Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS DAN DATA MAKRO EKONOMI

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Ekonomi Makro Islam

Dosen pengampu :
Fitra Rizal, M.E.

Disusun oleh:
Kelompok 1/ ES D
Evin Isnaini (401210104)
Faruq Ilham Nurmansyah (401210111)
Fitriyani (401210119)
Ghiyasa Atsar (401201221)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PONOROGO
2022
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN .................................................................................................1
METODE ............................................................................................................1
PEMBAHASAN ...................................................................................................2

A. MIKROEKONOMI DAN MAKROEKONOMI............................................2


B. MASALAH UTAMA DALAM PEREKONOMIAN ......................................4
C. ALAT PENGAMAT PRESTASI KEGIATAN EKONOMI ..............................6
D. BEBERAPA ISTILAH PENDAPATAN NASIONAL ......................................6
E. PENDAPATAN PRIBADI DAN PENDAPATAN DISPOSIBEL......................12
F. MENENTUKAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI ..........................14
G. MASALAH PENGHITUNGAN DAN KEGUNAAN DATA ...........................16
H. CARA PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL ...............................18
I. ANALISIS STUDI KASUS ........................................................................22

KESIMPULAN .....................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................26


LAMPIRAN .........................................................................................................27

ii
ANALISIS DAN DATA MAKRO EKONOMI

PENDAHULUAN

Ilmu ekonomi merupakan studi tentang bagaimana masyarakat memilih


penggunaan sumber-sumber daya produktif langka yang mempunyai beberapa
alternatif penggunaan, untuk menghasilkan berbagai jenis komoditi, dan
mendistribusikannya kepada berbagai kelompok. Secara garis besar, pembahasan
ilmu ekonomi dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu ilmu ekonomi yang membahas
mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan rumah tangga dan sumber–
sumber produksi dinamakan ilmu ekonomi mikro, sedang ilmu ekonomi yang
membahas mengenai masalah-masalah yang lebih luas dinamakan ilmu ekonomi
makro. Makroekonomi merupakan bidang pembelajaran yang luas, namun
demikian kajian utama ilmu ini yaitu tentang pendapatan nasional, inflasi,
pengangguran, investasi dan pertumbuhan ekonomi

Ilmu mikro ekonomi dan makro ekonomi dalam praktik dan


pembahasaanya memiliki perbedaan baik dari segi pengertian maupun ruang
lingkupnya. Dalam praktiknya terjadi beberapa permasalahan yang timbul akibat
aktivitas manusia di dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Pada sebuah negara
terdapat alat pengamat prestasi kegiatan ekonomi yang menjadi barometer
berjalannya sebuah kegiatan ekonomi. Selanjutnya dalam mikroekonomi terdapat
pembahasan mengenai pendapatan nasional yang beberapa diantaranya akan
dibahas dalam makalah ini.

METODE

Dalam makalah ini, metode yang digunakan yaitu menggunakan


metodologi kualitatif dengan pendekatan kepustakaan (library reseach). Dengan
metode ini penulis mengumpulkan beberapa literature baik berupa buku maupun
jurnal, guna menganalisa data dan mengetahui tentang makroekonomi.

1
PEMBAHASAN

A. MIKROEKONOMI DAN MAKROEKONOMI


MIKRO EKONOMI
Mikroekonomi menganalisa mengenai bagian kecil dari
keseluruhan kegiatan perekonomian. Teori ini menganalisa bagian terkecil
dari seluruh kegiatan perekonomian dimana aspek yang akan dibahas
yaitu: Interaksi di pasar barang, Perilaku penjual (Produsen) dan pembeli
(konsumen), dan Pasar Faktor Produksi. (Raharja dan Manurung,2016:11).
Teori ini mempelajari perilaku individu baik konsumen dan perusahaan
serta bagaimana penentuan harga-harga pasar dan kuantitas input, barang
maupun jasa yang diperjualbelikan di pasar. Ekonomi mikro ini meneliti
bagaimana keputusan dan perilaku tersebut dapat mempengaruhi
penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, akan menentukan harga
sehingga dapat menentukan penawaran dan permintaan atas barang dan
jasa selanjutnya.
Mikroekonomi memiliki tujuan, salah satu tujuan dari ekonomi
mikro yaitu menganalisa pasar beserta mekanismenya yang dapat
membentuk harga secara relatif kepada produk dan jasa yang ada, serta
mengalokasikan sumber yang terbatas diantara banyak penggunaan
alternatif pemenuhan kebutuhan1. Adapun bidang penelitian yang penting
dalam ekonomi mikro, yaitu pembahasan mengenai keseimbangan umum
(general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris dan pilihan
dalam situasi ketidakpastian. Serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori
permainan. Disamping itu juga yang patut mendapat perhatian ialah
mengenai pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.
Teori ekonomi mikro analisisnya dapat dibuat berdasarkan
pemikiran antara lain sebagai berikut :

1
Syafaatul Hidayati, Teori Ekonomi Mikro (Tangerang Selatan : UNPAM PRESS, 2019), 12

2
1. Kebutuhan dan keinginan manusia jumlahnya sangat tidak
terbatas.
2. Kemampuan dari faktor produksi dalam menghasilkan barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat
sifatnya terbatas.2

MAKROEKONOMI

Makroekonomi merupakan salah satu bidang dalam ilmu ekonomi


yang menganalisis kegiatan perekonomian secara menyeluruh. Analisis
yang dilakukan dalam makroekonomi ini sifatnya umum dan tidak
memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit kecil (individu)
dalam perekonomian. Di dalam ekonomi makro tidak membahas kegiatan
yang dilakukan oleh seorang produsen, konsumen atau seorang pemilik
faktor produksi, tetapi pada keseluruhan tindakan para konsumen, para
pengusaha, pemerintah, lembaga-lembaga keuangan, dan negara lain
serta bagaimana pengaruh tindakan-tindakan tersebut terhadap
perekonomian secara keseluruhan3

Makroekonomi menganalisis ekonomi secara keseluruhan,


terutama mengenai inflasi, pertumbuhan ekonomi, pengangguran,
berbagai kebijakan perekonomian, serta dampak atas beragam tindakan
kebijakan pemerintah (misalnya adanya perubahan tingkat subsidi dan
pajak). Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam sebuah teori ekonomi
makro (makroekonomi) meliputi:

1. Menganalisa kegiatan konsumen, di mana yang dianalisa bukan


perilaku dari seorang pembeli, akan tetapi keseluruhan
pembeli yang ada dalam suatu perekonomian.

