Anda di halaman 1dari 17

MODUL PERKULIAHAN

Ekonomika
Makro
Gambaran Umum Ekonomi Makro
dan Permasalahannya

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Ekonomi dan Bisnis Manajemen S1 190221004 Team Teaching Ekonomika Makro

Abstract Kompetensi

Materi ini akan menjelaskan tentang Mahasiswa memiliki kemampuan untuk


gambaran umum ilmu ekonomi makro menjelaskan gambaran umum dan
mulai dari pengertian ekonomi makro, permasalahannya, mulai dari pengertian
masalah-masalah dalam ekonomi makro, ekonomi makro, masalah-masalah
kebijakan-kebijakan ekonomi makro, dalam ekonomi makro, kebijakan-
pelaku ekonomi makro dan perannya, kebijakan ekonomi makro, pelaku
circular flow of Economic model 2, 3 dan ekonomi makro dan perannya, circular
4 sektor flow of Economic model 2, 3 dan 4
sektor.
Gambaran Umum Ekonomi Makro dan Permasalahannya

Pengertian dan Konsep Dasar Ekonomi Makro

Alasan utama untuk mempelajari ekonomi adalah mempelajari cara berfikir. Ekonomi
memiliki tiga konsep dasar yang sekali diserap, dapat mengubah cara orang melihat pilihan
sehari-hari: biaya peluang, marjinalisme, dan cara kerja pasar yang efisien. Ilmu ekonomi
adalah suatu studi bagaimana individu-individu dan masyarakat, dengan atau tanpa
penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat
dipergunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan
mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi sekarang dan pada masa yang akan datang
kepada berbagai individu dan golongan masyarakat guna mencapai kepuasan atau
kemakmuran masyarakat. Dalam ilmu ekonomi, pengalokasian sumber daya terjadi pada
setiap aktivitas ekonomi manusia yang meliputi produksi, konsumsi dan pertukaran.

Secara garis besar, ilmu ekonomi dibagi atas dua bagian yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu
ekonomi makro. Ilmu ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari penggunaan sumber
daya, atau faktor produksi, yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas,
dengan keputusan yang di buat individu. Analisis ilmu ekonomi mikro berkaitan dengan
kejadian-kejadian ekonomi pada unit-unit kecil kegiatan ekonomi masyarakat. Sedangkan
ilmu ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari penggunaan sumber daya, atau faktor
produksi, yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas secara agregat.
Menurut Williamson (2014) makroekonomi merupakan studi tentang perilaku sekumpulan
besar pelaku ekonomi yang berfokus pada perilaku agregat konsumen dan perusahaan,
perilaku pemerintah, tingkat keseluruhan aktivitas ekonomi di masing-masing negara,
interaksi ekonomi antar negara, dan pengaruh kebijakan fiskal dan moneter. Makroekonomi
berbeda dengan mikroekonomi karena berkaitan dengan efek keseluruhan pada ekonomi
dari pilihan yang dibuat oleh semua pelaku ekonomi, bukan pada pilihan konsumen atau
perusahaan individu. Ketidakserasian interaksi pelaku ekonomi dapat menimbulkan
berbagai masalah seperti inflasi, deflasi, resesi dan lain sebagainya.

Konsep agregat dalam ekonomi makro dapat diartikan sebagai keseluruhan kegiatan
pelaku-pelaku ekonomi, seperti kegiatan produsen secara keseluruhan, kegiatan konsumen
secara keseluruhan, kegiatan pemerintah, dan kegiatan ekonomi luar negeri. Pelaku
ekonomi dikelompokkan menjadi beberapa sektor dalam analisis ekonomi makro, yaitu:

1. Sektor Rumah Tangga Konsumen (RTK)


2. Sektor Rumah Tangga Produsen (RTP)
3. Sektor Rumah Tangga Negara (RTN)
4. Sektor Rumah Tangga Luar Negeri (RTLN)

‘2021 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
Semua pelaku ekonomi tersebut akan selalu berinteraksi satu sama lain untuk mengelola
sumber daya yang ada dalam suatu negara untuk kemakmuran masyarakatnya.
Kemakmuran suatu negara sangat tergantung pada hasil produksi nasional/domestik (Gross
National Product/GNP atau Gross Domestic Product/GDP) yang dihasilkan oleh pelaku-
pelaku ekonomi dalam suatu negara.

