Anda di halaman 1dari 28

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap dengan harapan
memperoleh kembali dana yang diinvestasikan tersebut seperti halnya pada aktiva
lancar. Perbedaannya adalah pada jangka waktu dan cara kembalinya dana yang
diinvestasikan dalam kedua golongan aktiva tersebut. Keseluruhan proses
perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai dana dimana jangka waktu
kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun disebut penganggaran modal
atau Capital Budgeting. Contoh, pengeluaran investasi dalam bentuk tanah,
bangunan atau mesin, pengembangan sumber daya manusia, departemen
pengembangan dan penelitian (R&D). Dan penganggaran barang modal adalah
seluruh proses untuk menganalisis proyek serta untuk memutuskan apakah proyek
bersangkutan akan dimasukan ke dalam anggaran modal.
Penganggaran modal menjelaskan tentang perencanaan untuk mendanai proyek
besar jangka panjang. Keputusan penganggaran modal memiliki efek yang sangat
jelas terhadap tingkat kesehatan keuangan perusahaan untuk
jangka panjang. Sebuah proyek yang didasarkan pada keputusan penganggaran moda
l yang berhasil, akan mendorong mengalirnya pemasukan (cashflow) perusahaan unt
uk jangka panjang. Sebaliknya, penganggaran modal yang tidak baik akan menyebab
kan tingkat pengembalian investasi yang mencukupi. Akibatnya dapat saja sebuah pr
oyek atau sebuah perusahaan mengalami kebangkrutan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu Penganggaran Barang Modal?
2. Apa saja Motif-Motif Melakukan Pengeluaran Modal?
3. Kenapa Pentingnya Penganggaran Modal?
4. Bagaimana Tahap Proses Penganggaran Modal?
5. Apa saja Jenis-Jenis Usul Investasi?
6. Apa itu Estimasi Arus Kas?
2

7. Bagaimana Menentukan Arus Kas Masuk Operasi?


8. Apa saja Metode-Metode Penganggaran Barang Modal?
9. Contoh Soal Metode-Metode Penganggaran Barang Modal?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Penganggaran Barang
Modal.
2. Untuk mengetahui dan memahami Motif-Motif Melakukan Pengeluaran
Modal.
3. Untuk mengetahui dan memahami Pentingnya Penganggaran Modal.
4. Untuk mengetahui dan memahami Tahapan-tahapan Proses Penganggaran
Modal.
5. Untuk mengetahui dan memahami Jenis-Jenis Usul Investasi.
6. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Estimasi Arus Kas.
7. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Bagaimana Menentukan
Arus Kas Masuk Operasi.
8. Untuk mengetahui dan memahami Metode-Metode Penganggaran Barang
Modal.
9. Untuk memahami contoh soal Metode-Metode Penganggaran Barang
Modal.

1.4. Manfaat Penulisan


Penulis berharap agar penulisan tugas ini dapat memberikan kontribusi bagi
berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan teori dan memperdalam pengetahuan yang berkaitan
dengan laporan laba rugi.
2. Bagi Pembaca
Makalah ini dapat dijadikan sebagai penambahan wawasan dan dapat
menjadi bahan referensi atau acuan penulisan bagi penulis selanjutnya.
3

1.5. Metode Penulisan

Dalam hal ini, penulis membutuhkan data-data yang bersumber pada:


1. Studi Pustaka
Yaitu mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penulisan makalah.

1.6. Sistematika Penulisan

Makalah disusun dengan sistematika sebagai berikut:


Bab1 pendahuluan, menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab 2 pembahasan menjelaskan jawaban dari rumusan masalah.
Bab 3 penutup, menjelaskan tentang kesimpulan.
4

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penganggaran Barang Modal


Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah proses kegiatan yang
mencakup seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan untuk
memperoleh manfaat (benefit) pada waktu yang akan datang. Penganggaran modal
berkaitan dengan penilaian aktivitas investasi yang diusulkan. Aktivitas suatu
investasi ditujukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan selama periode tertentu
di waktu yang akan datang, yang mempunyai titik awal (kapan investasi
dilaksanakan) dan titik akhir (kapan investasi akan berakhir).
Penganggaran modal meliputi seluruh periode investasi yang mencakup
pengeluaran-pengeluaran (cost) dan manfaat (benefit) yang dikuantifikasi, sehingga
memungkinkan untuk diadakan penilaian dan membandingkannya dengan alternatif
investasi lainnya.
Penganggaran modal dalam prakteknya dimaksudkan untuk mengadakan
analisis investasi dari beberapa alternatif investasi yang tersedia, untuk kemudian
menetapkan atau memilih investasi yang paling menguntungkan. Ketidaktepatan
dalam menetapkan pilihan investasi akan menimbulkan kerugian-kerugian baik
kerugian ril ataupun kerugian karena kehilangan kesempatan untuk memperoleh
manfaat yang lebih menguntungkan (opportunity cost) yang sebenarnya dapat
diwujudkan. Analisis investasi akan menyeleksi kesempatan-kesempatan investasi
yang ada, sehingga dapat dipilih investasi yang memberikan manfaat terbesar dari
setiap rupiah dana yang diinvestasikan.
Jadi, penganggaran barang modal adalah proses perencanaan pengeluaran dana
yang hasilnya baru dapat diharapkan minimum setelah satu tahun.
5

2.2. Motif-Motif Melakukan Pengeluaran Modal


1) Replacement
2) Expansion
3) Proyek pengamanan dan/atau lingkungan
4) Pembaharuan

2.3. Pentingnya Penganggaran Modal


1) Pengaruh jangka panjang
Contoh pembelian sebuah aktiva yang memiliki umur ekonomis 10 tahun
akan mengunci perusahaan selama periode 10 tahun, karena perluasan aktiva
didasarkan atas penjualan yang diharapkan dimasa depan. Maka keputusan
untuk membeli sebuah aktiva yang akan habis dalam jangka waktu 10 tahun
membutuhkan perencanaan penjualan selama 10 tahun. Akhirnya keputusan
penganggaran modal akan menentukan arah strategis perusahaan karena
perusahaan bergerak ke arah produk, jasa atau pasar baru yang harus
didahului dengan pengeluaran modal.
2) Waktu tersedianya aktiva/ barang modal
3) Kemampuan untuk bersaing
4) Mutu barang modal
5) Penarikan dana

2.4. Tahap Proses Penganggaran Modal


Ada beberapa langkah dalam proses penganggaran modal yang saling
berhubungan digunakan untuk mengevaluasi dan menyeleksi inestasi jangka
panjang, yaitu:
a. Menghimpun berbagai ususlan investasi
b. Mengumpulkan data yang relevan dengan usulan proyek
c. Evaluasi usul-usul investasi
d. Pembuatan keputusan
Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran
barang modal menggambarkan tingkat organisasi tertentu yang membuat
6

keputusan penganggaran. Perusahaan biasanya mendelegasikan kewenangan


penganggaran barang modal sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan.
Secara umum jajaran direksi memberikan keputusan akhir untuk sejumlah
tertentu penganggaran barang modal yang dikeluarkan.
e. Pelaksanaan proyek yang dipilih
Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap
implementasi segera dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran
dibuat dan pembayaran langsung dilaksanakan. Namun untuk penganggaran
dalam jumlah besar, dibutuhkan pengawasan yang ketat.
f. Pengawasan terhadap pelaksanaan proyek
g. Tindak lanjut
Setelah diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoring selama tahap
kegiatan operasi berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang
ada dan keuntungan yang diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya
adalah sangat vital. Ketika biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran biaya
yang ditetapkan, harus segera dilakukan tindakan untuk menghentikannya,
apakah dengan meningkatkan benefit atau mungkin menghentikan proyek
tersebut.

2.5. Jenis-Jenis Usul Investasi


1) Usulan Proyek yang Saling Meniadakan (Mutually Exclusive Proposal)
Proyek ini mengharuskan perusahaan untuk memilih salah satu alternatif yang
saling bersaing untuk menyediakan jasa dasar yang sama. Penerimaan salah
satu protek akan menghalangi proyek lainnya.
2) Usulan Proyek Mandiri (Independent Proposal)
Adalah proyek investasi modal yang tidak berkaitan satu dengan yang lainnya.
Jadi apabila ada proyek yang diterima atau ditolak tidak akan berpengaruh
terhadap protek yang lainnya.
3) Usulan Proyek yang Saling Bergantung (Contigent Proposal)
7

2.6. Estimasi Arus Kas


Cash Flow (Arus Kas) menggambarkan berupa uang yang masuk (cash in) ke
perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga menggambarkan
berupa uang yang keluar (cash out) serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.
Pengertian arus kas (cash flow) menurut Harahap (2004 : 257) adalah sebagai
berikut :

Arus Kas merupakan suatu laporan yang memberkan informasi yang


relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada
suatu periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan
operasi, pembiayaan dan investasi.

Kemudian menurut Benny (2008 : 36) laporan arus kas adalah :

Laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi mengenai


penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu.

Selanjutnya menurut Brigham dan Houston (2001 : 48) laporan arus kas adalah :

Laporan Arus Kas adalah laporan yang menjelaskan dampak aktivitas


operasi, investasi, dan pembiayaan perusahaan terhdap arus kas selama
periode akuntasi.
8

Jenis-Jenis Arus Kas


Aliran Kas (Cash Flow) dapat dibedakan menjadi dua jenis. Menurut Kasmir
dan Jakfar (2012 : 95) Cash Flow menggambarkan beberapa uang yang masuk
(cash in) ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash Flow juga
menggambarkan beberapa uang yang keluar (cash out) serta jenis-jenis biaya yang
dikeluarkan

1. Kas Masuk (Cash Inflow) 2. Kas keluar (Cash Outflow)


Disebut juga proceeds yaitu Cash Outflow adalah arus kas
ukuran keberhasilan suatu yang terjadi dari kegiatan
proyek: transaksi yang mengakibatkan
a. Hasil penjualan produksi/jasa beban pengeluaran kas. Arus kas
perusahaan. keluar (cash outflow) terdiri dari:
b. Penagihan piutang dari a. Pengeluaran biaya bahan
penjualan kredit baku, tenaga kerja langsung
c. Penjualan aktiva tetap yang dan biaya pabrik lain-lain.
ada. b. Pengeluaran biaya
d. Penerima investasi dari administrasi dan administrasi
pemilik atau saham bila penjualan.
perseroan terbatas. c. Pembelian aktiva tetap.
e. Pinjaman/hutang dari pihak d. Pembayaran hutang-hutang
lain. perusahaan.
f. Penerima sewa dan pedapatan e. Pembayaran kembali
lain. investasi dari pemilik
perusahaan.
f. Pembayaran sewa, pajak,
deviden, bunga.

Laporan arus kas ini memberikan informasi relevan tentang penerimaan dan
pengeluaran kas dari perusahaan suatu periode tertentu. Dengan menglasifiksdiksn
transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan penandaan.
9

Dalam cash flow semua data pendapatan yang akan diterima dan biaya yang
akan dikeluarkan baik jenis, maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa,
sehingga menggambarkan kondisi pemasukkan dan pengeluaran di masa yang akan
datang. Estimasi pendapatan dan biaya merupakan perkiraan berapa pendapatan yang
akan diperoleh dan berapa besarnya biaya yang harus diperoleh dan berapa besarnya
biaya yang harus dikeluarkan dalam suatu periode. Kemudian jenis-jenis pendapatan
dan biaya apa saja yang dikeluarkan serta berapa besar pendapatan yang diperoleh
dan biaya yang dikeluarkan tiap pos. Pada akhirnya cash flow akan terlihat pada kas
akhir yang diterima perusahaan.

Komponen Arus Kas Proyek

1. Investasi Awal (Initial Invesment / Initial Cashflow / Cash Outley)


Merupakan aliran kas keluar yang relevan pada tahun ke nol. Jadi merupakan
arus kas keluar segera yang dibutuhkan untuk membeli aktiva dan
menggunakannya dalam operasi. Pada proyek penggantian mesin yang
melibatkan pembayaran pajak tambahan sehubungan denganpenjualan mesin
lama, ada 3 kemungkinan situasi yaitu:
a. Aktiva lama dijual dengan harga lebih tinggi dari nilai aktiva yang
digunakan.
b. Aktiva lama dijual seharga nilai bukunya.
c. Aktiva lama dijual kurang dari nilai bukunya.
2. Arus Kas Masuk operasi (Operating Cash Inflow)
Merupakan a;iran kas yang akan dipergunakan untuk menutup investasi.
3. Aliran Kas Terminal/Akhir (Terminal Cash Flow)
Arus kas yang dihubungkan dengan penghentian proyek biasanya meliputi
nilai sisa proyek atau nilai residu ditambah dengan dana yang digunakan
sebagai modal kerja.
10

2.7. Menentukan Arus Kas Masuk Operasi

Menentukan arus kas masuk operasi adalah menentukan arus kas yang
relevan dihasilkan dari prnggunaan investasi jangka panjang selama umur investasi.
Dana yang digunakan untuk investasi aktiva tetap dapat berhasil dari modal sendiri
dan atau modal pinjaman. Perbedaan sumber modal yang digunakan untuk investasi
tersebut mempengaruhi perhitungan proceeds (aliran kas masuk) investasi yang
bersangkutan.Perhitungan proceeds dari kedua sumber dana tersebut dapat dihitung
sebagai berikut :

a. Perhitungan besarnya proceeds bila investasi menggunakan modal sendiri :

PROCEEDS = LABA BERSIH SETELAH PAJAK (EAT) + DEPERSIASI

b. Perhitungan besarnya proceeds bila investasi menggunakan pinjaman :

PROCEEDS = EAT + DEPRESIASI + BUNGA (1-PAJAK)

