ii. apabila pendapatan diposebel bertambah dari Rp400ribu menjadi Rp600 ribu
tabungan berubah dari Rp-60 ribu menjadi Rp10 ribu. Maka MPS adalah (-10(-)-06)/(600-
400)=50/200=0,25 iii. apabila pendapatan diposebel bertambah dari Rp 600 ribu menjadi
Rp800 ribu, tabungan berubah dari Rp -10 ribu menjadi Rp 50 ribu. Maka MPS adalah (50(-)-
10)/(800-600)=60/200=0,30
hasil perhtunga yang diterangkan dalam i, ii, dan iii ditunjukan dalam kolom (4), dalam
kololm (5), ditunjukan perhitungan untuk memperoleh nilai APS dari perhitungan yang dibuat
(dengan menggunakan formula: APS= S/Yd) dapat dilihat bahwa nilai APSsemakin besae
apabila pendapatan diposebel bertambah. Pada mulanyanilainya negative karena rumah tangga
masih “mengorrek tabungan” atau melakukan “dissaving” , Dalam Contoh 1, hingga pendapatan
Rp 600 ribu rumah tangga masih melakukan “menggorek tabungan”. Di bawah ini ditunjukan
dua contoh penghitungan APS.
Dalam Table 4.4 ditunjuka kembali data MPC dan MPS yang dihitung dalam Tabel 4.2 dari data
MPS dan APS yang dihitung Tabel 4.3. seterusnya dalam Tabel 4.4 dihitung MPC + MPS
TABEL 4.4
i. MPC + MPS = 1
ii. APC + APS = 1
i. Dalam setiap nilai MPC dan MPS , yaitu apakah nilainya tetap atau berubah,
MPC + MPS akan selalu sama dengan satu.
ii. Dalam seetiap nilai APC dan APS, yaitu apakah APC dan APS adalah tetap atau
berubah, APC + APS akan selalu sama dengan satu.
Pembuktian rumusa(ii)
Rumusa (i) dan (ii) di atas dapat dengan mudah dibuktikan dengan menggunakan persamaan
aljabar yang sederhana. Telah diterangkan bahwa pendapatan diposebel adalah sama dengan
konsumsi rumah tangga ditambah dengan tabungan rumah tangga. Dalam persamaan:
𝑌𝑎 = C + S
Seperti telah dimaklumi APC = C/Yd dan APS = S/Yd. dengan demikian persamaan di atas
dapat dinyatakan secara berikut:
1 = APC + APS
Persamaan DI atas membutikan membuktkan bahwa rumusan yang dinyatakan dalam (ii) adalah
benar.
Apabila rumah tangga mengalami kenaikan pendapatan, maka konsumsi dan tabungannya akan
bertambah. Hubungan di antaaara pertambahan pendapatan, pertambahan konsummsi dan
pertambahaan tabungan dapat dinyatakan drngan menggunakan peramaan berikutL
∆𝑌𝑑 = ∆𝐶 + ∆𝑆
Apabila masing-masing koponen dari persamaan di atas dibagi oleh ∆𝑌𝑑 . maka akan diperoleh:
∆𝑌𝑑 ∆𝐶 ∆𝑆
= ∆𝑌 + ∆𝑌
∆𝑌𝑑 𝑑 𝑑
Tidak ditrangka MPC adala ∆𝐶/∆𝑌𝑑 dan MPS adalah ∆𝑆/∆𝑌𝑑 dengan demikia persamaan di
astas dapat diubah menjadi:
1= MPC + MPS
Seperti telah dinyatakan sebelum ini, dalam analis makrokonomi yang lebih penting bukanlah
melihat konsumsi dan tabungan sesuatu rumah tangga, teteapi melihat kepada konsumsi fan
tabungan semua rumah tangga dalam perekonomian. Pengeluaran konsumsi dari semua rumah
tangga dalam perekonomian dinamakan, seperti telah dinyatakan sebelum ini, konsumsi agregat
dan tabungan semua rumah tangga dalam perekonomian dinamakan TABUNGAN AGREGAT.
Untuk menunjukan kelakuan rumah tangga dalam perekonomian dalam melakukan konsumsi
dari tabungan dengan pendapatan nasional. Analisis dalam bagian ini akan melihat sifat
perhubungan tersebyt dengan membuat satu contoh angka mengenai pendapatan nasional,
konsumsi agregat dan tabungan agregat yang memisalkan:
Daam tael 4.5 ditunjukan satu conto yang menggambaran tingkat pendapatan nasional tingkat
konsumsi dan tingkat tabungan yang menggunakan pemisalan seperti yang dinyatakan di atas.
Dapat dilihat bahwa pada penddapatan nasonal= 0, konsumsi rumah tanggga dalam
perekonomian adalah RP 90 triuliun, dan dengan demikian rumah tangga “ mengorek tabungan”
sebenyak Rp90 triuliun juga.
0 90 -90
120 180 -60
240 270 -30
360 360 0
480 450 30
600 540 60
720 630 90
840 720 120
960 810 150
1080 900 180
1200 990 210
Berdasarkan anngka-angka daam tabe 4.5 sekarang dapat dibuat dua kurva yang sangat penting
peranannya dalam penentua keseimbangan pendapatan nasional yaitu fungsi konsumsi dari
fungsi tabungan.
sebelum menerangkan cirri-ciri fungsi konsumsi dari fungsi tabungan terlenih dahulu perlulah
diterangka dan didefinisika arti dari istlah fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.
Berdasarkan kepada data yang terdapat dalam table 4.5 dalam Gambar 4.1 ditunjukan fungsi
konsumsi di gtafik (a) dan fungsi tabungan di grafik (b). dalam grafik (a) sumbu tegak
menggambarkan tingkat konsumsi dan sumbu datar menggambarkan pendapatan nasional.
Sedangkan dalam grafik (b), sumbu tegak menggambarkan tingkat tabungan dan sumbu datar
menggambarkan pendapatan nasional. Sesuai dengan data yang terapat dalam Tabel 4.5, cirri-ciri
fungsi konsumsi dan tabungan yang digambarkan dalam gambar 4.1 adalah sebagai berikut: