AKUNTANSI MANAJEMEN
KEPUTUSAN INVESTASI MODAL
Dosen :
Putu Sri Arta Jaya Kesuma, SE.,Msi
Oleh Kelompok 9 :
Jeanyta Dian Chandra 118210946
Ni Made Lira Amerti Putri D. 118210962
I Kadek Ardhi Mahotmajaya 118210969
I Made Natha Pradnyana 118210972
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dengan
kemurahan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Akuntansi Manajemen ini tepat
waktu tanpa halangan yang berarti. Tugas Akuntansi Manajemen dalam bentuk
makalah ini disusun berdasarkan ketentuan yang sudah disepakati. Adapun materi
yang dibahas yaitu mengenai Keputusan Investasi Modal.
Harapan kami selaku penulis, semoga tulisan ini dapat dijadikan sumber
referensi bacaan dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau perbandingan
dalam proses pembelajaran kedepannya.
Disadari sepenuhnya bahwa pembahasan materi dalam tulisan ini masih
jau dari kata sempurna. Maka, kami sangat berterimakasih apabila Bapak/Ibu Dosen
dan seluruh pembaca berkenan memberikan saran dan masukan yang membangun
untuk kepentingan perbaikan tulisan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG 1
1.2. RUMUSAN MASALAH 1
1.3. TUJUAN PENULISAN 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI KEPUTUSAN INVESTASI MODAL 2
2.2. JENIS-JENIS KEPUTUSAN INVESTASI MODAL 2
A. Proyek Independen 2
B. Proyek saling Eksklusif 3
2.3 MODEL KEPUTUSAN INVESTASI MODAL 3
A. Model Nondiskonto 3
B. Model Diskonto 5
2.4 CONTOH KEPUTUSAN INVESTASI MODAL 7
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN 10
3.2. SARAN 10
DAFTAR PUSTAKA 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
Contoh: keputusan General Motors untuk membangun pabrik baru untuk
memproduksi lini mobil Cadillac
b. Proyek saling Eksklusif (Mutualy exclusive project) Proyek ini mengharuskan
perusahaan untuk memilah salah satu alternatif yang saling bersaing untuk
menyediakan jasa dasar yang sama. Penerimaan salah satu proyek akan
menghalangi proyek lainnya.
Contoh: Divisi Fiber Monsanto memutuskan untuk mengotomatisasi
pabriknya di Pensacola, Florida. Monsanto dihadapkan dengan pilihan
meneruskan operasional produksi manual ataumenggantinya dengan sistem
operasional otomatis. Mungkin sekali, pertimbangan perusahaan berkenaan
dengan jenis sistem otomatisasi akan berbeda-beda. Apabila tiga sistem
otomatisasi yang berbeda dipertimbangkan, maka akan ada empat alternatif –
yaitu sistem yang ada sekarang ditambah tiga sistem baru yang potensial. Jika
salah satu sistem dipilih, maka sistem lainnya ditolah.
Apabila kas masuk tahunan tidak sama besarnya payback period dapat dihitung
dengan cara menghitung lamanya investasi terhadap dana kas masuk yang diperoleh.
Untuk memperjelas masalah ini, diberikan contoh perhitungan sebagai berikut:
3
Diasumsikan sebuah perusahaan melakukan investasi sebesar Rp. 100.000.000,-
dengan masa investasi 5 tahun.
Taksiran aliran kas masuk selama 5 tahun adalah :
Jadi investasi itu tertutup selama 3,125 tahun (3 tahun + 5/40 x 1 tahun)
karena (selama 3 tahun kas masuk hanya sebesar Rp. 95.000.000,- (Rp. 25.000.000,-
+ Rp. 30.000.000,- Rp. 40.000.000,-) sehingga pada tahun ke 4 masih diperlukan
tambahan Rp. 5.000.000,- untuk menutup investasi Rp. 5.000.000,- tersebut hanya
memerlukan waktu 0,125 tahun atau 1,5 tahun
Apabila model payback period ini dipergunakan usulan investasi akan di
terima hanya apabila payback periodnya lebih cepat dibandingkan umur investasi,
karena menurut model ini investasi yang lebih menguntungkan ialah yang lebih kecil
4
payback periodnya yang berarti lebih cepat masa pengembalian investasi dan juga
berarti lebih kecil resiko atau investasi tersebut.
5
Accounting Rate of Return (ARR)
Accounting Rate of Return adalah model kedua yang umum dipakai dalam
model diskonto. Tingkat pengembalian akuntansi dihitung dengan menggunakan
rumus berikut:
Laba rata-rata
Tingkat Pengembalian Akuntansi =
Investasi rata-rata
Laba rata-rata dari suatu proyek dihitung dengan cara menjumlahkan laba
bersih setiap tahun dari suatu proyek dibagi dengan jumlah tahun. Laba bersih
suatu proyek dihitung dengan cara arus kas rata-ratadikurangi penyusutan rata-
rata, dengan asumsi bahwa semua pendapatan yang diperoleh dalam satu periode
dikumpulkan dan penyusutan merupakan satu-satunya beban nonkas.Investasi dapat
didefinisikan sebagai investasi awal atau sebagai investasi rata-rata. Jika Iadalah
investasi awal, Sadalah nilai sisa (salvage value), dan dengan asumsi bahwa investasi
dikonsumsi secara merata, maka investasi rata-rata dapat dihitung sebagai
berikut:
( I + S)
Investasi rata-rata = 2
2. Model Diskonto
Model diskonto (discounting models) merupakan model pengambilan keputusan
investasi modal yang mempertimbangkan nilai waktu dari uang secara eksplisit, oleh
karena itu modal diskonto memasukkan arus kas masuk dan arus kas keluar.
Dua model diskonto yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan
investasi adalah nilai sekarang bersih (net present value–NPV) dan tingkat
pengembalian internal (internal rate of return–IRR).
Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value -NPV)
Nilai sekarang bersih (net present value) merupakan selisih antara nilai
sekarang dari arus kas masuk dan arus kas keluar yang berhubungan dengan suatu
proyek.
6
NPV = [(ΣCFt / (1+
i) t ] - I
= [(ΣCFt dft) - I
=P-I
Dimana :
I= nilai sekarang dari biaya proyek (biasanya pembiayaan awal)
CFt= arus kas masuk yang diterima dalam periode t, dengan t= 1.....n
n= umur manfaat proyeki
i = tingkat pengembalian yang diperlukan
t= periode waktu
P= nilai sekarang dari arus kas masuk proyek di masa depand
ft= 1/(1+ i)t, faktor diskonto
Nilai NPV positif menandakan bahwa : (1) investasi awal telah tertutupi;
(2) tingkat pengembalian yang diperlukan telah terpenuhi; (3) pengembalian yang
melebihi investasi awal dan tingkat pengembalian yang diperlukan telah diterima.
Kriteri penerimaan dan penolakan suatu proyek dengan metode NPV adalah sebagai
berikut:
o Jika NPV lebih besar dari nol, berarti investasi menguntungkan dan
dapatditerima.
o Jika NPV sama dengan nol, pengambil keputusan dapat menerima
atau menolak investas.
o Jika NPV kurang dari nol, maka investasi sebaiknya ditolak karena
hasil investasi lebih kecil dari tingkat pengembalian yang diperlukan.
Dalam menggunakan metode NPV, tingkat pengembalian yang
diperlukan harus ditentukan. Tingkat pengembalian yang diperlukan (required rate
of return) adalah tingkat pengembalian minimum yang dapat diterima. Tingkat
pengembalian yang diperlukan disebut juga tingkat diskonto, tingkat rintangan atau
tingkat batas (hurdle rate), dan biaya modal.
Sisi kanan persamaan merupakan nilai sekarang dari arus kas masa depan dan
sisi kiri merupakan investasi. I, CFtdan tdiketahui. IRR (suku bunga, i, dalam
persamaan) dapat diketahui dengan menggunakan cara coba-coba (trail and
error). Segera setelah IRR suatu proyek dihitung, IRR tersebut dibandingkan
dengan tingkat pengembalian yang diperlukan perusahaan. Kriteri penerimaan
dan penolakan suatu proyek dengan metode IRR adalah sebagai berikut:
- Jika IRR lebih besar daripada tingkat pengembalian yang diperlukan, maka
proyek tersebut dapat diterima.
- Jika IRR sama dengan tingkat pengembalian yang diperlukan, maka proyek
tersebut dapat diterima atau ditolak.
- Jika IRR lebih kecil daripada tingkat pengembalian yang diperlukan, maka
proyek tersebut harus ditolak.
8
Jawab:
Arus kas bersih/tahun = arus kas masuk - arus kas keluar
= Rp 3.900.000 – Rp 3.000.000
= Rp 900.000,00 per tahun
a. Payback period = Rp 2.400.000 / Rp 900.000 per tahun
= 2,67 tahun
= 2 tahun 8 bulan
b. Penyusutan = R p2.400.000 / 5 tahun = Rp 480.000,00/tahun
Laba bersih = arus kas / tahun - penyusutan
= Rp 900.000 - Rp480.000
= Rp 420.000,00
(1) ARR (investasi awal) = Rp 420.000/Rp2.400.000 = 17,5%
(2) ARR (investasi rata-rata) = Rp 420.000/(Rp2.400.000/2) = 35%
c. NPV
(1) Menggunakan tingkat diskonto yang tersedia di tabel (faktor diskonto 10%) atau
menghitung dengan kalkulator sesuai dengan rumus: CFt/(1 + i)
9
Diketahui bahwa faktor diskonto adalah 2,67. Selanjutnya karena investasi ini
mempunyai periode 5 tahun maka kita mencarinya di tabel diskonto pada baris kelima. Kita
temukan bahwa nilai 2,67 berada di antara nilai 2,745 (diskonto 24%) dan 2,635 (diskonto
26%). Dengan demikian faktor diskonto dari investasi ini adalah antara 24% - 26% dengan
kecenderungan mendekati 26%.
10
BAB III
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Berdasarkan isi pada makalah ini, dapat disimpulkan bahwa Keputusan Investasi
Modal adalah keputusan yang mencakup perencanaan, penetapan laporan dan prioritas-
prioritas dan mengatur pendanaan dan penggunaan kriteria untuk memilih aktiva jangka
panjang. Serta proses pengambilan keputusan investasi ini disebut dengan anggaran modal
atau capital budgeting.
Di dalam Keputusan Investasi Modal seorang manajer dapat memutuskan melakukan
investasi modal dengan model-model keputusan yang diklasifikasikan menjadi beberapa
bagian yaitu, model nondiscounting (payback period dan accounting rate of return) dan
discounting.
Sedangkan untuk mengambil keputusan investasi secara independen dapat menggunakan
Analisis Net Present Value untuk mengetahui tingkat kembalian yang disyaratkan
(required rate of return) yang harus diidentifikasi, yang mana biasanya merupakan kost
modal (cost of capital).
Ada dua jenis keputusan investasi modal: Proyek Independen (Independent project)
dan Proyek saling Eksklusif (Mutualy exclusive project)
Model dasar untuk keputusan investasi modal diklasifikasikan menjadi dua
kategori utama: model nondiskonto dan model diskonto.
4.2. SARAN
Untuk melakukan Keputusan Investasi Modal sebaiknya perusahaan atau organisasi
dalam mengambil keputusan sebaiknya menggunakan dan memperhatikan beberapa alternatif
pilihan dan harus diputuskan secara hati-hati karena investasi tersebut melibatkan penggunaan
sumber daya yang besar dan mempunyai dampak jangka panjang.
11
DAFTAR PUSTAKA