Contoh Menentukan Arus Kas Yang Relevan Dari Suatu Investasi :

1. Contoh Proyek Investasi Perluasan


Suatu perusahaan mempunyai rencana untuk membeli sebuah mesin baru dalam
rangka memperluas kapasitas produksinya. Nilai investasi proyek terssebut sebesar
Rp. 400.000.000 dengan usia ekonomis dari mesin tersebut adalah 5 tahun. Dengan
adanya perluasan kapasitas produksi diharapkan penjualan perusahaan meningkat
menjadi Rp. 460.000.000 per tahun. Mesin tersebut disusutkan dengan metode
straight line (garis lurus) dengan nilai residu sebesar Rp. 50.000.000. biaya tunai per
tahun dengan menggunakan mesin tersebut sebesar Rp. 160.000.000 dan perusahaan
termasuk kelompok pembayar pajak 25%. Tentukan besarnya arus kas bersih dari
investasi tersebut jika :

a. Pendanaan perusahaan seluruhnya menggunakan modal sendiri


b. Pendanaan investasi perusahaan seluruhnya menggunakan modal pinjaman
dengan bunga 15% per tahun.
11

Jawab :
1) Investasi awal = Harga beli mesin Rp. 40.000.000
2)
a. Operating cash inflow (arus kas bersih) dari investasi jika pendanaan
investasi dengan menggunakan modal sendiri.
Penyusutan mesin dengan metode straight line

Penyusutan/tahun =
400.000.00050.000.000
Penyusutan/tahun = = 70.000.000
5

Table Perhiungan Arus Kas Bersih


Keterangan Perhitungan Rugi-Laba
penjualan 460.000.000
Biaya tunai 160.000.000
EBDIT 300.000.000
Penyusutan 70.000.000
EBIT 230.000.00
Bunga 0
EBT 230.000.000
Pajak 25% 57.500.000
EAT 172.500.000
Penyusutan 70.000.000
Arus Kas Bersih 242.500.000
12

b. Arus Kas Bersih dari investasi jika pendanaan invetasi dengan menggunakan
modal pinjaman
Tabel Perhitunga Arus Kas Bersih
Keterangan Perhitungan Rugi-Laba
penjualan 460.000.000
Biaya tunai 160.000.000
EBDIT 300.000.000
Penyusutan 70.000.000
EBIT 230.000.00
Bunga 60.000.000
EBT 170.000.000
Pajak 25% 42.500.000
EAT 127.500.000
Proceeds (arus kas bersih) = 127.500.000 + 70.000.000 + 60.000.000 (1-0,25)
Proceeds (arus kas bersih) = 242.500.000
3) Terminal Cash Inflow = Nilai Residu Rp. 50.000.000

2. Contoh Proyek Investasi Penggantian Mesin

PT. Achmad mempunyai rencana untuk mengganti mein lama dengan mesin baru
yang lebih efisien. Mesin lama dibeli 5 tahun yang lalu seharga Rp. 150.000.000
dengan umur ekonomis 15 tahun dan nilai residu nol. Biaya operasi setiap tahunnya
sebesar Rp. 140.000.000 dengan omset penjuaan produk yag dihasilkan dari mesin
lama sebesar Rp. 200.000.000. jika mesin lama dijual pada saat ini ditaksir harganya
sebesar Rp. 20.000.000. Sedangkan jika perusahaan membeli mein baru harganya
Rp. 240.000.000 dengan umur ekonomis 10 tahun dan nilai residu Rp. 43.000.000
ongkos angkut mesin baru sebesar Rp. 1.000.000. sedangkan biaya instalasi mesin
baru sebesar Rp. 1.500.000 dengan ongkos bongkar mesin lama sebesar Rp. 500.000.
dengan adanya penggantian mesin ini diharapkan omset penjualan perusahaan
meningkat menjadi Rp. 220.000.000 dengan biaya operasi Rp. 100.000.000.
Tambahan modal kerja dengan adanya proyek tersebut sebesar Rp. 10.000.000.
13

Perusahaan menetapkan metode straight line dan saat ini perusahaan merupakan
kelompok pembayar pajak 40%. Dari data tersebut tentukan besarnya arus kas masuk
dan arus kas keluar dari investasi tersebut jika pedanaan investasi perusahaan
seluruhnya menggunakan modal sendiri.
Jawab:
Menentukan besarnya arus kas masuk dan arus kas keluar
1. Menentukan Awal / Initial Cash Outflow / Initial Cash Outlay
Tabel Perhitungan Invetasi Awal
Investasi Mesin Baru 240.000.000
Ongkos angkut mesin baru 1.000.000
Instalasi mesin 1.500.000
Ongkos bongkar mesin lama 500.000
Tambahan modal kerja 10.000.000
Hasil penjualan mesin lama (20.000.000)
Penghematan pajak *(32.000.000)
Initial Cash Outlay 201.000.000
*(100.000.000 20.000.000) x 0,4
Nilai buku mesin lama = harga beli mesin lama pemakaian mesin lama
Nilai buku mesin lama = Rp. 150.000.000 5 tahun (10.000.000)
Nilai buku mesin lama = Rp. 100.000.000
Jika Nilai buku > Nilai penjualan mesin lama = rugi sehingga ada penghematan
pajak (tax saving / tax credit).
Jika Nilai buku < Nilai penjualan mesin lama = laba sehingga ada pembayaran pajak
atas keuntungan penjualan aktiva (loss credit /tax payment)
Nilai buku > Nilai Penjualan mesin lama (Rp. 100.000.000 > Rp. 20.000.000)
Artinya perushaan mengalami kerugin atas penjualan aktiva sebesar Rp. 80.000.000
(Rp. 100.000.000 Rp. 20.000.000), sehingga penghematan pajak / tax saving
sebesar: 40% x Rp. 80.000.000 = Rp. 32.000.000
14

2. Arus Kas Masuk Operasi (Operating Cash Inflow)


Penyusutan mesin dengan metode straight line:

Penyusutan mesin/tahun =
150.000.0000
Penyusutan mesin lama/tahun = = 10.000.000
15
243.000.000043.000.000
Penyusutan mesin baru/tahun = = 20.000.000
10

Mesin baru Mesin Lama


Penjualan 220.000.000 200.000.000
Biaya Tunai 100.000.000 140.000.000
EBDIT 120.000.000 60.000.000
Penyusutan 20.000.000 10.000.000
EBIT 100.000.000 50.000.000
Bunga 0 0
EBT 100.000.000 50.000.000
Pajak 40% 40.000.000 20.000.000
EAT 60.000.000 30.0000.000
Penyusutan 20.000.000 10.000.000
Arus Kas Bersih 80.000.000 40.000.000

Perubahan arus kas bersih dengan adanya penggantian mesin sebesar:


CF MB = Rp. 80.000.000 Rp. 40.000.000 = Rp. 40.000.000

3. Aliran Kas Terminal / akhir (terminal cash flow)


Aliran kas terminal = Nilai Residu + Tambahan Modal Kerja karena adanya proyek
tsb.
Aliran kas terminal= Rp. 43.000.000 + Rp. 10.000.000 = Rp. 53.000.000
15

2.8. Metode Metode Capital Budgeting


a. Payback Period Methode (Metode Periode Pengembalian)
Merupakan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi
awal dari aliran kas bersih yang diperoleh dari proyek. Apabila arus kas tiap
tahun sama besarnya, maka payback periode dari proyek investasi dapat
dihitung dengan rumus:

= 1
/
Kriteria penerimaan investasi:
Payback period > umur investasi = proyek tidak layak dilaksanakan
Payback period < umur investasi = proyek layak dilaksanakan

Kebaikan Payback Method :


1. Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk
pengembalian investasi dengan resiko yang besar dan sulit.
2. Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang
mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih
investasi yang jangka waktu pengembaliannya cepat.
3. Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi.
Kelemahan Payback Method :
1. Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang.
2. Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi.
3. Tidak memperhatikan arus kas setelah periode pengembalian tercapai.
16

b. Accounting Rate of Return (ARR)


Merupakan metode yang mengukur besarnya tingkat keuntungan dari
investasi yang digunakan untuk memperoleh keuntungan tersebut.


= . 100%

=0

Kriteria penerimaan investasi:


ARR > COC / discount factor = proyek layak dilaksanakan
ARR < COC / discount factor = proyek tidak layak dilaksanakan

c. Net Present Value Methode (NPV)


Metode untuk mencari selisih antara nilai sekarang dari aliran kas neto
dengan nilai sekarang dari suatu investasi.

NPV = PV Io

CF t
NPV = ((1+k)t)
=1

1 2 n CF
NPV = [(1+)1 + (+)2 + + (L+k)n ]

Kriteria penerimaan investasi :


NPV = Positif = proyek layak dilaksanakan
NPV = Negatif = proyek tidak layak dilaksanakan
d. Internal Rate of Return (IRR)
Merupakan metode yang menyamakan nilai sekarang dengan nilai investasi
awal proyek tersebut.Perhitungan IRR dilakukan secara trial dan error untuk
menghasilkan nilai NPV = 0 .Dari hasil tersebut akan diperoleh rentang
tingkat IRR secara pasti dilakukan perhitungan interpolasi linier dengan
rumus sebagai berikut :
IRR = 1+ 1
(21)
1
2

Untuk menentukan IRR yang arus kas tiap tahunnya sama dapat digunakan
dengan rumus :

PVIFA = /
17

Untuk mencari tingkat IRR secara pasti , dicari dengan menggunakan


rumus:
IRR =
1 (21)
1+
2
1

Kriteria penerimaan investasi:


IRR > COC / discount factor = proyek layak dilaksanakan
IRR < COC / discount factor = proyek tidak layak dilaksanakan

e. Benefit/Cost Ratio atau Profitability Index Accounting Rate of Return


(ARR)
Merupakan metode yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memperoleh profit dari proyek yang dilaksanakan .Untuk menghitungnya
digunakan rumus sebagai berikut :
+ 0
Pl = 0

Kriteria penerimaan investasi :


Pl > 1 = proyek layak dilaksanakan
Pl < 1 = Proyek tidak layak dilaksanakan
18

2.9. Contoh Soal Metode-Metode Capital Budgeting


1. Contoh untuk cash inflow yang setiap tahunnya sama
Suatu usul investasi membutuhkan biaya sebesar Rp.120.000.000 dengan cash
flow setiap tahunnya Rp.20.000.000. Umur proyek tersebut 7 tahun dengan rate 12%.
Tentukan apakah proyek dapat dilaksanakan atau tidak dengan menggunakan
metode:
a. Payback period
b. Accounting rate of return
c. net present value
d. internal rate of return
e. profitability index
Jawab
Diketahui : I = Rp.120.000.000
N = 7 tahun
Cash flow/tahun = Rp.20.000.000
a. Payback Period
1
Payback = 1
120.000.000
Payback = 1 = 6
20.000.000

Kesimpulan :
Usulan investasi dapat diterima karena pengembalian dari proyek tersebut jangka
waktunya lebih pendek dari umur proyek.
b. Accounting Rate Of Return
120 +(20 7)
ARR proyek = [ ] : 12- jt x 100%
8

ARR proyek = 2,083%


Kesimpulan:
Menurut metode ARR usulan investasi tidak dapat dilaksanakan karena
pengembalian dari proyek tersebut lebih kecil dari 12%
19

c. Net Present Value


NPV = PV I
NPV = (20jt (PVIFA 12%, 7 tahun)) 120 jt
NPV = (20 jt (4,5638)) 120 jt
NPV = - Rp.28.724.000
Kesimpulan:
Menurut metode NPV usulan investasi tidak dapat dilaksanakan karena
menghasilkan NPV yang negative.
d. Internal Rate Of Return
120.000.000
PVIFA = 1 = = 6,000
20.000.000

Angka 6,000 pada table PVIFA terletak pada tingkat discount factor adalah:
R1 = 4% dengan nilai PVIFA = 6,0021
R2 = 5% dengan nilai PVIFA = 5,7864
Sehingga tingkat IRR untuk arus kas tetap antara 4% s.d 5%, untuk mengetahui
tingkat IRR secara pasti, maka dapat dihitung dengan rumus interpolasi linier sebagai
berikut:
1
IRR = r1 + 2 1 (r2 r1)
6,0006,0021
IRR = 4% + 5,78646,0021 (5% - 4%)

IRR = 0,0401 = 4,01%


Kesimpulan:
Menurut metode IRR usulan investasi tidak dapat dilaksanakan karena menghasilkan
IRR yang lebih dari 12%, yaitu 4,01%
e. Profitability Index
28.724.000+120.000.000
PI = 120.000.000

PI = 0,76%
Kesimpulan:
Menurut metode PI usulan investasi tidak dapat dilaksanakan karena PI lebih kecil
dari 1.
20

2. Contoh untuk cash inflow yang setiap periodenya berbeda


Perusahaan sedang mempertimbangkan 2 buah usulan investasi yang bersifat
mutually exclusive dengan biaya untuk masing-masing proyek sebesar Rp.
100.000.000 dan discount rate untuk kedua proyek tersebut 10%. Adapun arus kas
dari kedua proyek tersebut sebagai berikut:
Tahun Arus kas proyek A Arus kas proyek B
1 50.000.000 10.000.000
2 40.000.000 20.000.000
3 30.000.000 30.000.000
4 20.000.000 40.000.000
5 10.000.000 50.000.000
6 10.000.000 60.000.000
Dari data diatas tentukan proyek mana yang dipilih oleh perusahaan berdasarkan
metode budgeting sebagai berikut:
a. Payback period
b. Accounting rate of return
c. Net present value
d. Internal rate of return
e. Profitability index
21

Jawab:
a. Payback period
Keterangan Proyek A Proyek B
Jumlah investasi 100.000.000 100.000.000
Arus kas tahun 1 50.000.000 10.000.000
50.000.000 90.000.000
Arus kas tahun 2 40.000.000 20.000.000
10.000.000 70.000.000
Arus kas tahun 3 30.000.000
40.000.000
Arus kas tahun 4 40.000.000
0

Payback period A = 2 tahun + ((10.000.000 : 30.000.000) x 12 tahun )


= 2 tahun 4 bulan
Payback period B = 4 tahun
Kesimpulan:
Proyek yang dipilih adalah proyek A karena waktu pengembalian investasi proyek A
lebih cepat dibandingkan proyek B.
b. Accounting rate of return
1
ARR = =0 :100%

100 + 50 + 40 +30 +20 +10 +10
ARR proyek A = [ ] : 100 jt x 100%
7

ARR proyek A = 10%


100 +10 +20 +30 +40 +50 +60
ARR proyek B : [ ] : 100 jt x 100%
7

ARR proyek B = 15,71%


Kesimpulan:
Proyek yang dipilih oleh perusahaanc untuk proyek yang bersifat mutually exclusive
adalah proyek B, karena memiliki ARR lebih besar dari proyek A dan nilai ARR
hitung lebih besar dari ARR normal (15,71% > 10%)
22

c. Net Present Value


Tahun Arus Kas Arus Kas PVIP PV CF PV CF
Proyek A Proyek B (10%;6) Proyek A Proyek B
1 50.000.000 10.000.000 0.9090 45.450.000 9.090.000
2 40.000.000 20.000.000 0.8264 33.056.000 16.528.000
3 30.000.000 30.000.000 0.7513 22.539.000 22.539.000
4 20.000.000 40.000.000 0.6830 6.830.000 27.320.000
5 10.000.000 50.000.000 0.6269 6.269.000 31.345.000
6 10.000.000 60.000.000 0.5645 5.645.000 33.870.000
Jlh PV dari CF 119.789.000 140.692.000
Investasi 100.000.000 100.000.000
NPV 19.789.000 40.692.000
Kriteria penerimaan NPV :
NPV positif: Proyek diterima
NPV 0: Proyek bias diterima/ditolak
NPV negative: Proyek di tolak
Kesimpulan
Proyek yang di pilih oleh perusahaan untuk proyek yang bersifat mutually exclusive
adalah proyek B, karena memiliki NPV yang lebih besar dari proyek A.
23

d. Internal Rate of Return


Coba dengan I = 12%
Tahun Arus Kas Arus Kas PVIF PV CF PV CF
Proyek A Proyek B (12%;6) Proyek A Proyek B
1 50.000.000 10.000.000 0.8928 44.640.000 8.928.000
2 40.000.000 20.000.000 0.7971 31.884.000 15.942.000
3 30.000.000 30.000.000 0.7117 21.351.000 21.351.000
4 20.000.000 40.000.000 0.6355 6.355.000 25.420.000
5 10.000.000 50.000.000 0.5674 5.674.000 28.370.000
6 10.000.000 60.000.000 0.5066 5.066.000 30.396.000
Jlh PV dari CF 114.970.000 130.407.000
Investasi 100.000.000 100.000.000
NPV 14.970.000 30.407.000

Coba I = 20%
Tahun Arus Kas Arus Kas PVIF PV CF PV CF
Proyek A Proyek B (20%;6) Proyek A Proyek B
1 50.000.000 10.000.000 0.8333 41.665.000 8.333.000
2 40.000.000 20.000.000 0.6944 27.776.000 13.888.000
3 30.000.000 30.000.000 0.5787 17.361.000 17.361.000
4 20.000.000 40.000.000 0.4822 4.822.000 19.288.000
5 10.000.000 50.000.000 0.4019 4.019.000 20.095.000
6 10.000.000 60.000.000 0.3349 3.349.000 20.094.000
Jlh PV dari CF 98.992.000 99.059.000
Investasi 100.000.000 100.000.000
NPV -1.008.000 -941.000

21
24

Artinya tingkat IRR dari keduaproyek tersebut berada antara 12% dan 20%. Untuk
menentukan tingakat IRR secara pasti, maka harus dicari dengan menggunakan
metode interpolasi linier.
Proyek A
r1 = 12% NPV1= Rp. 14.970.000
r2 = 20% NPV2 = Rp. -1.008.000
14.970.000
IRR = 0.12 + 14.970.0001.008.000 (0,20 0,12)

IRR = 0,1949 x 100% = 19,49%


Proyek B
1 = 12% NPV1= Rp. 30.047.000
2 = 20% NPV2 = Rp. -941.000
30.047.000
IRR = 0.12 + 30.047.000+941.000 (0,20 0,12)

IRR = 0,1976 x 100% = 19,76%


Kriteria penerimaan IRR :
IRR > r = Proyek diterima, artinya NPV>0
IRR < r = Proyek bisa diterima/ditolak, artinya NPV < 0
IRR = k = Proyek di tolak
Kesimpulan :
Proyek yang di pilih oleh perusahaan untuk proyek yang bersifat mutually exclusive
adalah proyek B, karena memiliki IRR yang lebih besar dari proyek A.

e. Profitability Indeks
+
=

NPV proyek A = Rp. 19.789.000
NPV proyek B = Rp. 40.692.000
19.789.000+100.000.000
PI proyek A = 100.000.000

PI proyek A = 1,19
40.692.000+100.000.000
PI proyek B = = 100.000.000

PI proyek B =1,41
25

Kriterian penerimaan PI :
PI > 1 = Proyek diterima
PI = 1 = Proyek bisa di terima/ditolak, artinya NPV<0
PI < 1 = Proyek ditolak
Kesimpulan:
Proyek yang dipilih oleh perusahaan untuk proyek yang bersifat mutually exclusive
adalah proyek B, karena memiliki PI yang lebih besar dari proyek A.

Contoh Menilai Kelayakan Usulan Investasi Dengan Metode Capital Budgeting


Dari contoh perhitungan arus kas PT Ahmad diatasdiperoleh hasil arus kas sebagai
berikut:
1. Investasi awal Rp 201.000.000
2. Arus kas masuk operasi Rp 40.000.000
3. Aliran kas terminal Rp 53.000.000
Dengan metode NPV dapat disusun tabel worksheet for capital budgeting project
evaluation:
1. Investasi awal Rp 201.000.000
2. Arus kas operasional Rp 40.000.000
3. Nilai sekarang dari arus kas Rp 40.000.000 x 6,145 Rp 245.800.000
operasional
CF MB x PVIFA (10%, 10 tahun)
4. Nilai sekarang dari arus kas Rp 53.000.000 x 0,386 Rp 20.458.000
terminal
Arus kas terminal x PVIF (10%, 10
tahun)
5. Nilai sekarang bersih (NPV)
dari investasi PV dari arus
kas masuk:
PV dari arus kas operasioanl Rp 245.800.000
PV dari arus kas terminal Rp 20.458.000
26

Jumlah PV arus kas masuk Rp 266. 258. 000


Investasi Awal RP 201.000.000.
NPV dari investasi Rp 65.258.000

Kesimpulan:

Proyek Investasi penggantian mesin dapat dilaksanaka karena memberikan NPV


yang nilainya positif.
27

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Suatu usulan proyek investasi yang merupakan proyek jangka panjang harus
dilakukan dengan perhitungan secara baik dan mendetail terhadap estimasi modal
yang akan digunakan atau arus kas yang akan dikeluarkan dan estimasi arus kas yang
akan dihasilkan oleh perusahaan apabila proyek tersebut dijalankan. Perhitungan
tersebut kemudian dilakukan pengevaluasian dalam kelayakan investasi untuk
mengetahui apakah proyek yang diusulkan layak atau tidak untuk diterima oleh
perusahaan. Hal ini penting dilakukan, karena apabila proyek yang dijalankan
ternyata tidak layak, maka proyek tersebut tidak akan menghasilkanpendapatan atau
aliran kas masuk yang memenuhi keinginan perusahaan, sehingga dapat
menyebabkan kerugian yang besar. Keputusan akan invetasi merupakan keputusan
yang sangat penting yang harus dibuat oleh seorang manajer.Metode kelayakan
investasi yang sering digunakan antara lain payback period; metode pengembalian
payback periodyang dimodifikasi, yaitu discounted payback period; Net Present
Value(NPV); dan Internal Rate of Return(IRR).
28

DAFTAR PUSTAKA

Brigham,Eughene F. and Houston Joel F. 2012. 12th Edition Fundamental of


Financial Management. Thomos Learnin; South-Western.
Gitman, Lawrence J, 2011, 13th Edition, principles of Management Finance,
Wesley; Bosten.
Ridwan S Sudjaja dan Inge Baerlian. 2003. Management Keuangan Jl. Edisi 4.
Literata Lintas Media; Jakarta.
Manajemen Keuangan II. Universitas Widyatama.
Fiferly. 2017. Makalah Penganggaran Modal. Melalui:
http://fiferly0412.blogspot.co.id/2017/03/makalah-penganggaran-modal.html
[21 September 2017]
Akuntansi. 2011. Jenis-jenis Keputusan Investasi Modal. Melalui:
http://akuntansiuny.blogspot.co.id/2011/02/jenis-jenis-keputusan-investasi
modal.html[21 September 2017]

Anda mungkin juga menyukai