Anda di halaman 1dari 49

EKONOMI MAKRO

FUNGSI INVESTASI
DALAM KESEIMBANGAN EKONOMI
DUA SEKTOR

PERTEMUAN 6

DOSEN PENGAMPU : BIDA SARI S.P, M.Si.


sari_bida@yahoo.co.id
DEFINISI INVESTASI
DAN PENENTU - PENENTUNYA

Investasi merupakan pengeluaran perusahaan


untuk membeli/memperoleh faktor-faktor
produksi yang akan digunakan oleh perusahaan
untuk menghasilkan barang dan jasa atau
pengeluaran untuk membeli faktor produksi
untuk membangun usaha dan mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan.

ARTI Investasi, lazim disebut juga dengan istilah


INVESTASI penanaman modal atau pembentukan modal
merupakan komponen kedua yang menentukan
tingkatan pengeluaran agregat.
Tabungan dari sektor rumah tangga, melalui
institusi–institusi keuangan, akan mengalir ke
sector perusahaan. Apabila para pengusaha
menggunakan uang tersebut untuk membeli
barang–barang modal, maka pengeluaran tersebut
By : BIDA SARI, SP, MSi dinamakan investasi.
tabungan dari sector rumah tangga, melalui institusi –
institusi keuangan, akan mengalir ke sektor perusahaan.
Apabila para pengusaha menggunakan uang tersebut untuk
membeli barang – barang modal, maka pengeluaran tersebut
dinamakan investasi.

Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai


pengeluaran atau pengeluaran penanam – penanam modal
atau perusahaan untuk membeli barang – barang modal, dan
perlengkapan – perlengkapan produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang – barang dan jasa – jasa
yang tersedia dalam perekonomian.
Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan
perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang
dan jasa di masa yang akan datang. Adakalanya penanaman
modal dilakukan untuk menggantikan barang – barang
modal yang lama yang telah haus dan perlu didepresiasikan.

By : BIDA SARI, SP, MSi


Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan
perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang
dan jasa di masa yang akan datang. Adakalanya penanaman
modal dilakukan untuk menggantikan barang – barang
modal yang lama yang telah haus dan perlu didepresiasikan.
Dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang
dilakukan dalam satu tahun tertentu, yang digolongkan
sebagai investasi (atau pembentukan modal atau
penanaman modal ) meliputi pengeluaran/pengeluaran
yang berikut :

1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin – mesin


dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai
jenis industri dan perusahaan.
2. Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal,
bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan – bangunan
lainnya.
3. Pertambahan nilai stok barang – barang yang belum terjual,
bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi
pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional.
By : BIDA SARI, SP, MSi
Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi
tersebut dinamakan investasi bruto, yaitu ia
meliputi investasi untuk menambah kemampuan
memproduksi dalam perekonomian dan mengganti
barang modal yang telah didepresiasikan. Apabila
investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi maka
akan didapat investasi neto. Perbedaan arti
investasi neto dan bruto ini sudah diterangkan
dalam Bab Dua,yaitu depresiasi.

By : BIDA SARI, SP, MSi


PENENTU – PENENTU
TINGKAT INVESTASI

Berbeda dengan yang dilakukan oleh para konsumen


(rumah tangga) yang membelanjakan bagian terbesar
dari pendapatan mereka untuk membeli barang dan
jasa yang mereka butuhkan, penanam – penanam
modal melakukan investasi bukan memenuhi
kebutuhan mereka tetapi untuk mencari keuntungan.
Dengan demikian banyaknya keuntungan yang akan
diperoleh besar sekali peranannya dalam menentukan
tingkat investasi yang akan dilakukan oleh para
pengusaha.

