Dosen pengampu :
Fitra Rizal, M.E.
Disusun oleh:
Kelompok 1/ ES D
Evin Isnaini (401210104)
Faruq Ilham Nurmansyah (401210111)
Fitriyani (401210119)
Ghiyasa Atsar (401201221)
PENDAHULUAN .................................................................................................1
METODE ............................................................................................................1
PEMBAHASAN ...................................................................................................2
KESIMPULAN .....................................................................................................24
ii
ANALISIS DAN DATA MAKRO EKONOMI
PENDAHULUAN
METODE
1
PEMBAHASAN
1
Syafaatul Hidayati, Teori Ekonomi Mikro (Tangerang Selatan : UNPAM PRESS, 2019), 12
2
1. Kebutuhan dan keinginan manusia jumlahnya sangat tidak
terbatas.
2. Kemampuan dari faktor produksi dalam menghasilkan barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat
sifatnya terbatas.2
MAKROEKONOMI
2
Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, edisi Ketiga, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo, 2013), 21.
3
Priyono Teddy Chandra, Esensi Ekonomi Makro (Sidoarjo : Zifatama Publisher,2016),4.
3
2. Menganalisa perilaku produsen, dalam hal ini yang dianalisa
bukanlah perilaku seorang produsen saja melainkan kegiatan
keseluruhan produsen yang ada dalam perekonomian
tersebut.
4
yang terjadi terus menerus akan menghancurkan suatu perekonomian
negara dimana barang dan jasa yang tersedia akan menjadi semakin
sedikit.
3. Pengangguran
Adanya bonus demografi atau dimana keadaan usia produktif
jumlahnya lebih besar dibanding usia penduduk yang tidak produktid
dibarengi dengan kurangnya kemampuan atau skill yang dimiliki akan
menyebabkan tingkat pengangguran meningkat. Para pengangguran
ini mengurangi pendapatan masyarakat, dan ini mengurangi tingkat
kemakmuran yang mereka capai. Dalam jangka panjang dampak
buruknya yaitu kepada kesejahteraan masyarakat dan prospek
pembangunan ekonomi.
4. Inflasi
Inflasi dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga
yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi (persentasi
pertambahan kenaikan harga) berbeda dari satu period eke periode
lainnya, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain. Inflasi
cenderung membuat perekonomian lesu atau menjadi tidak
kompetitif. Sebagai contoh, inflasi yang tinggi di Italia menyebabkan
ekspor negara tersebut menjadi tidak kompetitif, yang menyebabkan
lambatnya pertumbuhan ekonomi, permintaan agregat yang lebih
rendah, demikian juga dengan defisit akun saat itu.
5. Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran
Dua neraca penting dalam suatu neraca pembayaran adalah neraca
perdagangan dan neraca keseluruhan. Neraca perdagangan
menunjukkan perimbangan di antara ekspor dan impor. Sedangkan
neraca keseluruhan menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan
aliran pembayaran ke luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan
dari luar negeri. Defisit neraca pembayaran berarti pembayaran keluar
5
negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Salah satu factor penting
yang menimbulkan masalah ini adalah impor melebihi ekspor. Jika
neraca pembayaran defisit maka mata uang asing yang masuk lebih
kecil dibandingkan mata uang asing yang keluar, sehingga akan
berdampak pada naiknya nilai mata uang asing. Negara terpaksa
melepas cadangan devisa agar jumlah mata uang asing yang tersedia
kembali normal dan nilai tukarnya terkendali.
4
Veritia, dkk., Teori Ekonomi Makro, (Tangerang Selatan: UNPAM PRESS, 13 Desember
2019), 12
5
Firdaus, Analisis Pendapatan, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi Nasional, Jurnal
Plano Madani Vol. I Nomor 1/2012, h. 64-65
6
1. G N P (Gross National Product) atau Produk Nasional Bruto
2. N N P (Net National Product) atau Produk Nasional Netto
3. N I (National Income) atau Pendapatan Nasional
4. P I (Personal Income) atau Pendapatan Perorangan Bruto
5. D I (Disposable Income) atau Pendapatan Perorangan Netto.
Ditinjau dari besarnya GNP maka setiap negara memiliki GNP yang
berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Hal ini dapat dilihat
pada besarnya GNP per capita masing-masing Negara. Perbedaan-
perbedaan yang timbul antar satu negara dengan lainnya menurut,
Winardi,(1983), adalah dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, antara
lain seperti :
a. Sumber daya alam yang berbeda
b. Tingkat pendidikan dan skill serta jumlah penduduk yang
berbeda
c. Adanya persediaan barang-barang modal
d. Situasi dan kondisi sosial, politik serta keamanan tiap negara.
