Anda di halaman 1dari 17

STUDI KELAYAKAN BISNIS

PENDEKATAN PRAKTIS DALAM KEPUTUSAN INVESTASI


DAN PEMILIHAN SUMBER PEMBELANJAAN PROYEK

OLEH:

Ni Kadek Sintia Chandayani Tirta : 2217041037

Ni Kadek Ayu Emas Adi Lestari : 2217041108

Ni Putu Elsie Dharma Pratiwi : 2217041196

Luh Suci Handayani : 2217041026

3G/ MANAJEMEN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2023
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
"pendekatan Praktis Dalam Keputusan Investasi dan Pemilihan Sumber
Pembelanjaan Proyek". Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah
ini. Tentunya, penyusunan makalah tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Studi
Kelayakan Bisnis. Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat menghasilkan makalah yang lebih baik kedepannya. Kami berharap
semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan ilmu bagi para
pembaca, serta mampu memberikan inspirasi bagi orang banyak.

Singaraja, 18 September 2023

Penulis.

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHALUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Dalam dunia ekonomi dan bisnis perputaran uang tak hanya terjadi ketika
produsen menjual barang kepada konsumen, dan tawar menawar tak hanya terjadi
di pasar yang dapat kita lihat wujud barangnya, saat ini investasi menjadi salah
satu pilihan seseorang bahkan perusahaan besar untuk mengolah aset agar mampu
menghasilkan dimasa depan, beberapa kategori investasi yang kini digandrungi
masyarakat seperti saham, properti, crypto currency, obligasi, dan sebagainya, hal
yang harus ada sebagai modal dalam berinvestasi tak hanya uang namun juga
waktu dan pengetahuan, karena investasi tak dapat dilakukan dalam jangka waktu
cepat maka dibutuhkan waktu untuk aset tersebut bertambah nilai, selain itu
pengetahuan dibutuhkan agar investasi yang dilakukan sesuai dengan harapan,
karena meski investasi yang kita lakukan sedang hangat dipasaran, belum tentu
jenis investasi tersebut memberikan keuntungan bagi kita, terkadang investasi
yang kita lakukan justru menyulitkan dan malah merugikan , karena itu
dibutuhkan dasar-dasar perhitungan untuk kita mengambil keputusan sebelum
berinvestasi. Dalam perhitungannya keputusan yang diambil adalah berdasarkan
hasil dari kalkulasi dan pengamatan pasar yang berdasarkan beberapa metode, hal
ini tentu akan sangat membantu dalam milih dan mengambil keputusan yang baik
saat berinvestasi.

Sebelum mulai terjun kedunia investasi suatu badan atau perusahaan


terlebih dahulu harus memiliki modal pembelanjaan. Modal tak hanya dapat
digunakan ketika berinvestasi, modal digunakan juga dalam berjalannya
operasional suatu perusahaan, karena itu perlu diketahui darimana dan bagaimana
suatu badan atau usaha memperoleh modal untuk melakukan investasi. Sumber-
sumber perolehan modal tersebut sangat berpengaruh terhadap kelangsungan

iii
perusahaan,baik dalam segi operasional maupun modal yang dipakai untuk
investasi, karena sumber modal tersebut adalah sebuah tanggung jawab bagi
perusahaan jika terdapat bunga dalam proses perolehan modal sehingga hal
tersebut harus diperhitungkan dalam proses investasi.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja konsep dasar investasi?

2. Bagaimana cara mengambil keputusan Investasi?

3. faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi investasi?

4. Apa saja keuntungan dan Kerugian Investasi?

5. Apakah yang dimaksud modal Usaha?

6. Darimana saja modal usaha didapatkan?

1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep dasar investasi.

2. Untuk mengetahui cara mengambil keputusan dalam investasi.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi investasi.

4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian investasi.

5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud modal usaha.

6. Untuk mengetahui sumber modal usaha.

iv
BAB II

PEMBAHASAN
2..1 Pendekatan Praktis dalam Keputusan Investasi

2.1.1. Konsep Dasar Investasi


 Dalam bukunya yang berjudul “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”
(2010; 5), Jogiyanto mengatakan investasi adalah penundaan konsumsi
sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu
tertentu.
 Menurut Halim (2003; 2) investasi pada hakikatnya merupakan
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk
memperoleh keuntungan di masa mendatang.

Investasi memiliki risiko dan ketidakpastian. Semakin tinggi tingkat


investasi yang dilakukan, maka semakin tinggi pula risikonya. Perusahaan perlu
untuk memikirkan dengan matang sebelum melakukan investasi. Pada umumnya,
investasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu financial investment dan real
investment. Investasi yang dilakukan pada surat berharga atau sekuritas seperti
saham, obligasi, waran, dan lain-lain, termasuk dalam financial investment.
Sementara, real investment secara umum melibatkan aset berwujud, seperti tanah,
mesin-mesin, atau pabrik.

Jenis Investasi Menurut Mulyadi (2001; 284-286), jenis-jenis investasi terbagi


menjadi 4 kelompok, yaitu:

1) Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit investment) Investasi


jenis ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena syarat-
syarat kontrak yang telah disetujui, yang mewajibkan 11 perusahaan
untuk melaksanakannya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi.
2) Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measurable profit
investment) Investasi ini dimaksudkan untuk menaikkan laba, namun laba

1
yang diharapkan akan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini
sulit untuk dihitung secara teliti.
3) Investasi dalam penggantian ekuipmen (replacement investment)
Investasi jenis ini meliputi pengeluaran untuk penggantian mesin atau
peralatan yang ada. Informasi yang dipertimbangkan dalam keputusan
penggantian mesin dan peralatan yaitu informasi akuntansi diferensial
yang berupa aktiva diferensial dan biaya diferensial. Penggantian mesin
dan peralatan biasanya dilakukan atas dasar pertimbangan adanya
penghematan biaya (biaya diferensial) yang akan diperoleh atau adanya
kenaikan produktivitas (pendapatan diferensial) dengan adanya
penggantian tersebut.
4) Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment) Investasi jenis ini
merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau operasi
menjadi lebih besar dari sebelumnya. Untuk memutuskan jenis investasi
ini, yang perlu dipertimbangkan adalah apakah aktiva diferensial yang
diperlukan untuk perluasan usaha diperkirakan akan menghasilkan laba
diferensial yang jumlahnya memadai. Kriteria yang perlu
dipertimbangkan adalah taksiran laba 12 masa yang akan datang dan
kembalian investasi yang akan diperoleh karena adanya investasi tersebut.

2.1.2. Keputusan Investasi


Keputusan investasi berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan
dan prioritas, pengaturan pendanaan, serta penggunaan kriteria tertentu untuk
memilih aktiva jangka panjang. Investasi pada aset jangka panjang tentunya
memerlukan dana yang tidak sedikit dan tingkat pengembalian yang cukup lama
lebih dari satu tahun. Dengan demikian salah satu tugas manajer adalah
memutuskan apakah investasi akan memperoleh pengembalian yang wajar atau
tidak (Hansen & Mowen, 2009; 565). Menurut Hansen and Mowen (2009; 564),
proses pengambilan keputusan investasi aset tetap disebut penganggaran modal.
Terdapat dua jenis proyek penganggaran modal, yaitu:

a. Proyek Independen Yaitu proyek yang jika diterima atau ditolak tidak
akan mempengaruhi arus kas proyek lainnya.

2
b. Proyek Mutually Exclusive Yaitu proyek-proyek yang apabila diterima
akan menghalangi penerimaan proyek lain.