By : BIDA SARI, SP, MSi


Ada beberapa faktor lain juga yang penting
perannya dalam menentukan tingkat
investasi yang akan dilakukan dalam
perekonomian. Faktor – faktor utama yang
menentukan tingkat investasi adalah :

1. Tingkat keuntungan yang diramalkan akan


diperoleh.
2. Suku bunga.
3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa
depan.
4. Kemajuan teknologi.
5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan –
perubahannya.
6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan –
perusahaan.
By : BIDA SARI, SP, MSi
INVESTASI, KEUNTUNGAN, DAN SUKU
BUNGA

Walaupun faktor – faktor penting yang menentukan jumlah investasi


para pengusaha meliputi beberapa faktor, dua diantaranya mempunyai
kesanggupan untuk menerangkan sebab–sebabnya perubahan tingkat
investasi yang lebih penting dari faktor–faktor lainnya. Faktor tersebut adalah
tingkat keuntungan yang diramalkan dan suku bunga.
Ramalan mengenai keuntungan masa depan (i) akan memberikan gambaran
kepada para pengusaha mengenai jenis – jenis investasi yang mempunyai
proyek yang baik untuk dilaksanakan, dan (ii) besarnya investasi yang harus
dilakukan untuk mewujudkan tambahan barang – barang modal yang di
perlukan. Sedangkan suku bunga menentukan jenis – jenis investasi yang
akan memberi keuntungan kepada para pengusaha dan dapat dilaksanakan.

By : BIDA SARI, SP, MSi


Para pengusaha hanya akan melaksanakan keinginan untuk
menanam modal apabila tingkat pengembalian modal dari
investasi yang dilakukan, yaitu presentasi keuntungan yang akan
diperoleh sebelum dikurangi bunga uang yang dibayar, lebih besar
dari bunga. Oleh karena itu dalam makroekonomi, analisis mengenai
investasi lebih ditekankan kepada menunjukkan peranan suku
bunga dalam menentukan tingkat investasi dan akibat perubahan
suku bunga ke atas investasi dan pendapatan nasional.

Pengusaha mempunyai dua pilihan dalam


menggunakan tabungannya, yaitu :
1. Meminjamkan / membungakan uang tersebut, atau
2. Menggunakannya untuk investasi.

Investasi yang direncanakannya, hanya akan dilaksanakan


apabila tingkat keuntungan yang akan diperolehnya adalah
lebih besar dari suku bunga yang harus dibayarnya. Hanya
dalam keadaan seperti itu pengusaha tersebut akan memperoleh
keuntungan dari usahanya.
By : BIDA SARI, SP, MSi
TINGKAT PENGEMBALIAN
MODAL

Pendapatan yang diterima dari sesuatu kegiatan menanam


modal biasanya akan diterima dalam beberapa tahun.
Mungkin dalam dua tahun pertama keuntungan belum di
peroleh, dan baru semenjak tahun ketiga hasil penjualan
melebihi pengeluarannya. Walaupun keuntungan dalam tahun
ketiga adalah sama dengan tahun keenam (misalnya jumlahnya
adalah seratus juta rupiah), dari segi pandangan perusahaan
nilai keuntungan sebenarnya adalah berbeda.
Keutungan di tahun ketiga adalah lebih bernilai dari
keuntungan di tahun keenam, oleh karena nilai
sekarang dari keuntungan tersebut berbeda.

By : BIDA SARI, SP, MSi


MENGHITUNG NILAI
SEKARANG

Menghitung nilai sekarang dari pendapatan yang diperoleh di


masa depan atau menghitung tingkat pengembalian modal
(keuntungan) merupakan cara yang digunakan perusahaan –
perusahaan untuk menilai kesesuaian dari sesuatu investasi
yang akan dilakukan.
Suatu kegiatan investasi dapat dikatakan memperoleh
keuntungan apabila nilai sekarang pendapatan di masa
depan adalah lebih besar daripada nilai sekarang modal
yang diinvestasikan. Nilai sekarang pendapatan di masa depan
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

By : BIDA SARI, SP, MSi


Dalam persamaan di atas :
1. NS adalah nilai sekarang pendapatan yang
diperoleh di antara tahun 1 sehingga tahun n,
apabila dimisalkan investasi tersebut
didepresiasikan pada tahun n.
2. Yı, Y₂ … Yn adalah pendapatan neto
(keuntungan) yang diperoleh perusahaan antara
tahun 1 hingga tahun n.
3. r adalah suku bunga.

Dengan memisalkan nilai sekarang modal yang


diinvestasikan adalah M, penanaman modal
tersebut dikatakan menguntungkan apabila NS
lebih besar dari M.

By : BIDA SARI, SP, MSi


MENENTUKAN TINGKAT
PENGEMBALIAN MODAL

Cara lain untuk menentukan apakah sesuatu investasi merupakan


kegiatan yang menguntungkan atau merugikan dapat dilakukan dengan
menghitung tingkat pengembalian modal dari investasi. Tingkat
pengembalian modal dinyatakan dalam persen, dan ia menggambarkan
tingkat keuntungan rata – rata per tahun dari modal yang diinvestasikan.
Untuk menghitung tingkat pengembalian modal yang digunakan
formula di bawah ini :

By : BIDA SARI, SP, MSi


Dalam persamaan tersebut :
1. M adalah nilai modal yang diinvestasikan.
2. Yı, Y₂, Y₃ hingga Yn adalah pendapatan neto
(keuntungan) yang diperoleh dari tahun 1 hingga
ke tahun n.
3. R adalah tingkat pengembalian modal.

Dalam persamaan diatas nilai yang akan dihitung


adalah R karena M dan Yı hingga Yn sudah diketahui
nilainya. Sesuatu investasi dipandang menguntungkan
apabila nilai R lebih besar daripada suku bunga

By : BIDA SARI, SP, MSi


EFISIENSI INVESTASI
MARJINAL

Berdasarkan kepada jumlah modal yang akan ditanam


dan tingkat pengembalian modal yang diramalkan akan
diperoleh, analisis makroekonomi membentuk suatu
kurva yang dinamakan hubungan diantara tingkat
pengembalian modal dan jumlah modal yang akan
diinvestasikan.
Untuk memperjelas arti konsep efisiensi investasi Investasi (yang
marjinal, dalam Gambar 4.2 ditunjukan satu contoh diperlukan)
dari kurva efisiensi investasi marjinal (MEI). Sumbu GAMBAR 4.2
tegak menunjukan tingkat pengembalian modal dan EFISIENSI MODAL
sumbu datar menunjukan jumlah investasi yang akan MARJINAL
dilakukan.

By : BIDA SARI, SP, MSi


Pada kurva MEI ditunjukan tiga buah titik : A, B dan C. Titik A
menggambarkan bahwa tingkat pengembalian modal adalah Rₒ dan
investasi adalah Iₒ. ini berarti titik A menggambarkan bahwa dalam
perekonomian dapat dilakukan kegiatan investasi yang akan
menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak Rₒ atau lebih
tinggi, dan untuk mewujudkan investasi tersebut modal yang perlu
dilakukan adalah sebanyak Iₒ. titik B dan C juga memberikan
gambaran yang sama. Titik B menggambarkan wujud kesempatan
untuk menginvestasi dengan tingkat pengembalian modal Rı atau
lebih, dan modal yang diperlukan adalah Iı. Dan titik C
menggambarkan, untuk mewujudkan usaha yang menghasilkan
tingkat pengembalian modal sebanyak R₂ atau lebih, diperlukan
modal sebanyak I₂.

By : BIDA SARI, SP, MSi


SUKU BUNGA DAN TINGKAT
INVESTASI

Apabila suku bunga lebih tinggi dari


tingkat pengembalian modal, investasi
yang direncanakan tidak
menguntungkan, oleh sebab itu rencana
perusahaan untuk melakukan investasi
akan dibatalkan. Kegiatan investasi hanya
akan dilaksanakan apabila tingkat
pengembalian modal lebih besar atau sama
dengan suku bunga. Dengan demikian,
untuk menentukan besarnya investasi
yang harus dilakukan kita perlu
menghubungkan kurva MEI dengan
suku bunga, yaitu seperti yang terdapat
dalam Gambar 4.3.

By : BIDA SARI, SP, MSi


Pada suku bunga sebesar rₒ terdapat
investasi bernilai Iₒ yang mempunyai
tingkat pengembalian modal sebanyak rₒ
atau lebih. Maka pada suku bunga
sebanyak rₒ, investasi yang akan dilakukan
perusahaan adalah Iₒ. apabila suku bunga
adalah rı diperlukan modal sebanyak Iı
untuk mewujudkan investasi yang
mempunyai tingkat pengembalian modal rı
atau lebih. Dengan demikian pada suku
bunga sebanyak rı investasi yang akan
dilakukan adalah sebanyak Iı.

By : BIDA SARI, SP, MSi


Fungsi INVESTASI

CONTOH SOAL
INVESTASI

By : BIDA SARI, SP, MSi


BENTUK DAN KEDUDUKAN
FUNGSI INVESTASI
FUNGSI INVESTASI
Kurva yang menunjukan perkaitan di
antara tingkat investasi dan tingkat
pendapatan nasional dinamakan fungsi
investasi. Bentuk fungsi investasi dapat Investasi otonomi berarti pembentukan
dibedakan menjadi dua, yaitu (i) ia modal yang tidak dipengaruhi pendapatan
sejajar dengan sumbu datar, atau (ii) nasional. Dengan kata lain, tinggi rendahnya
bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan pendapatan nasional tidak menentukan
(yang berarti makin tinggi pendapatan jumlah investasi yang dilakukan oleh
nasional, makin tinggi investasi). Fungsi perusahaan – perusahaan. Berdasarkan
atau kurva investasi yang sejajar dengan kepada pandangan ini maka kurva investasi
sumbu datar dinamakan investasi berbentuk sejajar dengan sumbu datar, yaitu
otonomi dan fungsi investasi yang seperti yang digambarkan oleh kurva Iₒ, Iı, I₂
semakin tinggi apabila pendapatan dalam Gambar berikut :
nasional meningkat dinamakan investasi
terpengaruh. Dalam analisis
makroekonomi biasanya dimisalkan
bahwa investasi perusahaan bersifat
investasi otonomi.
By : BIDA SARI, SP, MSi
Dalam analisis itu telah diterangkan bahwa investasi
terutama ditentukan oleh suku bunga. Apabila suku
bunga tinggi, jumlah investasi akan berkurang,
sebaliknya suku bunga yang rendah akan mendorong
lebih banyak investasi. Akibat dari perubahan suku
bunga kepada investasi digambarkan oleh kurva Iı dan
I₂.

By : BIDA SARI, SP, MSi


HUBUNGAN KURVA MEI DENGAN FUNGSI
INVESTASI

Kedudukan fungsi investasi


dalam grafik sangat
berhubungan dengan kurva
MEI dan suku bunga yang
berlaku. Sifat perhubungan
tersebut dapat diterangkan
dengan menggunakan
Gambar berikut :

By : BIDA SARI, SP, MSi


PENENTU – PENENTU INVESTASI YANG
LAIN

Telah dinyatakan bahwa (i) penentu utama investasi adalah


suku bunga dan tingkat pengembalian modal atau prospek
keuntungan, dan (ii) disamping itu ada beberapa faktor lain
yang mempengaruhi investasi, yaitu : ramalan mengenai
keadaan ekonomi di masa depan, kemajuan teknologi,
tingkat pendapatan nasional dan keuntungan perusahaan.
Uraian dalam bagian ini akan menerangkan bagaimana
faktor – faktor lain tersebut akan mempengaruhi investasi.

By : BIDA SARI, SP, MSi


RAMALAN KEADAAN PEREKONOMIAN DI
MASA DEPAN

Dalam membuat ramalan mengenai keadaan masa depan pada


hakikatnya para pengusaha harus bertanya : apakah keadaan masa
depan menunjukan bahwa keuntungan yang cukup besar akan
diperoleh dari pengembangan kegiatan ekonomi yang sedang di buat
atau direncanakan?
Ramalan yang menunjukan bahwa keadaan perekonomian termasuk
situasi politik dari keamanan akan menjadi lebih baik lagi pada masa
depan, yaitu diramalkan bahwa harga – harga akan tetap stabil dan
pertumbuhan ekonomi maupun pertambahan pendapatan masyarakat
akan berkembang dengan cepat, merupakan keadaan yang akan
mendorong pertumbuhan investasi. Makin baik keadaan masa depan,
makin besar tingkat keuntungan yang akan diperoleh para pengusaha.
Oleh sebab itu mereka akan lebih terdorong untuk melaksanakan
investasi yang telah atau sedang dirumuskan dan direncanakan.

By : BIDA SARI, SP, MSi


PERUBAHAN DAN
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

Faktor keempat yang menentukan


besarnya investasi yang akan
dilakukan oleh para pengusaha adalah
kegiatan para pengusaha untuk
menggunakan penemuan – penemuan
teknologi yang baru dalam proses
produksi.
Gambar 4.6 menunjukan bagaimana
(i) perkembangan teknologi dan (ii)
ramalan masa depan yang semakin
baik, akan mempengaruhi tingkat
investasi.

By : BIDA SARI, SP, MSi


EFEK PERTUMBUHAN PENDAPATAN
NASIONAL
Tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan
memperbesar pendapatan masyarakat, lalu akan
memperbesar tingkat permintaan barang - barang dan
jasa - jasa. Maka keuntungan perusahaan akan
bertambah yang akan mendorong dilakukannya
investasi. Hal ini digambarkan dalam grafik:

By : BIDA SARI, SP, MSi


Penentuan tingkat kegiatan ekonomi

Dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :


1. Dengan menggunakan contoh angka
yang membandingkan pendapatan
nasional dan pengeluaran agregat.
2. Dengan menggunakan grafik yang
menunjukkan (a) kesamaan
pengeluaran agregat dengan
penawaran agregat, dan (b) kesamaan
antara investasi dan tabungan.
3. Dengan menggunakan cara penentuan
secara aljabar

By : BIDA SARI, SP, MSi


Contoh dengan menggunakan
ANGKA Kesimpulan : dalam
perekonomian dua
sektor
keseimbangan
perekonomian
negara tercapai
apabila :
i). Y = C + I, dimana
pendapatan nasional
sama dengan
konsumsi tambah
investasi. Pada
kesamaan ini
pengeluaran agregat
(C + I ) sama dengan
penawaran agregat/
Pendapatan Nasional
(Y).
ii), I = S, yaitu
investasi sama
By : BIDA SARI, SP, MSi
dengan tabungan.
Contoh dengan menggunakan
GRAFIK

By : BIDA SARI, SP, MSi


PENDEKATAN PENAWARAN AGREGAT
DAN PENGELUARAN AGREGAT
Garis Y = AE adalah garis yang membentuk sudut 45° dengan sumbu datar.
Setiap titik dalam garis ini menunjukkan keadaan di mana pendapatan nasional
sama dengan pengeluaran agregat. Berarti garis itu merupakan tempat kedudukan
di mana tingkat keseimbangan perekonomian Negara akan tercapai. Dalam
bagian (a) dari gambar 4.8, fungsi C + 1 memotong garis Y = AE di titik E.
dengan demikian titik E menunjukkan kedudukan di mana tingkat keseimbangan
perekonomian Negara tercapai, dan pendapatan nasional adalah Rp 840 triliun.
Bahwa titik E menunjukkan

keadaan di mana tingkat keseimbangan perekonomian Negara tercapai dapat


dibuktikan dengan memisalkan bahwa tingkat kegiatan ekonomi berbeda
dengan yang ditunjukkan oleh titik E. Misalkan pendapatan nasional adalah Rp
600 triliun. Pada tingkat pendapatan nasional ini fungsi C + I berada di atas
garis Y = AE. Ini berarti pengeluaran agregat adalah lebih besar daripada
pendapatan nasional.
Pada waktu pendapatan nasional melebihi nilai ini, fungsi C + I berada di
bawah garis Y = AE, dan keadaan itu berarti bahwa pengeluaran agregat lebih
kecil dari pada pendapatan nasional.
By : BIDA SARI, SP, MSi
CONTOH SOAL

By : BIDA SARI, SP, MSi


PENDEKATAN SUNTIKAN –
BOCORAN

Dengan menggunakan fungsi tabungan dan fungsi investasi juga dapat


ditentukan tempat kedudukan dari keseimbangan perekonomian Negara. Ia
ditentukan oleh titik berpotongan fungsi S dan fungsi I, yaitu pada titik E.
Telah diketahui bahwa (i) pengeluaran agregat sama dengan konsumsi
tambah investasi atau AE = C + I dan (ii) pendapatan nasional sama dengan
konsumsi tambah tabungan, atau Y = C + S dan (iii) dalam keseimbangan
pendapatan nasional Y = AE atau C + S = C + I, atau S = I. Di sebelah kiri
titik E investasi adalah lebih besar daripada tabungan. Oleh karenanya di
sebelah kiri titik E pengeluaran agregat lebih besar daripada pendapatan
nasional. Di sebelah kanan E keadaan yang sebaliknya berlaku, yaitu
tabungan lebih besar dari investasi. Ini menyebabkan pengeluaran agregat
lebih kecil dari pendapatan nasional. Pada titik E tabungan sama dengan
investasi, maka pengeluaran agregat sama dengan pendapatan nasional.
Dengan demikian tingkat keseimbangan perekonomian Negara akan tercapai
pada titik E, yaitu pada keadaan di mana investasi sama dengan tabungan

By : BIDA SARI, SP, MSi


By : BIDA SARI, SP, MSi
PENDEKATAN ALJABAR UNTUK
MENENTUKAN KESEIMBANGAN

Penentuan tingkat keseimbangan pendapatan nasional dengan


menggunakan pendekatan aljabar juga dapat dilakukan dengan dua
cara :
i. Dengan menggunakan pedekatan Pengeluaran : Y = AE = C + I, dan
ii. Dengan menggunakan pendekatan suntikan dan bocoran : S = I.

Contoh 1:
Fungsi konsumsi rumah tangga adalah
C = 90 + 0,75Y, sedangkan fungsi investasi Y=C+I
adalah I = 120. Maka tingkat pendapatan Y = 90 + 0,75Y + 120
Y – 0,75Y = 210
nasional pada keseimbangan adalah :
0,25Y = 210
Y= 210/0,25
Y = 840

By : BIDA SARI, SP, MSi


Dengan menggunakan persamaan yang kedua
(Suntikan dan bocoran), yaitu S = I (Suntikan dan
bocoran), tingkat pendapatan nasional pada
keseimbangan adalah :
S=I
-90 + 0,25Y = 120
0,25Y = 210
Y = 210/0,25
Y = 840
Kedua – dua perhitungan secara aljabar tersebut
menunjukan pendapatan nasional pada keseimbangan
adalah 840 trilliun rupiah

By : BIDA SARI, SP, MSi


Contoh 2:

By : BIDA SARI, SP, MSi


Contoh dengan menggunakan
GRAFIK

By : BIDA SARI, SP, MSi


Proses multiplayer dalam grafik

Dalam gambar grafik dibawah ini dimisalkan pada


mulanya pengeluaran agregat adalah pada tingkat seperti
yang digambarkan oleh AE₀ = C + I. Tingkat
keseimbangan perekonomian Negara dicapai di titik Eª dan
pendapatan nasional mencapai Yª . Dimisalkan jika
keadaan perkonomian akan semakin digalakkan. Ini
menyebabkan para pengusaha memutuskan untuk
menambah jumlah investasi sebanyak ∆I sehingga tingkat
investasi bertambah dari I menjadi I₁ . Pertambahan
investasi tersebut menaikkan pengeluaran agregat, yang
ditunjukkan oleh fungsi AE₁ = C + I₁ , pendapatan
pendapatan nasional Yª akan berlaku kelebihan
pengeluaran agregrat sebesar ∆I .

By : BIDA SARI, SP, MSi


Grafik multiplayer

By : BIDA SARI, SP, MSi


Dengan demikian, sebagian akibatnya akan berlaku kenaikkan pengeluaran agregat,
yaitu menjadi EªA. Para pengusaha didorong untuk menambah pendapatan nasional
menjadi Y₀. Pada pendapatan nasional ini, seperti dapat dilihat dalam Gambar 4.9
pengeluaran agregat dalam perekonomian adalah seperti yang ditunjukkan oleh titik
E₁>Y₀. Keadaan seperti itu berarti bahwa dalam perekonomian terdapat kelebihan
permintaan dan oleh karenanya para pengusaha mendapat dorongan lagi untuk
menaikkan produksi ke Y₁ , karena pada tingkat pendapatan tersebut E₁ adalah sama
dengan tingkat pendapatan nasional yang dicapai (Y₁). Tetapi apabila pendapatan
nasional mencapai tingkat tersebut,pengeluaran agregat telah menjadi seperti yang
ditunjukkan oleh titik A₂, berarti bernilai sebesar E₂.

Dilihat bahwa E₂ > Y₁ . Pengeluaran agregat yang lebih besar daripada


pendapatan nasional tersebut akan menggalakkan para pengusaha lagi untuk
menaikkan produksi, dan ini akan menimbulkan kenaikan baru dalam pendapatan
nasional, yaitu sekarang akan mencapai Y₂.
Pada tingkat pendapatan nasional ini juga kelebihan permintaan agregat masih
terdapat, maka masih terdapat insentif untuk menaikkan produksi.
Keseimbangan perekonomian Negara yang baru hanya akan tercipta apabila tidak
terdapat lagi kelebihan permintaan dalam masyarakat. Keadaan ini tercapai pada
titik Eªb dan pada tingkat keseimbangan itu pendapatan nasional adalah : Yb.
By : BIDA SARI, SP, MSi
Grafik multiplayer

Dilihat bahwa E₂ > Y₁ . Pengeluaran agregat yang lebih besar daripada


pendapatan nasional tersebut akan menggalakkan para pengusaha lagi
untuk menaikkan produksi, dan ini akan menimbulkan kenaikan baru
dalam pendapatan nasional, yaitu sekarang akan mencapai Y₂.
Pada tingkat pendapatan nasional ini juga kelebihan permintaan agregat
masih terdapat, maka masih terdapat insentif untuk menaikkan produksi.
Keseimbangan perekonomian Negara yang baru hanya akan tercipta
apabila tidak terdapat lagi kelebihan permintaan dalam masyarakat.
Keadaan ini tercapai pada titik Eª dan pada tingkat keseimbangan itu
pendapatan nasional adalah : Yb.

By : BIDA SARI, SP, MSi


Cara menentukan multiplayer
Dalam perekonomian dua sector corak dari rangkaian
pertambahan pengeluaran, pertambahan pendapatan nasional
dan pertambahan komsumsi yang akan berlangsung
ditunjukkan dalam Table 4.7 dalam gambaran itu dimisalkan
pada mulanya para pengusaha menambah investasi (∆I) sebesar
Rp 20 triliun dan MPC adalah : 0,75.
Tambahan investasi sebesar Rp 20 triliun pada permulaannya
akan menaikkan pendapatan nasional dan pendapatan rumah
tangga sebanyak Rp 20 triliun juga.

Kenaikan pendapatan rumah tangga tersebut akan


menaikkan konsumsi sebesar :
(MPC x ∆I) = 0,75 (Rp 20 triliun)
= Rp 15 triliun
dan tabungan sebanyak :
(MPS x ∆I) = 0,25 (Rp 20 triliun)
= Rp 5 triliun.
By : BIDA SARI, SP, MSi
TABEL 4.7
Proses Multiplier dalam
Kenaikan konsumsi ini Angka (dalam triliun rupiah)
menimbulkan proses multipier
tahap kedua , yaitu konsumsi
sebanyak Rp 15 triliun tersebut
menyebabkan pertambahan
pendapatan nasional sebanyak
Rp 15 triliun . seterusnya ini
akan menimbulkan kenaikan
konsumsi tahap kedua sebanyak
∆C = (MPC x ∆Y) = 0,75 (Rp 15
triliun) = Rp 11,25 triliun .
(perhatikan data pada multiplier
tahap kedua). Proses
pertambahan pendapatan
konsumsi dan tabungan ini terus
berlangsung sehingga tidak
wujud lagi pertambahan
pendapat.

By : BIDA SARI, SP, MSi


Formula menentukan multiplayer

Apabila proses multiplier Pertambahan pendapatan nasional


tersebut terus berjalan, pada tersebut dapat dihitung dengan
akhirnya pendapatan nasional menggunakan salah satu formula
akan bertambah sebanyak Rp yang berikut :
80 triliun, konsumsi rumah
tangga bertambah sebanyak Rp
60 triliun, dan tabungan rumah
tangga bertambah sebanyak Rp
20 triliun.

By : BIDA SARI, SP, MSi


PERUBAHAN KESEIMBANGAN PENDAPATAN
NASIONAL

Untuk memperlengkap analisis mengenai multiplier, pada bagian


ini akan ditunjukkan pengaruh kenaikan investasi yang bernilai Rp
20 triliun ke atas keseimbangan pendapatan nasional yang telat
ditunjukkan dalam gambar (slide 28). Pada mulanya fungsi
konsumsi adalah C = 90 + 0,75Y dan I = 120, pengeluaran agregat
terjadi pada pendapatan nasional sebanyak Rp 840 triliun.

Kenaikan investasi sebanyak Rp 20 triliun menyebabkan tingkat


investasi yang baru adalah : I₁ = 120 + 20 = 140
Maka pada tingkat keseimbangan yang baru pendapatan nasional
adalah : Rp 920 triliun
Dibuktikan oleh penghitungan berikut :
Y₁ = C + I₁
Y₁ = 90 + 0,75Y₁ + 140
0,25Y₁ = 230
Y₁= 920
By : BIDA SARI, SP, MSi
Cara lain untuk menetukan pendapatan nasional pada keseimbangan yang baru adalah : dengan
cara menambahkan pertambahan pendapatan nasional ( Sebagai akibat pertambahan investasi )
kepada pendapatan nasional yang asal. Pertambahan pendapatan nasional adalah :

∆Y = 1 ∆I

1 – MPC

∆Y = 1 20

1 – 0,75

∆Y = 4 x 20 = 80

Dengan demikian pendapatan nasional yang baru adalah :


Y₁ = Y + ∆Y
= Rp 840 triliun + Rp 80 triliun
= Rp 920 triliun.

By : BIDA SARI, SP, MSi


Paradoks Berhemat
(Paradox of thrift)

Dapat dilihat dari analisis terdahulu bahwa dari sudut


perekonomian Negara, konsumen yang berhemat (kurang
melakukan konsumsi) dapat mengurangi tingkat kegiatan ekonomi.
Dalam perekonomian dimana pengeluaran agregat adalah penentu
utama keseimbangan pendapatan nasional, kenaikan dalam
tabungan – yang seterusnya mewujudnya pengurangan dalam
konsumsi dan pengeluaran/pengeluaran agreget, akan merendahkan
tingkat pendapatan nasional yang dicapai.
Fenomena ini dinamakan Paradoks berhemat (Paradox of thrift)

By : BIDA SARI, SP, MSi


Dimisalkan pada permulaannya
fungsi tabungan adalah S dan
fungsi investasi adalah I .
Dengan demikian keseimbangan
perekonomian Negara dicapai
pada pendapatan nasional
sebanyak Y₀ . Misalkan tabungan
naik sebanyak ∆S pada setiap
tingkat pendapatan nasional.
Sebagai akibatnya, fungsi
tabungan pindah dari S menjadi S₁
dan keseimbangan pendapatan
nasional berubah dari E₀ menjadi
E₁. Perubahan keseimbangan ini
menyebabkan pendapatan
nasional turun dari Y₀ menjadi Y₁

By : BIDA SARI, SP, MSi


Terima Kasih

By : BIDA SARI, SP, MSi

Anda mungkin juga menyukai