James Van Horne mengatakan bahwa manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang
berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh.
Klasifikasi Proyek
Menganalisis usulan pengeluaran modal bukanlah pekerjaan yang gratis-analisis ini memang
bermanfaat tetapi juga membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk jenis proyek tertentu
analisis yang terinci relative lebih terjamin, sementara untuk yang lainnya harus digunakan
prosedur yang lebih sederhana. Perusahaan biasanya mengkategorikan proyek dan kemudian
menganalisis dalam setiap kategori dengan cara yang berbeda
1. Penggantian: pemeliharaan bisnis
Kategori ini terdiri dari pengeluaran untuk mengganti peralatan yang usang atau rusak
yang digunakan dalam membuat produksi yang menguntungkan. Proyek penggantian ini
diperlukan jika perusahaan ingin melanjutkan usahanya. Isu satu-satunya disisni adalah
a) Apakah operasi ini harus dilanjutkan?
b) haruskah kita melanjutkan pengguankan proses produksi yang sama?
Pada umumnya jawabannya adalah YA, sehingga keputusan pemeliharaan dibuat tanpa
melalui proses keputusan yang rumit.
2. Penggantian: pengurangan biaya
Kategori ini termasuk pengurangan untuk mengganti peralatan yang usang, tujuannya
adalah untuk menurunkan biaya tenaga kerja, bahan dan input lannya seperti listrik.
Keputusan ini adalah bijaksana dan secara wajar biasanya menggunakan analisis
terperinci.
3. Ekspansi produk atau pasar yang ada
Kategori ini termasuk pengeluaran untuk meningkatkan output produk yang sudah ada,
atau memperluas outlet ritel atau fasilitas distribusi dalam pasar yang sekarang dilayani.
Keputusan ini lebih kompleks karena memerlukan peramalan eksplisit tentang
pertumbuhan permintaan.
Jenis Proyek
1. Independent project: proyek atau investasi yang berdiri sendiri (tidak akan
mempengaruhi usulan proyek lainnya).
2. Mutually exclusive project: proyek yang memiliki fungsi yang sama (dengan memilih
suatu proyek akan menghilangkan kesempayan proyek yang lainnya).
Ketersediaan Dana
1. Jika dana TIDAK TERBATAS, maka perusahaan dapat memilih semua independen
project yang sesuai dengan expected return yang diharapkan.
2. Jika dana TERBATAS, maka perusahaan perlu melakukan capital rationing dengan
mengalokasikan dana hanya pada proyek yang memberikan return maksimal
Post Audit
Aspek penting dari proses capital budgeting adalah post audit yang melibatkan
1. Perbandingan hasil aktual dengan hasil yang diprediksikan oleh sponsor proyek
2. Penjelasan mengapa setiap perbedaan ini terjadi
Post audit memiliki 2 tujuan utama yaitu:
a) Memperbaiki Ramalan
Ketika pengambilan keputusan dipaksa membandingkan proyeksi mereka
terhadap hasil aktual ada kecenderungan agar estimasi diperbaiki. Bias yang
disengaja atau tidak disengaja akan diobservasi dan dieliminasi, metode
peramalan yang baru dilihat sebagai kebutuhan dan orang-orang cenderung untuk
berbuat lebih baik termasuk membuat ramalan, jika mereka mengetahui bahwa
tindakannya dimonitor.
b) Meningkatkan operasi
Perusahaan dijalankan oleh manusia dan mereka yang dapat melaksanakan pada
tingkat efisiensi yang lebih tinggi atau lebih rendah. Apabila mengenai investasi
maka para anggota mempertaruhkan reputasinya pada lini ini. Jika biaya berada
diatas yang diperkirakan maka penjualan akan berada dibawah yang diharapkan
dan sebaliknya, eksekutif terdorong untuk meningkatkan operasi dan
memberikan hasil mendekati yang diramalkan.
Pengertian Investasi
Investasi menurut Haming dan Basalamah, investasi ialah pengeluaran pada saat sekarang untuk
membeli aktiva real (tanah, rumah, mobil, dan lain-lain) atau juga aktiva keuangan
mempunyai tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar lagi dimasa yang
mendatang, selanjutnya dikatakan juga investasi ialah aktivitas yang berkaitan dengan usaha
penarikan sumber-sumber (dana) yang digunakan untuk mengadakan barang modal pada saat
sekarang, dan dengan barang modal tersebut akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang
akan datang.
Kesulitan penggunan NVP adalah investor atau manajer keuangan harus medapat tingkat
diskonto yang representatif untuk setiap proyek investsi. Untuk investor perusahaan,
tingkat diskonto ini adalah rata-rata tertimbang dari biaya dana atau rata-rata tertimbang
dari struktur modal perusahaan itu. Untuk investor individu, tingkat diskonto yang
relevan adalah biaya bunga pinjaman atau biaya modal sendiri.
IRR ialah menentukan tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari arus kas
bersih yang diharapkan akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah nilai
sekarang dari pengeluaran modal (PV if capital outlays).
Pada dasarnya IRR harus dicari dengan cara “trial dan error”. Yaitu dengan cara coba-coba.
Pertama-tama jika menghitung Present Value dari proceeds suatu investasi dengan
menggunakan tingkat bunga yang dipilih. Kemudian hasil perhitungan itu dibandingkan dengan
jumlah Present Value dari outlet-nya.
Contoh:
Hitunglah IRR dari sebuah investasi yang dapat memberikan arus kas bersih Rp 5.000.000
secara terus-menerus jika investasi awal yang diperlukan Rp 400.000.000
Jawab: IRR = 5.000.000/400.000.000
= 1,25 % per bulan
= 15 % p.a
Perhitungan nya dapat menggunakan rumus :
Contoh:
Suatu proyek investasi bernilai Rp. 15.000.000,-. Proceed tiap tahunnya adalah sama, yaitu
sebesar Rp. 4.000.000,-, maka periode pengembalian investasi tersebut adalah :
Ini berarti proyek investasi sistem informasi akan tertutup dalam waktu 3 tahun 9 bulan.
Bila proceed tiap tahun tidak sama besarnya, maka harus dihitung satu persatu. Misalnya nilai
proyek adalah Rp. 15.000.000,- umur ekonomis proyek adalah 4 tahun dan proceed tiap
tahunnya adalah :
Proceed tahun 1 sebesar Rp. 5.000.000,-
Proceed tahun 2 sebesar Rp. 4.000.000,-
Proceed tahun 3 sebesar Rp. 4.500.000,-
Proceed tahun 4 sebesar Rp. 6.000.000,-
Maka Payback Period dapat dihitung sebagai berikut :
Sisa investasi tahun 4 tertutup oleh proceed tahun ke 4, sebagian dari sebesar Rp.6.000.000,-
yaitu Rp.1.500.000,-/Rp.6.000.000,- =1/3 bagian. Jadi payback period investasi ini adalah 3
tahun 3 bulan.
Contoh:
Sebuah proyek investasi membuka kafe baru membutuhkan investasi awal Rp400.000.000 dan
mampu menghasilkan arus kas bersih Rp500.00.000 per bulan, berapakah indeks
profitabilitasnya?
IP = 500.000,00/400.000,00
= 1,25
Contoh :
Proyek butuh dana 280.000.000, umur 3 tahun, nilai sisa 40.000.000. Laba setelah pajak 3 tahun
berturut-turut. Tahun ke-1 40.000.000, tahun ke-2 50.000.000 dan tahun ke-3 30.000.000
Jawab:
(40.000.000+ 50.000.000 + 30.000.000 ) : 3
ARR = ____________________________________ x 100%
( 280.000.000 + 40.000.000 ) / 2
= 40.000.000/ 160.000.000
= 0,25
ARR = 25%
Adapun Kelebihan dari metode ARR, sebagai berikut :
a) Mudah menghitungnya
b) Informasi yang diperlukan biasanya tersedia
Kelemahan dari metode ARR, sebagai berikut :
a) Mengabaikan nilai waktu uang
b) Hanya menitikberatkan masalah akuntansi, kurang memperhatikan aliran kas
c) pendekatan jangka pendek , angka rata-rata menyesatkan
d) Kurang memperhatikan lamanya jangka waktu investasi
Pengertian Investasi
Kata investasi merupakan kata adopsi dari bahasa inggris, yaitu investment. Kata invest sebagai
kata dasar dari investment memiliki arti menanam. Dalam Webster’s New Collegiate Ditionary,
kata invest didefinisikan sebagai to make use of for future benefits or advantages and to commit
(money) in order to earn a financial return.
Kemudian kata investment diartikan sebagai the outley of money use for income or profit.
Dalam kamus istilah Pasar Modal dan keuangan kata invesment diartikan sebagai penanaman
uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan
(Arifin, 1999). Dan dalam kamus Lengkap Ekonomi, Investasi didefinisikan sebagai saham
penukaran uang dengan dengan bentuk-bentuk kekayaan lain seperti saham atau harta tidak
bergerak yang di harabkan dapat di tahan selama periode waktu tertentu supaya menghasilkan
pendapat (Wirasasmita,1999).
Sedangkan pendapat lain investasi di artikan sebagai komitmen atas sejumlah dana atau sumber
daya lain yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di
masa datang (Tendelilin,2001). Jadi, pada dasarnya sama yaitu penempatan sejumlah kekayaan
untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.
Selain itu, investasi berarti mengorbankan dollar sekarang untuk dollar pada masa depan
( Sharpe,1995). Ini berarti adalah penanaman modal saat ini untuk di peroleh mamfaatnya di
masa depan.
Pada umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada vinancial asset dan
investasi pada real asset, Investasi pada financial asset di lakukan di pasar uang, misalnya
berupa sertifikat deposito, commercial paper, Surat berharga pasar uang (SBPU), dan lainnya.
Investasi juga dapat dilakukan di pasar Modal, misalnya berupa saham, obligasi, warrant, obsi,
dan yang lainnya. Sedangkan investasi pada real asset dapat dilakukan dengan pembelian aset
produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, perkebunan, dan yang lainnya.
Sedangkan yang bisa dilakukan oleh investor sebagai alternatif investasi yaitu:
Menabung. Menabung di bank dapat mem-back up inflasi, karena bunga yang kita
terima bisa mem-back up inflasi.
Investasi Emas. Dengan kita berinvestasi emas maka kita akan terhindar dari resiko
inflasi yang akan menggerogoti nilai mata uang kita, karena apabila terjadi inflasi tinggi
maka harga emas pun akan tinggi.
4. Risiko Likuiditas
Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa
diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, maka
semakin likuid sekuritas tersebut. Resiko ini bisa juga didefinisikan sebagai kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek atau jatuh tempo dengan
menggunakan aset yang ada.
Contoh : Krisis yang melanda Indonesia, mulai mengenai perbankan dengan timbulnya
masalah kekurangan likuiditas (liquidity mismatch), semula dialami oleh beberapa bank,
tetapi kemudian menjadi sistemik. Krisis likuiditas secara sistemik, yang dialami
perbankan dimulai sekitar pelaksanaan kebijakan pencabutan ijin usaha atau likuidasi 16
bank tanggal 1 November 1997. Kepercayaan terhadap Rupiah yang menurun sejak
terjadinya gejolak moneter bulan Juli 1997 menjadi lebih buruk lagi setelah diterapkan
sistim nilai tukar yang mengambang secara bebas pada pertengahan Agustus 1997.
Pembelian mata uang dollar (USD) atau penjualan aset rupiah ramai dilakukan, dimulai
oleh pelaku pasar asing, akan tetapi kemudian diikuti oleh pemain pasar dalam negeri
dan pemilik dana dalam negeri.
Strategi Pemerintah menghadapi perkembangan ini dengan melakukan pengetatan
moneter, dengan menggunakan tindakan fiskal (melalui pengurangan pengeluaran rutin
maupun pembangunan dari APBN), kebijakan moneter (langkah BI menghentikan
pembelian SBPU bank-bank dan peningkatan suku bunga SBI sampai lebih dari dua kali
lipat), dan tindakan adminsitratif (instruksi Menkeu ke pada berbagai Yayasan dan
BUMN untuk mengalihkan deposito mereka menjadi SBI).
5. Risiko Nilai Tukar Mata Uang (Valas)
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan nilai mata
uang negara lainnya. Risiko ini juga dikenal dengan nama currency risk atau exchange
rate risk. Contoh : Dalam sebuah investasi yang membutuhkan mata uang asing sebagai
transaksi, misalkan US$, apabila US$ menguat sedangkan Rupiah melemah akan
membuat investor yang akan menanamkan modalnya dengan US$ akan membuat rugi,
karena Rupiah yang harus dikeluarkan semakin banyak.
Strategi Perusahaan atau pihak yang bergerak di jenis investasi ini sebaiknya melakukan
tindakan mengantisipasi atau meminimalisir resiko dengan melakukan hedging. Hedging
adalah suatu kegiatan perlindungan terhadap nilai uang. Hedging bisa dilakukan melaui
Contract forward dan forward rate yang memberikan kesempatan kepada pihak-pihak
yang ingin membeli valas dengan harga tertentu di masa depan yang telah disepakati
sekarang.
6. Risiko Negara
Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi
perpolitikan suatu negara. Resiko Politik ini juga berkaitan dengan kemungkinan adanya
perubahan ketentuan perundangan yang berakibat turunnya pendapatan yang
diperkirakan dari suatu investasi atau bahkan akan terjadi kerugian total dari modal yang
diinvestasikan. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, maka stabilitas ekonomi
dan politik negara bersangkutan akan sangat perlu diperhatikan guna menghindari risiko
negara yang terlalu tinggi.
Contoh : Libya sebagai negara pemilik cadangan minyak terbesar di Afrika mengalami
krisis akibat adanya protes yang dimulai pada tanggal 16 Februari 2011 untuk
menurunkan presiden yang berkuasa pada saat itu, menyebabkan terganggunya pasokan
minyak mentah, sebagai akibatnya harga minyak menjadi naik. Dengan melonjaknya
harga minyak mentah menyebabkan terjadinya krisis pangan secara global akibat
naiknya harga pangan. Hal ini dikarenakan Minyak dibutuhkan untuk peralatan pertanian
yang digunakan untuk memproduksi pangan dan Transportasi untuk mengangkut
pangan.
Strategi Perlunya investasi jangka panjang di sektor pertanian di negara berkembang,
mempersiapkan teknologi yang lebih baik utk bisa meningkatkan produktivitas pangan,
Investasi di infrastruktur pedesaan serta pelatihan untuk petani kecil guna mendorong ke
arah produksi yang lebih tinggi. Dengan mengatasi krisis pangan yang terjadi nantinya
mampu menghemat pengeluaran negara untuk penyediaan pangan dan mencegah
terjadinya inflasi akibat kenaikan harga pangan akibat berkurangnya produksi pangan.
7. Resiko Reinvestment.
Resiko Reinvestment yaitu resiko terhadap penghasilan-penghasilan suatu aset keuangan
yang harus di re-invest dalam aset yang berpendapatan rendah (resiko yang memaksa
investor menempatkan pendapatan yang diperoleh dari bunga kredit atau surat-surat
berharga ke investasi yang berpendapatan rendah akibat turunnya tingkat bunga.
Contoh : Kondisi investasi tidak akan sama ketika pembelian pertama kali suatu obligasi
khususnya pembelian obligasi untuk jangka panjang, karena perubahan ekonomi dan
politik dapat mempengaruhi tingkat suku bunga pada saat hendak menginvestasikan
kembali kupon-kupon dari obligasi tersebut. Untuk obligasi yang berdenominasi mata
uang asing (non-rupiah), gejolak fluktuasi nilai tukar valuta asing terhadap rupiah
mengakibatkan kerugian akibat selisih kurs.
Startegi Sebaiknya memilih berinvestasi dalam obligasi yang memberikan penghasilan
tetap secara periodik dan memilih beberapa jenis obligasi yang memiliki fitur call, yang
berarti perusahaan penerbit obligasi tersebut berhak untuk membeli kembali (buy back)
obligasi pada harga tertentu (call price) sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.
Investasi Reksadana
Investasi Reksadana adalah salah satu jenis investasi dengan cara menitipkan dana Kita kepada
perusahaan manager investasi untuk dikelola.
Biaya Hutang
Biaya hutang dapat didefinisikan sebagai bagian yang harus diterima dari suatu investasi agar
tingkat hasil minimum para kreditor terpenuhi. Jika perusahaan menggunakan obligasi sebagai
sarana untuk memperoleh dana dari hutang jangka panjang, maka biaya hutang adalah sama
dengan Kd atau Yield To Maturity (YTM)yaitu tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
pemegang atau pembeli obligasi. Biaya hutang dapat dicari dengan cara:
1. Biaya Modal dari Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek seperti hutang perniagaan, hutang wesel, kredit bank.
Contoh 1 :
Misalkan cash discount yang hilang selama 1 tahun sebesar Rp.5.000.000,- dan hutang
perniagaan rata-rata Rp.50 juta.
Maka,
Biaya modal sebelum pajak = 5 juta / 50 juta x 100% = 10%
Misal pajak 40%
Biaya modal sesudah pajak = 10% x (100%-40%) = 6%
Contoh 2 :
Bank memberikan kredit jangka pendek sebesar Rp.100 juta dengan bunga 2% per bulan
selama 8 bulan. Syarat aktiva yang dijadikan jaminan harus diasuransikan selama umur
kreditnya dg premi asuransi Rp.5 juta.
Maka :
Uang yg diterima dari bank = Rp. Pinjaman – (bunga 8 bln + premi asuransi)
= Rp. 100 juta – (Rp.16 juta + Rp. 5 juta)
= Rp. 79 juta.
Beban yg sebenarnya di tanggung peminjam
= Rp.21 juta
Jadi biaya kredit sebelum pajak = Rp.21 juta / Rp.79 juta x 100% = 26%.
Biaya kredit per bulan = 26% / 8 = 3,25%
Misal tingkat pajak 25 % =
Biaya modal sesudah pajak = 3,25% x(100%-25%)= 2,43 % per bulan.
2. Biaya Modal Jangka Panjang
Biaya modalnya dgn memperhitungkan jumlah neto yg diterima dg pengeluaran kas yg
terjadi karena penggunaan dana tersebut.
Contoh :
Obligasi dikeluarkan dengan nominal per lembar Rp.100 juta dan umurnya 10 tahun.
Hasil penjualan neto yg diterima adalah Rp.97.000.000,- Bunga obligasi 4% per tahun.
Berapa cost of bond ?
Jawab :
a. Dana rata-rata selama 10 tahun = (100 jt + 97 jt) /2 = 98,5 jt
b. Selisihnya dialokasikan untuk 10 thn = 3 jt /10 thn = 300.000 (+bunga)
Bunga = 4% x 100 jt = 4 jt
Beban per tahun (average annual cost ) = 4 jt + 300.000 = Rp4,3 jt
c. Menghitung biaya rata-rata per tahun = (4,3 jt /98,5 jt) x 100% = 4,4%
d. Misal tingkat pajak 25% ,
Maka biaya modal = 4,4% x (100% - 25%) = 3,3%.
Jawaban:
Biaya modal saham preferen = Dp / Pn
Biaya modal saham preferen = 600 / 9000 = 6,67%.
WACC = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]
Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break Point.
Interest Payment
Cod = x 100%
Nominal Wesel – Interest Payment
Catatan : Persentase biaya emisi dihitung dari harga jual sebelum dikurangi
biaya emisi.
Atau : ke = D1 x 100%
Pnet
dimana : D1 = Divident yang diharapkan.
Pnet = Harga pasar saham dikurangi biaya emisi saham.
Jika diharapkan dividend akan mengalami pertumbuhan selamanya sebesar g, maka besarnya
biaya modal :
ke = D1 + g
Pnet
$ 500,000 100%
Tambahan Modal.
Tambahan modal akan dapat mengakibatkan kenaikan marginal cost of capital (MCC),
sehingga WACC-nya naik, apabila tambah-an modal tersebut begitu besarnya sehingga
perusahaan harus melakukan emisi saham baru. Agar supaya tambahan modal tidak
menaikan WACC, maka tambahan modal harus memperhatikan besarnya laba ditahan pada
periode tersebut.
Besarnya tambahan modal yang diperlukan supaya tidak mening-katkan WACC
dapat dihitung dengan rumus sbb :
Laba Ditahan
Tambahan Modal =
Persentase Saham Biasa
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Misalkan, diketahui :
Komponen Jumlah Modal Biaya masing- Persentase
Modal komponen dari total
Rp 150.000.000
Tambahan Modal = Rp 200.000.000,00.
0,75
Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, maka WACC-nya akan naik,
karena perusahaan harus menerbitkan saham baru. Dimana penerbitan saham baru ini
akan dibebani biaya emisi atau flotation cost, sehingga wacc-nya naik.
38
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
39
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
40
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
2. Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional terhadap struktur dan penilaian modal mengasumsikan adanya
struktur modal optimal dan manajemen dapat meningkatkan nilai total perusahaan
melalui penggunaan pengungkit keuangan. Pendekatan ini menyatakan perusahaan pada
awalnya dapat mengurangi biaya modalnya dan meningkatkan nilai totalnya melalui
pengembalian ekuitas yang diminta. Peningkatan ke tidak sepenuhnya mengimbangi
manfaat yang diperoleh dari pendanaan hutang yang lebih murah. Dengan semakin
seringnya dilakukan pengungkitan keuangan, investor secara meningkat menghukum
tingkat pengembalian perusahaan hingga akhirnya pengaruh ini dapat mengimbangi
manfaat pendanaan yang lebih murah.
Satu variasi pendekatan tradisional, di mana ke diasumsikan akan meningkat pada tingkat
yang lebih cepat dengan pengungkit keuangan. Sedangkan ki diasumsikan akan
meningkat hanya setelah peningkatan pengungkit keuangan dalam jumlah besar.
Awalnya, rata-rata tertimbang biaya modal menurun dengan penggunaan pengungkit
keuangan yang tidak terlalu besar. Sampai pada titik tertentu, peningkatan dapat lebih
mengimbangi penggunaan dana hutang yang lebih murah dalam struktur modal, sehingga
ko mulai mengalami peningkatan. Peningkatan ko ini selanjutnya memperoleh dukungan
pada saat ki mulai meningkat. Struktur modal optimal adalah titik di mana ko berada
pada titik terendah.
Pada posisi struktur modal optimal tersebut, tidak hanya rata-rata tertimbang biaya modal
perusahaan mencapai titik terendah, namun total nilai perusahaan juga mencapai titik
tertinggi. Hal ini disebabkan semakin rendah tingkat kapitalisasi, ko, yang digunakan
pada arus laba operasi bersih perusahaan, semakin tinggi nilai serang bersih arus tersebut.
Oleh karena itu, pendekatan tradisional struktur modal menunjukkan bahwa: (1) biaya
modal bergantung pada struktur modal perusahaan dan (2) terdapat struktur modal
optimal.
3. Nilai Perusahaan, Biaya Agensi, Teori Tradeoff Statis, dan Teori Pecking Order
Masalah agensi merupakan konflik antarkelompok, pemilik (pemegang saham), manajer
perusahaan, dan karyawan. Ada perbedaan kepentingan antara ketiga kelompok tersebut.
41
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
42
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
menurunkan nilai pasar obligasi perusahaan. Jelas, pemegang obligasi akan tak senang
dengan hasilnya.
Untuk mengurangi konflik kepentingan ini, kreditur (investor obligasi) dan pemegang
saham mungkin setuju memasukkan aturan pembatas dalam kontrak obligasi. Aturan
biasanya membatasi pembayaran dividen tunai atas saham biasa. Untuk memastikan
bahwa aturan protektif diikuti manajemen berarti biaya monitor muncul. Seperti biaya
monitor lainnya, ditanggung oleh pemegang saham biasa. Selanjutnya, seperti biaya lain,
melibatkan analisis tradeoff yang penting.
a. Tanpa aturan obligasi yang protektif banyak aturan obligasi yang protektif.
b. Tingkat bunga tinggi tingkat bunga rendah.
c. Biaya monitor rendah biaya monitor tinggi.
d. Tak ada efisiensi operasi yang hilang banyak efisiensi operasi yang hilang.
Gambaran tersebut menunjukkan beberapa tradeoff dalam penggunaan aturan obligasi
protektif. Tetapi perusahaan mungkin bisa menjual obligasi yang tak memiliki aturan
protektif hanya dengan menerapkan tingkat bunga yang sangat tinggi. Tanpa aturan
protektif, tak ada biaya monitor. Juga, tak ada efisiensi operasi yang hilang, seperti bisa
bergerak cepat untuk mendapatkan perusahaan tertentu di pasar akuisisi. Sebaliknya,
kemauan memasukkan beberapa aturan dapat mengurangi biaya eksplisit kontrak utang,
tapi akan melibatkan biaya monitor yang nyata dan kehilangan sedikit efisiensi operasi
(yang juga berarti biaya yang lebih tinggi). Maka saat penerbitan utang pertama dijual,
tradeoff akan terjadi di antara biaya monitor, kehilangan efisiensi operasi, dan menikmati
biaya bunga eksplisit yang lebih rendah.
Myers dengan ringkas mengikhtisarkan teori pecking order struktur modal dengan 4 poin:
a. Perusahaan menerapkan kebijaksanaan dividen untuk kesempatan investasi.
b. Perusahaan lebih suka mendanai kesempatan investasi dengan dana yang
sepenuhnya dari dalam dulu, lalu modal keuangan eksternal akan dicari.
c. Saat pendanaan eksternal dibutuhkan, perusahaan akan pertama memilih
menerbitkan sekuritas utang, menerbitkan sekuritas jenis modal akan dilakukan
terakhir.
43
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
44
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Struktur Modal perusahaan dihadapkan pada berbagai variabel yang mempengaruhinya. Terdapat
10 variabel yang mungkin akan berpengaruh yaitu: tingkat bunga, stabilitas penjualan, tingkat
pertumbuhan penjualan, susunan aktiva, kadar risiko dari aktiva, kebutuhan modal, struktur
saingan, keadaan pasar modal, sikap manajemen, dan sikap pemberi pinjaman.
Bagi perusahaan susunan struktur modal terbaik dikatakan sebagal Struktur Modal Optimum.
Struktur modal optimum menurut pendekatan konservatif adalah struktur modal yang
menggunakan modal pinjaman maksimum 50% dari total modal. Sedangkan menurut pendekatan
biaya modal struktur modal optimum adalah struktur modal yang dapat meminimumkan rata-rata
biaya modal perusahaan. Metoda biaya modal ini dapat dianalisis dengan berbagai pendekatan,
dan pendekatan yang dipilih pada persoalan ini adalah Pendekatan Tradisional yang menyatakan
bahwa struktur modal optimum akan terjadi pada kondisi rata-rata biaya modal minimum dan
nilai perusahaan maksimum. Disini harus dilakukan analisis terhadap variabel-variabel yang
berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan dan hubungannya dengan penentuan nilai
perusahaan. Sehingga harus ditentukan:
1. Variabel yang dominan terhadap struktur modal dengan menggunakan Analisa Faktor.
2. Menentukan nilai perusahaan yang maksimum.
Menurut Maness (1988), ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan struktur modal
optimal, yaitu:
1. Stabilitas Penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih
banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
2. Operating Leverage
Perusahaan yang mengurangi leverage operasinya lebih mampu untuk menaikkan
penggunaan leverage keuangan (hutang).
3. Corporate Taxes
Karena bunga tax-deductable, ada sebuah keuntungan jika menggunakan hutang.
Marginal tax rate perusahaan yang lebih tinggi, maka keuntungan menggunakan hutang
akan lebih tinggi, semua yang lainnya dianggap sama.
45
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
46
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
47
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
capital). Dan struktur modal yang optimum tercapai apabila biaya modal rata-rata tertimbang
adalah rendah. Karena biaya modal ini berhubungan dengan profitabilitas, maka pada saat
struktur modal optimum diperhitungkan pula tingkat profitabilitas dengan cara ROA dan ROE.
Untuk menghitung besarnya biaya modal dalam kaitanya dengan struktur modal dan nilai
perusahaan digunakan beberapa rumus berikut[7]:
1. Rumus pertama untuk menghitung return obligasi:
Ki = I/B.
Dimana:
I = bunga hutang tahunan
B = Nilai pasar obligasi yang beredar
Ki = Return dari obligasi
2. Rumus kedua untuk menghitung return saham biasa:
Ke = E/S
Dimana :
E = Laba untuk pemegang saham biasa
S = Nilai pasar saham biasa yang beredar
Ke = Return dari saham biasa
3. Rumus ketiga untuk mengitung return bersih perusahaan:
Ko = O/V
Dimana :
O = Laba operasi bersih
V = Total Nilai perusahaan
Ko = Return bersih perusahaan
Struktur modal yang optimal harus mengutamakan kepentingan pemegang saham. Oleh sebab itu
pertama kalinya perusahaan sebaiknya mendanai usahanya dengan internal financing yang
berasal dari laba ditahan dan depresiasi pada aktiva tetapnya. Laba ditahan merupakan alternatif
pertama yang digunakan untuk memodali kegiatan perusahaan. Alternatif pertama ini cenderung
tidak mencukupi kebutuhan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam mengembangkan
48
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
usahanya, maka tidak terhindarkan lagi bahwa perusahaan memerlukan external financing untuk
mencukupi kebutuhan dananya.
Alternatif kedua adalah External financing (pendanaan dari luar dapat berupa hutang, serta
menerbitkan saham). Perusahaan dapat memperoleh sumberdana dari para investor atas saham
yang dijual perusahaan kepada publik. Perusahaan dapat menerbitkan sejumlah saham biasa
untuk mencukupi kebutuhan modalnya. Namun beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
perusahaan, karena semakin banyak saham yang beredar akan menurunkan nilai perusahaan.
Turunnya nilai perusahaan berarti turun juga harga sahamnya, sebab investor beranggapan jika
perusahaan menerbitkan saham baru berarti suatu sinyal bagi investor bahwa perusahaan itu
memiliki prospek yang tidak menguntungkan. Jika penerbitan saham menyebabkan sinyal
negatif pada investor mengenai pandangannya terhadap perusahaan, maka perusahaan akan
mencoba untuk menghindari penjualan saham dan lebih memilih mendapatkan modal baru
dengan cara-cara lain, termasuk menggunakan utang di luar sasaran struktur modal yang normal.
Disini perusahaan memanfaatkan hutang dalam bentuk menerbitkan obligasi, mengambil
pinjaman di Bank atau lembaga lainnya. Dalam mengambil kebijakan hutang, manajer keuangan
harus mempertimbangkan manfaat dan biaya dari penggunaan hutang terhadap struktur
modalnya. Penggunaan utang mengakibatkan peningkatan EBIT yang mengalir ke investor, jadi
semakin besar utang perusahaan, semakin tinggi nilainya dan harga saham perusahaan. Harga
saham perusahaan akan mencapai titik maksimal ketika seluruh pendanaannya menggunakan
hutang, tetapi tidak ada perusahaan yang menggunakan seratus persen hutang sebab perusahaan
memperhitungkan biaya kebangkrutan dan menekan biaya-biaya kebangkrutan tersebut.
Brigham dan houston menambahkan bahwa ada tambahan reksiko yang dibebankan kepada para
pemegang saham biasa sebagai hasil dari keputusan untuk mendapatkan pendanaan melalui
utang. Untuk menjelaskan hal ini misalnya ada 10 orang yang akan membentuk sebuah perseroan
yang akan memproduksi computer, asumsikan perusahaan akan dikapitalisasi dengan 50 persen
utang dan 50 persenm ekuitas, dengan lima orang investor menempatkan modal mereka sebagai
utang dan lima lainnya menempatkan uang mereka sebagai ekuitas.
Dalam hal ini, lima orang investor akan menanggung seluruh resiko bisnis perusahaan, sehingga
saham biasa akan dua kali lebih beresiko daripada perusahaan hanya didanai dengan ekuitas. Jadi
49
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
50
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
3. Kebijakan Dividen
Implikasi bahwa banyak perusahaan yang mencoba menggunakan kebijakan dividen
dalam jumlah yang konstan akan langsung dirasakan bagi manajer keuangan, yaitu
dengan menyediakan dana untuk membayar jumlah dividen yang tetap. Semakin tinggi
tingkat leveragenya, semakin besar kemungkinan perusahaan tidak bisa membayar
dividen dalam jumlah yang tetap.
4. Pengendalian
Penggunaan hutang yang agak tinggi daripada mengeluarkan saham baru dianggap lebih
menguntungkan dengan alasan kepemilikan. Hal ini bisa jadi menyebabkan pihak yang
semula memiliki sebagian besar saham dengan pengeluaran saham baru akan menjadi
berkurang bagiannya dan akan mengurangi penguasaan atas perusahaan.
5. Risiko Kebangkrutan
Menurut Halim dan Sarwoko (1995), pada pasar modal sempurna, risiko kebangkrutan,
aktiva dapat dijual sesuai dengan nilai ekonomisnya dan dibagikan sesuai dengan klaim.
Pada pasar yang kurang sempurna dan tidak diperhitungkan biaya kebangkrutan, pada
saat perusahaan mengalami kebangkrutan akan menyebabkan aktiva dijual di bawah nilai
ekonomisnya. Biaya administrasi menyebabkan penerimaan pemegang saham menjadi
berkurang.
6. Stabilitas Penjualan
Bagi perusahaan yang memiliki tingkat penjualan yang stabil tiap tahunnya boleh
memiliki hutang yang besar dengan risiko menanggung biaya tetap yang tinggi.
7. Struktur Aktiva
Aktiva dapat digunakan sebagai jaminan peminjaman hutang dalam jumlah besar.
8. Elastisitas Operasi
Elastisitas operasi rendah yang dimiliki perusahaan lebih memungkinkan untuk
memanfaatkan hutang keuangan.
51
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
9. Tingkat Pertumbuhan
Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat, wajib mengandalkan modal
eksternal dalam bentuk obligasi daripada saham yang memiliki biaya pengembangan
yang tinggi.
10. Profitabilitas
Perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian investasi tinggi cenderung memiliki
hutang dalam jumlah kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi dapat digunakan sebagai
permodalan dalam bentuk laba ditahan.
11. Pajak
Tambahan tarif pajak suatu perusahaan akan lebih bak dalam menggunakan permodalan
hutang.
12. Kendali
Pengendalian terhadap penggunaan hutang dalam perusahaan perlu dipertimbangkan,
apabila menggunakan jumlah hutang yang sedikit, manajemen menghadapi risiko
pengambilalihan oleh perusahaan lain dan jika terlalu banyak, dihadapkan pada masalah
kegagalan memenuhi kewajiban.
13. Sikap Manajemen
Sikap manajemen yang cenderung konservatif atau sebaliknya dalam menggunakan
hutang akan sedikit banyak mempengaruhi harga saham.
14. Sikap Kreditur
Penentuan struktur modal yang tepat di tentukan oleh sikap manajemen dalam menyikapi
kreditur. Peminjaman dana lebih dapat membuat keengganan debitur atau pemberian
dengan tingkat suku bunga yang tinggi.
15. Kondisi Pasar
Perubahan jangka pendek dan jangka panjang kondisi di pasar saham dan obligasi akan
mempengaruhi struktur modal optimal suatu perusahaan.
16. Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal perusahaan akan ikut mempengaruhi target struktur modal. Bagi
perusahaan baru, estimasi laba besar dimasa yang akan datang belum mencerminkan
52
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
harga saham. Penggunaan hutang sampai laba terlearisir dan tercermin dalam harga
saham, mengemisi, melunasi hutang dan kembali pada target struktur modal.
Teori-teori kapitalisasi
Teori kapitalisasi terbagi ke dalam dua golongan, yaitu :
1. Berdasarkan pendapatan atau earning Niali suatu perusahaan dapat ditentukan
berdasarkan pendapatan yang didapatka setiap tahunya dikalikan dengan multiplayer
tertentu.
2. Berdasarkan pengeluaran atau cost Kapitalisasi perusahaan didasarkan pada cost dari
fixed capital yang digunakan dalam suatu perusahaan.
Under capitalization
Under capitalization terjadi apabila :
a. Average rate of return dari perusahaan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
rate of return dari modal yang diinvestasikan dalam perusahaan yang sejenis lainya.
b. Jumlah nilai security yang tercantum dalam nereca jauh lebih kecil daripada nilai riil
daripada assetnya.
53
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
54
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
55
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Leverage terdiri dari (1) Rasio Hutang ( debt ratio ), (2) Rasio Jaminan ( coverege
ratio ).
b. Rasio hutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka panjang, sedangkan rasio jaminan menunjukkan kemampuan untuk
membayar bunga dan pokok pinjamn yang jatuh tempo. Untuk menghitung rasio
hutang, manajemen menggunakan informasi dari neraca. Untuk menghitung rasio
jaminan, informasi dari laporang rugi – laba yang dipergunakan.
c. Manajemen dapat menggunakan metoda perhitungan rasio sbb :
1) Rasio Hutang:
- Total hutang/Total aktiva
- Hutang jangka panjang/ (Hutang jangka panjang + Modal sendiri)
- Total hutang/ Modal sendiri
2) Rasio Jaminan:
- Time interest earned = EBIT/Biaya bunga
- Debt service coverage = EBIT / [ biaya bunga + (pembayaran pokok
pinjman/1 – pajak) ]
3) Rasio hutang dan rasio jaminan dapat dihitung berdasarkan :
(1) posisi keungan perusahaan pada saat ini, (2) posisi keuangan
perusahaan dengan alternatif – alternatif pendanaan yang ada seperti 100
% modal sendiri, 100% hutang dsb. Rasio – rasio tersebut kemudian
dibandingkan dengan rasio indusstri. Dari perbandingan tersebut,
manajemen dapat menentukan alternatif pendanaan yang paling tepat bagi
perusahaan. Hal ini tidak berarti bahwa manajemen harus
mempertahankan rasio yang sama dengan rasio industri. Kegunaan
perbandingan rasio dengan rasio industri adalah jika perusahaan memilih
rasio hutang dan rasio jaminan yang menyimpang dari rasio industri, ia
harus memiliki alasan yang kuat.
56
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
57
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
58
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di
dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain,
pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila
perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup
untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup
biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya
akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya
tetap yang harus di keluarkan.
Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana
pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh
pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil
keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut:
1. Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami
kerugian.
2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
3. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
4. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan
terhadap keuntungan yang diperoleh.
59
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
variabel operating cost per unit juga akan bertambah besar dengan meningkatkan volume
penjualan mendekati kapasitas penuh. Hal ini bisa saja disebabkan karena menurunnya efesiensi
tenaga kerja atau bertambah besarnya upah lembur.
2. Klasifikasi biaya
Kelemahan kedua dari analisa break even point adalah kesulitan di dalam mengklasifikasikan
biaya karena adanya semi variabel cost dimana biaya ini tetap sampai dengan tingkat tertentu dan
kemudian berubah-ubah setelah melewati titik tersebut.
60
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
61
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Pada keadaaan titik impas laba operasinya sama dengan nol, sehingga akan menghasilkan jumlah
produk (dalam satuan unit maupun satuan uang penjualan) yang dijual mencapai titik impas
ditambah biaya tetap.
2. Metode Kontribusi Unit
Menurut Simamora Metode Kontribusi Unit merupakan variasi metode persamaan. Setiap unit
atau satuan produk yang terjual akan menghasilkan jumlah margin kontribusi tertentu yang akan
menutup biaya tetap. Metode kontribusi unit adalah metode jalan pintas dimana harus diketahui
nilai margin kontribusi. Margin Kontribusi adalah hasil pengurangan pendapatan dari penjualan
62
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
dengan biaya variabel.Sedangkan rasio margin kontribusi adalah margin kontribusi dibagi
dengan penjualan. Untuk mencari titik Impas rumusnya adalah sebagai berikut:
3. Metode Grafis
Manajer dapat menggambarkan titik impas melalui grafis. Grafis titik impas akan menunjukkan
volume penjualan pada sumbu x atau garis horizontal dan biaya akan terletak pada sumbu y atau
garis vertikal. Sedangkan titik impas akan terletak pada perpotongan antara garis pendapatan dan
garis biaya. Garis sebelah kiri garis impas menunjukkan sisi kerugian, sebaliknya sisi kanan
menunjukkan sisi laba usaha.
Dengan menggunakan metode grafis manajer dapat menghindari metode matematis pada waktu
tingkat penjualan yang berbeda tengah dipertimbangkan. Metode grafis akan membantu manajer
dalam mengevaluasi akibat perubahan volume tahun lalu dan dapat memproyeksikan volume
penjualan pada tahun yang akan datang.
Menurut Simamora grafis titik impas mempunyai beberapa hal penting yaitu selama harga jual
melebihi biaya variabel ( margin kontribusinnya positif), maka penjualan yang lebih banyak akan
menguntungkan perusahaan, baik dengan meningkatkan laba ataupun mengurangi kerugian.
Oleh karena itu, perusahaan lebih baik tetap beroperasi karena kerugian mereka akan lebih besar
lagi jika perusahaan menghentikan atau menutup kegiatan usahanya, hal ini pada umumnya
sering terjadi pada bisnis musiman.
63
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Contoh 1
Fixed Cost suatu toko sepatu : Rp.500.000,-
Variable cost Rp.10.000 / unit
Harga jual Rp. 20.000 / unit
Maka BEP per unitnya adalah
BEP = Rp.500.000
20.000 – 10.000
= 50 unit
64
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Artinya perusahaan perlu menjual 50 unit sepasang sepatu agar terjadi break even point. Pada
pejualan unit ke 51, maka toko itu mulai memperoleh keuntungan.
Contoh BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :
Contoh 2
Sebuah perusahaan yang diberi nama “Usaha Maju” memiliki data-data biaya dan rencana
produksi seperti berikut ini :
Biaya Tetap sebulan adalah sebesar Rp.140juta yaitu terdiri dari :
biaya gaji pegawai + pemilik = Rp.75,000,000
biaya penyusutan mobil kijang = Rp. 1,500,000
biaya asuransi kesehatan = Rp.15,000,000
biaya sewa gedung kantor = Rp.18,500,000
biaya sewa pabrik = Rp.30,000,000
Biaya variable per unit Rp. 75,000.00 yaitu terdiri dari :
biaya bahan baku = Rp.35,000
biaya tenaga kerja langsung = Rp.25,000
biaya lain = Rp.15,000
Harga Jual per Unit Rp.95,000.
Sekarang mari kita hitung berapa tingkat BEP usaha tersebut baik dalam unit maupun dalam
rupiah :
65
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
66
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
BEP – Laba = (Biaya Tetap + Target Laba) / (Harga per unit – Biaya Variable/ unit)
= (Rp.140juta + Rp.75juta) / (Rp.95,000 – Rp.75,000)
= Rp.215juta / Rp.20,000
= 10,750 unit
Mari kita buktikan perhitungan tersebut diatas, apakah benar dengan menjual sebanyak 10,750
unit Usaha Maju Terus akan mendapatkan laba sebesar Rp.75,000,000.
a. Penjualan Rp.1.021.250.000
b. Dikurangi = biaya tetap (Rp. 140.000.000), biaya variabel (10.750xRp.75.000) Rp.
806.250.000 Total biaya Rp. 946250000
c. Laba/Rugi = Rp. 75.000.000
Kesimpulan : Terbukti.
Graphical Approach
Secara grafis titik break even ditentukan oleh persilangan antara garis total revenue dan garis
total cost.
67
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT (BEP) akan bergeser atau berubah
apabila:
1. Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana
perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun
perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan
bergeser keatas atau sebaliknya.
2. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan
menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biayaVC per unit akan
menggeser BEP keatas atau sebaliknya.
3. Perubahan dalam sales price per unit, Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis
total revenue (TR). Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun
semua biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya.
4. Terjadinya perubahan dalam sales mix, Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari
satu macam produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan
produk lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi
kenaikan 20% pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.
68
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
69
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang
merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancarnya.
70
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
71
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
72
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
1. Pembiayaan permanen
2. Pembiayaan lancar
Sumber modal kerja untuk pembiayaan lancar digunakan untuk membiayai modal kerja variabel
yang biasanya terdiri dari dua sumber:
a. Modal dari sumber internal terdiri dari:
- Penyusunan
- Kewajiban yang belum jatuh tempo
- Cadangan dan laba
b. Modal sumber enksternal:
- Kredit
- Pinjaman
73
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
persediaan barang setengah jadi atau persediaan barang dalam proses. Perusahaan pada
umumnya memiliki tiga jenis kebijakan modal kerja, yaitu:
1. Kebijakan yang agresif, yaitu modal kerja dipenuhi dengan seluruhnya dengan utang
jangka pendek
2. Kebijakan yang moderat, yaitu modal kerja dipenuhi 50% dengan utang jangka pendek
dan 50% dipenuhi dengan utang jangka panjang
3. Kebijakan yang konservatif, yaitu seluruh modal kerja dipenuhi dengan utang jangka
panjang
74
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
2. Sebaliknya, jika penjualan turun maka rasio tersebut juga akan rendah. Apalagi jika
modal kerja naik.
Contoh:
Jumlah penjualan netto suatu perusahaan adalah Rp. 8 Miliar, aset lancar yang dimiliki Rp. 2,4
Miliar, sedangkan utang lancar yang dimiliki hanya sekitar Rp. 1 Miliar. Maka perputaran modal
kerja adalah….
WCTR = Penjualan: (Aset Lancar-Utang Lancar)
= Rp. 8 miliar : (Rp. 2,4 miliar – Rp. 1 miliar)
= 5,17 kali.
Hal tersebut menandakan bahwa dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 5,17
kali dalam satu tahun.
75
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhan
modal kerja. Bila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerjapun akan meningkat
demikian sebaliknya.
4. Perkembangan Teknologi
Kemajuan tehnologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan
mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Otomatisasi yang mengakibatkan proses produksi
yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas
maksimum dapat tercapai, selain itu membuat perusahaan mempunyai persediaan barang
jadi, dalam jumlah jumlah yang lebih banyak pula bila tidak diimbangi dengan
pertambahan penjualan yang besar.
5. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas
Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal
kerja yang yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba
perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan persediaan yang lebih besar
akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi yang dilakukan dan
resiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan
barang yang cukup (Sundjaja, 2003).
6. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian
kredit beli,lama penyimpanan bahan mentah di gudang,lamanya proses produksi,lamanya
barang disimpan di gudang,jika waktu penerimaan piutang.
7. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan bahan
mentah,bahan pembantu,pembayaran upah buruh,dan lain-lain. Menurut Zamit (2009)
modal kerja makin besar,jika :
a) Jumlah pengeluaran kas setiap tetap,periode perputaran lama.
b) Periode perputaran tetap,jumlah pengeluaran kas besar.
76
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Penggunaan modal kerja menurut Kasmir ( 2012: 258) biasa dilakukan perusahaan untuk:
1. Pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainnya
Maksudnya dari pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainya,
perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar gaji, upah dan biaya operasi
perusahaan lainnya yang digunakaan untuk menunjang penjualan.
2. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan
Maksudnya pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagaan adalah pada
sejumlah bahan baku yang dibeli yang akan digunakaan untuk proses produksi dan
pembelian barang dagaan untuk di jual kembali.
3. Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga
Maksudnya menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga adalah pada saat perusaan
menjual surat-surat berharga, namun mengalami kerugian. Hal ini akan mengurangi
modal kerja dan segera ditutupi.
4. Pembentukan dana
Pembentukan dana merupakan pemisahan aktiva lancar untuk tujuan tertentu dalam
jangka panjang, misalnya pembentukan dana pensiunan, dana ekspansi, atau dana
pelunasaan obligasi. Pembentukan dana ini akan mengubah bentuk aktiva dari aktiva
lancar menjadi aktiva tetap.
5. Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, dan mesin )
Pembelian aktiva tetap atau investasi jangka panjang seperti pembelian tanah, bangunan,
kendaraan dan mesin. Pembelian ini akan mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar dan
timbulnya utang lancar.
77
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Contoh soal 1
PT. Abadi Sentosa memiliki neraca dan laporan laba rugi sebagai berikut:
78
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
PT. Abadi Sentosa pada tahun 2007 merencanakan menjual produknya senilai Rp. 75.000.000
Perusahaan bekerja sebulan rata-rata 30 (tiga puluh hari). Berapa besar kebutuhan modal kerja
PT. Abadi tahun 2007?
Jawaban:
Perputaran Kas = Penjualan = Rp 60.000.000 = 130 kali
Kas Rp 461.538
Perputaran Piutang = Penjualan = Rp 60.000.000 = 31 kali
Piutang Rp 1.900.000
Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan = Rp 41.400.000 = 18 kali
Persediaan Rp 2.300.000
Setelah perputaran dari setiap unsur modal kerja di ketahui, selanjutnya di hitung periode
terikatnya unsur modal kerja, dan hasilnya dijumlahkan menjadi periode terikatnya modal kerja
(diasumsikan 1 tahun = 360 hari).
Periode terikatnya modal kerja adalah sebagai berikut:
Kas = 360/130 = 3 hari
Piutang = 360/31 = 12 hari
Persediaan = 360/18 = 20 hari
Jumlah 35 hari
79
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Dengan demikian periode terikatnya modal kerja secara keseluruhan adalah 35 hari, sehingga
perputaran unsur modal kerja adalah 360/35 = 10 kali.
Apabila pada tahun 2007 perusahaan diperkirakan akan mampu menjual produknya seharga Rp.
75.000.000 maka:
Kebutuhan modal kerjanya = Rp 75.000.000 = Rp. 7.500.000
10
80
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
keluar dapat berupa sejumlah uang yang digunakan untuk melakukan investasi baik yang
berkaitan dengan bidang usaha maupun tidak.
Dikarenakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar ini akan terus menerus terjadi sepanjang
perusahaan beroperasi, maka pihak manajemen perlu mengaturnya. Hal-hal yang perlu diatur
misalnya agar jumlah yang masuk selalu lebih besar daripada uang keluar. Dengan demikian,
keseimbangan cash flow perusahaan dapat terjamin.
Menurut Lukman Syamsudin, dalam bukunya “Manajemen Keuangan Perusahaan”
menyatakan bahwa: “Anggaran kas adalah suatu alat yang dapat digunakan manajer keuangan
untuk meramalkan atau memperkirakan kebutuhan-kebutuhan dana jangka pendek dan untuk
mengetahui kekurangan atau kelebihan uang selama periode budget”.
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa anggaran kas akan memiliki peranan yang
penting dalam mengendalikan kas, dimana kegunaannya terutama untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menambah dana dari sumber-sumber intern dan sekaligus memperkirakan
saldo kas pada setiap akhir tahun anggaran yang ditetapkan. Dalam menjalankan suatu
perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan, dibutuhkan suatu efektivitas
pengendalian kas terhadap setiap perusahaan dalam kegiatan perusahaannya.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa anggaran kas adalah
gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang tunai yang bertalian dengan
rencana keuangan perusahaan dan transaksi lainnya yang menyebabkan perubahan-perubahan
pada posisi kas atau menunjukkan aliran kas pada periode tersebut.
81
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Motif berjaga-jaga, artinya uang kas digunakan untuk berjaga-jaga sewaktu dibutuhkan
uang kas untuk keperluan yang tidak terduga.Misalnya pada saat perusahaan mengalami
kerugian tertentu dan harus menutupi kerugian tersebut sesegera mungkin.
3. Motif Spekulasi (Speculative Motive)
Motif spekulasi, artinya uang kas digunakan untuk mengambil keuntungan dari
kesempatan yang mungkin timbul diwaktu yang akan datang, seperti turunnya harga
bahan baku secara tiba-tiba akan menguntungkan perusahaan dan diperkirakan
kemungkinan akan meningkat dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dalam hal ini
perusahaan akan memiliki kesempatan untuk membeli dengan uang kas yang dimilikinya,
dan menjualnya pada saat harga naik.
4. Kebutuhan saldo Kompensasi (Compensating Balance)
Motif saldo kompensasi merupakan salah satu alasan perusahaan untuk mengadakan
kas.Perusahaan memiliki saldo kas tertentu di bank dalam bentuk rekening giro, sebagai
kompensasi atas jasa pelayanan yang diberikan bank kepada perusahaan. Sejumlah dana
berupa saldo minimum yang diputuskan untuk tetap berada di bank dalam rekening
giro, sehingga perusahaan tidak perlu membayar jasa pelayanan tertentu kepada bank.
Dengan adanya saldo ini, bank dapat meminjamkan dana kepada nasabah dengan jangka
waktu yang lebih lama. Bank akan memperoleh penghasilan bunga yang merupakan
biaya jasa tidak langsung yang harus dibayar oleh nasabah tersebut.
Aliran Kas
Aliran kas dalam perusahaan : Aliran kas masuk (cash inflow) dan aliran kas keluar (cash out
flow). Aliran kas ada yang kontinyu dan tidak kontinyu (intermittent).
Aliran kas masuk kontinyu (misalnya hasil penjualan produk secara tunai, penerimaan
piutang). Aliran kas masuk intermittent (misalnya pendapatan dari peyertaan pemilik
perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit dari bank, penjulan AT yang tdk
terpakai).
82
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Aliran kas keluar kontinyu (misalnya kas utk pembelian bahan mentah, gaji karyawan),
Aliran kas keluar intermittent (misalnya pengeluaran untuk pembayaran dividen, bunga,
pembayaran angsuran hutang pembelian kembali saham, pembelian AT).
83
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
7. Adanya penerimaan dari pinjaman. Dalam hal ini perusahaan memperoleh sejumlah uang
dari lembaga peminjam, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. Pinjaman ini akan
menamabah jumlah uang kas dalam periode tersebut.
Surat berharga adalah surat yang dijual dengan cepat tanpa mengalami suatu kerugian. Ada dua
alasan perusahaan untuk melakukan investasi dalam surat berharga, yaitu pertama, sebagai
pengganti kas, dalam hal ini perusahaan mempertahankan suatu portofolio surat berharga untuk
mengurangi saldo kas yang terlalu besar untuk sementara dan akan menjualnya kembali jika arus
kas keluar melebihi arus kas masuk. Kedua, sebagai investasi sementara, biasanya dilakukan
untuk membelanjai kegiatan perusahaan yang bersifat musiman atau untuk membelanjai
kebutuhan yang telah direncanakan pada waktu yang akan mendatang.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu surat berharga sebagai
alternatif untuk menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara, yaitu:
1. Default risk, yaitu risiko kegagalan perusahaan yang menerbitkan surat berharga untuk
melunasi bunga dan pokok pinjaman.
2. Event risk, yaitu risiko suatu kejadian yang tiba-tiba dapat segera mengakibatkan
perusahaan yang menerbitkan surat berharga dalam kondisi yang sulit.
3. Interest rate price risk, yaitu risiko turunnya harga pasar suatu surat berharga karena
terjadinya kenaikan suku bunga di pasar.
4. Inflation risk, yaitu risiko inflasi yang akan menurunkan daya beli dari sejumlah uang.
5. Marketability risk, yaitu risiko kesulitan untuk menjual surat berharga pada tingkat harga
yang berlaku di pasar.
6. Return on securities, yaitu tingkat pendapatan dari surat berharga, hal ini biasanya
berkaitan dengan tingkat risiko dari surat berharga tersebut. Semakin besar risiko
semakin tinggi tingkat pendapatan yang disyaratkan.
84
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
85
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
yang bersangkutan menjamin eksportir dan investor dalam pasar uang internasional dari
kemungkinan adanya gagal bayar (default). Jangka waktu akseptasi biasanya berkisar 30
sampai 270 hari, namun umumnya 90 hari. Aksep ini merupakan instrumen pasar uang
yang berkualitas tinggi. Akseptasi bank sangat aktif diperdagangkan antar lembaga-
lembaga keuangan, perusahaan industri, dealer surat-surat berharga sebagai investasi
yang berkualitas tinggi dan sangat mudah diuangkan. Aksep digunakan dalam
perdagangan ekspor impor karena banyak eksportir yang tidak pasti dan tidak yakin betul
terhadap credit standing importir yang dikirimi barang. Eksportir sangat tergantung paa
pembiayaan akseptasi oleh bank domestik atau suatu bank asing.
5. Bill of Exchange
Bill of Exchange atau wesel adalah suatu perintah tertulis tak bersyarat yang ditujukan
oleh seseorang kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang pada saat
diperlihatkan atau pada tanggal tertentu kepada penarik atau order atau pembawa.
Karena sifatnya yang likuid, artinya penjual boleh melakukan pembayaran lebih awal
sebelum wesel tersebut jatuh tempo dengan cara mendiskontokannya kepada bank-bank
atau lembaga-lembaga keuangan lainnya sebagai investasi jangka pendek, maka
instrumen ini sangat umum digunakan dalam perdagangan.
6. Repurchase Agreement (Repo)
Repo adalah transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa
penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang dijual; tersebut pada tanggal dan
dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Surat-surat berharga yang biasanya dijadikan sebagai instrumen dalam transaksi Repo
adalah surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan secara diskonto, misalnya SBI,
SBPU, CD, CP dan T-bills
7. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.
SBI sebagai instrumen kebijaksanaan operasi pasar terbuka, terutama untuk tujuan
kontraksi moneter. SBI yang ditebitkan dan diperdagangkan dengan sistem lelang, pada
86
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
87
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
rekening perusahaan di bank. Perbedaan inilah yang dikenal dengan istilah float, yang
mencerminkan dampak dari adanya cek perusahaan yang masih dalam proses kliring.
88
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
perubahan pada saldo kas perusahaan di bank. Sebagai contoh, perusahaan General pada tanggal
20 Oktober 2008 menerima cek dari pelanggan Rp 100 Juta. Perusahaan mencatat penerimaan
cek tersebut pada buku perusahaan General sehingga meningkatkan saldo kasnya sebesar Rp 100
juta menjadi Rp 200 Juta. Akan tetapi tambahan saldo kas tidak tampak pada saldo kas
perusahaan General di Bank, sampai cek tersebut diuangkan ke bank pelanggan pada tanggal 30
Oktober 2008. Sebelum 20 Oktober 2008 posisi perusahaan General adalah:
Float = firm’s available balance – Firm’s book balance
= Rp 100 juta – Rp 100 juta
= Rp 0
Posisi perusahaan General antara 20 Oktober sampai dengan 30 Oktober 2008 adalah:
Disbursement float = firm’s available balance – Firm’s book balance
= Rp 100 juta – Rp 200 juta
= -Rp 100 juta
Pada umunya, aktivitas pembayaran (disbursement) akan menghasilkan disbursement float dan
aktivitas pengumpulan (collection) akan menghasilkan Collection float. Jumlah dari
disbursement float dan collection float disebut net float. Net float pada saat tertentu
menunjukkan seluruh perbedaan antara firm’s available balance dan Firm’s book balance. Jika
net float positif, berarti disbursement float lebih besar dari collection float, dan firm’s available
balance lebih besar dari Firm’s book balance. Jika firm’s available balance dlebih kecil dari
Firm’s book balance, berarti perusahaan mempunyai net collection float.
Perusahaan seharusnya lebih memerhatikan net float dan available balance lebih besar dari book
balance. Jika manajer keuangan mengetahui cek yang telah ditulis perusahaan belum
dikliringkan selama beberapa hari, manajer keuangan dapat mempertahankan saldo kas yang
rendah di bank, sehingga memungkinkan perusahaan untuk menginvestasikannya.
Sebagai contoh, rata-rata penjualan perusahaan Exxon Mobil per hari mencapai USD 690 juta.
Jika pengumpulan kas Exxon Mobil dapat dipercepat satu hari saja, maka perusahaan akan
mempunyai kas USD690 juta untuk diinvestasikan. Misalkan tingkat keuntungan sebesar 001%
per hari, maka jumlah bunga yang diperoleh setiap hari sebesar USD69.000.
89
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Manajemen Float
Manajemen Float mencakup pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas. Tujuan penerimaan
kas adalah mempercepat pemasukan kas dan mengurangi periode antara saat pelanggan
melakukan pembayaran dan saat kas tersedia di perusahaan. Tujuan pengeluaran kas adalah
untuk mengendalikan pembayaran dan meminimalkan biaya yang terkait dengan proses
pembayaran.
Total waktu penerimaan atau pengeluaran kas dapat dibagi menjadi tiga komponen, yaitu:
mailing time, processing delay, dan availability delay.
a. Mailing Time, adalah bagian dari proses penerimaan dan pembayaran, saat cek masuk
dalam sistem pengiriman
b. Processing Delay adalah waktu yang diperlukan oleh penerima cek untuk memproses
pembayaran dan menyimpannya di bank
90
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
c. Availability Delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk kliring cek dalam sistem
perbankan.
Mempercepat penerimaan kas meliputi pengurangan satu atau lebih komponen waktu tersebut.
Mengukur float
Mengukur Float Besar kecilnya float tergantung pada jumlah dollar atau rupiah dan waktu
penundaan. Sebagai contoh, misalkan perusahaan Anda mengirim check senilai Rp500 ribu
setiap bulan. Dibutuhkan waktu lima hari waktu pengiriman untuk sampai ditempat tujuan
(mailing time), dan satu hari bagi penerima untuk menyampaikan check tersebut kepada bank
penerima (processing delay). Bank penerima memproses check selama tiga hari (availability
delay). Dengan demikian total waktu adalah 9 hari.
Dalam kasus ini Berapa rata-rata disbursement float per hari ? Pertama, perusahaan Anda punya
Rp 500 ribu float selama sembilan hari, dengan demikian total float adalah 9 x Rp 500 ribu = Rp
4.500.000,- . Kedua, jika diasumsikan satu bulan adalah 30 hari, maka rata-rata float per hari
adalah :
Average daily float = Rp 4.500.000,- / 30 = Rp 150.000,-
Hal ini berarti bahwa rata-rata perhari book balance perusahaan anda Rp 150.000 lebih rendah
daripada available balance di bank. Jika terjadi lebih dari satu kali penerimaan atau pembayaran
dalam setiap bulan, perhitungannya menjadi sedikit kompleks.
Contoh =
perusahaan Anda menerima dua macam penerimaan setiap bulan =
Berdasarkan informasi tersebut jika satu bulan sama dengan 30 hari, maka dapat dihitung:
Average daily float = Total float / Total days = Rp 60.000.000 / 30 = Rp 2.000.000
91
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Dengan demikian rata-rata per hari sebanyak Rp 2.000.000 kas yang tidak diterima dan tidak
tersedia.
Biaya Float
Biaya yang timbul dengan adanya collection foat bagi suatu perusahaan adalah berupa
opportunity cost karena perusahaan tidak dapat segera menggunakan kas. Paling tidak
perusahaan dapat memperoleh bunga, jika kas untuk investasi telah tersedia.
Sebagai Contoh, Perusahaan Lambo, mempunyai ratarata penerimaan check per hari
Rp1.000.000,dan rata-rata tertimbang penundaan selama tiga hari. Dengan demikian average
daily float = 3 x Rp1.000.000 = Rp3.000.000. Hal ini berarti ada Rp 3.000.000 dana yang tidak
menghasilkan bunga dalam satu hari.
92
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Pengumpulan Kas
Bagaimana perusahaan mengumpulkan kas dari pelanggannya, sebagian besar tergantung pada
sifat bisnis yang dilakukan perusahaan. Pada bisnis restoran, umumnya para pelanggan
membayar secara tunai, cek atau kredit pada saat terjadi transaksi, dengan demikian tidak ada
masalah dalam penundaan pengiriman. Biasanya dana disimpan di bank lokal dan perusahaan
mempunyai beberapa cara untuk menggunakan dana tersebut.
Jika sebagian besar atau semua pembayaran penerimaan perusahaan dilakukan dengan cek yang
disampaikan melalui pengiriman, semua komponen waktu pengumpulan menjadi relevan
dipertimbangkan. Perusahaan dapat memilih untuk mengirim cek ke satu lokasi,atau perusahaan
dapat menggunakan beberapa lokasi yang berbeda untuk mengurangi waktu pengiriman.
Perusahaan juga dapat melakukan pengumpulan sendiri atau menunjuk perusahaan lain yang
mempunyai spesialisasi dalam pengumpulan kas.
93
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Pendekatan yang lain dalam mempercepat pengumpulan kas adalah dengan melakukan
kesepakatan dengan pelanggan untuk melakukan preauthorized payment. Dengan kesepakatan
tersebut, jumlah pembayaran dan waktu pembayaran ditetapkan di awal. Setelah disepakati,
pembayaran secara otomatis ditransfer dari rekening bank pelanggan ke rekning bank
perusahaan, dan cara ini dapat mengurangi waktu pengumpulan kas.
Lockboxes
Ketika perusahaan menerima pembayaran melalui pengiriman cek, perusahaan harus
memutuskan ke mana cek dikirim dan bagaimana penanganan cek akan ditangani serta disimpan.
Pemilihan yang dilakukan secara hati-hati terhadap jumlah dan lokasi pengumpulan dapat
mengurangi waktu pengumpulan kas secara berarti. Banyak perusahaan menggunakan kantor pos
yang dikenal dengan lockbooxes untuk menerima pembayaran dan mempercepat pengumpulan
kas
Konsentrasi Kas
Perusahaan dapat memiliki sejumlah titik pengumpulan kas, yang ditangani oleh banyak bank
yang berbeda dan banyak rekening bank. Perusahaan memerlukan beberapa prosedur untuk
memindahkan kas dari banyak bank ke rekening utama perusahaan, yang disebut dengan cash
concentration. Dalam membangun sistem konsentrasi, perusahaan dapat menggunakan satu atau
lebih concentration banks. Satu concentration bank mengumpulkan dana yang diperoleh dari
bank-bank lokal yang tersebar di beberapa lokasi yang berbeda.
94
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Pengendalian Pengeluaran
Memaksimumkan waktu penundaan pembayaran mungkin merupakan praktek bisnis yang
kurang baik, namun demikian perusahaan berusaha untuk tetap menahan kas sekecil mungkin
dengan menunda waktu pembeyaran. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengembangkan sistem
yang dapat mengelola proses pembayaran secara efisien. Dasar pemikiran sistem yang demikian
adalah perusahaan tidak boleh memiliki kas yang disimpan di bank melebihi jumlah minimum
yang diperlukan untuk membayar tagihan.
Zero-Balance Accounts
Dalam sistem zero-balance accounts, perusahaan bekerja sama dengan bank membuat satu
master account dan sejumlah subaccount. Ketika cek yang ditulis di salah satu subaccount harus
dibayar, jumlah dana yang diperlukan ditransfer dari master account. Dengan cara demikian,
saldo kas pada subaccount tidak perlu ada atau nol.
95
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Dalam sistem ini semua pembayaran yang harus dilakukan pada hari tertentu telah diketahui
pada pagi harinya. Bank memberitahu perusahaan jumlah uang yang harus dibayar, dan
perusahaan mentransfer jumlah yang dibutuhkan.
96
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
97
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
ke dalam surat berharga. Tindakan ini akan menurunkan saldo kas menjadi z. sebaliknya, jika
saldo kas turun sampai dengan batas bawah (r) pada T2, perusahaan harus menjual surat berharga
sebesar z-r untuk dikonversikan menjadi kas.
Dalam penggunaan model ini, pertama-tama perusahaan harus menentukan saldo kas minimum
sebagai batas bawah (r), hal ini tergantung pada seberapa besar risiko kekurangan kas yang dapat
ditolerir oleh manajemen perusahaan. Biasanya didasarkan pada saldo kas kompensasi, yaitu
saldo kas minimum yang disyaratkan oleh bank tempat perusahaan menyimpan kasnya.
Fungsi biaya manajemen kas pada model Miller-Orr dapat dinyatakan sebagai berikut:
E(c) = bE(N)/T + iE(m)
Keterangan:
E(N) = perkiraan jumlah transfer antara kas dan surat-surat berharga selama satu periode.
b = biaya setiap kali transaksi
T = jumlah hari dalam satu periode
E(m) = perkiraan saldo kas harian
i = suku bunga harian
Tujuan dari model ini adalah meminimumkan biaya manajemen kas E(c), dengan variable h
sebagai batas atas saldo kas dan z sebagai saldo kas yang ditargetkan.
Solusi yang dihasilkan oleh Miller -Orr menjadi
Z* = (3bo2) 1/3
4i
Keterangan:
o2 = variance saldo kas harian
Jika diasumsikan probabilitas saldo kas naik adalah 50% dan probailitas saldo kas turun 50%,
dan r = 0, maka batas atas h akan selalu tiga kali lebih besar dari z :
h* = 3z*
Sebagai contoh, misalkan b = Rp25, m = Rp10, T = 8, i = 20%, r = 0, dan 2 = m2T = 800, dan
satu tahun dianggap sama dengan 365 hari, maka besarnya z*:
Z* = 3(Rp25)(800) 1/3
4(0,20/365)
98
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
= (Rp27.375.000)1/3
= Rp301,38=Rp300, dan
h* = 3(Rp300) = Rp900
Jika r = Rp100, maka h* = r + 3Z* = Rp100 + Rp900 = Rp1.000 dan
Z* = Rp100 + Rp300 = Rp400.
Keberhasilan penerapan model Miller-Orr tidak hanya ditentukan oleh seberapa akurat
prediksi tentang kondisi yang direncanakan, seperti perkiraan frekuensi transfer dan perkiraan
saldo kas dengan keadaan yang sesungguhnya, tetapi juga ditentukan oleh seberapa akurat
estimasi parameter biaya suku bunga.
Pengertian Piutang
Piutang (accounts receivable) adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena
terjadinya transaksi dimasa lalu. Walaupun pada dasarnya semua perusahaan dagang/industri
menginginkan penjualan cash, tetapi karena adanya keterbatasan daya beli masyarakat, atau
alasan lainnya dilakukan penjualan secara kredit. Penjualan secara kredit akan dapat
meningkatkan omset penjualan, akan tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas,
sehingga membutuhkan investasi yang lebih besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan kerugian
karena menunggak atau bahkan tidak tertagih. Semakin lama piutang tertunggak akan semakin
besar investasi yang dibutuhkan.
99
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Piutang, salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang
berhutang pada seseorang. Suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan
yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Pada sebagian besar entitas bisnis, hal ini biasanya
dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang
akan dibayar dalam suatu tenggat waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran.
100
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
101
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Jenis-jenis piutang
1. Piutang Dagang (Account Receivables) Piutang yang timbul dari penjualan kredit barang
atau Jasa yang merupakan usaha pokok perusahaan. Piutang dagang merupakan suatu
perluasan kredit jangka pendek kepada pelanggan. Pembayaran-pembayarannya biasanya
jatuh tempo dalam tiga puluh sampai sembilan puluh hari. Perjanjian kreditnya
merupakan persetujuan informal antara penjual dan pembeli yang didukung oleh
dokumen-dokumen perusahaan yaitu faktur dan kontrak-kontrak penyerahan.
2. Piutang Wesel (Notes Receivables) Pengertian piutang wesel adalah piutang atau tagihan
yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara tertulis, disertai dengan janji tertulis.
Piutang wesel mempunyai kekuatan hukum yang lebih mengikat karena disertai janji
tertulis berupa surat wesel atau surat promes. Surat wesel dan surat promes adalah istilah
untuk perjanjian tertulis dalam jual beli barang atau jasa secara kredit. Surat wesel adalah
surat perintah yang dibuat oleh kreditur yang ditujukan kepada debitur untuk membayar
sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu sebagaimana disebutkan dalam surat wesel
tersebut.
102
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
3. Piutang bukan Dagang / Piutang Lain-lain (Others Receivables) Piutang bukan dagang ini
meliputi seluruh tipe piutang lainnya dan mempunyai beberapa transaksi. Piutang bukan
dagang umumnya didukung dengan persetujuan-persetujuan formal dan secara tertulis.
Piutang bukan dagang harus diikhtisarkan dalam perkiraan-perkiraan yang berjudul
sesuai dan dilaporkan secara terpisah dalam laporan keuangan.
Piutang disusun dalam laporan keuangan dimana kondisi keuangan suatu perusahaan
sangat menentukan kelancaran kegiatan pembiayaan dari perusahaan tersebut dan
mengukur kinerja perusahaan. Untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dapat
dilihat dari laporan keuangan perusahaan setiap periodenya.
103
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Sebagai contoh, syarat penjualan adalah 2/10 net 60. Hal ini berarti pelanggan mempunyai
jangka waktu 60 hari sejak tanggal transaksi dilakukan untuk melunasi semua utangnya, akan
tetapi jika pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari, pelanggan mendapat potongan tunai
sebesar 2%. Apabila pelanggan membeli barang senilai Rp. 1.000.000 dan syarat penjualan 2/10,
net 60, pelanggan mempunyai pilihan untuk membayar dalam 10 hari sebesar Rp. 1.000.000 x
(1-0,02) = Rp. 980.000 atau membayar Rp. 1.000.000 dalam waktu 60 hari.
104
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
6. Persaingan. Semakin ketat persaingan pasar yang dihadapi penjual, jangka waktu
kreditnya semakin panjang, dan sebaliknya.
7. Jenis pelanggan. Penjual dapat menawarkan jangka waktu kredit yang berbeda untuk
pembeli yang berbeda.
Pengelolaan Piutang
Piutang merupakan asset yang cukup material. Oleh karena itu diperlukan manajemen
pengelolaan piutang yang efektif dan efisien agar jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang
sesuai dengan tingkat kemampuan perusahaan sehingga tidak mengganggu aliran kas.
Kebijakan pengelolaan piutang meliputi pengambilan keputusan-keputusan sebagai berikut:
1. Standar kredit
Standar kredit adalah kualitas minimal kelayakan kredit seorang pemohon kredit yang
dapat diterima oleh perusahaan. Dengan adanya standar tersebut, perusahaan dapat
meningkatkan penjualannya melalui penjualan secara kredit namun tidak menimbulkan
resiko piutang tak tertagih yang berlebihan.
Perusahaan harus menentukan standar kredit yang tepat, yang lebih besar manfaat yang
akan diperoleh bagi perusahaan daripada biaya akan dikeluarkan perusahaan dengan
adanya standar tersebut.
2. Syarat kredit Suatu syarat kredit menetapkan adanya periode di mana kredit diberikan
dan potongan tunai (bila ada) untuk pembayaran yang lebih awal.
105
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Potongan Tunai
Potongan tunai merupakan bagian dari syarat penjualan yang diberikan kepada pelanggan yang
membayar dalam periode potongan. Hal ini untuk mendorong pelanggan membayar lebih cepat
dari jangka waktu kredit. Potongan tunai akan berdampak pada berkurangnya jumlah piutang di
satu sisi dan perusahaan harus membandingkannya dengan besarnya biaya potongan disisi yang
lain.
106
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Contoh dengan syarat penjualan 2/10 net 30, apakah potongan 2% tersebut menarik bagi pembeli
sehingga membayar lebih cepat? Anggap pembeli membeli barang senilai Rp. 1.000.000.
Pembeli dapat membayar Rp. 980.000 dengan jangka waktu 10 hari atau menunggu 20 hari dan
membayar Rp. 1.000.000. Hal ini jelas berarti pembeli meminjam Rp. 980.000 selama 20 hari
dan membayar bunga Rp. 20.000. Dengan bunga Rp. 20.000 atas pinjaman Rp. 980.000, berarti
bunga pinjaman tersebut adalah 20.000/980.000 = 2,0408% tampaknya cukup rendah, tetapi
harus diingat bahwa bunga tersebut untuk jangka waktu 20 hari. Ada 365/20 = 18,25 periode
dalam satu tahun. Jika pembeli tidak mengambil kesempatan untuk memeroleh potongan tunai,
berarti pembeli membayar suku bunga efektif tahunan (effective annual rate atau EAR) sebesar :
EAR = (1 + 0,020408) 18,25 – 1 = 44,6%
Dari sudut pandang pembeli hal ini merupakan sumber dana yang sangat mahal.
107
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
108
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
109
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Barang jaminan, baik berupa barang atau bank garantie, akan lebih menjamin
piutang yang diberikan. Namun, perlu dipertimbangkan juga karena biaya
penyimpan barang jaminan tersebut dan praktiknya tidak selalu mudah dilakukan.
g) Seleksi terhadap verkooper atau agen
Ada kalanya kemacetan penagihan piutang bukan pada pihak pelanggan akan
tetapi pada pihak perusahaan itu sendiri, umpamanya akibat penyelewengan yang
dilakukan pegawai perusahaan sehingga penagihan tidak tepat pada waktunya.
Pengertian Persediaan
Persediaan atau inventory adalah salah satu elemen utama dari modal kerja yang terus menerus
mengalami perubahan. Tanpa persediaan, perusahaan akan mengalami resiko, yaitu tidak dapat
memenuhi keinginan pelanggan atas barang produksi.
Menurut Sofyan Assauri, merumuskan definisi persediaan sebagai berikut: Persediaan adalah
sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual
dalam suatu periode usaha normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pekerjaan
proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu
proses produksi.
Manajemen persediaan merupakan kegiatan menentukan tingkat dan komposisi persediaan.
Kegiatan tersebut akan membantu perusahaan dalam melindungi kelancaran produksi dan
penjualan serta kebutuhan-kebutuhan pembelajaran perusahaan dengan efektif dan efisien.
Termasuk didalamnya pengaturan dan pengawasan atas pengadaan bahan-bahan kebutuhan yang
sesuai dengan jumlah dan waktu yang di perlukan dengan biaya minimum.
Kegiatan pengawasan persediaan meliputi perencanaan persediaan, penjadwalan pemesanan
(scheduling), pengaturan penyimpanan dan lain-lain. Semua kegiatan tersebut menjaga
tersedianya persediaan yang optimum di dalam suatu perusahaan.
Dalam suatu pengawasan persediaan diperlukan penghitungan cara jumlah agar tidak terjadi
pemborosan dan waktu pemesanan. Sedangkan khusus persediaan perlu ditentukan besar
persediaan penyelamat (safety stock), yaitu jumlah minumum, atau besar persediaan pada waktu
pemesanan kembali dilakukan.
110
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
111
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Pengawasan Persediaan
Langkah awal dalam mengembangkan sistem pengawasan persediaan adalah menganalisis
kemana tujuan sistem diarahkan. Karena tujuan sistem pengawasan persediaan akan menjadi
pedoman atas kebijakan persediaan.
1. Tujuan Pengawasan Persediaan:
a) Mengendalikan persediaan
Menjaga agar jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat
mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.
b) Mengefektifkan sumber daya
Menjaga supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau
berlebih-lebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar
c) Pemesanan yang ekonomis
Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan
berakibat biaya pemesanan menjadi besar.
d) Menyediakan laporan tepat waktu dan konsisten kepada manajemen
2. Cara-Cara Pemesanan
a) Order Point System
Adalah suatu sistem atau cara pemesanan yang dilakukan ketika persediaan yang ada
telah mencapai suatu titik atau tingkat tertentu. Jadi, perlu ditentukan batas jumlah
persediaan minimum untuk melakukan pemesanan atau yang disebut “Reorder Point”
b) Order Cycle System
Adalah suatu sistem pemesanan bahan dengan interval waktu yang tetap, misalnya
tiap minggu atau tiap bulan.
112
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Contoh: Suatu perusahaan memerlukan bahan mentah X sebanyak 2.000 unit per tahun. Biaya
per unit Rp. 20,00, biaya pemesanan Rp. 50,00 per pesanan, dan biaya penyimpanan 25% dari
nilai rata-rata persediaan.
Q = √2AS/PC
Q = √2 (2.000) (50)/20 (0,25)
Q = 200 unit per pemesanan
113
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Pesanan ekonomis terjadi jika dilakukan pemesanan sebesar 200 unit. Artinya, dalam 1 tahun
dilakukan pemesanan sebanyak 10 kali.
4. Persediaan Penyelamat (Safety Stock)
Persediaan penyelamat ialah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan bahan. Faktor-faktor yang menentukan jumlah persediaan
penyelamat adalah:
a) Penggunaan bahan baku rata-rata
Salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama periode
tertentu khususnya selama periode pemesanan adalah rata-rata penggunaan bahan
baku pada masa sebelumnya.
b) Faktor waktu
Di dalam pengisian kembali persediaan terdapat suatu perbedaan waktu yang cukup
lama antara saat mengadakan pesanan (order) untuk pengisian kembali persediaan
dengan saat penerimaan barang-barang yang dipesan dapat dimasukkan di dalam
persediaan.
Jenis-jenis Persediaan
Ada beberapa jenis persediaan, antara lain :
1. Batch Stock / Lost Size Inventory yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli
atau membuat bahan-bahan barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada
jumlah yang dibutuhkan pada saat itu juga. Keuntungan yang dapat diperoleh dari Batch
Stock / Lost Size Inventory antara lain :
a) memperoleh potongan pada harga pembelian
b) memperoleh efisiensi produksi
c) adanya penghematan didalam biaya pengangkutan
2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
114
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
115
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Biaya Persediaan
Tujuan manajemen persediaan adalah untuk menyediakan persediaan adalah untuk menyediakan
persediaan yang diperlukan guna menjamin kelangsungan operasi perusahaan pada tingkat biaya
yang minimal. Untuk itu langkah pertama yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah
mengidentifikasi semua biaya yang berkaitan dengan pembelian dan penyimpanan persediaan.
Biaya yang berkaitan dengan persediaan dikelompokkan menjadi :
1. Biaya penyimpanan (carrying costs) yang terdiri atas biaya modal atas dana yang terkait
pada persediaan , biaya penyimpanan dan penanganan persediaan, biaya asuransi, pajak
atas persediaan, penyusutan. Pada umumnya biaya ini berubah sejalan dengan perubahan
jumlah persediaan rata-rata yang disimpan. Biaya penyimpanan biasanya dinyatakan
dalam persentase tertentu dari nilai persediaan. Total biaya penyimpanan persediaan
dalam satu tahun merupakan presentase biaya penyimpanan persediaan dikali rata-rata
jumlah persediaan. Dengan demikian semakin banyak jumlah persediaan, semakin besar
biaya penyimpanan dan sebaliknya.
Total biaya penyimpanan persediaan = C x P x Q/2
116
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
2. Biaya pemesanan (ordering cost), yang terdiri atas : biaya pengiriman order, biaya
pengiriman barang, dan penanganannya. Biaya pemesanan jumlahnya tetap pada setiap
kali pemesanan dilakukan. Dengan kata lain total biaya pemesanan persediaan dalam satu
tahun adalah sama dengan biaya pemesanan setiap pesan dikali frekuensi pemesanan
dalam setu tahun. Dengan demikian semakin besar jumlah persediaan yang di pesan
setiap kali pemesanan, frekuensi pemesanan yang harus dilakukan semakin berkurang,
sehingga biaya pemesanan akan semakin kecil dan sebaliknay, jika semakin kecil jumlah
persediaan yang dipesan setiap kali pemesanan, frekuensi pemesanan yang harus
dilakukan semakin bertambah, sehingga biaya pemesanan semakin besar.
Total biaya pemesanan dalam satu tahun = F x S/Q
3. Biaya kehabisan persediaan (cost of running short), yang terdiri dari kerugian penjua,
kehilangan goodwill pelanggan, biaya akibat kemacetan jadwal produksi. Semakin kecil
jumlah persediaan semakin besar biaya kehabisan persediaan, dan sebaliknya dengan
asumsi faktor lainnya tetap.
117
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Jika persamaan tersebut didiferensialterhadap Q dan hasilnya sama dengan nol, maka akan
diperoleh Q yang optimal, yaitu jumlah pesanan dengan total biaya yang minimal atau dikenal
dengan economic order quantity (EOQ).
dT/dQ = CP/2 – FS/Q2 = 0
CP/2 = FS/Q2
Q2CP = 2FS
Q2 = 2FS/CP
Keterangan :
118
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
119
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
120
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
121
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar berakibat pada peningkatan risiko tidak
dapat membayar pada saat jatuh tempo.
122
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
akan turun 5%. Maka tak salah kalau staf manajer keuangan Perusahaan ABC ketika membuat
budget utang dengan menggunakan angka persentase pembelian kredit.
2. Pendanaan Tidak Spontan (non spontaneous financing)
Pendanaan Tidak Spontan (non spontaneous financing) adalah jenis Pendanaan yang
tidak berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan.
Contoh : utang yang diperoleh dari bank. Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa
untuk memperoleh, menambah maupun mengurangi dana, perusahaan membutuhkan
waktu untuk negoisasi atau perundingan secara formal. Beberapa bentuk sumber dana
tidak spontan antara lain:
a) Commersial Paper. Merupakan surat utang jangka pendek (jangka waktu 30-90
hari), tanpa jaminan yang dikeluarkan perusahaan besardan dijual langsung ke
investor. Biasanya hanya perusahaan besar yang bisa mengeluarkan commersial
paper.
b) Pinjaman Kredit. Berasal dari lembaga keuangan dan lembaga keuangan non
bank. Pinjaman dari bank ada 2 jenis : (a) Kredit Transaksi, yaitu kredit yang
ditujukan untuk tujuan spesifik tertentu. (b) Kredit Lini (Line of Credit), dengan
pinjaman ini, peminjam bisa meminjam meminjam sampai jumlah maksimum
tertentu, yang menjadi plafon (batas atas pinjaman).
c) Factoring atau anjak piutang berarti menjual piutang dagang. Dari segi
perusahaan yang mempunyai piutang, factoring mempunyai manfaat karena
perusahaan tidak perlu menunggu sampai piutang jatuh tempo untuk memperoleh
kas. Piutang juga memperoleh manfaat karena factoring merupakan alternative
investasi.
d) Menjaminkan Piutang. Alternatif lain dari menjual piutang adalah menggunakan
piutang sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman (pledging receivables).
Dengan alternatif ini, kepemilikan piutang masih ada di tangan perusahaan. Jika
pinjaman tidak terbayar, piutang yang dijadikan jaminan bisa digunakan untuk
melunasi pinjaman (penjaminan bisa dilakukan atas semua piutang).
123
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
124
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Karakteristik pendanaan jangka pendek terutama untuk membiayai modal kerja neto, antara lain
sebagai berikut:
1. Setiap ragam sumber pendanaan jangka pendek memiliki keunggulan dan kelemahan dari
masing-masing sumber tersebut.
125
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
2. Pendanaan jangka pendek dibutuhkan hanya dalam satu tahun atau beberapa tahun saja.
3. Pendanaan jangka pendek dipergunakan secara musiman dan fluktuasi waktu tertentu di
dalam posisi pendanaan korporasi yang dibutuhkan dalam mengantisipasi perkembangan
bisnis.
4. Sebagai contoh, pendanaan jangka pendek dipergunakan untuk menambah modal kerja
(extra), misalnya untuk membiayai aktiva lancar atau pendanaan untuk proyek jangka
panjang.
5. Apabila dibandingkan dengan pendanaan jangka panjang, pendanaan jangka pendek
memiliki beberapa kelebihan, sebagai contoh: mudah untuk diatur, tidak terlalu mahal
biayanya, dan hanya membutuhkan agunan yang sifatnya fleksibel.
6. Pengembalian pendanaan jangka pendek sangat tergantung kepada fluktuasi tingkat
bunga, digunakan sebagai pendanaan baru apabila dibutuhkan dalam frekuensi kegiatan
bisnis yang semakin meningkat.
Sumber utama jangka pendanaan jangka pendek adalah kredit dagang, pinjaman dari bank, surat-
surat berharga, piutang, dan persediaan barang dagangan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
di dalam seleksi dari sumber pendanaan jangka pendek antara lain :
1. Biaya (cost)
2. Efek dari credit rating, beberapa sumber mungkin efeknya negative bila dilihat dari credit
rating korporasi.
3. Risiko (risk), korporasi harus mampu memberikan jaminan bahwa pendanaan itu dapat
menghasilkan.
4. Keterbatasan (restrictions), harus dibatasi sesuai dengan kebutuhan minimum dari modal
kerja neto.
5. Fleksibilitas (flexibility), kebutuhan pendanaan jangka pendek harus disesuaikan secara
periodik, menjaga kesinambungan modal kerja.
6. Sangat tergantung kondisi pasar uang (expected money market).
7. Sangat tergantung pada tingkat inflasi
8. Kemampuan korporasi untuk menghasilkan laba dan posisi tingkat likuiditas korporasi
126
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
127
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
sendirinya.
Perhitungan Tingkat Bunga Pinjaman (loan interest rates) Secara umum, terdapat tiga metode
perhitungan tingkat bunga:
a) Collect basis
Contoh: kredit yang diterima Rp. 100 juta. Tingkat bunga 15%. Pada akhir tahun debitur
membayar bunga Rp. 15 juta (plus Rp. 100 juta pokok pinjaman). Dengan demikian,
tingkat bunga efektifnya:
(Rp. 15 juta / Rp. 100 juta) x 100% = 15%.
b) Discount basis
Contoh: apabila debitur hanya menerima Rp. 85 juta pada awal tahun (karena bunganya
diminta terlebih dahulu) dan membayar Rp. 100 juta pada akhir tahun, maka tingkat
bunga efektifnya adalah:
(Rp. 15 juta / Rp. 85 juta) x 100% = 17.65%
c) Add-on basis
Contoh: apabila digunakan add-on basis, maka perusahaan diminta membayar secara
angsuran (misalnya per bulan), maka pembayaran per bulan sebesar:
{Rp. 100 juta (1.15) / 12} = Rp. 9.583.000,-.
Dengan demikian, tingkat bunga per bulan dapat dihitung dengan menggunakan konsep time
value of money:
12 9.583.000
100.000.000 = Σ
t = 1 (1 + i) 12
dengan cara trial and error, akan diperoleh i (tingkat bunga sekitar 2,2% per bulan. Dengan
demikian, tingkat bunga per tahun sekitar:
(1 + 0.022)12 – 1 = 29,84%
128
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Bunga terendah yang dibebankan oleh bank nasional atau bank komersil dengan reputasi
terbaik kepada debitur korporasi dengan credit rating yang tinggi.
2. Fixed rate loan
Suku bunga kredit yang ditetapkan sebesar prime rate of interest setelah ditambah spread
(margin) dan berlaku tetap sampai dengan tanggal jatuh tempo kredit.
3. Floating-rate loan
4. Suku bunga kredit yang ditetapkan sebesar prime rate of interest setelah ditambah spread
(margin) dan berlaku mengambang (bisa berubah-ubah) meskipun kredit belum jatuh
tempo.
Secara umum, terdapat tiga bentuk pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang banyak
diaplikasikan, yaitu:
1. Single payment notes
Kredit jangka pendek bersifat akad kredit berlaku untuk sekali dan kredit harus lunas
pada saat jatuh tempo.
2. Compensating balances
Jumlah saldo yang harus dipelihara oleh debitur dengan jumlah misalnya 10% sampai
20% dari jumlah limit kredit sebagai cadangan pembebanan bunga atau biaya
administrasi kredit lainnya.
Contoh:
Limit kredit $1,000,000
Suku bunga 10% per tahun atau 10% x $1,000,000 = $100,000 per tahun.
Compensating balances 20% atau $200,000
Akan tetapi, the effective annual rate of the funds sebenarnya adalah:
($100,000/$800,000) x 100% = 12.50% (bukan 10%)
3. Annual clean-up
Untuk meyakinkan bahwa kredit yang dipinjam untuk pembiayaan sesuai perjanjian,
bank sering meminta adanya “annual cleanup”, yaitu Rekening Pinjaman bersaldo “nihil”
pada hari-hari tertentu pada tahun masih berlakunya masa pinjaman, hal ini dimaksudkan
129
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Pendanaan Spontan
1. JenisPendanaanSpontan
130
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Jenis pendanaan ini mengikuti kegiatan perusahaan. Ada beberapa contoh jenis
pendanaan yang spontan: hutang dagang dan rekening-rekening akrual. Hutang dagang
timbul karena perusahaan membeli pasokan dari supplier dengan kredit.
2. MengevaluasiTawaranPotonganKas
Potongan kas bisa dilakukan oleh perusahaan yang memberikan penjualan
kredit(kreditor). Tujuan potongan tersebut adalah agar debitur melunasi hutangnya lebih
cepat. Biaya ditanggung oleh kreditor. Tetapi jika ada tawaran potongan kas dan
perusahaan (debitur) tidak memanfaatkannya, maka ada biaya kesempatan (opportunity
cost) yang hilang.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
131
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
DAFTAR TABEL
132
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Tabel 1......................................................................................... 43
Tabel 2......................................................................................... 43
Tabel 3......................................................................................... 68
Tabel 4......................................................................................... 82
DAFTAR GAMBAR
133
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
Gambar 1..................................................................................... 20
Gambar 2..................................................................................... 60
Gambar 3..................................................................................... 81
134
MODUL PERKULIAHAN
AUDITING (PEMERIKSAAN AKUNTANSI)
Rachma Nadhila Sudiyono,S.Ak.,M.Ak
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene.F Gepenski, Louis C. 2008. Financial Manajemen Theory and Practice
Pangestu S.2001. Manajemen Keuangan (Bahan Ajar) Program Studi Manajemen Agribisnis.
UGM. Yogyakarta.
Husnan Suad, dan Enny Pudjiastuti.2015.Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.Yogyakarta.UPP
STIM YKPN
F. Brigham, Eugene, Joel F, Houston. 2009. Fundamentals of Financial Management Dasar-dasar
Manajemen Keuangan. ed.10. Jakarta. Salemba4.
Weston, J. Fred, F. Brigham, Eugene, dan A. Q. Khalid. 1991. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan jilid 2. Jakarta. Erlangga.
Eugene F. Brigam dan Joel F. Houston, 2006, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Salemba
Empat, Jakarta (terjemahan).
Fahmi, Irham. 2013. Pengantar Manajemen Keuangan, Bandung: Alfabeta.
135