Anda di halaman 1dari 22

ANALISA PENDAPATAN NASIONAL

A. ANALISA PENDAPATAN NASIONAL PADA


PEREKONOMIAN TERTUTUP SEDERHANA/
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.

Kata kunci dalam sub judul diatas adalah :


1). Analisa;
2). Pendapatan Nasional;
3). Tertutup;
4). Sederhana;
5). Dua sektor.
1. Analisa Pendapatan nasional, maksudnya adalah menjelaskan
bagaimana mekanisme perubahan nilai pendapatan nasional, atau
bagaimana nilai pendapatan nasional itu diperoleh dari komponen
penyusunnya.
2. Tertutup, maksudnya adalah perekonomian tertutup dari negara lain,
dalam hal ini perekonomian dalam suatu negara hanya dilakukan oleh
pelaku ekonomi dalam negeri.
3. Sederhana, maksudnya adalah hanya ada dua pelaku ekonomi ( dua
sektor) yang bekerja dalam perekonomian, yaitu rumah tangga dan
perusahaan.

Kegiatan perekonomian yang terjadi adalah sektor RT menyerahkan


faktor produksinya( tanah, tenaga kerja, modal) kepada sektor
perusahaan, dan RT akan menerima Imbalan berupa sewa, upah dan
gaji, bunga; Pendapatan RT yang diperoleh digunakan untuk konsumsi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Pendapatan Nasional Keseimbangan ( equillibrium )

Pendapatan Nasional dalam posisi keseimbangan, jika sisi


Pendapatan sama dengan sisi pengeluaran. Artinya semua
Pendapatan yang diperoleh oleh sektor RT habis digunakan
Untuk konsumsi barang dan jasa hasil perusahaan.
Dengan kata lain semua barang dan jasa yang dihasilkan oleh
Perusahaan habis dikonsumsi oleh RT.

Jika pendapatan keluarga dinotasikan dengan Y ( yield), dan


Pengeluaran dinotasikan dengan E ( expenditure), maka
Keseimbangan akan tejadi jika Y = E
E=C
Y=C

Keynes mengatakan bahwa C = f (Y)


Konsumsi memiliki batas minimal yang lebih besar dari nol, artinya
Besarnya konsumsi yang harus dikeluarkan pada saat pendapatan
Sama dengan nol ( Y = 0 ), Konsumsi minimal ini dinotasikan dengan C0.

Jika konsumsi tergantung dari pendapatan, apakah jika pendapatan naik


Maka kenaikan pendapatan itu akan digunakan semuanya untuk konsumsi ?

Ternyata tidak demikian, ada bagian yang ditabung ( save) yang dinotasikan dengan “S”.
Tabungan RT ini disalurkan ke perusahaan sebagai investasi Perusahaan , yang dinotasikan
dengan “ I”.

Masalahnya sekarang adalah berapa besarnya tambahan konsumsi itu


akibat adanya tambahan pendapatan itu?

Jika pendapatan bertambah sebesar ∆ Y, maka konsumsi akan bertambah


sebesar ∆ C
Bersarnya perbandingan antara perubahan konsumsi dengan perubahan
Pendapatan itu dinamakan Marginal Propensity to Consume ( MPC )

∆C
= MPC
∆Y

MPC adalah angka yang menunjukan besarnya proporsi kenaikan


Konsumsi dari kenaikan pendapatan.

FUNGSI KONSUMSI
tadi disebutkan bahwa besarnya konsumsi tergantung dari besarnya
pendapatan, atau C = f( Y ), dari uraian diatas fungsi tersebut dapat
Ditulis menjadi : C = C0 + MPC Y, jika MPC ditulis dengan simbul “ c “ maka
Fungsi konsumsi dapat ditulis menjadi : C = C0 + c Y.

Besarnya MPC lebih besar ½ dan lebih kecil 1 ( ½ < MPC< 1)


Besarnya tambahan tabungan akan bertambah sebesar sisanya
tambahan konsumsi, ∆S = ∆Y - ∆ C.

Besarnya tambahan tabungan dinamakan Marginal Propensity to Save


Atau ditulis MPS,

∆S
= MPS
∆Y
Jika ∆S = ∆Y - ∆ C, maka MPC + MPS = 1

Dari uraian diatas dapat diidentifikasi, bahwa besarnya pendapatan RT


Digunakan untuk konsumsi dan investasi. Dan dapat dinotasikan :
Y = C + I, disisi lain besarnya pengeluaran sama dengan besarnya
Konsumsi dan ditambah besarnya tabungan. Dan dapat dinotasikan :
E = C + S.
Jika keseimbangan akan tercapai pada saat Y = E, maka dengan demikian
Dapat dituliskan :
C+I=C+S S = I.
FUNGSI TABUNGAN
Fungsi tabungan dapat diturunkan dari persamaan keseimbangan
Y = C + I, I = S, maka Y = C + S, dengan demikian maka dapat ditulis
S=Y–C
C = C0 + MPC Y,
S = Y – ( C0 + MPC Y )
= Y – MPC Y – Co
S = ( 1 – MPC ) Y – C0,
jika MPC + MPS = 1, maka MPS = 1 – MPC, dengan demikian dapat juga
Fungsi saving ditulis : S = MPS Y – C0.
MENENTUKAN BESARNYA PENDAPATAN NASIONAL
KESEIMBANGAN.

Ada dua cara menghitung besarnya pendapatan nasional


Keseimbangan.
1. Dengan cara menyamakan pendapatan dengan seluruh pengeluaran.

Y=C+I
C = Co + MPC Y
Y = Co + MPC Y +I
Y – MPC Y = C0 + I
( 1 – MPC ) Y = C0 + I

Y = C0 + I
( 1 – MPC )

Y= 1 ( C0 + I )
1 – MPC
2. Dengan cara menyamakan besarnya S dan I
S=I
Y–C=I
C = C0 + MPC Y
Y – (Co + MPC Y) = I
Y – MPC Y = C0 + I
( 1 – MPC ) Y = C0 + I

Y= 1 ( C0 + I )
1 - MPC
Contoh :

Diketahui : Fungsi konsumsi = C = 30 + 0,75 Y


Fungsi Investasi = I = 20 milyar rupiah.
Hitunglah :
a.Pendapatan Nasional Keseimbangan
b. Konsumsi keseimbangan
c. Saving keseimbangan .
d. Jika investasi naik 25 %, berapa kenaikan pendapatan
nasional ?

Y= 1 ( 30 + 20 )
1 – 0,75
Y= 1 ( 50)
0,25

Y= 4 ( 50 )

Y = 200
C= C0 + MPC Y
C =30 +0,75 x 200
C =30 +150
C = 180 M

S = Y- C
S = 200 – 180
S = 20
I= 20 M, I2 = 25 M

Y = 1/1-mpc ( C0 +I)
Y = 1/1-0,75 ( 30+25)
Y = 4 ( 55)
Y = 220
ANGKA PENGGANDA ( MULTIPLIER )

Adalah angka yang menunjukkan besarnya proporsi perubahan


pendapatan akibat adanya perubahan salah satu variabel atau
komponen pendapatan nasional

Angka pengganda merupakan perbandingan antara perubahan


pendapatan nasional dengan salah satu variabel pendapatan nasional
yang mengalami perubahan.

Angka pengganda dinotasikan dengan simbol “ k “, dimana

k = ∆Y ∆Y = besarnya perubahan pendapatan nasional


∆V ∆V = besarnya perubahan salah satu variabel pendapatan
nasional ( C, I )
Bagaimana menentukan atau menghitung besarnya angka pengganda ?

Angka pengganda dapat dihitung dari kondisi perekonomian


dalam Keadaan keseimbangan.
Y= 1 ( C0 + I )
1 – MPC

Angka Pengganda Konsumsi

Jika konsumsi berubah dari C0 ke C1, dengan perubahan sebesar ∆ C,


maka perubahan ini akan mengakibatkan pendapatan berubah sebesar
∆Y, apakah besarnya nilai ∆C dan ∆Y itu sama ? Tidaklah selalu demikian,
hal ini tergantung dari besarnya nagka pengganda.

Y= 1 ( C0 + I )
1 - MPC
Y +∆Y= 1 ( C0 +∆C+ I )
1 - MPC

Y +∆Y= 1 ∆C + 1 ( C0 + I )
1 - MPC 1 – MPC

Jika ruas kanan dan kiri dikurangi dengan Y, maka akan diperoleh :

∆Y = 1 ∆C
1 – MPC

Angka pengganda konsumsi adalah ∆Y = 1 = 1


∆C 1- MPC MPS

COBA ANDA CARI FORMULASI ANGKA PENGGANDA INVESTASI !


INFLATIONARY GAP dan DEFLATIONARY GAP
(celah inflasi dan celah deflasi)

Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian


tergantung dari besarnya kapasitas produksi nasional, sedangkan
kapasitas produksi nasional tergantung dari faktor produksi yaitu
( faktor produksi alam, TK, modal ).
Kapasitas produksi nasional suatu perekonmian tidak selamanya
berjalan secara maksimal, ada kalanya faktor produksi tidak digunakan
sepenuhnya. Suatu perekonomian dimana semua faktor produksi
digunakan sepenuhnya, maka perekonomian dikatakan dalam keadaan
full employment. Jika masih ada yang mengangur, maka dikatakan dalam
keadaan under employment.
Perekonomian dikatakan over employment jika faktor produksi telah
digunakan sepenuhnya, tetapi permintaan barang dan jasa masih terus
meningkat. Dalam keadaan seperti ini kapasitas produksi tidak dapat
ditingkatkan, yang mungkin dilakukan hanyalah realokasi faktor
produksi untuk meningkatkan produksibarang dan jasa yang
permintaannya tinggi.
Untuk melihat ketidak sesuaian antara tingkat employment
( kesempatan kerja) dengan kapasitas produksi nasional dalam suatu
perekonomian, dapat digunakan konsep inflationary gap dan
deflationary gap.

Untuk melihat terjadinya inflationary gap dan deflationary gap, dapat


dilakukan dengan :
1. melihat perbedaan besarnya investasi dan full imployment saving
( saving pada keadaan full employment ( kesempatan kerja penuh ).

Jika I > S maka disebut inflationary gap.


I < S maka disebut Deflationary gap.
Contoh :
Diketahui : C = 0,75 Y + 20 M.
I = 40 M.
Jika kapasitas produksi = 200 M per tahun, maka dalam
perekonomian tersebut terjadi deflationary gap atau
inflationary gap?
Jawab :

S=Y–C
= 200 – ( 0,75 x 200 + 20) M
= 200 – 170
= 30 M

Besarnya S dan I dibandingkan, I = 40 M, dengan demikian I > S


Kesimpulannya perekonomian dalam keadaan inflationary gap.

Cara 2. Dengan membandingkan sisi penawaran dan permitaan

Penawaran diidentifikasi dengan besarnya kapasitas produksi. Dalam


hal ini Adalah sama dengan pendapatan nasional dalam kondisi full
employment.

Permintaan dapat diidentifikasi dengan besarnya pengeluaran


masyarakat, Dalam hal ini akan sama dengan pendapatan nasional
keseimbangan.
Jika sisi permintaan > penawaran, akan terjadi inflationary gap, dan harga
barang dan jasa akan naik. Demikian Juga sebaliknya.

Gap = 1 x ∆Y
kE
kE = 1
(1 – MPC)

∆Y = selisih antara kapasitas produksi nasional dengan pendapatan


nasional keseimbangan.

Contoh :Diketahui : C = 0,75 Y + 20 M.


I = 40 M.
Jika kapasitas produksi = 200 M per tahun, maka dalam
perekonomian tersebut terjadi deflationary gap atau
inflationary gap?
Jawab :
Pendapatan nasional keseimbangan =
Y=C+I
= (0,75 Y + 20) + 40
= 0,75Y + 60
Y-0,75 Y = 60
0,25 Y = 60
Y = 60 x 4
Y = 240 M

Kapasitas produksi hanya 200 M < pendapatan nasional keseimbangan


Kesimpulannya perekonomian akan mengalami inflationary gap.

Anda mungkin juga menyukai