Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH EKONOMI MIKRO DAN MAKRO

NAMA : SITI RISMA NURLAILA


NIM : 21602011268
SMT/KELAS : I-06

DOSEN PENGAMPU : ENDANG, S.E, M.M

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BOJONEGORO
2021
PERKEMBANGAN TEORI EKONOMI MIKRO DAN MAKRO
Teori Ekonomi Mikro
Teori ekonomi mikro merupakan suatu bidang dalam ilmu ekonomi yang sifatnya
menganalisis mengenai bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Adapun isu
pokok yang dianalisis meliputi bagaimana caranya menggunakan faktor produksi yang ada
secara efisien supaya kemakmuran masyarakat dapat dimaksimalkan. Teori ekonomi mikro
(yang sering juga ditulis sebagai mikroekonomi) merupakan cabang dari ilmu ekonomi yang
mempelajari perilaku individu baik konsumen dan perusahaan serta bagaimana penentuan
harga-harga pasar dan kuantitas input, barang maupun jasa yang diperjualbelikan di pasar.
Ekonomi mikro ini meneliti bagaimana keputusan dan perilaku tersebut dapat
mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, akan menentukan harga dan
bagaimana harga, pada gilirannya dapat menentukan penawaran dan permintaan atas barang
dan jasa selanjutnya. Perlu diketahui bahwa salah satu tujuan dari ekonomi mikro adalah
menganalisa pasar beserta mekanismenya yang dapat membentuk harga secara relatif kepada
produk dan jasa yang ada, dan mengaalokasikan sumber yang terbatas diantara banyak
penggunaan alternatif pemenuhan kebutuhan. Ekonomi mikro juga dapat menganalisis
kegagalan pasar (market failure), yaitu ketika pasar gagal dalam melakukan produksi hasil
yang efisien dan disamping itu juga menjelaskan berbagai kondisi yang secara teoritis
dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna.
Teori ekonomi mikro mula-mula dikembangkan oleh ahli-ahli ekonomi klasik pada
abad ke-18 dan 19, seperti Adam Smith, David Ricardo, yang selanjutnya dikembangkan oleh
Marshall dan Pigou. Untuk menyusun teorinya, ahli-ahli ekonomi klasik (mikro)
mendasarkan pada anggapan-anggapan dasar tertentu, antara lain:
1. Setiap subjek ekonomi selalu bertindak ekonomis rasional, yaitu para konsumen
selalu berusaha untuk mencapai kepuasan maksimal dari setiap barang dan jasa
yang dikonsumsi, sedangkan produsen selalu berusaha untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal.
2. Setiap subjek ekonomi mempunyai informasi yang lengkap atas segala sesuatu
yang terjadi di pasar.
3. Tingkat mobilitas tinggi sehingga para ahli ekonomi dapat segera menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di pasar.
Berdasarkan anggapan-anggapan di atas para ahli ekonomi klasik berkeyakinan
bahwa kegiatan ekonomi akan berkembang secara efisien, pertumbuhan ekonomi akan
semakin meningkat, dan kesempatan kerja penuh akan tercapai (full employment). Ekonomi
mikro menganalisa kegiatan-kegiatan dan permasalahan ekonomi dari unit-unit ekonomi
individual.
Kelahiran teori ekonomi makro ditandai dengan terbitnya buku yang berjudul The
General Theory of Employment, Interest and Money pada tahun 1973 yang ditulis oleh J. M.
Keynes ahli ekonomi Universitas Cambridge, Inggris. Dan juga buku itu dipandang sebagai
tonggak yang sangat penting dalam sejarah pemikiran ekonomi barat.
Buku itu menyajikan teori yang menunjukkan bahwa pengangguran dapat terjadi dan bahkan
untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
Teori Ekonomi Makro
Menurut sejarah, kemunculan ilmu ekonomi makro dipicu oleh sebuah peristiwa
ekonomi yang disebut Great Depression (Depresi Besar) yang terjadi di Amerika Serikat
medio 1929 sampai 1933. Peristiwa ini memicu serangkaian permasalahan di bidang
ekonomi, seperti pengangguran, investasi merosot, dan hasil dari perekonomian berkurang.
Sebagaimana diketahui peristiwa Depresi Besar diawali dari penerapan liberasi ekonomi.
Jangka waktu empat tahun, peristiwa ini memunculkan berbagai keragu-raguan atas hipotesis
dari ilmu ekonomi klasik, yang menyebutkan “invisible hand” akan bergerak
menyeimbangkan keadaan pasar. Hipotesis dari teori ini tidak terbukti dalam peristiwa ini.
Hal ini memicu seorang ekonom Inggris revolusioner, John Maynard Keynes, merilis
sebuah buku The General Theory of Employment, Interest and Money (1936). Dimana buku
ini berisi tentang kritik terhadap teori ilmu ekonomi klasik mengenai pasar yang terlalu
menekankan perekonomian dari sisi penawaran. Ia juga menawarkan solusi yang mampu
memulihkan keadaan ekonomi negara dengan bantuan negara (pemerintah) itu sendiri di
bidang ekonomi untuk memberikan rangsangan dari sisi permintaan. Dua ide radikal Keynes
dalam buku tersebut memberikan angin segar bagi dunia perekonomian. Ada tiga hal
pembaruan yang perlu dilakukan. Pertama, ilmu ekonomi perlu memperhatikan dimensi
global / agregat (MAKRO) inilah yang memunculkan ilmu ekonomi makro seperti yang kita
kenal sekarang ini. Kedua, pemerintah berperan aktif dalam analisis ekonomi, sehingga
memberikan asumsi terhadap pentingnya peranan analis kebijakan ekonomi. Ketiga, perlunya
dilakukan studi-studi empiris terkait kebijakan ekonomi makro.
Pengertian Ekonomi makro sendiri merupakan ilmu ekonomi yang memakai
pendekatan secara keseluruhan untuk mempelajari perekonomian sebuah negara dengan
komprehensif. Pendekatan ilmu ekonomi makro dinilai mampu membaca dan menjelaskan
arah perubahan ekonomi negara, yang berdampak pada masyarakat dan pasar. Seperti
disebutkan sebelumnya, ilmu ekonomi makro dianggap mampu membaca dan menjelaskan
keadaan ekonomi yang tidak mampu dijelaskan oleh pendekatan ilmu ekonomi mikro.
Contoh-contoh mengenai hal-hal yang tidak bisa dijelaskan ilmu ekonomi mikro,
antara lain:
1. Kenapa pengangguran muncul di sebuah negara?
2. Kenapa kenaikan harga umumnya diikuti pengangguran?
3. Kenapa perkembangan ekonomi negara berkembang bergerak lambat?
4. Apa faktor-faktor yang menentukan tingkat ekonomi sebuah negara?
Ekonomi makro bertujuan untuk membantu memahami serta menyelesaikan masalah
yang berhubungan dengan perekonomian negara. Ketika semua telah dipahami dan
diselesaikan, maka ekonomi makro bisa digunakan untuk menentukan kebijakan seperti apa
yang mau diambil.
FOKUS PEMBAHASAN ILMU MAKROEKONOMI
Perhatian utama dari ilmu ekonomi makro ada tiga, yaitu inflasi, pertumbuhan output,
dan pengangguran. Seorang pembuat kebijakan pemerintah pasti menginginkan inflasi
rendah, pertumbuhan output tinggi, dan pengangguran rendah.
A. Inflasi
Sukirno (2011:165) menyatakan bahwa pengertian inflasi sebagai berikut: “
Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-
menerus”. Sedangkan menurut Julius (2011:22) menyatakan bahwa pengertian
inflasi sebagai berikut: “Definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan dari
harga-harga untuk menaik secara terus menerus”. Menurut Bank Indonesia
mengemukakan bahwa Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat
inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK).
Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukan pergerakan harga dari paket
barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak juli 2008, paket barang dan
jasa dalam keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH)
tahun 2007 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Stasistik (BPS). Kemudian, BPS
akan memonitor perkambangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan
di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis
barang/jasa di setiap kota.
B. Pertumbuhan Output
Kinerja perekonomian memiliki ukuran utama yaitu output agregat, jumlah
total barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian selama satu periode
tertentu. Bila output agregat mengalami penurunan, maka barang dan jasa akan
berkurang sehingga standar hidup rata-rata menurun. Periode menurunnya output
agregat disebut resesi. Biasanya suatu kondisi dinyatakan mengalami resesi
apabila terjadi penurunan output agregat selama dua triwulan berturut-turut.
C. Pengangguran
Para ahli ekonomi makro selalu berminat terhadap tingkat pengangguran yang
naik atau turun pada periode tertentu, tapi mereka juga berusaha menjawab
mengapa selalu ada pengangguran dan jangan berharap tingkat pengangguran nol.
Karena kapan saja ada beberapa perusahaan dapat bangkrut disebabkan bersaing
dengan rivalnya, manajemen yang kurang baik, atau bernasib buruk. Dari
perusahaan yang bangkrut tersebut, para karyawannya umumnya susah
mendapatkan pekerjaan yang baru, dan sementara mereka mencari pekerjaan,
mereka menjadi pengangguran.
PERANAN PEMERINTAH
Ilmu ekonomi makro selalu menaruh perhatian yang begitu besar terhadap peranan
pemerintah dalam menangani masalahmasalah yang ada pada negara mereka masing-masing.
Adapun kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi perekonomian makro. Kebijakan
tersebut ada tiga jenis, yaitu kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan kebijakan pertumbuhan.
A. Kebijakan fiskal
Ketika tejadi inflasi di suatu negara pemerintah akan menerapkan kebijakan
fiskal Salah satu tindakan yang harus diambil oleh Bank Indonesia dalam
mengatasi masalah inflasi ini yaitu dengan cara mengurangi penawaran uang dan
menaikkan suku bunga, di mana kebijakan moneter ini akan mengurangi investasi
dan pengeluaran rumah tangga. Sedangkan kebijakan yang dilakukan oleh
kementrian keuangan dalam bentuk kebijakan fiskal yaitu dengan cara
mengurangi pengeluaran dan menaikkan pajak individu dan perusahaan. Kedua
langkah ini dapat mengurangi pengeluaran pemerintah, mengurangi investasi dan
mengurangi pengeluaran rumah tangga (Sukirno, 2016).
B. Kebijakan Moneter
Selain pajak dan pengeluaran ada lagi variabel yang dikendalikan oleh
pemerintah, yaitu jumlah uang beredar. Adanya kendali pemerintah pada jumlah
uang yang beredar di perekonomian sehingga pemerintah membutuhkan suatu
lembaga yang disebut bank sentral. Bank sentral di Indonesia bernama Bank
Indonesia (BI), sedangkan di Amerika Serikat bernama Federal Reserve (FED).
C. Kebijakan Pertumbuhan
Kekhawatiran para ahli ekonomi makro adalah kebijakan pemerintah untuk
membiayai pengeluaran yang lebih tinggi atau defisit dari pengumpulan pajak,
sebenarnya menguras seluruh simpanan (tabungan) yang seharusnya mengalir ke
dunia bisnis untuk digunakan sebagai investasi modal. Sedangkan kebijakan
pemerintah yang mendukung pertumbuhan adalah dengan menurunkan tarif pajak,
sehingga mendorong masyarakat untuk bekerja, menabung, dan melakukan
investasi.
ALIRAN PEMIKIRAN DALAM TEORI MAKROEKONOMI
Terdapat beberapa aliran dalam teori makro ekonomi, di antaranya sebagai berikut :
1. Aliran Klasik
Berikut penjelasan aliran klasik terkait anjuran atau karakteristik pemikirannya
menurut Skoulsen (2009) :
a. Kebebasan (Freedom) yaitu hak untuk memproduksi dan menukar
(memperdagangkan) produk, tenaga kerja, dan kapital.
b. Kepentingan diri (self-interest) yaitu hak seseorang untuk melakukan usaha
sendiri dan membantu kepentingan diri orang lain.
c. Persaingan (competition) yaitu hak untuk bersaing dalam produksi dan
perdagangan barang dan jasa.
Politik ekonomi kaum klasik merupakan politik ekonomi laissez faire. Politik ini
menunjukkan diri dalam tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mazhab klasik, dan
dengan keseimbangan yang bersifat otomatis, di mana masyarakat senantiasa secara
otomatis akan mencapai keseimbangan pada tingkat full employment.
2. Aliran Sosialis
Sosialisme muncul sebagai model alternatif untuk para ekonom klasik yang
dimaksudkan untuk menunjukkan secara “ilmiah” bahwa system kapitalisme
mengandung cacat fatal, yakni hanya menguntungkan kapitalisme dan bisnis besar
dengan mengeksploitasi buruh, dan kapitalisme akan mengalami krisis yang pada
akhirnya akan menghancurkan dirinya sendiri (Skousen: 2009). Sosialis mengkritisi
juga tentang krisis kapitalisme, menurut sosialis biaya yang turun, profit yang
menurun, kekuatan monopolistik, berkurangnya konsumsi, pengangguran besar-
besaran kelas proletariant semua kondisi ini akan menciptakan krisis yang lebih
destruktif dan ekstensif dan depresi bagi sistem kapitalis. (Marx dan Engels 1964) dan
semua hal tersebut disebabkan oleh teori nilai kerja klasik. Para pengritik klasik yang
lain seperti Lauderdale, Simonde De Simondi, Adam Muller, Henry Charles Carey,
Friedrich List, dan yang terakhir adalah John Stuart Mill.
