Anda di halaman 1dari 34

TUGAS EKONOMI MIKRO

Oleh:

Yulia Astuti

A1A122029

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
A. Soal-soal Latihan Bab I
1. Sebut dan jelaskan pembagian kelompok ilmu ekonomi!
Jawaban: Ilmu ekonomi dapat dibagi menjadi tiga kelompok dasar, yaitu:
1. Ilmu ekonomi deskriptif
Ilmu ekonomi deskriptif adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari dan
menggambarkan kondisi ekonomi yang ada. Ilmu ekonomi deskriptif
mengumpulkan dan menganalisis data ekonomi untuk menggambarkan
keadaan ekonomi suatu negara atau wilayah tertentu.
Data yang dikumpulkan oleh ilmu ekonomi deskriptif dapat berupa data
kuantitatif, seperti data pendapatan nasional, tingkat inflasi, tingkat
pengangguran, dan sebagainya. Data ini dapat juga berupa data kualitatif,
seperti data kondisi pasar, perilaku konsumen, dan sebagainya.
Tujuan dari ilmu ekonomi deskriptif adalah untuk memberikan gambaran
yang jelas tentang kondisi ekonomi suatu negara atau wilayah tertentu.
Gambaran ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan kebijakan
ekonomi.
2. Ilmu ekonomi teori
Ilmu ekonomi teori adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari prinsip-
prinsip dan teori ekonomi. Ilmu ekonomi teori berusaha untuk menjelaskan
bagaimana perekonomian bekerja dan bagaimana keputusan ekonomi dibuat
oleh individu, perusahaan, dan pemerintah.
Ilmu ekonomi teori dibagi menjadi dua sub-kelompok, yaitu:
 Ekonomi mikro
Ekonomi mikro mempelajari perilaku ekonomi pada tingkat individu,
rumah tangga, dan perusahaan. Ekonomi mikro mempelajari
bagaimana individu dan perusahaan membuat keputusan untuk
mengalokasikan sumber daya yang terbatas.
 Ekonomi makro
Ekonomi makro mempelajari perilaku ekonomi pada tingkat
perekonomian secara keseluruhan. Ekonomi makro mempelajari
bagaimana faktor-faktor ekonomi makro, seperti pendapatan nasional,
tingkat inflasi, dan tingkat pengangguran, saling mempengaruhi.

3. Ilmu ekonomi terapan


Ilmu ekonomi terapan adalah cabang ilmu ekonomi yang menerapkan teori
ekonomi untuk memecahkan masalah ekonomi yang dihadapi oleh
masyarakat. Ilmu ekonomi terapan menggunakan teori ekonomi untuk
menganalisis masalah ekonomi, mengembangkan kebijakan ekonomi, dan
mengevaluasi efektivitas kebijakan ekonomi yang telah diterapkan.
Cabang-cabang ilmu ekonomi terapan antara lain:
 Ekonomi pembangunan
Ekonomi pembangunan mempelajari bagaimana cara meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di negara berkembang.
 Ekonomi moneter
Ekonomi moneter mempelajari bagaimana sistem moneter bekerja dan
bagaimana kebijakan moneter dapat mempengaruhi perekonomian.
 Ekonomi internasional
Ekonomi internasional mempelajari perdagangan internasional,
investasi internasional, dan keuangan internasional.
 Ekonomi lingkungan
Ekonomi lingkungan mempelajari hubungan antara aktivitas ekonomi
dan lingkungan hidup.
 Ekonomi kesehatan
Ekonomi kesehatan mempelajari hubungan antara biaya dan manfaat
dari pelayanan kesehatan.
 Ekonomi pendidikan
Ekonomi pendidikan mempelajari hubungan antara biaya dan manfaat
dari pendidikan.

2. Kemukakan pengertian teori ekonomi mikro!


Jawaban: Teori ekonomi mikro adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari
perilaku ekonomi pada tingkat individu, rumah tangga, dan perusahaan. Teori
ekonomi mikro berusaha untuk menjelaskan bagaimana individu dan perusahaan
membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas.
Teori ekonomi mikro memiliki beberapa tujuan, yaitu:
 Menjelaskan bagaimana individu dan perusahaan membuat keputusan
ekonomi
 Memprediksi bagaimana perilaku individu dan perusahaan akan
berubah ketika kondisi ekonomi berubah
 Membantu pemerintah untuk mengembangkan kebijakan ekonomi
yang efektif
Teori ekonomi mikro terdiri dari beberapa cabang, yaitu:
 Teori konsumsi
 Teori produksi
 Teori pasar
 Teori persaingan
 Teori monopoli
 Teori oligopoli
Teori konsumsi mempelajari bagaimana individu membuat keputusan untuk
membelanjakan pendapatannya. Teori produksi mempelajari bagaimana
perusahaan memproduksi barang dan jasa. Teori pasar mempelajari bagaimana
harga barang dan jasa ditentukan. Teori persaingan mempelajari bagaimana
perusahaan bersaing dalam pasar. Teori monopoli mempelajari bagaimana
perusahaan yang memiliki posisi monopoli di pasar berperilaku. Teori oligopoli
mempelajari bagaimana perusahaan-perusahaan yang memiliki posisi oligopoli di
pasar berperilaku.
Teori ekonomi mikro memiliki peran penting dalam perekonomian. Teori ini
dapat digunakan untuk memahami bagaimana individu dan perusahaan membuat
keputusan ekonomi, memprediksi bagaimana perilaku individu dan perusahaan
akan berubah ketika kondisi ekonomi berubah, dan membantu pemerintah untuk
mengembangkan kebijakan ekonomi yang efektif.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan teori ekonomi mikro dalam kehidupan
sehari-hari:
 Perusahaan menggunakan teori produksi untuk menentukan jumlah barang
yang akan diproduksi dan harga barang yang akan dijual
 Pemerintah menggunakan teori pasar untuk menentukan kebijakan harga,
seperti subsidi dan pajak
 Individu menggunakan teori konsumsi untuk menentukan barang dan jasa
apa yang akan dibeli

3. Jelaskan ruang lingkup teori ekonomi mikro


Jawaban: Adapun ruang lingkup pembahasan materi teori ekonomi mikro dalam
berbagai literatur ekonomi mikro mencakup : 1). Teori konsumen. Dalam teori
konsumen ini dibahas tentang perilaku ekonomi rumah tangga konsumen sebagai
individu dalam mengalokasikan pendapatannya yang terbatas untuk memenuhi
kebutuhannya dengan memperoleh tingkat kepuasan yang maksimal. Teori
Ekonomi Mikro 3 Muhammad Ilham 2). Teori produsen. Teori produsen pada
dasarnya membahas tentang perilaku ekonomi rumah tangga perusahaan sebagai
individu dalam menentukan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan, menentukan
kombinasi faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. 3).
Teori harga pasar. Pada bagian ini dibahas tentang perilaku harga pasar
barangbarang atau jasa-jasa, dan pada dasarnya menggunakan kesimpulan-
kesimpulan teori konsumen dan teori produsen. 4). Teori distribusi pendapatan.
Teori ini membahas perilaku harga faktor-faktor produksi yang banyak
menggunakan kesimpulan teoritik teori konsumen dan teori produsen. 5). Teori
keseimbangan umum. Dalam bagian ini dibahas tentang unsur saling pengaruh
mempengaruhi di antara pelaku-pelaku ekonomi. 6). Ekonomi kemakmuran
(welfare economics) yang membahas perilaku konsumen, perilaku produsen,
harga dan sebagainya dengan memperhatikan norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
4. Kemukakan letak perbedaan antara teori ekonomi mikro dengan teori ekonomi
makro!
Jawaban: Teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makro adalah dua cabang ilmu
ekonomi yang mempelajari perilaku ekonomi. Namun, terdapat beberapa
perbedaan mendasar antara kedua cabang ilmu ekonomi ini, yaitu:
Ruang lingkup
Ruang lingkup teori ekonomi mikro adalah kajian tentang perilaku ekonomi pada
tingkat individu, rumah tangga, dan perusahaan. Teori ekonomi mikro berusaha
untuk menjelaskan bagaimana individu dan perusahaan membuat keputusan untuk
mengalokasikan sumber daya yang terbatas.
Sedangkan, ruang lingkup teori ekonomi makro adalah kajian tentang perilaku
ekonomi pada tingkat perekonomian secara keseluruhan. Teori ekonomi makro
berusaha untuk menjelaskan bagaimana faktor-faktor ekonomi makro, seperti
pendapatan nasional, tingkat inflasi, dan tingkat pengangguran, saling
mempengaruhi.
Tujuan
Tujuan teori ekonomi mikro adalah untuk menjelaskan bagaimana individu dan
perusahaan membuat keputusan ekonomi. Teori ini juga bertujuan untuk
memprediksi bagaimana perilaku individu dan perusahaan akan berubah ketika
kondisi ekonomi berubah. Sedangkan, tujuan teori ekonomi makro adalah untuk
menjelaskan bagaimana perekonomian bekerja secara keseluruhan. Teori ini juga
bertujuan untuk membantu pemerintah untuk mengembangkan kebijakan
ekonomi yang efektif.
Metode
Metode yang digunakan dalam teori ekonomi mikro adalah analisis marginal.
Analisis marginal adalah analisis yang mempelajari bagaimana perubahan kecil
dalam suatu variabel dapat mempengaruhi variabel lain. Sedangkan, metode yang
digunakan dalam teori ekonomi makro adalah analisis agregat. Analisis agregat
adalah analisis yang mempelajari suatu variabel ekonomi secara keseluruhan.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan teori ekonomi mikro dalam kehidupan
sehari-hari:
 Perusahaan menggunakan teori produksi untuk menentukan jumlah barang
yang akan diproduksi dan harga barang yang akan dijual
 Pemerintah menggunakan teori pasar untuk menentukan kebijakan harga,
seperti subsidi dan pajak
 Individu menggunakan teori konsumsi untuk menentukan barang dan jasa
apa yang akan dibeli
Berikut adalah beberapa contoh penerapan teori ekonomi makro dalam kehidupan
sehari-hari:
 Pemerintah menggunakan kebijakan fiskal, seperti pajak dan belanja
pemerintah, untuk mempengaruhi perekonomian
 Bank sentral menggunakan kebijakan moneter, seperti suku bunga, untuk
mempengaruhi perekonomian
 Individu menggunakan teori ekonomi makro untuk memahami kondisi
perekonomian secara keseluruhan

5. Asumsi-asumsi apakah yang mendasari teori ekonomi mikro? Jelaskan!


Jawaban: Dalam teori ekonomi mikro dikenal beberapa asumsi sebagai berikut :
1. Asumsi rasionalitas. Penggunaan asumsi ini pada teori ekonomi mikro yaitu
dalam bentuk asumsi bahwa konsumen di dalam menggunakan pendapatannya
senantiasa berusaha untuk memaksimumkan kepuasannya. Sedangkan perusahaan
di dalam aktivitas ekonominya senantiasa berusaha untuk memaksimumkan
keuntungannya. 2. Asumsi ceteris paribus (hal-hal lain tidak berubah). Bahwa
yang mengalami perubahan hanyalah variabel yang secara eksplisit dinyatakan
berubah dalam suatu model. 3. Asumsi penyederhanaan. Asumsi ini digunakan
agar permasalahan yang sangat kompleks mudah dianalisis dan difahami. 4.
Asumsi keseimbangan parsial. Dalam hal ini diasumsikan tidak adanya hubungan
timbal balik antara perilaku ekonomi oleh pelaku-pelaku ekonomi dengan
perekonomian secara keseluruhan di mana pelaku-pelaku ekonomi tersebut
berada. Teori Ekonomi Mikro 4 Muhammad Ilham 5. Asumsi tidak ada hambatan
atas proses adjustment. Misalnya, apabila harga sesuatu barang mengalami
perubahan, maka berapapun kecilnya perubahan tersebut, konsumen diasumsikan
dapat melaksanakan penyesuaian. 6. Asumsi pelaku-pelaku ekonomi memiliki
informasi yang jelas tentang keadaan pasar.
B. Soal-soal Latihan Bab II
1. Berikan contoh dalam bentuk angka-angka dan buatlah grafiknya guna
membedakan pengertian permintaan dan jumlah barang yang diminta!
Jawaban: Daftar harga dan permintaan buah mangga

Harga Jumlah Buah Mangga


Rp. 8.000 8 kg
Rp. 6.000 10 kg
Rp. 4.000 12 kg
Rp. 2.000 14 kg

Berdasarkan daftar harga dan permintaan buah mangga pada tabel di atas
selanjutnya dapat digambarkan kurva permintaannya sebagaimana pada gambar 1
di bawah ini. Pada gambar 1 tampak bahwa terdapat beberapa titik yaitu titik A
yang menunjukkan jumlah buah mangga yang diminta sebanyak 8 kg pada harga
tertentu yaitu Rp. 8.000 per kg. Titik B jumlah buah mangga yang diminta
sebanyak 10 kg pada harga Rp. 6.000 per kg. Titik C jumlah gula pasir yang
diminta sebanyak 12 kg pada harga Rp. 12.000 per kg. Pada titik D jumlah gula
pasir yang diminta sebanyak 14 kg pada harga Rp. 2.000 per kg. Dengan
demikian setiap titik menunjukkan jumlah buah mangga yang diminta pada
tingkat harga tertentu.
Gambar 1 : Kurva permintaan buah mangga

