Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Ekonomika
Makro
Equilibirum Income Model 2 Sektor
(Bagian 2)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

04
Ekonomi dan Bisnis Manajemen S1 190221004 Team Teaching Ekonomika Makro

Abstract Kompetensi

Menjelaskan tentang : pengertian Mahasiswa mampu menjelaskan


konsep multiplier model 2 sektor, konsep deflasionary gap dan
perhitungan multiplier model 2 inflasionary gap, serta mampu
sektor, perhitungan equilibrium menentukan equilibrium income
income model 2 sektor metode model 2 sektor
expenditure, leakages injections,
multiplier, konsep inflationary gap
dan inflationary gap, perhitungan
equilibrium income model 2 sektor
dengan kondisi
A. Konsep dan Perhitungan Multiplier Model 2 Sektor

Perubahan awal dalam permintaan agregat dapat memiliki dampak akhir yang jauh
lebih besar pada tingkat pendapatan nasional ekuilibrium. Ini dikenal sebagai efek
pengganda (Multiplier). Keynes menganggap teorinya tentang pengganda sebagai
bagian integral dari teori ketenagakerjaannya. Pengganda, menurut Keynes,
“membangun hubungan yang tepat, mengingat kecenderungan untuk mengkonsumsi,
antara lapangan kerja agregat dan pendapatan serta tingkat investasi. Ini memberi
tahu kita bahwa, ketika ada peningkatan investasi, pendapatan akan meningkat
dengan jumlah yang K kali peningkatan investasi” yaitu, ∆Y = K.I.

Dalam teori multiplier, elemen penting adalah koefisien multiplier, K yang mengacu
pada kekuatan yang dengannya setiap pengeluaran investasi awal dikalikan untuk
mendapatkan peningkatan pendapatan akhir. Nilai multiplier ditentukan oleh
kecenderungan mengkonsumsi marjinal. Semakin tinggi kecenderungan
mengkonsumsi marjinal, semakin tinggi nilai penggandanya, begitu pula sebaliknya.

Menurut Hansen, pengganda investasi Keynes adalah koefisien yang berkaitan


dengan peningkatan investasi dengan peningkatan pendapatan, yaitu, K = ∆Y / ∆I, di
mana Y adalah pendapatan, I adalah investasi, ∆ adalah perubahan (kenaikan atau
decrement) dan K adalah multiplier. Menurut Keynes, setiap terjadinya pertambahan
atau kenaikan investasi akan menimbulkan kenaikan pendapatan nasional secara
berlipat ganda. Pengeluaran investasi dipandang sebagai pengeluaran yang berdaya
guna tinggi dalam mempengaruhi pendapatan nasional.

Koefisien multiplier investasi (kI) merupakan angka perbandingan antara ∆Y dengan


∆I dan secara matematika dapat digambarkan sebagai berikut:

∆Y 1 1 1
𝑘𝐼 = => 𝑘𝐼 = => 𝑘𝐼 = => 𝑘𝐼 =
∆I 1−𝑏 1−𝑀𝑃𝐶 𝑀𝑃𝑆

Untuk menghitung kenaikan pendapatan nasional akibat naiknya investasi dapat


menggunakan rumus sebagai berikut:

1
∆Y = 𝑥 ∆I atau ∆Y = kI x ∆I
1−𝑏

‘20 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Contoh soal:

Diketahui nilai MPC = 2/3 dan nilai investasi Rp 1.000.000.000, maka koefisien
multiplier (kI) dan pertambahan pendapatan nasional (∆Y) adalah?

Jawaban:
1 1
𝑘𝐼 = = 𝑘𝐼 = =3
1−2/3 1/3

∆Y = 3 x 1.000.000.000 = 3.000.000.000

Ini artinya dengan adanya penambahan investasi (∆Y) sebesar Rp. 1.000.000.000
maka terjadi proses multiplier atau kenaikan pendapatan nasional sebanyak 3 kali lipat
atau sebanyak Rp. 3.000.0000.000

B. Perhitungan Equilibrium Income Model 2 Sektor

Equilibrium Income adalah suatu kondisi dimana tingkat pendapatan nasional sama
dengan jumlah konsumsi dan investasi masyarakat atau ketika jumlah tabungan
masyarakat sama dengan jumlah investasi. Selain itu, equilibrium income juga dapat
tercapai ketika nilai Aggregate Supply sama dengan Aggregate Demand. Secara
matematika, equilibrium income dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

S=I

Y=C+I

S = Tabungan masyarakat suatu negara pada periode tertentu

I = Investasi yang terjadi di suatu negara pada periode tertentu

Y = Pendapatan nasional yang setara juga dengan Aggregate Supply (AS)

C = Nilai konsumsi di suatu negara pada periode tertentu

C + I = Nilai Aggregate Demand (AD)

Ketika pada ekonomi dua sector ini terdapat investasi, maka akan terjadi perubahan
pada pendapatan nasional dan terjadi juga proses multiplier. Berikut contoh soal
perhitungan multiplier investment pada perekonomian 2 sektor.

Contoh soal:

Diketahui fungsi konsumsi C = 10 + 0.80Y dan fungsi tabungan S = -10 + 0,20Y dimana
rencana investasi yang akan dilakukan senilai senilai I = 10

Pertanyaan:

‘20 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
1. Tentukan koefisien multiplier investment dan berapa kenaikan pendapatan
nasional akibat adanya investasi!

2. Tentukan PN BEP dan PN Equilibrium!

3. Tentukan besar konsumsi dan tabungan di saat PN Equilibrium!

4. Gambarkan!

Jawaban:

1. Koefisien multiplier investmen

kI = 1 / MPS => kI = 1 / 0.20 = 5

Kenaikan PN akibat investasi

∆Y = kI x ∆I => ∆Y = 5 x 10 = 50

2. PN BEP => Y = C

Y = 10 + 0.80Y

Y – 0.80Y = 10

0.20Y = 10

Y = 10/0.20 = 50

Y = 50

PN Equilibrium => Y = C + I

Y = 10 + 0.80Y + 10

Y = 20 + 0.80Y

Y – 0.80Y = 20

0.20Y = 20

Y = 20/0.20 = 100

Y = 100

3. C = 10 + 0.80Y => C = 10 + 0.80(100)

C = 90

S = -10 + 0.20Y => S = -10 + 0.20(100)

S = 10

4. Grafik

‘20 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Scale line
Eq
Y=C+I C+I
100
0
C = 10 + 0,80
Y

BEP
Y=C

50

20
S=I S = – 10 + 0,20
10 Y
I
0 Y
10 20 50 100

-  ∆Y = 50 
YBEP Y
10 Eq

Perubahan pada investasi juga dapat mempengaruhi pendapatan nasional secara berlipat
ganda. Contoh soal berikut dapat menggambarkan pengaruh perubahan (kenaikan) investasi
terhadap pendapatan nasional.
Contoh soal:
Diketahui fungsi konsumsi C = 10 + 0.80Y dan fungsi tabungan S = -10 + 0,20Y dimana
rencana kenaikan investasi pada tahun 2019 sebesar 𝐼2019 = 10 dan pada tahun 2020 naik
menjadi 𝐼2020 = 30.

Pertanyaan:

1. Tentukan besar koefisien multiplier!

2. Hitung pendapatan nasional BEP!

3. Hitung PN Equilibrium setelah investasi pada tahun 2019 dan setelah tahun 2020!

4. Berapa pertambahan akibat dari investasi-investasi tersebut?

5. Gambarkan!

Jawaban:

1. Koefisien multiplier investmen

‘20 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
kI = 1 / MPS => kI = 1 / 0.20 = 5

2. PN BEP => Y = C

Y = 10 + 0.80Y

Y – 0.80Y = 10

0.20Y = 10

Y = 10/0.20 = 50

Y = 50

3. PN Equilibrum 2019

Y = 10 + 0.80Y + 10

Y = 20 + 0.80Y

Y – 0.80Y = 20

0.20Y = 20

Y = 20/0.20 = 100

Y = 100

PN Equilibrium 2020

Y = 10 + 0.80Y + 30

Y = 40 + 0.80Y

Y – 0.80Y = 40

0.20Y = 40

Y = 40/0.20 = 200

Y = 200

4. Pertambahan Pendapatan Nasional

∆Y 2019 = 5 x 10 = 50

∆Y 2020 = 5 x 30 = 150

5. Grafik

‘20 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
scale line
1
C + I2 AD = C + I2
Y=C+I2
C + I1 AD = C + I1
200 E2
proses multiplier ∆ I = 30

Y=C+I C = 10 + 0,80Y

100 E1

proses multiplier ∆ I = 10

∆Y
∆I
50 BEP S = – 10 + 0,20 Y
S=I1 S=I2
40 I2
20 I1
10
0
50 100 200 Y (PN)
-10
∆Y = 50 ∆Y = 100

‘20 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
C. Pendekatan Pendapatan Nasional Equilibrium

Keseimbangan (Equilibrium) perekonomian dapat dianalisa menggunakan dua


pendekatan diantaranya Saving Investment Approach dan Consumption Investment
Approach.

1) Saving Investment Approach

Pendekatan ini adalah salah satu metode untuk menganalisis PN Equilibrium


dengan menggunakan pendekatan Investasi (I) dan Tabungan (S). Pada
pendekatan ini equilibrium ditandai oleh S = I, dan perlu diketahui bahwa Tabungan
(S) dipengaruhi oleh Y dan C secara positif. Sedangkan Investasi (I) tidak
dipengaruhi oleh Y dan C. Maka dari itu, muncul 3 bentuk hubungan antara
besarnya Investasi (I) dengan Tabungan (S), diantaranya:

- S = I, keseimbanga (equilibrium) ekonomi tercapai.

- S > I, kondisi dimana adanya tabungan masyarakat yang tidak digunakan

- S < I, kondisi dimana kebutuhan dana untuk investasi tidak dapat dipenuhi oleh
tabungan yang ada.

2) Consumption Investment Approach

Pendekatan ini adalah sebuah metode untuk menganalisis equilibrium dengan


menggunakan Investasi (I) dan Konsumsi (C) sebagai variabelnya. Keseimbangan
ekonomi pada pendekatan ini dapat tercapai ketika Y = C + I dengan kemungkinan
3 kondisi sebagai berikut:

- Y = C + I, artinya produk nasional sama dengan Aggregate Demand.

- Y > C + I, artinya produk nasional melebih Aggregate Demand, dimana kondisi


tersebut akan menyebabkan perusahaan mengurangi produksinya dan
berujung kepada meningkatnya pengangguran.

- Y < C + I, artinya jumlah produk nasional lebih kecil daripada Aggregate


Demand sehingga perusahaan akan meningkatkan produksinya dan berujung
kepada meningkatnya kebutuhan akan tenaga kerja.

D. Konsep Inflationary Gap & Deflationary Gap

‘20 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Inflationary Gap adalah suatu kondisi dimana terdapat celah atau kesenjangan yang
akan mengakibatkan inflasi di suatu negara. Inflationary Gap dapat terjadi ketika
kondisi sebagai berikut:

- I > S Full Employment, artinya nilai investasi lebih besar dari nilai tabungan
ketika terjadi full employment

- 𝑌𝑒𝑞𝑢𝑖𝑙𝑖𝑏𝑟𝑖𝑢𝑚 > Y Full Employment, artinya PN equilibrium memiliki nilai yang lebih
besar dari PN full employment

Untuk mengatasi masalah inflasi ini, salah satu kebijakan yang dapat dilakukan adalah
kebijakan pajak (T).

Deflationary Gap adalah suatu kondisi dimana terdapat celah atau kesenjangan yang
dapat mendorong terjadinya deflasi. Deflationary Gap dapat terjadi dalam kondisi
sebagai berikut:

- I < S Full Employment, artinya nilai investasi lebih besar dari nilai tabungan
ketika terjadi full employment

- 𝑌𝑒𝑞𝑢𝑖𝑙𝑖𝑏𝑟𝑖𝑢𝑚 < Y Full Employment, artinya PN equilibrium memiliki nilai yang lebih
kecil dari PN full employment

Untuk mengatasi masalah deflasi, pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan dalam


bentuk Government Expenditure. (G).

Pada penjelasan diatas, disebutkan istilah Full Employment. Perlu diketahui Full
Employment adalah kondisi dimana seluruh factor produksi pada suatu perekonomian
dipekerjakan secara penuh.

E. Perhitungan Equilibrium Income Model 2 Sektor Dengan Kondisi Inflationary dan


Deflationary Gap

Pada suatu negara, diketahui bahwa perekonomiannya memiliki fungsi konsumsi C =


50 + 0.80Y dan fungsi tabungan S = -50 + 0.20Y, dimana investasi yang direncanakan
adalah Rp 30 Triliyun.

Pertanyaan:

1. Hitung besar pendapatan nasional BEP dan pendapatan nasional equilibrium!

2. Hitung besar gap (deflationary atau inflationary) jika diketahui bahwa PN full
employment sebesar Rp 500 Trilyun!

‘20 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
3. Hitung besar gap (deflationary atau inflationary) jika diketahui bahwa PN full
employment sebesar Rp 300 Trilyun!

4. Gambarkan!

Jawaban:

1. Y BEP

Y = C => Y = 50 + 0.80Y

Y – 0.80Y = 50

0.20Y = 50

Y = 50/0.20 = 250

Y Equilibrium

Y = C + I => Y = 50 + 0.80Y + 30

Y = 80 + 0.80Y

Y – 0.80Y = 80

0.20Y = 80

Y = 80/0.20 = 400

2. PN Full Employment = 500

S = - 50 + 0.20Y => S = -50 + 0.20(500)

S = -50 + 100 = 50

S = 50

I = 30 < S = 50

Dengan kondisi I < S maka akan terjadi Deflationary Gap dengan nilai sebesar:

Deflationary Gap = 50 – 30 = 20

3. PN Full Employment = 300

S = - 50 + 0.20Y => S = -50 + 0.20(300)

S = -50 + 60 = 10

S = 10

I = 30 > S = 10

Dengan kondisi I > S maka akan terjadi Inflationary Gap dengan nilai sebesar:

‘20 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Inflationary Gap = 30 – 10 = 20

4. Grafik

Scale line
Deflationary gap = 20
C+I

400
Y=C+I C = 50 + 0,80Y
400 E
Inflationary gap = 20

300

Y=C

250 BEP
S=I S = – 50 + 0,20 Y
60
10 I
80 10
50
0 Y (PN)
-50 250 300 400 500

‘20 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id
Daftar Pustaka

[1] Karl E. Case & Ray C Fair & Oster, “Principle of Macroeconomics”, 12th ed, 2016,
Prentice Hall Inc. (KC).
[2] N Gregory Mankiw, “Principles of Economics”, 8 th ed, 2017
[3] Paul A. Samuelson & William D. Nordhaus, “Economics”, 19th ed 2009
[4] Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, Edisi ketiga, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta
[5] Asfia Murni, Ekonomika Makro, Cetakan ke-3 Edisi Revisi, Bandung 2017, PT Refika
Bandung

‘20 Ekonomika Makro Biro Akademik dan Pembelajaran


12 Tim Dosen http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai