Anda di halaman 1dari 6

RESUME

PERBEDAAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR DAN MANAJEMEN

Dosen Pengampu : Made Arie Wahyuni, S.E., M.Si

Oleh :

I Gusti Bagus Ary Pranawa Putra (1917051063)

Kelas 4G

Prodi S1 Akuntansi

Universitas Pendidikan Ganesha

Tahun Ajaran 2020/2021


A. Cara Seorang Manajerial Mencapai Pelaporan Keuangan

Setiap jabatan, entah di sebuah perusahaan maupun dalam bidang pemerintahan


tentunya memiliki peranan penting dan tugasnya masing-masing. Tugas manajer adalah
sebagai seseorang yang mampu untuk mengarahkan, memimpin, mengoordinasi, serta
melakukan pengembangan terhadap perusahaan dalam rangka pencapaian tujuan.
Manajer ini selalu identik sebagai orang yang cakap, lihai dan lugas yang memiliki
tugas segudang. Ia memimpin sejumlah staf untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan
yang direncanakan. Salah satu tugasnya yaitu memastikan bahwa pelaporan keuangan
yang disusun telah mencapai target yang diharapkan. Untuk mencapai pelaporan
keuangan yang efektif, efisien, akuntabel, dan sesuai, maka manajerial harus
memperhatikan beberapa unsur dalam sistem pengendalian internal yaitu:

 Lingkungan Pengendalian

Pimpinan perusahaan dan seluruh pegawai wajib menciptakan dan memelihara


lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk
penerapan Sistem Pengendalian Internal dalam lingkungan kerjanya melalui:

a. Penegakan integrasi dan nilai etika

b. Komitmen terhadap kompeten

c. Kepemimpinan yang kondusif

d. Pembentukan struktur organisasi sesuai kebutuhan

e. Pendelegasian wewenang dan tenggung jawab yang tepat

f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber


daya manusia, dan

g. Hubungan kerja yang baik dengan setiap divisi

Dalam prosesnya, kedelapan poin ini tidak bisa berjalan sendiri-sendiri dan
harus terintegrasi antara satu dengan yang lainnya, namun dari kedelapan poin
tersebut yang paling dominan adalah poin 1, 2 dan 3 karena bila ketiga poin
tersebut lemah, maka penciptaan lingkungan pengendalian yang kondusif menjadi
tidak efektif. Khusus untuk penegakan integrasi dan nilai etika, peran pimpinan
sebagai tauladan sangat penting. Lingkungan pengendalian merupakan
unsur-unsur lainnya karena bila lingkungan pengendalian tidak kondusif maka
unsur-unsur lainnya menjadi tidak efektif.

 Penilaian Resiko

Disamping menciptakan dan memelihara lingkungan yang kondusif di


lingkungan kerja, pimpinan diwajibkan untuk melakukan penilaian resiko
terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan menghalangi atau menggagalkan
pencapaian tujuan perusahaan baik dari luar maupun dari dalam. Dalam melalui
penilaian resiko, penetapan program/kegiatan akan lebih efisien dan efektif.
Pengendalian internal harus memberikan penilaian atas resiko yang dihadapi unit
organisasi.

 Kegiatan Pengendalian

Untuk mencapai tujuan perusahaan maka diperlukan kegiatan-kegiatan yang


tepat, sebelum ditetapkannya kegiatan maka perlu diadakan analisis resiko
terhadap tujuan perusahaan. Kegiatan pengendalian harus kegiatan yang
diciptakan betul-betul dengan efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan
organisasi. Kegiatan pengendalian terdiri atas:

a. Review atas kinerja perusahaan yang bersangkutan

b. Pembinaan sumber daya manusia

c. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi

d. Pengendalian fisik atas aset

e. Penetapan dan review atas indikator dan ukuran kinerja

f. Pemisahan fungsi

g. Otoritas atas transaksi dan kejadian yang penting

h. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian
 Informasi dan Komunikasi

Dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan, peranan informasi dan


komunikasi sangat penting, karena bila ada stagnansi dijalur informasi dan
komunikasi maka kegagalan pencapaian tujuan bisa terjadi. Kegagalan
dikarenakan media yang tersedia tidak optimal atau gangguan pada sumber daya
manusia. Informasi harus dicatatat dan dilaporkan kepada pimpinan perusahaan
dan pihak lain yang ditentukan. Informasi disajikan dalam suatu bentuk dan
sarana tertentu serta tepat waktu sehingga memungkinkan pimpinn perusahaan
melaksanakan pengendalian dan tanggung jawabnya.

 Pemantauan

Dalam proses pencapaian tujuan perusahaan, unsur pemantauan tidak bisa


diabaikan dari proses, karena tanpa pemantauan maka perbaikan secara dini atas
hal-hal yang mengganggu pencapaian tujuan sulit dilakukan. Pemantauan harus
dapat menilai kinerja dari waktu ke waktu dan memastikan bahwa rekomendasi
hasil audit dan review lainnya dapat segera ditindaklanjuti. Pemantauan ini dapat
dilaksanakan pimpinan.

B. Perbedaan Prosedur dan Instruksi Kerja Serta Contohnya

Dokumentasi adalah suatu cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen


dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber informasi khusus dari
sebuah karangan atau tulisan, wasiat, buku, undang-undang dan lain sebagainya. Di
dalam dokumentasi manajemen, terdapat 2 hal yang dapat menggambarkan
implementasi sistem manajemen yaitu Prosedur atau SOP dan Instruksi Kerja. SOP atau
Prosedur adalah sekumpulkan kebutuhan untuk merinci cara khusus melakukan
aktivitas dengan masalah hukum, kepatuhan peraturan atau kebijakan perusahaan.
Prosedur ini digunakan untuk kegiatan-kegiatan dimana beberapa operasi dihubungkan
dan orang-orang atau departemen-departemen perusahaan yang berbeda dilibatkan,
contohnya prosedur untuk menyajikan model fiskal dalam treasury, prosedur pembelian,
prosedur evaluasi pemasok, prosedur otomatis faktur, prosedur untuk pekerjaan
beresiko, dan lain-lain. Sedangkan Instruksi Kerja adalah dokumen dengan format jelas
dan tepat menggambarkan cara benar untuk melakukan tugas-tugas tertentu yang
bertujuan mencegah terjadinya ketidaknyamanan atau kerusakan jika tidak dilakukan
berdasarkan cara yang diterapkan, contohnya yaitu format instruksi kerja yang berisikan
gambaran, dikte dan langkah-langkah yang mesti diikuti ketika melakukan aktivitas atau
pekerjaan tertentu.

C. Langkah-Langkah Pengendalian Internal

Dalam sebuah pengendalian tentu diperlukan adanya langkah-langkah yang


dipergunakan sebagai kebijakan dan aturan dalam sebuah perusahaan atau organisasi
mengenai kelakuan karyawan yang dibuat untuk menjamin bahwa tujuan pengendalian
manajemen dapat tercapai. Secara umum langkah-langkah pengendalian internal yang
baik terdiri dari:

 Penggunaan wewenang secara tepat untuk melakukan suatu kegiatan atau


transaksi. Dalam perusahaan, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi
dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi
tersebut. Oleh karena ini dalam perusahaan harus dibuat sistem yang mengatur
pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.

 Pembagian tugas. Pembagian tugas memisahkan fungsi operasi dan penyimpanan


dari fungsi pencatatan dan suatu fungsi tidak boleh melaksanakan semua tahap
suatu transaksi.

 Pembuatan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai. Prosedur harus
mencakup perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai
untuk membantu meyakinkan adanya pencatatan transaksi dan kejadian secara
memadai.

 Keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan. Keamanan yang memadai
meliputi pembatasan akses ke tempat penyimpanan aset dan catatan perusahaan
untuk menghindari terjadinya pencurian aset dan data/informasi perusahaan.

 Pengecekan independen terhadap kinerja. Semua catatan mengenai aktiva yang


ada harus dibandingkan (dicek) secara periodik dengan aktiva yang ada secara
fisik. Pengecekkan inni harus dilakukan oleh suatu unit organisasi yang
independen (selain unit fungsi penyimpanan, unit fungsi operasi dan unit fungsi
pencatatan) untuk menjaga objektivitas pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai