DI MTsN 4 PONOROGO
Dosen Pembimbing:
Irfan Jauhari, M.Pd.I
Disusun Oleh:
ARLIANI SAVILLA
NIRM: 2016.4.062.0101.1.001831
Dosen Pembimbing:
Irfan Jauhari, M.Pd.I
Disusun Oleh:
ARLIANI SAVILLA
NIRM: 2016.4.062.0101.1.001831
PENDAHULUAN
A. Dasar Pelaksanaan
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Riadlotul Mujahidin Ngabar
Ponorogo yang berdiri pada tanggal 21 Juli 1989, merupakan salah satu
Lembaga Pendidikan Tinggi yang mencetak Sarjana Pendidikan Islam untuk
Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan jenjang Strata Satu.
Adapun rujukan dasar pelaksanaan kegiatan ini sesuai dengan
penyebaran Mata Kuliah yang telah ditetapkan oleh Fakultas Tarbiyah yang
mengacu pada Kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Yang di dalamnya juga mengatur tentang beban SKS yang wajib ditempuh
oleh mahasiswa. Untuk itu setiap mahasiswa yang telah menempuh minimal
128 SKS berhak mengikuti Program Praktik Pendidikan Lapangan (PPL
II/Magang II).
Program Praktik Pendidikan Lapangan (PPL II/Magang II) merupakan
salah satu usaha lembaga untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi calon
guru yang profesional di bidangna masing-masing dan administrator
kependidikan yang mampu melaksanakan tugas secara baik.
Sebagai salah satu kegiatan intrakurikuler yang wajib dilaksanakan oleh
mahasiswa sebagai calon guru, Program Praktik Pendidikan Lapangan (PPL
II/Magang II) meliputi praktek pembuatan perangkat administrasi
pembelajaran, praktek pembelajaran di kelas, praktek membimbing siswa,
dan praktek mengelola Sekolah/Madrasah pada umumnya.
A. Persiapan
Salah satu kegiatan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang
didapat dari proses pembelajaran diperguruan tinggi negeri adalah melalui
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Kegiatan ini adalah suatu hal yang
wajib ditempuh oleh mahasiswa progam studi kependidikan karena
orientasinya adalah dalam bidang kependidikan. Dalam kegiatan ini akan
dinilai bagaimana mahasiswa mengaplikasikan ilmu yang didapat dari
perguruan tinggi ke dalam kehidupan sekolah. Banyak hal yang harus
dilakukan dan dipersiapkan untuk kegiatan PPL ini. Syarat akademis yang
harus dipenuhi mahasiswa adalah telah lulus mata kuliah pengajaran mikro
serta mengikuti pembekalan PPL sebelum mahasiswa terjun di lokasi praktik.
Sedangkan syarat non akademis atau syarat personal adalah syarat kesiapan
mental dan kemampuan berinteraksi dengan murid maupun dengan warga
sekolah yang lain. Keterpaduan syarat tersebut akan mendukung kelancaran
proses Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).
Sebelum mahasiswa terjun dalam praktik lapangan, mahasiswa perlu
melakukan observasi pra PPL yang bertujuan untuk mengetahui kondisi
sekolah dan proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah dengan
sesungguhnya. Hal ini penting dilakukan untuk memperlancar proses praktik
di lapangan. Kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan PPL ini baik
sebelum maupun sesudah pelaksanaan PPL melalui berbagai tahapan sebagai
berikut:
1. Pengajaran Mikro
Pemberian bekal kepada mahasiswa PPL II adalah berupa latihan
mengajar dalam bentuk pengajaran mikro dan pemberian strategi belajar
mengajar yang dirasa perlu bagi mahasiswa calon guru yang akan
melaksanakan PPL II.
Pengajaran mikro merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
oleh mahasiswa untuk melaksanakan PPL II. Pengajaran mikro merupakan
kegiatan praktik mengajar dalam kelompok kecil dengan mahasiswa-
mahasiswa lain sebagai siswanya. Kelompok kecil dalam pengajaran
mikro, dimana seorang mahasiswa praktikan harus mengajar seperti guru
di hadapan teman-temannya. Bahan materi yang diberikan oleh dosen
pembimbing disarankan untuk mengajar di madrasah.
Praktik pembelajaran mikro meliputi:
1) Praktik membuka dan menutup pelajaran.
2) Praktik mengajar.
3) Teknik bertanya.
4) Teknik menguasai dan mengelola kelas.
5) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
6) Sistem Penilaian.
2. Pembekalan PPL
Pembekalan PPL dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa memiliki
bekal pengetahuan dan keterampilan praktis demi pelaksanaan program
dan tugas-tugasnya di madrasah. Pembekalan PPL II ini berlangsung
selama 1 hari, pada tanggal 19 Sepetember oleh LPPMP, pembekalan
bersifat umum dengan tujuan membekali mahasiswa dalam pelaksanaan
PPL II agar dalam pelaksanaannya mahasiswa dapat menyelesaikan
program dengan baik.
3. Observasi
Obsevasi pembelajaran di kelas (observasi pra-PPL II) merupakan
kegiatan pengamatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa praktikan
sebelum pelaksanaan PPL II. Observasi pembelajaran di kelas merupakan
kegiatan pengamatan terhadap berbagai karakteristik dalam proses belajar
mengajar di kelas. Observasi ini mempunyai tujuan, yaitu:
a. Mengetahui secara langsung proses pembelajaran yang berlangsung di
kelas.
b. Mengetahui berbagai proses pembelajaran, yakni membuka pelajaran,
penggunaan metode yang tepat, prinsip mengajar yang digunakan,
penggunaan media, dan langkah menutup pelajaran.
c. Sebagai tahap awal sosialisasi dengan para siswa yang akan diajar.
d. Sebagai prediksi dalam menentukan langkah-langkah dan strategi yang
akan ditempuh dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Selain pengamatan di atas, praktikan juga melakukan konsultasi
secara langsung dengan guru pembimbing mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Guru pembimbing memberikan pembagian jam untuk
mengajar, contoh buku teks IPS dan memberikan contoh silabus dan RPP
kepada praktikan.
Adapun hal-hal yang menjadi objek dalam observasi yaitu
a. Perangkat pembelajaran:
1) Silabus
2) Rencana pembelajaran
b. Proses pembelajaran:
1) Membuka Pelajaran
Sebelum pelajaran dimulai, diawali dengan salam, berdoa, dan
melakukan presensi siswa.
2) Peyajian materi
Guru menyampaikan garis besar materi dan tujuan dari
pembelajaran.
3) Metode pelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan untuk kelas VIII dan IX masih
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006).
4) Penggunaan bahasa
Selama proses belajar berlangsung, bahasa yang digunakan
komunikatif, dan mudah dipahami oleh siswa. Dalam pelajaran IPS,
pembelajaran tidak hanya ceramah oleh guru, tetapi juga ada diskusi
dan presentasi dari hasil pekerjaan siswa.
5) Gerak
Guru terampil mengekspresikan wajah sesuai dengan pesan yang
ingin disampaikan, jadi dapat membantu untuk kelancaran
berkomunikasi, sehingga pesan yang disampaikan mudah dipahami
dan diterima oleh siswa.
6) Cara Memotivasi siswa
Guru memberikan apresiasi berupa ucapan atau kata-kata yang dapat
membangkitkan motivasi siswa.
7) Teknik Bertanya
Guru selalu memberikan rangsangan kepada siwa untuk bertanya
serta guru juga bertanya kepada siswa agar proses pembelajaran
berjalan sesuai dengan tujuan.
8) Teknik Penguasaan Kelas
Kecenderungan proses pembelajaran dengan metode KTSP. Siswa
diharapkan lebih aktif dengan bimbingan oleh guru.
9) Bentuk dan Cara Evaluasi
Guru memberi kesempatan peserta didik untuk mengemukakan
jawabannya terlebih dahulu kemudian guru bersama peserta didik
mendiskusikannya
10) Menutup Pelajaran
Menyimpulkan materi yang telah diajarkan mulai dari awal jam
pelajaran dan mengucapkan salam.
c. Perilaku siswa
1) Perilaku siswa di dalam kelas
Pada saat proses belajar mengajar berlangsung, ada beberapa siswa
yang tidak fokus pada pelajaran yang disampaikan guru, selain itu
juga terdapat siswa yang dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
2) Perilaku siswa di luar kelas
Selain proses pembelajaran didalam kelas, siswa melakukan aktivitas
luar kelas seperti mengunjungi perpustakaan, mengunjungi kantor
guru untuk bertanya tentang tugas, dan saat istirahat di kantin
sekolah.
B. Program Pembelajaran yang direncanakan
Ada tiga tahap kegiatan yang akan dilakukan ketika menyusun RPP,
yaitu sebagai berikut:
1. Menyiapkan bahan baku yakni silabus, buku-buku materi pelajaran,
sintaks dari model-model pembelajaran yang dipilih, menginventaris
sumber belajar yang mungkin dapat digunakan.
2. Menyusun RPP dengan langkah-langkah:
a) Mengkaji Silabus
Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus
terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap diri
dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan). Untuk
mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan peserta
didik secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses.
Kegiatan peserta didik ini merupakan rincian dari eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi.
Kegiatan tersebut harus dirinci lebih lanjut di dalam RPP sesuai
metode, strategi, pendekatan dan model pembelajaran yang dipilih,
dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam
pembelajaran, yang membuat peserta didik aktif belajar. Pengkajian
terhadap silabus juga meliputi perumusan indikator KD dan
penilaiannya.
b) Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang
pencapaian KD dengan mempertimbangkan:
1) Potensi peserta didik;
2) Relevansi dengan karakteristik daerah,
3) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spritual peserta didik;
4) Kebermanfaatan bagi peserta didik;
5) Struktur keilmuan;
6) Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
8) Alokasi waktu.
c) Menentukan Tujuan
Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau
diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada
indikator, paling tidak mengandung dua aspek: Audience (peserta didik)
dan Behavior (aspek kemampuan).
d) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD. Pengalaman belajar yang
dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran
yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar
memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada
para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara profesional.
2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang
dilakukan guru, agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti
di silabus.
3) Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario
langkah-langkah guru dalam membuat peserta didik aktif belajar.
Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan: Pendahuluan, Inti,
dan Penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian
dari kegiatan