Anda di halaman 1dari 57

PEREKONOMIAN TERBUKA DAN

PENGANGGURAN
Anggraeni Yunita, S.E, M.Si
Konsumsi, Pendapatan dan Tabungan

• Hubungan antara Pendapatan (Y) dengan Konsumsi


(C) dan Tabungan (S) dijelaskan oleh Keynes
dengan hukum Psychological Law of Consumption
- Bila Y maka C , tetapi tidak sebanyak tambahan
pendapatan
- Setiap tambahan kenaikan pendapatan akan
digunakan untuk C dan S
- Setiap kenaikan pendapatan jarang menurunkan C
dan S
Contoh
Y C S
10 11,5 -1,5
12 13,0 -1,0
15 15 -
20 18 2
25 22 3
Hubungan antara Konsumsi dengan Pendapatan
disebut Hasrat Konsumsi (Propensity to Consume)
atau Fungsi Konsumsi
Fungsi Konsumsi : fungsi yang menghubungkan laju
pengeluaran konsumsi dg tkt pendapatan
c,s
D
22
C
18

15
B
13
11,5

S
O Y
10 12 15 20 25
S
• Garis OBD – scale line : garis yang menunjuk- kan
bahwa titik tsb besarnya Y = C
• Titik B – break even point : titik yg menunjukkan
besarnya C =Y
• FC – garis fungsi konsumsi :garis yg menunjuk- kan
besarnya konsumsi pada berbagai tingkat Y
• Daerah FBO : daerah dissaving (utang)
Daerah DBC: daerah saving
• SS – garis fungsi saving : garis yang menunjuk- kan
besarnya S pada berbagai tingkat Y
Aplikasi dalam Perekonomian
Tertutup - Sederhana
• Tertutup : perekonomian yg tdk mengenal hub
ekonomi dg negara lain
• Sederhana: tdk ada transaksi ekonomi yang
melibatkan pemerintah
Bentuk umum Fungsi Konsumsi:
C=a+cY (1)
a = nilai konstan, yakni besarnya C pd Y sebesar
Nol
c = Marginal Propensity to Consume (MPC), yakni:
perbandingan antara besarnya ∆ C dengan besarnya
∆Y
c = MPC = ∆ C / ∆ Y (2)
Angka MPC umumnya < 1, tetapi > 0,5. Yang pasti
positif
MPC <1: penggunaan ΔY tdk seluruhnya utk C
MPC > 0,5 : penggunaan ΔY sebagian besar digunakan
utk C

► Average Propensity to Consume (APC) : perbandingan


antara besarnya C pd suatu tkt Y
APC = C/Y (3)
Bila APC dan MPC diketahui, maka persamaan fungsi
konsumsi bisa ditentukan, yakni :
C = (APCn – MPC) Yn + MPC. Y (4)
Contoh: Bila Y = Rp.200 T - C = Rp.180 T
dan
Y = Rp.220 T - C = Rp.195 T
Tentukan: a. Persamaan fungsi C
b. Letak BEP
Jawab : APC200 = C/Y = 180/200 = 0,90
APC220 = 195/220 = 0,88
MPC = Δ C / Δ Y = 15/20 = 0,75
C = (APCn – MPC) Yn + MPC.Y
= (0,90 – 0,75) 200 + 0,75 Y
= (0,15) 200 + 0,75 Y
C = 0,75 Y + 30 Jadi C = 0,75 Y + Rp. 30 T
b. Terjadi BEP bila Y = C atau Y – C = 0
Y - (0,75 Y + 30 ) = 0
Y - 0,75Y – 30 = 0
0,25 Y = 30 maka Y = 120
Jadi BEP pada Rp.120 T per tahun
• Fungsi Saving
Saving adalah bagian dari Y yang tidak dikonsumsi
S=Y–C (5)
Bila dihubungkan dengan persamaan Fungsi C, maka :
S=Y–C }
C = a + cY }
S = Y – (a + cY)
= Y – a – cY
S = (1 – c) Y – a
atau S = (1 – MPC) Y – a (6)
Contoh: Bila C = 0,75Y + Rp.30 T
Hitung dan gambarkan fungsi Saving
Jawab: S = (1 - c) Y – a
= (1 – 0,75) Y – 30
S = 0,25 Y – 30
Mencari titik BEP:
Y–C=0
Y – (0,75 Y + 30) = 0
Y – 0,75 Y – 30 = 0
0,25 Y = 30
Y = 120
Jadi Titik BEP pada Y = Rp. 120 T
C,S

