beberapa pengecualian yang berikut :

i. Hasil pertanian tradisional.


ii. Kegiatan menyalahi hukum
iii. Kegiatan disekitar rumah.
iv. Ganjaran yang berupa bukan uang.

c. MASALAH PENGHITUNGAN DUA KALI


Dalam praktik adakalanya timbul kesulitan dalam menentukan apakah sesuatu itu barang
jadi atau barang setengah jadi. Kerumitan ini menyebabkan masalah penghitungan dua kali
mungkin wujud.

d. MENENTUKAN HARGA BARANG-BARANG


Keadaan seperti ini menimbulkan kesulitan dalam menentukan harga yang akan dipilih
dalam menghitung sumbangan sesuatu kegiatan kepada pendpatan nasional. Sebagai
contoh, walaupun dengan mudah dapat dihitung jumlah produksi dalam pendapatan
nasional harga barang-barang itu muadah berubah.

e. INVESTASI BRUTO DAN INVESTASI NETO


perbedaan anatara investasi bruto dan investasi neto adalah depresiasi. Hal ini sangat
berbeda dengan keadaan di sesuatu negara. Untuk menaksir besarnya depresiasi dalam
sesuatu negara adalah sukar oleh karena (i) tiada catatan yang lengkap mengenai
depresiasi di berbagai kegiatan ekonomi, dan (ii) depresiasi menurut konsep adalah
berbeda dengan menurut pandangan negrara.

f. MASALAH KENAIKAN HARGA DAN PERUBAHAN KUALITAS BARANG


untuk tujuan ini, seperti diterangkan perlulah dihitung pendapatan nasional riil
denganbantuan index harga. Terdapat beberapa masalah dalam menghitung index harga,
seperti misalnya memilih baang yang akan digunakan untuk mewujudakan index harga,

24
masalah menentukan weightage dan sebagainya. Masalah-masalah itu mungkin
menyebabkan index harga tidak dihitung dengan cepat.

2.8 KEGUNAAN DATA PENDAPATAN NASIONAL

Data pada suatu tahun tertentu memberi gambaran tentang : (i) tentang kegiatan ekonomi
negara yang dicapai dan nilai outut yang diproduksikan,(ii) komposisi dari pembelanjaan
agregat, (iii) sumbangan berbagai sektor dalam mewujudkan pendapatan nasional, dan (iv)
taraf kemakmuran yang dicapai.

a. Menilai Prestasi Kegiatan Ekonomi


Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin besar jumlah output Yng diciptakan
oleh sesuatu negara dan semakn tinggi kapasitas barang-barang yang digunakan oleh
perusahaan-perusahaan.
b. Menentukan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Yang Dicapai
setiap negara menghendaki pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga kesempatan
kerja penuh dapat dicapai terus- menerus, agar pendapatan per kapita(atau taraf
kemakmuran masyarakat )dapat di gunakan.
c. Memberi Informasi Mengenai Strktur Kegiatan Ekonomi
Dengan menggunkan data ini akan diketahui presentasi konsumsi rumah tangga,
pembelanjaan pemerintah, investasi, ekspor dan impor. Sebagai contoh : dari data
pendapatan nasional indonesia dapat dilihat bahwa pengeluaran konsumsi rumah
tangga sangant penting peranannya dalam pembelanjaan agregat indonesia.

d. Memberi Gambaran Mengenai Taraf Kemakmuran


Data ini memberikan gambaran kasar tentang sebanyak mana uang yang tersedia
kepada seorang individu untuk dibelanjakan dalam satu tahun . pada tahun 2000
pndaatan per kapita malaysia adalah US$3,832 dan pendaptan per kapita singapura
adalah US$22.984.
e. Data Asas Untuk membuat Ramalan Dan Perencanaan
Data seperti ini dapat digunakan untuk landasan dalam memuat ramalam mengenai
keadaan ekonomi di masa datang. Data tersebut juga berguna pada pemerintah untuk
merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan pembangunan di masa
mendatang.

25
BAB 3 penentuan kegiatan ekonomi; pandangan klasik kenyes dan
pendapatan masa kini

PANDANGAN AHLI EKONOMI KLASIK

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, dalam suatu perekonomian yang diatur
oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai.
Pandangan ini didasarkan pada keyakinan bahwa di dalam perekonomian tidak akan terdapat
kekurangan permintaan.

Keyakinan ahli ekonomi yatim bahwa penawaran akan selalu menciptakan


permintaan dapt dengan jelas dilihat dari pandangan Jean Baptiste say (1767-1832), seorang
ahli ekononomi klasik bangsa peran cis. Ia mengatakan “Penawaran menciptakan sendiri
permintaan terhadapnya” atau “ Supply creates its own demand.

· CORAK KEGIATAN EKONOMI SUBSISTEN

Kebenaran pendapat ini tidak dapat disangkal dalam suatu perekonomian yang terdiri dari
dua sector dimana penerima-penerima pendapatan tidak menabung dan para pengusaha tidak
menanam modal.

Untuk menghasilkan barang dan jasa sector perusahaan harus menggunakan faktor-
faktor produksi. Keseluruhan pendapatan yang diterima oleh factor-faktor produksi yaitu gaji
dan upah yang diterima tenaga kerja, bunga ke atas modal yang dipinjamkan, sewa yang
diperoleh dari tanah dan harta, dan keuntungan pengusaha merupakan pendapatan sektor
rumah tangga.

· CORAK KEGIATAN PEREKONOMIAN MODERN

Dalam perekonomian yang lebih maju penerima-penerima pendapatan akan


menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk ditabung. Tabungan ini akan dipinjamkan
kepada para pengusaha dan mereka akan menggunakan tabungan itu untuk investasi, yaitu
melakukan pembelianbarang-barang modal.

· PENENTUAN SUKU BUNGA

26
Mengapakah ahli-ahli ekonomi Klasik Berkeyakinan bahwa perubahan-perubahan
yang dapat dengan mudah berlaku ke atas suku bunga akan menjamin terciptanya kesamaan
di antara jumlah tabungan yang akan disediakan rumah tangga dan jumlah investasi yang
akan dilakukan oleh pengusaha..?? Menurut pendapat mereka keadaan seperti ini akan terjadi
karena suku bunga menetukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan
dalam perekonomian. Setiap perubahan dalam suku bunga akan menyebabkan pula
perubahan dalam tabungan rumah tangga dan permintaan dana untuk investasi perusahaan
.Perubahan-perubahan dalam suku bunga akn terus-menerus berlangsung sebelum kesamaan
di antara jumlah tabungan dengan jumlah permintaan dana investasi tercapai.

Faktor Yang Menentukan Suku Bunga

Jumlah tabungan rumah tangga pada waktu perekonomian mencapai penggunaan


enaga kerja penuh. Akan selalu sama dengan jumlah seluruh investasi yang akan dilakukan
oleh para pengusaha, maka dalam perekonomian pengeluaran agregat pada penggunaan
tenaga kerja penuh akan selalu dapat mencapai tingkat yang sama dengan penawaran agregat
pada penggunaan tenaga kerja penuh.

· PENYESUAIAN DALAM PASAR MODEL

Berdasarkan pada fleksibelitas, ahli-ahli ekonomi klasik yakin bahwa perubahan dalam suku
bunga ini pada akhirnya akan menciptakan keadaan dimana tabungan yang tercapai pada
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh adalah samadengan invesasi oleh perusahaan-
perusahaan.

· FLEKSIBILITAS SUKU BUNGA dan KEGIATAN EKONOMI

Ahli-ahli ekonomi klasik berpendapat dalam perekonomian akan selalu tercapai


tingkat penggunaan tenaga kerja penuh oleh karena pengeluaran agrega dapat mencapai
tingkat penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh.

Apabila terjadi pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian-penyesuaian


di dalam pasar tenaga kerja sehingga akhirnya pengangguran dapat dihapuskan.

Apabila dalam perekonomian terdapat pengangguran ,para penganggur akan bersedia bekerja
pada tingkat upah yang lebih rendah dari yang berlaku di pasar. Keadaan ini akan
menimbulkan kekuatan-kekuatan yang akn menurunkan tingkat upah ,dan penurunan dalam
tingkat upah ini akan memperluas tingkat kegiatan ekonomi.

27
Di dalam analisis mereka ahli-ahli ekonomi klasik berkeyakinan:

a. Para pengusaha akan selalu mencari kentungan yangmaksimum.

b. Keuntungan maksimum akan dicapai pada keadaan dimana upah adalah sama dengan
prodksi fisik marjinal.

· KELEMAHAN PANDANGAN KLASIK

Terdapatnya perbedaan diantara keyakinan ahli-ahli ekonomi klasik dengan kenyataan


yang berlaku dalam perekonomian mendorong Keynes untuk menelaah kembali kebenaran-
kebenaran dari teori mereka. Dalam teori keyness ditunjukkan bahwa tingkat kegiatan
perekonomian tidak selalu mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh . Menurut
Keynes sebaiknyalah yang selalu berlaku,yaitu : perekonomian selalu menghadapi masalah
pengangguran dan penggunaan tenaga penuh jarang berlaku.Kenyataan bahwa suatu
perekonomian dapat mengalami pengangguran dan kemerosotan perekonomian yang sangat
buruk menimbulkan keragu-raguan terhadap kebenaran keyakinan ahli-ahli ekonomi Klasik
yang berpendapat bahwa perekonomian selalu mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh.

Analisis-analisis yang dikemukakan oleh ahli-ahli ekonomi Klasik tidak dapat


memberikan penjelasan mengenai sebab-sebabnya pengangguran yang disebabkan oleh
kekurangan permintaan agregat dapat terjadi . Keyakinan mereka bahwa di dalam
perekonomian akan selalu terdapat permintaan yang cukup besar, sehingga akan selalu
menjamin terwujudnya tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, menyebabkan mereka
mengabaikan analisis terhadap permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.

· KRITIK KEYNES TERHADAP PANDANGAN KLASIK

Menyadari kelemahan analisis yang dilakukan oleh ahli-ahli ekonomi Klasik


merupakan dorongan pernting kepada Keynes untuk melakukan suatu pendekatan baru di
dalam menelaah pola kegiatan ekonomi masyarakat,dan bagaimana tingkat kegiatan ekonomi
dan tingkat produksi nasional yang ditentukan .

Keynes tidak menyetujui pandangan yang paling pokok dalam teori Klasik , yaitu
bahwa penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercipta dalam perekonomian . Keynes

28
berpendapat “penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jarang terjadi , dan hal itu
disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.”

· PENENTU SUKU BUNGA: PANDANGAN KEYNES

Dalam teori keuangan modern yang dikembangkan oleh Keynes, suku bunga
ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Bank Sentral dan sistem perbankan a dalah
institusi yang akan menentukan besarnya penawaran uang pada suatu waktu tertentu.
Sedangkan permintaan uang ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk memegang uang.

· TINGKAT UPAH DAN KEGIATAN EKONOMI

Kalau dibandigkan pendapat ahli-ahli ekonomi klasik dengan kenyataan yang


sebenarnya wujud perekonomian modern, akan dapat dilihat bahwa tingkat upah tidak mudah
mengalami penurunan. Sebagai akibatnya pengangguran sangat sukar di hapuskan. Dalam
perekonomian modern terdapat persatuan-persatuan pekerja yang selalu mempertankan dan
memperjuangkan perbaikan nasib para pekerja . Usaha ini termasuklah menjaga agar para
pekerja diber upah yang wajar . Persatuan pekerja akan selalu menentang setiap usaha untuk
menrunkan tingakt upah yang dibayarkan kepada pekerja . Kekuatan ini menyebabkan tingkat
upah tidak mudah untuk diturunkan.

· PENENTUAN KEGIATAN EKONOMI: PANDANGAN KEYNES

Bagian ini akan menerangkan pokok pandangan Keynes mengenai penentuan tingkat
kegiatan sesuatu perekonomian. Hal-hal yang akan diterangkan dalam bagian ini adalah:

- peranan pendapatan belanja agregat.

- Komponen utama dari perbelanjaan agregat.

· PERANAN PERMINTAAN AGREGAT DALAM KEGIATAN EKONOMI

Analisis Keynes mennjukan tentag pentingnya peranan dari pengeluaran agregat ke


atas jumlah barang dan jasa yang akan diproduksikan oleh sektor perusahaan di dalam
menentukan tingkat kegiatan ekonomi. Ini berarti analisis Keynes lebih banyak
memeperhatikan aspek permintaan . yaitu menganalisis mengenai peranan dari pemintaan
berbagai golongan masyarakat di dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang akan di
capai oleh suatu perekonomian . Pada hakikatnya analisis itu berpendapat bahwa tingkat
kegiatan ekonomi negara ditentukan oleh besarnya permintaan efektif ,yaitu permintaan yang

29
diserati oleh kemampuan untuk membayar barang dan jasa yang diminta tersebut ,yang
wujud dalam perekonomian.

· PENENTU-PENENTU PERBELANJAAN AGREGAT

Dalam analisis nya Keynes membagikan permintaan agregat kepada 2 jenis


pengeluaran yaitu pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman modal oleh para
pengusaha. Dalam analisis makroekonomi yang wujud sekarang pengeluaran agregat dalam
perekonomian meliputi pula pengeluaran pemerintah dan ekspor. Dengan demikian
pengeluaran agregat dapat dibedakan kepada empat komponen: konsumsi rumah tangga,
investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah, dan ekspor.

· Pandangan Utama Teori Keynes

Secara garis besarnya pandangan dalam buku Keynes tersebut dapat dibedakan kepada dua
aspek. Di satu pihak buku tersebut mengemukakan beberapa kritik ke atas pandangan ahli-
ahli ekonomi klasik mengenai faktor-faktor yang menentukan tingkat kegiatan sesuatu
perekonomian. Kritik-kritik tersebut menunjukan kelemahan-kelemahan dari pandangan
yang menjadi landasan kepada keyakinan ahli-ahli ekonomi klasik bahwa penggunaan tenaga
kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh selalu dicapai.

Di pihak lain buku tersebut menerangkan pula faktor utama yang akan menentukan
prestasi kegiatan ekonomi suatu negara. Keynes berpendapat pengeluaran agregat, yaitu
perbelanjaan masyarakat ke atas barang dan jasa, adalah faktor utama yang menentukan
tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai suatu negara. Seterusnya Keynes berpendapat bahwa
dalam system pasar bebas penggunaan tenaga kerja penuh tidak selalau tercipta dan
diperlukan usaha dan kebijakan pemerintah untuk menciptakan tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh.

· Pandangan Keynes mengenai penentu-penentu suku bunga

Keynes juga mengkritik pandangan klasik mengenai penentuan suku bunga. Dalam teori
keuangan modern yang dikembangkan oleh Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan
dan penawaran uang. Bank sentral dan system perbankan adalah institusi yang akan
menentukan besarnya penawaran uang pada suatu waktu tertentu. Sedangkan permintaan
uang ditentukan oleh keinginan masyrakat untuk memegang uang.

30
Pandangan modern mengenai penentuan tingkat kegiatan ekonomi

1. Aliran-aliran pendapatan dalam perekonomian moderen Corak kegiatan ekonomi


modern.
Yang mana penerima-penrima pendapatan akan menyisihkan pendapatan
mereka untuk ditabung. tabungan ini akan dipinjamkan kepada pengusaha dan mereka
akan menggunakan tabungan itu untuk investasi, yaitu melakukan pembelian barang-
barang modal. Investasi akan menambah jumlah barang- barang modal yang tersedia
dan meninggikan kemampuan perekonomian itu menghasilkan barang2 kebutuhan
masyarakat.
2. Pendekatan terkini dalam penentuan kegiatan perekonomian Perkembangan ekonomi
di negara maju.

Penentu kegiatan perekonomian berbentuk mengatasi masalah penganguran yang serius


dengan cara:

1. Mempertahankan kesempatan kerja penuh dan menghindari masalah inflasi (


kenaikan harga).
2. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dalam jangka panjang.
Persolan di atas tidak banyak diperhatikan dalam analisis keynesian.

