Anda di halaman 1dari 19

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Dosen Pengempu : I Nyoman Rindra Hanjaswara., M.Si

Disusun Oleh Kelompok 10 :


I Kadek Sudarsana (09)
I Dewa Gede Rama Putra (18)
I Gede Tangkas Sandika (20)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-
Nya penulis dapat bekerja dengan baik dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul
“Ekonomi Makro”. Dalam makalah ini penulis memaparkan ruang lingkup ekonomi makro,
permasalahan ekonomi makro, peran pememrintah dalam ekonomi makro, tujuan dan instrumen
ekonomi makro, permintaan dan penawaran agregat dalam ekonomi makro dan siklus airan
pendapatan dan iteraksi pasar .

Dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan-kesalahan baik itu dalam hal
pengetikan, penyusunan makalah yang kurang sempurna, penulis meminta maaf dan sangat
membutuhkan saran dan kritik yang membangun guna memperbaiki makalah yang kurang
sempurna ini. Selaku penulis makalah ini, mengucapkan terima kasih.

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar ....................................................................................................................2

Daftar Isi ...............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang .........................................................................................................4


1.2 . Rumusan Masalah ....................................................................................................4
1.3 . Tujuan Penulis ..........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 . Ruang Lingkup Ekonomi Makro .............................................................................6


2.2 . Permasalahan Ekonomi Makro ...............................................................................7
2.3 . Peran Pemerintah Di Dalam Ekonomi Makro .........................................................8
2.4 . Tujuan Dan Instrumen Ekonomi Makro ..................................................................10
2.5..Permintaan Dan Penawaran Agregat Dalam Ekonomi Makro .................................14
2.6..Siklus Airan Pendapatan dan Interaksi Pasar.............................................................14

BAB III PENUTUP

3.1 . Kesimpulan ...............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekonomi makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan.
Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyarakat,
perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk
memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga
kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.

Meskipun ekonomi makro merupakan bidang pembelajaran yang luas. Ada dua area
penelitian yang menjadi ciri khas disiplin ini: kegiatan untuk mempelajari sebab dan akibat dari
fluktuasi penerimaan negara jangka pendek (siklus bisnis), dan kegiatan untuk mempelajari
faktor penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang (peningkatan pendapatan nasional).
Model makroekonomi yang ada dan prediksi-prediksi yang ada jamak digunakan oleh
pemerintah dan korporasi besar untuk membantu pengembangan dan evaluasi kebijakan ekonomi
dan strategi bisnis.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan ruang lingkup ekonomi makro ?
2) Apa saja permasalahan ekonomi makro ?
3) Apa saja peran pemerintah di dalam ekonomi makro ?
4) Apa saja tujuan dan instrument ekonomi makro ?
5) Apa saja permintaan dan penawaran agregat dalam ekonomi makro ?
6) Apa saja siklus airan pendapatan dan interaksi pasar ?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ruang lingkup ekonomi makro
2) Untuk mengetahui apa saja permasalahan ekonomi makro
3) Untuk mengetahui apa saja peran pemerintah di dalam ekonomi makro
4) Untuk mengetahui apa saja tujuan dan instrument ekonomi makro

4
5) Untuk mengetahui apa saja permintaan dan penawaran agregat dalam ekonomi makro
6) Untuk mengetahui apa saja siklus airan pendapatan dan interaksi pasar

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ruang Lingkup Ekonomi Makro

Makro ekonomi adalah cabang yang mempelajari “jumlah total kegiatan ekonomi,
berhubungan dengan masalah pertumbuhan, inflasi, pengangguran, kebijakan nasional
ekonomi yang berasal dari inisiati pemerintah misalnya perubahan tingkat pajak, dll. Sebagai
contoh, makro ekonomi akan melihat bagaimana peningkatan & penurunan ekspor bersih
akan mempengaruhi jumlah devisa suatu bangsa atau bagaimana GDP akan dipengaruhi oleh
tingkat pengangguran. Ilmu ekonomi yang mempelajari persoalan ekonomi secara
keseluruhan atau nasional, seperti: pertumbuhan, deflasi, inflasi, pengangguran atau
kesempatan kerja.Penerapan kebijakan Ekonomi Makro memiliki tiga ruang lingkup utama.
Berikut adalah

1. Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara


Kemampuan suatu negara dalam memproduksi barang dan jasa dijelaskan dalam
Ekonomi Makro. Dengan demikian ruang lingkup ini pun memiliki sejumlah pos
pengeluaran, yaitu:
a. Pengeluaran perusahaan (investasi)
b. Pengeluaran pemerintah
c. Ekspor dan impor
d. Pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi
2. Kebijakan Pemerintah
Persoalan inflasi dan pengangguran memang tak terlepas dari perekonomian suatu
negara. Pemerintah pun telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulanginya, baik
melalui instrumen kebijakan fiskal maupun moneter. Kebijakan fiskal adalah seperangkat
langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengubah jumlah dan struktur pajak.
Tujuannya adalah untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi negara dan masyarakat.

6
Sementara kebijakan moneter merupakan seperangkat kebijakan yang dijalankan
pemerintah untuk memberikan pengaruh terhadap seberapa banyak jumlah uang yang
beredar di tengah masyarakat dalam koridor perekonomian.

3. Pengeluaran Agregat
Pengeluaran agregat berarti pengeluaran yang menyeluruh. Jika pengeluaran ini tidak
dapat mencapai tingkat ideal, akibatnya adalah terjadinya masalah pada perekonomian.
Terwujudnya kesempatan kerja mampu mengawasi laju inflasi. Karena itu, idealnya

pengeluaran agregat mampu berada pada tingkat yang dibutuhkan.

2.2 Permasalahan Ekonomi Makro


Permasalahan kebijakan ekonomi makro mencakup masalah-masalah yang berkaitan
dengan pengelolaan dan pengendalian perekonomian secara umum tugas pengendalian ekonomi
makro adalah mengusahakan agar perekonomian bisa bekerja dan tumbuh secara seimbang,
terhindar dari keadaan-keadaan yang dapat menggangu keseimbanngan umum tersebut.
Ada lima masalah ekonomi makro jangka pendek yang harus diatasi setiap saat. Ketiga
masalah yang dimaksud adalah:
1.Pertumbuhan Ekonomi Terganggu
Dampak dari permasalahan ekonomi makro yang merasakan dampak adalah kalangan
bisnis, pengusaha dan produksi. Misalnya pabrik besar dan perusahaan maupun usaha
bisnis lainnya. Tidak dapat dipungkiri, jika perusahaan mengalamikesulitan sampai terjadi
kebangkrutan, dampak paling luas pun akan merambah ke pertumbuhan ekonomi.
2.Tajamnya Angka Pengangguran Dan Kemiskinan
Permasalahan ekonomi makro yang tidak dapat dihindari, semakin banyak pengangguran.
Akibat perusahaan yang tidak mampu bersaing dan bertahan, akhirnya bangkrut. Mau tidak
mau harus melakukan PHK karyawan demi bisa berdiri. Harusnya bisa merekrut karyawan
baru, justru menambah angka pengangguran. Maka hasil perekonomian uang pun juga
mengenai dampak. Tingkat jual beli semakin menurun, karena tidak ada sirkulasi uang.
Tentu saja angka kemiskinan pun juga semakin besar. Banyak masyarakat bawah yang

7
kesulitan makan akibat pekerjaan yang sulit. Realitanya memang angka kemiskinan di
Indonesia lebih tinggi.
3.Terjadi Krisis Nilai Tukar Uang Terhadap Utang Luar Negeri
Salah satunya bentuk utang ke luar negeri. ketika terjadi permasalahan ekonomi makro,
maka bisa menimbulkan krisis nilai tukar, dimana devisa negara akan mendapatkan
dampak terburuk. Devisa negara salah satu sektor yang akan mendapatkan dampak
terburuknya. Selain itu juga, dampak ini juga akan dirasakan oleh investor maupun
perusahaan yang memiliki kerjasama luar negeri atau menjalankan kerjasama ekspor impor
penjualan.
4.Terjadinya Infalai
Terjadinya inflasi tinggi akan berpengaruh pada tingginya utang luar negeri yang
mempengaruhi dunia perbankan di Indonesia. Bentuk kesulitan yang paling terasa masalah
likuiditas. Akibatnya terjadi kemacetan di sektor usaha akibat terlalu besar beban utang
negara. Perusahaan swasta maupun non swasta pun juga mendapatkan pengaruhnya. Akibat
terjadinya inflasi, dimana asset-aset yang mereka miliki pun terkuras akibat tidak bisa
meminjam pinjaman bank. Belum lagi dengan UKM yang tidak bisa meminjam uang atau
mengawali usaha lewat hutang bank sebagai modal.
5.Kekalahan Daya Saing
Dampak yang akan berpengaruh akan mengalami kekalahan daya saing. Tentu saja konteks
daya saing dalam hal ini adalah daya saing melawan perusahaan besar yang memiliki
power besar. Sehingga pasaran secara nasional pun menjadi lesu dan terkesan lamban.
Masalah ini akan semakin parah jika masyarakat memiliki kebiasaan dan rasa bangga
membeli akan produk-produk dari luar. Tentu saja ini akan memperlancar arus ekonomi
mereka, dan mematikan perputaran ekonomi di dalam Negeri.

2.3 Peran Pemerintah Dalam Ekonomi


Peranan pemerintah dalam ekonomi makro memiliki porsi yang relatif besar. Kajian
terhadap seberapa besar peranan pemerintah diwujudkan dalam kebijakan moneter, kebijakan
fiskal, dan kebijakan ekonomi internasional. Lemahnya sisi permintaan dan penawaran agregat
menyebabkan perekonomian negara sedang berkembang seolah-olah berada dalam lingkaran
permasalahan tanpa ujung pangkal. Oleh karena itu campur tangan pemerintah, baik melalui

8
kebijakan ekonomi dan nonekonomi, sangat diperlukan untuk memutuskan mata rantai
permasalahan tersebut.

a. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang mengarahkan perekonomian makro ke
kondisi yang lebih baik (diinginkan) dengan cara mengubah (menambah atau
mengurangi) jumlah uang beredar di masyarakat. Kebijakan moneter dapat
memperbesar kemampuan penawaran. Agregat melalui pemberian kredit, khususnya
kepada kelompok Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Di Indonesia hal ini telah
dilakukan, misalnya melalui pemberian kredit pertanian. Kebijakan moneter juga
dapat memperbesar permintaan agregat, khususnya untuk kebutuhan pokok yang
sangat penting, seperti perumahan. Di Indonesia hal ini telah dilakukan misalnya
melalui program Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
b. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan mengarahkan perekonomian makro pada kondisi
yang lebih baik dengan cara mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah
melalui pajak. Kebijakan fiskal melalui subsidi dapat meningkatkan daya beli atau
daya investasi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan tetap.
Kebijakan Ekonomi Internasional.
c. Kebijakan Ekonomi Internasional
Umumnya negara sedang berkembang lebih memilih kebijakan ekonomi terbuka,
yaitu melakukan hubungan ekonomi dengan luar negeri. Kebijakan ini akan
membuka akses pasar ekspor bagi produk-produk mereka, sekaligus membuka
sumber pengadaan barang modal dan bahan baku industri dari negara-negara lain.
Secara teoretis, jika pengelolaan baik dan transparan, kebijakan ekonomi terbuka
dapat mempercepat pembangunan ekonomi.
1) Kebijakan Promosi Ekspor
Selain menghasilkan devisa, kebijakan promosi ekspor dapat melatih dan
meningkatkan daya saing atau produktivitas para pelaku ekonomi
domestik. Umumnya, negara sedang berkembang mengekspor hasil-hasil
sektor primer (pertanian dan pertambangan) atau hasil-hasil industri yang
telah ditinggalkan negara-negara yang lebih dahulu maju. Thailand

9
misalnya, sangat terkenal sebagai negara yang mampu menghasilkan devisa
dari ekspor hasil pertanian. Sementara Indonesia, memperoleh devisa yang
besar dari ekspor tekstil. Saat ini mereka tidak lagi menaruh perhatian pada
sektor-sektor tersebut, melainkan berkonsentrasi pada indusri yang padat
ilmu pengetahuan, misalnya komputer dan peralatan komunikasi canggih
atau peralatan militer modern. Hal ini dikarenakan nilai tambah dari
penjualan produk-produk tersebut lebih tinggi dari yang dihasilkan industri
mobil atau tekstil.
2) Kebijakan Substitusi Impor
Kebijakan substitusi impor adalah kebijakan untuk memproduksi barang-
barang yang diimpor. Tujuan utamanya adalah penghematan devisa. Di
Indonesia, pengembangan industri tekstil pada awalnya adalah substitusi
impor. Jika tahap substitusi impor terlampaui biasanya untuk tahap
selanjutnya menempuh strategi promosi ekspor.
3) Kebijakan Proteksi Industri
Kebijakan proteksi industri umumnya bersifat sementara, sebab tujuannya
untuk melindungi industri yang baru berkembang, sampai mereka mampu
bersaing. Jika industri tersebut sudah berkembang, maka perlindungan
dicabut. Perlindungan yang diberikan biasanya adalah pengenaan tarif dan
atau pemberian kuota untuk barang-barang produk negara lain yang boleh
masuk ke pasar domestik.

2.4 Tujuan Dan Instrumen Ekonomi Makro


1. Tujuan Ekonomi Makro
Tindakan-tindakan pemerintah yang berupa usaha untuk mempengaruhi besaran-
besaran / variabel-variabel ekonomi agreatif atau untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian dapat dimaksud untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, atau disebut kebijakan ekonomi makro. Adapun keadaan-keadaan
perekonomian yang sangat di idam-idamkan oleh seluruh masyarakat

10
1. Tingkat pendapatan nasional yang tinggi
Tingkat pendapatan yang tinggi mencerminkan jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan oleh perekonomian tersebut berjumlah banyak. Dengan banyaknya alat
pemuas kebutuhan, berarti tingkat kemakmuran yang dicapai masyarakat negara
bersangkutan adalah tinggi.
2. Peningkatan kapasitas produksi nasional yang tinggi
Dalam negara yang terhitung masih keterbelakangan perekonomiannya, usaha
peningkatan kapasitas produksi nasional merupakan usaha dalam bidang pembangunan
ekonomi yang merupakan suatu keharusan.
3.Tingkat kesempatan kerja/tingkat employment yang tinggi.
Pengangguran merupakan gejala ekonomi yang tidak diinginkan oleh semua masyarakat.
Dalam praktik pengangguran tidak mungkin dapat dihilangkan sama sekali, maka harus
dapat berhasil mempertahankan tingkat kesempatan kerja yang tinggi.
4. Salah satu penyebab inflasi adalah karena terlalu besarnya permintaan terhadap
sebuah komoditas. Akibatnya adalah harga komoditas tersebut melambung tinggi.
Melalui Ekonomi Makro, Indonesia mampu melakukan kebijakan cash ratio, politik
pasar terbuka, dan politik diskonto.
5. Keadaan perekonomian yang stabil
Kestabilan disini meliputi di samping kestabilan tingkat pendapatan dan kesempatan
kerja, dan juga kestabilan tingkat harga.
6. Neraca pembayaran luar negeri yang seimbang
Dari segi tinjauan ekonomi murni baik neraca defisit maupun surplus bertendensi
menimbulkan keadaan yang tidak diinginkan. Tetapi dari segi politik neraca pembayaran
yang surplus lebih diinginkan daripada neraca pembayaran yang seimbang. Oleh karena
itu dalam praktik pada umumnya ingin dicapai oleh pemerintah yaitu neraca
pembayaran luar negeri yang tidak defisit.

2. Instrumen Ekonomi Makro


A. Instrumen Kebijakan Moneter
Istrumen kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah,
bank sentral dan otoritas moneter yang pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang

11
bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan
neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca
pembayaran internasional yang seimbang melalui pengaturan jumlah uang beredar dan
suku bunga. Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak
langsung . Kebijakan moneter langsung adalah kebijakan dimana pemerintah langsung
campur tangan dalam hal peredaran uang atau kredit perbankan sedangkan kebijakan
moneter tidak langsung adalah kebijakan dimana dilakukan oleh Bank sentral dengan
cara mempengaruhi kemampuan bank-bank umum dalam memberikan kredit.
Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
a. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy, dalah suatu kebijakan
dalam rangka menambah jumlah uang yang edar.
b. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy, adalah suatu
kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan
kebijakan uang ketat (tight money policy).
Jenis – jenis kebijakan moneter :
a. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) Operasi pasar terbuka adalah cara
mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga
pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar,
pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang
yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah
kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI
atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat
Berharga Pasar Uang.
b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate) Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang
yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Untuk
membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank
sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar
berkurang.

12
c. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) Rasio cadangan wajib adalah
mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan
perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang,
pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang
beredar, pemerintah menaikkan rasio.
d. Himbauan Moral (Moral Persuasion) Himbauan moral adalah kebijakan moneter
untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku
ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-
hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan
menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak
jumlah uang beredar pada perekonomian.
B. Instrumen kebijakan fiscal
Instrument kebijakan fiscal merupakan suatu kebijakan ekonomi dalam rangka
mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan
mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan
kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal
lebih menekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah. Instrumen
kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan
erat dengan pajak. Kebijakan fiskal yang ekspansif dilakukan untuk meningkatkan
output dengan cara meningkatkan pengeluaran pemerintah dan menurunkan pajak
sedangkan kebijakan fiskal sebaliknya dengan cara menurunkan pengeluaran
pemerintah dan meningkatkan pajak. Output negara ditentukan oleh empat unsur
yaitu konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan transaksi luar negeri (ekspor
dan impor). Kebijakan fiskal yang ekspansif dengan cara meningkatkan pengeluaran
pemerintah mengakibatkan output meningkat, begitu juga apabila dilakukan dengan
penerimaan pajak yang menurun. Hal ini mengakibatkan pendapatan disposibel
perseorangan akan meningkat sehingga konsumsinya juga meningkat. Dengan asumsi
tabungan dianggap tetap, secara agregat hal ini akan meningkatkan konsumsi agregat
dan akan meningkatkan output. Begitu juga sebaliknya dengan kebijakan fiskal yang
kontraktif. Kebijakan fiskal yang kontraktif yaitu dengan cara menaikkan pajak dapat
juga dengan cara menurunkan pengeluaran pemerintah tentunya akan mengurangi

13
output. Kondisi dimana pemerintah menerapkan kebijakan fiskal baik dengan cara
meningkatkan pengeluaran pemerintah maupun menurunkan pajak.

2.5. Permintaan Dan Penawaran Agregat Dalam Ekonomi Makro


1. Penawaran agregat (AS)
Penawaran agregat (AS) adalah jumlah output yang akan diproduksi dan dijual oleh
kalangan bisnis pada harga yang berlaku, pada kapasitas produksi tertentu dan dengan
biaya-biaya tertentu. Perusahaan-perusahaan berkeinginan berproduksi pada tingkat output
potensial. Namun, pada tingkat harga pengeluaran rendah, produsen akan menghasilkan
barang dan jasa dalam jumlah yang lebih kecil dari tingkat output potensial. Sebaliknya,
pada tingkat harga dan pengeluaran tinggi, produsen akan menghasilkan barang dan jasa
lebih besar dari output potensialnya untuk sementara. Penawaran agregat ditentukan oleh
jumlah input atau faktor produksi, yaitu tenaga kerja,modal, sumber daya alam dan
teknologi.
2. Permintaan Agrerat (AD)
Permintaan agregat (AD) adalah jumlah barang dan jasa yang akan dibeli oleh
konsumen rumah tangga, perusahaan dan pemerintah, pada tingkat harga tertentu, jumlah
pendapatan tertentu, serta variabel variabel tertentu lainnya. Unsur-unsur yang mendorong
permintaan agregat antara lain: tingkat harga, jumlah pendapatan masyarakat, perkiraan
situasi yang akan datang, sistem perpajakan, jumlah pengeluaran pemerintah dan
sebagainya.
3. Kurva Penawaran Agrerat dan Kurva Permintaan Agrerat
Dalam menggambarkan kurva penawaran agregat dan kurva permintaan agregat,
sumbu mendatar adalah GNP Riel dan sumbu tegak Indeks Harga Konsumen (IHK). GNP
Riel menggambarkan jumlah barang dan jasa, sedangkan IHK menggambarkan tingkat
harga barang dan jasa secara keseluruhan.

2.6 Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow) dan Interaksi Pasar

1. Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow)

14
Siklus aliran pendapatan (Circular Flow) adalah sebuah model yang menggambarkan
bagaimana interaksi antar pelaku ekonomi menghasilkan pendapatan yang digunakan sebagai
pengeluaran dalam upaya memaksimalkan nilai kegunaan (utility) masing-masing pelaku
ekonomi.

Model circular flow membagi perekonomian dibagi menjadi 4 sektor :

a. Sektor Rumah Tangga (RT), yang terdiri atas sekumpulan individu yang
dianggaphomogen dan identik. Sektor rumah tangga ini memiliki faktor faktor
produksi yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk proses produksi barang dan jasa.
Faktor-faktor produksi tersebut bisa berupa tenaga kerja, barang-barang modal
seperti tanah dan penyediaan jasa-jasa lainya. Dari penyediaan faktor-faktor
produksi, sektor rumah tangga memperoleh pendapatan berupa gaji, upah, bunga,
deviden, sewa dari sektor perusahaan (yang ditunjukkan pada garis 1). Selain dari
sektor perusahaan, sektor rumah tangga juga memperoleh pendapatan dari sektor
pemerintah. Pendapatan tersebut biasa berupa gaji yang diperoleh jika individu
bekerja, misalnya sebagai pegawai negeri (pemerintah), dan juga berupa bunga
yang diperoleh jika individu meminjamkan uangnya kepada pemerintah dengan
cara membeli obligasi pemerintah. Dan ada juga pendapatan yang diperoleh dari

15
sektor pemerintah yang bukan merupakan balas jasa atau faktor produksi, seperti
yang kitakenal berupa tunjangan sosial, seperti subsidi, (yang ditunjukkan pada
garis2). Lalu kemudian sektor rumah tangga juga megeluarkan sebagaian
pendapatannya untuk membayar pajak kepada pemerintah .yang ditunjukkan pada
garis3).
b. Sektor Perusahaan/Produsen, yang terdiri atas sekumpulan perusahaan yang
memproduksi barang dan jasa. Sektor perusahaan memperoleh pendapatan dari
ketiga sektor lainya. Pertama, sektor perusahaan memperoleh pendapatan dari
pengeluaran sektor rumah tangga yang ditunjukkan pada garis 4, berupa harga dari
hasil penjualan barang dan jasa. Kedua, sektor perusahaan memperoleh pendapatan
dari sektor pemerintah, yang merupakan konsumsi pemerintah yang ditunjukkan
pada garis 5, dan ketiga, sektor perusahaan memperoleh pendapatan dari
permintaan sektor luar negeri yang merupakan ekspor sektor perusahaan yang
ditunjukkan pada garis 7. Adapun pengeluaran dari sektor perusahaan, selain
melakukan pembayaran kepada sektor rumah tangga untuk memperoleh faktor-
faktor produksi yang ditunjukkan pada garis 1, perusahaan juga membayar pajak
kepada pemerintah.
c. Sektor Pemerintah, yang memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan
masyarakat/rumah tangga dan perusahaan. Selain itu, pemerintah juga berfungsi
menyediakan barang publik. Untuk itu pemerintah melakukan pengeluaran yang
berupa pembelian barang dan jasa kepada sektor perusahaan dan juga disebut
sebagai konsumsi pemerintah yang ditunjukkan pada garis 5, dan pengeluaran-
pengeluaran yang berupa konsumsi rumah tangga yang ditunjukkan pada garis 2.
Kemudian pemerintah memperoleh pendapatan yang berupa pajak dari sektor
rumah tangga (garis 3) dan dari sektor perusahaan (garis 6).
d. Sektor Luar Negeri, yaitu sektor perekonomian dunia internasional, di mana
perekonomian melakukan transaksi ekspor-impor. Sektor rumah tangga,
perusahaan dan pemerintah merupakan perekonomian domestik. Perekonomian
dikatakan tertutup, jika tidak melakukaninteraksi dengan luar negeri. Interaksi
dengan sektor luar negeri dalam perekonomian terbuka disederhanakan dengan
mekanisme ekspor pada garis 7 dan impor pada garis 8. Ekspor merupakan aliran

16
pendapatan dari sektor luar negeri ke perekonomian domestik yaitu, rumahtangga,
perusahaan dan pemerintah. Sedangkan impor merupakan aliran pengeluaran dari
perekonomian domestik ke sektor luar negeri.
3. Interaksi Pasar
Untuk Interaksi antar pasar dalam analisis ekonomi makro, pasar-pasar yang
begitu banyak dikelompokkan menjadi tiga pasar utama (Three Basic Markets) yaitu:
1) Pasar Barang dan Jasa (Goods and services Market) Pasar barang dan jasa
adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran barang dan jasa. Dalam
perekonomian tertutup, permintaan utamanya berasal dari sektor rumah
tangga dan pemerintah. Permintaan tersebut umumnya merupakan permintaan
barang dan jasa akhir. Penawaran barang dan jasa berasal dari sektor
perusahaan.
2) Pasar Tenaga Kerja (Labour Market) Pasar tenaga kerja adalah interaksi antara
permintaan dan penawaran tenaga kerja. Dalam perekonomian tertutup,
penawaran tenaga kerja berasal dari sektor rumah tangga. Sedangkan
permintaannya berasal dari sektor perusahaan dan sektor pemerintah. Dalam
perekonomian terbuka, penawaran dan permintaan tenaga kerja dapat berasal
dari sektor luar negeri. Misalnya penawaran tenaga kerja untuk buruh-buruh
perkebunan kelapa di Malaysia bersal dari Indonesia.
3) Pasar Uang dan Modal (Money and Capital Market) Pasar uang adalah
interaksi antara permintaan uang dengan penawaran uang. Yang diperjual
belikan dalam pasar uang bukanlah fisik uang, melainkan hak penggunaan
uang. Penawaran uang berasal dari pihak-pihak yang bersedia menunda hak
penggunaan uangnya, entah dalam jangka pendek atau jangka panjang.
Permintaan akan uang berasaldari pihak-pihak yang membutuhkan uang
dengan berbagai alasan. Jika hak penggunaan uang yang diperjual belikan
adalah setahun atau kurang, maka pasar tersebut masuk kategori pasar uang
(money market). Jika hak penggunaan uang yang diperjual belikan lebih dari
setahun, pasar tersebut adalah pasar modal (capital market)

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Ruang lingkup ekonomi adalah bagaimana kita mengetahui sejarah ekonomi, memaham
ekonomi makro , dan ruang lingkup ekonomi makro yang terdiri dari penentuan tingkat
kegiatan perekonomian Negara, kebijakan pemerintah, dan pengluaran agregat.
2. Memahami permasalahan ekonomi makro yang terdiri dari pertumbuhan ekonomi
terganggu , tajamnya angka pengangguran dan kemiskinan , terjadinya krisis nilai tukar
uang terhadap utang lancar, terjadinya inflasi, dan kekalahan daya saing
3. Peran pemerintah dalam ekonomi makro yang terdiri dari kebijakan moneter, kebijakan
fisikal, kebijakan ekonomi international, kebijakan promosi ekspor ,kebijakan subsituisi
impor , kebijakan proteksi industri
4. Tujuan ekonomi makro yang terdiri dari menambah pendapatan nasional, menambah
kapasitas produksi, membuka lapangan kerja, mengendalikan inflasi, mewujudkan
kestabilan ekonomi, membuat neraca pembayaran luar negri berada pada posisi seimbang
. dan Instrumen ekonomi makro yang terdiri dari kebijakan moneter dan kebijakan fisikal
5. Model dasar permintaan agregat dan penawaran agregat yang terdiri dari kurva
permintaan agregat dan kurva penawaran agregat
6. Siklus airan pendapatan adalah sebuah model yang menggambarkan bagaimana interaksi
antar pelaku ekonomi menghasilkan pendapatan yang digunakan sebagai pengluaran
dalam upaya memaksimalkan nilai kegunaan masing- masing pelaku ekonomi . Model
circular flow membagi perekonomian menjadi empat sector. Ada tiga pasar utama yaitu
pasar barang dan jasa, pasar tenaga kerja , dan pasar uang dan modal .

18
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw N,Gregory, dkk. 2012, Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba

Empat.

https://penerbitbukudeepublish.com/permasalahan-ekonomi-makro/

https://penerbitbukudeepublish.com/tujuan-dan-sasaran-kebijakan-ekonomi-makro/

https://www.zonareferensi.com/ruang-lingkup-ekonomi-makro/

https://www.calonmanejer.com/2019/04/siklus-aliran-pendapatan-circular-

http://dwiwulandr.blogspot.co.id/2015/05/siklus-aliran-pendapatan-circular-flow.html

19

Anda mungkin juga menyukai