KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN
TIGA SEKTOR
PERTEMUAN 6
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian menimbulkan dua perubahan penting dalam
proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional, yaitu:
a. Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat melalui
pengurangan atas konsumsi rumah tangga.
Kedua aliran pengeluaran / pendapatan ini akan mengubah pola aliran pendapatan dalam
perekonomian. Dalam ekonomi tiga sektor belum terdapat kegiatan mengekspor dan mengimpor.
Oleh sebab itu ,ekonomi tiga sektor dinamakan juga ekonomi tertutup.
By : BIDA SARI, SP, MSi
B. PENGARUH PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN 3 SEKTOR
Pengaruh pemerintah dalam perekonomian tiga sektor, adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah dapat menjadi peranan sentral sebagai pengatur perekonomian yang terjadi di
masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga stabilitas perekonomian masyarakat agar
tetap berjalan baik dan tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Pemerintah bisa mengatur
perekonomian masyarakat dengan cara membuat berbagai kebijakan, peraturan, bahkan undang-
undang yang mengatur masalah tersebut;
2. Pemerintah berpengaruh juga menjadi peranan sebagai konsumen produk barang dan jasa.
Pemerintah harus menggunakan berbagai produk seperti alat-alat kantor, perlengkapan negara,
jasa aparatur negara, dan lain sebagainya;
3. Pemerintah berpengaruh sebagai produsen yang mengelola berbagai perusahaan negara untuk
menghasilkan produk yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak
4. Pemerintah juga berpengaruh untuk menarik pajak dari setiap wajib pajak untuk mempertahankan
stabilitas ekonomi negara.
1. Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: pembayaran
kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor- faktor produksi, dan pembayaran pajak
pendapatan perusahaan kepada pemerintah.
2. Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber: dari pembayaran gaji dan
upah, sewa, bunga dan untung oleh perusahaan, dan dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.
3. Pemerintah menerima pendapatan berupa pajak dari perusahaan dan rumah tangga. Pendapatan
tersebut akan digunakan untuk membayar gaji dan upah pegawai-pegawai dan untuk membeli barang-
barang dan jasa-jasa.
4. Pendapatan yang diterima rumah tangga (Y) akan digunakan untuk memenuhi tiga kebutuhan: membayar
dan membiayai pengeluaran konsumsi (C), disimpan sebagai tabungan (S) dan membayar pajak pendapatan
rumah tangga (T). Dalam persamaan: Y = C + S + T.
5. Dalam gambaran tersebut tetap dimisalkan bahwa tabungan rumah tangga dipin- jamkan oleh lembaga-
lembaga keuangan kepada para pengusaha yang menanam modal.
6. Pengeluaran agregat (AE) telah menjadi bertambah banyak jenisnya, yaitu disamping pengeluaran
konsumsi (C) dan investasi (1), sekarang termasuk pula pengeluaran pemerintah (G).
Dalam persamaan AE = C + I + G.
Pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam perekonomian tersebut, meliputi
tiga jenis perbelanjaan: konsumsi rumah tangga (C), investasi perusahaan () dan pengeluaran
pemerintan membeli barang dan jasa (G). Dengan demikian keadaan yang menciptakan
keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor adalah: Penawaran agregat- Pengeluaran agregat
(Y AE), atau:
Y=C+1+G
Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan barang dan jasa akan mewujudkan
aliran pendapatan ke sektor rumah tangga (gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan) dan
aliran in sama nilainya dengan pendapatan nasional (Y). Gambar 5.1 menunjukkan bahwa
pendapatan rumah tangga tersebut akan digunakan untuk tiga tujuan: membiayai konsumsi (C),
ditabung (S) dan membayar pajak (T). Dengan demikian, berdasarkan kepada aliran pendapatan
yang wujud dalam perekonomian tiga sektor, berlaku kesamaan berikut:
Y=C+S+T
1. pajak regresif : sistem pajak yang persentasinya menurun apabila pendapatan yang
di kenakan pajak menjadi bertambah tinggi.dalam sistem ini ,pada pendapatan
rendah ,pajak yang di pungut meliputi bagian yang paling tinggi dari pendapatan
tersebut.tetapi,semakin tinggi pendapatan semakin kecil persentasi pajak itu di
bandingkan dengan keseluruan pendapatan.
2. Pajak proporsional : persentasi pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai
tingkat pendapatan,yaitu dari tingkat pendapatan yang sangat rendah kepada yang
sangat tinggi. dalam sistem pajak ini tidak di bedakan di antara penduduk yang kaya
atau miskin dan di antara perusahaan besar dan perusaan kecil.
3. Pajak progresif : sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan
semakin meningkat .pajak ini menyebabkan pertambahan nominal pajak yang di
bayar akan menjadi semakin cepat apabila pendapatan semakin tinggi.
By : BIDA SARI, SP, MSi
EFEK PAJAK KE ATAS KONSUMSI DAN TABUNGAN
Dalam perekonomian tiga sector akibat adanya pajak pendapatan disposebel telah
menjadi lebih kecil dari pendapatan nasional. Dalam perekonomian yang telah
mengenakan pajak, perhubungan di antara pendapatan disposebel dan pendapatan
nasional dapat dinyatakan secara persamaan berikut :
𝑌𝑑 = 𝑌 − 𝑇
Kesimpulannya walau apa pun bentuk sistem pajak, yaitu pajak tetap atau pajak
proporsional, pemungutan pajak akan mengakibatkan konsumsi dan tabungan rumah tangga
berkurang sebanyak yang di tentukan oleh persamaan berikut :
𝜟𝑪 = 𝑴𝑷𝑪 𝒙 𝑻
𝜟𝑺 = 𝑴𝑷𝑺 𝒙 𝑻
i. MPC adalah rasio di antara pertambahan konsumsi dengan pertambahan pendapatan disposebel.
Dalam persamaan : ∆𝐂
𝐌𝐏𝐂 =
∆𝐘𝐝
ii. MPCY adalah rasio di antara pertambahan konsumsi dengan pertambahan pendapatan nasional.
Dalam persamaan :
Dalam ekonomi tiga sektor dimana ∆𝐘 lebih besar dari ∆𝐘𝐝 . Maka MPC lebih besar dari 𝐌𝐏𝐂𝐲 . Apabila
persentasi pajak diketahui dan nilai MPC juga diketahui, maka 𝐌𝐏𝐂𝐲 dapat dengan mudah dihitung. Misalkan
nilai MPC = b dan persentasi pajak adalah t dari pendapatan nasional (T = tY).
∆𝐂
= 𝑴𝑷𝑪𝒚 = 𝟏 − 𝒕 𝒃
∆𝐘
ii. MPSY adalah rasio di antara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan nasional.
Dalam persamaan :
Dalam perekonomi tiga sektor dengan sistem pajak proporsional MPS adalah lebih besar dari 𝐌𝐏𝐒𝐲 .
Dalam sistem pajak proporsional nilai MPSy adalah :
Oleh karena itu MPS = (1 − 𝑏)(1 − 𝑡), maka persamaan MPSy dapat diubah menjadi :
𝐌𝐏𝐒𝐲 = (𝟏 − 𝒃)(𝟏 − 𝒕)
Contoh :
Pengaruh pajak tetap dan pajak proporsional terhadap konsumsi dan tabungan rumah
tangga (dalam triliun rupiah).→ C = 90 + 0,75Y & S = –90 + 0,25Y
Y T Yd C S
Bagian 1: T = 0
0 0 0 90 -90
240 0 240 270 -30
480 0 480 450 30
Bagian 2: T = 40
0 40 -40 60 -100
240 40 200 240 -40
480 40 440 420 20
Bagian 3: T = 20% dari Y
0 0 0 90 -90
240 48 192 234 -42
480 96 384 378 6
Fungsi tabungan asal adalah S = –a + b(1–b)Y dan pajak adalah tY maka pajak tersebut menurunkan fungsi
tabungan sebanyak ΔS = (1–b)tY sehingga fungsi tabungan baru (S1) adalah:
𝑺𝟏 = – 𝒂 + (𝟏– 𝒃)𝒀 – (𝟏– 𝒃) 𝒕𝒀
𝑺𝟏 = – 𝒂 + ((𝟏– 𝒃) – (𝟏– 𝒃)𝒕))𝒀
By : BIDA SARI, SP, MSi
𝑺𝟏 = – 𝒂 + (𝟏– 𝒃) (𝟏– 𝒕)𝒀
Contoh Grafik Persamaan Umum
S
S
C C
Y= C S Y= C
C = a + bY S
S1 S1
0 C = a + bY Y 0
C1= -bT +
a MPC x T a + bY
C1= -bT +
a + bY a -a MPS x T
-bT + a a
-a – (1-b)T
45° 45°
0 Y 0 Y
(-) (i) Pajak Tetap (-)
(i) Pajak proporsional (i) Pajak proporsional
(a) Efek pajak ke atas fungsi konsumsi (a) Efek pajak ke atas fungsi Tabungan
Maka : C = a + bYd C, I, G E C + I + G
C + I
= a + b (Y – Tx + Tr) C = a + bY
G
C = a + bY – bTx + bTr
I
a
Y=C+I+G
= a + bY – bTx + bTr + I + G
0
Y – bY = a – bTx + bTr + I + G Ye q Y
Tx - Tr
(1 – b)Y = a – bTx + bTr + I + G S, Tx, I, G S +
I + G
I
1- b
By : BIDA SARI, SP, MSi
-a
E. MULTIPLIER DALAM PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR
Seperti yang berlaku dalam perekonomian dua sektor, dalam perekonomian tiga sektor perubahan-
perubahan perbelanjaan agregat akan menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional
sebanyak beberapa kali lebih besar dari perubahan-perubahan agregat yang asal. Seperti yang
telah diterangkan ketika membicarakan mengenai perekonomian dua sektor pada bab yang lalu,
keadaaan tersebut akan berlaku sebagai akibat adanya proses multiplier.
Perhitungan nilai multiplier yang akan diterangkan menggunakan pemisalan-pemisalan di bawah ini :
1. Fungsi konsumsi adalah 𝐶 = 𝘢 + 𝑏𝑌𝑑′
2. Dua bentuk sistem pajak akan digunakan. Dalam contoh yang pertama pajaknya adalah pajak tetap, yaitu 𝑇 = 𝑇𝑥 ,
sedangkan dalam contoh kedua pajaknya adalah pajak proporsional, yaitu 𝑇 = 𝑡𝑌.
3. Fungsi investasi yang asal adalah 𝐼 dan fungsi pengeluaran pemerintah yang asal adalah G
Multiplier Investasi
Untuk menghitung nilai multiplier investasi, dimisalkan niali investasi bertambah dari 𝐼 menjadi 𝐼1 dan besar
pertambahannya adalah ∆𝐼.
1. Sistem pajak tetap dalam perekonomian bersistem pajak tetap, keseimbangan pendapatan nasional yang asal
adalah
𝑌 =𝐶+𝐼+𝐺
𝑌 = 𝘢 + 𝑏𝑌𝑑 + 𝐼 + 𝐺
𝑌 = 𝘢 + 𝑏 𝑌 − 𝑇𝑥 + 𝐼 + 𝐺
𝑌 = 𝘢 + 𝑏𝑌 − 𝑏𝑇𝑥 + 𝐼 + 𝐺
𝑌 − 𝑏𝑌 = 𝘢 − 𝑏𝑇𝑥 + 𝐼 + 𝐺
1
𝑌= 𝘢 − 𝑏𝑇𝑥 + 𝐼 + 𝐺
1−𝑏
By : BIDA SARI, SP, MSi
Pertambahan investasi sebanyak Dengan demikian proses multiplier
∆𝐼 (𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐼 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝐼1 ) menyebabkan menambah pendapatan nasional
pendapatan nasional meningkat menjadi sebesar seperti yang dinyatakan
𝑌1′ dan nilainya dapat dihitung dengan persamaan berikut :
menggunakan persamaan berikut :
1
∆𝑌 = 𝑌1 − 𝑌 = ∆𝐼
𝑌1 = 𝐶 + 𝐼 + ∆𝐼 + 𝐺 1−𝑏
𝑌1 = 𝘢 + 𝑏𝑌𝑑 + 𝐼 + ∆𝐼 + 𝐺
𝑌1 = 𝘢 + 𝑏 𝑌1 − 𝑇𝑥 + 𝐼 + ∆𝐼 + 𝐺
𝑌1 = 𝘢 + 𝑏𝑌1 − 𝑏𝑇𝑥 + 𝐼 + ∆𝐼 + 𝐺
𝑌1 − 𝑏𝑌1 = 𝘢 − 𝑏𝑇𝑥 + 𝐼 + ∆𝐼 + 𝐺 Dari persamaan ini dapat disimpulkan bahwa
1 dalam perekonomian tiga sektor dengan pajak
𝑌1 = 𝘢 − 𝑏𝑇𝑥 + 𝐼 + ∆𝐼 + 𝐺 tetap, pertambahan investasi sebanyak ∆𝐼 akan
1−𝑏
menambahkan pendapatan nasional sebanyak
1
kali pertambahan investasi. Dengan
1−𝑏
Perhitungan di atas menunjukkan demikian nilai multiplier, yaitu ΔY/ΔI, adalah :
pertambahan investasi sebesar ∆𝐼
akan menambah pendapatan nasional
𝟏
1 𝑴𝒖𝒍𝒕𝒊𝒑𝒍𝒊𝒆𝒓 𝒊𝒏𝒗𝒆𝒔𝒕𝒂𝒔𝒊 𝒑𝒂𝒋𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 =
𝑌= 𝘢 − 𝑏𝑇𝑥 + 𝐼 + 𝐺 𝟏−𝒃
1−𝑏
Menjadi
1
𝑌1 = 𝘢 − 𝑏𝑇𝑥 + 𝐼 + ∆𝐼 + 𝐺
1−𝑏
Sistem pajak tetap dalam perekonomian yang Sistem pajak proporsional dalam
menggunakan sistem pajak tetap, nilai multiplier perekonomian yang menggunakan sistem pajak
1 proporsional, nilai multiplier pengeluaran
pengeluaran pemerintah adalah 1−𝑏 dan 1
kenaikan pendapatan nasioanl (∆𝑌) dapat pemerintah adalah 1−𝑏+𝑏𝑡 dan kenaikan
dihitung denga persamaan : pendapatan nasional (∆𝑌) dapat dihitung dengan
1 menggunkan persamaan :
∆𝑌 = ∆𝐺 1
1−𝑏 ∆𝑌 = ∆𝐺
1 − 𝑏 + 𝑏𝑡
C+I+G
Pengeluaran agregat
E 𝐶 = 500 + 0,8𝑌𝑑
𝐶 = 420 + 0,8𝑌
700
620
I + G = 200
500
420
450
0 Y
2100 3100
By : BIDA SARI, SP, MSi
TERIMAKASIH