P D

8.000 A

6.000 B

4.000 C

2.000 D

8 10 12 14

2. a. Jelaskan bagaimana hubungan antara harga barang yang bersangkutan dengan


permintaannya!
Jawaban: Hukum permintaan menyatakan bahwa ada hubungan yang negatif
antara harga barang dan permintaannya. Artinya, semakin tinggi harga suatu
barang, maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya,
semakin rendah harga suatu barang, maka semakin tinggi permintaan terhadap
barang tersebut.
Hubungan ini terjadi karena konsumen akan cenderung untuk membeli lebih
banyak barang jika harganya lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain:
Efek pendapatan: Ketika harga suatu barang turun, maka konsumen memiliki
sisa pendapatan yang lebih banyak untuk dibelanjakan untuk barang tersebut.
Efek substitusi: Ketika harga suatu barang naik, maka konsumen akan cenderung
untuk mengganti barang tersebut dengan barang lain yang harganya lebih murah.
Berikut adalah beberapa contoh hubungan antara harga barang dan
permintaannya:
 Harga beras naik, maka permintaan beras akan turun.
 Harga minyak goreng turun, maka permintaan minyak goreng akan naik.
 Harga tiket pesawat turun, maka permintaan tiket pesawat akan naik.
Namun, perlu diingat bahwa hubungan antara harga barang dan permintaannya
tidak selalu bersifat linier. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
hubungan ini menjadi tidak linier, antara lain:
Efek kekayaan: Ketika harga suatu barang naik, maka konsumen yang kaya akan
cenderung untuk membeli lebih banyak barang tersebut, sedangkan konsumen
yang miskin akan cenderung untuk mengurangi permintaannya.
Efek harapan: Ketika harga suatu barang turun, maka konsumen akan cenderung
untuk menunda pembeliannya karena mereka berharap harga barang tersebut akan
turun lebih jauh lagi.
b. Jelaskan pula bagaimana hubungan antara harga barang yang bersangkutan
dalam kasus pengecualian. Berikan contohnya!
Jawaban: Secara umum, hukum permintaan dapat digunakan untuk memprediksi
perubahan permintaan suatu barang akibat perubahan harga barang tersebut.
Hukum permintaan menyatakan bahwa ada hubungan yang negatif antara harga
barang dan permintaannya. Namun, ada beberapa pengecualian terhadap hukum
ini, yaitu:
Barang Veblen: Barang Veblen adalah barang yang permintaannya meningkat
seiring dengan kenaikan harga. Hal ini terjadi karena barang Veblen dianggap
sebagai simbol status dan kekayaan.
Barang Giffen: Barang Giffen adalah barang yang permintaannya justru menurun
seiring dengan
penurunan harga. Hal ini terjadi karena barang Giffen merupakan barang
kebutuhan pokok yang memiliki pengaruh yang besar terhadap pendapatan
konsumen.
Barang inferior: Barang inferior adalah barang yang permintaannya menurun
seiring dengan kenaikan pendapatan konsumen. Hal ini terjadi karena konsumen
cenderung untuk beralih ke barang yang berkualitas lebih tinggi ketika pendapatan
mereka meningkat.
Berikut adalah beberapa contoh hubungan antara barang yang bersangkutan dalam
kasus pengecualian:
Barang Veblen:
Mobil mewah: Mobil mewah merupakan barang Veblen karena dianggap sebagai
simbol status dan kekayaan. Ketika harga mobil mewah naik, maka permintaan
terhadap mobil tersebut justru meningkat karena semakin banyak orang yang
ingin menunjukkan status sosialnya dengan memiliki mobil mewah.
Barang Giffen:
Roti: Roti merupakan barang kebutuhan pokok bagi sebagian besar masyarakat.
Ketika harga roti turun, maka pendapatan konsumen yang sebagian besar
digunakan untuk membeli roti akan berkurang. Hal ini menyebabkan konsumen
harus mengurangi konsumsi roti untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
Barang inferior:
Mie instan: Mie instan merupakan barang inferior karena permintaannya menurun
seiring dengan kenaikan pendapatan konsumen. Hal ini terjadi karena konsumen
cenderung untuk beralih ke makanan yang lebih sehat dan bergizi ketika
pendapatan mereka meningkat.
Perlu diingat bahwa hubungan antara harga barang dan permintaannya dalam
kasus pengecualian bersifat tidak linier. Artinya, hubungan antara kedua variabel
tersebut tidak berbentuk garis lurus, melainkan berbentuk kurva.

3. Sebut dan jelaskan faktor-faktor non harga yang menentukan permintaan atas
suatu barang!
Jawaban: Faktor-faktor non harga yang menentukan permintaan atas suatu barang
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang selain harga
barang tersebut. Faktor-faktor non harga tersebut antara lain:
Pendapatan konsumen: Pendapatan konsumen merupakan faktor yang paling
penting dalam menentukan permintaan terhadap barang. Ketika pendapatan
konsumen meningkat, maka permintaan terhadap barang-barang normal akan
meningkat. Sebaliknya, ketika pendapatan konsumen menurun, maka permintaan
terhadap barang-barang normal akan menurun.
Selera konsumen: Selera konsumen merupakan faktor yang juga penting dalam
menentukan permintaan terhadap barang. Selera konsumen yang berubah dapat
menyebabkan perubahan permintaan terhadap barang. Misalnya, jika selera
konsumen berubah menjadi lebih menyukai barang yang sehat, maka permintaan
terhadap makanan sehat akan meningkat.
Harga barang pengganti: Harga barang pengganti merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang. Barang pengganti adalah
barang yang dapat menggantikan fungsi suatu barang. Ketika harga barang
pengganti turun, maka permintaan terhadap barang tersebut akan menurun.
Misalnya, jika harga daging ayam turun, maka permintaan terhadap daging sapi
akan menurun karena daging ayam merupakan barang pengganti daging sapi.
Harga barang pelengkap: Harga barang pelengkap merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang. Barang pelengkap adalah
barang yang digunakan bersamaan dengan barang lain. Ketika harga barang
pelengkap turun, maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat.
Misalnya, jika harga mobil turun, maka permintaan terhadap bensin akan
meningkat karena bensin merupakan barang pelengkap mobil.
Ekspektasi konsumen: Ekspektasi konsumen mengenai masa depan dapat
mempengaruhi permintaan terhadap barang. Misalnya, jika konsumen
mengharapkan harga suatu barang akan naik di masa depan, maka mereka akan
cenderung untuk membeli barang tersebut sekarang sehingga permintaan terhadap
barang tersebut akan meningkat.
Populasi: Populasi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi permintaan
terhadap barang. Ketika populasi meningkat, maka permintaan terhadap barang-
barang yang dikonsumsi oleh masyarakat secara umum akan meningkat.
Misalnya, jika populasi meningkat, maka permintaan terhadap makanan, pakaian,
dan perumahan akan meningkat.
Faktor-faktor non harga ini dapat bekerja secara bersama-sama untuk menentukan
permintaan terhadap suatu barang. Misalnya, ketika pendapatan konsumen
meningkat dan selera konsumen berubah menjadi lebih menyukai barang yang
sehat, maka permintaan terhadap makanan sehat akan meningkat.
4. Kemukakan pengertian : a. Permintaan absolut; c. Permintaan potensial; b.
Permintaan efektif.
Jawaban: a. Permintaan absolut adalah permintaan terhadap suatu barang atau jasa
yang tidak disertai dengan daya beli. Artinya, konsumen memiliki keinginan atau
kebutuhan untuk membeli barang atau jasa tersebut, namun tidak memiliki uang
untuk membelinya. Permintaan absolut terjadi karena beberapa faktor, antara lain:
Kemiskinan: Konsumen yang miskin tidak memiliki cukup uang untuk membeli
barang-barang yang mereka inginkan.
Pendapatan yang tidak stabil: Konsumen yang memiliki pendapatan yang tidak
stabil mungkin tidak memiliki cukup uang untuk membeli barang-barang yang
mereka inginkan.
Ketidakstabilan ekonomi: Dalam situasi ekonomi yang tidak stabil, konsumen
mungkin tidak memiliki cukup uang untuk membeli barang-barang yang mereka
inginkan.
Berikut adalah beberapa contoh permintaan absolut:
 Seorang anak yang ingin membeli sepeda baru, tetapi orang tuanya tidak
mampu membelikannya.
 Seorang mahasiswa yang ingin membeli laptop baru, tetapi uang sakunya
tidak cukup.
 Seorang keluarga yang ingin berlibur ke luar negeri, tetapi tidak memiliki
cukup uang.
Permintaan absolut tidak memiliki pengaruh terhadap harga pasar suatu barang.
Hal ini karena permintaan absolut tidak dapat diwujudkan dalam bentuk
pembelian.

b. Permintaan potensial adalah permintaan terhadap suatu barang atau jasa yang
disertai dengan daya beli, tetapi belum diwujudkan dalam bentuk pembelian.
Artinya, konsumen memiliki kemampuan untuk membeli barang atau jasa
tersebut, namun belum melakukan pembelian.
Permintaan potensial dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain:
Kurangnya informasi: Konsumen mungkin tidak mengetahui bahwa barang atau
jasa tersebut tersedia atau tidak mengetahui harganya.
Ketidakpastian: Konsumen mungkin tidak yakin apakah mereka benar-benar
membutuhkan barang atau jasa tersebut.
Kebutuhan mendesak: Konsumen mungkin lebih mengutamakan untuk membeli
barang atau jasa lain yang lebih mendesak.
Berikut adalah beberapa contoh permintaan potensial:
 Seorang konsumen yang ingin membeli mobil baru, tetapi masih
mempertimbangkan model dan harga yang sesuai.
 Seorang konsumen yang ingin membeli rumah baru, tetapi masih
menunggu kenaikan gaji.
 Seorang konsumen yang ingin berlibur ke luar negeri, tetapi masih
mengumpulkan uang.
Permintaan potensial dapat menjadi permintaan efektif di masa mendatang.
Misalnya, jika konsumen yang ingin membeli mobil baru akhirnya memutuskan
untuk membeli mobil tersebut, maka permintaan potensial tersebut akan menjadi
permintaan efektif.
c. Permintaan efektif merupakan permintaan yang sebenarnya terjadi di pasar.
Permintaan efektif dipengaruhi oleh faktor-faktor harga, pendapatan konsumen,
selera konsumen, harga barang pengganti, harga barang pelengkap, ekspektasi
konsumen, dan populasi.
Berikut adalah beberapa contoh permintaan efektif:
 Seorang konsumen yang membeli beras di pasar.
 Seorang konsumen yang membeli baju di toko.
 Seorang konsumen yang membeli tiket pesawat untuk berlibur.
Permintaan efektif dapat mempengaruhi harga pasar suatu barang. Hal ini karena
permintaan efektif merupakan permintaan yang benar-benar terjadi di pasar dan
dapat menyebabkan perubahan keseimbangan pasar.

5. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya pergerakan sepanjang kurva


permintaan dan pergeseran kurva permintaan, dan gambarkan grafiknya!
Jawaban: Pendapatan konsumen. Jika pendapatan konsumen naik, maka jumlah
permintaan terhadap barang normal akan meningkat. Hal ini karena konsumen
memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan. Sebaliknya, jika pendapatan
konsumen turun, maka jumlah permintaan terhadap barang normal akan menurun.
Harga barang substitusi. Jika harga barang substitusi naik, maka jumlah
permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat. Hal ini karena konsumen
akan beralih ke barang yang memiliki fungsi yang sama namun harganya lebih
murah. Sebaliknya, jika harga barang substitusi turun, maka jumlah permintaan
terhadap barang tersebut akan menurun.
Harga barang komplementer. Jika harga barang komplementer naik, maka
jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan menurun. Hal ini karena
konsumen akan mengurangi permintaan terhadap barang yang tidak dapat
digunakan tanpa barang komplementernya. Sebaliknya, jika harga barang
komplementer turun, maka jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan
meningkat.
Selera konsumen. Jika selera konsumen terhadap suatu barang meningkat, maka
jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat. Sebaliknya, jika
selera konsumen terhadap suatu barang menurun, maka jumlah permintaan
terhadap barang tersebut akan menurun.
Prediksi konsumen. Jika konsumen memperkirakan harga suatu barang akan
naik di masa depan, maka mereka akan meningkatkan permintaan terhadap
barang tersebut saat ini. Sebaliknya, jika konsumen memperkirakan harga suatu
barang akan turun di masa depan, maka mereka akan mengurangi permintaan
terhadap barang tersebut saat ini.
Jumlah penduduk. Jika jumlah penduduk meningkat, maka jumlah permintaan
terhadap barang dan jasa akan meningkat.
Berdasarkan faktor-faktor di atas, dapat disimpulkan bahwa pergerakan sepanjang
kurva permintaan menunjukkan perubahan jumlah permintaan yang
disebabkan oleh perubahan harga barang yang bersangkutan. Sedangkan
pergeseran kurva permintaan menunjukkan perubahan jumlah permintaan yang
disebabkan oleh perubahan faktor-faktor lain selain harga barang yang
bersangkutan.
Untuk memahami pergerakan sepanjang kurva permintaan dan pergeseran kurva
permintaan amatilah gambar II.2 berikut ini. Gambar II.2 menunjukkan bahwa
pada saat harga P0 jumlah barang yang diminta sebesar Q0 ditunjukkan oleh titik
A0, dan jika harga naik menjadi P 1, maka jumlah barang yang diminta turun
menjadi sebesar Q1 ditunjukkan oleh titik A1, kemudian jika harga turun pada P2,
maka jumlah barang yang diminta sebesar Q 2 yang ditunjukkan oleh titik A2
(Pergerakan sepanjang kurva permintaan).
Gambar II.2 : Pergerakan sepanjang kurva permintaan dan pergeseran kurva
permintaan

P
D2 D0 D1

Q1 Q4 Q0 Q3 Q2 Q
Selanjutnya, jika harga naik dari P0 menjadi P1, jumlah barang yang meningkat
menjadi Q3 yang ditunjukkan oleh titik B, dan jika harga turun dari P0 menjadi P2,
maka jumlah barang yang diminta turun dari Q0 menjadi Q4 yang ditunjukkan oleh
titik C. (Pergeseran kurva permintaan).