Namun di lain sisi walaupun GNP suatu negara cukup besar tetapi
bila jumlah penduduknya sangat besar maka GNP per kapita negara yang
bersangkutan akan menjadi sangat kecil. Jika dikaitkan dengan penapat
Winardi tersebut maka kasus seperti yang dialami bangsa Indonesia sekitar
tahun 1973-1980-an, GNP Indonesia merupakan GNP terbesar dari negara-
negara ASEAN bahkan melebihi beberapa negara di ASIA, namun disatu sisi
karena jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar maka GNP per kapita
Indonesia tetap berada pada tingkat yang rendah atau lebih kecil dari
negara -negara tetangga di ASEAN maupun di ASIA.
7
Produk Domestik Bruto
6
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, edisi Ketiga, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo, 2013),34-35.
8
Produk Nasional Bruto
9
di mana PFN dari LN adalah pendapatan faktor neto dari luar negeri.
PFN dari LN adalah pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima dari
luar negeri dikurangi dengan pendapatan faktor-faktor produksi yang
dibayarkan ke luar negeri
7
Ibid, h. 36
10
nasional riil. Di bagian lain dari bab ini akan diterangkan cara menghitung
pendapatan nasional pada harga tetap.
8
Ibid, h. 36-37
11
Dalam setiap harga pasar sesuatu barang termasuk nilai
penyusutan (depresiasi). Industri-industri akan menggunakan barang-
barang modal (mesin, peralatan produksi, bangunan dan perabot kantor)
untuk menghasilkan barang-barang mereka. Nilai barang harang modal
tersebut akan semakin susut dari satu periode ke periode lain. Kesusutan
nilai tersebut merupakan bagian dari biaya produksi, dan oleh sebab itu
dalam setiap harga penjualan sesuatu barang termasuk nilai depresiasi
barang modal. Dengan perkataan lain, dalam pendapatan nasional pada
harga pasar termasuk nilai penyusutan barang modal yang digunakan
untuk menghasilkan pendapatan nasional. Pendapatan nasional yang
masih meliputi depresiasi dinamakan Produk Nasional Bruto. Untuk
memperoleh Produk Nasional Neto, nilai depresiasi harus dikurangi dari
Produk Nasional Bruto. Dengan demikian: Produk Nasional Neto adalah
Produk Nasional Bruto kurang Depresiasi.
12
✓ Pajak keuntungan perusahaan
Ditambah:
✓ Subsidi
9
Eko Sudarmanto. Ekonomi Pembangunan Islam. (Jakarta: Yayasan kita menulis: 2021)
10
Riyantono. Pengantar Ekonomi Mikro. (malang :umm:2001)
13
Dari pemahaman yang telah disampaikan diatas, sehingga rumus
disposable income (pendapatan disposabel) dapat diperlihatkan sebagai
berikut:
Yd = Yp – T …………………… (1)
Yd = C + S …………………… (2)
11
Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, edisi Ketiga, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo, 2013), 22
14
tingkat kegiatan ekonomi suatu negara yang terjadi dalam periode tertentu
atau akumulasi dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi juga di
definisikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara
secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik dalam periode
tertentu.
Keterangan :
15
Dalam menghitung pendapatan nasional suatu negara, masalah
yang umum ditemui adalah terbatasnya data yang ada, terlebih bila negara
tersebut adalah negara berkembang.Selain itu, 4 masalah lain yang biasa
ditemui adalah:
16
beberapa pengecualian yang berikut: hasil petani tradisional,
kegiatan menyalahi hukum, kegiatan di sekitar ruma, ganjaran
yang bukan berua uang.
3. Masalah Penghitungan Dua Kali
Dalam praktik adakalanhya timbul kesulitan dalam
menentukan apakah sesuatu barang itu barang jadi atau barang
setengah jadi.Kerumitan ini menyebabkan masalah
penghitungan dua kali mungkin wujud.
4. Menentukan Harga Barang-Barang
Masalah ini merupakan salah satu hal yang rumit. Pada
suatu masa tertentu harga adalah berbeda di antara satu
kawasan dengan kawasan yang lain, dan berbeda pula di
pasaraya dan di pasar malam. Disamping itu dalam jangka masa
satu tahun harga barang dapat berubah
5. Investasi Bruto dan Investasi Neto
Perbedaan antara investasi neto dan investasi bruto adalah
depresiasi. Untuk menaksir besarnya depresiasi dalam suatu
negara adalah sukar oleh karena (i) tidak ada catatan lengkap
mengenai depresiasi di berbagai kegiatan ekonomi, dan (ii)
depresiasi menurut konsep perusahaan adalah berbeda dengan
menurut pandangan negara.
6. Masalah Kenaikan Harga dan Perubahan Kualitas Barang
Data pendapatan nasional bukan saja digunakan untuk
melihat nilai produksi dalam suatu tahun tertentu tetapi juga
perubahannya dari tahun ke tahun.Untuk tujuan ini, seperti
telah diterangkan perlulah dihitung pendapatan nasional rii
dengan bantuan indeks harga.Indeks harga memberikan
gambaran mengenai tingkat perubahan harga umum dari tahun
ke tahun. Terdapat beberapa masalah dalam menghitung
17
indeks harga, seperti misalnya memilih barang yang akan
digunakan.
18
dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya sewa rumah,
pemerintahan: dan jasa-jasa. 12
Contoh:
Industri pengolahan bahan tekstil melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Membeli 1500 kapas dari petani kapas dengan harga 150.000 per meter
b. Kapas diolah menjadi benang dengan harga 170.000
c. Benang diolah menjadi kain dengan harga 200.000
d. Kain diolah menjadipakaian garment dengan harga 250.000
e. Pakaian dijual di pusat perbelanjaan dengan harga 300.000
12
Priyono Teddy Chandra, Esensi Ekonomi Makro (Sidoarjo : Zifatama Publisher,2016),8
19
bunga sebagai Balas jasa terhadap modal finansial + laba sebagai
balas jasa terhadap keahlian (skill)13.
13
Siradjuddin, Pengantar Teori Ekonomi Makro ( Makassar: Alauddin University Press:
2012), 13.
20
Keterangan:
Y:W+i+r+𝝅
Y : Pendapatan Nasional
W : Gaji/upah/ganjaran diterima pekerja
I : Bunga (Interest)
R : Sewa ( Rent)
𝝅 : Keuntungan yang diperoleh pengusaha atau perusahaan14
Contoh :
Suatu negara memiliki data pendapatan yang diterima masyarakat
konsumen terdiri dari pendapatan sewa 123.300, upah 212.500, bunga
232.000, dan laba 315.400. maka jumlah pendapatan nasional adalah:
= 123.300 + 212.500 + 232.000 + 315.400
= 883.200
3. Pendekatan Pengeluaran
Penghitungan PDB dengan pendekatan pengeluaran
menunjukkan Penjumlahan pengeluaran semua unit-unit (satuan-
satuan) Ekonomi yang ada Dalam perekonomian. Ada 4 macam
satuan ekonomi yang kita ketahui. Yaitu: Rumah tangga,
perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. Masing-masing unit
Melakukan pengeluaran. Rumah tangga pengeluarannya disebut
konsumsi (C), Perusahaan pengeluarannya disebut investasi (I),
pemerintah pengeluarannya Disebut pengeluaran pemerintah (G)
sedangkan luar negeri pengeluarannya Merupakn selisih antara
ekspor dan impor (X-M).Tiap pengeluaran seseorang merupakan
penerimaan bagi orang lain. Jadi Jika seseorang membeli sesuatu,
ia mengeluarkan uang dan pihak penjual Menerima uang itu. Tetapi
orang yang menerima uang tadi akan mengeluarkan
14
R. Agoes Kamaroellah, Isu-isu Strategi Makro Ekonomi ( Surabaya: CV. Zitatama Jawara
Group Of Jakad Publishing ),63.
21
(membelanjakan) uangnya sebagian atau seluruhnya kepada orang
lain lagi Sehingga sesungguhnya jika semua pengeluaran
dijumlahkan menjadi satu akan Membentuk PDB.15
Contoh: Pengeluaran rumah tangga yang terjadi di suatu
negara terdiri dari konsumsi rumah tangga 342.300, investasi
produsen 250.000, pengeluaran pemerintah 239.000, expor
barang dan jasa 348.300, impor barang dan jasa 158.000. maka
pendapatan nasional adalah
= 342.300 + 250.000 + 239.000 + (348.300 – 158.000)
= 342.300 + 250.000 + 239.000 + 190.300
= 1.021.600
I. ANALISIS STUDI KASUS
Pendapatan Nasional Indonesia 2005-2009
Pendapatan Nasional disebut juga Produk Domestik Bruto(PDB)
atau Gross Domestic Product(GDP) adalah “Nilai barang dan jasa akhir
berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh sebuah perekonomian
dalam satu periode dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang
berada dalam perekonomian tersebut. Dalam konteks Negara, Indonesia
juga menghitung Pendapatan Nasionalnya dalam kurun waktu 1
tahun/periode.
Berikut data Pendapatan Nasional Negara Republik Indonesia dari
tahun 2005-2009 :
15
Veritia V Lubis, Tori Ekonomi Makro,(banten: umpam press, 2019),10
22
b. Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying
(%)(TrilliunRp) 10,44% (111,18) 11% (203,18) 11,2%
(220,01) 10,9% (226,97) 10,5% (228,58)
c. Industri Pengolahan/Manufacturing Industry (%)(TrilliunRp)
28,06% (491,28) 27,5% (507,96) 27% (530,37) 27,9%
(580,97) 26,4% (574,72)
d. Listrik, Gas dan Air Bersih/Electricity, Gas and Water Supply
(%)(TrilliunRp) 0,92% (16,11) 0,9% (16,62) 0,9% (17,68)
0,8% (16,66) 0,8% (17,42)
e. Konstruksi/Construction (%)(TrilliunRp) 6,35% (111,18) 7,5%
(138,54) 7,7% (151,25) 8,5% (177,00) 9,9% (215,52)
f. Perdagangan, Hotel dan Restoran/Trade, Hotel and Restaurant
(%)(TrilliunRp) 15,75% (275,75) 15% (277,07) 15% (294,65)
14% (291,52) 13,4% (291,72)
g. Pengangkutan dan Komunikasi/Transport and Communication
(%)(TrilliunRp) 6,63% (116,08) 6,9% (127,45) 6,7% (131,61)
6,3% (131,18) 6,3% (137,15)
h. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan/Finance, Real Estate
and Business Services (%)(TrilliunRp) 8,36% (146,37) 8,1%
(149,62) 7,7% (151,25) 7,4% (154,10) 7,2% (156,74)
i. Jasa-jasa/Services (%)(TrilliunRp) 10,1% (176,83) 10,1%
(186,56) 10,1% (198,40) 9,7% (201,99) 10,2% (222,05)
23
Dari data tersebut bisa kita simpulkan bahwa setiap tahunnya
Indonesia mengalami peningkatan Pendapatan Nasional. Indonesia juga
menjadi salah satu negara dengan PDB terbesar didunia. Pendapatan
terbesar berada pada bidang Industri Pengolahan yg berkisar di atas 25%
dari PDB. Pada tahun 2005 Pendapatan Nasional Indonesia terbesar
dipasok dari sektor pertambangan sebesar Rp 491,28 triliuni. Dilihat dari
PDB tanpa Migas juga tidak terpaut jauh dari PDB dengan migas, itu berarti
sektor tersebut memberikan PDB yang cukup besar. Pendapatan Nasional
Indonesia terkecil berada pada sektor Listrik, Gas dan Air Bersih yang
berkisar di bawah 1% dari PDB.
Sedangkan mulai dari tahun 2006 hingga 2009 sektor Industri yang
paling besar menyumbang Pendapatan Nasional. Dapat dikatakan bahwa
Indonesia saat ini berkembang menjadi Negara Industri walaupun
Indonesia disebut sebagai negara Agraris. Mengapa demikian ? Indonesia
menpunyai peluang besar untuk menjadi Negara Industri dengan SDM
yang ada dan dengan adanya teknologi yang berkembang cukup pesat saat
ini. Dengan menjadikan Industri sebagai tonggak utama Pembangunan dan
diberdayakannya SDM yang ada, bukan tidak mungkin Indonesia dapat
menciptakan peluang usaha guna mengurangi tingkat pengangguran dan
kemiskinan serta meningkatkan derajat hidup rakyat banyak.
KESIMPULAN
24
membahas mengenai masalah-masalah yang lebih luas dinamakan ilmu ekonomi
makro.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
27