C = 0,75 Y + 30

30 S = 0,25 Y - 30

O Y
120

- 30
• Marginal Propensity to Save (MPS)
MPS : perbandingan antara besarnya Δ S dengan
besarnya Δ Y
s = MPS = Δ S / Δ Y (7)
Ciri : untuk fungsi S yang berbentuk garis lurus,
besarnya nilai s pada semua tingkat Y adalah sama
• Average Propensity to Save (APS)
APS : perbandingan antara besarnya S dengan
besarnya Y
APSn = Sn / Yn (8)
• Hubungan antara MPC dengan MPS dan APC dengan APS
a. MPC dengan MPS
MPC + MPS = 1 (9)
atau MPC = 1 – MPS
MPS = 1 - MPC
Pembuktian: Y = C + S
ΔY= ΔC+ ΔS
Bila ruas kiri dan kanan masing2 dibagi dg
Δ Y, maka : Δ Y = Δ C + Δ S
ΔY ΔY
1= ΔC/ ΔY +ΔS/ΔY
atau 1 = MPC + MPS
b. APC dengan APS
APC + APS = 1 (10)
atau APC = 1 – APS
APS = 1 - APC
Pembuktian: Y = C + S , maka Yn = Cn + Sn
Bila ruas kiri dan kanan masing2 dibagi dg Yn, maka :
Yn = Cn + Sn
Yn Yn
1 = Cn / Yn + Sn / Yn
1 = APCn + APSn
Contoh: Diketahui C = 0,75 Y + Rp. 20 T
Hitung : Fungsi S, APC, APS, MPC dan
MPS untuk berbagai tingkat Y
Tk.Y C S APC APS MPC MPS
0 20 -20 - - - -
20 35 -15 1,75 -0,75 0,75 0,25
40 50 -10 1,25 -0,25 0.75 0,25
60 65 - 5 1,1/12 -1/12 0,75 0,25
80 80 - 1 0 0,75 0,25
100 95 5 0,95 0,05 0,75 0,25
120 110 10 11/12 1/12 0,75 0,25
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional:
- Dari segi sumber : Y=C+I
- Dari segi penggunaan : Y = C + S
Hubungan C, I, S dan Y digambarkan sbb:
C1 + I1 = Y1 : sumber
Y1 = C2 + S2 : penggunaan
C2 + I2 = Y2
Y2 = C3 + S3
C3 + I3 = Y3 dst.
Bila Y1 =Y2 = Y3 maka Y dlm keadaan ekulibrium
• Y yang seimbang : tingkat Y di mana tidak ada
kekuatan ekonomi yang memiliki kemampuan
untuk mengubahnya; atau
Tingkat Y yang setiap kali ada gangguan akan
kembali ke arah tingkat semula.
• Keseimbangan disebabkan oleh berimbangnya
kekuatan konsumen yang membelanjakan
pendapatannya dengan produsen yang
menghasilkan barang dan jasa.
• Keseimbangan terjadi bila Cp (barang yg
diproduksi) = Ce (jumlah brg yg ingin dibeli
konsumen). Bila itu terjadi maka S = I
 Bila Cp > Ce berarti sejumlah barang tidak terjual
sehingga S > I. Produsen mengurangi produksinya
dan Y akan berkurang. Berkurangnya Y akan
mengurangi besarnya S dan I secara bersama-sama.
Keduanya akan kembali pada tingkat semula asalkan
S lebih cepat daripada I.
 Bila Cp < Ce, penjualan barang akan lebih cepat.
Produsen akan menghasilkan barang lebih banyak
maka Y akan naik ke tingkat keseimbangan.
C+I
710 Cp > Ce
C
C,
,
C+I
650
E C
515
[
Ce > C p [
[

Y
475 650 750
 Titik keseimbangan E tercapai ketika pendapatan
= 650. Jadi Y = C + I = 650.
Y = C + I disebut Pendapatan Keseimbangan
 Bila Prod.Nas menjadi 750, maka besarnya
permintaan adalah 710 sehingga ada kelebihan
60 (Cp > Ce). Pengusaha akan mengurangi
produksi sehingga kembali sama dengan
permintaan yakni 650.
 Bila produk nasional 475, maka besarnya
permintaan 515 (Cp < Ce) sehingga kekurangan
60. Hal ini mendorong perusahaan memperluas
produksi sampai terjadi titik keseimbangan.
Menghitung tingkat pendapatan Ekuilibrium
1. Saving Invesment Approach (SIA)
S = I : Keseimbangan
Y–C=I
Y – (a+cY) = I
Y – a – cY = I
Y – cY = a + I
Y ( 1 – c) = a + I
Y=a+I
1–c
Y = 1 (a + I)
1-c
2. Consumption Invesment Approach (CIA)
Y=C+I }
C = a + cY }
Y = a + cY + I
Y – cY = a + I
Y (1 – c) = a + I
Y=a+I
1–c
Y= 1 (a + I)
1-c
Diket:
a. Fungsi C per tahun : C = 0,75 Y + Rp.25 T
b. Besarnya I per tahun: I = Rp. 60 T
Hitung : - Besarnya Y ekuilibrium
- Besarnya C ekuilibrium
- Besarnya S ekuilibrium
Jawab: a. Besarnya Y eq.
Y= 1 (a + I)
1–c
= 1 (25 + 60)
1 – 0.75
= 1 (85)
0,25
= 4 X Rp. 85
= Rp. 340 T
b. Besarnya C Eq.
C = 0,75 Y + 25
= 0,75 (340) + 25
= Rp. 280 T
c. Besarnya Saving Eq.
S=Y–C
= 340 – 280
= Rp. 60 T
Multiplier
(Angka pelipat/pengganda)
 Tingkat keseimbangan Y dapat berubah
bilamana salah satu faktor ( I atau S) karena
sesuatu hal berubah, sehingga I tidak sama
dengan S. Perubahan itu akan berlangsung
sampai mencapai titik keseimbangan baru
 Keseimbangan baru dapat lebih besar atau lebih
kecil dari sebelumnya, tergantung perubahan I
atau S.
Bila I atau S maka Y
Sebaliknya bila I dan S maka Y
 Keseimbangan pendapatan nasional tidak selalu
menguntungkan
 Faktor I lebih sering mengalami kegoncangan.
Hal itu disebabkan karena I banyak dipengaruhi
oleh faktor2 : Pengharapan, dugaan, serta
ramalan terhadap perek. Masa mendatang.
Sedangkan faktor S lebih bersifat konstan.
 Hubungan antara Δ I dan Δ Y yang
diakibatkan oleh perubahan I tersebut,
dijelaskan dengan konsep Multiplier (angka
pengganda)
 Multiplier adalah bilangan yang harus dikalikan
dengan perubahan I agar dapat mengetahui
besarnya perubahan Y yang disebabkan oleh
perubahan I tersebut; atau
Multiplier : angka pelipat yang menunjukkan
berapa besarnya Δ Y sebagai akibat dari Δ I
Δ I. k = Δ Y atau
k= ΔY/ΔI (11)
C1+ I1
C,I

