Anda di halaman 1dari 25

Bab 4

Keseimbangan Ekonomi Makro Dua Sektor


Yang dimaksudkan dengan perekonomian dua sektor adalah perekonomian
yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan. Ini berarti dalam
perekonomian itu dimisalkan tidak terdapat kegiatan pemerintahan maupun
perdagangan luar negeri. Aliran-aliran pendapatan yang terdapat dalam
perekonomian itu dapat diambil kesimpulan bahwa aliran-aliran pendapatannya,
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
i.

Sektor perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki


rumah tangga. Faktor-faktor produksi tersebut memperoleh pendapatn

ii.

berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan untung.


Sebagian besar pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan
untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang

iii.

dihasilkan oleh sektor perusahaan.


Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan

iv.

ditabung dalam institusi-institusi keuangan.


Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan
rumah tangga yang dikumpulkan oleh institusi-institusi keuangan.

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN


Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga
(secara seunit kecil atau dalam keseluruhan ekonomi). Yang terpenting adalah
pendapatan rumah tangga. Tabel yang menggambarkan hubungan di antara
konsumsi rumah tangga dan pendapatan dinamakan daftar (skedul) konsumsi.
Tabel 4.1 secara terperinci menunjukkan hubungan di antara tingkat pendapatan
disposebel dengan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga.

Ciri-ciri yang digambarkan dalam tabel 4.1 adalah :


i.
ii.
iii.

Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan.


Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi.
Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung.

KECONDONGAN MENGKONSUMSI DAN MENABUNG


Untuk memahami dengan lebih baik sifat hubungan di antara pendapatan
disposebel dengan konsumsi, dan dengan tabungan perlulah diterangkan dua
konsep penting berikut:
i.
ii.

Kecondongan mengkonsumsi, dan


Kecondongan menabung

Definisi Kecondongan Mengkonsumsi


Konsep kecondongan mengkonsumsi perlu dibedakan menjadi dua pengertian,
yaitu: kecondongan mengkonsumsi marginal dan kecondongan mengkonsumsi
rata-rata, definisi dan arti setiap konsep ini adalah:
i.

Kecondongan mengkonsumsi marjinal, dapat didefinisikan sebagai


perbandingan antara pertambahan konsumsi (delta C) yang dilakukan
dengan pertambahan pendapatan disposebel (delta Y) yang diperoleh.
Nilai MPC dapat dihitung dengan menggunakan formula:
C
MPC=
Yd

ii.

Kecondongan mengkonsumsi rata-rata, dapat didefinisikan sebagai


perbandingan di antara tingkat konsumen (c) dengan tingkat
pendapatan disposebel ketika konsumsi tersebut dilakukan (Yd ). Nilai
APC dapat di hitung dengan menggunakan formula:
C
APC =
Yd

Contoh Menghitung MPC dan APC


Untuk dapat memberikan pengertian yang lebih baik mengenai arti konsep
kecondongan mengkonsumsi marjinal dan rata-rata, dalam tabel 4.2. ditunjukan
contoh angka untuk menghitung MPC dan APC.

Sifat hubungan di antara pertambahan pendapatan disposebel dan konsumsi


adalah:
i.

Apabila pendapatan disposebel bertambah dari Rp 200 ribu menjadi Rp


400 ribu, konsumsinaik dari Rp 300 ribu menjadi Rp 460 ribu. Pada
perubahan pendapatan dan konsumsi ini MPC adalah: (460-300) / (400-

ii.

200) = 0,8.
Apabila pendapatan disposebel bertamba dari Rp 400 ribu menjadi Rp 600
ribu, konsumsi bertambah dari Rp 460 ribu menjadi Rp 610 ribu. maka
MPC = (610-460) / (600-400) = 0,75.

iii.

Apabila pendapatan disposebel bertambah dari Rp 600 ribu menjadi Rp


800 ribu, konsumsi bertamba dari Rp 610 ribu menjadi Rp 750 ribu. maka
MPC= (750-610) / (800-600) =0,70.

Definisi kecondongan menabung


Konsep kecondongan menabung juga perluh dibedakan kepada 2 istilah, yaitu
kecondongan menabung marjinal dan kecondongan menabung rata-rata. Definisi
masing-masing konsep tersebut adalah seperti yang di terangkan di bawah ini :
i.

Kecondongan menabung marjinal, dapat di definisikan sebagai


perbandingan di antara pertambahan tabungan ( delta S ) dengan
pertambahan pendpatan disposebel ( delta Yd ), nilai MPS dapat di
hitung dengan menggunakan formula :
S
MPS=
Yd

ii.

Kecondongan menabung rata-rata, menunjukan perbandingan di


antara tabungan (S) dengan pendapatan disposebel (Yd). Nilai APS
dapat dihitung dengan menggunakan formula:
s
MPS=
Yd

Contoh menghitung MPS dan APS


Contoh untuk menghitung MPS dan APS ditunjukan dalam tabel 4.3. Berdasarkan
data tersebut MPS, adalah seperti ditunjukan dalam perhitungan di bwah ini.
i.

Apabila pendapatan disposebel bertambah dari Rp. 200 ribu menjadi


Rp. 400 ribu, tabungan berubah dari Rp -100 ribu menjadi Rp. -60
ribu, maka MPS = ( -60 (-) -100) (400-200) = 40/ 200 =0,20

ii.

Apabila pendapatan disposebel bertambah dari Rp. 400 ribu menjadi


Rp. 600 ribu, tabungan berubah dari Rp. -60 ribu menjadi Rp. 10 ribu.

iii.

maka MPS adalah (-10 (-) -60) / (600-400) = 50 /200 = 0,25


Apabila pendapatan disposebel bertambah dari Rp. 600 ribu menjadi
Rp. 800 ribu, tabungan berunag dari Rp. -10 ribu menjadi Rp. 50 ribu.
maka MPS adalah (50 (-) -10)/(800-600)= 60/200 = 0,30

dibawah ini ditunjukan dua contoh perhitngan APS.


i.

Dalam contoh 1, apabila pendapatan disposebel adalah Rp. 200 ribu,

ii.

tabungan adalah Rp -100 ribu, maka APS adalah -100/200 = -0,5


Dalam contoh 2, apabila pendapatan disposebel adalah Rp. 400 ribu
tabungan adalah Rp. -60 ribu, amka APS = -60/400 = -0,15.

HUBUNGAN

ANTARA

KECONDONGANMENGKONSUMSI

DAN

MENABUNG
Dalam tabel 4.4 ditunjukan kembali data MPC dan MPS yang dihitung dalam
tabel 4.2 dan data MPS dan APS yang ditunjukan dalam tabel 4. . seterusnya
dalam tabel 4.4 di hitung MPC+MPS

(Lihat kolom 4 ) dan APC + APS (lihat kolom 7). Hasil perhitungan tersebut
menunjukan bahwa dalam Contoh 1 dan 2:
i.
ii.

MPC + MPS = 1
APC + APS = 1

Berdasarkan kepada penghitungan tersebut dapatlah dibuat rumusan yang berikut:


i.

Dalam setiap nilai MPCdan Mps, yaitu apakah nilainya tetap (contoh 1

ii.

) atau berubah(Contoh 2), MPC + MPS akan selalu sama dengan satu.
Dalam setiap nilai APC dan APS, yaitu apakah APC dan APS adalah
tetap (Contoh 1) atau berubah (Contoh 2, APC + APS akan selalu sama
dengan satu.

Pembuktian Rumusan (ii)


Telah diterangkan bahwa pendapatan disposebel adalah sama dengan konsumsi
rumah tangga di tambah dengan tabungan rumah tangga, dalam persamaan:
Yd= C+S
Apabila persamaan di atas dibagi dengan Yd,maka
Yd C S
= +
Yd Yd Yd
seperti telah dimaklumi APC= C/Yd dan APS = S/ Yd, Dengan demikian
penamaan di atas
dapat dinyatakan secara berikut:

1 = APC + APS
Persamaan di atas membuktikan bahwa rumusan yang dinyatakan dalam (ii)
adalah benar.
Pembuktian Rumusan (i)
Hubungan di antara pertambahan pendapatan, pertambahan

konsumsi dan

pertambahan tabungan dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut:


Yd=C + S

Apabila masing-masing komponen dari persaamaan di stas dibagi oleh delta Yd,
maka akan diperoleh:
Yd C S
=
+
Yd Yd Yd
Telah diterangkan MPC adalah delta C / delta Yd dan MPSadalah delta S/delta Y,
Dengen demikianpersamaan di atas dapet diubah menjali
1 = MPC + MPS
Kesamaan di atas menunjukkan bahwarumusan dalam (i) adalah benar.
FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
Analis dalam bagian ini akan melihat sifat perhubungan tersebut dengan membuat
satu contoh angka mengenai pendapatan nasional, konsumsi agregat dan tabungan
agregat yang memisalkan:
i.
ii.

MPC adalah tetap, yaitu MPC = 0,75


Pada saat Y=0, rumah tangga dalam perekonomian melakukan
konsumsi sebanyak Rp 90 triliun.

DAFTAR KONSUMSI DAN TABUNGAN


Dalam Tabel 4.5 ditunjukan satu contoh yang menggambarkan tingkat pendapatan
nasional, tingkat konsumsi dan tingkat tabungan yang menggunakan pemisalan
seperti yang dinyatakan di atas.

FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI TABUNGAN


Berdasarkan angka-angka dalam tabel 4.5 sekarang dapat dibuat dua kurva yang
sangat penting peranannya dalam penentuan keseimbangan pendapatan nasional,
yaitu fungsi konsumsi dan fungi tabungan.
Ciri-ciri Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Sebelum menerangkan ciri-ciri fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, terlebih
dahulu perlulah diterangkan dan didefinisikan arti dari istilah fungsi konsumsi dan
fungsi tabungan.
i.

Fungsi konsumsi

adalah suatu

kurva yang menggambarkan

sifathubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam


perekonomian
ii.

dengan

pendapatan

nasilonal

(atau

pendapatan

disposebel) perekonomian tersebut.


Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat
hubungan

di

perekonomian

antara
dengan

tingkat

tabungan

pendapatan

disposebel) perekonomian tersebut.

rumah

nasilonal

tangga

(atau

dalam

pendapatan

MPC DAN MPS DAN KECONDONGANFUNGSI KONSUMSI DAN


TABUNGAN
Dalam menerangkan ciri-ciri fungsi konsumsi dan tabungan telah dinyatakan
bahwa nilai MPC akan menentukan kecondongan fungsi konsumsi dan nilai MPS
akan menentukan kecondongan fungsi tabungan.
MPC dan Kecondongan Fungsi Konsumsi
Dalam Gambar 4.1(a), titik A menggambarkan bahwa pendapatan nasional
adalahRp 360 triliun dan konsumsi adalah Rp 360 triliun. sedangkan titik B
menggambarkanpendapatan nasional bernilai Rp 600 triliun sedangkan nilai
konsumsi adalah Rp 540 triliun. Dengandemikian,pergenkan dan titik A ke titik B
menggambarkan:
i.
ii.

Pendapatan nasional bertambah sebanyak Rp 240 triliun.


Konsumsi rumah tangga bertambah sebanyak Rp 180 triliun.

MPS dan Kecondongan Fungsi Tabungan


Dalam Gambar 4.1 (b) titik D menunjukkan tingkat tabungan adalah nol (S=0)
apabilapendapatan nasional adalah sebanyak Rp 360 triliun. Seterusnya titik E

menggambarkan ketikatabungan mencapai Rp 60 triliun pendapatan nasional


adalah sebanyak Rp 600 triliun. Dengan demikian pergerakan dari titik D ke E
menggambarkan:
I.
II.

Pendapatan nasional bertambah sebanyak Rp 240 triliun.


Tabungan bertambah sebanyak Rp 60 triliun.

PERSAMAAN FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN


Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, disamping digambarkan dalam bentuk
kurva, jugadapat dinyatakan dalam persamaan aljabar, persamaan aliabar untuk
fungsi konsumsi dantabungan adalah seperti dinyatakan dalam persamaan yang
dinyatakan di bawah ini:
i.
ii.

Fungsi konsumsi ialah: C= a+ bY,


fungsi tabungan ialah S= -a + (1- b)Y.

Adakalanya fungsi konsumsi dan tabungan menunjukkan hubungan di


antarakonsumsi atau tabungan dengan pendapatan disposebel Yd, Persamaan
untuk hubungans eperti ituadalah:
i.
ii.

Fungsi konsumsi: C = a + b Yd.


Fungsi tabungan: S= -a + (1-b) Yd.

Maka persamaan fungsi konsumsidan tabungan adalah:


i.
ii.

Fungsi konsumsiC = 90 + 0,75Y


Fungsi tabungant S = -90 + 0,25Y

PENENTU-PENENTU LAIN KONSUMSI DAN TABUNGAN


Walaupun pendapatan rumah tangga pentingperanannya dalam menentukan
konsumsi, peranan faktor lain tidak dapat diabaikan.Di bawah ini diterangkan
beberapa faktor lain yang mempengaruhi tingkat konsumsi dantabungan rumah
tangga.
Kekayaan yang Sebagai Usaha
Sebagai akibat dari mendapat harta warisan, atau tabungan yang banyak sebagai
akibat usaha di masa lalu, maka seseorang berhasil mempunyai kekayaan yang
mencukupi. Dalam keadaan seperti itu ia sudah tidak terdorong lagi untuk
menabung lebih banyak, Maka lebih besar bagiandari pendapatannya yang
digunakan untuk konsumsi di masa sekarang.
Suku Bunga

Suku bunga dapatlah dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari


melakukan tabungan. ada suku bunga yang rendah orang tidak begitu suka
membuat tabungan karena mereka merasa lebih baik melakukan Pengeluaran
konsumsi dari menabung. Dengan demikian pada tingkat bunga yang rendah
masyarakat cenderung menambah pengeluaran konsumsinya
Sikap Berhemat
Berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan
berbelanja. Ada masyarakat yang tidak suka berbelanja berlebih-lebihan dan lebih
mementingkan tabungan.
Keadaan Perekonomian
Dalam perekonomian yang tumbuh dengan tentuh dan tidak banyak
pengangguran, mayarakat berkecenderungan melakukan pengeluaran yang lebih
aktif Mereka mempunyai kecenderunganberbelanja lebih banyak pada masa kini
dan kurang menabung dalam keadaan kegiatanperekonomian yang lambat
perkembangannya, tingkat pengangguran menunjukkan tendensimeningkat, dan
sikap masyarakat dalam menggunakan uang dan pendapatannya menjadimakin
berhati-hati.
Distribusi Pendapatan
Dalam masyarakat yang distribusi tidak merata, lebih banyak tabungan akan
diperoleh. Dalam masyarakat yang demikian (1) sebagian besar pendapatan
nasional dinikmati oleh golongan kecil pendudukyang sangat kaya, dan (ii)
golongan masyarakat ini mempunyaikecenderungan menabung yang tinggi.
Tersedia Tidaknya Dana Pensiun yang Mencukupi
Apabila pendapatan dari pensiun besar jumlahnya, para pekerja tidak terdorong
untuk melakukan tabungan yang banyak pada masa bekerja dan ini menaikkan
tingkat konsumsi. Sebaliknya, apabila pendapatan pensiun sebagai jaminan hidup
di hari tua sangat tidak mencukupi, masyarakat cenderung akanmenabung lebih
banyak ketika mereka bekerja.
INVESTASI (PENANAMAN MODAL)
Dalam uraian di bagian ini terlebih dahulu akan diterangkan secara ringkas arti
investasi dan faktor-faktor yang menentukannya. Setelah itu dengan lebih
mendalam akan diterangkan (i) hubungan di antara tingkat pengembalian modal

dengan suku bunga dan investasi, dan (ii) faktor faktor lain yang menentukan
investasi.
DEFINISI INVESTASI DAN PENENTU-PENENTUNYA
Dalam analisis makroekonomi tindakan individu atau perusahaan ansuransi
tersebut membeli saham tidak dipandang sebagai investasi. Untuk menghindari
kekeliruan ini, sebagai langkah pertama dalam membahas hal-hal yang
berhubungan dengan investasi perusahaan.
Arti Investasi
Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau
pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat
pengeluaran agregat. Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai
pengeluaran atau pengeluaran penanam-penanaman modal atau perusahaan untuk
membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk
menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia
dalam perekonomian. Yang digolongkan sebagai investasi (atau pembentukan
modal atau penanaman moda) meliputi pengeluaran/pengeluaran yang berikut:
i.

pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan


peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri

ii.

dan perusahaan
Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor,

iii.

bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.


Petambahannilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah
danbarang yang masihdalam prosesproduksi pada akhir tahun
Penghitungan pendapatannasional.

Penentu-Penentu Tingkat Investasi


Disamping ditentukan oleh harapan di masa depan untuk memperoleh untung,
beberapa faktor lain juga penting perananya dalam menentukan tingkat investasi
yang akan dilakukan dalam perekonomian. Faktor-faktor utama yang menentukan
tingkat investasi adalah:
i.
ii.
iii.
iv.

Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh


Suku bunga.
Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
Kemajuan teknologi.

v.
vi.

Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya


Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.

INVESTASI, KEUNTUNGAN, DAN SUKU BUNGA


Ramalan mengenai keuntungan masa depan (i) akan memberikan
gambaran kepada para pengusaha mengenai jenis-jenis investasi yang mempunyai
prospek yang baik untuk dilaksanakan, dan (ii) besarnya investasi yang harus
dilakukan untuk mewujudkan tambahan barang-barang modal yang diperlukan.
Walaupun seorang pengusaha memiliki tabungan yang cukup, dan oleh
karenanya tidak perlu meminjam dari suatu lembaga keuangan untuk membiayai
investasi yang ingin dilaksanakan, hal itu belumlah merupakan syarat yang cukup
bagi terciptanya kegiataninvestasi. Pengusaha tersebut mempunyai dua pilihan
dalam menggunakan tabungannya, yaitu: (i) meminjamkan/membungakan uang
tersebut, atau (ii) menggunakannya untuk investasi.
Tingkat Pengembalian Modal
Pendapatan yang diterima dari sesuatu kegiatan menanam modal biasanya akan
diterima dalambeberapa tahun. Mungkin dalam dua tahun pertama keuntungan
belum diperoleh, dan baru semenjak tahun ketiga hasil penjualan melebihi
pengeluaran.
Menghitung Nilai sekarang
Suatu kegiatan investasi dapat dikatakan memperoleh keuntungan apabila nilai
sekarangpendapatan di masa depan adalah lebih besar daripada nilai
sekarangmodal yang diinvestasikan. Nilai sekarang pendapatan di masa depan
dihitung dengan menggunakanpersamaan berikut
NS: Y1 + Y2 + Y3 + ...... + Yn
(1+r)+ (1+r)2+ (1+r)3+......(1+r)n
Dalam persamaan di atasi
i. NS adalah nilai sekarang pendapatan yang diperoleh di antara tahun 1
sehingga tahurn, apabila dimisalkan investasi tersebut didepresiasikan
pada tahun n
ii. Y1,Y2.... Yn

adalah pendapatan neto (keuntungan) yang di peroleh

perusahaan antara tahun 1 hingga tahun n.


iii. R adalah suku bunga
Menentukan Tingkat Pengembalian Modal

Cara hin untuk menentukan apakah sesuatu inventasi merupakan kegiatan yang
menguntungkin merugikan dapat dilakukan dengan menghitung tingkat
pengembalian modal dan investasi tersebut. Tingkat pengembalian modal
dinyatakan dalam persen, dan ia menggambarkan tingkat pengambilan
keuntungan rata-rata per tahun dari modal yang diinvestasikan. Untuk menghitung
tingkat pengembalian modal digunakanformula di bawah ini:
M: Y1 + Y2 + Y3 + ...... + Yn
(1+r)+ (1+r)2+ (1+r)3+......(1+r)n
Dalam persamaan tersebut:
i.
ii.

M adalah nilai modal yang diinvestasikan


Y1,Y2,Y3 hingga Yn. adalah pendapatanneto (keuntungan) yang

iii.

diperoleh dari tahun1 hingga ke tahun n


R adalah tingkat pengembalian modal

Efisiensi Investasi Marjinal


Untuk memperjelas arti konsep efisiensi investasi marjinal, adalam
gambar 4.2 ditunjukan satu contoh dari kurva efisiensi investasi marjinal (MEI).
Sumbu tegak menunjukan tingkat pengembalian modal dan sumbu datar
menunjukan jumlah investasi yang akan dilakukan. Pada

Kurva MEI ditunjukan tiga buah titik A,B dan C. Titik A menggambarkan bahwa
tingkat pengembalian modal adalah R0 dan investasi adalah Io. Ini berarti titik A

menggambarkan bahwa dalam perekonomian dapat dilakukan kegiatan investasi


yang akan menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak Ro atau lebih
tinggi, dan untuk mewujudkan investasi modal yang diperlukan adalah sebanyak
Io. Titik B dan C juga memberikan gambaran yang ama. Titik B menggambarkan
wujud kesempatan untuk menginvestasikan dengan tingat pengembalian modal
R1 tau lebih, dan modal yang diperlukan adalah I1. Dan titik C menggambarkan,
untuk mewujudkan usaha yang menghasilkan tingkat pengembalian modal
sebanyak R2 atau lebih, diperlukan modal sebanyak I2.
Suku Bunga dan Tingkat Investasi
Apabila suku bunga lebih tinggi dari tingkat pengembalian modal, investasi yang
direncanakan tidak menguntungkan, oleh sebab itu rencana perusahaan untuk
melakukan

investasi

akan

dibatalkan.

Kegiatan

investasi

hanya

akan

dilaksanakanapabila tingkat pengembalian modal lebih besar atau sama dengan


suku bunga. Dengan demikian, untuk menentukan besarnya investasi yang harus
dilakukan kita perlu menghubungkan kurva MEI dengan suku bunga.

Apabila suku bunga adalah r1 diperlukan modal sebanyak I1 untuk mewujudkan


investasi yang mempunyai tingkat pengembalian modal r 1 atau lebih. Dengan
demikian pada suku bunga sebanyak r1investasi yang akan dilakukan adalah
sebanyak I1.

FUNGSI INVESTASI
Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (i) ia sejajar dengan
sumbu datar, atau (ii) bentuknya naik ke atas sebelah kanan (yang berarti makin
tinggi pendapatan nasional, makin tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi
yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi
investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan
investasi terpengaruh. Dalam analisis makroekonomi biasanya dimisalkan bahwa
investasi perusahaan bersifat investasi otonomi.
Bentuk dan Kedudukan Fungsi Investasi
Investasi otonomi berarti pembentukan modal yang tidak dipengaruhi pendapatan
nasional. Dengan perkataan lain tinggirendahnya pendapatan nasional tidak
menentukan jumlah investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan.
Berdasarkan kepada pandangan ini maka kurva investasi berbentuk sejajar dengan
sumbu datar, yaitu seperti yang digambarkan oleh kurva Io, I1 dan I2 dalam
gambar 4.4.

Hubungan Kurva MEI denganFungsiInvestasi


Kedudukan fungsi investasi dalam grafik sangat berhubungan dengan kurva MEI
dan suku bunga yang berlaku. Pada suku bunga ini, tingkat investasi yang
dilakukan para penanam modal adalahRp 10 Triliun.Dalamg rafik (b), Fungsi
investasi Io menggambarkan investasi sebanyakRp 10 Triliun pada berbagai

tingkat pendapatan nasional. Apakah yang akan berlaku dalam kegiatan investasi
apabila suku bunga adalah 10 persen ? Grafik (a) menunjukan investasi yang akan
dilakukan menurun menjadi RM 5 Triliun. Dalam grafik (b) tingkat investasi ini
ditunjukan oleh fungsi I1. Penurunan suku bunga akan menambah investasi.
Grafik (a) menunjukan pada suku bunga 4 persen, investasi yang akan dilakukan
para pengusaha berjumlah Rp 12,5 Triliun dan dalam grafik (b) tingkat investasi
ini digambarkan oleh fungsi investasi I2.

PENENTU-PENENTU INVESTASI YANG LAIN


Telah dinyatakan bahwa (i) penentu investasi adalah suku bunga dan tingkat
pengembalian modal atau prospek keuntungan, dan (ii) disamping itu ada
beberapa factor lain yang mempengaruhi investasi, yaitu ramalan meneganai
keadaan ekonomi dimasadepan, kemajuan teknologi, tingkat pendapatan nasional
dan keuntungan perusahaan.
Ramalan Keadaan Perekonomiandi Masa Depan
Ramalan yang menunjukan bahwa kedaan perekonomian (Termasuk situasi
politik dari keamanan) akan menjadi lebih baik lagi pada masadepan, yaitu
diramalkan bahwa harga-harga akan tetap stabil dan pertumbuhan ekonomi
maupun pertambahan pendapatan masyarakat akan berkembang dengan cepat,
merupakan keadaan yang mendorong pertumbuhan investasi.

Perubahan dan Perkembangan Teknologi


Gambar 4.6 menunjukan bagaimana (i) perkembangan teknologi dan (ii)
ramalan masa depan yang semakin baik akan mempengaruhi tingkat investasi.
Dimisalkan MEI0 adalah efisiensi investasi marjinal yang terdapat sebelum ada
kemajuan teknologi atau perbaikan dalam ramalan mengenai keadaan di masa
depan yang semakin baik. Dalam keadaan ini, (i) apabila suku bunga r 0 maka
jumlah investasi I0 (perhatikan titik A) dan (ii) apabila suku bunga adalah r 1 maka
jumlah investasi adalah I1 (Perhatikan titik B). Perkembanagn teknologi atau
ramalan bahwa keadaan ekonomi akan menjadi semakin baik menyebabkan MEI0
berubah MEI1 . Sebagai akibatnya (i) apabila suku bunga tetap r 0 , investasi akan
meningkat dari I0 menjadi I2 (lihat titik A) dan (ii) apabila suku bunga r 1 ,
kenaikan jumlah investasi adalah dari I 0 menjadi I2 (lihat titik B )maka jumlah
investasi adalah dariI1 menjadi I3 (lihat titik B )

Efek Pertumbuhan Pendapatan Nasional


Perlulah disadari bahwa tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan
memperbesar pendapatan masyarakat dan selanjutnya pendapatanmasyarakat yang
tersebut akan memperbesar permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa.
Maka keuntungan perusahaan akan bertambah tinggi dan ini akan mendorong
dilakukannya lebih banyak investasi. Dengan perkataan lain, dalam jangka

panjang apabila pendapatan nasional bertambah tinggi, maka investasi akan


bertambah tinggi pula. Investasi yang bercorak demikian dinamakan investasi
terpengaruh atau induced investment.

Keuntungan Peruasahaan
Dana investasi diperoleh perusahaan dari meminjam atau dari tabungannya
sendiri.Tabungan perusahaan terutama diperoleh dari keuntungan, semakin besar
untungnya semakin besar pula keuntungan yang tetap disimpan perusahaan.
PENENTUAN TINGKAT KEGIATAN EKONOMI
Untuk menunjukkan proses penentuan tingkat keseimbanagn perekonomian
Negara dapat digunakan tiga cara yaitu;
i.

Dengan menggunakan contoh angka yang membandingkan pendapatan

ii.

nasional dan pengeluaran.


Dengan menggunakan grafik

yang

menunjukkan

(a)

kesamaan

pengeluarandengan penawaran agregat, dan (b) kesamaan di antara


iii.

investasi dan tabungan.


Dengan menggunakan cara penentuan secara sijabar.

Contoh dengan menggunakan angka


Kesimpulan Dalam perekonomian dua sektor keseimbangan perekonomian
negara tercapai apabila :
i.

Y= C +I, yaitu pendapatan nasional sama dengan konsumsi tambah


investasi. Pada kesamaan ini pengeluaran agregat (C+I) sama dengan

ii.

penawaran agregat (Y).


I = S, yaitu investasi sama dengan tabungan.

GRAFIK KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN NEGARA


Fungsi pengeluaran agregat menggambarkan tingkat pengeluaran yang akan
dilakukan dalam perkonomian dua sector pada berbagai tingkat pendapatan
nasioanl. Besarnya pengeluaran agregat ditunjukan pada sumbu tegak, dan nilai
pendapatan nasional.Ditunjukan pada sumbu datar.
Pendekatan Penawaran Agregat Pengeluaran Agregat
GeriaY = AE adalah garis yang membentuk sudut 450 dengan sumbu datar.
Setiap titikdalam garis ini menunjukkan keadaan di mana pendapatan nasioanl
sama dengan pengeluaran agregat. Berartigaris itu merupakan tempat kedudukan
di mana tingkat keseimbangan perekonomiannegara akan tercapai. Oleh karena itu
garis tersebut sangat penting sekali artinya di dalammenentukan pada tingkatmana
keseimbangan perekonomian negara akan berlaku.

PENDEKATAN ALJABAR UNTUK MENENTUKAN KESEIMBANGAN


Seperti dengan cara grafik dan angka, penentuan tingkat keseimbangan
pendapatannasionaldengan menggunakan pendekatan aljabar juga dapat dilakukan
dengan dua cara:
i.
ii.

Dengan menggunakan persamaan Y = C+ I, dan


Dengan menggunakan persamaan S = I.

Fungi konsumsi rumah tangga adalah C = 90 + 0,75Y, sedangkan fungsi


investasi adalah I=120. Maka tingkat pendapatan nasional pada keseimbangan
adalah :
Y
=
C +I
Y
=
90 + 0,75Y + 120
Y-0,75Y =
210
0,25Y =
210
Y
=
210/0,25
Y
=
840
Dengan mengunakan persamaan yang kedua, yaitu S = I, tingkat pendapatan
nasional pada keseimbangan adalah:
S =
I
-90+0,25Y =
120
0,25Y
=
210
Y
=
210/0,25
Y
=
840
PERUMAHAN RESENTILANGAN DAN MULTIPLIER
Analisis mengenai multiplier bertujuan untuk menerangangkan pengaruh dari
kenaikan atau kemerosotan dalam pengeluaran agregat ke atas tingkat
keseimbangan dan terutama ke atas tingkat pendapatan nasional.
SUATUGAMBARANMENGENAI PROSES MULTIPLIER
Proses multiplier, seperti telah diterangkan, berlaku sebagai akibat perubahan
dalam pembelanjaan agregat. Contoh : perubahan itu bersumber dari pertambahan
investasi sebesar Rp 10 Milyar. Uraian dibawah ini akan menjelaskan.
Peristiwa yang Menimbulkan Proses Multiplier
Proses perubahan pendapatan masyarakat, pengeluaran konsumsi dan
selanjutnya pendapatan nasional akan terus berlangsung sehingga tidak terdapat
lagi pertambahan pendapatan dalam masyarakat. Apabila keadaan itu tercapai
para pengusaha tidak akan menambah lagi produksi mereka dan tingkat
keseimbangan perekonomian negara yang baru akan tercapai. Tingkat pendapatan
nasional baru yang tercapai telah mengalami pertambahan kalau dibandingkan
dengan tingkat pendapatan nasional yang sebelumnya. Pertambahan itu adalah
beberapa kali lipat besarnya kalau dibandingkan dengan pertambahan pengeluaran
agregat yang mula-mula sekali terjadi.

MENENTUKAN BESARNYA MULTIPLIER


Nilai
multipier
menggambarkan
perbandingan
pertambahan/pengurangan

dalam

pendaptana

nasioanl

diantara
dengan

jumlah
jumlah

pertambahan/pengurangan dalam pengeluaran agregat yang telah menimbulkan


perubahan dalam pendapatan nasional tersebut.
Cara Menentukan Multipier
Dalam perekonomian dua sector corak dari rangkaian pertambahan
pengeluaran, pertambahan pendapatan nasional dan pertambahan konsumsi yang
akan berlangsung. Misalkan pada mulanya para pengusaha menambah investasi
(I) sebesar Rp 20 Triliun dan MPC adalah 0,75.

Formula untuk Menentukan Multiplier


Pertmabahan pendapatan nasional tersebut dapat dihitung menggunakan salah
satu formula berikut :
i.

Y =

1
. I atau ;
1-MPC

ii.

Y=

1
.I
MPS

PERUBAHAN KESEMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL


Untuk memperlengkap analisis mengenai multiplier, seterusnya dalam bagian
ini akan ditunjukkan. Kenaikan investasi sebanyak Rp 20 Triliun menyebabkan
tingkat investasi yang baru adalah I1 = 120 + 20 = 140. Maka pada tingkat
keseimbanagn yang baru pendapatan nasional adalah Rp 920 Triliun , yaitu seperti
yang dibuktikan oleh penghitungan yang berikut :
Y1
=C+I
Y1
= 90 + 0,751 + 140
0,25 Y = 230
Y1
= 920
Atau dengan cara lain
Y =
1
. I
1-MPC
Y=
1
.20
1-0,75
Y= 4 x 20 = 80

Dengan demikian pendapatan nasional yang baru adalah : Y1= Y = Y = Rp


840 Triliun + Rp 80 Triliun = 920 Triliun
PARADOKS BERHEMAT
Dalam perekonomian dimana pengeluaran agregat adalah penentu utama
keseimbangan nasional, kenaikan dalam tabungan-yang seterusnya mewujudkan
pengurangan dalam konsumsi dan pengeluaran/pengeluaran agregat, akan
merendahkan tingkat pendapatan nasional yangdicapai. Fenomena ini dinamakan
paradoks berhemat atau paradoxs of thrift.

Anda mungkin juga menyukai