MAKALAH
KEPUTUSAN INVESTASI
DI SUSUN OLEH:
TAUFAN WAHYU SHAKTI
-
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan nikmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Manajemen Investasi. Pembuatan makalah ini
bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari dosen yang bersangkutan untuk memenuhi tugas
yang telah ditentukan. Makalah ini dapat kami susun karena adanya sumber-sumber bacaan
buku. Kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan terimakasih kepada para penyedia
sumber meskipun tidak dapat secara langsung kami sampaikan. Kami menyadarai bahwa
pada pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam segi bahasa, penulisan,
susunan penulisan, isi makalah, dan lain-lain. Karena kami menyadari bahwa kami selaku
mahasiswa yang masih dalam tahap belajar. Atas banyaknya kekurangan yang ada dalam
makalah ini kami meminta maaf kepada para pembaca dan mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca. Dan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.
Tugas manajer keuangan yang dilakukan secara rutin adalah bagaimana mengatur aliran
dana agar operasi perusahaan berjalan dengan baik. Tugas rutin tersebut tentu tidak
banyak menyita waktu dan perhatian karena sudah dilaksanakan berulang-ulang.
Disamping tugas rutin tersebut manajer keuangan mempunyai tugas yang cukup berat yaitu
membuat keputusan investasi. Keputusan ini sangat penting dengan semakin besar dan
semakin berkembangnya perusahaan. Semakin perusahaan berkembang, maka
manajemen dituntut mengambil keputusan investasi, seperti pembukaan cabang, perluasan
usaha, maupun pendirian perusahaan lainnya.Perencanaan terhadap keputusan investasi
ini sangat penting karena beberapa hal sebagai berikut :
1. Dana yang dikeluarkan untuk investasi sangat besar, dan jumlah dana yang besar
tersebut tidak bisa diperoleh kembali dalam jangka pendek atau diperoleh sekaligus
2. Dana yang dikeluarkan akan terikat dalam jangka panjang, sehingga perusahaan harus
menunggu selama jangka waktu cukup lama untuk bisa memperoleh kembali dana tersebut.
Dengan demikian akan mempengaruhi penyediaan dana untuk keperluan lain.
3. Keputusan investasi menyangkut harapan terhadap hasil keuntungan di masa yang akan
datang. Kesalahan dalam mengadakan peramalan akan dapat mengakibatkan terjadinya
over atau under investment, yang akhirnya akan merugikan perusahaan.
4. Keputusan investasi berjangka panjang, sehingga kesalahan dalam pengambilan
keputusan akan mempunyai akibat yang panjang dan berat, serta kesalahan dalam
keputusan ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian yang besar.
Ada beberapa alat analisa atau metode dalam menilai keputusan investasi. Metode-
metode penilaian investasi tersebut antara lain adalah :
1. Metode Accounting Rate of Return
Metode ini adalah metode penilaian investasi yang mengukur seberapa besar tingkat
keuntungan dari investasi. Metode ini menggunakan dasar laba akuntansi, sehingga
angka yang dipergunakan adalah laba setelah pajak (EAT) yang dibandingkan dengan
rata-rata investasi.
,
ARR =
Rata-Rata EAT
Rata-Rata Investasi 𝑥 100%
Untuk menghitung rata-rata EAT adalah dengan cara menjumlahkan EAT (laba
setelah pajak) selama umur investasi dibagi dengan umur investasi. Sedangkan untuk
menghitung rata-rata investasi adalah investasi ditambah dengan nilai residu dibagi
2. Kesimpulan :
Hasil ARR > keuntungan yang diisyaratkan = proyek tersebut menguntungkan
Hasil ARR < keuntungan yang diisyaratkan = proyek tersebut tidak layak
Contoh Soal :
Misalnya sebuah proyek investasi membutuhkan dana sebesar Rp. 400.000.000,-
Investasi ini mempunyai umur ekonomis 3 tahun dan mempunyai nilai residu
Rp.100.000.000,- Selama usia investasi mendapat EAT selama 3 tahun masing-
masing Rp. 60.000.000,- tahun 1, Rp.80.000.000,- tahun 2 dan tahun 3, Rp
90.000.000,-
Maka
ARR =
Rata-Rata EAT
Rata-Rata Investasi 𝑥 100%
ARR =
(60.000.000+80.000.000+90.000.000) : 3
(400.000.000+100.000.000)/2 𝑥 100%
ARR = 30%
Diasumsikan bahwa keuntungan diharapkan sebesar 22% maka proyek ini dianggap
layak sebab ARR > dibandingkan dengan keuntungan yang diharapkan.
2. Metode Payback Periode
Metode ini digunakan untuk mengukur lamanya dana investasi yang ditananmkan
kembali seperti semula. Payback Periode adalah suatu periode yang diperlukan
untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas yang
diterima. Untuk mengetahui kelayakan investasi dengan metode ini adalah membandingkan
masa payback periode dengan target lamanya kembali investasi. Bila PP < target
kembalinya investasi, maka proyek tersebut dinilai layak.
PP =
Investasi
Cashflow x 1 Tahun
Contoh Soal :
Misalnya suatu proyek membutuhkan investasi sebesar Rp.500.000.000,- dan setiap
tahunnya menghasilkan cashflow sebesar Rp.200.000.000,- maka Payback
periodenya adalah :PP =
500.000.000
200.000.000 x 1 Tahun
PP = 2,5 tahun
Namun bila cashflow tiap tahunnya tidak sama, maka harus dicari dari tahun ke
tahun. Misalnya, proyek senilai Rp. 600.000.000,- di atas menghasilkan cashflow
selama 4 tahun masing-masing Rp 150.000.000,- , Rp 250.000.000,-, Rp
,
300.000.000,- dan Rp 400.000.000,-
Maka payback periodenya adalah :
Investasi 600.000.000
Cashflow tahun 1 150.000.000
450.000.000
Cashflow tahun 2 250.000.000
200.000.000
Cashflow tahun 3 300.000.000
PP = 2 tahun +
200.000.000
300.000.000 x 1 Tahun
PP = 2, 7 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
3. Metode Net Present Value
NPV =
Cn
(1+r)n Investasi
4. Metode Internal Rate Return
𝑰𝑹𝑹 = 𝒓𝒓 +
𝑵𝑷𝑽 𝒓𝒓
𝑻𝑷𝑽 𝒓𝒓 − 𝑻𝑷𝑽 𝒓𝒕
𝒙 (𝒓𝒕 − 𝒓𝒓)
5. Metode Profitability Index
Metode PI ini adalah metode untuk menghitung perbandingan antara present value
dari penerimaan dengan present value dari investasi. Bila PI > 1 maka proyek
investasi dianggap layak untuk dijalankan.
PI =
PV of cashflow
Investasi
PEMBAHASAN
,
KESIMPULAN
,
Seorang manajer keuangan harus mempertimbangkan dengan seksama kebijakan-
kebijakan yang berhubungan dengan dividen, investasi dan pendanaa khususnya
pendanaan eksternal. Keputusan dividen (dividend policy) perusahaan harus
memperhatikan persepsi pemegang saham terhadap prospek perusahaan akibat adanya
informasi asimetris. Untuk menjaga persepsi positif pemegang saham, perusahaan
hendaknya terus berusaha membagikan dividen secara konstan. Disamping itu, dengan
tidak adanya dividen cut, perusahaan hendanya tetap menjaga kegiatan investasinya
dengan optimal dengan mempertimbangkan sumber pendanaan dengan tetap berperilaku
pecking order, yakni mengutamakan pendanaan secara internal melalui laba ditahan, bila
tidak memungkinkan baru menggunakan pendanaan eksternal dengan hutang jangka
panjang, dan alternatif terakhir adalah melalui penerbitan saham baru. Dalam memutuskan
sumber pendanaan eksternal, mutlak bagi perushaan untuk mempertimbangkan biaya
modal demi mempertahankan tingkat dividen dan investasi secara optimal. Karena,
kebijakan dividen, keputusan investasi dan keputusan pendanaan dalam pasar modal yang
tidak sempurna yang ditandai dengan adanya pajak, biaya transaksi, dan asimetris
information, berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang tercermin dalam harga sahamnya
(Weston & Copeland, 1997 :138).
DAFTAR PUSTAKA
Asnawi, S.K. & Wijaya, C. 2005, Riset Keuangan : Pengujian-pengujian Empiris. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama. Born, J.A. & Rimbey, J.N. 1993. A Test of The Easterbrook
Hypotesis Regarding Dividend Payments and Agency Costs. The Journal of Financial
Research. Vol XVI. No. 3,251-321. Brigham, E. & Gapensky, L. C. 1996. Intermediate
Financial Management. Fifth Edition. Orlando : The Dryden Press.Ely Siswanto, Keputusan
Investasi, Dividen dan Pendanaan Eksternal... 61Chen, C.R. & Steiner, T. L. 1999.
Managerial Ownership and Agency Costs : A Non Linear Simultaneous Equation Analysis of
Managerial Ownership, Risk Taking, Debt Policy and Dividend Policy. The Financial Review.
34.119-136. Cleary, S. 1999. The Relationship between Firm Invesment and Financial
Status. The Journal of Finance. Vol 1. IV No 2. 673-692.
Easterbrook. 1984. Two Agency Cost Explanation of Dividend, American Economic
Review. 72, 650-58. Husnan, S. 1996. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Edisi ketiga. Penerbit UPP AMPYKPN. Yogyakarta. Harris, M & Raviv, A. 1990. Capital
Structure and The Informational Role of Debt. The Journal of Finanance. Vol XIV No2. June.
321-348. Jensen, M. C. & Meckling, W.H. 1976. Theory of The Firm Managerial Behavior,
Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Finance. 78-115. Jones, C. P. 1996.
Investments Analysis and Management, Sixth Edition, Wiley. Makidakis, Spyros, Wright,
S.C.W., Mc Gee, V.E. 1995. Metode dan Aplikasi Peramalan, Alih bahasa Untung Sus
Andriyanto, Abdul Basith. Edisi ke 2 jilid 1. Erlangga.
Jakarta. Mougue, M & Mukherjee T. K. 1994. An Investigation into The Causality among
Firms’ Dividend, Investment and Financing Decision. The Journal of Financial Research.
,
Vol XVII No 4 page 512-530. Miller. M. H. & Modigliani, F. 1961. Dividend Policy, Growth,
and The Valuation of Shares. Journal of Business. 34 Okt. 392-414. Mc Donnald, Jacquillat
& Nussenbaum. 1975. Dividend, Investment and Financing
Decisions : Empirical Evidence on French’ Firms. Journal of Financial and
Quantitative Analysis. 741-753. Noronha, Morgan, K. S. 1996. The Monitoring Rationale br
Devidend and Interaction of Capital Structure and Dividend Decisions. Journal of Banking
and Finance. 20 page 439-454. Pertiwi, I.B. 2000. Analisis Kausalitas Kebijakan Investasi,
Dividen dan Pembiayaan Pada Perusahaan Asuransi di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Malang:
PPSUB. Rodriguesz, R. J. 1992. Quality Dispersion and The Feasibility of Dividend as
Signals. The Journal oJ Financial Research. Vol XV No 4.
Subekti, I. 1997. Asosiasi antara Set Kesempatan Investasi dengan Kebijakan Pendanaan
dan Dividend Perusahaan serta lmplikasinya pada Perubahan Harga Saham.
Tesis. Malang: PPSUB. Sudarma, M., Salim, U., Susanto, H. 1998. Analysis Kausalitas
Keputusan Dividen, Investasi dan Pendanaan pada Perusahaan Manufaktur di BES.Wacana
Vol 1 No.2.