2.1.3. Pengambilan Keputusan Investasi


Keputusan investasi aset tetap membutuhkan dana yang tidak sedikit serta
waktu pengembalian yang lebih dari satu tahun menyebabkan perusahaan harus
memikirkan dengan masak mengenai permasalahan ini. Umumnya, perusahaan
menggunakan proses pengambilan keputusan investasi yang dibuat khusus oleh
masing-masing perusahaan. Namun, mereka menggambarkan proses pengambilan
keputusan investasi yang khas di sebuah perusahaan sebagai berikut (Dayananda
et al, 2002; 5-9):
1. Perencanaan strategis Tahap awal dalam pengambilan keputusan investasi
diawali dengan perencanaan mengenai taktik atau strategi yang akan
digunakan sebagai pedoman perusahaan serta menentukan alokasi sumber
daya untuk mencapai strategi tersebut.
2. Identifikasi peluang investasi Langah selanjutnya dalam proses
pengambilan keputusan yaitu mengidentifikasi peluang investasi yang
akan dilakukan. Perusahaan harus memastikan investasi yang dilakukan
menguntungkan dan sesuai dengan tujuan strategis perusahaan.
3. Penyaringan awal investasi yang teridentifikasi Proses penyaringan
investasi yang teridentifikasi ini dilakukan oleh manajemen untuk
memisahkan investasi mana saja yang menguntungkan dan yang tidak
terlalu menguntungkan. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi
pemborosan sumber daya (misalnya, waktu, uang, dan tenaga).
4. Analisis kuantitatif proyek Proyek-proyek yang sudah melalui proses
penyaringan dari pihak manajemen kemudian di analisis secara kuantitatif
untuk memastikan bahwa proyek tersebut dapat menambah nilai
perusahaan. Analisis tersebut digunakan untuk memprediksi arus kas yang
akan digunakan hingga risiko terkait dengan penggunaan arus kas tersebut.
5. Pertimbangan faktor kualitatif Selain faktor kuantitatif, faktor kualitatif
tentunya juga perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan
investasi. Faktor kualitatif yang perlu dipertimbangkan misalnya, dampak

3
sosial terhadap pekerjaan, dampak terhadap lingkungan, masalah politik,
dan lain-lain.
6. Keputusan menerima atau menolak proyek Informasi yang telah diperoleh
digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan menerima atau
menolak proyek.
7. Implementasi dan pemantauan proyek Proyek yang diputuskan diterima
oleh manajer kemudian di implementasikan pada perusahaan. Selama
proses implementasi proyek tersebut perlu dilakukan juga pamantauan
kemajuan proyek dengan tujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan
adanya hambatan potensial yang terjadi sehingga dapat dilakukan tindakan
perbaikan dengan segera.
8. Audit setelah implementasi proyek tahapan terakhir yang perlu dilakukan
adalah melakukan evaluasi kinerja setelah implementasi proyek. Nantinya
hasil evaluasi tersebut akan berguna untuk melakukan penilaian proyek
investasi serta dapat digunakan untuk membuat strategi bagi proyek di
masa depan.
Adapun metode-metode yang dapat digunakan perusahaan dalam mengambil
keputusan investasi, yaitu sebagai berikut:

A. Metode Analisis Kuantitatif Rencana Investasi

Terdapat beberapa metode penilaian investasi yang dapat digunakan untuk


menentukan apakah suatu investasi layak atau tidak layak dilakukan oleh sebuah
perusahaan. Masing-masing metode memiliki kelebihan serta kelemahan. Metode
yang digunakan tergantung dengan kebutuhan perusahaan. Dalam mengukur
sebuah investasi, beberapa metode dapat digunakan oleh perusahaan. Terdapat
dua klasifikasi dalam metode penilaian investasi, yaitu model diskonto dan non-
diskonto. Model diskonto mempertimbangkan nilai waktu uang secara eksplisit,
sementara model non-diskonto tidak mempertimbangkan nilai waktu uang. Model
diskonto terdiri dari Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR).
Sementara model non-diskonto terdiri dari Payback Period (PB) dan Accounting
Rate of Return (ARR). Berikut metode penilaian investasi yang digunakan oleh
perusahaan :