Ekonomi makro merupakan konsep dasar yang dapat menjelaskan beberapa hal berikut:

1. Faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan produk/pendapatan nasional


2. Faktor penyebab timbulnya pengangguran didalam perekonomian dan cara-cara untuk
mengatasinya.
3. Faktor penyebab terjadinya inflasi dan cara untuk mengatasinya.
4. Faktor penyebab naik turunnya tingkat/suku bunga
5. Faktor penyebab ketidakseimbangan (deficit atau surplus) neraca pembayaran suatu
negara.
6. Faktor yang mempengaruhi flukatuasi nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata
uang asing.

Lingkup pembahasan konsep/teori dalam ilmu ekonomi makro antara lain yaitu:

1. Teori pendapatan/produk nasional


2. Teori pertumbuhan ekonomi
3. Teori uang dan bank atau teori moneter
4. Teori inflasi dan kesempatan kerja
5. Teori siklus bisnis
6. Teori tentang ekonomi dan perdagangan internasional

Perkembangan ilmu ekonomi makro berawal dari kegagalan ekonomi klasik yang sangat
fanatik terhadap konsep mekanisme pasar dalam mengatur perekonomian. Kegagalan
tersebut memunculkan pemikiran-pemikiran baru dari para ahli ekonomi.

1. Pandangan Klasik (Adam Smith/1776) yang terkenal dengan bukunya “The Wealth of
Nations”. Smith menekankan bahwa sistem pasar bebas merupakan sistem pengatur
kegiatan ekonomi yang efisien. Para ahli ekonomi klasik meyakini bahwa untuk
mendorong kegiatan ekonomi, keterlibatan pemerintah harus dikurangi dan
semuanya diserahkan pada pasar, karena ada invisible hand mekanisme pasar yang
akan mengatur perekonomian pasar. Mekanisme pasar yaitu mekanisme alokasi
sumber daya ekonomi yang berlandaskan pada interaksi kekuatan permintaan dan
penawaran. Mekanisme pasar akan mengarahkan pelaku-pelaku ekonomi berusaha
mengalokasikan dana dan faktor produksi secara efisien. Menurut Sadono Sukirno

‘2021 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
(2000), ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa: (1) kegiatan ekonomi akan selalu
mencapai keadaan kesempatan kerja penuh atau full employment; (2) setiap
perekonomian tidak kaan menghadapi permasalahan kekurangan permintaan agregat,
karena adanya penyesuaian-penyesuaian yang terjadi dipasar keuangan yang
menciptakan aggregate demand sama dengan aggregate supply (AD=AS); (3) tingkat
upah ditentukan oleh permintaan dan penawaran tenaga kerja, pada saat terjadi
kelebihan tenaga kerja, maka akan menurunkan upah, sebaliknya saat kekurangan
tenaga kerja akan meningkatkan upah. Ajaran ekonom klasik ini ternyata tidak mampu
mengendalikan masalah inflasi dan pengangguran yang terjadi pada saat resesi
ekonomi melanda negara-negara maju pada tahun 1930-an dengan tingkat
pengangguran yang sangat tinggi yaitu mencapai 20-30% selama hamper 10 tahun
yang mendorong munculnya pemikiran ahli-ahli ekonomi untuk mengatasi persoalan-
persoalan ekonomi makro.
2. Pandangan Keynesian (John Maynard Keynes/1936), seorang ekonom Inggris yang
terkenal dengan bukunya “The General Theory of Employment, Interest, and Money”.
Pemikiran Keynes yang dituangkan dalam bukunya tersebut merupakan kritikan
terhadap pemikiran kaum klasik antara lain yaitu:
a) Mekanisme di pasar barang, pasa keuangan, dan pasar tenaga kerja tidak
menjamin pertumbuhan ekonomi yang stabil.
b) Tingkat kegiatan dalam perekonomian akan selalu ditentukan oleh total
pembelanjaan masyarakat atau Aggregate Demand (AD). Secara umum AD actual
lebih rendah dari AD full employment, karena investasi lebih rendah dari tabungan
dan fleksibilitas suku bunga tidak mampu menciptakan keseimbangan antara
saving dan investasi (S = I) karena suku bunga ditentukan oleh permintaan dan
penawaran uang.
c) Tingkat pengangguran dalam suatu perekonomian tidak dapat dikendalikan melalui
perkembangan tingkat upah, karena tingkat upah tidak fleksibel dalam
kenyataannya.
3. Pandangan New Klasik (Milton Firedman dan Robert Lucas), ekonom dari Universitas
Chicago yang mendukung ekonom klasik tentang peranan pasar bebas dalam mengatur
kegiatan ekonomi. Mereka lebih menekankan peranan moneter dan pasar dalam
mengendalikan perekonomian. Kritikan-kritikan Milton Friedman terhadap Keynes
antara lain yaitu:
a) Peranan kebijakan fiskal yang ditentukan oleh Keynes akan menyebabkan
terjadinya Crowding-Out yaitu kebijakan fiskal pada tingkat kegiatan ekonomi akan
menyedot dana dari masyarakat dan mengurangi keinginan pihak swasta untuk
melakukan kegiatan investasi.