Perkembangan analisis makroekonomi

Analisis makro ekonomi yg dikemukakan sesudah masa golongan keynesian dapat


di bedakan kepada 4 pemikiran :

1. Golongan monetaris
Golongan ini dipelopori oleh Milton Fredman, yang lama mengembangkan karirnya
di universitas Chicago. Pada dasarnya friedman mengkritik pandangan Keynes dalam
hal-hal berikut:
- Friedman yakin system pasar bebas cukup efisien dalam mengatur kegiatan ekonomi
dan mampu menyebabkan perekonomian selalu beroperasi pada kesempatan kerja
penuh Oleh karena itu dia tidak menokong campurtangan pemerintah yang berlebihan
dalam kegiatan ekonomi.
- Friedman menunjukkan peranan penawaran uang dalam menentukan tingkat
kegiatan ekonomi. Perubahan perubahan penawaran uang sangat penting artinya
dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi dan tingkat harga. dia mengkritik pandangan

31
Keynes yang sangat menekankan kapada peranan pengeluaran agregat dalam
mempengaruhi kegiatan ekonomi.
- Mengenai bentuk kebijaksanaan pemerintah, apabila diperlukan friedman lebih
menyukai kebijakan pemerintah yang berbentuk kebijakan moneter. Menurut
friedman kebijakan fiscal yang ditekankan golongan Keynesian, tidak terlalu besar
efeknya dalam mempengaruhi kegiatan perekonomian.

2. Ekspektasi Rasional (Klasik baru)

Pandangan golongan ekspektasi rasional didasarkan kepada dua pemisalan penting.


yang pertama teori ini menganggap bahwa semua pelaku kigiatan ekonomi bertindak secara
rasional, mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi dan mempunyai informasi yang lengkap
mengenai peristiwa-peristiwa dalam perekonomian. mereka juga meramalkan keadaan-
keadaan yang akan berlaku dimasa depan. Selanjutnya dengan pemikiran yang rasional
mereka dapat menentukan reaksi terbaik terhadap perubahan yang diramalkan akan berlaku.

Akibat dari pemisalan ini teori ekspektasi rasional mengembangkan analisisnya berdasarkan
prinsip-prinsip yang terdapat dalam teori makro ekonomi yang juga bertitik tolak dari
anggapan bahwa pembeli, produsen dan pemilik factor produksi bertindak secara rasional
dalam menjalankan kegiatannya. pemisalannya yang kedua adalah sesuai dengan pendapat
ahli ekonomi klasik, teori ekspektasi rasional berpendapat bahwa semua jenis pasar
beroperasi secara efisien dan dapat dengan cepat membuat penyesuaian-penyesuaian ke atas
perubahan yang berlaku. Dengan demikian menurut pendapat teori ekspektasi rasional tingkat
harga dan tingkat upah dapat dengan mudah mengalai perubahan. Kekurangan penawran
barang akan menaikan harga, dan kelebihan penawaran mengakibatkan harga turun. Buruh
yang berlebihan akan menurunkan upah, sebaliknya kekurangan buruh akan menaikkan upah
mereka. Semua pasar bersifat persaingan sempurna, dan informasi yang lengkap akan
diketahui oleh semua pelaku pasar. sebagai akibat dari keyakinan yang kedua ini dalam teori
ekspektasi rasional diyakini bahwa perekonomian selalu beroperasi pada tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh dan kebijakan diskresioner pemerintah (kebijakan fiscal maupun moneter)
teidak akan dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Oleh sebab itu teori ekspektasi rasional
berpendapat bahwa pemerintah tidak perlu mengamberl sesuatu apapun tindakan apabila
sekali2 berlaku masalah pengangguran. Masalah seperti itu timbul sebagai akobat kesalahan
ekspektasi pelaku kegiatan ekonomi mengenai kegiatan ekonomi yang akan terjadi di masa

32
depan. Walau bagaimanapun system mekanisme pasar akan membuat penyesuaian dan
dengan sendirinya mengembalikan kegiatan ekonomi ke tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh. Golongan klasik baru berkeyakinan pelaku kegiatan ekonomi jarang melakukan
kesalah dalam ekspektasinya mengenai keadaan masa depan. Oleh sebab itu pada umumnya
perekonomian akan selaku beroperasi pada tingkat penggunaan tenaga penuh. Pangangguran
yang ada merupakan pengangguran yang bersifat sukarela.

3. Ekonomi segi penawaran

Walaupun berkembang pada waktu yang bersamaan dengan teori rasional, ekonomi
segi penawaran dikembangkan oleh ahli ekonomi yang berbeda. Pandangan yang
mengembangkan pemikiran mengenai segi penawaran datangnya bukan dari kalangan
akademisi tetapi oleh penasihat-penasihat ekonomi dalam pemerintahan Ronald Reagan
(yang terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 1980). Munculnya pemikiran
ekonomi segi penawaran didorong oleh dua perkembangan penting yang berlaku dalam tahun
1970an dan pemulaan tahun 1980an. Faktor yang pertama adalah berlakunya stagflasi pada
tahun 1970 diberbagai perekonomian negara industri. Faktor yang kedua adalah terpilihnya
Ronald Reagan sebagai presiden amerika serikat.

Kedua factor tersebut menyebabkan penasehat dan perumus kebijakan ekonomi dalam
pemerintah Reagan menumpukkan perhatian yang lebih banyak kepada mempengaruhi segi
panawran dalam merumuskan kebijakan-kebijakan ekonomi mereka. Dalam kebijakan
fiskaldan meneter yang selaku dijalankan ahli-ahli ekonomi golongan Keynesian
pengannguran dicoba diatasi dengan menjalan kankebijakan moneter dan fiscal yang bersifat
ekspnsif. Dalam keadaan stagflsi sebijakan seperti itu unutk menambahkan pengangguran
tenaga kerja akan diikuti oleh infalsi yang semakin cepat jalannya. Untuk menghindari
berlakunya inflasi tersebut ahli-ahli ekonomi segi penawarab mengusulkan beberapa
kebijaksanaan yang hakekatnya akan mempengaruhi efisiensi berbagai perusahaan. Tindakan
seperti iru menurut pendapat mereka akan meningkatkan penggunaan tenaga kerja dan
pendapatan nasional dan pada waktu yang sama mengatasi inflasi. Untuk mencapai tujuan ini
kebijakan ekonomi segi penawaran bersaha mewujudkan keadaan sebagai berikut:

- Para pekerja akan bekerja lebih giat dan lebih efisien.

- Efisiensi kegiatan usaha dapat ditingkatkan dan biaya produksi dikurangi

33
- mengmbangkan peranan pihak swasta dan mendorong lebih banyak persaingan.

tujuan-tujuan diatas dapat dicapai dengan cara: mengurangi pengeluaran pemerintah,


menurunkan tingkat pajak yang dipungut terutama pajak dari golongan masyarakat yang
berpendapatan tinggi, penswastaan perusahaan-perusahaan pemerintahyang tidak penting
peranannya kepada masyarak dan mendorong persaingan yang lebih sempurna di pasaran
baran dan pasaran factor.

4. Keynesian Baru

Seorang ahli ekonomi masih belum dapat menerima pandangan-pandangan yang


mengkritik pemikiran Keynesian dan masih tetap yakin akan kesesuaian pandangan Keynes
yang utama. pemikir ekonomi yang masih tetap memberi sokongan kepada pandangan
Keynesian digolongan kepada mazhaab Keynesian baru.

Pada dasarnya bereka belum dapat menerima kritik golongan ekspktasi rasional yang
berkeyakinan system pasaran adalah sempurna dan dapat dengan sendirinya membua
penyesuaian sehinigga perekonomian cenderung akan mencapai kesempatan kerja penuh.
Mereka menunjukkan kelemahan mekanisme dalam pasaran barang dan pasaran factor yang
mengakibatkan penyimpangan yang berkepanjangan dari kesempatan kerja penuh mungkin
berlaku. Mereka menunjukkan kemungkinan berlakunya kekakuan yang akan mempengaruhi
efisiensi pasaran barang. Hal ini menyebabkan perubahan harga tidak terlalu fleksibel
sehingga timbul kemungkinan berlakunya keadaan di mana terdapat kelebihan permintaan
barang atau penawaran barang. Dalam pasaran tenaga kerja masalah kekakuan keadaan di
pasar yaitu upah tidak mudah berubah untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran
tenaga kerja keadaannya lebih serius. Pertama tama mereka berpendapat apabila berlaku
pengangguran yang serius dalam perkonomian, tingkat upah tidak akan dengan mudah
mengalami penurunan untuk mnyeimbangkan permintaan buruh dengan penawarannya.
dengan demikian mekanisme pasar di pasar tenaga kerja tidak sempurna, dan tidak dapat
menjamin tercapainya kesempatan kerja penuh. Berdasarkan keyakinan mengenai ketidak
sempurnaan pasar barang dan pasar factor, mereka tetap berkeyakinan kebijakan pemerintah
masih cukup diperlukan untuk menstabilkan kegiatan ekonomi dan mengasahakan agar
perkonomian tetap mencapai kesempatan kerja penuh.

BAB 4 KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR

34
Perekonomian dua sektor adalah perekonomin yang terdiri dari sektor rumah tangga
dan perusahaan. Dalam perekonomian tidak terdapat kegiatan pemerintah (misalnya
konsumsi pemerintah, pajak, subsidi) maupun perdagangan luar negeri (yaitu kegiatan ekspor
impor) (Sukirno, 2016:142). Berikut gambar Siklus Aliran Pendapatan dalam Perekonomian
2 Sektor:

Dalam perekonomian dua sektor sumber pendapatan yang diperoleh rumah tangga
adalah dari perusahaan. Pendapatan ini meliputi gaji, upah, sewa, bunga dan keuntungan
adalah sama nilainya dengan pendapatan nasional. Dan oleh karena itu pemerintah tidak
memungut pajak maka pendapatan nasional (Y) adalah sama dengan pendapatan disposebel
(Yd) atau Y = Yd (Sukirno, 2016:142).
Pendapatan yang digunakan rumah tangga akan digunakan untuk dua tujuan yaitu untuk
konsumsi dan ditabung. Tabungan ini akan dipinjamkan kepada penanam modal atau investor
untuk investasi ke perusahaan. Perusahaan akan menggunakan dana tersebut untuk membeli
barang-barang modal seperti mesin-mesin atau membayar faktor-faktor produksi yang
diberikan oleh rumah tangga.
Ciri-ciri perekonomian dua sektor:
1. Sektor perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki rumah tangga.
Faktor-faktor produksi tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji dan upah, sewa,
bunga dan untung.
2. Sebagian besar pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk
konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh sektor
perusahaan.
3. Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan ditabung
dalam institusi-institusi keuangan

35
4. Pengusaha-pengusaha yang memerlukan modal untuk melakukan investasi akan
meminjam tabungan yang dikumpulkan oleh badan-badan keuangan dari sektor
rumah tangga.

Hubungan antara Konsumsi dengan Pendapatan


Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga (secara
seunit kecil atau dalam keseluruhan ekonomi). Yang terpenting dalam perekonomian dua
sektor adalah pendapatan rumah tangga. Tabel yang menggambarkan hubungan di antara
konsumsi rumah tangga dan pendapatan dinamakan daftar (skedul) konsumsi. Daftar
konsumsi pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi rumah tangga pada tingkat
pendapatannya yang berubah-ubah.
Hubungan antara tingkat pendapatan disposebel dengan pengeluaran konsumsi dan
tabungan rumah tangga dapat dilihat sebagai berikut:

Pendapatan, Konsumsi dan Tabungan (dalam ribuan rp)

Ciri-ciri hubungan tabungan dengan pendapatan disposebel dapat dijelaskan sebagai


berikut:
1. Pendapatan yang rendah rumah tangga menggorek tabungan
Pada waktu pendapatan disposebel adalah (Yd=0), pengeluaran konsumsi
adalah Rp. 125 ribu. Ini berarti rumah tangga harus menggunakan harta atau
tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran konsumsinya.
2. Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi
Biasanya pertambahan pendapatan adalah lebih tinggi dari pada pertambahan
konsumsi.

36
3. Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung
Pertambahan pendapatan selalu lebih besar dari pertumbuhan konsumsi maka
pada akhirnya rumah tangga tidak “mengorek tabungan” lagi. ia akan mampu
menabung sebagian dari pendapatannya.
Konsumsi, pendapatan dan tabungan hubungannya sangat erat. Menurut pendapat JM
Keyness dikenal dengan Psychological Consumption membahas tingkah laku masyarakat
dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan. Pendapat JM Keyness sebagai berikut
:
a. Jika pendapatan naik, maka konsumsi akan naik, tetapi tidak sebanyak kenaikan
pendapatan.
b. Setiap kenaikan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan tabungan.
c. Setiap kenaikan pendapatan jarang menurunkan konsumsi dan tabungan.
Kecondongan Mengkonsumsi dan menabung
Konsep kecondongan konsumsi dibagi menjadi dua:
1. Kecondongan mengkonsumsi marginal atau Marginal Propensity to Consume
(MPC), yaitu perbandingan diantara pertambahan konsumsi (ΔC) yang
dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel (ΔYd) yang diperoleh.
Nilai MPC dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

2. Kecondongan mengkonsumsi rata-rata atau Average Propensity to Consume


(APC), yaitu perbandingan diantara tingkat konsumsi (C) dengan tingkat
pendapatan disposebel ketika konsumsi tersebut dilakukan (Yd). Nilai APC
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

1. Konsep kecondongan menabung dibagi menjadi dua:


Kecondongan menabung marjinal atau Marginal Propensity to Save (MPS),
yaitu perbandingan di antara pertambahan tabungan (ΔS) dengan pertambahan
pendapatan (ΔYd). Nilai MPS dapat dihitung dengan:

37
2. Kecondongan menabung rata-rata atau Average Propensity to Save (APS), yaitu
perbandingan diantara tabungan dengan pendapatan disposebel (Yd). Nilai APS
dapat dihitung dengan menggunakan formula:

Contoh Perhitungan Kecondongan Mengkonsumsi dan Menabung Marjinal dan Rata-


Rata
a. Dalam perekonomian pendapatan disposebel sebesar 400 menjadi 600, kenaikan
pendapatan sebesar 200. Konsumsi bertambah sebesar 150 yang sebelumnya
450 menjadi 600, maka nilai MPC dan APC sebesar:
MPC = ΔC/ΔYd
= 150/200
= 0,75
APC = C/Y
= 450/400
= 1,125
b. Apabila pendapatan disposebel bertambah dari 400 menjadi 600, kenaikan
pendapatan sebesar 200. Tabungan berubah dari -50 menjadi 0, maka nilai MPS
dan APS sebesar:
MPS = ΔS/ΔYd
= 50/200
= 0,25

APS = S/Yd
= -50/400
= -0,125

Hubungan antara kecondongan mengkonsumsi dan menabung adalah sebagai berikut:


a. Nilai MPC+MPS=1, APC+APS=1
b. Pendapatan disposebel adalah sama dengan konsumsi rumah tangga ditambah
dengan tabungan rumah tangga. Sehingga dapat dibuat persamaan sebagai

38
berikut:
Yd=C+S
Keterangan :
Yd : Pendapatan disposibel
C : Konsumsi rumah tangga
S : Tabungan

Fungasi Konsumsi dengan Tabungan


Fungsi Konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara
tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau
pendapatan disposibel) perekonomian tersebut (Sukirno, 2016:116).
Fungsi Tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara
tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau
pendapatan disposibel) perekonomian tersebut (Sukirno, 2016:116).
Berikut Pendapatan, Konsumsi dan Tabungan (dalam triliun rp)

Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

39
Persamaan Fungsi Konsumsi dan Tabungan
1) Fungsi Konsumsi
Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara tingkat konsumsi rumah
tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional. Bentuk umum fungsi
konsumsi sebagai berikut:
C=a+bY

Keterangan :
a = Konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0
nilai a diperoleh dari: a = (APC-MPC) y
b = kecondongan mengkonsumsi marginal
C = Tingkat konsumsi
Y = Pendapatan Nasional
2) Fungsi Tabungan
Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat tabungan rumah
tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional. Bentuk umum fungsi
tabungan:
S = - a + (1 – b) Y
Keterangan :
a = Konsumsi rumah tangga ketika Pendapatan nasional adalah 0
b = Kecondongan Mengkonsumsi Marginal
C = Tingkat Konsumsi

40
Y = Pendapatan Nasional
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi seseorang untuk Konsumsi dan Tabungan
Selain pendapatan nasional, faktor lain yang mempengaruhi seseorang untuk konsumsi
dan tabungan antara lain
a. Kekayaan yang telah terkumpul (warisan, hasil usaha masa lalu)
b. Suku bunga
c. Sikap berhemat
d. Keadaan Perekonomian
e. Distribusi Pendapatan
f. Tersedia tidaknya Dana Pensiun yang Mencukupi

Investasi
Investasi diartikan sebagai pengeluaran perusahaan untuk membeli barang-barang modal
dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi
barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia di dalam perekonomian. Yang meliputi kegiatan
investasi antara lain sebagai berikut:
a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi
lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
b. Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan
pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang
yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional.
Kegiatan investasi diatas disebut investasi bruto, investasi bruto jika dikurangi dengan
depresiasi maka disebut depresiasi neto.
Penentu Tingkat Investasi
a. Tingkat keuntungan yang diperoleh
b. Suku bunga
c. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan
d. Kemajuan teknologi
e. Tingkat pendapatan nasional & perubahannya
f. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan
Penentu Tingkat Kegiatan Ekonomi
Penentuan tingkat keseimbangan perekonomian negara dapat menggunakan tiga cara,
yaitu:
41
1. Menggunakan Angka
Data berikut akan menggambarkan keinginan pengusaha untuk memproduksi
barang dan jasa.
Angka Keseimbangan Pendapatan nasional (dalam trilliun)

Berdasarkan data diatas dapat kita ketahui bahwa ketika pengeluaran agregat (AE)
lebih besar dari pendapatan nasional maka perusahaan akan melakukan ekspansi,
sebaliknya apabila lebih dari pendapatan nasional maka perusahaan akan mengurangi
produksi.
Dalam perekonomian dua sektor keseimbangan perekonomian negara tercapai apabila:
Y=AE atau Y= C+I/C+S, I=S.
2. Menggunakan Grafik
Berdasarkan angka diatas maka secara grafik dilukiskan penentuan tingkat
keseimbangan perekonomian dengan 2 cara:
1. Pendekatan Penawaran Agregat-Pengeluaran Agregat

Grafik Keseimbangan Perekonomian Negara

42
Berdasarkan grafik diatas menjelaskan bahwa titik E menunjukkan kedudukan dimana
tingkat keseimbangan perekonomian negara tercapai pada pendapatan sebesar 840.
2. Pendekatan Suntikan Bocoran

Keseimbangan tercapai pada titik E diaman I=S.