2
Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, edisi Ketiga, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo, 2013), 21.
3
Priyono Teddy Chandra, Esensi Ekonomi Makro (Sidoarjo : Zifatama Publisher,2016),4.

3
2. Menganalisa perilaku produsen, dalam hal ini yang dianalisa
bukanlah perilaku seorang produsen saja melainkan kegiatan
keseluruhan produsen yang ada dalam perekonomian
tersebut.

B. MASALAH UTAMA DALAM PEREKONOMIAN


Beberapa masalah utama dalam perekonomian antara lain :
1. Masalah Pertumbuhan Ekonomi
Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah
makroekonomi dalam jangka panjang. Apabila kemampuan negara
menghasilkan barang atau jasa meningkat disebabkan karena faktor
produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan
kualitasnya, maka investasi akan menambah jumlah barang modal.
Disamping itu teknologi ,tenaga kerja, pertambahan jumlah penduduk
juga akan berkembang. Menurut (Suparmoko & Sofilda : 2016) ada dua
kekuatan yang mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi yaitu
pertumbuhan faktor produksi baik itu tenaga kerja maupun kapital,
dan adanya peningkatan efisiensi dalam produksi karena
perkembangan teknologi, transportasi, komunikasi, perbaikan
pengetahuan, keterampilan dan lainnya.
2. Ketidakstabilan Ekonomi
Ketidakstabilan ekonomi dalam perekonomian terjadi ketika dalam
perekonomian terjadi perubahan atau ketidakstabilan harga barang.
Apabila harga barang tidak stabil, akan mengganggu jalannya kegiatan
perekonomian. Baik itu pengusaha, produsen, maupun konsumen itu
sendiri. Apabila terjadi kenaikan harga yang terus menerus tentu para
pelaku ekonomi tersebut akan ada yang mendapatkan keuntungan
namun ada juga yang dirugikan. Namun, secara umum kenaikan harga

4
yang terjadi terus menerus akan menghancurkan suatu perekonomian
negara dimana barang dan jasa yang tersedia akan menjadi semakin
sedikit.
3. Pengangguran
Adanya bonus demografi atau dimana keadaan usia produktif
jumlahnya lebih besar dibanding usia penduduk yang tidak produktid
dibarengi dengan kurangnya kemampuan atau skill yang dimiliki akan
menyebabkan tingkat pengangguran meningkat. Para pengangguran
ini mengurangi pendapatan masyarakat, dan ini mengurangi tingkat
kemakmuran yang mereka capai. Dalam jangka panjang dampak
buruknya yaitu kepada kesejahteraan masyarakat dan prospek
pembangunan ekonomi.
4. Inflasi
Inflasi dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga
yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi (persentasi
pertambahan kenaikan harga) berbeda dari satu period eke periode
lainnya, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain. Inflasi
cenderung membuat perekonomian lesu atau menjadi tidak
kompetitif. Sebagai contoh, inflasi yang tinggi di Italia menyebabkan
ekspor negara tersebut menjadi tidak kompetitif, yang menyebabkan
lambatnya pertumbuhan ekonomi, permintaan agregat yang lebih
rendah, demikian juga dengan defisit akun saat itu.
5. Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran
Dua neraca penting dalam suatu neraca pembayaran adalah neraca
perdagangan dan neraca keseluruhan. Neraca perdagangan
menunjukkan perimbangan di antara ekspor dan impor. Sedangkan
neraca keseluruhan menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan
aliran pembayaran ke luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan
dari luar negeri. Defisit neraca pembayaran berarti pembayaran keluar

5
negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Salah satu factor penting
yang menimbulkan masalah ini adalah impor melebihi ekspor. Jika
neraca pembayaran defisit maka mata uang asing yang masuk lebih
kecil dibandingkan mata uang asing yang keluar, sehingga akan
berdampak pada naiknya nilai mata uang asing. Negara terpaksa
melepas cadangan devisa agar jumlah mata uang asing yang tersedia
kembali normal dan nilai tukarnya terkendali.

C. ALAT PENGAMAT PRESTASI KEGIATAN EKONOMI


Alat pengamat prestasi kegiatan perekonomian atau indicator
makroekonomi (macroeconomic indicator) yang terutama adalah : 4
1. Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
perkapita.
2. Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran.
3. Tingkat perubahan harga-harga atau inflasi.
4. Kedudukan neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
5. Kestabilan nilai mata uang domestic.

D. BEBERAPA ISTILAH PENDAPATAN NASIONAL


Pengertian Pendapatan Nasional
Indikator yang paling penting dalam mengukur kondisi
perekonomian suatu negara dalam periode tertentu adalah Gross National
Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto (PNB). Secara Makroekonomi
dikenal ada 5 (lima) jenis pendapatan suatu negara yaitu5 :

4
Veritia, dkk., Teori Ekonomi Makro, (Tangerang Selatan: UNPAM PRESS, 13 Desember
2019), 12
5
Firdaus, Analisis Pendapatan, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi Nasional, Jurnal
Plano Madani Vol. I Nomor 1/2012, h. 64-65

6
1. G N P (Gross National Product) atau Produk Nasional Bruto
2. N N P (Net National Product) atau Produk Nasional Netto
3. N I (National Income) atau Pendapatan Nasional
4. P I (Personal Income) atau Pendapatan Perorangan Bruto
5. D I (Disposable Income) atau Pendapatan Perorangan Netto.

Ditinjau dari besarnya GNP maka setiap negara memiliki GNP yang
berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Hal ini dapat dilihat
pada besarnya GNP per capita masing-masing Negara. Perbedaan-
perbedaan yang timbul antar satu negara dengan lainnya menurut,
Winardi,(1983), adalah dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, antara
lain seperti :
a. Sumber daya alam yang berbeda
b. Tingkat pendidikan dan skill serta jumlah penduduk yang
berbeda
c. Adanya persediaan barang-barang modal
d. Situasi dan kondisi sosial, politik serta keamanan tiap negara.

Namun di lain sisi walaupun GNP suatu negara cukup besar tetapi
bila jumlah penduduknya sangat besar maka GNP per kapita negara yang
bersangkutan akan menjadi sangat kecil. Jika dikaitkan dengan penapat
Winardi tersebut maka kasus seperti yang dialami bangsa Indonesia sekitar
tahun 1973-1980-an, GNP Indonesia merupakan GNP terbesar dari negara-
negara ASEAN bahkan melebihi beberapa negara di ASIA, namun disatu sisi
karena jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar maka GNP per kapita
Indonesia tetap berada pada tingkat yang rendah atau lebih kecil dari
negara -negara tetangga di ASEAN maupun di ASIA.

7
Produk Domestik Bruto

Di negara-negara berkembang, yang sering juga dinamakan sebagai


"Dunia Ketiga" konsep Produk Domestik Bruto adalah konsep yang paling
penting kalau dibandingkan dengan konsep pendapatan nasional lainnya.
Produk Domestik Bruto (PDR) dapatlah diartikan sebagai wilai barang-
barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam urgana tersebut dalam
satu tahun tertentu.6

Di dalam sesuatu perekonomian, negara-negara maju maupun di


negara-negara berkembang, barang dan jasa diproduksikan bukan saja
oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut tetapi oleh penduduk
negara lain. Selalu didapati produksi nasional diciptakan oleh faktor-faktor
produksi yang berasal dari luar negeri. Perusahaan multinasional
beroperasi di berbagai negara dan membantu menaikkan nilai barang dan
jasa yang dihasilkan oleh negara-negara tersebut. Perusahaan
multinasional tersebut menyediakan modal, teknologi dan tenaga ahli
kepada negara di mana perusahaan itu beroperasi. Operasinya membantu
menambah barang dan jasa yang diproduksikan di dalam negara,
menambah penggunaan tenaga kerja dan pendapatan dan sering sekali
juga membantu menambah ekspor. Operasi mereka merupakan bagian
yang cukup penting dalam kegiatan ekonomi sesuatu negara dan nilai
produksi yang disumbangkannya perlu dihitung dalam pendapatan
nasional. Dengan demikian, Produk Domestik Bruto atau dalam istilah
Inggrisnya Gross Domestic Product (GDP), adalah nilai barang dan jasa
dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik
warga negara negara tersebut dan negara asing.

6
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, edisi Ketiga, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo, 2013),34-35.

8
Produk Nasional Bruto

Produk Nasional Bruto (PNB), atau dalam bahasa Inggris dinamakan


Gross National Product (GNP) adalah konsep yang mempunyai arti yang
bersamaan dengan GDP, tetapi memperkirakan jenis-jenis pendapatan
yang sedikit berbeda. Dalam menghitung Pendapatan Nasional Bruto, nilai
barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional banyalah barang
dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh
warga negara dari negara yang pendapatan nationalnya dibitung, Oleh
karena faktor-faktor produksi yang dimiliki warga negara sesuatu negara
terdapat di negara itu sendiri maupun di luar negeri, maka nilai produksi
yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi yang digunakan di luar negeri
juga dihitung di dalam Produk Nasional Bruto. Tetapi sebaliknya, dalam
Produk Nasional Bruto tidak dihitung produksi yang diwujudkan oleh
faktor-faktor produksi milik penduduk atau perusahaan negara lain yang
digunakan di negara iersebut.

Ini berarti secara konsepsual, pendapatan warga negara Singapura


yang bekerja di Indonesia dan keuntungan perusahaan multinasional
Jepang yang beroperasi di Indonesia tidak termasuk dalam Produk
Nasional Bruto Indonesia. Tetapi sebaliknya pendapatan pekerja pekerja
Indonesia yang bekerja di luar negeri termasuk dalam Produk Nasional
Bruto Indonesia.

Dengan memperhatikan perbedaan di antara arti PDB dan PNB di


atas dapatlah dirumuskan sifat hubungan di antara Produk Domestik Bruto
dan Produk Nasional Bruto, yaitu seperti dinyatakan oleh persamaan di
bawah ini:

PDB = PNB - PFN dari LN

9
di mana PFN dari LN adalah pendapatan faktor neto dari luar negeri.
PFN dari LN adalah pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima dari
luar negeri dikurangi dengan pendapatan faktor-faktor produksi yang
dibayarkan ke luar negeri

Pendapatan Nasional Harga Berlaku Dan Harga Tetap

Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-


barang dan jasa-jasa yang dihasilkan sesuatu negara dalam suatu tahun
dan dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut. Cara
ini adalah cara yang selalu dilakukan dalam menghitung pendapatan
nasional dari suatu periode ke periode lainnya. Dapatlah diramalkan baha
apabila dibandingkan data pendapatan nasional dalam berbagai tahun
tersebut, nilainya akan berbeda-beda dan menunjukkan kecenderungan
yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pertanibahan nilai tersebut
disebabkan oleh dua factor7 :

i. pertambahan fisikal barang dan jasa yang dihasilkan dalam


perekonomian, dan
ii. kenaikan harga-harga yang berlaku dari satu periode ke periode
lainnya

Pertumbuhan sesuatu perekonomian diukur dari pertambahan


yang sebenarnya dalam barang dan jasa yang diproduksikan. Untuk dapat
menghitung kenaikan itu dari tahun ke tahun, barang dan jasa yang
dihasilkan haruslah dihitung pada harga yang tetap, yaitu harga yang
berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk
menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun yang lain. Nilai
pendapatan nasional yang didapat dalam penghitungan secara ini
dinamakan pendapatan nasional pada harga tetap atau pendapatan

7
Ibid, h. 36

10
nasional riil. Di bagian lain dari bab ini akan diterangkan cara menghitung
pendapatan nasional pada harga tetap.

Pendapatan Nasional Harga Pasar Dan Harga Faktor

Barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam perekonomian


dapat dinilai dengan du cara, dengan menggunakan harga pasar dan
dengan menggunakan harga faktor. Sesuatu barang dikatakan dinilai
menurut harga pasar apabila penghitungan nilai barang itu menggunakan
harga yang dibayar oleh pembeli. Misalnya seorang konsumen membeli
baju dan sepatu di toko dengan harga Rp 40.000 dan Rp 60.000. Dalam
memperhitungkan nilai baju dan sepatu ini ke dalam pendapatan nasional,
nilai yang diperhitungkan adalah Rp 40.000 untuk sumbangan produksi
baju kepada pendapatan nasional, dan Rp 60.000 untuk sumbangan
produksi sepatu kepada pendapatan nasional. 8

Apabila pendapatan nasional ingin dihitung menurut harga faktor,


sumbangan baju dan sepatu di atas kepada pendapatan nasional
tergantung kepada jumlah pendapatan faktor faktor produksi yang
digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut. Misalkan
pendapatan faktor-faktor produksi untuk memproduksikan baju dan
sepatu masing masing adalah Rp 30.000 dan Rp 50.000. Dalam
penghitungan pendapatan nasional menurut harga faktor, nilai yang
disumbangkan oleh baju adalah Rp 30.000 dan nilai yang disumbangkan
oleh sepatu adalah Rp 50.000, Hubungan di antara harga pasar dan harga
faktor dapat dinyatakan secara persamaan di bawah ini:

Harga pasar = Harga faktor + Pajak tak langsung - Subsidi

Pendapatan Nasional Bruto Dan Neto

8
Ibid, h. 36-37

11
Dalam setiap harga pasar sesuatu barang termasuk nilai
penyusutan (depresiasi). Industri-industri akan menggunakan barang-
barang modal (mesin, peralatan produksi, bangunan dan perabot kantor)
untuk menghasilkan barang-barang mereka. Nilai barang harang modal
tersebut akan semakin susut dari satu periode ke periode lain. Kesusutan
nilai tersebut merupakan bagian dari biaya produksi, dan oleh sebab itu
dalam setiap harga penjualan sesuatu barang termasuk nilai depresiasi
barang modal. Dengan perkataan lain, dalam pendapatan nasional pada
harga pasar termasuk nilai penyusutan barang modal yang digunakan
untuk menghasilkan pendapatan nasional. Pendapatan nasional yang
masih meliputi depresiasi dinamakan Produk Nasional Bruto. Untuk
memperoleh Produk Nasional Neto, nilai depresiasi harus dikurangi dari
Produk Nasional Bruto. Dengan demikian: Produk Nasional Neto adalah
Produk Nasional Bruto kurang Depresiasi.

E. PENDAPATAN PRIBADI DAN PENDAPATAN DISPOSIBEL


Pendapatan Pribadi
Pendapatan pribadi adalah pendapatan yang diperoleh oleh
penduduk suatu negara dari berbagai macam sumber. Pendapatan yang
bahkan diperoleh tanpa memberikan balas jasa melakukan apapun seperti
subsidi dari pemerintah, juga termasuk dalam pendapatan pribadi. Subsidi
yang didapat dari pemerintah tanpa balas jasa tersebut misalnya seperti
BLT dan Kartu Pra Kerja di Indonesia.Pendapatan pribadi dalam beberapa
bagian memiliki hubungan dengan pendapatan nasional. Namun dalam
beberapa bagian pendapatan pribadi memiliki item yang tidak terkait
dengan pendapatan nasional. Secara sederhana, hubungan pendapatan
nasional dan pendapatan pribadi dapat digambarkan sebagai berikut:

Pendapatan nasional Dikurangi:

✓ Keuntungan perusahaan tak dibagi

12
✓ Pajak keuntungan perusahaan

✓ Kontribusi kepada dana pension (kalau ada)

Ditambah:

✓ Subsidi

✓ Bunga pinjaman konsumen

✓ Bunga pinjaman pemerintah9

Disposable Income (Pendapatan Disposabel)

Disposable income (pendapatan disposabel) adalah pendapatan


yang siap dibelanjakan. Pendapatan yang siap dibelanja disini berarti
pendapatan yang memang dapat dipergunakan oleh pemilik pendapatan
untuk memenuhi kebutuhannya. Karena dalam konteks pembicaraan
pendapatan nasional, maka pendapatan ini merujuk pada pendapatan
yang dimiliki oleh seluruh rumah tangga dalam perekonomian tersebut
yang bisa digunakan untuk belanja.