3. Aliran Neo-Klasik
Pada abad ke-19, Amerika Serikat menjadi negara terkaya di muka bumi,
Amerika mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, dimana ratarata
pendapatan per kapita mengalami peningkatan 2 kai lipat meskipun jumlah populasi
penduduknya naik hampir sepuluh kali lipat. Dalam kondisi tersebut, di tahun 1883
saat Karl Marx meninggal, banyak bukti menunjukkan bahwa “upah subsisten” dari
Malthus dan Ricardo dari kelompok klasik yang juga disepakati oleh Karl Marx dari
sosialis ilmiah ternyata keliru total. Sistem kemakmuran universal ala Adam Smith
mulai memenangkan pertarungan kembali. Mazhab neoklasik telah mengubah
pandangan tentang ekonomi baik dalam teori maupun dalam metodologinya. Teori
nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja atau biaya produksi tetapi telah
beralih pada kepuasan marjinal Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru
dalam teori ekonomi.
4. Aliran Historis
Teori pertumbuhan ekonomi pernah juga dipaparkan dalam aliran klasik,
namun berbeda dengan pandangan empiris atau yang ditinjau dari perjalan manusia
itu sendiri. Maksudnya adalah, bahwa ditinjau dari sudut pandang empiris (historis)
sebuah pertumbuhan terjadi secara bertahap. Pertumbuhan ekonomi dimaknai sebagai
sebuah proses perubahan situasi perekonomian suatu negara yang bergerak secara
berkelanjutan serta menuju ke output dan outcome yang lebih baik. Sehingga dari
pertumbuhan ekonomi itu sendiri, minimal dapat menunjukkan atau menjadi salah
satu indikator untuk mengukur kesejahteraan sebuah negara serta masyarakatnya.
Konsep pemikiran aliran historis ini sendiri pada mulanya berkembang di
negara Jerman oleh beberapa tokohnya seperti Frederich List, Walt Whitman Rostow,
Karl Bucher, Werner Sombart, dan B Hilderbrand, yang membangun teoriteorinya
berdasarkan pengalam empiris, sehingga keberadaan teori-teori ini dapat
diperuntukkan untuk memprediksi serta menyusun kebijakan guna menghadapi pasar
yang lebih efektif.
KESIMPULAN
Teori ekonomi mikro merupakan suatu bidang dalam ilmu ekonomi yang sifatnya
menganalisis mengenai bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian sedangkan
pengertian Ekonomi makro sendiri merupakan ilmu ekonomi yang memakai pendekatan
secara keseluruhan untuk mempelajari perekonomian sebuah negara dengan komprehensif.
Fokus pembahasan teori makro ekonomi meliputi inflasi, pengangguran, dan pertumbuhan
output.
Ada beberapa peranan pemerintah dalam mengatasi fokus permasalahan di atas di
antaranya menerapkan kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan kebijakan pertumbuhan.
Selain itu terdapat berbagai macam aliran teori makro ekonomi di antaranya aliran klasik,
neo-klasik, sosialis dan historis.
DAFTAR PUSTAKA
Faruq, ubaid al dan Edi Mulyanto.2017.Sejarah Teori-Teori Ekonomi.Tangerang Selatan :
Unpam Press.
Hidayati, syafaatul.2019.Teori Ekonomi Makro.Tangerang Selatan : Unpam Press.
https://stmikgici.ac.id/wp-content/uploads/2018/02/EKONOMI-MAKRO.pdf
Nizarino, fajar.2021.”Pengertian Ekonomi Makro”, https://www.kozio.com/pengertian
ekonomi-makro/”, diakses pada tanggal 30 September 2021.
Triwahyuni.2021. Pengendalian Inflasi, Moneter, Dan Fiskal Dalam Perspektif Ekonomi
Makro Islam.Metro Lampung : Institut Agama Islam Agus Salim.
Veritia, Iman Lubis, Isep Amas Priatna, Susanto.2019.Teori Ekonomi Makro.Tangerang
Selatan : Unpam Press.
Wijayati, hasna.2019.Sejarah, pengertian, fokus pembahasan dan persamaan serta
perbedaannya dengan ekonomi mikro”,
https://www.portalilmu.com/2019/12/ekonomimakro-sejarah
pengertianfokus_13.html”, diakses pada tanggal 30 September 2021.

Anda mungkin juga menyukai