3. Menggunakan Pendekatan Aljabar
Menggunakan data sebelumnya pendekatan aljabar menggunakan dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu:Menggunakan persamaan Y=C+I
Fungsi konsumsi rumah tangga C=90+0,75Y, sedangkan investasi I=120. Maka tingkat
pendapatan nasional pada keseimbangan sebagai berikut:
Y = C+I
Y = 90+0,75Y+120
Y-0,75Y = 210
0,25Y = 210/0,25
Y = 840

43
Menggunakan persamaan S=I
Menggunakan persamaan S=I, tingkat pendapatan keseimbangan sebagai berikut:
S =I
-90+0,25Y = 120
0,25Y = 210/0,25
Y = 840
Perubahan Keseimbangan dan Multiplier
Analisis multiplier bertujuan untuk menerangkan sejauh mana pendapatan nasional akan
mengalami perubahan efek dari perubahan pengeluaran agregat. Nilai multiplier
menggambarkan perbandingan diantara jumlah pertambahan/pengurangan dalam pendapatan
nasional dengan jumlah pertambahan /pengurangan agregat yang telah menimbulkan
perubahan dalam pendapatan nasional tersebut.
Cara menentukan multiplier dalam perekonomian dua sektor adalah sebagai berikut:

Besarnya diperoleh dari besarnya perubahan/penambahan/pengurangan investasi.


Pendapatan nasional baru (Y1) diperoleh dari :

Cara lain menentukan multiplier menggunakan anggka pengganda yaitu K1=1/1-C


dimana 1-C=MPS. selanjutnya dicari perubahan pendapatan nasional atau ΔY=
ΔY= K1 x ΔI
Contoh soal:

1. Dalam perekonomian terdapat fungsi konsumsi C= 90+0,75Y dan


Investasi I=120 dan pengeluaran agregat sebesar 840. Apabila terjadi
kenaikan investasi sebesar 20 maka I1=140, berapa tingkat keseimbangan
pendapatan keseimbangan baru?

Penyelesaian:
mencari pendapatan sebelum kenaikan investasi

44
Y= 90+0,75Y+120
0,25Y = 210
Y = 840

Apabila menggunakan angka pengganda maka k1=1/0,25 maka k1=4. maka ΔY=K1 x ΔI= 4
x 20 =80 maka Y1 :
Y1= ΔY+Y
Y1=80+840
Y1=920
2. Diketahui bahwa fungsi konsumsi masyarakat adalah C = 120 + 0,8Y dan pengeluaran
sector swasta I = 400 milyar. hitunglah:
a. Besarnya keseimbangan pendapatan nasional?
b. Jika investasi naik 30% maka hitunglah besarnya pendapatan nasional keseimbangan
yang baru?
Penyelesaian:

45
Bab 5 keseimbangan ekonomi 3 sektor

Keseimbangan Ekonomi Tiga Sektor

Yang dimaksudkan dengan perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang terdiri dari
sektor rumah tangga, perusahaan dan pemerintah. Dalam perekonomian ini disebut juga
sebagai perekonomian tertutup karena kegiatan perekonomiannya berkecimpung hanya dalam
negeri sendiri tanpa adanya kerja sama perdagangan dengan pihak luar.

Campur tangan pemerintah dalam perekonomian menimbulkan dua perubahan penting dalam
proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional yakni:

a) Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat


melalui pengurangan ke atas konsumsi rumah tangga.

b) Pajak memungkinkan pemerintah melakukan perbelanjaan dan ini akan menaikkan


perbelanjaan agregat.

46
Dalam suatu perekonomian keseimbangan pendapatan nasional akan tercapai apabila
penawaran agregat adalah sama dengan pengeluaran agregat. Maka dalam perekonomian
tertutup ini, perbelanjaan yang meliputi konsumsi rumah tangga (C), investasi perusahaan (I)
dan pengeluaran pemerintah membeli barang dan jasa (G). Dengan demikian keadaan yang
menciptakan keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor adalah: Penawaran agregat sama
dengan pengeluaran agregat (Y=AE), atau

Y=C+I+G dan secara suntikan-bocoran I+G=S+T

Jenis-jenis Pajak.

Umumnya berbagai jenis pajak yang dipungut pemerintah dibedakan dua golongan, yakni:

a) Pajak langsung yakni jenis pungutan pemerintah yang secara langsung dikumpulkan
dari pihak yang wajib membayar pajak.
b) Pajak tak langsung yaitu pajak yang bebannya dapat dipindah-pindahkan kepada
pihak lain atau dalam hal ini pajak yang dipungut langsung oleh pemerintah di setiap
pembelian barang ataupun jasa. Contohnya seperti pajak impor dan pajak penjualan.

Dan berdasarkan pendapatan, pajak dibedakan sebagai berikut:

a) Pajak Regresif dimana sistem pajak yang persentasi pungutannya menurun apabila
pendapatan yang dikenakan pajak bertambah tinggi. Contohnya pajak impor, pajak
penjualan dan pembayaran fiskal untuk orang yang bepergian ke luar negeri.
b) Pajak Proporsional yakni pajak yang persentasi pungutannya yang sama besarnya
pada berbagai tingkat pendapatan.
c) Pajak Progresif adalah sistem pajak yang persentasi pungutannya meningkat apabila
pendapatannya makin bertambah atau meningkat.

Efek Pajak Terhadap Konsumsi Dan Tabungan.

Dalam perekonomian yang telah mengenakan pajak, maka hubungan di antara


pendapatan disposebel dan pendapatan nasional dapat dinyatakan secara persamaan:

Yd = Y – T

Yaitu pendapatan disposebel (Yd) adalah sama dengan pendapatan nasional (Y) dikurangi
dengan pajak (T).

47
Maka secara dapat dirumuskan: Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan
disposebel sebanyak pajak yang dipungut tersebut (Yd = Y – T) dan penurunan pendapatan
disposebel menyebabkan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga akan berkurang
pada berbagai tingkat pendapatan.

Pengaruh pajak tetap dan pajak proporsional terhadap konsumsi dan tabungan rumah tangga
(dalam triliun rupiah).→ C = 90 + 0,75Y & S = –90 + 0,25Y

Y T Yd C S

Bagian 1: T = 0

0 0 0 90 -90

240 0 240 270 -30

480 0 480 450 30

Bagian 2: T = 40

0 40 -40 60 -100

240 40 200 240 -40

480 40 440 420 20

Bagian 3: T = 20% dari Y (0,2Y)

0 0 0 90 -90

240 48 192 234 -42

480 96 384 378 6

Pengaruh Pajak Dalam Analisis Aljabar.

Efek Pajak Tetap.

Misalkan fungsi konsumsi asal adalah C = a + bY dan pajak adalah T (pajak tetap). Pajak
sebanyak T menurunkan konsumsi sebanyak ΔC = bT. Dengan demikian fungsi konsumsi
sesudah pajak (C1) adalah: C1 = –bT + a + bY

48
Fungsi tabungan asal adalah ΔS = –(1–b)Y. Dengan demikian fungsi tabungan sesudah pajak
(S1) adalah: S1 = –(1–b)T – a + (1–b)Y

Contoh sesuai kasus di atas yakni C = 90 + 0,75Y & S = -90 + 0,25Y dengan T = 40 maka:

Fungsi konsumsi C1 = –bT + bY → C1 = -0,75(40) + 90 + 0,75Y → C1 = 60 + 0,75Y dan


fungsi tabungan: S1 = –(1–b)T– a + (1–b)Y →S1 = –(1–0,75)40 – 90 + (1–0,75)Y → S1 = –
100 + 0,25Y

Efek Pajak Proporsional.

Pajak proporsional sebanyak tY menurunkan konsumsi sebanyak ΔC = –btY dan fungsi


konsumsi asal adalah C = a + bY maka fungsi konsumsi yang baru (C1) adalah: C1 = a + bY–
btY atau C1 = a + b(1–t)Y

Fungsi tabungan asal adalah S = –a + b(1–b)Y dan pajak adalah tY maka pajak tersebut
menurunkan fungsi tabungan sebanyak ΔS = (1–b)tY sehingga fungsi tabungan baru (S1)
adalah: S1 = –a + (1–b)Y –(1–b)tY → S1 = –a + ((1–b) –(1–b)t))Y→ S1 = –a + (1–b) (1–t)Y

Contoh sesuai kasus di atas yakni C = 90 + 0,75Y & S = -90 + 0,25Y dengan T = 0,20Y
maka:

Fungsi konsumsi C1 = a + b(1–t)Y → C1 = 90 + 0,75 (1-0,20)Y → C1 = 90 + 0,6Y dan fungsi


tabungan S1 = –a + (1–b) (1–t)Y → S1 = –90 + (1–0,75) (1–0,20)Y → S1 = –90 + 0,2Y

Pengeluaran Pemerintah.

Jumlah pengeluaran pemerintah yang akan dilakukan dalam suatu periode tertentu tergantung
banyak faktor. Yang terpenting di antaranya adalah:

a) Proyeksi jumlah pajak yang diterima. Makin banyak jumlah pajak yang dikumpulkan
makin banyak pula perbelanjaan pemerintah yang akan dilakukan.

b) Tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai pemerintah. Bagaimana pemerintah dalam


mengatasi masalah pengangguran, menghindari infalsi dan mempercepat pembangunan
ekonomi dalam jangka panjang.

49
c) Pertimbangan politik dan keamanan. Keadaan tidak stabil dan kondusif sebagai akibat
kekacauan politik dan keamanan akan sangat mempengaruhi kegiatan perekonomian karena
akan menambah pengeluaran pemerintah termasuk mengatasi hal itu.

Keseimbangan Dalam Perekonomian Tiga Sektor.

Uraian mengenai keseimbangan dalam perekonomian tertutup ini akan dibedakan dalam dua
keadaan yaitu dalam perekonomian dimana sistem pajaknya adalah pajak dan dalam
perekonomian dimana sistem pajaknya adalah pajak proporsional.

Pajak Tetap dan Keseimbangan Pendapatan.

Untuk menerangkan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dimana sistem


pajaknya adalah pajak tetap, digunakan asumsi sebagai berikut:

Konsumsi sesudah pajak C = 60 + 0,75Y dan fungsi tabungannya S = -100 + 0,25Y.


Pajaknya sebesar T = 40 dan investasi sektor perusahaan I = 120 (triliun rupiah) dan
pengeluaran pemerintah G = 60 (triliun rupiah)

Y T C S I G AE Keadaan
Ekonomi

0 40 60 -100 120 60 240 Ekspansi

240 40 240 -40 120 60 420

480 40 420 20 120 60 600

720 40 600 80 120 60 780

960 40 780 140 120 60 960 Seimbang

1200 40 960 200 120 60 1040 Kontraksi

1440 40 1040 260 120 60 1220

Secara aljabar dapat dinyatakan demikian:

Y=C+I+G I+G=S+T

Y = 60 + 0,75Y + 120 + 60 120 + 60 = -100 + 0,25Y + 40

50
0,25Y = 240 0,25Y = 240

Y = 960 Y = 960

Pajak Proporsional dan Keseimbangan Pendapatan.

Untuk menerangkan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dimana


sistem pajaknya adalah pajak proporsional, digunakan asumsi sebagai berikut:

Konsumsi sesudah pajak C = 90 + 0,60Y dan fungsi tabungannya S = -90 + 0,20Y. Pajaknya
sebesar T = 0,20Y dan investasi sektor perusahaan I = 150 (triliun rupiah) dan pengeluaran
pemerintah G = 240 (triliun rupiah).

Y T C S I G AE Keadaan
Ekonomi

0 0 90 -90 150 240 480

240 48 234 -42 150 240 624

480 96 278 6 150 240 768 Ekspansi

720 144 522 54 150 240 912

960 192 666 102 150 240 1056

1200 240 810 150 150 240 1200 Seimbang

1440 288 954 198 150 240 1344 Kontraksi

Secara aljabar dapat dinyatakan demikian:

Y=C+I+G I+G=S+T

Y = 90 + 0,60Y + 150 + 240 150 + 240 = -90 + 0,20Y + 20Y

0,40Y = 480 0,40Y = 480

Y = 1200 Y = 1200

Multiplier dalam Perekonomian Tiga Sektor

51
Diasumsikan kalau investasi pihak swasta ditambah sebesar 20 triliun maka
bagaimana perubahan pada keseimbangan pendapatan nasional?

Proses Multiplier dalam Angka (dalam triliun rupiah)

Tahap proses Multiplier ΔY ΔT ΔYd ΔC ΔS

Bagian 1: Pajak Tetap

I ΔI= ΔY1=20 0 20 15 5

II 15 0 15 11,25 3,75

…………. …………. …… …… …… ……

Jumlah 80 0 80 60 20

Bagian 2: Pajak Proporsional

I ΔI= ΔY1=20 4 16 12 4

II 12 3,2 12,8 9,6 3,2

…………. …………. …… …… …… ……

Jumlah 50 10 40 30 10

Formula Multiplier untuk Sistem Pajak Tetap: Mtp = 1

1–b

Sehingga ΔY = 1 ΔI → ΔY = 1 20 ΔY = 4 x 20 = 80

1–b 1 – 0,75

Formula Multiplier untuk Sistem Pajak Proporsional: Mtp = 1 = ____1___

52
1 – b + bt 1 – b(1 – t)

Sehingga ΔY = 1 ΔI→ ΔY = 1 20

1 – b + bt 1 – 0,75 + 0,75(0,20)

ΔY = 1 = 2,5 x 20 = 50

1 – 0,4

Multiplier Perubahan Pajak.

Sistem Pajak Tetap.

Dalam perekonomian bersistem pajak tetap, pendapatan nasional asal dihitung dengan
formula:

Y= 1 (a – bT + I + G)

1–b

Apabila pajak diturunkan sebanyak ΔT maka konsumsi dan perbelanjaan agregat akan
bertambah sebanyak ΔC = ΔAE = ΔbT

Dengan demikian pendapatan nasional yang baru dapat dihitung dengan persamaan:

Y= 1 (a – bT + bΔT + I + G)

1–b

Apabial pendapatan nasional yang baru (Y1) dikurangi dengan pendapatan nasional yang asal
(Y), tambahan pendapatan nasional yang wujud (ΔY = Y1 – Y) adalah:

ΔY = 1 (bΔT) atau ΔY = b (ΔT)

1–b 1–b

Sistem Pajak Proporsional.

Dalam perekonomian bersistem pajak tetap, pendapatan nasional asal dihitung dengan
formula:

53
Y= 1 (a + I + G)

1 – b + bt

Apabila pajak diturunkan sebanyak ΔT maka konsumsi dan perbelanjaan agregat akan
bertambah sebanyak ΔC = ΔAE = ΔbT

Dengan demikian pendapatan nasional yang baru dapat dihitung dengan persamaan:

Y= 1 (a + bΔT + I + G)

1 – b + bt

Apabial pendapatan nasional yang baru (Y1) dikurangi dengan pendapatan nasional yang asal
(Y), tambahan pendapatan nasional yang wujud (ΔY = Y1 – Y) adalah:

ΔY = 1 (bΔT) atau ΔY = b (ΔT)

1 – b + bt 1 – b + bt

Masalah Makroekonomi dan Kebijakan Fiskal.

Langkah-langkah pemerintah dalam upaya membuat perubahan-perubahan dalam


sistem pajak dan atau melakukan perbelanjaannya dengan tujuan untuk mengatasi masalah-
masalah ekonomi yang dihadapi disebut kebijakan fiskal.

Tingkat kegiatan ekonomi negara yang wujud pada suatu waktu tertentu adalah
berbentuk dari salah satu dari keadaan yakni mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh
dan menghadapi masalah pengangguran serta menghadapi masalah inflasi.

Ketika menghadapi masalah depresi dan pengangguran maka kebijakan yang dilakukan
kebijakan anggaran belanja defisit yaitu menambah pengeluarannya untuk meningkatkan
kegiatan ekonomi diimbangi dengan pengurangan pajak yang dipungut dari para penerima
pendapatan dan perusahaan-perusahaan.

54
Ketika menghadapi masalah inflasi maka kebijakan anggaran surplus yang harus
dilakukan oleh pemerintah yakni dengan mengurangi pengeluaran atau perbelanjaannya dan
menaikkan tingkat dan jumlah pajak yang dipungut dari berbagai golongan masyarakat.

Kebijakan Fiskal Diskresioner diartikan sebagai langkah-langkah pemerintah untuk


mengubah pengeluarannya atau pemungutan pajak dengan tujuan mengurangi gerak naik
turun tingkat kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu dan menciptakan suatu tingkat kegiatan
ekonomi yang mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja yang tinggi, tidak menghadapi
masalah inflasi dan selalu mengalami pertumbuhan yang memuaskan.

Kebijakan fiskal diskresioner ini dibedakan dalam tiga bentuk yaitu membuat
perubahan ke atas pengeluaran pemerintah; membuat perubahan ke atas system pemungutan
pajak; dan secara serentak membuat perubahan dalam pengeluaran pemerintah dan system
pemungutan pajak.

Di dalam masa dimana perekonomian berada di bawah tingkat konsumsi tenaga kerja penuh
dan pengangguran cukup tinggi maka untuk mengatasinya pemerintah dapat melakukan
perubahan dengan memilih satu dari beberapa perubahan berikut:

a) Menaikkan pengeluarannya tetapi tidak membuat perubahan apa-apa ke atas pajak


yang dipungut.
b) Mempertahankan tingkat pengeluarannya tetapi menurunkan pajak yang dipungutnya.
c) Di satu sisi menaikkan pengeluarannya dan di lain pihak menurunkan pajak yang
dipungutnya.
d) Pengeluaran dan pemungutan pajak dinaikkan dengan sama besarnya dengan tujuan
untuk menjaga agar pendapatan dan pengeluaran pemerintah tetap seimbang.

Sedangkan perubahan-perubahan yang dilakukan untuk mengatasi inflasi adalah:

a) Mengurangi pengeluarannya, atau


b) Menaikkan pajak yang dipungut, atau
c) Mengurangi pengeluaran dan menaikkan pajak yang dipungut, atau
d) Mengurangi pengeluaran dan mengurangi pajak yang dipungut dengan jumlah sama
besar.

Pada hakikatnya terdapat tiga faktor yang menentukan besarnya perubahan dalam anggaran
belanja untuk mengatasi masalah pengangguran dan inflasi, antara lain:

55
a) Besarnya perbedaan di antara pendapatan nasional yang sebenarnya dicapai dengan
pendapatan nasional yang akan tercapai pada konsumsi tenaga kerja penuh.
b) Bentuk kebijakan fiskal diskresioner yang akan dilaksanakan.
c) Besarnya kecenderungan konsumsi marginal masyarakat pendapatan nasional
(MPC).

Contoh: Misalkan pendapatan nasional potensial, yaitu pendapatan nasional yang akan
dicapai pada tingkat konsumsi tenaga kerja penuh adalah Rp 800 triliun. Sedangkan
pendapatan nasional yang sebenarnya tercapai adalah Rp 750 triliun. MPC pendapatan
disposebel adalah 0,75 sistem pajak adalah pajak proporsional sebesar 20% dari pendapatan
nasional. Maka alternatif kebijakan fiskal diskresioner yang dilakukan pemerintah adalah:

Kenaikan Pengeluaran Pemerintah.

Rp 800 – Rp 750 = Rp 50 triliun. Berarti untuk mencapai kesempatan kerja penuh pendapatan
nasional harus ditambah sebanyak ΔY = Rp 50 triliun

ΔY = 1 ΔG → 50 1

1 – b + bt 1 – 0,75 + 0,75(0,20)

50 = 2,5 x (

= 50 / 2,5 = 20

Jadi pengeluaran pemerintah perlu ditambah sebanyak Rp 20 triliun.

Pengurangan Pajak.

ΔY = b ΔT →50 = 0,75

1 – b + bt 1 – 0,75 + 0,75(0,20)

50 = 0,75 ( →50 =1,875ΔT →ΔT = 26,7

0,40

Jadi pajak perlu dikurangi sebanyak Rp 26,7 triliun.

56
Kenaikkan Pengeluaran Pemerintah dan Pengurangan Pajak.

Apabila pemerintah menaikkan pengeluaran sebanyak Rp 10 triliun maka pertambahan


pendapatan nasional adalah (dalam triliun rupiah):

ΔY = 1 ΔG → ΔY = 2,5 (10) →ΔY = 25

1 – 0,75 + 0,75(0,20)

Oleh karena pengeluaran pemerintah sudah menaikkan pendapatan nasional sebanyak Rp 25


triliun, maka sisa kenaikkan pendapatan nasional yang masih diperlukan untuk mencapai
tingkat konsumsi tenaga kerja penuh adalah Rp 50 triliun – Rp 25 trliun = Rp 25 triliun.
Maka sisa pertambahan ini dicapai dengan menurunkan pajak sebanyak:

ΔY = b ΔT→ 25 = 0,75 ΔT→25 = 0,75 ΔT →

1 – b + bt 1 – 0,75 + 0,75(0,20) 0,40

25 = 1,875ΔT →ΔT = 13,3

Jadi pajak yang harus dikurangi adalah sebanyak Rp 13,3 triliun.

BAB 6 KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA

A. SIRKULASI ALIRAN PENDAPATAN PEREKONOMIAN TERBUKA(EKSPOR,


IMPOR DAN PENGELUARAN AGREGAT)
Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi
yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan Negara-negara lain di dunia ini, karena
kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang pentingnya dalam kegiatan setiap
perekonomian. Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan
dan pengeluaran dapat dijelaskan sebagai berikut : apabila aliran aliran pendapatan dan
pengeluaran diperhatikan maka akan didapati bahwa aliran yang berlaku dalam
perekonomian terbuka adalah berbeda dengan perekonomian tiga sector sebagai akibar dari
wujudnya kegiatan ekspor dan impor.

Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang buatan
dalam negeri ke luar Negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran
pengeluaran yang masuk ke sector perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat akan

57
meningkat sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya
keadaan ini akan menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional.
Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukkan barang dari luar negeri ke dalam
negeri atau ke dalam suatu perekonomian. Aliran barang ininakan menimbulkan aliran keluar
dari aliran pengeluaran dari sector rumah tangga ke sector perusahaan. Aliran keluar ini yang
akan menyebabkan menurunya pendapatan nasional.
Sebagaimana dari penjelasan sebelumnya, bahwa ekspor dan impor mempengaruhi kegiatan
dalam suatu perekonomian dan sirkulasi pendapatan yang berlaku. Penggunaan faktor-faktor
produksi oleh sector perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke sector rumah tangga.
Aliran pendapatan ini meliputi gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian terbuka pengeluaran agregat meliputi lima
jenis pengeluaran, yaitu :
1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga k eats barang barang yang dihasilkan didalam
negeri. (Cdn)
2) Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sector perusahaan menghasilkan
barang dan jasa.
3) Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh didalam negeri. (G)
4) Ekspor, yaitu pembelian Negara lain ke atas barang buatan perusahaan-perusahaan
didalam negeri. (X)
5) Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri. (M)
Dengan demikian komponen pengeluaran agregat dalam perekonomian terbuka
adalah pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri, investasi, pengeluaran
pemerintah, pengeluaran ke atas barang buatan dalam negeri (ekspor).
Pengeluaran agregat ini tersebut (AE) dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus :
AE = Cdn + I + G + X + M

B. FAKTOR-FAKTOR PENENTU EKSPOR IMPOR

1) Faktor-faktor yang Menentukan Ekspor


Suatu Negara dapat mengekspor barang produksinya ke Negara lain apabila barang
tersebut diperlukan Negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau
produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Ada faktor terpenting yang
menentukan ekspor suatu Negara yaitu kemampuan dari Negara tersebut untuk mengeluarkan
barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri, baik dalam mutu, harga barang

58
yang diekspor paling tidak sedikit sama baiknya dengan yang diperjual-belikan dalam
pasaran luar negeri, serta cita rasa masyarakat luar negeri terhadap barang yang diekspor.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kemerosotan pada ekspor, yaitu bias terjadinya
perubahan cita rasa penduduk luar negeri, merosotnya keupayaan bersaing di pasar luar
negeri serta terjadi permasalahan ekonomi yang sedang dialami diluar negeri.
2) Faktor-faktor yang Menentukan Impor
Impor suatu Negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat. Semakin tinggi
pendapatan, semakin .banyak impor yang akan dilakukan.
Inflasi juga dapat menyebabkan secara keseluruhan barang buatan dalam negeri
menjadi lebih mahal. Serta kemampuan suatu Negara menghasilkan barang yang lebih
baik mutunya merupakan salah satu faktor yang menimbulkan perubahan impor
terhadap tingkat pendapatan nasional.
Bab 7 keseimbangan ad-as

Analisis AD-AS merupakan analisis keseimbangan ekonomi negara dalam keadaan


harga yang mengalami perubahan.

Definisi Penawaran Agregat (Aggregate Supply-AS) adalah jumlah barang dan jasa
yang ditawarkan dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu. Pada perekonomian terbuka,
penawaran agregat meliputi pendapatan nasional-atau barang dan jasa yang dikeluarkan di
dalam negeri, ditambah dengan barang dan jasa yang diimpor.

Penawaran agregat adalah penawaran barang dan jasa yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan dalam suatu negara.

Definisi Permintaan Agregat (Aggregate Demand-AD) adalah tingkat pengeluaran yang akan
dilakukan dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga.

Pengeluaran agregat menggambarkan tentang hubungan antara pengeluaran yang akan


dilakukan dalam perekonomian dengan pendapatan nasional. Konsep pengeluaran agregat,
berlaku pada harga tetap, sedangkan permintaan agregat berlaku pada harga yang berubah.

DARI ANALISIS KEYNESIAN SEDERHANA KE ANALISIS AD-AS

Perbedaan Teori Klasik dan Teori Keynes

Pandangan Klasik: Perekonomian selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh.

59
Hukum Say (Pandangan Jean Baptish Say): “Supply creates its own demand” – Penawaran
dengan sendirinya menciptakan permintaan. Maksudnya: dalam perekonomian terdapat
cukup banyak permintaan, dan oleh karena itu, setiap jenis barang yang diproduksikan akan
dapat terjual di pasar. Wujudnya permintaan agregat yang cukup besar ini akan menjamin
terciptanya tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi yang menggunakan semua faktor produksi
yang tersedia.

Dalam masyarakat yang ekonominya selalu mencapai tingkat kesempatan kerja


penuh, tingkat kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional ditentukan oleh kemampuan
negara tsb untuk menggunakan faktor produksi yang tersedia untuk memproduksi barang dan
jasa.

Penentuan produksi nasional dinyatakan : Y = (f(K,L,Q,T)

Keterangan : Y = pendapatan nasional yang diwujudkan dalam perekonomian

K = jumlah barang modal yang tersedia

L = jumlah tenaga kerja dan kemampuan tenaga kerja yang tersedia

Q = jumlah kekayaan alam yang telah dikembangkan dan digunakan

T = tingkat teknologi yang digunakan dalam berbagai kegiatan


produksi.

Ahli2 Ekonomi Klasik berkeyakinan : Segi Penawaran adalah sangat penting peranannya
dalam menentukan kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional sesuatu negara.

Pandangan Keynes :

(a) Tingkat permintaan efektif (effective demand) yaitu pengeluaran agregat (permintaan
efektif pada harga tetap) dan permintaan agregat (permintaan efektif pada berbagai
tingkat harga) akan menentukan sejauh mana produksi nasional akan diwujudkan
dalam ekonomi dan kesempatan kerja akan dicapai.
(b) Dalam perekonomian, kesempatan kerja penuh tidak akan selalu dapat dicapai.

Pandangan Ahli Ekonomi Klasik:

60
“Money is neutral” maksudnya uang tidak dapat memengaruhi kegiatan ekonomi. Pendapatan
nasional tidak dapat ditambah. Apabila jumlah uang dalam ekonomi bertambah, perubahan
ini tidak dapat menaikkan pendapatan nasional. Pertambahan tersebut hanya akan
meningkatkan harga-harga barang dalam perekonomian (sebagai ‘Teori Kuantitas’.

Pandangan Keynes :

“Uang tidak netral” artinya perubahan2 dalam jumlah uang dalam ekonomi dapat
memengaruhi kegiatan perekonomian.

2 Aspek yang berbeda : (a) penentuan suku bunga, dan (b) efek perubahan jumlah uang dalam
ekonomi (jumlah penawaran uang) kepada kegiatan ekonomi.

Klasik: (a) Suku bunga ditentukan oleh tabungan yang tersedia dalam masyarakat dan
permintaan dana modal untuk investasi. (b) uang tidak dapat memengaruhi kegiatan ekonomi
dan produksi nasional (Kesempatan kerja penuh sudah tercapai).

Keynes : (a) Suku bunga ditentukan oleh penawaran uang dan permintaan uang. (b)
Perubahan jumlah uang akan dapat memengaruhi kegiatan ekonomi (kesempatan kerja penuh
jarang dapat dicapai). Hubungan antara perubahan jumlah uang dan kegiatan ekonomi akan
melalui proses berikut:

(i) Perubahan jumlah uang akan memengaruhi suku bunga. Apabila jumlah uang
bertambah, suku bunga akan turun.
(ii) Penurunan suku bunga akan menambah investasi dalam perekonomian.
(iii) Pertambahan dalam investasi akan menambah pengeluaran agregat dan selanjutnya
pertambahan pengeluaran agregat akan menambah pendapatan nasional.

PERKEMBANGAN ANALISIS AD-AS

Pandangan Pokok Teori Makroekonomi Keynesian

(a) Peranan pengeluaran agregat


(b) Penentuan suku bunga dan peranan uang
(c) Peranan pemerintah dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu tahun
tertentu.

61
Peranan Pengeluaran Agregat

Analisis Keynesian sederhana menunjukkan bahwa pengeluaran agregat yang akan


menentukan sejauh mana kegiatan ekonomi, pendapatan nasional, dan kesempatan kerja akan
diwujudkan dalam suatu waktu/tahun tertentu (analisisnya belum memperhatikan faktor
tentang efek perubahan suku bunga dan efek perubahan tingkat harga terhadap kegiatan
ekonomi dalam suatu negara).

Analisis Keynes merupakan analisis jangka pendek yang memperhatikan perubahan kegiatan
ekonomi sebagai akibat dari perubahan pengeluaran agregat. Dalam analisis tidak
diperhatikan mengenai perkembangan teknologi dan perubahan kualitas faktor produksi.
Jumlah dan kualitas faktor produksi dianggap tetap.

Apabila pengeluaran agregat bertambah, maka kegiatan ekonomi, produksi nasional, dan
kesempatan kerja akan meningkat. Peningkatan kesempatan kerja akan mengurangi
pengangguran.

Peranan Uang dan Suku Bunga

Mekanisme Transmisi:

a) Efek perubahan penawaran uang terhadap suku bunga;


b) Efek perubahan suku bunga terhadap investasi
c) Efek perubahan investasi terhadap pengeluaran agregat dan pendapatan nasional.
Peranan Kebijakan Pemerintah

Dampak bekerjanya pasar bebas tanpa campur tangan pemerintah: (a) ekonomi sukar untuk
mencapai tingkat kesempatan kerja penuh, dan (b) terdapat perubahan yang besar dalam
kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu.

Keynesian: Perlunya campur tangan pemerintah dalam usaha untuk mencapai tingkat
kesempatan penuh tanpa inflasi  kebijakan fiskal dan moneter.

Bab 8 uang institusi keuangan dan penawaran uang

Definisi Uang

62
Uang adalah sesuatu yang diterima atau dipercaya masyarakat sebagai alat
pembayaran atau transaksi. Karena itu uang dapat berbentuk apa saja, tetapi tidak berarti
segala sesuatu itu adalah uang. Misalnya kita mengenal dan menggunakan uang kertas yang
digunakan sebagai alat transaksi tetapi, tidak semua kertas adalah uang, bukan karena harga
kertasnya yang sangat murah, melainkan karena tidak diterima atau dipercaya oleh
masyarakat umum sebagai alat pembayaran.

Berdasarkan kepada ciri ciri kegiatan perdagangan yang dijalankan dalam berbagai
masyarakat (dimasa lalu dan dimasa kini ), perekonomian dapat dibedakan kepada
: “perekonomian barter”dan “perekonomian uang”.

Yang diartikan dengan “perekonomian barter” adalah suatu sitem


kegiatan ekonomi masyrakat dimana kegiatan produksi dan perdgangan masih menggunakan
pertukaran barang dengan barang.

Yang diartikan dengan “perekonomian uang” adalah perekonomian yang sudah


menggunakan uang sebagai alat pertukaran dalam kegiatan perdagangan.

Agar masyarakat menyetujui penggunaan sesuatu benda sebagai uang, haruslah benda itu
memenuhi syarat syarat berikut :

1. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu


2. Mudah dibawa-bawa
3. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya
4. Tahan lama
5. Jumlahnya terbatas ( tidak berlebi-lebihan)
6. Bendanya mempunyai mutu yang sama

Bentuk-Bentuk uang

1. Uang Fiat (Fiat Money atau Token Money)

Uang Fiat (Fiat Money atau Token Money) adalah uang yang nominalnya jauh lebih tinggi
daripada bahan pembuat uang tersebut. Contohnya yaitu uang kertas Rp100.000, nilai
nominal uang tersebut jauh lebih tinggi dari nilai kertasnya. Tetapi masyarakat menerima

63
bahwa selembar kertas yang nilainya tidak seberapa itu dapat digunakan untuk berbelanja
senilai Rp100.000 .

2. Uang Komuditas (Commodity Money)

Uang Komoditas adalah uang yang nilai bahan pembuatnya / komoditas bahan sama dengan
nilai nominal uang tersebut. Contoh : Jaman dulu perunggu, perak dan emas dijadikan
sebagai alat tukar transaksi ekonomi yang nilainya berbeda-beda satu sama lain di mana emas
lebih tinggi dari perak dan perak lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan perunggu.

3. Uang Hampir Likuid Sempurna (Near Money)

Uang hampir likuid sempurna adalah suatu aset yang dapat dijadikan sebagai uang namun
tidak semua pelaku ekonomi mau menerima sebagai alat pembayaran karena harus
ditukarkan lebih dulu dengan uang likuid (uang fiat dan komoditas) jika ingin digunakan
pada seluruh pelaku ekonomi. Contohnya seperti cek yang dapat dipakai di beberapa tempat
sebagai alat pembayaran yang dapat dicairkan menjadi uang sungguhan.

Fungsi Uang

Uang memiliki empat fungsi penting, yaitu :

 Uang sebagai perantara tukar menukar

Dengan adanya uang, kegiatan tukar menukar akan jauh lebih mudah dijalankan kalau
dibandingkan dengan didalam kegiatan perdagangan secara barter. Seseorang yang ingin
memperoleh berbagai jenis barang untuk memenuhi kebutuhannya. Akan dapat dengan
mudah memperolehnya apabila memiliki uang yang cukup untuk membeli kebutuhan
tersebut. Kegiatan tukar menukar adalah lebih rumit didalam perdagangan secara barter.
Tukar menukar baru akan berlangsung apabila seseorang dapat menawarkan sesuatu barang
yang diingini oleh seseorang lainnya , dan orang lain itu memiliki barang yang diinginkan
oleh orang yang pertama.

 Uang sebagai satuan nilai

Yang dimaksudkan dengan satuan nilai adalah satuan ukuran yang menentukan besarnya nilai
dari berbagai jenis barang. Dengan adanya uang, nilai sesuatu barang dapat dengan mudah

64
dinyatakan, yaitu dengan menunjukan jumlah uang yang diperlukan untuk memperoleh
barang tersebut.

 Uang sebagai alat pembayaran tertunda

Transaksi transaksi dalam perekonomian yang sudah berkembang banyak sekali dilakukan
dengan pembayaran yang ditunda, atau penjualan secara kredit. Para pembeli memperoleh
barangnya terlebih dahulu dan membayarnya pada masa yang akan datang. Penggunaan uang
sebagai alat perantara dalam tukar menukar dapat medorong perkembangan perdagangan
yang bersifat demikian karena para penjual akan lebih merasa yakin bahwa pembayaran yang
ditunda itu sesuai dengan yang diharapkan. Dengan perkataan lain, mutu benda yang akan
diperolehnya dimasa yang akan datang sebagai pembayaran penjualannya, yaitu uang, akan
sesuai dengan yang diharapkan pada waktu menjual barangnya.

 Uang sebagai alat penyimpanan nilai

Penggunaan uang memungkinkan kekayaan seseorang disimpan dalam bentuk uang. Apabila
harga harga barang stabil, menyimpan kekayaan dalam bentuk uang lebih menguntungkan
dari menyimpannya dalam bentuk barang. Di dalam perekonomian yang sudah maju, jenis
uang yang terutama adalah uang bank dan uang giral. Uang jenis ini tidak memerlukan
biaya untuk menyimpannya dan mudah mengurusnya. Jenis dari uang yang sekarang ini
banyak digunakan adalah uang kertas.

Jenis-Jenis Uang

1. Uang Kartal

Uang kartal adalah uang yang dijadikan sebagai alat transaksi sah dan wajib diterima seluruh
masyarakat pada perekonomian. Uang kartal umumnya berbentuk uang kertas dan uang
logam yang diIndonesia dibuat oleh Bank Indonesia selaku bank sentral yang diberi hak
tunggal mencetak yang / hak oktroi. Uang dilindungi oleh Undang-Undang di mana pelaku
pemalsuan uang diancam oleh hukuman denda dan kurungan penjara. Contoh uang kartal
seperti uang logam Rp. 100,- uang kertas Rp. 1.000,- dan lain sebagainya.

2. Uang Giral

65
Uang giral adalah suatu tagihan pada bank umum yang dapat dipergunakan sebagai alat
pembayaran dan transaksi yang sah dan masyarakt tidak wajib menerima pembayarannya.
Uang giral dapat dibilang mudah, aman dan praktis karena dalam melakukan transaksi di
mana seseorang tidak perlu menghitung dan membawa banyak uang kontan, jika hilang atau
jatuh ke tangan orang jahat dapat segera diblokir dan mudah dalam penggunaannya. Contoh
uang giral yaitu adalah seperti cek, giro, telegraphic transfer, dan lain-lain.

3. Uang Kuasi

Uang kuasi adalah surat atau sertifikat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat
pembayaran yang sah. Contoh uang kuasi adalah saham, obligasi, dan lain-lain.

Lembaga Keuangan

1. Pengertian Lembaga Keuangan

Menurut SK Menkeu RI No. 792/1990 yang dimaksud lembaga keuangan adalah


semua badan yang memiliki kegiatan di bidang keuangan berupa penghimpunan dan
penyaluran dana kepada masyarakat terutama untuk membiayai investasi perusahaan.
Lembaga Keuangan dibedakan menjadi dua, lembaga keuangan formal (bank) dan lembaga
keuangan informal (non bank).

Lembaga keuangan adalah lembaga yang kegiatan utamanya menghimpun

dan menyalurkan dana, dengan motif mendapatkan keuntungan. Porsi terbesar asetnya
merupakan aset finansial. Fungsi utama lembaga keuangan adalah sebagai perantara pihak-
pihak yang membutuhkan uang modal (pemaai dana) dengan pihak-pihak yang memilikinya
(pemilik dana).

Jika uang dapat dianalogkan sebagai darah yang dibutuhkan untuk kehidupan
ekonomi, maka lembaga keuangan adalah jantungnya. Sebab melalui lembaga keuanganlah
uang yang ada dalam perekonomian dihimpun dan dialirkan kesektor yang membutuhkan.
Tanpa adanya lembaga keuangan, tidak mungkin mengharapkan alokasi sumberdaya
keuangan yang efisien, karena pasar uang modal tidak dapat bekerja efisien. Maka lembaga
keuangan mempunyai fungsi dan peranan penting untuk meningkatkan efisiensi pasar uang

66
modal. Lewat upaya lembaga keuangan, kekuatan penawaran dan permintaan uang
dipertemukan.

Bab 9 penawaran uang dan kegiatan ekonomi negara

Penawaran Uang dan Harga Menurut Pandangan Klasik


Ahli-ahli ekonomi sebelum Keynes, terutama ahli-ahli ekonomi klasik, menumpukkan
analisis mereka kepada efek dari perubahan-perubahan penawaran uang ke atas tingkat harga.
Teori keuangan ini boleh dibedakan dalam dua bentuk: yaitu: teori kuantitas dan teori sisa
tunai. Akan tetapi pandangan pokok teori tersebut adalah sama, yaitu: perubahan dalam
penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama persentasinya dengan tingkat
harga. Kenaikan penawaran uang akan menaikkan harga pada tingkat sama dan penurunan
penawaran uang akan menurunkan harga juga pada tingkat yang sama.

Teori kuantitas
Teori kuantitas atau persamaan pertukaran biasanya diterangkan dengan persamaan
pertukaran. Persamaan tersebut dinyatakan sebagai berikut:
MV=PT
Dimana:
M = penawaran uang dalam pengertian sempit. M sama dengan mata uang dalam edaran
ditambah uang bank/uang giral.
V = laju peredaran uang
P= tingkat harga/indeks harga
T= jumlah barang-barang dan jasa yang diperjualbelikan dalam perekonomian
Teori kuantitas uang adalah perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan
perubahan yang sama tingkatnya keatas harga-harga, dan perubahan kedua variabel tersebut
adalah kearah sama. Apabila penawaran uang bertambah sebanyak lima persen, maka harga-
harga bertambah sebanyak lima persen dan apabila penawaran uang berkurang sebanyak lima
persen, maka harga-harga juga akan berkurang lima persen.
Teori kuantitas uang dikemukakan oleh Irving Fisher, seorang ahli ekonomi Amerika
yang tergolong dalam golongan ahli-ahli ekonomi klasik. Pada teori kuantitas didasarkan
kepada dua asumsi berikut:
1) Laju peredaran uang, atau V, adalah tetap

67
Menurut ahli ekonomi klasik kelajuan peredaran uang tergantung kepada beberapa
faktor teknikal seperti sistem pembayaran gaji, ciri-ciri kegiatan perdagangan,
efisiensi sistem pengangkutan dan kepadatan penduduk. Faktor-faktor ini tidak
mengalami perubahan dalam jangka pendek, dan oleh karena itu cara-cara masyarakat
untuk menggunakan uang dan belanja tidak berubah.
2) Kesempatan kerja penuh selalu tercapai dalam ekonomi
Rumusan say, setiap barang yang dikeluarkan akan dibeli masyarakat (suppliy creates
its own demand). Ini berarti T adalah tetap jumlahnya, ia tidak bertambah atau berkurang.
Dari dua asumsi diatas dapat disimpulkan bahwa MV=PT, apabila M berubah maka ia
hanya akan mengubah nilai P pada tingkat yang sama dengan perubahan M.
Contoh angka:
Misalkan dalam perekonomian T=500, penawaran uang 200 dan laju peredaran uang adalah
5. Berdasarkan teori kuantitas berapa tingkat harga?
MV=PT
200.5=P.500
1000=500P
P=2
Tingkat harga (P) = 2. Jika penawaran uang meningkat sebanyak 25 persen, yaitu 200
menjadi 250. Berapa tingkat harga terbentuk?
MV=PT
250.5=P.500
1250=500P
P=2,5
Besarnya kenaikan penawaran uang akan sama dengan besarnya kenaikan harga. Bisa
dihitung 25% dari 2 sama dengan 0,5. Jadi kenaikan harga menjadi 2+0,5 menjadi 2,5.
Teori sisa tunai
Beberapa tahun sebelum Irving Fisher mengembangkan teori kuantitas, seseorang ahli
ekonomi Inggris, yaitu Alfred Marshall dari Cambridge, mengembangkan teori sisa tunai.
Teori ini juga menerangkan sifat hubungan diantara penawaran uang dan tingkat harga,
perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan harga-harga yang sama
tingkatnya. Teori sisa tunai menggunakan persamaan sebagai berikut: M=kPT.
Dimana M, P, dan T mempunyai arti sama dalam persamaan MV=PT, sedangkan k adalah
bagian dari pendapatan masyarakat yang tetap dipegang masyarakat dalam bentuk tunai.
Sekiranya 20% dari pendapatan akan dipegang masyarakat dalam bentuk tunai, maka k=1/5.
68
Dalam teori sisa tunai M=kPT atau M/k=PT. teori kuantitas MV=PT. Dengan demikian
M/k=MV atau k=1/V.

Kritik-kritik ke atas teori kuantitas uang


Ahli-ahli ekonomi modern yang menyokong teori kuantitas uang dikenal sebagai
golongan monetaris. Mereka berpendapat bahwa pemerintah perlu mengatur penawaran uang
agar inflasi dapat dihindari dan perekonomian dapat berkembang dengan teguh.
Kritik teori kuantitas dilakukan oleh ahli-ahli ekonomi Keynesian (golongan yang
memberi sokongan kepada pandangan Keynes. Berikut kritik-kritik yang dikemukakan antara
lain:

 Pemisalah bahwa T adalah tetap kurang tepat. Keynesian berpendapat bahwa


kesempatan kerja penuh tidak selalu dicapai sehingga menyebabkan pengangguran.
Oleh karena itu jumlah barang T masih boleh ditambah.
 Laju peredaran uang tidak selalu tetap dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Pengangguran yang tinggi mengurangi pengeluaran masyarakat dan laju peredaran
uang. Inflasi menyebabkan orang lebih suka berbelanja sekarang daripada masa yang
akan datang sehingga laju peredaran uang bertambah cepat. Dalam jangka panjang,
kemajuan dan perkembangan institusi keuangan mengurangi sisa tunai dan ini faktor
mempercepat laju peredaran uang.
 Perhubungan diantara penawaran uang dan harga adalah lebih rumit dari yang
diterangkan oleh teori kuantitas. Apabila ekonomi mengalami pengangguran,
persamaan MV=PT tidak dapat digunakan untuk menerangkan bagaimana perubahan
penawaran uang akan mempengaruhi harga dan jumlah barang dan jasa.
 Teori kuantitas hanya memperhatikan fungsi uang sebagai alat untuk melicinkan
kegiatan tukar menukar dan transaksi dengan menggunakan uang. Dalam persamaan
MV=PT, masyarakat dianggap meminta uang untuk tujuan membiayai transaksi saja,
harga akan tetap stabil apabila kenaikan T sebesear 5%, akan diikuti pertambahan M
5% juga. Dalam teori Keynes uang digunakan juga untuk berjaga-jaga dan spekulasi.
 Teori kuantitas mengabaikan efek perubahan penawaran uang ke atas suku bunga.
Suku bunga ditentukan oleh penawaran tabungan dan permintaan tabungan untuk
investasi. Oleh sebab itu mereka berpendapat bahwa penawaran uang tidak
mempengaruhi suku bunga. Pandangan orang Keynesian penawaran uang
mempengarahi suku bunga.

69
Teori Keuangan Keynes
Permintaan uang adalah jumlah uang yang diminta oleh masyarakat untuk tujuan
transaksi, berjaga-jaga dan tujuan spekulasi.
Tujuan memegang uang didalam analysis Keynes antara lain:
a) Permintaan uang untuk transaksi
b) Permintaan uang untuk berjaga-jaga
c) Permintaan uang untuk spekulasi (pembelian surat-surat berharga, obligasi
pemerintah, saham perusahaan dan “treasury bill”)
Permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga ditentukan oleh pendapatan
nasional. Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak uang diperlukan untuk tujuan
transaksi dan berjaga-jaga. Sedangkan permintaan spekulasi ditentukan oleh suku bunga.
Apabila suku bunga tinggi, permintaan uang untuk spekulasi rendah oleh karena uang telah
digunakan untuk membeli surat-surat berharga. Berikut dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Permintaan dan penawaran uang, dan suku bunga dalam teori Keynes, suku bunga
ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang.

Bab 10 Pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah

1. PENGANGGURAN

Pengangguran adalah orang yang masuk dalam kategori angkatan kerja (penduduk
yang berumur 15-59 tahun,ada beberapa negara lain memakai kategori 15-64 tahun) yang
sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Jumlah tenaga kerja atau angkatan
kerja tidak boleh disamakan dengan jumlah penduduk. Mengapa demikian??? Sebagian
dari penduduk tidak dapat digolongkan sebagai angkatan kerja karena terlalu muda atau
terlalu tua untuk dapat bekerja secara efektif. Golongan penduduk ini tidak termasuk ke

70
dalam angkatan kerja. Tetapi tidak semua penduduk yang berada dalam lingkungan umur
15-59 tahun atau 15-64 tahun dapat dipandang sebagai Angkatan Kerja. Apabila mereka
tidak bekerja dan tidak mencoba mencari pekerjaan,walaupun umur mereka seperti di atas,
maka mereka tidak termasuk golongan Angkatan Kerja. Golongan masyarakat seperti itu
adalah : pelajar sekolah menengah(sebelum tingkat universitas), mahasiswa dan ibu
rumah tangga. Dengan demikian, jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja pada suatu
waktu tertentu adalah banyaknya jumlah penduduk yang berada dalam lingkungan umur
di atas yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan.

 Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran

Perbandingan diantara jumlah angkatan kerja yang menganggur dengan angkatan kerja
keseluruhannya disebut Tingkat Pengangguran. Untuk mengukur tingkat pengangguran
pada suatu wilayah bisa didapat dari persentase membagi jumlah pengangguran dengan
jumlah angkaran kerja.

Tingkat Pengangguran = Jumlah pengangguran/ Jumlah Angkatan Kerja x 100%

 Jenis- Jenis Pengangguran

a. Menurut faktor penyebabnya, terbagi atas :

1. Pengangguran Friksional / Pengangguran Normal

Pada setiap masa sebagian kecil dari angkatan kerja adalah dalam keadaan
menganggur atas kemauan sendiri. Mereka berhenti dari tempat pekerjaan yang lama dan
mencari pekerjaan lain. Maksud mereka berhenti dari pekerjaan tersebut adalah untuk
mencari pekerjaan yang lebih baik, memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dan
memperoleh jaminan sosialatau fasilitas lainnya yang lebih baik. Pengangguran yang ingin
memperoleh pekerjaan yang lebih baik tersebut dinamakan Pengangguran Friksional.

2. Pengangguran Struktural / Structural Unemployment

Kemajuan teknologi di kegiatan-kegiatan ekonomi lain, perubahan dalam cita rasa


masyarakat dan masuknya pesaing baru yang lebih efisien di pasar adalah beberapa faktor
yang dapat mengakibatkan kemunduran dalam sesuatu kegiatan ekonomi. Apabila hal ini

71
terjadi, terpaksalah para pekerja diberhentikan oleh instansi yang mempekerjakan mereka.
Pengangguran yang demikian dinamakan Pengangguran Struktural.

3. Pengangguran Teknologi

Pengangguran dapat pula disebabkan oleh adanya pergantian tenaga manusia oleh
mesin-mesin atau bahan-bahan kimia. Misalnya : racun lalang dan rumput, telah mengurangi
penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan sawah, ladang dan perkebunan. Begitu juga,
mesin telah mengurangi keperluan tenaga kerja untuk mengorek tanah, memotong rumput,
membersihkan hutan untuk ditanami, dsb. Pengangguran yang ditimbulkan oleh berlakunya
pergantian tenaga manusia dengan mesin-mesin yang lebih modern disebut Pengangguran
Teknologi.

4. Pengangguran Siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik


turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran
kerja.

b. Menurut ciri-cirinya, terdiri atas :

1. Pengangguran terbuka

Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang benar-benar


terlihat menganggurnya(nyata dilihat), tidak ada pekerjaan sama sekali.

2. Pengangguran tersembunyi

Apabila dalam suatu kegiatan ekonomi jumlah tenaga kerja sangat berlebihan, sehingga
berada dalam suatu keadaan di mana sebagian tenaga kerjanya dipindahkan ke sektor lain
tetapi produksi dalam kegiatan itu tidak berkurang, maka dalam kegiatan itu telah berlaku
suatu jenis pengangguran yang dinamakan Pengangguran Tersembunyi atau Pengangguran
Tak Kentara.

3. Pengangguran musiman

72
Pengangguran yang terjadi pada masa-masa tertentu di dalam suatu tahun. Biasanya
pengangguran seperti itu berlaku pada masa-masa dimana kegiatan bercocok tanam sedang
menurun kesibukannya. Di dalam masa itu, para petani tidak melakukan pekerjaan sama
sekali, berarti mereka dalam keadaan menganggur. Tetapi pengangguran itu adalah untuk
sementara saja, dan berlaku dalam waktu-waktu tertentu. Oleh sebab itu, dinamakan
Pengangguran Musiman.

4. Setengah pengangguran

Setengah pengangguran, terdiri atas pengangguran sukarela (voluntary


unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela adalah
pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karena ingin mencari pekerjaan lain
yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur
karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.

 Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran antara lain:

1. Penduduk yang relatif banyak


2. Pendidikan dan keterampilan yang rendah
3. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja
4. Teknologi yang semakin modern
5. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan-
penghematan.
6. Penerapan rasionalisasi
7. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim
8. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu negara

 Akibat-akibat buruk yang ditimbulkan oleh pengangguran.

1. Peningkatan tindakan kriminalitas


2. Tingkat kesehatan menurun
3. Terjadinya kekacauan sosial dan politik (demonstrasi dan perebutan kekuasaan)
4. Hilangnnya kepercayaan diri dan menurunnya kemampuan kerja
5. Perselisihan dalam keluarga

73
2. INFLASI

inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-
menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai
macam faktor-faktor, atau bisa juga di sebut penurunan nilai mata uang.

 Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut :

a. tingkat permintaan barang dan jasa yang meningkat namun persediaan barang dan jasa
terbatas

b. kenaikan harga bahan dan biaya produksi

c. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.

d. Kenaikan harga barang impor

e. Penambahan penawaran uang dengan cara mencetak uang baru

f. Kekacauan politik dan ekonomi seperti yang pernah terjadi di Indonesia tahun 1998.
akibatnya angka inflasi mencapai 70%.

g. uang yang beredar terlalu banyak

h. perang

 Macam Inflasi

1. Berdasarkan tingkat keparahannya

1. Inflasi ringan (kurang dari 10% per tahun)

2. Inflasi sedang (antara 10-30% per tahun)

3. Inflasi berat (antara 30-100% per tahun)

74
4. inflasi liar atau hyper inflasi yaitu kenaikan harga-harga barang lebih dari
100% pertahun.

2. Berdasarkan dari penyebabnya, inflasi terbagi atas :

1. Inflasi permintaan (demand pull inflation) adalah inflasi yang disebabkan oleh adanya
tarikan permintaan terhadap barang dan jasa, sehingga mendorong harga untuk
meningkat. Tarikan permintaan ini biasanya disebabkan oleh adanya pembelanjaan
defisit atau anggaran belanja pemerintah yang deficit (deficit financing).

2. Inflasi penawaran (cost push inflation) adalah inflasi yang ditimbulkan karena
desakan kenaikan biaya produksi, terutama kenaikan biaya tenaga kerja atau upah
buruh.
3. Inflasi spiral (spiral inflation) adalah inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga
yang didorong oleh kenaikan upah, dan diikuti oleh kenaikan harga lagi, dan diikuti
oleh kenaikan upah lagi.
4. Inflasi Impor atau Imported Inflation Inflasi jenis ini terjadi karena pengaruh inflasi
dari luar negeri, yaitu akibat Adanya perdagangan antar Negara.

 Mengukur inflasi

Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks
harga. Indeks harga tersebut di antaranya:

 Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang
mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
 Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
 Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-
barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering
digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga

75
bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga
barang-barang konsumsi.
 Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-
komoditas tertentu.
 Indeks harga barang-barang modal
 Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru,
barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.

 Kurva Phillips

Terdapat suatu trade-off antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran, yaitu bila
tingkat pengangguran tinggi, laju inflasi rendah; sedangkan bila tingkat pengangguran
rendah, laju inflasi tinggi. Keadaan ini pertama kali dikemukakan oleh A.W. Phillips pada
tahun 1958 yang mulanya melukiskan hubungan antara tingkat perubahan upah dengan
tingkat perubahan kesempatan kerja.

Kurva Phillips ini memiliki tiga ciri yaitu :

1. mempunyai lereng yang negatif , sehingga kurva ini turun dari kiri atas ke kanan
bawah.
2. Kurva Phillips mempunyai intersep pada sumbu horizontal pada tingkat
pengangguran natural, di mana pada saat itu tingkat inflasi sama degan nol.
3. Kurva ini menunjukkan tanggapan tingkat pengangguran terhadap perubahan tingkat
inflasi. Ini ditunjukkan oleh besar kecilnya lereng kurva Phillips tersebut.

Kurva Phillips ini tidak selalu tetap letaknya, tetapi seperti pendapat Friedman dan
Phelps, bahw kurva Phillips tidak menunjukkan suatu hubungan jangka panjang yang stabil.
Kurva Phillips itu akan bergeser ke luar bila pengambil keputusan mencoba mempertahankan
tingkat pengangguran di bawah tingkat pengangguran natural, dan sebaliknya bila tingkat
pengangguran dibiarkan berada di atas tingkat pengangguran natural, maka kurva Phillips
akan bergeser ke bawah. Selanjutnya Friedman dan Phelps seperti halnya dengan Phillips
sendiri menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pengangguran semakin cepat kenaikan

76
tingkat upah dan harga; dan semakin tinggi inflasi akan semakin cepat pada kenaikan tingkat
upah.

 Dampak inflasi

1. dampak positf

Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat
mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat
orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi

2. dampak negatif

1. Bertambahnya jumlah pengangguran dan memperlambat pembangunan

2. menurunkan pendapatan riel dari orang yang berpenghasilan tetap

3. kekacauan sosial dan politik

3. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter umumnya dianggap sebagai kebijakan untuk
mengelola sisi permintaan akan barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Kedua kebijakan
ini menyangkut masalah pengelolaan permintaan dengan tujuan untuk mempertahankan
produksi nasional suatu perekonomian atau suatu negara yang mendekati kesempatan kerja
penuh (full employment) dan juga mempertahankan tingkat harga barang dan jasa pada
tingkat yang sudah tercapai sekarang. Apabila terdapat kelebihan permintaan di atas
penawaran akan dapat menimbulkan inflasi, sedangkan apabila terdapat kelebihan penawaran
di atas permintaan akan terjadi deflasi dan pengangguran.

Pemerintah dapat mempengaruhi permintaan dalam perekonomian dengan


menggunakan kebijakan fiskal yaitu dengan cara meningkatkan dan mengurangi pengeluaran
pemerintah dan subsidi, meningkatkan dan mengurangi tingkat pajak, sedangkan dengan
kebijakan moneter pemerintah dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar,
atau dengan campuran dua kebijakan itu yaitu dengan mengubah pengeluaran, pengenaan
pajak ataupun jumlah uang yang beredar secara bersama-sama.

77
1. Kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar uang dan pasar surat berharga.
2. Kedua pasar tersebut akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, dan tingkat
bunga akan mempengaruhi permintaan agregat.
3. Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap permintaan agregat dan
penawaran agregat.
4. Pada gilirannya permintaan agregat dan penawaran agregat itu akan menentukan
keadaan di pasar barang dan jasa.
5. Kondisi pasar barang dan jasa itu akan menentukan tingkat harga dan pengerjaan dari
faktor-faktor produksi.
6. Selanjutnya tingkat harga dan kesempatan kerja akan menentukan tingkat pendapatan
dan tingkat upah yang diharapkan.
7. Keduanya akan mempunyai umpan balik yaitu terhadap permintaan agregat, dan upah
harapan mempunyai umpan balik terhadap penawaran agregat dan pasar uang serta
pasar surat berharga.

A. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dengan cara
memanipulasi anggaran pendapatan dan belanja negara, artinya pemerintah dapat
meningkatkan atau menurunkan pendapatan negara atau belanja negara dengan tujuan untuk
mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional.

Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :

1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif


Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih
besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya
sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih
besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika
perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk
menurunkan tekanan permintaan.

78
3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar
dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian
anggaran serta meningkatkan disiplin.

B. Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah atau Bank Central
yang berhubungan dengan jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga. Di dalam
kebijakan moneter hal yang biasa dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu adalah menahan
inflasi, dan mendorong usaha pembangunan nasional. Kebijakan moneter pada dasarnya
merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal
(pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan
keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan
ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan
kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.

Kebijakan moneter dapat dilakukan oleh pemerintah dan Bank Sentral dengan cara
langsung atau tidak langsung.

 Kebijakan moneter langsung yaitu pemerintah langsung campur tangan dalam hal
peredaran uang atau kredit perbankan.
 Kebijakan moneter tidak langsung dilakukan oleh Bank sentral dengan cara
mempengaruhi kemampuan bank-bank umum dalam memberikan kredit.

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu :

 Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy adalah suatu


kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar
 Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy adalah suatu
kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan
kebijakan uang ketat (tight money policy)

79
BAB 11

PERDAGANGAN LUAR NEGERI, PROTEKSI DAN GLOBALISASI

3. 1 Keuntungan Perdagangan Luar Negeri


Berikut adalah pandangan para ahli ekonomi/mazhab di masa merkantalisme dan
klasik mengenai sumbangan perdagangan luar negeri kepada masyarakat. Ahli-ahli
ekonomi yang tergolong dalam mazhab merkantilis yaitu ahli-ahli ekonomi yang
hidup di sekitar abad keenam belas dan ketujuh belas, berpendapat bahwa
perdagangan luar negeri merupakan sumber kekayaan untuk sesuatu negara. Menurut
mereka, suatu negara dapat mempertinggi kekayaannya dengan cara menjual barang-
barangnya keluar negeri.
Sesudah itu, ahli-ahli ekonomi klasik menganalisis dengan lebih mendalam lagi
peranan perdagangan luar negeri dalam perekonomian. Misalnya, David Ricardo telah
mengemukakan pandangan-pandangan yang lebih logis utuk menerangkan perlunya
perdagangan luar negeri dalam mengembangkan suatu perekonomian. Teori Ricardo,
yang menerangkan mengenai keuntungan yang dapat diperoleh dari spesialisasi dan
perdangangan, merupakan teori yang hingga sekarang menjadi dasar kepada teori
perdagangan luar negeri. Berdasarkan kepada teori Ricardo tersebut, negara – negara
digalakkan menjalankan sistem perdagangan bebas/free trade.
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai
berikut:
1. Menjalin Persahabatan Antar Negara
2. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap
negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat
penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap
negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
3. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh
keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat
memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh

80
negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang
tersebut dari luar negeri.

4. Memperluas pasar dan menambah keuntungan


Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya)
dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang
mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan
internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal,
dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
5. Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik
produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

3. 2 Keuntungan Spesialisasi dengan Menggunakan Angka


Telah dinyatakan bahwa dengan mengadakan spesialisasi dan selanjutnya melakukan
perdagangan luar negeri, dua keuntungan penting akan diperoleh oleh setiap Negara.
Keuntungan itu adalah:
1. Faktor-faktor produksi akan dapat digunakan dengan lebih efisien
2. Penduduk Negara itu akan dapat menikmati lebih banyak barang-barang.

3.2.1 Asumsi yang digunakan


Di dalam menunjukkan keuntungan yang didapat dari perdagangan luar negeri
biasanya digunkan dua cara: yaitu dengan menggunkan angka-angka dan
grafik dan akan disuraikan gambaran secara angka-angka mengenai
keuntungan yang diperoleh dari perdagangan luar negeri. Untuk
menyederhanakan gambaran yang dibuat, perlu perlu digunakan beberapa
asumsi tambahan yang berikut:
a. Hanya dua negara yang akan melakukan spesialisasi dan perdagangan.
b. Masing-masing Negara hanya memproduksi dua jenis barang
c. Masing-masing Negara hanya memiliki dua unit factor produksi.
d. Harga relatif, atau biaya penggantian (opportunity cost), yang dapat
didefinisikan sebagai harga salah satu barang yang dinyatakan dalam unit
barang lainnya adalah tetap.

81
3.2.2 Keuntungan Mutlak dan Keuntungan Berbanding
a. Keuntungan mutlak
Yang diartikan dengan keuntungan mutlak adalah keuntungan yang
diperoleh oleh sesuatu Negara dari mengkhususkan kegiatannya kepada
memproduksi barang-barang dengan efisien yang lebih tinggi dari
Negara-negara lain.
Angka-angka dalam Tabel 1.1 menunjukkan produktivitas seorang
pekerja di Negara A dan Negara B di dalam menghasilakan kain dan beras
dalam satu tahun tertentu. Contoh angka yang diberi menunjukkan bahwa
di Negara B seorang pekerja dapat memproduksikan kain lebih banyak
dari seorang pekerja di Negara A. Ini berarti pekerja di Negara B adalah
lebih efisien dari Negara A dalam menghasilkan kain. Dalam keadaan
seperti ini dikatakan bahwa Negara B mempunyai keuntungan mutlak
dalam memproduksi kain. Gambaran diatas juga menunjukkan bahwa
seorang pekerja di Negara A dapat mengeluarkan lebih banyak beras dari
seorang pekerja di Negara B. Dengan demikian Negara A mempunyai
keuntungan mutlak dalam memproduksi beras.

b. Keuntungan berbanding
Perdagangan luar negeri juga dapat dilakukan walaupun salah satu
Negara tersebut lebih efisien dari Negara yang lain di dalam memproduksi
kedua barang. Di dalam keadaan seperti ini kedua belah pihak masih tetap
akan mendapat keuntungan dari perdagangan tersebut.

Tabel 1
Produksi seorang pekerja dalam setahun
Kain (meter) Beras (kg)
Negara A 500 2.000
Negara B 750 1.800

82
3.4 Proteksi dan Pembatasan Perdagangan
3.4.1 Pengertian proteksi
Proteksi merupakan perlindungan dalam perdagangan atau industri. Tujuannya
untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang impor. Hal ini,
misalnya dapat dijalankan dengan tariff. Quota dan sebagainya. Pengertian tarif
adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang
melewati batas suatu Negara.

Tarif digolongkan menjadi:


a. Bea ekspor adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut
manusia ke Negara lain.
b. Bea transito adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang
melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut
sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain.
c. Bea impor adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang
masuk dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa Negara
tersebut sebagai tujuan akhir.

Proteksi bisa berbentuk:


a. Pengenaan tariff
Pengertian tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap
barang-barang yang melewati batas suatu negara.
b. Quota
Pengertian Quota adalah pembatasan jumlah pisik terhadap barang yang
masuk (Quota impor) dan keluar (Quota ekspor).
c. Pelarangan impor
Seandainya suatu Negara melarang impor barang A, maka industri dalam
negeri yang memproduksikan atau merakit barang A akan memperoleh
proteksi. Dalam hal ini proteksi bersifat mutlak bagi indiustri barang A dalam
negeri.
d. Subsidi
Dengan adanya subsidi, produsen dalam negeri bisa menjual barangnya lebih
murah, sehingga bisa bersaing dengan barang impor. Subsidi yang diberikan
bisa dalam berbagai bentuk, misalnya:

83
1) Subsidi langsung berupa sejumlah uang tertentu
2) Subsidi per unit produksi.

3.4.2 Faktor-faktor yang mendorong proteksi


Dalam perdagangan luar negeri konsep proteksi berarti usaha-usaha pemerintah
yang mematasi atau mengurangi jumlah barang yang diimpor dari Negara-negara
lain denga tujuan untuk mencapai beberapa tujuan tertentu yang penting artinya
dalam pembangunan Negara dan kemakmuran perekonomian Negara.

Ada beberapa tujuan penting dari proteksi:


a. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran.
b. Mendorong perkembangan industri baru
c. Mendiversifikasikan perekonomian
d. Menghindari kemerosotan industri-industri tertentu
e. Memperbaiki neraca pembayaran
f. Menghindari neraca pembayaran
g. Menghindari dumping
h. Menambah pendapatan pemerintah

3.4.3 Alat pembatasan perdagangan


Proteksi dan pembatasan perdagangan adalah kebijakan. Kebijakan pemerintah
dalam membatasi atau mengurangi barang-barang yang di impor. Halangan
perdagangan dapat dibedakan kepada empat jenis: tarif dan pajak impor, kuota
pembatasan impor. Hambatan perdagangan bukan tarif dan pembatasan
penggunaan valauta asing.

3.5 Globalisasi dan Pertumbuhan Ekonomi


3.5.1 Globalisasi
a. Pengertian globalisasi dalam bidang ekonomi
Pada zaman sekarang ini orang sering menyebut dengan era atau zaman
globalisasi. Globalisasi berasal dari kata global yabg artinya meliputi
seluruh dunia atau secara keseluruhan. Menurut kamus besar Bahasa
84
Indonesia globalisasi adalah proses masuknya keruang lingkup dunia.
Dalam globalisasi, peristiwa di satu negara akan mempengaruhi seluruh
penjuru dunia. Globalisasi ditandai dengan munculnya perusahaan asing
yg beroperasi di dalam negeri. Perusahaan tersebut dikenal dengan
perusahaan Multinasional. Contoh perusahaan Multinasional adalah
Freeport dari Amerika serikat dan British Petroleum dari Inggris, yakni
perusahaan asing yang bergerak di bidang perminyakan. Ada pula Mc.
Donald dan Pizza Hut yang bergerak di bidang makanan cepat saji. Jadi
globalisasi ekonomi yaitu perkembangan perdagangan yang lainnya yang
semakin tahun semakin meningkat sehingga jarak antara setiap Negara
terasa amat dekat karena adanya faktor kerjasama yang terjalin antara
setiap Negara sehingga dalam hubungan tersebut mendatangkan akibat
negatif dan positif dalam globalisasi ekonomi.

b. Faktor yang mewujudkan globalisasi ekonomi


Ada beberapa faktor yang mewujudkan globalisasi ekonomi, antara lain:
1) Perkembangan politik dunia
2) Peningkatan praktek perdagangan bebas
3) Perkembangan perusahaan multi nasional
4) Perkembangan investasi portofolio di pasaran luar negeri
5) Kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan pengangkutan

c. Peran Indonesia dalam globalisasi ekonomi


Dalam Globalisasi ekonomi, Indonesia berperan aktif dalam berbagai
lembaga ekonomi Internasional, diantaranya adalah Bank Dunia, APEC,
dan WTO. Indonesia juga anggota organisasi Negara-negara pengekspor
minyak yang disebut OPEC (Organization of Petroleum Exporting
Countries).

d. Dampak globalisasi ekonomi


1) Dampak positif globalisasi ekonomi
a) Produksi global dapat ditingkatkan
Pandangan ini sesuai dengan teori Keuntungan Komparatif dari
David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-
85
faktor produksi dunia dapat digunakan dengan efisien, output
dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan
dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang
meningkat, selanjutnya
dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
b) Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari
berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar
negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan
barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat
menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih
rendah.
c) Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap
negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam
negeri. Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor,
dengan catatan produk ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar
internasional. Hal ini membuka kesempatan bagi pengusaha di
Indonesia untuk melahirkan produk-produk berkualitas, kreatif,
dan dibutuhkan oleh pasar dunia.
d) Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih
baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama
dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah
kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang
berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara
berkembang. Semakin mudah mengakses modal investasi dari
luar negeri. Apabila investasinya bersif langsung, misalnya
dengan pendirian pabrik di Indonesia maka akan membuka
lapangan kerja. Hal ini bisa mengatasi kelangkaan modal di
Indonesia.
e) Menyediakan dana tambahan
Untuk pembangunan ekonomi Pembangunan sektor industri dan
berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh
86
perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang
dilakukan perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini
seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham, dan
dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki
pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu
menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.
f) Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan
masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia.
g) Liberalisasi
Perdagangan barang, jasa layanan, dan komodit lain memberi
peluang kepada Indonesia untuk ikut bersaing merebut pasar
perdagangan luar negeri, terutama hasil pertanian, hasil laut,
tekstil, dan bahan tambang. Di bidang jasa kita mempunyai
peluang menarik wisatawan mancanegara untuk menikmati
keindahan alam dan budaya tradisional yang beraneka ragam.

2) Dampak negatif globalisasi ekonomi


a) Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena
kalah bersaing dengan produksi negara lain yang lebih murah dan
berkualitas. Misalnya produk pertanian kita kalah jauh dari
Thailand.
b) Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia sehingga
mematikan usaha-usaha di Indonesia. Misalnya, ancaman produk
batik Cina yang lebih murah bagi industri batik di tanah air.
c) Ancaman dari sektor keuangan dunia yang semakin bebas dan
menjadi ajang spekulasi. Investasi yang sudah ditanam di
Indonesia bisa dengan mudah ditarik atau dicabut jika dirasa
tidak lagi menguntungkan. Hal ini bisa memengaruhi kestabilan
ekonomi.
d) Ancaman masuknya tenaga kerja asing (ekspatriat) di Indonesia
yang lebih profesional SDMnya. Lapangan kerja di Indonesia
yang sudah sempit jadi semakin sempit

87
e) Perusahaan dalam negeri lebih tertarik bermitra dengan
perusahaan dari luar. Akibatnya kondisi industry dalam negeri
sulit berkembang.
f) Terjadi kerusakan lingkungan dan polusi limbah industri.
g) Suatu perusahaan asing memindahkan usahanya keluar negeri
mengakibatkan PHK tenaga kerja dalam negeri.
h) Arus masuk perdagangan luar negeri menyebakan defisit
perdagangan nasional
i) Maraknya penyelundupan barang ke Indonesia.
j) Masuknya wisatawan ke Indonesia melunturkan nilai luhur
bangsa.

3.5.2 Pertumbuhan Ekonomi


a. Pengertian
Pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan pendapatan (PDB)
tanpa mengaitkannya dengan tingkat pertambahan penduduk.
Pertumbuhan penduduk biasanya dikaitkan dengan tingkat pembangunan
ekonomi, atau bahkan tidak jarang dianggap hal yang sama.

b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi perekonomian


Faktor-faktor yang mempengaruhi perekonmian Indonesia tidak
terlepas dari permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian,
dimana para pemilik modal besar selalu mendapatkan kesempatan yang
lebih luas dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan menengah yang
kekurangan modal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
Indonesia secara umum yaitu:
1) Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang
ada dan penggunaan bahan baku industri dalam negeri semaksimal
mungkin.
2) Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang
tidak rumit dan berpihak pada pasar.

88
3) Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran, harus surplus
sehingga mampu meningkatkan cadangan devisa dan menstabilkan
nilai rupiah.
4) Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai
tukar rupiah dan tingkat suku bunga ini juga harus di antisipatif dan
diterima pasar.
5) Faktor keuangan negara, yaitu berupa kebijakan fiskal yang
konstruktif dan mampu membiayai pengeluaran pemerintah.

c. Teori mengenai hubungan antara faktor produksi dengan pertumbuhan


ekonomi
Beberapa teori telah dikemukakan yang merangkan mengenai hubungan
diantara berbagai faktor produksi dengan pertumbuhan ekonomi.
Pandangan teori tersebut adalah:
1) Teori klasik
Menekankan tentang pentingnya faktor fator produksi dalam
menaikkan pendapatan nasional dan mewujudkan pertumbuhan.
Akan tetapi yang terutama diperhatikan ahli ekonomi klasik adalah
peranan tenaga kerja. Menurut mereka tenaga kerja yang berlebihan
akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
2) Teori Schumpeteer
Menekankan tentang peranan usahawan yang akan melakukan
inovasi dan investasi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
3) Teori Harrod-Domar
Menekankan peranan investasi sebagai faktor yang menimbulkan
pertambahan pengeluaran agregat. Teori ini pada dasarnya
menekankan peranan segi permintaan dakam mewujudkan
pertumbuhan.
4) Teori neo klasik
Melalui kajian empirikal teori ini menunjukkan bahwa
perkembangan teknologi dan peningkatan kemahiran masyarakat
merupakan faktor yang terpenting dalam mewujudkan pertumbuhan
ekonomi

89
d. Kebijakan pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi
1) Kebijakan diversivikasi kegiatan ekonomi, langkah pertama yang
perlu dilakukan adalah memodernkan kegiatan ekonomi yang ada.
Sedankan langkah penting yang harus dilakukan adalah
mengembangkan kegiatan ekonomi yang baru yang dapat
mempercepat informasi kegiatan ekonomi yang bersifat tradisional
kepada kegiatan ekonomi yang modern.
2) Mengembangkan infrastruktur, modernisasi pertumbuhan ekonomi
memerlukan infrasturuktur yang modern pula. Berbagai kegiatan
ekonomi memerlukan infrastruktur yang berkembang, seperti jalan,
jembatan, lapangan terbang, pelabuhan, kawasan perindustrian, irigasi
dan penyediaan air, listrik dan jaringan telepon.
3) Meningkatkan tabungan dan investasi, pendapatan masyarakat yang
rendah menyebabkan tabungan masyarakat rendah. Sedangakan
pembangunan memerlukan tabungan yang besar untuk membiayai
investasi yang dilakukan. Kekurangan invesatsi selalu dinyatakan
sebagai salah satu sumber yang dapat menghambat pembangunan
ekonomi. Oleh sebab itu syarat penting yang perlu dilakukan untuk
mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah
meningkatkan tabungan masyaraka
4) Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat, dari segi pandangan
individu maupun dari segi secara keseluruhan, pendidikan merupakan
satu investasi yang sangat berguna dalam pembangunan ekonomi.
Individu yang memperoleh pendidikan tinggi cenderung akan
memperoleh pendapatan yang lebih tinggi, jadi semakin tinggi
pendidikan maka semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh
5) Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi, kebijakan
pemerintah yang konvensional yaitu kebijakan fiskal dan moneter
tidak dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan.
Untuk mengatasinya pada tahap mula dari pembangunan ekonomi
perencanaan pembanguna perlu dilakukan. Melalui perencanaan
pembangunan dapat pula ditentukan sejauh mana investasi swasta dan
pemerintah perku dilakukan untuk mencapai suatu tujuan
pertumbuhan yang telah ditentukan
90
Bab 12

Neraca pembayaran, kurs valuta asingdan kegiatan perekonomian terbuka

Neraca Pembayaran dan Neraca Perdagangan


Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai
transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara dengn negara
lain dalam suatu tahun tertentu. Suatu neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua bagian
yang utama, yaitu:
a. Neraca berjalan
Neraca berjalan mencatat transaksi-transaksi berikut:
1. Ekspor dan impor barang tampak
Transaksi ini meliputi hasil-hasil sektor pertanian, barang-barang produksi industri,
sektor pertambangan dan berbagai jenis barang yang tampak lainnya. Perbedaan antara
ekspor dan impor dari perdagangan barang-barang yang tampak dinamakan neraca
perdagangan. Neraca perdagangan positif apabila nilai ekspor lebih besar dari pada impor,
sebaliknya akan negatif jika impor lebih besar dari ekspor.
2. Ekspor dan impor jasa (atau barang tak tampak)
Transaksi ini meliputi pembayaran biaya pengangkutan dan asuransi dari barang-barang
tampak yang di ekspor atau diimpor, perbelanjaan para pelancong dan pendapatan investasi
(keuntungan, bunga atas yang diinvestasikan dan dividen). Perbedaan antara ekspor dan
impor dari perdagangan ini disebut neraca jasa.
3. Pembayaran pindahan neto ke luar negeri
Pembayaran ini meliputi pembayaran pindahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah
maupun pihak swasta. Transaksi ini meliputi pembayaran dimana penerimanya tidak perlu
membayar dalam bentuk uang atau jasa. Contoh bantuan uang neraga Arab ke Afganistan.
b. Neraca modal
Neraca modal meliputi dua golongan transaksi yaitu aliran modal jangka panjang dan
aliran modal keuangan swasta.
1. Aliran modal jangka panjang
Aliran modal jangka panjang memiliki dua jenis aliran, yaitu aliran modal resmi dan
investasi langsung oleh pihak swasta ke negara-negara lain. Aliran modal resmi adalah
pinjaman dan pembayaran di antara badan-badan pemerintah di suatu negara dengan negara-
negara lain. Investasi langsung swasta adalah penanaman modal langsung, yaitu investasi

91
berupa mendirikan perusahaan-perusahaan terutama perindustrian. Modal yang diperoleh dari
negara asal. Perbedaan antara modal jangka panjang yang diterima dari luar negeri dengan
modal jangka panjang yang dibayarkan ke luar negeri dinamakan neraca modal jangka
panjang.
2. Aliran modal keuangan swasta dan kesilapan-ketinggalan
Modal swasta adalah aliran-aliran modal dalam bentuk tabungan atau investasi keuangan
yang dapat dengan cepat ditukarkan kembali ke valuta yang asal atau valuta lainnya. Aliran
keuangan ini juga disebut dengan “hot money”.
Akun kesilapan dan ketinggalan merupakan akun yang menaksir besarnya aliran uang
yang tidak dapat dicatat atau akun ini digunakan jika terjadi kesalahan pencatatan.

