Anda di halaman 1dari 23

Tugas 1 : Perhitungan Pendapatan Nasional

Pengantar Ekonomi
Disusun Oleh :

Nama : Qori Yaasinta


Nim : 210803104062
Prodi : D3 Akuntansi
Kelas : Pengantar Ekonomi B
BAB
13
PERHITUNGAN
PENDAPATAN
NASIONAL
Pengantar Ekonomi
Perekonomian Dua Sektor
atau biasa disebut “Sistem Perekonomian Sederhana”

Perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan.


Pendapatannya didapatkan dari faktor–faktor produksi antara lain Gaji dan Upah,
Sewa, bunga, dan keuntungan. Keseimbangan dalam perekonomian dua sektor
keseimbangan dari sisi pendapatan dan sisi pengeluaran yang dilakukan oleh
sektor rumah tangga dan sektor swasta.

Sifat atau ciri khas utama dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

o Tertutup = Perekonomian yang diasumsikan tidak mengadakan Perdagangan


International.
o Sederhana = Tanpa Peranan pemerintah.
Dari sifat sirkulasi aliran pendapatan yang terdapat dalam
gambar dapat diambil kesimpulan bahwa aliran-aliran
Diagram
pendapatannya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Sirkulasi aliran pendapatan untuk ekonomi 2 sektor

1. Sebagai balas jasa atas penggunaan faktor produksi dari sektor


rumah tangga oleh sektor perusahaan, maka sektor rumah
tangga akan memperoleh pendapatan berupa gaji dan upah, Pembayaran FP
sewa, bunga dan laba. Hal inilah yang akan digunakan Sektor
perusahaan sebagai faktor-faktor produksi yang dimiliki Barang dan Jasa
rumah tangga.
2. Sebagian pendapatan yang diterima rumah tangga akan
digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan Produsen Konsumen
jasa-jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan.
3. Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk
Barang dan Jasa
konsumsi akan ditabung dalam institusi-institusi keuangan.
Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam
tabungan keluarga yang dikumpulkan dalam institusi Sewa, Bunga,
keuangan Upah, Laba
Fungsi Konsumsi Konsumsi dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu Tingkat Pendapatan Rumah
tangga, Kekayaan rumah tangga, Tingkat Suku bunga, Tingkat harga, dsb.

Konsumsi
Karakteristik kurva konsumsi :

Sumbu tegak dalam kurva konsumsi


C = f (Y) menunjukkan tingkat konsumsi [C].
Slope/lereng
Sumbu datar dalam kurva konsumsi
besarnya ∆C/∆Y
C0 atau MPC menunjukkan pendapatan disposable (Y)

Kurva konsumsi mpy slope (kemiringan)


positif. Jika Y naik, maka C juga naik
a

Kurva konsumsi memotong sumbu C diatas


Pendapatan nol
0 Y0
C = a + bY Fungsi Konsumsi
Dimana :
C : konsumsi seluruh RT (agregat)
a : konsumsi otonom, yaitu besarnya konsumsi ketika pendapatan nol
b : kemiringan atau slope garis
Y : pendapatan disposable

 Konsep kecenderungan mengkonsumsi


1. Kecenderungan Mengkonsumsi Marginal/MPC (Marginal Propensity to
Consume)
Perbandingan antara pertambahan konsumsi (C) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan
disposebel (Yd) yang diperoleh. Apabila pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak yang harus dibayar
oleh para penerima pendapatan, nilai yang tersisa dinamakan pendapatan disposebel. Nilai MPC dapat
dihitung dengan formula : MPC= C/ Yd

2. Kecenderungan Mengkomsumsi Rata-rata/APC (Average Propensity to Consume)


Perbandingan di antara tingkat pengeluaran konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan disposebel (Yd).
Nilai APC dapat dihitung dengan menggunakan formula: APC=C/Yd.
Fungsi Tabungan

Kurva tabungan :
Tabungan
Slope/lereng Kurva tabungan memiliki slope positif
besarnya Titik –a besarnya tabungan bernilai negative
∆S/∆Y
atau MPS karena tingkat konsumsi yang berlaku
S=f adalah konsumsi otonom
(Y) Pada titik M terlihat bahwa S = 0

Diketahui :
0 C = 100 + 0,75 Y
Y0 Y1 Pendapatan Maka S dapat dicari dengan
menggunakan formula
-a
Y=C+S
S=Y–C
S = Y – (100 – 0,75 Y)
Gambar 13.3.
Fungsi Tabungan S = -100 + (Y – 0.75 Y)
S = -100 + 0,25 Y
Y=C+S
Fungsi Tabungan
S=Y–C
S = Y – (a + bY)
S = -a + (1 – b)Y
Faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan, yaitu
tingkat pendapatan dan tingkat suku bunga.
Keinginan untuk menabung merupakan
kecenderungan marginal untuk menabung yang
menunjukkan besarnya tambahan pendapatan yang
akan ditabung.

 Definisi kecenderungan menabung


1. Kecenderungan Menabung Marginal/MPS(Marginal Propensity to Save)
Perbandingan di antara pertambahan tabungan (S) dengan pertambahan pendapatan diposebel (Yd).
Nilai MPS dapat dihitung dengan formula: MPS= S/ Yd

2. Kecenderungan Menabung Rata-rata/APS (Average Propensity to Save),


Perbandingan diantara tabungan (S) dengan pendapatan disposebel (Yd), Nilai APS dapat di hitung
dengan menggunakan formula: APS=S/Yd
Contoh Menghitung MPS dan APS
Formula:
MPC+MPS=1
Hubungan Diantara MPC dan MPS APC+APS=1
Yd=C+S

    CONTOH 1: MPC DAN MPS TETAP  


Yd C S MPC MPS APC APS
200 150 50 0.75 0.25

400 300 100 0.75 0.25 0.75 0.25

600 450 150 0.75 0.25 0.75 0.25

800 600 200 0.75 0.25 0.75 0.25

    CONT OH 2: MPC DAN MPS BERUBAH  


200 150 50 0.75 0.25

400 250 150 0.5 0.5 0.625 0.375

600 400 200 0.75 0.25 0.6667 0.3333

800 575 225 0.875 0.125 0.7188 0.2813


Perhitungan Pendapatan Nasional
Dengan Pendekatan Dua Sektor

Perhitungan pendapatan
keseimbangan 2 sektor terdiri dari
variabel konsumsi (C) dan investasi(I).

Y = C + I dimana (C = a + bY)
Y = (a + bY) + I
Y = a + bY + I
Y – bY = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y=a+I
1–b
Perhitungan Pendapatan Nasional Dengan Pendekatan Tiga Sektor

Perekonomian yang meliputi kegiatan


dalam sektor perusahaan, rumah tangga
dan pemerintah. Menganalisis
perekonomian tiga sektor membahas
peranan dan pengaruh pemerintah dalam
kegiatan perekonomian.

Keseimbangan perekonomian akan terjadi


jika investasi ditambah pengeluaran
pemerintah sama besarnya dengan
tabungan ditambah dengan pajak.
Kebijakan Fiksal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk
mempengaruhi jalannya atau proses kehidupan ekonomi masyarakat
melalui anggaran belanja negara atau APBN.

Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Hal ini dilakukan dengan
jalan memperbesar dan memperkecil pengeluaran komsumsi pemerintah (G), jumlah transfer pemerintah
(Tr), dan jumlah pajak (Tx) yang diterima pemerintah sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan
nasional (Y) dan tingkat kesempatan kerja (N).

Kebijakan Fiskal Ekspansioner : peningkatan belanja pemerintah dan/atau penurunan pajak yang dirancang untuk
meningkatkan permintaan agregat dalam perekonomian.

Kebijakan Fiskal Kontraksioner : pengurangan belanja pemerintah dan/atau peningkatan pajak yang dirancang
untuk menurunkan permintaan agregat dalam perekonomian.
Efek Pengganda : dalam ilmu ekonomi, peningkatan belanja oleh konsumen, perusahaan atau pemerintah akaan
menjadi pendapatan bagi pihak-pihak lain.

Kebijakan Fiskal Sisi-Penawaran : kebijakan fiskal dapat secara langsung mempengaruhi bukan saja permintaan
agregat, namun juga penawaran agregat.
Jenis-Jenis Pajak
Pajak
1. Pajak objektif : pajak yg dikenakan berdasarkan aktivitas ekonomi para wajib pajak Pajak
2. subjektif : pajak yang dipungut dengan melihat kemampuan wajib pajak.
3. pajak langsung : jenis pungutan pemerintah yang secara langsung di kumpulkan dari pihak yang wajib
membayar pajak.
4. pajak tak langsung : pajak yang bebannya dapat di pindahkan kepada pihak lain.

Bentuk-bentuk pajak pendapatan


Pajak regresif : sistem pajak yang persentasinya menurun apabila pendapatan yang di kenakan pajak
menjadi bertambah
Pajak proporsional : persentasi pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan,
yaitu dari tingkat pendapatan yang sangat rendah kepada yang sangat tinggi.
Pajak progresif : sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat.
Efek Pajak terhadap Konsumsi Dan Tabungan
Perubahan terhadap pendapatan disposibel (Yd). Pajak sebanyak T akan menyebabkan pendapatan
disposibel turun sebanyak T. Maka: ∆Yd = – T

Kemerosotan pendapatan disposibel akan mengurangi konsumsi dan tabungan RT. Jumlah konsumsi dan
tabungan yang berkurang adalah sama dengan pengurangan pendapatan diposible.
Maka : ∆Yd = -T = ∆C + ∆S. Disamping tergantung pada perubahan pendapatan disposibel pengurangan
konsumsi ditentukan oleh MPC dan MPS. Perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan
persamaan :

∆C = MPC x ∆Yd atau ∆C =MPC x (-T)


∆C = MPS x ∆Yd atau C =MPS x (-T)

Setara dengan :

T = ∆Yd = (MPC x T) + (MPS x T)


