Anda di halaman 1dari 10

Nama : Nada Hesa Indriani

Nim : 1900010304
Kelas : F (EP)

Keseimbangan Ekonomi Dua Sektor

Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah
tangga dan perusahaan. Dalam perekonomian tidak terdapat kegiatan pemerintah
misalnya konsumsi pemerintah, pajak, subsidi, maupun perdagangan luar negeri
(ekspor dan impor).

Dari perekonomian dua sektor sumber pendapatan rumah tangga adalah dari
perusahaan. Pendapatan ini berupa sewa, upah, gaji, bunga dan keuntungan adalah
sama nilainya dengan pendapatan nasional. Dan oleh karena itu pemerintah tidak
memungut pajak. Pendapatan rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi dan
tabungan. Tabungan ini akan dipinjamkan kepada penanam modal atau investor untuk
investasi ke perusahaan. Perusahaan menggunakan dana tersebut untuk membeli
barang-barang modal seperti mesin-mesin atau membayar faktor faktor produksi yang
diberikan oleh rumah tangga.

Hubungan Konsumsi dan Pendapatan

1.Pada saat pendapatan rendah, Konsumsi menggorek tabungan.


2.Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi.
3.Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung.
Konsumsi, pendapatan dan tabungan hubungannya sangat erat. Menurut
pendapat JM Keyness dikenal dengan Psychological Consumption membahas tingkah
laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan. Pendapat JM
Keyness sebagai berikut :
a.  Jika pendapatan naik, maka konsumsi akan naik, tetapi tidak sebanyak kenaikan
pendapatan.
b.  Setiap kenaikan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan tabungan.
c.  Setiap kenaikan pendapatan jarang menurunkan konsumsi dan tabungan.
Kecondongan Mengkonsumsi dan Menabung

Konsep kecondongan konsumsi dibagi menjadi dua:


1.    Kecondongan mengkonsumsi marginal atau Marginal Propensity to
Consume (MPC), yaitu perbandingan diantara pertambahan konsumsi (ΔC) yang
dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel (ΔYd) yang diperoleh.
Nilai MPC dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

2.  Kecondongan mengkonsumsi rata-rata atau Average Propensity to


Consume (APC), yaitu perbandingan diantara tingkat konsumsi (C) dengan
tingkat pendapatan disposebel ketika konsumsi  tersebut dilakukan (Yd). Nilai
APC dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Konsep kecondongan menabung dibagi menjadi dua:


1.  Kecondongan menabung marjinal atau Marginal Propensity to Save (MPS),
yaitu perbandingan di antara pertambahan tabungan (ΔS) dengan pertambahan
pendapatan (ΔYd). Nilai MPS dapat dihitung dengan:

2.  Kecondongan menabung rata-rata atau Average Propensity to Save (APS),


yaitu perbandingan diantara tabungan dengan pendapatan disposebel (Yd). Nilai
APS dapat dihitung dengan menggunakan formula:

Contoh Perhitungan Kecondongan Mengkonsumsi dan Menabung


Marjinal dan Rata-Rata
1.   Dalam perekonomian pendapatan disposebel sebesar 400 menjadi 600,
kenaikan pendapatan sebesar 200. Konsumsi bertambah sebesar 150 yang
sebelumnya 450 menjadi 600, maka nilai MPC dan APC  sebesar:

MPC   = ΔC/ΔYd
= 150/200
= 0,75
APC    = C/Y
= 450/400
= 1,125

2. Apabila pendapatan disposebel bertambah dari 400 menjadi 600, kenaikan


pendapatan sebesar 200. Tabungan berubah dari -50 menjadi 0, maka nilai
MPS dan APS sebesar:

        MPS    = ΔS/ΔYd
 = 50/200
 = 0,25

        APS     = S/Yd
 = -50/400
 = -0,125
Hubungan antara kecondongan mengkonsumsi dan menabung adalah sebagai berikut:
a.    Nilai MPC+MPS=1, APC+APS=1
b. Pendapatan disposebel adalah sama dengan konsumsi rumah
tangga ditambah dengan tabungan rumah tangga. Sehingga dapat
dibuat persamaan sebagai berikut: 

       Yd=C+S

   Keterangan :
Yd   :    Pendapatan disposibel
C     :    Konsumsi rumah tangga
S     :    Tabungan

Fungsi Konsumsi dan Menabung

Fungsi Konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan


diantara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan
nasional (atau pendapatan disposibel) perekonomian tersebut.
Fungsi Tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan
diantara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan
nasional (atau pendapatan disposibel) perekonomian tersebut .
       Berikut tabel Pendapatan, Konsumsi dan Tabungan (dalam triliun rp)

                    Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

Persamaan Fungsi Konsumsi dan Tabungan


1)        Fungsi Konsumsi
Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara tingkat konsumsi
rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional. Bentuk umum
fungsi konsumsi sebagai berikut:

C=a+bY

Keterangan :
a = Konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0
  nilai a diperoleh dari: a = (APC-MPC) y
b = kecondongan mengkonsumsi marginal
C = Tingkat konsumsi
Y = Pendapatan Nasional
2)       Fungsi Tabungan
Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat tabungan
rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional. Bentuk umum
fungsi tabungan:

S = - a + (1 – b) Y

Keterangan :
a = Konsumsi rumah tangga ketika Pendapatan nasional adalah 0
b = Kecondongan Mengkonsumsi Marginal
C = Tingkat Konsumsi
Y = Pendapatan Nasional

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi seseorang untuk Konsumsi dan


Tabungan

Selain pendapatan nasional, faktor lain yang mempengaruhi seseorang untuk


konsumsi dan tabungan antara lain
a.        Kekayaan yang telah terkumpul (warisan, hasil usaha masa lalu)
b.        Suku bunga
c.         Sikap berhemat
d.        Keadaan Perekonomian
e.        Distribusi Pendapatan
f.          Tersedia tidaknya Dana Pensiun yang Mencukupi

Investasi
Investasi diartikan sebagai pengeluaran perusahaan untuk membeli barang-
barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia di dalam
perekonomian. Yang meliputi kegiatan investasi antara lain sebagai berikut:
a.  Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan
produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
b.  Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor,
bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
c.    Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah
dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan
pendapatan nasional.
Kegiatan investasi diatas disebut investasi bruto, investasi bruto jika
dikurangi dengan depresiasi maka disebut depresiasi neto.

Penentu Tingkat  Investasi
a.        Tingkat keuntungan yang diperoleh
b.        Suku bunga
c.         Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan
d.        Kemajuan teknologi
e.        Tingkat pendapatan nasional & perubahannya
f.          Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan

Penentu Tingkat Kegiatan Ekonomi

Penentuan tingkat keseimbangan perekonomian negara dapat menggunakan


tiga cara, yaitu:
1.         Menggunakan Angka
Data berikut akan menggambarkan keinginan pengusaha untuk memproduksi
barang dan jasa. 
Angka Keseimbangan Pendapatan nasional (dalam trilliun)

ketika pengeluaran agregat (AE) lebih besar dari pendapatan nasional maka
perusahaan akan melakukan ekspansi, sebaliknya apabila lebih dari pendapatan
nasional maka perusahaan akan mengurangi produksi.
Dalam perekonomian dua sektor keseimbangan perekonomian negara
tercapai apabila: Y=AE atau Y= C+I/C+S, I=S.

2.        Menggunakan Grafik
Berdasarkan angka diatas maka secara grafik dilukiskan penentuan tingkat
keseimbangan perekonomian dengan 2 cara:

             1)      Pendekatan Penawaran Agregat-Pengeluaran Agregat


Grafik Keseimbangan Perekonomian Negara

Berdasarkan grafik diatas menjelaskan bahwa titik E menunjukkan


kedudukan dimana tingkat keseimbangan perekonomian negara tercapai pada
pendapatan sebesar 840.
             2)     Pendekatan Suntikan Bocoran
          

                              Keseimbangan tercapai pada titik E diaman I=S.

3.        Menggunakan Pendekatan Aljabar


Menggunakan data sebelumnya pendekatan aljabar menggunakan dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1)        Menggunakan persamaan Y=C+I
            Fungsi konsumsi rumah tangga C=90+0,75Y, sedangkan investasi
I=120. Maka tingkat pendapatan nasional pada keseimbangan sebagai
berikut:
                           Y = C+I

                           Y = 90+0,75Y+120
              Y-0,75Y  = 210
                  0,25Y  = 210/0,25
                         Y   = 840
2)       Menggunakan persamaan S=I
        Menggunakan persamaan S=I, tingkat pendapatan keseimbangan
sebagai berikut:
                             S  = I
                                -90+0,25Y = 120
                  0,25Y = 210/0,25
                        Y  = 840

Perubahan Keseimbangan dan Multiplier

Analisis  multiplier bertujuan untuk menerangkan sejauh mana pendapatan


nasional akan mengalami perubahan efek dari perubahan pengeluaran agregat. Nilai
multiplier menggambarkan perbandingan diantara jumlah pertambahan/pengurangan
dalam pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan /pengurangan agregat yang
telah menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional tersebut.
Cara menentukan multiplier dalam perekonomian dua sektor adalah sebagai
berikut:

Besarnya  diperoleh dari besarnya perubahan/penambahan/pengurangan investasi.


Pendapatan nasional baru (Y1) diperoleh dari : 

  

Cara lain menentukan multiplier menggunakan anggka pengganda yaitu

K1=1/1-C
dimana 1-C=MPS. 
Selanjutnya dicari perubahan pendapatan nasional atau ΔY

ΔY= K1 x ΔI

Contoh soal:
1. Diketahui bahwa fungsi konsumsi masyarakat adalah C = 120 + 0,8Y dan
pengeluaran sector swasta I = 400 milyar. hitunglah:

a.   Besarnya keseimbangan pendapatan nasional?


b. Jika investasi naik 30% maka hitunglah besarnya pendapatan nasional
keseimbangan yang baru?
Penyelesaian:

Daftar Pustaka
Istanto,A. (2013,  Juni). Ekonomi 2 Sektor. Ekonomi Syari'ah 99. Retrieved,  Maret
2013 from http://syariah99.blogspot.co.id/2013/06/ekonomi-dua-sektor.html

Sukirno, S. (2016). MakroEkonomi Teori Pengantar (Edisi ketiga). Jakarta: Rajawali


Pers.

Anda mungkin juga menyukai