Disposable income (pendapatan disposabel) adalah pendapatan


yang dihitung dari pendapatan pribadi dikurangi pajak. Sebelumnya
diketahui bahwa pendapatan pribadi menyangkut seluruh pendapatan
yang diterima. Pendapatan pribadi yang diterima harus dikeluarkan
pembayaran pajaknya (bila kena pajak). Sisa dari pendapatan pribadi yang
dikurangi pajak inilah yang disebut disposable income (pendapatan
disposabel).10

Rumus disposable income (Pendapatan Disposabel)

9
Eko Sudarmanto. Ekonomi Pembangunan Islam. (Jakarta: Yayasan kita menulis: 2021)
10
Riyantono. Pengantar Ekonomi Mikro. (malang :umm:2001)

13
Dari pemahaman yang telah disampaikan diatas, sehingga rumus
disposable income (pendapatan disposabel) dapat diperlihatkan sebagai
berikut:

Yd = Yp – T …………………… (1)

Yd = C + S …………………… (2)

Dimana: Yd adalah disposable income, Yp adalah pendapatan


pribadi, T adalah pajak, C adalah konsumsi, dan S adalah tabungan.

Rumus disposable income (pendapatan disposabel) yang pertama


memberikan pemahaman bahwa disposable income diperoleh dari
pendapatan pribadi dikurangi pajak.

Sedangkan dari rumus disposable income (pendapatan disposabel)


kedua menunjukkan bahwa disposable income merupakan persamaan dari
konsumsi ditambah tabungan. Kita memahami bahwa disposable income
merupakan pendapatan yang siap dibelanjakan. Oleh sebab itu disposable
income difungsikan dari konsumsi. Namun keseluruhan disposable income
apakah seluruhnya digunakan untuk konsumsi? Tentu tidak. Ada sebagian
disposable income yang dijadikan tabungan. Itulah mengalami fungsi
disposable income dirumuskan sebagai fungsi dari konsumsi ditambah
tabungan.11

F. MENENTUKAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI

Definisi pertumbuhan ekonomi atau yang dalam Bahasa Inggris


disebut dengan economic growth, merupakan proses kenaikan output per
kapita yang dimiliki suatu negara dalam jangka panjang atau perubahan

11
Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, edisi Ketiga, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo, 2013), 22

14
tingkat kegiatan ekonomi suatu negara yang terjadi dalam periode tertentu
atau akumulasi dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi juga di
definisikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara
secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik dalam periode
tertentu.

Disamping itu, pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai


proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan
dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya, pertumbuhan
ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi dalam
kehidupan masyarakat.

Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan


membandingkan Gross National Product (GNP) dan Gross Domestic
Product (GDP), pada tahun yang sedang berjalan dengan tahun
sebelumnya. Kedua tolak ukur ini membantu perhitungan total output
perekonomian suatu negara.

Adapun, cara mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat


digunakan rumus sebagai berikut : Gt = ((PBDt – PBDt-1) / PBDt-1)) x100%.

Keterangan :

Gt = Laju Pertumbuhan Ekonomi

PBDt = Nilai PDB periode t

PBDt-1 = Nilai PDB periode sebelumnya

Selain itu, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi maka ada


beberapa faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya, adalah sumber
daya manusia, sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi,
budaya dan sumber daya modal.

15
Dalam menghitung pendapatan nasional suatu negara, masalah
yang umum ditemui adalah terbatasnya data yang ada, terlebih bila negara
tersebut adalah negara berkembang.Selain itu, 4 masalah lain yang biasa
ditemui adalah:

1. Perhitungan ganda (double accounting) dan Nilai Tambah


(Value Added)
2. Nominal dan Riil
3. GDP dan GNP
4. Non-market activiti

G. MASALAH PENGHITUNGAN DAN KEGUNAAN DATA


Menghitung pendapatan nasional sesuatu negara bukanlah
mudah.Beberapa masalah perlulah diatasi untuk memastikan
penghitungan pendapatan nasional yang cermat dan teliti. Dibawah ini
diterangkan beberapa masalah penting di dalam penghitungan tersebut.
1. Masalah Mengumpulkan Data dan Informasi
Tidak semua kegiatan ekonomi di dalam suatu negara
dicatatkan dengan baik. Dan apabila dicatatkan,tidaklah selalu
informasi tersebut diperoleh dengan mudah. Di banyak
kegiatan ekonomi ukuran perusahaan adalah kecil dan dalam
sesuatu negara terdapat banyak sekali perusahaan dalam suatu
industri yang sama. Dalam keadaan seperti it tidaklah mudah
mengetahui nilai produksi yang diperoleh hanyalah merupakan
taksiran yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik dan bukan yang
diberikan oleh setiap perusahaan dalam negara
2. Memilih kegiatan yang Nilai Produksinya Dihitung
Pada umumnya yang dihitung dalam pendapatan nasional
adalah: nilai produksi dari kegiatan ekonomi yang prodktif dan
hasilnya dipasarkan. Tetapi disamping prinsip ini, dibua pula

16
beberapa pengecualian yang berikut: hasil petani tradisional,
kegiatan menyalahi hukum, kegiatan di sekitar ruma, ganjaran
yang bukan berua uang.
3. Masalah Penghitungan Dua Kali
Dalam praktik adakalanhya timbul kesulitan dalam
menentukan apakah sesuatu barang itu barang jadi atau barang
setengah jadi.Kerumitan ini menyebabkan masalah
penghitungan dua kali mungkin wujud.
4. Menentukan Harga Barang-Barang
Masalah ini merupakan salah satu hal yang rumit. Pada
suatu masa tertentu harga adalah berbeda di antara satu
kawasan dengan kawasan yang lain, dan berbeda pula di
pasaraya dan di pasar malam. Disamping itu dalam jangka masa
satu tahun harga barang dapat berubah
5. Investasi Bruto dan Investasi Neto
Perbedaan antara investasi neto dan investasi bruto adalah
depresiasi. Untuk menaksir besarnya depresiasi dalam suatu
negara adalah sukar oleh karena (i) tidak ada catatan lengkap
mengenai depresiasi di berbagai kegiatan ekonomi, dan (ii)
depresiasi menurut konsep perusahaan adalah berbeda dengan
menurut pandangan negara.
6. Masalah Kenaikan Harga dan Perubahan Kualitas Barang
Data pendapatan nasional bukan saja digunakan untuk
melihat nilai produksi dalam suatu tahun tertentu tetapi juga
perubahannya dari tahun ke tahun.Untuk tujuan ini, seperti
telah diterangkan perlulah dihitung pendapatan nasional rii
dengan bantuan indeks harga.Indeks harga memberikan
gambaran mengenai tingkat perubahan harga umum dari tahun
ke tahun. Terdapat beberapa masalah dalam menghitung

17
indeks harga, seperti misalnya memilih barang yang akan
digunakan.

Kegunaan Data Pendapatan Nasional

Data pendapatan nasional pada suatu tahun tertentu memberi


gambaran tentang tingkat kegiatan ekonomi negara yang dicapai dan nilai
output yang di produksikan, komposisi dari pembelajaran agregat,
sumbangan berbagai sektor dalam mewujudkan pendapatan nasional, dan
taraf kemakmuran yang dicapai. Seterusnya, membandingkan data
pendapatan nasional dari tahun ke tahun akan memberikan gambaran
tentang tingkat pertumbuhan ekonomi, perubahan struktur ekonomi dan ,
peningkatan taraf kemakmuran masyarakat. Disamping itu data
pendapatan nasional berguna sebagai dasar dalam membuat ramalan dan
perencanaan ekonomi di masa depan.

H. CARA PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL


Mengenai data pendapatan nasional di Indonesia dikumpulkan dan
dihitung serta disajikan oleh Biro Pusat Statistik Penghitungan pendapatan
nasional dimulai dengan Produk Domistik Bruto. Sebagaimana diketahui
bahwa Produk Domistik Bruto (PDB) itu sendiri dapat dihitung atau diukur
dengan tiga macam pendekatan yaitu:
1. Pendekatan Produksi

Menurut pendekatan produksi, Produk Domistik Bruto (PDB)


adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu
setahun. Unit-unit produksi yang dimaksud secara garis besar
dipilih-pilih menjadi 11 sektor atau lapangan usaha yaitu:
pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan,
listrik, gas, dan air minum, bangunan, perdagangan, pengangkutan

18
dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya sewa rumah,
pemerintahan: dan jasa-jasa. 12

Contoh:
Industri pengolahan bahan tekstil melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Membeli 1500 kapas dari petani kapas dengan harga 150.000 per meter
b. Kapas diolah menjadi benang dengan harga 170.000
c. Benang diolah menjadi kain dengan harga 200.000
d. Kain diolah menjadipakaian garment dengan harga 250.000
e. Pakaian dijual di pusat perbelanjaan dengan harga 300.000

Pendapatan nasional metode produksi (nilai tambah) adalah:

Petani kapas 1500 x Rp150.000 = Rp225.000.000


Benang (1500 x Rp170.000) – (1500 x Rp150.000) = Rp 30.000.000
Kain (1500 x Rp200.000) – (1500 x Rp170.000) = Rp 45.000.000
Pakaian (1500 x Rp250.000) – (1500 x Rp200.000) = Rp 75.000.000
Pasar (1500 x Rp300.000) – (1500 x Rp250.000) = Rp 75.000.000
+

Pendapatan nasional = Rp450.000.000


2. Pendekatan Pendapatan
Menggunakan “pendekatan pendapatan” (earning approach) kita
Menjumlahkan seluruh balas jasa terhadap “ Faktor produksi
tenaga kerja, faktor Produksi“ alat kapital dan tanah, faktor modal
finansial, dan faktor produksi Keahlian manajerial untuk
mendapatkan nilai pendapatan nasional. Upah/gaji Sebagai balas
jasa untuk tenaga kerja + sewa sebagai balas jasa untuk tanah dan
Alat-alat kapital seperti gedung, mesin, mobil, dan sebagainya +

12
Priyono Teddy Chandra, Esensi Ekonomi Makro (Sidoarjo : Zifatama Publisher,2016),8

19
bunga sebagai Balas jasa terhadap modal finansial + laba sebagai
balas jasa terhadap keahlian (skill)13.

Dalam Sukirno (2017: 45) menyatakan bahwa “penghitungan


pendapatan Nasional yang sebenarnya, penggolongan pendapatan“
faktor-faktor “Produksi tidak Selalu mengikuti penggolongan pendapatan
faktor produksi. Dengan kata lain, “Pendapatan nasional tidak ditentukan
dengan menghitung dan menjumlahkan Seluruh gaji, upah, sewa, bunga,
dan keuntungan yang diterima oleh seluruh“Faktor-faktor produksi dalam
satu tahun tertentu”. “Sebabnya adalah karena dalam Perekonomian
terdapat banyak kegiatan dimana pendapatannya merupakan Gabungan
dari gaji, upah sewa, bunga dan keuntungan.

Contoh bentuk pendapatan adalah pendapatan yang diperoleh


perusahan “Perseorangan. Untuk suatu perusahaan perseorangan“
(misalnya restauran yang Dikelola anggota keluarga) yang dimaksud
dengan “Keuntungan usahanya adalah Gaji, upah, bunga, sewa, dan
keuntungan sebenarnya dari usaha yang dilakukan Oleh keluarga“
tersebut. Oleh karena itu, penghitungan pendapatan nasional. Menurut
Sukirno (2017: 45) digolongkan dengan menggolongkan “Pendapatan Yang
diterima faktor-faktor“ produksi, yakni:

a. Pendapatan pekerja, yakni gaji dan upah


b. Pendapatan dari usaha perseorangan
c. Pendapatan sewa
d. Bunga“ netto
e. Keuntungan perusahaan.

Namun dapat juga dinyatakan dengan persamaan:

13
Siradjuddin, Pengantar Teori Ekonomi Makro ( Makassar: Alauddin University Press:
2012), 13.

20
Keterangan:
Y:W+i+r+𝝅
Y : Pendapatan Nasional
W : Gaji/upah/ganjaran diterima pekerja
I : Bunga (Interest)
R : Sewa ( Rent)
𝝅 : Keuntungan yang diperoleh pengusaha atau perusahaan14
Contoh :
Suatu negara memiliki data pendapatan yang diterima masyarakat
konsumen terdiri dari pendapatan sewa 123.300, upah 212.500, bunga
232.000, dan laba 315.400. maka jumlah pendapatan nasional adalah:
= 123.300 + 212.500 + 232.000 + 315.400
= 883.200
3. Pendekatan Pengeluaran
Penghitungan PDB dengan pendekatan pengeluaran
menunjukkan Penjumlahan pengeluaran semua unit-unit (satuan-
satuan) Ekonomi yang ada Dalam perekonomian. Ada 4 macam
satuan ekonomi yang kita ketahui. Yaitu: Rumah tangga,
perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. Masing-masing unit
Melakukan pengeluaran. Rumah tangga pengeluarannya disebut
konsumsi (C), Perusahaan pengeluarannya disebut investasi (I),
pemerintah pengeluarannya Disebut pengeluaran pemerintah (G)
sedangkan luar negeri pengeluarannya Merupakn selisih antara
ekspor dan impor (X-M).Tiap pengeluaran seseorang merupakan
penerimaan bagi orang lain. Jadi Jika seseorang membeli sesuatu,
ia mengeluarkan uang dan pihak penjual Menerima uang itu. Tetapi
orang yang menerima uang tadi akan mengeluarkan

14
R. Agoes Kamaroellah, Isu-isu Strategi Makro Ekonomi ( Surabaya: CV. Zitatama Jawara
Group Of Jakad Publishing ),63.

21
(membelanjakan) uangnya sebagian atau seluruhnya kepada orang
lain lagi Sehingga sesungguhnya jika semua pengeluaran
dijumlahkan menjadi satu akan Membentuk PDB.15
Contoh: Pengeluaran rumah tangga yang terjadi di suatu
negara terdiri dari konsumsi rumah tangga 342.300, investasi
produsen 250.000, pengeluaran pemerintah 239.000, expor
barang dan jasa 348.300, impor barang dan jasa 158.000. maka
pendapatan nasional adalah
= 342.300 + 250.000 + 239.000 + (348.300 – 158.000)
= 342.300 + 250.000 + 239.000 + 190.300
= 1.021.600
I. ANALISIS STUDI KASUS
Pendapatan Nasional Indonesia 2005-2009
Pendapatan Nasional disebut juga Produk Domestik Bruto(PDB)
atau Gross Domestic Product(GDP) adalah “Nilai barang dan jasa akhir
berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh sebuah perekonomian
dalam satu periode dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang
berada dalam perekonomian tersebut. Dalam konteks Negara, Indonesia
juga menghitung Pendapatan Nasionalnya dalam kurun waktu 1
tahun/periode.
Berikut data Pendapatan Nasional Negara Republik Indonesia dari
tahun 2005-2009 :

Lapangan Usaha/ Industrial Origin 2005 2006 2007 2008 2009

a. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan/Agriculture,


Livestock, Foresty and Fishery (%)(TrilliunRp) 13,39% (234,44)
13% (240,13) 13,7% (269,11) 14,5% (301,94) 15,3% (333,08)

15
Veritia V Lubis, Tori Ekonomi Makro,(banten: umpam press, 2019),10

22
b. Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying
(%)(TrilliunRp) 10,44% (111,18) 11% (203,18) 11,2%
(220,01) 10,9% (226,97) 10,5% (228,58)
c. Industri Pengolahan/Manufacturing Industry (%)(TrilliunRp)
28,06% (491,28) 27,5% (507,96) 27% (530,37) 27,9%
(580,97) 26,4% (574,72)
d. Listrik, Gas dan Air Bersih/Electricity, Gas and Water Supply
(%)(TrilliunRp) 0,92% (16,11) 0,9% (16,62) 0,9% (17,68)
0,8% (16,66) 0,8% (17,42)
e. Konstruksi/Construction (%)(TrilliunRp) 6,35% (111,18) 7,5%
(138,54) 7,7% (151,25) 8,5% (177,00) 9,9% (215,52)
f. Perdagangan, Hotel dan Restoran/Trade, Hotel and Restaurant
(%)(TrilliunRp) 15,75% (275,75) 15% (277,07) 15% (294,65)
14% (291,52) 13,4% (291,72)
g. Pengangkutan dan Komunikasi/Transport and Communication
(%)(TrilliunRp) 6,63% (116,08) 6,9% (127,45) 6,7% (131,61)
6,3% (131,18) 6,3% (137,15)
h. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan/Finance, Real Estate
and Business Services (%)(TrilliunRp) 8,36% (146,37) 8,1%
(149,62) 7,7% (151,25) 7,4% (154,10) 7,2% (156,74)
i. Jasa-jasa/Services (%)(TrilliunRp) 10,1% (176,83) 10,1%
(186,56) 10,1% (198,40) 9,7% (201,99) 10,2% (222,05)

Produk Domestik Bruto/ Gross Domestic Product (%)(TrilliunRp)


100 100 100 100 100

PDB Tanpa Migas /GDP Without Oil and Gas (%)(TrilliunRp)


88,93% (1557,01) 88,9% (1642,10) 89,5% (1758,10) 89,4% (1861,59)
91,7% (1996,29)
Sumber : Biro Pusat Statistik

23
Dari data tersebut bisa kita simpulkan bahwa setiap tahunnya
Indonesia mengalami peningkatan Pendapatan Nasional. Indonesia juga
menjadi salah satu negara dengan PDB terbesar didunia. Pendapatan
terbesar berada pada bidang Industri Pengolahan yg berkisar di atas 25%
dari PDB. Pada tahun 2005 Pendapatan Nasional Indonesia terbesar
dipasok dari sektor pertambangan sebesar Rp 491,28 triliuni. Dilihat dari
PDB tanpa Migas juga tidak terpaut jauh dari PDB dengan migas, itu berarti
sektor tersebut memberikan PDB yang cukup besar. Pendapatan Nasional
Indonesia terkecil berada pada sektor Listrik, Gas dan Air Bersih yang
berkisar di bawah 1% dari PDB.
Sedangkan mulai dari tahun 2006 hingga 2009 sektor Industri yang
paling besar menyumbang Pendapatan Nasional. Dapat dikatakan bahwa
Indonesia saat ini berkembang menjadi Negara Industri walaupun
Indonesia disebut sebagai negara Agraris. Mengapa demikian ? Indonesia
menpunyai peluang besar untuk menjadi Negara Industri dengan SDM
yang ada dan dengan adanya teknologi yang berkembang cukup pesat saat
ini. Dengan menjadikan Industri sebagai tonggak utama Pembangunan dan
diberdayakannya SDM yang ada, bukan tidak mungkin Indonesia dapat
menciptakan peluang usaha guna mengurangi tingkat pengangguran dan
kemiskinan serta meningkatkan derajat hidup rakyat banyak.

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi merupakan studi tentang bagaimana masyarakat memilih


penggunaan sumber-sumber daya produktif langka yang mempunyai beberapa
alternatif penggunaan, untuk menghasilkan berbagai jenis komoditi, dan
mendistribusikannya kepada berbagai kelompok. Secara garis besar, pembahasan
ilmu ekonomi dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu ilmu ekonomi yang membahas
mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan rumah tangga dan sumber–
sumber produksi dinamakan ilmu ekonomi mikro, sedang ilmu ekonomi yang

24
membahas mengenai masalah-masalah yang lebih luas dinamakan ilmu ekonomi
makro.

Mikroekonomi menganalisa mengenai bagian kecil dari keseluruhan


kegiatan perekonomian. Sedangkan, Makroekonomi merupakan salah satu bidang
dalam ilmu ekonomi yang menganalisis kegiatan perekonomian secara
menyeluruh.

Masalah utama dalam perekonomian, meliputi Masalah Pertumbuhan


Ekonomi, Ketidakstabilan Ekonomi, Pengangguran, Inflasi, dan
Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran.

25
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Priyono Teddy. Esensi Ekonomi Makro. Sidoarjo : Zifatama


Publisher.2016.

Firdaus. Analisis Pendapatan, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi Nasional. Jurnal


Plano Madani Vol. I Nomor 1/2012,

Hidayati, Syafaatul. Teori Ekonomi Mikro. Tanggerang Selatan : UNPAM


PRESS.2019.

Kamaroellah, R. Agoes. Isu-isu Strategi Makro Ekonomi. Surabaya: CV. Zitatama


Jawara Group Of Jakad Publishing. 2018.

Manurung,Raharja. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Jakarta : Universitas


Indonesia. 2008.

Riyantono. Pengantar Ekonomi Mikro. Malang :umm:2001.

Siradjuddin. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Makassar: Alauddin University


Press: 2012

Sukirno, Sadono. Mikroekonomi Teori Pengantar.edisi Ketiga.Jakarta: PT


RajaGrafindo.2013.

Sukirno, Sadono. Makroekonomi Teori Pengantar. edisi Ketiga. Jakarta: PT.


RajaGrafindo.2013.

Veritia, dkk.,Teori Ekonomi Makro. Banten: UNPAM PRESS. 2019

Sudarmanto, Eko. Ekonomi Pembangunan Islam.Jakarta: Yayasan kita menulis:


2021.

26
LAMPIRAN

No Nama NIM Deskripsi Tugas

1. Evin Isnaini 401210104 - Menyusun Makalah


- Mencari materi terkait
Mikroekonomi dan Makroekonomi
- Mencari materi Masalah Utama
dalam Perekonomian
- Mencari Materi Masalah
Penghitungan dan kegunaan Data

2. Faruq Ilham 401210111 - Mencari materi Alat Pengamat


Nurmansyah Prestasi Kegiatan Ekonomi
- Mencari Materi Beberapa Istilah
Pendapatan Nasional
3. Fitriyani 401210119 - Mencari materi Pendapatan
Pribadi dan Pendapatan Disposibel
- Mencari materi Menentukan
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
- Membuat PPT
4. Ghiyasa Atsar 40120121 - Mencari materi Cara Penghitungan
Pendapatan Nasional
- Mencari materi Analisis Studi
Kasus

27

Anda mungkin juga menyukai