Cadangan Valuta Asing


Neraca keseluruhan adalah perbedaan antara aliran pembayaran dan investasi yang
masuk dalam suatu negara dengan yang keluar dari suatu negara. Ketika pembayaran ke luar
negeri lebih banyak dari pada penerimaannya maka bank sentral akan mengurangi cadangan
valuta asingnya untuk pembayaran tersebut.

Neraca Pembayaran selalu Seimbang


Neraca pembayaran akan selalu seimbang dimana aliran uang dan modal yang ke luar
negeri sama dengan aliran uang dan modal yang masuk ke negara tersebut. Ini tidak berarti
necara berjalan dan neraca modal selalu seimbang, yang menyebabkan neraca pembayaran
seimbang adalah ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal akan
diseimbangkan oleh perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank sentral.
Contoh dari ilustrasi diatas sebagai berikut:
ü Neraca berjalan + 40
ü Neraca modal jangka panjang + 20
ü Modal keuangan swasta - 30
Neraca keseluruhan + 30
ü Perubahan cad. Mata uang asing
Bank Sentral - 30
Dalam neraca pembayaran tanda negatif (-) dalam perubahan cadangan valuta asing
menggambarkan pertambahan cadangan, sebaliknya tanda positif (+) berarti pengurangan
cadangan valuta asing).

92
Bentuk Umum Neraca Pembayaran

Neraca keuangan keseluruhan ini yang akan menunjukkan apakah pembayaran dalam
keadaan surplus atau defisit. Surplus pembayaran akan menambah cadangan valuta asing,
sebaliknya defisit akan mengurangi cadangan valuta asing.

Kurs Valuta Asing


Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nilai mata uang
suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta asing juga di
definisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata
uang asing.
Cara menentukan kurs valuta asing antara lain:
1. Permintaan dan penawaran mata uang asing dalam pasar bebas
Kurs pertukaran valuta asing adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan
apakah barang-barang di negara lain adalah “lebih murah” atau “lebih mahal” dari barang-
barang yang diproduksi dalam negeri.
Semakin tinggi harga mata uang suatu negara maka akan semakin sedikit permintaan
terhadap maka uang tersebut, sebaliknya semakin rendah mata uang suatu negara maka
semakin banyak permintaan mata uang tersebut. misalnya apabila nilai mata uang cenderung
rendah maka akan menyebabkan negara lain melakukan impor terhadap negara tersebut,
sehingga permintaan mata uang akan meningkat.

93
Dilihat dari sisi penawaran semakin tinggi harga mata uang suatu negara maka semakin
banyak mata uang yang akan ditawarkan, sebaliknya semakin rendah mata uang suatu negara
maka semakin sedikit penawaran uang tersebut. misalnya suatu negara memiliki nilai mata
uang yang besar dengan negara lain, maka dia akan melakukan impor barang ke negara-
negara yang cenderung nilai mata uangnya rendah karena negara tersebut akan membayar
lebih sedikit, sehingga mereka akan meningkatkan impor dan uang yang ditawarkan akan
semakin banyak.
2. Pertukaran tetap oleh pemerintah
Kurs pertukaran tetap pemerintah akan menentukan nilai pertukaran dia antara mata
uang domestik dengan mata uang asing. Apabila pemerintah menetapkan misalnya US$ 1
adalah sama dengan Rp 9000 maka setiap transaksi apakah ekspor atau impor menggunakan
kurs tersebut, walaupun dolar mengalami perubahan nilai di pasaran luar negeri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs antara lain:


1. Perubahan dalam citrarasa masyarakat
Citrarasa masyarakat mempengaruhi corak konsumsi mereka. Perbaikan kualitas
barang-barang dalam negeri menyebabkan keinginan mengimpor berkurang dan menaikkan
ekspor. Sedangkan perbaikan kualitas barang-barang impor menyebabkan keinginan
masyarakat untuk mengimpor. Hal ini yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta
asing.
2. Perubahan harga barang ekspor dan impor
Harga suatu barang merupakan salah satu faktor penting yang menentukan apakah
suatu barang akan diimpor atau diekspor. Harga barang dalam negeri yang relatif murah akan
menaikkan ekspor atau mengurangi jumlah impor dari luar negeri. Perubahan harga-harga
barang impor dan ekspor akan menyebabkan perubahan dalam penawaran dan permintaan ke
atas mata uang negara tersebut.
3. Kenaikan harga umum (inflasi)
Inflasi sangat besar pengaruhnya kepada kurs pertukaran valuta asing. Inflasi
menyebabkan harga-harga dalam negeri lebih mahal sehingga kecenderungan menambah
impor, sehingga permintaan ke valuta asing akan bertambah.
4. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi
Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting peranannya dalam
mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah

94
cenderung menyebabkan modal dalam negeri mengalir keluar negeri. Apabila modal banyak
yang keluar maka permintaan mata uang asing akan meningkat.
5. Pertumbuhan ekonomi
Kemajuan ekonomi tergantung corak pertumbuhan ekonomi. Apabila perkembangan
ekspor meningkat, maka permintaan mata uang asing akan meningkat, sebaliknya apabila
impor lebih cepat dari ekspor maka penawaran uang akan bertambah, sehingga mata uang
akan merosot.

Masalah Perekonomian dan Kebijakan Pemerintah dalam Ekonomi Terbuka


Empat bentuk masalah perekonomian dalam perekonomian terbuka yaitu:
1. Masalah pengangguran tetapi surplus dalam neraca pembayaran
Untuk mengatasi masalah pengangguran pemerintah perlu menambah perbelanjaan
agregat (menambah konsumsi rumah tangga, investasi dan pengeluaran pemerintah),
mengurangi pajak, menurunkan suku bunga, menambah ekspor dan mengurangi jumlah
impor.
2. Masalah inflasi tetapi surplus dalam neraca pembayaran
Untuk mengatasi masalah inflasi pemerintah perlu mengurangi perbelanjaan agregat
(konsumsi rumah tangga, investasi dan pengeluaran pemerintah), menambah pajak,
menaikkan suku bunga, membatasi kredit, mengurangi pajak impor dan pajak ke atas bahan
mentah dan menggalakkan pertambahan produksi.
3. Masalah pengangguran dan defisit dalam neraca pembayaran
Untuk mengatasi pengangguran dan defisit dalam neraca pembayaran maka pemerintah
menjalankan kebijakan memindahkan perbelanjaan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan
pemerintah antara lain:

 Mengurangi impor, misalnya dengan menaikkan pajak impor (tarif) atau


membatasi kuota impor.
 Membatasi penggunaan mata uang asing
 Menurunkan nilai mata uang (mendevaluasikan). Langkah ini menyebabkan
barang impor jauh lebih mahal, dan akan mengurangi impor. Sebaliknya ekspor
akan bertambah karena harga murah dipasar luar negeri.
 Menambah insentif untuk ekspor
 Mewujudkan kestabilan upah dan harga

95
4. Masalah inflasi dan defisit dalam neraca pembayaran
Untuk mengatasi inflasi dan defisit dalam neraca pembayaran maka pemerintah
menjalankan kebijakan mengurangkan perbelanjaan. Kebijakan ini akan dilakukan apabila:
1) Perekonomian telah mencapai kesempatan kerja penuh dan disamping itu inflasi telah
wujud dan 2) Dalam perekonomian terdapat defisit yang berkepanjangan dalam neraca
pembayaran.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan pemerintah antara lain:

 Menaikkan pajak pendapatan, sehingga akan mengurangi konsumsi rumah


tangga.
 Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang.
 Mengurangi pengeluaran pemerintah

Devaluasi
Devaluasi adalah tindakan pemerintah yang menurunkan nilai mata uangnya terhadap
mata uang asing. Efek yang mungkin timbul oleh devaluasi antara lain:

1. Ekspor akan bertambah, karena dipasaran luar negeri ekspor negara lebih murah.
2. Impor berkurang karena barang luar negeri menjadi mahal.
3. Kenaikan ekspor dan pengurangan impor akan memperbaiki neraca pembayaran.
4. Pendapatan nasional akan bertambah akan ekspor meningkat sehingga
permintaan barang akan meningkat dan akan mendorong meningkatkatnya
investasi.
5. Mungkin inflasi akan berlaku, karena kenaikan harga barang impor akan
mendorong kenaikan barang produksi dalam negeri. Menaikkan upah buruh dan
harga-harga karena permintaan yang berlebih.
6. Diluar negeri mungkin negara-negara lain melakukan pembalasan dengan
menghalangi impor terhadap negara yang melakukan devaluasi.

Syarat-syarat yang dibutuhkan untuk menyuseskan devaluasi antara lain:

1. Permintaan barang ekspor elastis. Elastis dalam hal ini hasil penjualan ekspor
bertambah.
2. Permintaan barang yang diimpor elastis. Apabila permintaan impor elastis,
devaluasi mengurangi jumlah impor dengan tingkat yang lebih tinggi dari

96
penurunan nilai mata uang, maka pengeluaran ke atas barang-barang impor akan
menjadi lebih kecil dari sebelum devaluasi.
3. Harga-harga dalam negeri stabil. Apabila dengan devaluasi barang-barang
menjadi tinggi dari tingkat devaluasi maka harga ekspor lebih mahal dari barang
impor dari sebelum devaluasi, sehingga negara tidak akan memperoleh
keuntungan dari devaluasi.
4. Negara lain tidak turut melakukan devaluasi

Bab 13 pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam


perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan
kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi
pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama
besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan
produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat
dari potensinya. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil
terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun
sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih
tinggi nyata dan kerja meningkat. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi
yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus
menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu
indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan
ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator
yang lain yaitu distribusi pendapatan. Pendapatan Per Kapita Sebagai Pengukur Kemakmuran
Presentasi penduduk yang memiliki kendaraan, tingkat pendapatan mereka dan pemilikan
harta-harta lain merupakan petunjuk penting dalam melihat taraf kemakmursn yang dicapai.
Disamping itu, kemakmuran ditentukan pula oleh fasilitas untuk mendapatkan suplai listrik
dan air minum yang bersih, fasilitas pendidikan yang diperoleh dan taraf pendidikan yang
dicapai, taraf kesehatan dan failitas perobatan yang tersedia, keadaan perumahan masyarakat

97
miskin dan taraf perkembangan infrastruktur yang capai. Tersedianyan pekerjaan yang cukup
merupakan faktor lainnya.
2.2 Perbedaan dan Persamaan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan


kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Sedangkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses
kenaikkan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan
adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam
struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu
negara.
Pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi,
pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya
pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi yaitu :


Pertumbuhan ekonomi :
1. Merupakan proses naiknya produk per kapita dalam jangka panjang
2. Tidak memperhatikan pemerataan pendapatan
3. Tidak memperhatikan pertambahan penduduk
4. Belum tentu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat
5. Pertumbuhan ekonomi belum tentu disertai dengan pembangunan ekonomi

Pembangunan ekonomi:
1. Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha
meningkatkan produk per kapita
2. Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya
3. Memperhatikan pertambahan penduduk
4. Memperhatikan pertambahan penduduk
5. Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi memiliki persamaan yaitu :


1. Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi
98
2. Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita
3. Kedua-duanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat
4.Kedua-duanya berdampak pada kesejahteraan rakyat

Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi yaitu :

1. Produk Domestik Bruto (PDB),yaitu nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang
diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing.
2. Produk Nasional Bruto (PNB), yaitu nilai barang dan jasa yang dihitung hanyalah barang
dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari
negara yang pendapatan nasionalnya dihitung.

2.3 Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi

2.3.1 Teori Pertumbuhan Klasik


Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik ada empat faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu jumlah penduduk, jumlah stock barang-
barang modal, luas tanah, dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang
digunakan. Walaupun menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada
banyak faktor, ahli-ahli ekonomi Klasik terutama menitikberatkan perhatiannya
kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi.
Dalam teori pertumbuhan mereka, dikemukanan suatu teori yang
menjelaskan perkaitan antara pendapatan per kapita penduduk dan jumlah penduduk.
Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Apabila terdapat kekurangan
penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita.
Maka pertambahan penduduk akan menaikkan pendapatan per kapita. Akan tetapi
jika penduduk semakin banyak maka akan berlaku hukum hasil lebih yang semakin
berkurang,yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan.

2.3.2 Teori Schumpeter


Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di
dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ini ditunjukkan bahwa para
pengusaha merupakan golongan yang akan terus menerus membuat pembaharuan
atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi : memperkenalkan
99
barang baru, mempertinggi efisien cara memproduksi dalam menghasilkan sesuatu
barang, memperluas pasar suatu barang ke pasaran yang baru, mengembangkan
sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan dalam organisasi
dengan tujuan mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan. Berbagai kegiatan
inovasi ini akan memerlukan investasi baru

2.3.3 Teori Harrod-Domar


Teori Harrod-Donar dalam analisisnya bertujuan menerangkan syarat yang
harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh
atau steady growth dalam jangka panjang. Teori ini beranggapan bahwa modal harus
dipakai secara efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh
peranan pembentukan modal tersebut.

2.3.4 Teori Pertumbuhan Neo Klasik


Abramovits dan Solow dalan teori pertumbuhan Neo Klasik
mengemukakan bahwa faktor terpenting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi
bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling
penting adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran
tenaga kerja. ( Sadono Sukirno ; 433 )

2.4 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi


Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:
2.4.1 Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga
dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam
proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada
sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki
kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.

2.4.2 Faktor Sumber Daya Alam


Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam
dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam
saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak
didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya
100
alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah,
kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

2.4.3 Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang
semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih
berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas
pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan
laju pertumbuhan perekonomian.

2.4.4 Faktor Budaya


Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan
ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau
pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat
pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja
keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat
menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN,
dan sebagainya.

2.4.5 Sumber Daya Modal


Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan
kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga
dapat meningkatkan produktivitas.

Faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi diantaranya adalah :


2.4.6 Korupsi
Korupsi akan mempersulit pembangunan karena akan membuat kekacauan dan ketidak
efisienan dalam pembelanjaan.

2.4.7 Laju inflasi

101
Inflasi akan berdampak pada menurunnya indeks kepercayaan konsumen karena
masyarakat cenderung mengurangi belanja karena berhati-hati terhadap resiko kenaikkan
harga tinggi.

2.4.8 Tingkat suku bunga


Tingkat suku bungan akan mempengaruhi investasi.

2.4.9 Kenaikkan harga bahan bakar minyak


Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
nasional karena dampak kebijakan tersebut menimbulkan "multiplayer effect" menyeluruh
terhadap perekonomian.

2.4.10 Situasi keamanan yang tidak kondusif


Ada beberapa pandangan untuk menciptakan kondisi ekonomi yang kokoh dibutuhkan
stabilitas politik dan keamanan. Investor yang pada saat ini dianggap sebagai salah satu yang
berperan dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak akan mau menanamkan modalnya
(investasi jangka pendek maupun jangka panjang) jika keamanan tidak stabil.

102

Anda mungkin juga menyukai