Anda di halaman 1dari 5

Nama : I Gusti Bagus Ary Pranawa Putra

NIM. : 1917051063
Kelas : 4G
Matkul : Penganggaran

Penyusunan Anggaran Piutang

A. Pengertian Anggaran Piutang


Anggaran Piutang atau receivable budget adalah anggaran yang
merencanakan secara terperinci tentang jumlah piutang perusahaan
akibat penjualan secara kredit disertai dengan perubahan-perubahan
(penambahan piutang, piutang tertagih, sisa piutang) dari waktu ke waktu
selama periode yang akan datang. Penjualan yang dilakukan oleh
perusahaan secara kredit memiliki tujuan meningkatkan volume
penjualan, dikarenakan meningkat nya tingkat persaingan, mengingat
kompetitor yang semakin berani memberikan kredit dengan tujuan
meningkatkan penjualan maupun meningkatkan jumlah pasar.
Sedangkan piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari
kreditor (pemberi pinjaman) kepada debitur (penerima pinjaman) yang
bersedia melunasinya pada waktu mendatang. Jadi adanya piutang itu
ada karena terdapat dua pihak yaitu debitur dan kreditur, ada kesediaan
debitur untuk melunasi kewajibannya kepada kreditur, ada jarak waktu
yang mulai timbul antara jarak waktu sampai pelunasannya, dan ada hak
menagih yang dimiliki kreditur.

B. Jenis-Jenis Anggaran Piutang


Ada beberapa jenis piutang, yaitu piutang surat berharga (contoh:
bilyet giro belum jatuh tempo, bilyet giro kosong, cek kosong, dan cek
mundur), beban bayar di muka (contohnya sewa dibayar di muka, iklan
dibayar di muka, dan bunga dibayar di muka), setoran jaminan
(contohnya untuk keperluan garansi atau jaminan bank dan untuk
keperluan menjalin hubungan bisnis lainnya), piutang pajak (contohnya
angsuran pajak, pajak masukan, kelebihan bayar pajak, dan lain-lain),
pinjaman pekerja, piutang uang muka, piutang wesel, piutang usaha, dan
piutang lainnya.
Piutang wesel (notes receivable) adalah piutang yang didukung
janji tertulis dalam bentuk wesel. Piutang wesel dan piutang surat
berharga dapat terjadi karena menjual barang secara kredit atau
pemberian pinjaman dalam bentuk uang. Piutang uang muka dapat
terjadi sebagai uang muka beli barang atau uang muka kerja (seperti
pasang iklan atau membuat baliho).
Piutang usaha (account receivable) adalah piutang yang timbul
sebagai akibat menjual barang atau jasa secara kredit dari usaha pokok
perusahaan. Piutang usaha berbeda dengan piutang dagang. Piutang
usaha ini meliputi piutang dagang, sedangkan piutang dagang hanya
terdapat pada perusahaan dagang yang menjual barang dagangannya
secara kredit. Piutang usaha meliputi seluruh macam atau jenis
perusahaan yang menjual barang atau jasa dari usaha pokoknya secara
kredit.
Anggaran piutang yang dimaksud adalah anggaran piutang usaha.
Hal ini bukan berarti jenis piutang lainnya tidak penting untuk
dianggarkan, melainkan karena piutang usaha timbul oleh kebijakan
perusahaan untuk memperlancar kegiatan penjualan dan kegiatan
penjualan merupakan ujung tombak maju mundurnya suatu perusahaan.

C. Manfaat Penyusunan Anggaran Piutang


Piutang usaha sebagai investasi yang biasanya terdapat pada
harga lancar mempunyai beberapa manfaat, antara lain dapat
memperlancar dan memperbesar omzet barang yang dijual, mampu
bersaing, memperluas pelanggan, dan meningkatkan kemampuan laba
perusahaan.
Pemberian piutang usaha dimaksudkan agar dapat memperlancar
dan memperbesar omzet barang yang dijual karena kegiatan penjualan
merupakan ujung tombak maju mundurnya suatu perusahaan.
Keberhasilan perusahaan dimulai dari kemampuan perusahaan menjual
barang atau jasa dari usaha pokoknya.
Kebijakan pemberian piutang usaha agar perusahaan mampu
bersaing dalam menjual produknya. Dalam kebijakan pemberian piutang
perlu diperhatikan:
a. Mengenai batas maksimal piutang yang diberikan untuk berbagai
tingkatan debitur. Tingkatan debitur ini digolongkan berdasarkan
resiko tidak memenuhi kewajibannya sesuai janji.
b. Penentuan jangka waktu kredit, yaitu berapa lama debitur harus
melunasi utangnya.
Pemberian piutang usaha dapat memperluas pelanggan dan dapat
menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan bila pelanggan tersebut
lancar dalam pembayaran. Apabila piutang yang diberikan tersebut
lancar pembayarannya dan dapat memperbesar tingkat barang yang
dijual, maka piutang yang diberikan dapat meningkatkan kemampuan
laba atau profitabilitas perusahaan. Berdasarkan manfaat pemberian
piutang tersebut maka diperlukan adanya penganggaran piutang agar
piutang yang diberikan terencana dan terarah sehingga mempermudah
pengembalian piutang.

D. Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Piutang


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya anggaran
piutang, antara lain volume barang yang dijual secara kredit, standar
kredit, jangka waktu kredit, pemberian potongan, pembatasan kredit, dan
kebijakan penagihan piutang.
1. Volume barang yang dijual secara kredit.
Volume barang yang dijual secara kredit lebih besar daripada
tunai dapat semakin memperbesar anggaran dalam piutang usaha,
begitupun sebaliknya.
2. Standar kredit.
Penentuan standar kredit menentukan besar kecilnya piutang
usaha yang tertanam. Semakin longgar standar kredit yang diberikan
maka semakin besar piutang yang tertanam dan semakin besar resiko
kerugian piutang. Standar kredit yang longgar dan ekstrim misalnya
tidak perlu jaminan kredit atas barang yang dibeli, semua orang boleh
diberikan fasilitas kredit, tanpa batas umur, dan tanpa
mempertimbangkan apakah calon debitur berpengalaman atau tidak
dalam bekerja. Sebaliknya, semakin ketat standar kredit yang
diberikan maka semakin kecil piutang yang dianggarkan dan semakin
kecil resiko kerugian piutang. Standar kredit yang ketat dan ekstrim
artinya calon debitur diseleksi secara ketat.
3. Jangka waktu kredit.
Jangka waktu kredit mempengaruhi besar kecilnya piutang
usaha yang tertanam. Semakin panjang waktu kredit maka semakin
besar piutang usaha yang tertanam, dan sebaliknya. Jangka waktu
kredit yang panjang dapat meningkatkan volume barang atau jasa
yang dijual, di samping juga mengakibatkan piutang usaha semakin
besar.
4. Pemberian potongan.
Pemberian potongan harga juga dapat mempengaruhi besarnya
investasi dalam piutang. Pemberian potongan yang besar akan
memperkecil piutang usaha yang tertanam. Sebaliknya, pemberian
potongan yang kecil memperbesar piutang yang tertanam.
5. Pembatasan kredit.
Pembatasan kredit yang dimaksudkan di sini adalah pembatasan
kredit dalam arti kuantitatif, yaitu berkenaan dengan batas (jumlah)
kredit maksimal yang akan diberikan. Pembatasan kredit juga dapat
mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha. Semakin tinggi batasan
(plafon) kredit maka semakin besar piutang usaha yang tertanam dan
semakin rendah batasan kredit maka semakin kecil piutang yang
tertanam.
6. Kebijakan penagihan piutang.
Kebijakan penagihan piutang mempengaruhi besar kecilnya
piutang usaha yang tertanam. Perusahaan dapat menjalankan
kebijakan penagihan piutang secara aktif ataupun pasif. Kebijakan
penagihan piutang secara aktif dapat memperkecil piutang usaha
yang tertanam, sebaliknya kebijakan penagihan piutang secara pasif
dapat memperbesar piutang usaha yang tertanam. Kebijakan
penagihan piutang usaha secara aktif memerlukan biaya (beban) yang
besar dibandingkan kebijakan penagihan secara aktif. Biaya yang
dikeluarkan dalam kebijakan penagihan piutang secara aktif meliputi
biaya perjalanan, biaya telepon, biaya surat-menyurat, biaya
administrasi piutang, dan lain-lain.

Sumber
https://www.coursehero.com/file/56158915/ANGGARAN-PIUTANGdocx/
https://www.academia.edu/26572418/Materi_Budgeting_Anggaran_Piutang
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/anggaran-piutang
https://www.researchgate.net/publication/345308481_ANGGARAN_PIUTANG

Anda mungkin juga menyukai