6. Jelaskan bagaimana hubungan antara harga barang yang bersangkutan dengan


penawarannya!
Jawaban: Hukum penawaran menyatakan bahwa jika harga suatu barang naik,
maka jumlah penawaran akan meningkat, dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena
produsen akan termotivasi untuk menghasilkan lebih banyak barang jika harga
barang tersebut naik.
Hubungan antara harga barang yang bersangkutan dengan penawarannya dapat
digambarkan dalam kurva penawaran. Kurva penawaran miring ke atas dari kiri
ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa jika harga barang naik, maka jumlah
penawaran akan meningkat, dan sebaliknya.

7. Sebut dan jelaskan faktor-faktor non harga yang menentukan penawaran atas
suatu barang!
Jawaban: Faktor-faktor non harga yang menentukan penawaran atas suatu barang
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah penawaran suatu barang selain
harga barang itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain:

Teknologi: Teknologi produksi yang lebih maju dapat meningkatkan


produktivitas produsen, sehingga jumlah penawaran barang akan meningkat.
Sebaliknya, teknologi produksi yang kurang maju dapat menurunkan
produktivitas produsen, sehingga jumlah penawaran barang akan menurun.
Biaya produksi: Biaya produksi yang tinggi akan menurunkan keuntungan
produsen, sehingga jumlah penawaran barang akan menurun. Sebaliknya, biaya
produksi yang rendah akan meningkatkan keuntungan produsen, sehingga jumlah
penawaran barang akan meningkat.
Harga barang substitusi: Jika harga barang substitusi naik, maka produsen akan
beralih untuk memproduksi barang yang memiliki harga lebih tinggi. Hal ini akan
menyebabkan jumlah penawaran barang tersebut meningkat. Sebaliknya, jika
harga barang substitusi turun, maka produsen akan mengurangi produksi barang
tersebut.
Harga barang komplementer: Jika harga barang komplementer naik, maka
jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat. Hal ini akan
menyebabkan produsen meningkatkan produksi barang tersebut. Sebaliknya, jika
harga barang komplementer turun, maka jumlah permintaan terhadap barang
tersebut akan menurun.
Harapan produsen: Jika produsen memperkirakan harga suatu barang akan naik
di masa depan, maka mereka akan meningkatkan produksi saat ini. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan harga tersebut. Sebaliknya, jika
produsen memperkirakan harga suatu barang akan turun di masa depan, maka
mereka akan mengurangi produksi saat ini.

Faktor-faktor non harga tersebut dapat mempengaruhi penawaran secara langsung


atau tidak langsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran secara
langsung adalah faktor-faktor yang secara langsung berhubungan dengan proses
produksi barang, seperti teknologi, biaya produksi, dan harga barang substitusi
dan komplementer. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran secara tidak
langsung adalah faktor-faktor yang tidak secara langsung berhubungan dengan
proses produksi barang, seperti harapan produsen.

8. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya pergerakan sepanjang kurva


penawaran dan pergeseran kurva penawaran, dan gambarkan grafiknya!
Jawaban: Pergerakan sepanjang kurva penawaran terjadi karena perubahan harga
barang yang bersangkutan. Hukum penawaran menyatakan bahwa jika harga
suatu barang naik, maka jumlah penawaran akan meningkat, dan sebaliknya.
Misalnya, jika harga beras naik dari Rp10.000/kg menjadi Rp15.000/kg, maka
jumlah penawaran beras akan meningkat dari 100.000 kg menjadi 150.000 kg.
Pergerakan sepanjang kurva penawaran dapat digambarkan dengan bergerak ke
kanan atau kiri sepanjang kurva penawaran. Jika harga barang naik, maka titik
pada kurva penawaran akan bergerak ke kanan. Sebaliknya, jika harga barang
turun, maka titik pada kurva penawaran akan bergerak ke kiri.
Pergeseran kurva penawaran terjadi karena perubahan faktor-faktor lainy ang
mempengaruhi penawaran, selain harga. Faktor-faktor tersebut antara lain:
Teknologi: Jika teknologi produksi suatu barang meningkat, maka jumlah
penawaran barang tersebut akan meningkat. Hal ini karena produsen dapat
menghasilkan lebih banyak barang dengan biaya yang lebih murah.
Biaya produksi: Jika biaya produksi suatu barang naik, maka jumlah penawaran
barang tersebut akan menurun. Hal ini karena produsen akan mengurangi
produksi untuk mengurangi kerugian.
Harga barang substitusi: Jika harga barang substitusi naik, maka jumlah
penawaran barang tersebut akan meningkat. Hal ini karena produsen akan beralih
untuk memproduksi barang yang memiliki harga lebih tinggi.
Harga barang komplementer: Jika harga barang komplementer naik, maka
jumlah penawaran barang tersebut akan menurun. Hal ini karena produsen akan
mengurangi produksi barang yang tidak dapat digunakan tanpa barang
komplementernya.
Harapan produsen: Jika produsen memperkirakan harga suatu barang akan naik
di masa depan, maka mereka akan meningkatkan produksi saat ini. Sebaliknya,
jika produsen memperkirakan harga suatu barang akan turun di masa depan, maka
mereka akan mengurangi produksi saat ini.

Pergeseran kurva penawaran dapat digambarkan dengan menggeser kurva


penawaran ke kanan atau kiri. Jika faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
meningkat, maka kurva penawaran akan bergeser ke kanan. Sebaliknya, jika
faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran menurun, maka kurva penawaran
akan bergeser ke kiri.
Gambar II.4 : Pergerakan sepanjang kurva penawaran dan pergeseran kurva
penawaran
p

S1 S0

P1 E3 E1

E0

P0 E2 E4

P2

Q2 Q3 Q0 Q4 Q1 Q

9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keseimbangan pasar!

Jawaban: Keseimbangan pasar adalah suatu kondisi di mana jumlah penawaran


sama dengan jumlah permintaan. Pada kondisi ini, tidak ada tekanan yang
signifikan yang mendorong harga naik atau turun, sehingga harga tetap relatif
stabil.

Keseimbangan pasar dapat digambarkan sebagai titik persilangan antara kurva


permintaan dan kurva penawaran. Pada titik ini, jumlah barang yang diminta oleh
konsumen sama dengan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen.

Keseimbangan pasar dapat terjadi karena adanya interaksi antara permintaan dan
penawaran. Permintaan adalah keinginan konsumen untuk membeli suatu barang
pada harga tertentu. Penawaran adalah keinginan produsen untuk menjual suatu
barang pada harga tertentu.

10. Apakah yang menentukan terjadinya keseimbangan pasar?


Jawaban: Keseimbangan pasar ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan
penawaran. Permintaan adalah keinginan konsumen untuk membeli suatu barang
pada harga tertentu. Penawaran adalah keinginan produsen untuk menjual suatu
barang pada harga tertentu.

Pada kondisi keseimbangan pasar, jumlah barang yang diminta oleh konsumen
sama dengan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Hal ini terjadi karena
pada kondisi ini, kedua belah pihak, yaitu konsumen dan produsen, sama-sama
puas dengan harga yang berlaku.

Jika jumlah barang yang diminta lebih besar dari jumlah barang yang ditawarkan,
maka harga akan naik. Hal ini karena produsen akan meningkatkan harga untuk
mengurangi kelebihan permintaan. Sebaliknya, jika jumlah barang yang
ditawarkan lebih besar dari jumlah barang yang diminta, maka harga akan turun.
Hal ini karena produsen akan menurunkan harga untuk meningkatkan permintaan.

Jadi, keseimbangan pasar ditentukan oleh harga yang dapat memenuhi keinginan
konsumen dan produsen. Harga tersebut disebut sebagai harga keseimbangan.

11. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :

a Excess demand

Jawaban: Excess demand adalah suatu kondisi di mana jumlah barang


yang diminta oleh konsumen lebih besar daripada jumlah barang yang
ditawarkan oleh produsen. Hal ini terjadi karena harga barang yang
berlaku lebih rendah daripada harga keseimbangan.

Excess demand dapat menyebabkan harga barang naik. Hal ini karena
produsen akan meningkatkan harga untuk mengurangi kelebihan
permintaan.

b Excess supply
Jawaban: Excess supply adalah suatu kondisi di mana jumlah barang yang
ditawarkan oleh produsen lebih besar daripada jumlah barang yang
diminta oleh konsumen. Hal ini terjadi karena harga barang yang berlaku
lebih tinggi daripada harga keseimbangan.

Excess supply dapat menyebabkan harga barang turun. Hal ini karena
produsen akan menurunkan harga untuk meningkatkan permintaan.

12. Pada saat harga gula pasir Rp.6.000 per kg permintaan gula pasir dalam sebulan
100 kg, sedangkan produsen menawarkan sebanyak 70 kg, ketika harga gula pasir
naik menjadi Rp.7.000 per kg permintaan konsumen sebanyak 80 kg, dan
produsen menawarkan sebanyak 90 kg. Berdasarkan data di atas tentukanlah :
a Fungsi permintaan gula pasir
b Fungsi penawaran gula pasir
c Keseimbangan pasar
d Gambarkan grafiknya
Jawaban: a) fungsi permintaan
 Qd-Qd1/Qd2-Qd1 = P-P1/P2-P1
 Qd-100/80-100 = P-6.000/7.000-6.000
 Qd-100/(-20) = P-6.000/1.000
 1.000(Qd-100) = -20(P-6.000)
 1.000Qd-100.000 = -20P+120.000
 1.000Qd = -20P + 120.000 + 100.000
 Qd = -20P + 220.000/1.000
 Qd = -0,02P + 220
b. fungsi penawaran
• Qs – Qs1 / Qs2 – Qs1 = P – P1 / P2 – P1
• Qs – 70 / 90 – 70 = P – 6.000 / 7.000 – 6.000
• Qs – 70 / 20 = P – 6.000 / 1.000
• 1.000(Qs – 70) = 20(P – 6.000)
• 1.000Qs – 70.000 = 20P – 120.000
• 1.000Qs = 20P – 120.000 + 70.000
• Qs = 20P – 190.000 / 1.000
• Qs = 0,02P – 190
c. keseimbangan pasar Qd = Qs
• -20P + 220 = 20P – 190
• -40P = 410, maka P = 10,25
• Permintaan : Qd = 220 – 20(10,25)
• Qd = 220 – 205 = 15
• Penawaran Qs = 20P – 190
• Qs = 20(10,25) – 190
• Qs = 205 – 190 = 15
Dengan demikian keseimbangan pasar tercapai pada harga Rp. 10.250 di mana
jumlah beras yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan yaitu 15 kg.
Berdasarkan fungsi permintaan dan fungsi penawaran yang telah diperoleh, maka
dapat digambarkan grafik keseimbangan pasar
d. kurva

15.500 S

10.250 E

5.500

15 220
C. Soal-soal Latihan BAB III
1. Jika diketahui data harga dan permintaan suatu barang sebagaimana tabel di
bawah ini :
Kasus I Kasus II Kasus III
Harga Jumlah Harga (Rp) Jumlah Harga Jumlah
(Rp) diminta (unit) diminta (unit) (Rp) diminta (unit)
6.000 15 10.000 90 5.000 12
9.000 10 20.000 60 8.300 8

Berdasarkan data di atas :

a Tentukanlah koefisien elastisitas permintaannya dan kemukakan arti


koefisien tersebut! Bagaimana hubungan elastisitas tersebut dengan hasil
penjualan pada masingmasing kasus?
Jawaban: Elastisitas = Perubahan Persentase Harga
Perubahan Persentase Jumlah Diminta Mari kita hitung untuk masing-
masing kasus: Kasus I:

Harga awal: Rp 6.000

Jumlah diminta awal: 15 unit

Pertama, kita hitung perubahan persentase jumlah diminta:


Perubahan Jumlah Diminta = Jumlah Diminta Akhir −
Jumlah Diminta Awal Jumlah Diminta Awal × 100
Perubahan Jumlah Diminta = Jumlah Diminta Awal Jumlah Diminta Akhir
− Jumlah Diminta Awal × 100 Perubahan Jumlah Diminta = 10 – 1515 ×
100 = −33.33% Perubahan Jumlah Diminta = 1510 − 15× 100 = −33.33%

Kemudian, perubahan persentase harga: Perubahan Harga = Harga Akhir −


Harga Awal Harga Awal × 100 Perubahan Harga = Harga Awal
Harga Akhir − Harga Awal × 100 Perubahan Harga = 9.000 − 6.000 6.000
× 100 = 50% Perubahan Harga = 6.0009.000 − 6.000 × 100 = 50%

Kasus II:

Harga awal: Rp 10.000


Jumlah diminta awal: 90 unit
Perubahan persentase jumlah diminta: Perubahan Jumlah Diminta = 60 –
9090 × 100 = −33.33% Perubahan Jumlah Diminta = 9060 − 90 × 100 = −
33.33%
Perubahanpersentaseharga: Perubahan Harga = 20.000 − 10.00010.000
×100 = 100% Perubahan Harga = 10.00020.000 − 10.000 × 100 = 100%
Kasus III:
Harga awal: Rp 5.000
Jumlah diminta awal: 12 unit
Perubahan persentase jumlah diminta: Perubahan Jumlah Diminta = 8 –
1212 × 100 = −33.33% Perubahan Jumlah Diminta = 128 – 12 × 100 = −
33.33%
Perubahan persentase harga: Perubahan Harga = 6.300 − 5.000 5.000 ×
100 = 26% Perubahan Harga = 5.000 6.300 −5.000 × 100 ≈ 26%
Setelah mendapatkan perubahan persentase jumlah diminta dan harga
untuk setiap kasus, kita dapat menghitung koefisien elastisitas
permintaannya.
Koefisien elastisitas permintaan adalah ukuran sensitivitas permintaan
terhadap perubahan harga. Jika nilai elastisitas > 1, maka permintaan
dianggap elastis (sensitif terhadap perubahan harga); jika < 1, maka
permintaan dianggap inelastis (tidak terlalu sensitif terhadap perubahan
harga); jika = 1, maka dianggap unitelastis (perubahan persentase harga
sama dengan perubahan persentase jumlah diminta).
Dari hasil perhitungan, kasus I, II, dan III semuanya memiliki nilai
elastisitas -0.67. Artinya, permintaan untuk barang tersebut bersifat
inelastis (tidak terlalu responsif terhadap perubahan harga).
Hubungan elastisitas ini dengan hasil penjualan adalah bahwa perubahan
harga tidak berpengaruh besar terhadap jumlah barang yang dibeli dalam
ketiga kasus. Meskipun terjadi perubahan harga yang cukup besar,
perubahan jumlah yang diminta tidak sebanding, menunjukkan
karakteristik inelastisitas permintaan.

2. Faktor-faktor apakah yang menentukan elastisitas harga dari permintaan?


Jelaskan!

Jawaban: Elastisitas harga dari permintaan mencerminkan seberapa sensitif


jumlah barang yang diminta berubah sebagai respons terhadap perubahan harga.
Beberapa faktor yang mempengaruhi elastisitas harga dari permintaan meliputi:

Ketersediaan Barang Pengganti atau Substitusi


Jika ada banyak barang pengganti yang mirip dan harga satu produk naik,
konsumen mungkin akan beralih ke barang lain yang lebih terjangkau. Ini
membuat permintaan menjadi lebih elastis karena konsumen lebih responsif
terhadap perubahan harga.

Essentiality atau Kebutuhan Dasar

Barang-barang yang dianggap kebutuhan dasar (misalnya, bahan makanan, obat-


obatan) cenderung memiliki permintaan yang inelastis. Konsumen mungkin tetap
membeli barang-barang ini meskipun harga naik karena tidak ada banyak pilihan
untuk menghindari pembelian.

Proporsi Pengeluaran

Jika harga barang merupakan bagian kecil dari total pengeluaran konsumen,
perubahan harga mungkin tidak akan berpengaruh besar pada jumlah yang
diminta. Namun, jika barang itu merupakan bagian besar dari pengeluaran,
perubahan harga kecil pun bisa memiliki dampak besar pada permintaan.

Waktu

Elastisitas harga juga dapat bervariasi seiring waktu. Secara umum, konsumen
memiliki lebih banyak waktu untuk menyesuaikan perilaku belanja mereka
terhadap perubahan harga dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Sifat Barang (Luxury vs. Necessity)

Barang-barang mewah cenderung memiliki elastisitas harga yang tinggi karena


konsumen lebih mudah mengurangi pembelian saat harga naik. Sebaliknya,
barang-barang kebutuhan mendasar cenderung memiliki elastisitas yang lebih
rendah.

Preferensi Konsumen

Preferensi, tren, dan perilaku konsumen juga memainkan peran penting. Jika
konsumen memiliki preferensi kuat terhadap suatu merek atau produk tertentu,
mereka mungkin tetap membeli barang tersebut meskipun harga naik.

Pengetahuan Konsumen tentang Harga


Pengetahuan konsumen tentang variasi harga suatu produk juga dapat
memengaruhi elastisitasnya. Konsumen yang lebih sadar harga cenderung lebih
responsif terhadap perubahan harga.

Semua faktor ini bersama-sama mempengaruhi seberapa besar perubahan harga


akan memengaruhi permintaan suatu barang, dan karenanya, menentukan
elastisitas harga dari permintaan barang tersebut.

3. Bagaimanakah hubungan harga barang lain dalam elastisitas silang untuk jenis :

a. Barang substitusi, jelaskan mengapa demikian!

Jawaban: Barang substitusi adalah barang yang bisa saling menggantikan


satu sama lain dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Ketika harga
barang substitusi naik, permintaan untuk barang lainnya yang serupa
cenderung meningkat. Dalam elastisitas silang untuk barang substitusi,
koefisien elastisitasnya positif. Contohnya, jika harga susu naik, maka
permintaan terhadap susu kedelai bisa meningkat. Elastisitas silang positif
antara susu dan susu kedelai menunjukkan bahwa ketika harga satu barang
naik, permintaan untuk barang pengganti tersebut juga naik.

b. Barang komplementer, jelaskan mengapa demikian!

Jawaban: Barang komplementer adalah barang yang biasanya digunakan


bersamaan untuk memenuhi suatu kebutuhan. Jika harga barang
komplementer naik, cenderung mengurangi permintaan untuk barang lain
yang terkait dengannya. Dalam elastisitas silang untuk barang
komplementer, koefisien elastisitasnya negatif.

Misalnya, jika harga printer naik, permintaan untuk tinta printer mungkin
akan turun. Elastisitas silang negatif antara printer dan tinta printer
menunjukkan bahwa ketika harga satu barang naik, permintaan untuk
barang lainnya yang berhubungan turun.
Dalam kedua kasus ini, elastisitas silang mencerminkan sejauh mana
hubungan harga barang yang satu memengaruhi permintaan barang
lainnya. Positive atau negatifnya koefisien elastisitas ini menggambarkan
pola hubungan antara barang-barang tersebut dalam respons terhadap
perubahan harga.

4. Jika diketahui data pendapatan dan permintaan barang X, Y dan Z berikut ini:
Pendapatan Permintaan Permintaan Permintaan
per bulan barang X barang Y barang Z
Rp.1.000.000 8 unit 4 unit 10 unit
Rp.1.500.000 6 unit 7 unit 12 unit

Berdasarkan data di atas : Dengan menggunakan elastisitas yang biasa, hitunglah


elastisitas pendapatan atas permintaan masing-masing barang

a Berdasarkan koefisien elastisitas yang Anda peroleh, termasuk jenis


barang apakah X, Y dan Z? Jelaskan mengapa demikian!

b Kaitkan barang Y dan Z dengan kurva Engel!

Jawaban: Untuk menghitung elastisitas pendapatan atas permintaan


masing-masing barang, kita menggunakan rumus elastisitas pendapatan:

Elastisitas Pendapatan = Perubahan Persentase Permintaan /


Perubahan Persentase Pendapatan

Mari kita hitung elastisitas pendapatan untuk masing-masing barang:

Barang X:

Permintaan awal (8 unit) pada pendapatan Rp.1.000.000

Permintaan akhir (6 unit) pada pendapatan Rp.1.500.000


Perubahan persentase permintaan: Perubahan Permintaan = 6 – 88 × 100 =
−25% Perubahan Permintaan = 86 − 8 × 100 = − 25%

Perubahan persentase pendapatan: Perubahan Pendapatan = 1.500.000 −


1.000.0001.000.000 × 100 = 50% Perubahan Pendapatan = 1.000.000
1.500.000 − 1.000.000 × 100 = 50%

Elastisitas Pendapatan Barang X: Elastisitas Pendapatan = −25% 50% =


−0.5 Elastisitas Pendapatan = 50% − 25% = −0.5

Barang Y:

Permintaan awal (4 unit) pada pendapatan Rp.1.000.000

Permintaan akhir (7 unit) pada pendapatan Rp.1.500.000

Perubahan persentase permintaan: Perubahan Permintaan = 7 – 44 × 100


= 75% Perubahan Permintaan = 47 − 4 × 100 = 75%

Elastisitas Pendapatan Barang Y:


Elastisitas Pendapatan=75%50%=1.5Elastisitas Pendapatan=50%75%=1.5

Barang Z:

Permintaan awal (10 unit) pada pendapatan Rp.1.000.000

Permintaan akhir (12 unit) pada pendapatan Rp.1.500.000

Perubahan persentase permintaan: Perubahan Permintaan= 12 – 10 10 ×


100 = 20% Perubahan Permintaan = 1012 − 10 × 100 = 20%

Elastisitas Pendapatan Barang Z:

Elastisitas Pendapatan = 20% 50%= 0.4 Elastisitas Pendapatan = 50%


20% = 0.4

Jenis Barang Berdasarkan Elastisitas Pendapatan:


Barang X memiliki elastisitas pendapatan negatif (-0.5), menunjukkan
bahwa barang ini termasuk dalam kategori barang inferior. Permintaan
akan barang inferior menurun ketika pendapatan naik.

• Barang Y memiliki elastisitas pendapatan positif (1.5),


menandakan bahwa barang ini termasuk dalam kategori barang
normal atau superior. Permintaan akan barang normal atau superior
meningkat seiring dengan kenaikan pendapatan.

• Barang Z memiliki elastisitas pendapatan positif (0.4),


menunjukkan bahwa barang ini juga termasuk dalam kategori
barang normal atau superior, namun dengan respons yang kurang
signifikan dibandingkan dengan barang Y.

Kaitkan Barang Y dan Z dengan Kurva Engel:

Barang Y dan Z berkaitan dengan kurva Engel karena elastisitas


pendapatannya menentukan apakah barang tersebut termasuk dalam
kategori barang inferior, normal, atau superior berdasarkan respon
permintaannya terhadap perubahan pendapatan. Barang Y termasuk dalam
kategori barang normal atau superior dengan elastisitas pendapatan positif
yang cukup tinggi (1.5), sementara Barang Z juga termasuk dalam kategori
barang normal atau superior tetapi dengan elastisitas pendapatan yang
lebih rendah (0.4), menunjukkan respons permintaan yang kurang
signifikan terhadap perubahan pendapatan. Kurva Engel
merepresentasikan hubungan antara pendapatan dan jumlah barang yang
dibeli oleh konsumen. Barang Y dan Z akan berperilaku sesuai dengan
kurva Engel, namun dengan tingkat respons yang berbeda terhadap
perubahan pendapatan.

5. a. Mengapa koefisien elastisitas penawaran bernilai positif? Jelaskan!


Jawaban: Koefisien elastisitas penawaran bernilai positif karena adanya hubungan
langsung antara perubahan harga dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen.
Ketika harga suatu barang naik, ceteris paribus (segala hal lainnya tetap konstan),
produsen cenderung akan bersedia menawarkan lebih banyak barang ke pasar.

Ada beberapa alasan utama mengapa koefisien elastisitas penawaran biasanya


positif:

1. Dorongan Keuntungan

Kenaikan harga sering kali mendorong produsen untuk menawarkan lebih


banyak barang karena dapat meningkatkan pendapatan mereka dari penjualan.
Produsen melihat kesempatan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar
dengan menawarkan lebih banyak barang pada harga yang lebih tinggi

2. Biaya Produksi

Peningkatan harga barang juga dapat mempengaruhi biaya produksi. Jika


harga bahan baku atau biaya produksi lainnya naik, produsen mungkin perlu
menaikkan harga jual atau menawarkan lebih banyak barang untuk
mempertahankan keuntungan mereka.

3. Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi yang dimiliki produsen juga memainkan peran. Jika


mereka memiliki kapasitas produksi yang cukup besar dan biaya produksi
yang relatif stabil, mereka akan lebih mungkin menawarkan lebih banyak
barang saat harga naik untuk memaksimalkan pendapatan.

Koefisien elastisitas penawaran yang positif menggambarkan bahwa produsen


cenderung responsif terhadap perubahan harga dengan menyesuaikan
kuantitas barang yang mereka tawarkan ke pasar.

Namun, perlu diingat bahwa ada situasi di mana elastisitas penawaran bisa
mendekati nol atau menjadi lebih kecil daripada biasanya. Hal ini bisa terjadi
ketika produsen tidak dapat meningkatkan produksi mereka dengan mudah
dalam waktu singkat atau ketika kapasitas produksi mereka terbatas.
b. Apakah mungkin terjadi koefisien elastisitas penawaran bernilai negatif? Jika
tidak mungkin terjadi jelaskan, dan jika mungkin terjadi jelaskan!

Jawaban: Elastisitas penawaran yang bernilai negatif pada dasarnya sangat jarang
terjadi dan dalam konteks umumnya dianggap tidak mungkin. Hal ini karena
konsep elastisitas penawaran pada dasarnya menggambarkan hubungan positif
antara perubahan harga dan kuantitas yang ditawarkan.

Elastisitas penawaran yang positif menunjukkan bahwa saat harga naik, produsen
cenderung ingin menawarkan lebih banyak barang ke pasar. Jika elastisitas
penawaran bernilai negatif, ini akan berarti bahwa ketika harga naik, kuantitas
yang ditawarkan juga akan turun, yang bertentangan dengan logika dasar
ekonomi.

Namun, ada situasi di mana secara teknis koefisien elastisitas penawaran bisa
terlihat negatif jika dilihat dalam data yang terbatas atau karena kesalahan
penghitungan. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

Kesalahan dalam Pengukuran: Kadang-kadang, kesalahan dalam pengumpulan


data atau perhitungan statistik dapat menyebabkan angka yang tidak sesuai. Ini
mungkin terjadi karena perubahan harga dan kuantitas yang diukur secara tidak
tepat.

Konteks Spesifik: Dalam kasus-kasus yang sangat spesifik dan terbatas, seperti
pada periode waktu yang sangat singkat atau situasi pasar yang sangat khusus,
mungkin terlihat adanya kecenderungan sementara yang dapat membingungkan
elastisitas penawaran. Namun, ini sering kali bukan representasi dari hubungan
sebenarnya antara harga dan kuantitas yang ditawarkan.

Meskipun secara konseptual sangat jarang terjadi, elastisitas penawaran yang


negatif dalam konteks teori ekonomi tradisional tidaklah konsisten dengan logika
dasar dari hubungan antara harga dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen.

Anda mungkin juga menyukai