4
1. Net Present Value (NPV) Net Present Value adalah perbedaan antara
nilai sekarang dari arus kas masuk dan keluar yang terkait dengan
suatu proyek. NPV yang positif menandakan bahwa:

 Investasi awal sudah tertutupi

 Tingkat pengembalian yang diperlukan telah dipenuhi, dan

 Pengembalian yang melebihi dari dua poin di atas telah


diterima

2. Internal Rate Return (IRR) Internal Rate Return adalah metode analisa
investasi dengan menghitung tingkat suku bunga yang menyamakan
nilai present value investasi saat ini dengan present value dari
penerimaan arus kas di masa mendatang.

3. Payback Period (PB) Payback Period merupakan waktu yang


dibutuhkan oleh suatu perusahaan untuk memperoleh investasi
awalnya kembali. Metode ini mengukur lamanya sebuah investasi bisa
dikembalikan ketika terjadi kondisi Break Even Point.

4. Accounting Rate of Return (ARR) ARR atau Tingkat Pengembalian


Akuntansi mengukur seberapa besar keuntungan dari sebuah investasi.
Keuntungan yang dimaksud adalah laba bersih setelah pajak yang
dibandingkan dengan nilai rata-rata dari investasi. Apabila hasil
perhitungan ARR lebih besar daripada tingkat return yang
diisyaratkan, maka investasi tersebut layak untuk dilakukan.
Sementara menurut Kasmir dan Jakfar (2007:97), terdapat 6 kriteria
yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu investasi,
yaitu Payback Period (PB), Net Present Value (NPV), Average Rate
of Return (ARR), Internal Rate of Rate (IRR), Profitability Index (PI),
dan berbagai rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas,
aktivitas, dan profitabilitas. Profitability Index atau indeks
profitabilitas adalah rasio perbandingan antara jumlah nilai sekarang
arus kas selama umur ekonomisnya dan pengeluaran awal proyek.

5
B. Metode Analisis Risiko Investasi

Analisis risiko investasi merupakan aspek penting dari pengambilan keputusan


investasi (Pratheepkanth, 2014; 54). Kegiatan investasi aset tetap umumnya
membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk bisa mendapatkan kembali dana
awal yang sudah dikeluarkan. Semakin lama waktu yang dibutuhkan, tingkat
ketidakpastian akan semakin tinggi. Ketidakpastian tersebut juga akan
menimbulkan risiko yang tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan perlu
melakukan analisis risiko guna meminimalisir risiko yang mungkin akan terjadi.
Nurullah dan Kengatharan (2015; 69) dalam penelitiannya mengatakan bahwa ada
berbagai metode untuk mengukur risiko investasi, yaitu analisis
sensitivitas/sensitivity analysis, analisis skenario/scenario analysis, nilai tambah
ekonomi/economic value added, CAPM (Capital Asset Pricing Model), Monte
Carlo Simulation, nilai tambah pasar/market value added, PERT/CPM
(Programme Evaluation Review Technique/Critical Path Method), pohon
keputusan (decision tree), complex mathematical model, program linier/linear
programming, dan real options.

C. Analisis Sensitivitas (Sensitivity Analysis)

Merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari


perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja system
produksi dalam menghasilkan keuntungan (Kasmir dan Jakfar, 2010). Tujuan dari
adanya analisis sensitivitas ini yaitu untuk melihat apa yang akan terjadi dengan
hasil analisa proyek, jika terdapat sesuatu kesalahan atau perubahan asumsi
sebagai dasar perhitungan cost atau benefit yang diperoleh. Alasan dilakukannya
analisis sensitivitas adalah untuk mengantisipasi adanya perubahan-perubahan
berikut:

a. Adanya cost overrun, yaitu kenaikan biaya-biaya seperti biaya


konstruksi, biaya bahan baku, produksi, dll.
b. Penurunan produktivitas

6
c. Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek Kelemahan dari analisis
sensitivitas ini yaitu jika pengambil keputusan secara tidak sengaja
melakukan kesalahan estimasi pada salah satu variabel dapat
mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan (Kasmir,
2010).

D. Analisis Skenario (Scenario Analysis)

adalah proses menganalisis kemungkinan peristiwa masa depan dengan


mempertimbangkan kemungkinan hasil alternatif. Secara umum, ketika
memutuskan untuk menggunakan analisis skenario, seorang manajer harus
berhati-hati ketika menetapkan probabilitias ke skenario yang berbeda karena
dapat mengundang kecenderungan untuk hanya mempertimbangkan skenario
dengan probabilitas tertinggi. Menurut Aaker (2001; 108), langkah-langkah dalam
melakukan analisis skenario, yaitu:

1. Mengidentifikasi skenario.
2. Mengembangkan startegi skenario.
3. Memperkirakan kemungkinan skenario, dan
4. Melakukan atau menolak analisis.

Menurut Hansen dan Mowen (2009; 438) Nilai Tambah Ekonomi (Economic
Value Added/EVA) adalah laba bersih (laba operasi dikurangi pajak) dikurangi
total biaya modal tahunan. Jika EVA bernilai positif, maka perusahaan sedang
menciptakan kekayaan. Jika negatif, maka perusahaan sedang menyia-nyiakan
modal. Dalam jangka panjang, hanya perusahaan-perusahaan yang menghasilkan
modal atau kekayaan yang dapat bertahan. Dengan adanya EVA, perusahaan
dibantu untuk menentukan apakah uang yang didapatkan lebih besar
dibandingkan dengan uang yang dikeluarkannya untuk mendapatkan uang
tersebut. Keunggulan dari EVA yaitu:

a. EVA dapat menghitung laba ekonomi sebenarnya selama periode


tertentu.
b. EVA mencerminkan laba residual yang tersisa setelah semua biaya
modal dikurangkan
7
c. EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang
diberikan perusahaan kepada pemegang saham.

Sementara, kelemahan yang dimiliki oleh EVA adalah

a. EVA hanya mengukur hasil akhir dan tidak mengukur aktivitas-aktivitas


penentu, seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen;
b. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat
mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil
keputusan untuk menjual atau menjual saham tertentu.

2.1.3. faktor-faktor yang mempengaruhi investasi


Faktor- faktor yang mempengaruhi investasi terdiri dari:

a. Pengaruh nilai tukar: perubahan nilai tukar dengan investasi bersifat


uncertainty (tidak pasti). Shikawa mengatakan bahwa pengaruh tingkat
kurs yang berubah pada investasi dapat langsung melalui beberapa saluran.
Perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, yaitu sisi
permintaan dan sisi penawaran domestik.
b. Pengaruh tingkat suku bunga: tingkat suku bunga mempunyai pengaruh
yang signifikan pada dorongan untuk berinvestasi. Pada kegiatan produksi,
pengolahan barang-barang modal atau bahan baku produksi memerlukan
modal (input) lain untuk menghasilkan output/ barang final
c. Tingkat inflasi: tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi.
Hal ini disebabkan tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko
proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi
dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan
distrosi informasi tentang harga-harga relatif
d. Infrastruktur: pembangunan kembali infrastruktur tampaknya menjadi satu
alternatif pilihan yang dapat diambil oleh pemerintah dalam rangka
menanggulangi krisis. Dengan infrastruktur yang memadai evisiensi yang
dicapai dunia usaha akan semakin besar dan investasi yang didapat
semakin meninngkat.

8
2.1.4. Keuntungan dan Kerugian Investasi
Keuntungan investasi adalah tingkat selisih antara total penghasilan dan
total biaya yang dikeluarkan, keuntungan adalah hasil sampingan dari usaha yang
baik, bukan tujuan moral dari suatu usaha. Pada dasarnya ada dua keuntungan
yang didapatkan pengelola dalam investasi yaitu sebagai berikut:

1. Deviden: pembagian keuntungan yang diberikan oleh perusahaan kepada


pemegang saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
2. Capital gain, adalah selisih antara harga beli dan harga jual.

Adapun kerugian dalam investasi yaitu:

1. Tidak mendapat deviden: tidak selamanya perusahaan menghasilkan laba


sehingga jika perusahaan mengalami kerugian pengelola juga tidak
mendapat deviden.
2. Capital Loss : harga beli lebih tinggi daripada harga jual
3. Usaha bangkrut atau dilikuidasi.

2.2 Pemilihan Sumber Pembelanjaan Proyek

2.2.1. Memahami Modal Usaha Sebagai Sumber Pembelanjaan Proyek.


Untuk dapat menjalankan usaha, kita membutuhkan modal awal yang nilainya
bervariasi, bergantung jenis usaha yang dijalankan serta besar kecilnya usaha
tersebut saat akan dimulai. Modal adalah segala bentuk kekayaan yang digunakan
untuk menghasilkan kekayaan yang lebih besar lagi.

Modal yang dibutuhkan untuk memulai suatu usaha meliputi (Suryana, 2008):

1. Modal Tetap (fixed capital) atau Modal Investasi Awal, adalah modal
yang diperlukan untuk mengadakan aset tetap atau permanen di kantor,
dan kebutuhan primer penunjang dapat dimulainya suatu usaha. Uang
yang dipakai untuk modal tetap ini cenderung beku karena tidak dapat
digunakan untuk tujuan lain. Jika kita membuka usaha rental komputer,
modal tetap yang diperlukan sebagai investasi awal adalah modal untuk
sewa ruangan, pembelian meja, kursi. Pembiayaannya dapat dilakukan

9
dengan pola sewa ruangan dan leasing alat-alat kantor terlebih dahulu
sebelum kelak membeli bila dana sudah mencukupi.
2. Modal Kerja (working capital) adalah modal yang dibutuhkan untuk
pembelian atau pembuatan produk atau jasa. Modal kerja biasanya dipakai
untuk membeli bahan baku untuk memenuhi permintaan konsumen.
Contoh, jika usaha kita menjual roti, maka modal kerja dibutuhkan untuk
membeli tepung, mentega, telur. Tanpa modal kerja kita tidak akan dapat
menggerakan usaha. Modal kerja dapat dimimalkan melalui kerjasama
dengan distributor bahan baku, misalnya dimana pembayaran dilakukan
setiap hari, minggu atau setiap bulan.
3. Modal operasional (operational capital) adalah modal rutin yang harus
dikeluarkan setiap bulan untuk mendanai usaha. Contoh, upah atau gaji
pegawai, biaya listrik, air, dll. Agar modal operasional tidak terlalu
besar,pada tahap awal sebaiknya jumlah pegawai jangan terlalu banyak.

2.2.2. Sumber Modal Usaha


Untuk memperoleh modal usaha, sumber-sumber berikut dapat dijadikan
pertimbangan, antara lain:

1. Tabungan Pribadi. Sumber modal utama yang perlu dilihat sebelum


meminjam orang lain adalah dana sendiri, apakah berupa tabungan
deposito atau harta lain (emas atau surat berharga). Tabungan pribadi
paling kecil resikonya, tidak memberikan beban bila digunakan sebagai
modal awal usaha. Kemampuan untuk mandiri (self-suffiency)
menyebabkan para entrepreneur lebih suka memakai tabungan pribadi
sebagai modal usaha daripada meminjam orang lain.
2. Teman atau Anggota Keluarga. Teman dan anggota keluarga merupakan
pilihan berikut para entrepreuner dalam mendapatkan modal usaha.
Karena kedekatan hubungan yang dimiliki, teman dan anggota keluarga
lebih memberi peluang bagi pendanaan usaha dan tidak menyertakan
persyaratan yang berat atau rumit.

10
3. Pegadaian. Modal usaha dapat juga diperoleh dari pegadaian dengan
menjaminkan harta benda yang kita miliki, seperti mobil, motor, perhiasan
emas, untuk jangka waktu tertentu.
4. Investor Swasta. Investor swasta adalah individu kaya atau berkecukupan,
biasanya juga seorang entrepreneur, yang mau membiayai usaha yang kita
bangun. Bentuk pinjaman dari sang Investor dapat berupa pinjaman murni,
penyertaan modal, atau kepemilikan saham, bergantung kesepakatan awal
5. Mitra. Kita dapat menggandeng mitra untuk memperoleh dana usaha
maupun untuk pengembangan usaha. Untuk mitra tertentu kita harus
mempertimbangkan dampak dari penyerahan beberapa persen kendali kita
atas perusahaan, berbagai laba, dan risiko kehilangan kontrol yang dapat
terjadi atas bisnis tersebut.
6. Pinjaman Bank. Sumber modal usaha lainnya adalah pinjaman atau kredit
bank. Jenis pinjaman yang dapat diperoleh dari bank adalah (supriyono &
suparwoto,2007):
a. Kredit usaha, yaitu kredit yang diberikan untuk memenuhi
kebutuhan modal usaha atau membiayai usaha yang prospektif,
seperti dibidang pertanian, perdagangan, peternakan.
b. Kredit konsumsi, yaitu kredit yang dipergunakan untuk
pembiayaan konsumtif seperti kredit kepemilikan rumah, atau
kredit kendaraan bermotor.
c. Kredit serbaguna, yaitu kredit yang dapat digunakan untuk tujuan
apapun, baik untuk usaha maupun konsumsi.
7. Perusahaan Modal Ventura, merupakan organisasi swasta berorientasi laba
yang memberikan sejumlah modal usaha kepada perusahaan kecil yang
diyakininya memiliki potensi pertumbuhan dan laba yang tinggi,
kemudian menggunakannya untuk membeli ekuitas perusahaan tersebut.

11
BAB III

KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Setelah pemaparan makalah, dapat diambil kesimpulan bahwa investasi adalah
merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk
memperoleh keuntungan di masa mendatang. Untuk tujuan memperoleh
keuntungan maka investasi tidak dapat dilakukan sembarangan beberapa
pendekatan praktis yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan investasi
yakni dengan beberapa metode seperti: metode analisis kuantitatif rencana
investasi, metode analisis risiko investasi, analisis sensitivitas, analisis skenario.
Namun metode-metode tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar
kendali investor, seperti: kenaikan tingkat suku bunga, inflasi, pengaruh nilai
tukar, dan infrastruktur. Selain itu Dalam memulai investasi dibutuhkan modal
untuk kepemilikan aset investasi, modal atau anggaran pembelanjaan tersebut
dapat diperoleh dari: Tabungan Pribadi, teman atau keluarga, pegadaian, investor
swasta, mitra, pinjaman bank, perusahaan modal ventura. Dengan pemilihan aset
investasi dan pemilihan metode yang tepat serta cara memperoleh modal yang
benar maka keputusan investasi yang dihasilkan tentu akan membuahkan hasil
yang baik dimasa mendatang.

3.2. Saran
Investasi dapat dilakukan oleh siapa saja, baik perorangan maupun perusahaan,
dengan banyaknya pelaku investasi tentu akan menjadi peluang bagi pihak yang
tidak bertanggungjawab sehingga memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari
keuntungan, karena itu diharapkan calon investor mampu melakukan
pertimbangan yang matang sebelum membeli aset investasi.

12

Anda mungkin juga menyukai