C+I
B

O
Y Y1
 Pendapatan Nasional yang seimbang terletak
pada Y, dengan rencana konsumsi dan investasi
sebesar C + I
 Dengan penambahan investasi yang terus
menerus, ternyata C + I naik menjadi C1 + I1
sebanyak jarak AB. Pendapatan juga naik dari Y
ke Y1 yang besarnya berlipat kali AB
 Rumus : k = Δ Y
ΔI
Contoh: Diketahui Fungsi C = 0,75 Y + R.20 T
Pada periode I, besarnya I pertahun 40 T
Pada periode II, besar I per thn 80 T
Dengan Multiplier, hitunglah besarnya Y Eq. pada
periode ke 2
Jawab : k = 1 = 1 =4
1–c 1 – 0,75
Perubahan I = I2 – I1 = 80 -40 = 40
Y eq pada periode I :
Y1 = 1 (a + I)
1–c
= 1 (20 + 40)
1 – 0,75
= 4 (60) = 240
• Y eq pada periode II
Y2 = Y1 + Δ Y
= Y1 + k. Δ I Ingat : k = Δ Y / Δ I
= 240 + 4 (40)
= 400
Proses bekerjanya multiplier
Peningkatan I dapat terjadi dalam 2 kemungkinan:
1. Terjadi dalam 1 kali saja, kemudian kembali pada
investasi sebelumnya
2. Terjadi terus menerus dalam jumlah yang sama
Proses Perubahan Y (dalam C = 0,75 Y + 20)
Dengan satu kali perubahan
Periode C I Y
1 200 40 240
2 200 40 240
3 200 80 280
4 230 40 270
5 222,5 40 262,5
6 216,9 40 256,9

~ 200 40 240
(titik keseimbangan semula)
Dengan perubahan I secara terus menerus
Periode C I Y
1 200 40 240
2 200 50 250
3 207,5 60 267,5
4 220,6 70 290,6
5 237,9 80 317,9
6 258,4 90 348,4
7 281,3 100 381,3
8 285,9 100 385,9
~ 100 ?
(titik keseimbangan baru)
Perubahan jumlah C dan jumlah S
Besarnya C dan S ditentukan Y
Karena itu bila Y berubah, maka C dan S juga
berubah
 Perubahan C

C1 = C0 + ΔC
Δ C = MPC. ΔY Ingat : MPC = ΔC/ΔY
Jadi C1 = C0 + MPC. ΔY (13)
 Perubahan S
S1 = S0 + ΔS
ΔS = ΔS .ΔY =MPS. ΔY -Ingat MPS =ΔS/ΔY
ΔY
Jadi S1 = S0 + MPS. ΔY
Karena MPS + MPC = 1 maka rumus tsb
dapat ditulis menjadi
S1 = S0 + (1 – MPC) ΔY
Contoh.
Diketahui:
1. Fungsi konsumsi: C = 0,75Y + Rp.20 T
2. Pada tahun 1970 besarnya I per tahun Rp. 40 T
3. Pada tahun 1971, besarnya I per tahun Rp.60 T
Soal: Dengan menggunakan Multiplier, hitunglah:
a. Y equlibrium yang baru
b. C equilibrium yang baru
c. S equilibrium yang baru
Jawaban
Besarnya Multiplier Investasi
k = 1 = 1 = 4
1 – c 1 – 0,75
ΔI = I1 - I0 = 60 – 40 = 20
a. Besarnya Y eq pada tahun 1970 (periode 0)
Y0 = 1 (a + I) Ingat Rumus (10)
(1 – c)
= 1 (20 + 40)
1 – 0,75
= 4 (60) = 240
Besarnya Y eq pada tahun 1971 (periode 1)
Y1 = Y0 + k1 . ΔI Ingat : Y1 = Y0 + ΔY
ΔY = k. ΔI
= 240 + 4 (20)
= 240 + 80 = 320
b. Konsumsi eq 1970
C0 = 0,75Y + 20
= 0,75 (240) + 20
= 180 + 20
= 200
Konsumsi eq 1971
C1 = C0 + MPC. ΔY Ingat rumus (13)
= 200 + 0,75 (320 – 240)
= 200 + 0,75 (80)
= 260
c. S eq 1970
S0 = (1 – c) Y – a Ingat Rumus (6)
= (1 – 0,75) 240 – 20
= 40
S eq tahun 1971
S1 = S0 + MPS. ΔY Ingat Rumus (14)
= 40 + (1 – 0,75) (320 – 240)
= 40 + 0,25 (80)
= 60
Accelerator
Psychological Law of Consumption menyebutkan
bahwa bila Y bertambah maka C juga
bertambah.Dengan bertambahnya pengeluaran
konsumsi maka para pengusaha akan
memperluas produksinya. Untuk itu diperlukan
barang-barang modal atau investasi baru.
Jelas bahwa perluasan investasi terjadi karena
ada pertambahan pendapatan dan pertambahan
konsumsi lebih dulu. Proses inilah yang disebut
Proses Akselerasi, yakni terjadinya investasi baru
karena adanya pertambahan konsumsi.
 Investasi yang terjadi karena proses
akselerasi ini disebut dengan Investasi
Dorongan (induced invesment).
Sedangkan I yang ditentukan oleh faktor
lain yang mempengaruhi harapan
pengusaha disebut Investasi Otonom
(autonomous invesment).
 Besarnya pertambahan I sebagai akibat
dari pertambahan C tergantung pada
koefisien accelerator, yakni perbandingan
antara pertambahan I dengan
pertambahan C
Acc = ΔI /ΔC (15)
Proses bekerjanya Akselerator
Soal :
Selama 5 periode, besarnya investasi otonom
berturut-turut adalah sama besarnya,
yakni 100. Bilamana besarnya MPC adalah
0,50 dan koefisien akselerator 2, tentukan
besarnya kenaikan Y dalam kelima periode
tersebut.
Jawab : I maka Y
Y maka C sesuai dengan MPC nya
C menyebabkan I yang tidak langsung
(induced I) yang besarnya tergantung
pada Acc.
Period I otonom C I dorongan Kenaikan Y
1 100 - -1 100
2 100 50 100
2
3
250
3 100 125 150 375
4 100 187,5 125 412,5
5 100 206,25 37,5 343,75
Keterangan :
1. Y menyebabkan C sebesar 100 X MPC = 50
2. C menyebabkan I dorongan sebesar ΔC X Acc = 50 X 2 = 100
3. I otonom, kenaikan C dan I dorongan menyebabkan kenaikan Y
sebesar 250
Dst.
Perekonomian Tiga Sektor
(Tertutup)
Komponen APBN terdiri dari :
 Penerimaan :
- Pajak
- Bukan pajak (hasil SDA, Laba BUMN, lainnya)
 Pengeluaran :
- Pengeluaran Konsumsi Pem.(Government
Expenditure = Government Purchase)
- Pengeluaran pemerintah (Government
Transfer)
• Pajak (tax) : uang atau daya beli yang diserahkan oleh
masy. kepada pem di mana terhadap penyerahan uang
atau dayabeli tersebut pemerintah tidak memberikan
balas jasa yang langsung
Pajak digunakan untuk membiayai Pengel.Pem.
• Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G): semua
pengeluaran pemerintah di mana pemerintah secara
langsung menerima balas jasanya. Mis: gaji PNS,
pembelian barang dan jasa
• Transfer Pemerintah (Tr) : pengeluaran pemerintah di
mana pemerintah tidak menerima balas jasa langsung.
Mis sumbangan untuk bencana alam dan
penganggur,uang pensiun, beasiswa, subsidi BBM,dll.
 Konsumsi masyarakat ditentukan oleh tinggi
rendahnya Y yang siap dibelanjakan (disposable
income/takehome income).
Pendapatan Nasional Rp. …….
Transfer Pemerintah Rp. …….(+)
Rp. …….
Pajak Rp. …….(-)
Pendapatan disposabel Rp. …….
Yd = Y + T r - Tx
 Dalam perek tiga sektor, fungsi
C = a + cY diganti dengan C = a + cYd
Karena Yd = Y + Tr - Tx maka
C = a + c (Y + Tr – Tx)
atau C = a + cY + c Tr – c Tx
Sedangkan fungsi S menjadi:
S = Yd – C
= Yd – (a + c Yd )
= Yd – a – c Yd
S = (1 – c) Yd – a
atau S = (1 – c) (Y + Tr – Tx ) - a
Tugas.
Diketahui C = 0,75 Yd + 20 M
Tr = Rp.40 M
Tx = Rp.20 M
Carilah : 1. Fungsi C sebelum Tr dan Tx
2. Fungsi C sesudah Tr tetapi sebelum Tx
3. Fungsi C sesudah Tx tetapi sebelum Tr
4. Fungsi C sesudah Tr dan sesudah Tx
5. Fungsi S sesudah Tr dan sesudah Tx
Jawaban
1. C sebelum Tr dan sebelum Tx
C = 0,75 Yd + 20
= 0,75 (Y + Tr – Tx) + 20
= 0,75 (Y + 0 – 0) + 20
= 0,75 Y + 20
2. C sesudah Tr dan sebelum Tx
= 0,75 ( Y + 40 – 0) + 20
= 0,75 Y + 30 – 0 + 20
= 0,75 Y + 50
3. C sesudah Tx tetapi sebelum Tr
C = 0,75 (Y + 0 – 20) + 20
= 0,75 Y + 0 – 15 + 20
= 0,75 Y + 5
4. C sesudah Tr dan sesudah Tx
C = 0,75 (Y + 40 – 20) + 20
5. S sesudah Tr dan sesudah Tx
S = (1 - c) (Y + Tr - Tx ) – a
= (1 – 0,75) ( Y + 40 -20 ) -20
= 0,25 Y - 15
Pendapatan Nasional Ekulibrium
Y=C+I+G
C = a + c Yd
Yd = Y + Tr – Tx
Y=C+I+G
= a + c Yd + I + G
= a + c (Y + Tr – Tx) + I + G
= a + cY + c Tr – c Tx + I + G
Y-cY = a + cTr – cTx + I + G
(1 – c) Y = a + cTr – cTx + I + G
Y = a + c T r – c Tx + I + G
1-c
Perekonomian Terbuka
Y=C+I+X-M
Y=C+S
C + S = C + I + X – M atau S + M = I + X
Jadi syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka bukan
lagi S = I

S = S0 + s Y S0 = besarnya S pd Y sebesar 0
s = MPS = Δ S/ ΔY
M = M0 + m Y M0 = besarnya M pd Y sebesar 0
m=ΔM/ ΔY
S0 + s Y + M0 + m Y = I + X
a Y + m Y = I + X – S0 – M0
Y (s + m) = I + X – S0 – M0

Y = I + X – S 0 – M0
s+m
Tugas.
Contoh: Diketahui S = - 40 + 0,3 Y
M = 20 + 0,2 Y
Pengeluaran I = 280
Pengeluaran X = 100
Hitunglah : Y eq, S eq, M eq, C eq, dan
kondisi neraca perdagangan
Jawaban :
(a) Pendapatan nasional ekuilibrium
I + X – S0 - M0
Y=
s+m
= 280 + 100 + 40 – 20 = 800
0,3 + 0,2
(b) S eq = -40 + 0,3 Y = -40 + 0,3 X 800
= -40 + 240 = 200
(c) M eq = 20 + 0,2 Y = 20 + 0,2 X 800
= 20 + 160 = 600
(d) C eq
Y=C+I+X–M
800 = C + 280 + 100 - 180
C = 800 – 200 = 600
atau
C=Y–S
= 800 – 200 = 600

Anda mungkin juga menyukai