C. Jenis-Jenis Pajak
Secara umum, pajak yang dipungut oleh pemerintah dapat digolongkan menjadi
empat, yaitu sebagai berikut :
1) Pajak langsung, yaitu jenis pungutan yang secara langsung dikumpulkan dari
pihak yang wajib membayar pajak. Contohnya pajak penghasilan, pajak
kendaraan bermotor, dan pajak bumi bangunan (PBB).
2) Pajak tidak langsung, yaitu jenis pungutan yang dikenakan pemerintah atas
barang dan jasa ketika barang dan jasa tersebut dijual kepada pihak lain.
Contohnya pajak pertambahan nilai (PPN), pajak ekspor impor, dan pajak bea
masuk.
3) Pajak objektif, yaitu jenis pungutan yang dikenakan berdasarkan aktivitas
ekonomi para wajib pajak. Contohnya PPN dikenakan kepada mereka yang
membeli barang dan jasa kena pajak.
4) Pajak subjektif, yaitu jenis pungutan yang dipungut dengan melihat
kemampuan wajib pajak. Contohnya jika pendapatan seseorang tinggi, maka
beban pajaknya juga tinggi, sedangkan jika pendapatan seseorang rendah, maka
beban pajaknya juga rendah sesuai dengan kemampuan si wajib pajak.
D. Bentuk-Bentuk Pajak Penghasilan
1) Pajak regresif, merupakan sistem pajak yang persentasinya menurun apabila
pendapatan yang dikenakan pajak bertambah tinggi. Contohnya yaitu bea cukai.
2) Pajak proporsional, merupakan persentasi pungutan pajak yang tetap besarnya
pada berbagai tingkat pendapatan (dari pendapatan rendah sampai pendapatan
tinggi). Contohnya yaitu pajak penambahan nilai (PPH).
3) Pajak progresif, merupakan sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila
pendapatan semakin meningkat. Pajak ini menyebabkan pertambahan nominal
pajak yang harus dibayar akan semakin tinggi apabila pendapatan semakin
tinggi juga.
E. Pengeluaran Pemerintah
Pajak yang sudah dikumpulkan pemerintah akan digunakan untuk membiayai
berbagai kegiatan pemerintahan. Di negara-negara besar kebanyakan, pajak menjadi
sumber utama dari pembelanjaan rutin pemerintah yang sebagian dari pengeluarannya
digunakan untuk membiayai administrasi pemerintahan, membiayai kegiatan
pembangunan, menggaji karyawan pemerintah, pembenahan sistem pendidikan dan
kesehatan masyarakat, dan berbagai jenis infrastruktur penting lainnya. Adapun
beberapa faktor penentu pemerintah mengeluarkan anggarannya yaitu sebagai
berikut:
1) Adanya proyeksi dari jumlah pajak yang diterima. Dalam menyusun anggaran
belanja, pemerintah biasanya akan mendata terlebih dahulu berapa jumlah pajak
yang akan mereka kumpulkan dari masyarakat. Makin banyak pajak yang
terkumpul, maka makin besar pula jumlah pembelanjaan yang akan dilakukan.
2) Adanya tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai. Tujuan ekonomi yang ingin
pemerintah capai yaitu mengatasi masalah pengangguran, menghindari inflasi,
atau mempercepat pembangunan. Tak heran pemerintah akan semakin sering
mengeluarkan anggarannya untuk mencapai tujuan tersebut bahkan
kemungkinan anggarannya lebih besar dibandingkan pendapatan yang
diperoleh dari pajak.
3) Adanya pertimbangan politik dan keamanan negara. Salah satu tujuan penting
dalam menyusun anggaran belanja pemerintah yaitu dari bidang politik dan
keamanan negara. Pemerintah tidak segan-segan untuk mengeluarkan
anggarannya lebih banyak hanya untuk mencegah dari kekacauan politik
ataupun kekacauan keamanan negara yang akan menyebabkan kenaikan
pembelanjaan pemerintah yang sangat besar.