Efek Pajak terhadap Konsumsi Dan Tabungan

Konsumsi Tabungan
C0
Contoh :
Ct S0 C = 100 + 0,75 Y
x
St I = 50
x
Pemerintah mengenakan
pajak tetap sebesar 10,
sehingga kenaikan pajak
1 0 Pendapatan akan mempengaruhi
9
0 -1 konsumsi masyarakat.
-1 0
2.
0 00
5 2.
0 Pendapatan 5

C = 100 + 0,75 Yd dimana Yd = Y – TX + TR S = -100 + 0,25 Yd dimana Yd = Y – TX + TR


Sehingga Sehingga
C = 100 + 0,75 (Y – 10) S = -100 + 0,25 (Y – 10)
C = 100 + 0,75 Y – 7,5 S = -100 + 0,25 Y – 2,5
C = 92,5 + 0,75 Y S = -102,5 + 0,25 Y
Pengeluaran Pemerintah
Pajak yang diterima pemerintah akan digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan pemerintah.

Penentu-penentu pengeluaran pemerintah

Tujuan-tujuan
Proyeksi jumlah pajak Pertimbangan politik
ekonomi yang ingin
yang di terima dan keamanan
dicapai
Pengaruh Pajak Tetap (Tx0) terhadap Pendapatan Nasional
Contoh:
Perhitungan pendapatan keseimbangan 3
sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 100
investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 20, pengeluaran pemerintah
pajak (TX) dan pembayaran transfer (Tr). (G) =13 , pajak (TX) = 8 dan pembayaran transfer (Tr) = 4,
maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 3
Y = C + I + G dimana (C = a + bYd) sektor adalah sebagai berikut.

Y = a + b (y – Tx +Tr) + I + G
Jawab:
Y = a + by – bTx + bTr + I + G
Y – by = a – bTx + bTr + I + G Y = a – bTx + bTr + I + G
1–b
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G
Y = a – bTx + bTr + I + G = 100 – 0,75(8) + 0,75(4) + 20+ 13
1–b 1 – 0,75
=520 milyar rupiah
Pengaruh Pajak Proporsional (tY)) terhadap Pendapatan Nasional

Contoh:
Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor
terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I), Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) =
pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) dan 100 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 20, pengeluaran
pemerintah (G) = 11,25, pajak (TX) = 0,2 Y dan
pembayaran transfer (Tr).
pembayaran transfer (Tr) = 5, maka besarnya
pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah
Y = C + I + G dimana (C = a + bYd) sebagai berikut.
Y = a + b (Y – tY +Tr) + I + G
Jawab:
Y = a + by – btY + bTr + I + G
Y – by + btY= a + bTr + I + G Y = a + bTr + I + G
(1 – b + ct) Y = a + bTr + I + G 1 – b + ct
Y = a + bTr + I + G
= 100 + 0,75(5) + 20+ 11,25
1 – b + ct 1 – 0,75 + 0,15

= 337,5 milyar rupiah


Perhitungan Pendapatan Nasional Dengan Pendekatan Empat Sektor

Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor Contoh:


terdiri dari variabel konsumsi
(C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi
(TX) pembayaran transfer (Tr), ekspor (X) dan konsumsi (C) = 20 + 0,75Y.
impor (M). Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran
pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6, pembayaran
Y = C + I + G (X – M) dimana transfer (Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) =
3, maka besarnya pendapatan nasional dengan
(C = a + bYd => Yd = Y – Tx + Tr) pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.

Jawab:
Y = a + b (Y – Tx + Tr) + I + G + (X – M)
Y = a + bY – bTx + bTr + I + G + (X– M) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
Y – bY = a – bTx + bTr + I + G + (X– M) 1–b
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X– M) = 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8 + (4-3)
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M) 1 – 0,75
1–b = 153 milyar rupiah
Perhitungan Angka Pengganda (k)
Empat jenis multiplier akan ditentukan besarnya, yaitu: multiplier investasi,
pengeluaran pemerintah, pajak dan anggaran belanja seimbang.
Penghitungan nilai multiplier yang akan diterangkan menggunakan pemisalan-
pemisalan di bawah ini:

1. Fungsi konsumsi adalah C = a + bYd.


2. Dua bentuk sistem pajak akan digunakan. Dalam contoh yang pertama pajaknya
adalah pajak tetap, yaitu T = Tx0, sedangkan dalam contoh kedua pajaknya adalah
pajak proporsional, yaitu: T = tY.
3. Fungsi investasi yang asal adalah I dan fungsi pengeluaran pemerintah yang asal
adalah G.

Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)


∆Y = K . ∆I

Dimana K adalah angka pengganda.


Perhitungan Angka Pengganda Dengan Pendekatan Dua Sektor
a 1Y 1
Multiplier Invesment (I): K
1 b 1 b

Contoh:

Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan
keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai
berikut:

Jawab:
1 1 4
K
1 b 1 0 , 75

∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8

Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)


Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
Perhitungan Angka Pengganda Perhitungan Angka Pengganda
Dengan Pendekatan Tiga Sektor Dengan Pendekatan Empat Sektor
SEKIAN
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai