Anda di halaman 1dari 20

EKONOMI MAKRO PERTEMUAN 5

KESEIMBANGAN
PEREKONOMIAN
DUA SEKTOR

Dosen Pengampu :
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bida Sari, S.P, M.Si.
Universitas Persada Indonesia Y.A.I sari_bida@yahoo.co.id
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN
DUA SEKTOR
 Pendekatan yang paling sederhana dari analisis keseimbangan
pendapatan nasional adalah analisis pendapatan dua sektor. Dalam
pendekatan ini, diasumsikan bahwa perekonomian hanya digerakkan
oleh dua pelaku kegiatan ekonomi, yaitu rumah tangga dan
perusahaan (swasta). Ini berarti dalam perekonomian dimisalkan
tidak terdapat kegiatan pemerintah maupun perdagangan luar negeri.

Gambar Aliran-aliran pendapatan yang terdapat dalam


perekonomian dua sektor :
tanah, kapital, tenaga kerja dan entrepreneurship

Barang dan jasa


By : BIDA SARI, SP, MSi
SIKLUS ALIRAN PENDAPATAN PADA
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR
Gambar 1 di atas menunjukkan bahwa pada awalnya rumah
tangga menjual faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada
perusahaan (swasta). Kemudian dari penjualan faktor produksi
tersebut, rumah tangga mendapatan penghasilan yang terdiri
dari sewa, bunga, upah dan profit. Selanjutnya adanya
penggunaan faktor-faktor produksi oleh perusahaan, maka
perusahaan akan menghasilkan barang dan jasa. Barang dan
jasa ini kemudian dijual kepada rumah tangga. Dengan
penghasilan yang dimilikinya, rumah tangga dapat membeli
barang dan jasa yang diproduksi oleh swasta. Pengeluaran
sektor rumah tangga akan selalu sama dengan nilai barang dan
jasa yang diproduksi yang diciptakan oleh faktor-faktor
produksi tersebut dalam perekonomian pada waktu penggunaan
tenaga kerja penuh tercapai.

By : BIDA SARI, SP, MSi


ASUMSI DALAM MENGANALISIS
KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL
PEREKONOMIAN DUA SEKTOR
Ada beberapa asumsi dalam menganalisis pendapatan nasional, antara
lain:
1.Konsumsi adalah fungsi linear dan positip dari tingkat pendapatan
disposable (Yd)
2.Tabungan juga memiliki fungsi linear dan positip dari tingkat
pendapatan disposable (Yd)
3.Tidak ada pajak tidak langsung (Tx) dan transfer payment(Tr), maka
pendapatan nasional (Y) sama dengan agregat pendapatan disposable
(Y = Yd).

Fungsi konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh pendapatan disposable.


Pendapatan disposable diperoleh dari pendapatan nasional dikurangi
dengan pajak dan ditambah transfer payment (Yd = Y – Tx + Tr). Namun
karena dalam analisis ini tidak ada pajak (Tx = 0) dan tidak ada transfer
payment (Tr = 0), maka pendapatan nasional memiliki nilai yang sama
dengan agregat pendapatan disposible (Y = Yd).

By : BIDA SARI, SP, MSi


HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI,
TABUNGAN DAN PENDAPATAN
 Hubungan konsumsi agregat dan tabungan agregat suatu negara dengan
pendapatan nasional (Y) :

 Karena pendapatan nasional memiliki nilai yang sama dengan agregat


pendapatan disposible (Y = Yd) maka :

 Keterangan :
𝑌𝑑 : Pendapatan disposebel
C : Konsumsi rumah tangga
S : Tabungan

 Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga.


Daftar konsumsi pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi rumah
tangga pada tingkat pendapatan yang berubah–ubah. Semakin tinggi pendapatan
disposebel yang diterima oleh rumah tangga, semakin besar pula konsumsi yang
akan mereka lakukan. Akan tetapi pertambahan konsumsi yang akan terjadi
lebih rendah daripada pertambahan pendapatan yang berlaku. Maka semakin
lama kelebihan konsumsi rumah tangga yang wujud akan menjadi bertambah
kecil.
By : BIDA SARI, SP, MSi
By : BIDA SARI, SP, MSi
KECONDONGAN MENGKONSUMSI

 Kecondongan mengkonsumsi marjinal, atau disebut sebagai


MPC (marginal propensity to consume), dapat didefinisikan
sebagai perbandingan di antara pertambahan konsumsi (∆C) yang
dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel ∆𝑌𝑑 yang
diperoleh. Nilai MPC dapat dihitung dengan menggunakan
∆𝑪
formula : 𝐌𝐏𝐂 =
∆𝒀 𝒅

 Nilai MPC akan menentukan kecondongan fungsi konsumsi.


 Kecondongan mengkonsumsi rata – rata, atau disebut sebagai
APC (average propensity to consume), dapat didefinisikan
sebagai perbandingan antara tingkat konsumsi (C) dengan tingkat
pendapatan disposebel ketika konsumsi tersebut dilakukan 𝑌𝑑 .
Nilai APC dapat dihitung dengan menggunakan formula:
𝑪
𝐀𝐏𝐂 =
𝒀𝒅
By : BIDA SARI, SP, MSi
CONTOH MENGHITUNG MPC DAN APC

Pendapatan Disposebel Pengeluaran Kecondongan Kecondongan


(Yd) Konsumsi (C) Mengkonsumsi Mengkonsumsi
(1) (2) Marjinal (MPC) Rata – rata (APC)
(3) (4)
Contoh 1: MPC Tetap
Rp 200 ribu Rp 300 ribu 150 / 200 = 0,75 300 / 200 = 1,50
Rp 400 ribu Rp 450 ribu 150 / 200 = 0,75 450 / 400 = 1,125
Rp 600 ribu Rp 600 ribu 150 / 200 = 0,75 600 / 600 = 1,00
Rp 800 ribu Rp 750 ribu 750 / 800 = 0,937

Contoh 2: MPC Makin Kecil


Rp 200 ribu Rp 300 ribu 160 / 200 = 0.80 300/ 200 = 1,50
Rp 400 ribu Rp 460 ribu 150 / 200 = 0,75 460 / 400 = 1,15
Rp 600 ribu 140 / 200 = 0.70
Rp 610 ribu 610 / 600 = 1,017
Rp 800 ribu
Rp 750 ribu 750 / 800 = 0,937
By : BIDA SARI, SP, MSi
DEFINISI KECONDONGAN MENABUNG

 Kecondongan menabung marjinal, atau disebut sebagai MPS


(Marginal propensity to save ), dapat didefinisikan sebagai
perbandingan di antara pertambahan tabungan ∆S dengan
pertambahan pendapatan disposebel ∆Yd . Nilai MPS dapat
dihitung dengan menggunakan formula:
∆𝑺
𝐌𝐏𝐒 =
∆𝒀 𝒅
 Nilai MPS akan menetukan kecondongan fungsi tabungan.
 Kecondongan menabung rata – rata, atau disebut sebagai APS
(Average propensity to save), menunjukkan perbandingan di
antara tabungan (S) dengan pendapatan disposebel 𝑌𝑑 . Nilai
APS dapat dihitung dengan menggunakan formula :
𝑺
𝐀𝐏𝐒 =
𝒀𝒅
By : BIDA SARI, SP, MSi
CONTOH MENGHITUNG MPS DAN APS

Pendapatan Pengeluaran Tabungan (S) MPS APS


Disposebel (Yd) Konsumsi (C)
(1) (2) (3) (4) (5)
Contoh 1 : MPS Tetap

Rp 200 ribu Rp 300 ribu - Rp 100 ribu - - 100/200 = - 0,50


Rp 400 ribu Rp 450 ribu - Rp 50 ribu 50/200 = 0,25 - 50/400 = - 0,25
Rp 600 ribu Rp 600 ribu Rp 0 ribu 50/200 = 0,25 0/600 = 0
Rp 800 ribu Rp 750 ribu Rp 50 ribu 50/200 = 0,25 50/800 = 0,0625
Contoh 2 : MPS Makin Besar

Rp 200 ribu Rp 300 ribu - Rp 100 ribu - - 100/200 = - 0,50


Rp 400 ribu Rp 450 ribu - Rp 60 ribu 40/200 = 0,20 - 60/400 = - 0,15
Rp 600 ribu Rp 600 ribu - Rp 10 ribu 50/200 = 0,25 - 10/600 = - 0,017
Rp 800 ribu Rp 750 ribu Rp 50 ribu 60/200 = 0,30 50/800 = 0,0625

By : BIDA SARI, SP, MSi


HUBUNGAN ANTARA KECONDONGAN
MENGKONSUMSI DAN MENABUNG

 Hubungan diantara Kecondongan mengkonsumsi dan


Menabung terbukti bahwa
. Berdasarkan kepada perhitungan tersebut
dapatlah dibuat rumusan seperti berikut:

i. Dalam setiap nilai MPC dan MPS, yaitu apakah


nilainya tetap atau berubah, MPC + MPS akan selalu
sama dengan satu.

ii. Dalam setiap nilai APC dan APS, yaitu apakah APC
dan APS adalah tetap atau berubah, APC + APS akan
selalu sama dengan satu.

By : BIDA SARI, SP, MSi


PEMBUKTIAN RUMUSAN (I)
Hubungan di antara pertambahan pendapatan, pertambahan
konsumsi, dan pertambahan tabungan dapat dinyatakan dengan
menggunakan persamaan berikut:

∆𝑌𝑑 = ∆𝐶 + ∆𝑆

Apabila masing–masing komponen dari persamaan di atas dibagi


oleh ∆𝑌𝑑 , maka akan diperoleh:

∆𝑌𝑑 ∆𝐶 ∆𝑆
= +
∆𝑌𝑑 ∆𝑌𝑑 ∆𝑌𝑑

Telah diterangkan MPC adalah ∆𝐶 ∆𝑌 𝑑 dan MPS adalah ∆𝑆


∆𝑌 𝑑 .
Dengan demikian persamaan di atas dapat diubah menjadi:

By : BIDA SARI, SP, MSi


PEMBUKTIAN RUMUSAN (II)

Telah diterangkan bahwa pendapatan disposebel adalah sama


dengan konsumsi rumah tangga ditambah dengan tabungan rumah
tangga. Dalam persamaan:

𝑌𝑑 = 𝐶 + 𝑆

Apabila persamaan diatas dibagi dengan 𝑌𝑑 , maka:

𝑌𝑑 𝐶 𝑆
= +
𝑌𝑑 𝑌𝑑 𝑌𝑑

Seperti telah dimaklumi APC = 𝐶 𝑌 𝑑 dan APS = 𝑆 𝑌 𝑑 . Dengan


demikian persamaan di atas dapat dinyatakan secara berikut:

By : BIDA SARI, SP, MSi


FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN

 konsumsi agregat : Pengeluaran konsumsi disemua rumah


tangga dalam perekonomian
 tabungan agregat : Tabungan semua rumah tangga dalam
perekonomian

Adapun definisi dari fungsi konsumsi dan tabungan yaitu:


Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan
sifat hubungan diantara tingkat konsumsi rumah tangga
dalam perekonomian dengan pendapatan nasional
(pendapatan disposebel) perekonomian tersebut.
Fungsi tabungan adalah tabungan rumah tangga dalam
perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan
disposebel) perekonomian tersebut.
 Persamaan Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, selain digambarkan
dalam bentuk kurva juga dapat dinyatakan dalam persamaan
aljabar. Persamaan aljabar untuk fungsi konsumsi dan tabungan
dinyatakan dibawah ini:

Keterangan:
Co : konsumsi rumah tangga autonom.
c : kecondongan fungsi konsumsi (MPC).
C : tingkat konsumsi.
So : tabungan rumah tangga autonom.
s : kecondongan fungsi tabungan (MPS).
S : tingkat tabungan
Y : tingkat pendapatan nasional.
Yd : pendapatan disposebel
 MPC dan MPS Penentu Kecondongan Fungsi
Konsumsi dan Tabungan
Ciri – ciri fungsi konsumsi dan tabungan telah menyatakan
bahwa nilai MPC akan menentukan kecondongan fungsi
konsumsi dan nilai MPS akan menetukan kecondongan fungsi
tabungan. Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat kepada akibat
dari pergerakan di antara dua titik pada fungsi konsumsi dan
fungsi tabungan.

By : BIDA SARI, SP, MSi


Penentu–Penentu Lain Konsumsi dan Tabungan

Pandangan Keynes yang berpendapat tingkat konsumsi dan


tabungan terutama ditentukan oleh tingkat pendapatan rumah
tangga. Walaupun pendapatan rumah tangga penting peranannya
terdapat beberapa faktor lain yang tidak dapat diabaikan, yaitu:
a. Kekayaan yang telah terkumpul.
b. Suku bunga.
c. Sikap berhemat.
d. Keadaan perekonomian.
e. Distribusi pendapatan.
f. Tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukupi.

By : BIDA SARI, SP, MSi


CONTOH SOAL

 Dalam suatu masyarakat memiliki fungsi konsumsi sebesar


C = 70.000 + 0,25y. Kemudian, pendapatan nasional
Negara tersebut adalah Rp 160.000. Maka hitunglah besar
tabungan masyarakat.

Diketahui: Jawab:
Co = 70.000 S = -Co + (1-c)Y
c = 0,25 = -70.000 + (1 – 0,25)Y
Y = 160.000 = -70.000 + (0,75)160.000
= -70.000 + 120.000
= 50.000

By : BIDA SARI, SP, MSi


CONTOH SOAL
PENYELESAIAN:
Mencari c:
Pada tahun 2008 tingkat pendapatan c = MPC = ∆C/∆Y
1000 dan pada tahun 2009 tingkat c = 300/500 = 0,6
pendapatannya 1500. Pada tahun 2008 Mencari Co :
tingkat konsumsi 700 dan pada tahun C = Co + cYd karena Yd = Y maka :
2009 tingkat konsumsi 1000. Co = C – MPC.Y , karena APC = C/Y
Carilah fungsi konsumsinya, keseimbangan Co = ( APC –MPC) Y
tingkat konsumsi dan gambarkan kurva! Co ={ (700/1000) – 0,6} 1000
Co = (0.7 – 0,6 ) 1000
Co = (0.1) 1000 = 100
Jadi fungsi konsumsi adalah
C = Co + cY
C = 100 + 0,6 Y
Keseimbangan tingkat konsumsi :
Y=C
Y = 100 + 0,6 Y
Y-0,6 Y = 100
0,4 Y = 100
By : BIDA SARI, SP, MSi Y = 250
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai