KELOMPOK 6 :
1. Riski Ariandi
2. Frince
3. Nofendra
4. Mega Juliani
5. Maisyafitri
6. Firmanda
7. Muhammad Mukti
KB 1: PEREKONOMIAN DUA SEKTOR
Pada kegiatan belajar ini akan dijelaskan mengenai bagaimana interaksi antar komponen
dalam perekonomian 2 sektor, yaitu dimisalkan sektor rumah tangga dan sektor swasta
atau perusahaan. Pada perekonomian dua sektor analisis menggunakan pendekatan
Keynes, di mana pendapatan merupakan variabel utama dalam menentukan tingkat
perekonomian.
Y adalah pendapatan, di mana akan dilakukan 2 hal terhadap pendapatan, yaitu (1)
pendapatan tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk konsumsi (C); (2) akan disimpan ata
dibuang (S). Sisi pengeluaran adalah pendapatan yang akan di konsumsi dan diinvestasika
(I). Pengeluaran ini merupakan “bocoran” pendapatan yang berfungsi sebagai
penyeimbang dari suntikan pendapatan pada sisi pendapatan berupa tabungan.
Keseimbangan pendapatan nasional merupakan keseimbangan antara pendapatan
keseluruhan dengan pengeluaran keseluruhan atau disebut dengan pengeluaran agregat
(Aggregate expenditiure / AE). Oleh karena itu, kesimbangan akan terjadi pada saat :
Y = AE atau
AE = C+I
ada Tabel 7.1 dapat dikatakan bahwa, pada saat
esarnya pendapatan adalah nol, seorang individu
etap harus melakukan konsumsi (misalnya untuk
makan) karena tanpa makan orang akan mati.
engan demikian, terdapat konsumsi sebesar 75
ehingga besarnya tabungan menjadi -75, yang
erarti individu yang bersangkutan harus melakukan
tang.
Tabel 7.2 memperlihatkan hasil
perhitungan MPC, MPS, APC, dan APS.
Jika dilakukan penjumlahan pada MPC
dengan MPS dan APC dengan APS maka
hasil masing-masing penjumlahan
tersebut akan menghasilkan angka satu.
Hal ini mencerminkan konsitensi
identitas Y = C + S.
A. Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan
C = a + MPC Y
S = -a (1-MPC) Y atau S = -a + MPS Y
Pada Gambar pada 7.2 memperlihatkan
bagaimana keseimbangan pendapatan berada
pada level 300 jika tidak terdapat investasi.
Pada saat investasi masuk sebesar 100 maka
keseimbangan terjadi pada level 700. keadaan
yang sama diperoleh dengan pendekatan S=I,
Titik impas akan terjadi pada saat S=0 dan
pendapatan keseimbangan pada level 300.
Setelah ada investasi, pendapatan nasional
akan terjadi pada saat I=S=100, dengan nilai
sebesar 700.
B. Multiplier ekonomi dua sektor
Jika 1/MPS = k maka k merupakan angka pelipat (multiplier) untuk tiap perubahan A.
Angka multiplier menerangkan pengaruh dari kenaikan atau penurunan pengeluaran agrega
terhadap tingkat keseimbangan pendapatan nasional. Misalnya, seorang individu yang baru
mendapat gaji bulanan sebesar 100 akan digunakan untuk mengonsumsi barang dan jasa
sebesar MPC dikalikan pendapatan, yaitu 100 X 0,75 = 75 (asumsikan MPC=0,75). Jika
pengeluaran sebesar 75 dibelikan makanan pada sebuah toko makanan maka bagi toko
tersebut terdapat tambahan pendapatan sebesar 75 yang akan dikonsumsikan sebesar MPC
dikali tambahan pendapatan, yaitu 75 X 0,75 = 56,25.
Selanjutnya, jika uang tersebut (56,25) dibelanjakan lagi terhadap pakaian maka penilik
toko pakaian akan menerima pendapatan tambahan sebesar 56,25 dan akan melakukan
konsumsi terhadap barang dan jasa ke pihak lain.
Lanjutan.
Dengan masuknya sektor pemerintah ke dalam perekonomian tiga sektor maka syarat
keseimbangan pendapatan nasional akan berubah menjadi seperti berikut:
Penawaran Agregat = Permintaan Agregat
Y=C+I+G
Bila ditinjau dari sisi pendapatan maka keseimbangan akan berubah menjadi :
Y=C+S+T
Oleh karena itu, bocoran pendapatan akan terjadi pada dua sisi yaitu pertama, pada saat
pendapatan tersebut dikonsumsi dan kedua, pada pengeluaran pemerintah. Suntikan terhadap
perekonomian sebagai penyeimbang dari bocoran pendapatan adalah terjadinya tbungan untuk
melakukan investasi, dan penerimaan pajak oleh pemerintah sebagai sumber dana bagi
pengeluaran pemerintah. Jika dituliskan dalam bentuk persamaan, akan tampak sebegai berikut
Suntikan = Bocoran
Tabungan + Pajak = Investasi + Pengeluaran Pemerintah
(S) + (T) = (I) + (G)
Jenis pajak
Jenis pajak yang dikenakan oleh pemerintah sebagian besar terdiri dari pajak pendapatan
(PPH) dan pajak pertambahan nilai (PPN). Sementara itu PPH juga berasal dari dua sumber
yaitu PPH Individu dan PPH Badan.
Sementara sifat pajak dapat dikatagorikan menjadi 4 jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Pajak regresif
Pajak regresif merupakan pungutan pajak dengan persentase yang semain menurun, jika
pendapatan yang kena pajak semakin bertambah besar.
2. Pajak progresif
Pajak progresif merupakan pungutan pajak dengan persentase yang semakin naik jika
pendapatan yang kena pajak semakin bertambah besar.
anjutan.
3. Pajak proporsional
Pajak proporsional merupakan pajak dengan persentase yang tetap, berap pun besarnya
pendapatan yang kena pajak.
4. Pajak tetap (lump sum tax)
Merupakan pungutan pajak dengan nilai yang tetap, berapa pun besarnya pendapatan yang
kena pajak.
Dengan adanya pajak, jumlah pendapatan akan berkurang yang besarnya adalah sejumlah
pajak yang dikenakan. Pendapatan yang siap dikonsumsi setelah membayar pajak disebut
dengan pendapatan disposable (Yd).
anjutan.
Bilamana T adalah pajak yang dikenakan maka pendapatan disposable dapat ditulis sebagai
berikut:
Yd = Y – T
Dengan adanya pajak maka fungsi konsumsi dan tabung akan berubah menjadi :
C = a + MPC Yd
S = -a + (1-MPC) Yd atau S = -a + MPS Yd
Fungsi konsumsi dan tabungan setelah pajak,
jika kita cari angka tingkat konsumsi dan
tabungan untuk masing-masing pendapatan
(bukan pendapatan disposable), akan terlihat
seperti pada Tabel 7.4. keseimbangan terjadi
pada saat pendapatan sebesar 1020, yang akan
sama besarnya dengan nilai pengeluaran
agregat. Oleh karena itu, adanya sektor
pemerintah akan merubah tingkat pendapatan
nasional menjadi lebih besar dibandingkan
dengan perekonomian, di mana hanya
terdapat dua sektor.
A. Multiplier dalam perekonomian tiga sektor
Efek pelipat akibat adanya perubahan pendapatan pada perekonomian tiga sektor, akan
memberikan hasil berbeda bagi pajak tetap dan pajak proporsional. Untuk pajak tetap
perhitungannya sama, seperti pada perekonomian 2 sektor yaitu seperti berikut:
anjutan.
Jika k = (1/MPS) maka, efek multiplier akan sama dengan k. contoh pada pajak tetap di
atas, bila terjadi penambahan pengeluaran pemerintah sebesar 50 maka akan terjadi
tambahan pendapatan nasional sebesar :