‘2021 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
b) Menekankan pentingnya peranan uang dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi,
karena kenaikan uang akan menyebabkan pertambahan produksi nasional yang
proporsional dengan pertambahan uang tersebut apabila terjadi pengangguran
dalam faktor-faktor produksi.
c) Dalam menjalankan kebijakan fiskal pemerintah harus dapat menjaga
keseimbangan penerimaan dan pengeluarannya.
d) Kebijakan moneter yang perlu dilakukan adlah monetary rule yaitu menambah
penawaran uang pada suatu tingkat tertentu yang sejalan dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan.
4. Pandangan New Keynesian (Gregory Menkiw & Lawrence Summers dari Harvard,
Oliver Blanchard, Paul Krugman, Rudiger Dornbusch, dan Stanley Fiscer dari MIT,
David Rowner dari University of California di Berkeley). Kaum New Keynesian
menyampaikan bahwa pandangan Keynes tetap relevan dalam berbagai aspek
meskipun banyak kritikan terhadap ekonom Keynesian, lebih jauh mereka
menyampaikan bahwa masih banyak ahli ekonomi yang percaya tentang pentingnya
peranan pemerintah dalam mewujudkan kestabilan dan pertumbuhan ekonomi suatu
negara.

Masalah-Masalah dalam Ekonomi Makro

Masalah-masalah dalam ekonomi makro muncul berawal dari berbagai fenomena yang
terjadi dalam kegiatan perekonomian antara lain yaitu:

1. Terjadinya kesenjangan antara perkembangan ekonomi potensial dengan ekonomi


actual. Kesenjangan ini terlihat pada perkembangan pendapatan/produk nasional (GNI)
potensial dan GNI actual. GNI potensial adalah tingkat pendapatan nasional dalam
kondisi full employment (kesempatan kerja penuh), sedangkan GNI aktual adalah
pendapatan nasional yang sebenarnya terjadi dalam kegiatan ekonomi. Perbedaan
antara GNP/GNI potensial dan actual akan menimbulkan jurang pendapatan nasional
(national income gap) yang akan menyebabkan terjadinya masalah ekonomi makro.
Gambar 1.1 berikut akan memperlihatkan perbedaan antara GDP potensial dan GDP
aktual. Berdasarkan gambar tersebut, apabila GNP actual lebih rendah dari GNP
potensial (GNP actual < GNP potensial), maka akan memunculkan masalah
pengangguran, sebaliknya apabila GNP actual lebih tinggi dari GNP potensial (GNP
actual > GNP potensial), maka berarti perekonomian mengalami perkembangan yang
sangat pesat, tingkat pengangguran rendah, namun seringkali diikuti oleh terjadinya
masalah inflasi.

‘2021 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
Gambar 1.1 Perbedaan GNP Potensial dan GNP Aktual

2. Perbedaan antara Aggregate Supply (AS) dan Aggregate Demand (AD). Aggregate
Supply (AS) merupakan produk nasional yang dihasilkan atau yang tersedia dalam
suatu negara dan siap ditawarkan, sedangkan Aggregate Demand (AD) merupakan
permintaan keseluruhan masyarakat terhadap produk nasional. Dalam teori ekonomi
makro AS dinyatakan sebagai Y dan AD dinyatakan sebagai totalitas C, I, G, X.
Perbedaan antara AS dan AD ini menimbulkan masalah ekonomi makro sebagaimana
terlihat pada gambar 1.2 berikut ini:

Gambar 1.2 Perbedaan antara AS dan AD

‘2021 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
Berdasarkan penjelasan diatas, maka masalah-masalah dalam ekonomi makro antara lain
yaitu:

1. Inflasi dan Deflasi

Inflasi menggambarkan kecenderungan kenaikan harga barang-barang yang bersifat


umum dan terjadi secara terus menerus. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan
dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (overheated), artinya, kondisi ekonomi
mengalami permintaan produk yang terlalu tinggi yang melebihi kapasitas penawaran
produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Selain itu fenomena
ini juga dikaitkan dengan penurunan nilai uang. Terjadinya inflasi tidak hanya
disebabkan oleh penawaran uang yang berlebihan, namun juga dipengaruhi oleh faktor
lain seperti kenaikan gaji, ketidakstabilan politik, turunnya nilai mata uang dalam negeri,
dan pengaruh inflasi dari negara-negara luar. Inflasi dapat dibedakan atas tiga bentuk
berdasarkan tingkat laju inflasi yaitu:

a. Moderat inflation yaitu inflasi yang terjadi dengan tingkat antara 7% - 10%.

b. Galoping inflation yaitu inflasi sedang yang berkisar antara 20% - 100%.

c. Hyperinflation yaitu inflasi sangat tinggi berada pada tingkat diatas 100%.

Deflasi adalah suatu kondisi yang berlawanan dengan inflasi. Deflasi merupakan suatu
kejadian dimana harga barang mengalami penurunan secara umum. Terjadinya deflasi
dapat disebabkan oleh Aggregate Supply (AS) yang lebih besar dari Aggregate Demand
(AD), sehingga produk yang tersedia lebih banyak dari yang diminta masyarakat.
Turunnya permintaan masyarakat disebabkan oleh turunnya pendapatan masyarakat,
sehingga daya beli rendah. Akibatnya tingkat investasi rendah dan mendorong
terjadinya peningkatan pengangguran.

2. Pengangguran

Pengangguran adalah suatu kondisi yang menunjukkan seseorang yang termasuk


dalam angkatan kerja sedang aktif dalam mencari pekerjaan, namun belum
memperoleh pekerjaan. Pengangguran merupakan masalah ekonomi yang perlu
mendapat perhatian serius dan harus segera diatasi karena memiliki sejumlah dampak
negatif baik secara ekonomis maupun sosial. Secara ekonomis pengangguran dapat
menyebabkan turunnya jumlah produk nasional yang mengakibatkan turunnya tingkat
pendapatan yang sekaligus menyebabkan turunnya tingkat kesejahteraan masyarakat.
Selain itu juga berdampak pada lebih rendahnya GDP aktual jika dibandingkan dengan
GDP potensial. Sedangkan dampak sosialnya sangat berkaitan dengan aspek

‘2021 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
psikologis masyarakat seperti hilangnya rasa percaya diri, depresi, dan tingginya angka
kejahatan.

3. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu keadaan dimana adanya peningkatan


pendapatan yang terjadi karena peningkatan produksi pada barang dan jasa. Ekonomi
yang bertumbuh sesuai dengan potensi faktor produksi yang tersedia menjadi harapan
setiap negara, namun tidak jarang suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi
potensial yang lebih rendah dari pada pertumbuhan ekonomi aktual. Selain itu
penurunan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga dapat terjadi karena jumlah
angkatan kerja yang meningkat lebih besar dari pada penyerapan tenaga kerja,
akibatnya terjadi peningkatan pengangguran, tingkat produktivitas yang sudah
maksimal, sehingga tidak bisa dilakukan peningkatan output lagi.

Kriteria terjadinya pertumbuhan ekonomi yaitu:

a. Kenaikan GDP lebih besar dari pertambahan penduduk, sehingga standar hidup
mengalami peningkatan.

b. Masyarakat mendapatkan lebih banyak sumber daya dan menemukan cara


penggunaan/pengelolaan sumber daya secara lebih efisien

c. Kurva PPF (Production Possibilities Frontier) mengalami pergeseran ke kanan


atau menjauhi titik origin.

Gambar 1.2 Kondisi Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan Production


Possibilities Frontier (PPF)

‘2021 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
4. Ketidakstabilan Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran merupakan catatan berbagai informasi tentang nilai ekspor dan
impor, transaksi jasa, aliran modal jangka panjang, jangka pendek. Neraca pembayaran
akan menyajikan aliran uang masuk dan aliran uang keluar yang terjadi dalam kegitan
ekonomi suatu negara. Aliran uang ke luar negeri terjadi akibat impor dan investasi di
luar negeri. Aliran uang ke dalam negeri terjadi apabila ada export, investasi asing dari
luar negeri. Setiap Negara akan berusaha menjaga kestabilan neraca pembayarannya,
dimana aliran uang ke luar negeri seimbang dengan aliran uang yang masuk ke dalam
negeri. Masalah timbul pada saat suatu negara mengalami ketidakstabilan neraca
pembayaran yang akan menimbulkan berbagai masalah ekonomi didalam negeri.
Neraca Pembayaran akan Surplus pada saat jumlah ekspor lebih besar dari impor, arus
dana masuk lebih besar dari arus dana keluar. Sementara, neraca pembayaran akan
mengalami defisit pada saat jumlah ekspor lebih kecil dari impor, arus dana masuk lebih
rendah dari arus dana keluar. Neraca pembayaran defisit dapat menyebabkan turunnya
nilai mata uang domestik, berkurangnya kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dalam
negeri, menurunnya kesempatan kerja dan tingkat investasi.

Kebijakan-Kebijakan Ekonomi Makro

Permasalahan-permasalahan ekonomi makro yang terjadi pada perekonomian suatu negara


sebagaimana sudah dijelaskan diatas perlu untuk dikendalikan atau diatas dengan berbagai
kebijakan yaitu kebijakan fiskal dan moneter.

1. Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk


mengelola/mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau yang diinginkan
dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan
Fiskal terwujud dalam APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara), dimana
didalamnya terdapat sisi yang mencatat penerimaan dan sisi yang mencatat
pengeluaran pemerintah. Kebijakan fiskal dapat berbentuk:

a. Kebijakan untuk jangka pendek yang meliputi membuat perubahan yang


berkaitan dengan pembelanjaan/pengeluaran pemerintah dan yang berkaitan
dengan sistem pajak serta jumlah pajak yang ditetapkan.

b. Kebijakan untuk jangka panjang yang meliputi kebijakan penstabilan otomatis


yaitu kebijakan yang langsung berhubungan dengan pajak, asuransi
pengangguran dan kebijakan harga minimum, misalnya menjalankan sistem
pajak yang ada (sistem pajak progresif dan proposional); dan kebijakan fiskal
deskresioner yaitu kebijakan fiskal yang diambil oleh pemerintah berdasarkan

‘2021 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
situasi dan kondisi ekonomi guna membuat perubahan terhadap sistem yang
ada, misalnya membuat undang-undang, peraturan-peraturan baru di bidang
penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan fiskal deskresioner bisa
bersifat expansionary dan contractionary.

 Kebijakan Expansionary artinya kebijakan dilakukan dengan meningkatkan


Government Expenditure (G) atau menurunkan pajak atau Tax (T) dengan
tujuan untuk meningaktkan Aggregate Demand (AD) dalam perekonomian.

 Kebijakan Contractionary artinya kebijakan dilakukan dengan menggurangi


Government Expenditure (G) atau menaikkan pajak atau Tax (T) dengan
tujuan untuk menurunkan Aggregate Demand (AD) dalam perekonomian.

2. Kebijakan Moneter

Menurut Jan Tinbergen (1956), Kebijakan Moneter adalah “The manipulation of certain
aspects of the economy that are under the direct control of the monetary authority,
usually called ‘policy instruments’, so as to attain goals that are consider desirable”.
Artinya kebijakan moneter merupakan salah satu elemen dalam pengambilan kebijakan
ekonomi yang berhubungan langsung dengan penggunaan instrumen-instrumen
moneter yang berada dibawah kendali otoritas moneter. Secara umum di Indonesia
kebijakan moneter dipahami sebagai suatu kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah
melalui bank sentral selaku otoritas moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dan
tingkat suku bunga dalam tingkat yang wajar dan normal. Tujuannya adalah untuk
mengawasi dan mempengaruhi kestabilan, kegiatan dan pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan Moneter yang ditetapkan oleh Bank Sentral terbagi dua yaitu:

a. Kebijakan Kuantitatif yaitu suatu kebijakan yang bertujuan untuk mempengaruhi


penawaran uang dan tingkat bunga dalam perekonomian. Kebijakan ini terdiri
dari; (1) kebijakan operasi pasar terbuka (open-market operation) yaitu membeli
atau menjual obligasi pemerintah; (2) kebijakan tingkat diskonto yaitu kebijakan
dalam menetapkan tingkat bunga; (3) kebijakan cadangan wajib (reserve
requirement) yaitu kebijakan dalam menetapkan cadangan wajib untuk deposito
bank dan lembaga keuangan lainnya.

b. Kebijakan Kualitatif yaitu suatu kebijakan yang sifatnya non-intervensi dan lebih
banyak menekankan kepada kesadaran pihak perbankan umumnya. Beberapa
tindakan yang berhubungan dengan kebijakan ini antara lain; (1) selective credit
control (pengawasan terhadap kredit) yaitu corak pinjaman dan bentuk investasi
yang dilakukan bank umum; (2) moral suasion (persuasi moral), misalnya yaitu
membujuk/ menghimbau secara moral kepada masyarakat pengguna jasa bank.

‘2021 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
Selain kebijakan fiskal dan moneter, kebijakan lainnya yaitu:

1. Kebijakan disektor industry, perdagangan dan sektor pertanian. Bentuk kebijakannya


antara lain yaitu; kebijakan pendapatan atau upah buruh/pekerja seperti kebijakan upah
minimum; kebijakan harga seperti kebijakan harga terendah dan tertinggi.

2. Kebijakan di sektor luar negeri merupakan kebijakan dalam pengendalian uang/dana


yang masuk dan keluar dari suatu negara, agar neraca pembayaran dapat stabil,
misalnya kebijakan dalam ekspor dan impor dalam negeri melalui kebijakan tarif dan
quota.

Tujuan kebijakan ekonomi makro terdiri dari:

1. Tujuan untuk jangka pendek yang meliputi:

a. Mengatasi masalah pengangguran

b. Mengatasi masalah inflasi

c. Memperkuat kestabilan neraca pembayaran

2. Tujuan kebijakan jangka panjang yaitu:

a. Mempercepat pertumbuhan ekonomi

b. Meratakan distribusi pendapatan

c. Mengatasi masalah kemiskinan

Pelaku Ekonomi Makro dan perannya

Pada ilmu ekonomi makro yang dimaksud dengan pelaku kegiatan ekonomi adalah
masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat pelaku ekonomi dapat dibedakan kedalam 4
kelompok yaitu:

1. Rumah Tangga Konsumen (RTK)

RTK memiliki peranan dalam kegiatan ekonomi yaitu:

a. Sebagai pemilik/pemasok sumber daya atau faktor produksi yang diperlukan


kelompok pelaku ekonomi lainnya

b. Sebagai pemakai barang dan jasa yang dihasilkan oelh kelompok masyarakat
lainnya seperti produsen, pemerintah dan luar negeri.

Tujuan kegiatan pelaku RTK adalah untuk mencapai kesejahteraan.

2. Rumah tangga Perusahaan (RTP)

RTP mempunyai peranan berikut dalam kegiatan ekonomi:

‘2021 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
a. Sebagai penghasil/pemasok barang-barang hasil produksi kelompok masyarakat
lainnya

b. Sebagai pemakai faktor produksi/sumber daya dari RTK

c. Sebagai pemakai input dan output dari RTLN

Tujuan kegiatan pelaku RTP adalah untuk mencari laba maksimum

3. Rumah tangga Pemerintah (RTN)

Peranan RTN dalam kegiatan ekonomi antara lain yaitu:

a. Sebagai penghasil barang publik

b. Sebagai pemakai faktor produksi dari RTK dan dari luar negeri (RTLN)

c. Sebagai pemakai hasil produksi RTP dan RTLN

Tujuan kegiatan RTN adalah untuk mencapai kesejahteraan masyarakat secara umum

4. Rumah Tangga Luar Negeri (RTLN)

RTLN memiliki peranan dalam kegiatan ekonomi yaitu:

a. Sebagai penghasil barang dan jasa yang dibutuhkan kelompok pelaku kegiatan
ekonomi lainnya

b. Sebagai pemasok faktor produksi yang dibutuhkan kelompok pelaku ekonomi


lainnya

c. Sebagai pemakai barang dan jasa yang dihasilkan RTP

d. Sebagai pemakai faktor produksi yang dimiliki RTK

Tujuan kegiatan RTLN adalah mencari laba dan kesejahteraan.

Circular flow of economy model ekonomi 2,3, dan 4 sektor

Keterkaitan pelaku-pelaku ekonomi dalam menyelenggarakan kegiatan ekonomi suatu


negara dapat diamati melalui konsep circular flow of economic activity artinya konsep yang
menganalisis tentang hubungan timbal balik antara pelaku-pelaku ekonomi dalam kegiatan
perekonomian secara keseluruhan. Konsep ini dapat digunakan untuk menganalisis
kegiatan ekonomi, baik untuk perekonomian 2 sektor, tiga sektor, maupun empat sektor.

1. Model circular flow of economy dua sektor

Dalam model circular flow of economy dua sektor hanya terdapat dua pelaku ekonomi
dalam kegiatan perekonomian yaitu Rumah Tangga Konsumen (RTK) dan Rumah
tangga Perusahaan (RTP). Kedua pelaku ekonomi ini saling berinteraksi untuk mencari

‘2021 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


12 Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
kepuasan optimal bagi RTK dan keuntungan optimal bagi RTP. Model 2 sektor ini
disebut juga dengan model perekonomian sederhana. Berikut adalah gambar hubungan
RTK dan RTP melalui model circular flow of economy:

Gambar 1.3 Hubungan RTK dan RTP dalam Kegiatan Perekonomian melalui
Model Circular Flow of Economy Dua Sektor

Komponen-komponen Pendapatan Nasional atau Produk Nasional (Y) yang terdapat


dalam analisis ekonomi dua sektor adalah sebagai berikut:

a. Konsumsi yang dinyatakan dengan lambang “ C “

b. Tabungan yang dinyatakan dengan lambang “ S “

c. Investasi yang dinyatakan dengan lambang “ I “

Hubungan komponen C, S, dan I dengan Y (pendapatan atau produk nasional) dapat


dijelaskan dalam bentuk model matematis sebagai berikut:

a. Ditinjau dari sisi penerimaan atau pendapatan nasional (GNI): Y = C + S

b. Ditinjau dari sisi pengeluaran atau Produk Nasional (GNP): Y = C + I

c. Apabila nilai GNI = GNP, maka perekonomian dikatakan dalam keadaan


seimbang

‘2021 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


13 Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
Komponen tabungan (S) merupakan variabel kebocoran arus uang dan akan memperkecil
jumlah uang yang beredar dalam kegiatan perekonomian. Sedangkan komponen investasi
(I) merupakan variabel injeksi arus uang dan variabel investasi yang dapat memperbesar
jumlah uang beredar dalam kegiatan perekonomian.

2. Model circular flow of economy tiga sektor

Pada model circular flow of economy tiga sektor diasumsikan terdapat tiga pelaku
ekonomi dalam kegiatan perekonomian yaitu RTK, RTP dan RTN. Dalam model ini ada
peran pemerintah dalam bentuk belanja negara (Government Expenditure/G) dan
penerimaan dalam bentuk pajak (Tax/T). Interaksi ketiga pelaku ekonomi ini dalam
model circular flow of economy tiga sektor dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1.4 Hubungan RTK, RTP dan RTN dalam Kegiatan Perekonomian
melalui Model Circular Flow of Economy Tiga Sektor

Komponen-komponen Pendapatan Nasional atau Produk Nasional (Y) yang terdapat


dalam analisis ekonomi tiga sektor adalah:

a. Konsumsi yang dinyatakan dengan lambang “ C “


b. Tabungan yang dinyatakan dengan lambang “ S “
c. Investasi yang dinyatakan dengan lambang “ I “
d. Penerimaan Pemerintah; dinyatakan dengan lambang “ T “
e. Pengeluaran Pemerintah; dinyatakan dengan lambang “ G “

‘2021 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


14 Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
Hubungan komponen C, S, I, G dan T dengan Y (pendapatan atau produk nasional)
dapat dijelaskan dalam bentuk model matematis sebagai berikut:

a. Ditinjau dari sisi penerimaan atau pendapatan nasional (GNI): Y = C + S +T

b. Ditinjau dari sisi pengeluaran atau Produk Nasional (GNP): Y = C + I +G

c. Apabila Nilai GNI = GNP, maka perekonomian dikatakan dalam keadaan seimbang

Komponen S dan T merupakan variabel yang akan memperkecil arus atau mengurangi
jumlah uang yang beredar dalam kegiatan perekonomian. Sedangkan komponen I dan G
merupakan variabel yang dapat memperbesar arus atau menmbah jumlah uang beredar
dalam kegiatan perekonomian

3. Model circular flow of economy empat sektor

Dalam model perekonomian empat sektor diasumsikan bahwa terdapat empat pelaku
ekonomi dalam kegiatan perekonomian yaitu RTK, RTP, RTN, dan RTLN. Pada model
ini sudah ada peranan luar negeri berupa ekspor, impor dan analisis perekonomian
sudah menganut sistem perekonomian terbuka. Interaksi keempat pelaku ekonomi ini
dalam model circular flow of economy empat sektor dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1.4 Hubungan RTK, RTP, RTN dan RTLN dalam Kegiatan
Perekonomian melalui Model Circular Flow of Economy Empat Sektor

‘2021 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


15 Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
Komponen-komponen Pendapatan Nasional atau Produk Nasional (Y) yang terdapat
dalam analisis ekonomi tiga sektor adalah:

a. Konsumsi; dinyatakan dengan lambang “ C “


b. Tabungan; dinyatakan dengan lambang “ S “
c. Investasi ; dinyatakan dengan lambang “ I “
d. Penerimaan Pemerintah; dinyatakan dengan lambang “ T “
e. Pengeluaran Pemerintah; dinyatakan dengan lambang “ G “
f. Expor; dinyatakan dengan lambang “ X “
g. Impor; dinyatakan dengan lambang “ M “

Hubungan komponen C, S, I, G, T, M dan X dengan Y (pendapatan atau produk


nasional) dapat dijelaskan dalam bentuk model matematis sebagai berikut:

a. Ditinjau dari sisi penerimaan atau pendapatan nasional (GNI): Y = C + S + T + M

b. Ditinjau dari sisi pengeluaran atau Produk Nasional (GNP): Y = C + I + G + X

c. Apabila Nilai GNI = GNP, maka perekonomian dikatakan dalam keadaan seimbang

Komponen S, T dan M merupakan variabel kebocoran yang akan memperkecil arus atau
mengurangi jumlah uang yang beredar dalam kegiatan perekonomian. Sedangkan
komponen I, G dan X merupakan variabel pengganti yang dapat memperbesar arus atau
menmbah jumlah uang beredar dalam kegiatan perekonomian.

‘2021 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


16 Team Teaching http://www.widyatama.ac.id
Daftar Pustaka

Case, K., E., Fair, R., C., & Oster, S., M. 2017. Principles of Macroeconomics. Twelfth
Edition. USA: Pearson
Mankiw N., Gregory. 2019. Macroeconomics. Tenth Edition. New York: Work Publishers
Murni, A. 2016. Ekonomika Makro. Edisi Revisi. Bandung: PT. Refika Aditama
Williamson, S., D. 2014. Macroeconomics. Fifth Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc

‘2021 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


17 Team Teaching http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai