Disusun oleh :
SINGARAJA
2020
PENDAHULUAN
P
erekonomian Indonesia dan berbagai negara di dunia saat ini sedang
mengalami krisis akibat wabah virus Corona atau Covid-19. Wabah
virus Corona ini merupakan bencana Internasional yang berdampak
buruk terhadap berbagai sektor kehidupan masyarakat, salah satunya
sektor usaha. Wabah virus tersebut sangat mempengaruhi produktifitas masyarakat
dan stabilitas ekonomi masyarakat. Perusahaan mengalami penurunan penjualan
barang dan jasa bahkan hingga menghentikan operasi untuk mengurangi penyebaran
wabah virus Corona sehingga masyarakat tidak dapat memenuhi kewajiban untuk
membayar pajak. Pandemi ini menyebabkan melumpuhnya perekonomian Indonesia
karena banyak perusahaan yang memutuskan untuk berhenti sementara sampai
masalah ini ditangani. Di sisi kesehatan, keputusan ini adalah keputusan yang baik
untuk menghindari bertambahnya jumlah orang yang terkena virus ini, namun di sisi
ekonomi terjadi kendala karena jika perusahaan tersebut berhenti untuk sementara
waktu, maka perekonomian Indonesia secara keseluruhan menjadi tidak stabil.
Pemerintah menanggapi persoalan tersebut dengan memilih pajak untuk
memitigasi efek dari penyebaran wabah virus terhadap perekonomian agar
perekonomian masyarakat tetap stabil dan terjaga produktifitasnya serta daya beli
masyarakat yang terdampak virus Corona. Salah satu kebijakan pemerintah untuk
memperbaiki perekonomian yaitu dengan memberikan relaksasi pajak kepada para
pengusaha yang terkena dampak dari pandemic ini agar mereka tidak merasa merugi.
Relaksasi tersebut diharapkan mampu mengurangi beban kegiatan usaha dan
membantu meningkatkan kondisi cash flow perusahaan, khususnya selama dan
pascapandemi.
PEMBAHASAN
Virus Corona atau penyakit dengan nama lain severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem
pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut Covid-19. Virus Corona bisa
menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat,
hingga kematian, dan virus ini bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak,
hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Infeksi virus Corona ini
pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini
menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk
Indonesia hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Hal tersebut menyebabkan
beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam
rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri diberlakukan
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB untuk menekan penyebaran
virus ini dan sudah berjalan selama 3 bulan sejak diumumkan pertama kali. Karena
kebijakan tersebut, beberapa bangunan seperti toko, kantor, dan tempat wisata pun
ditutup agar penyebaran virus ini bisa diminimalisir penyebarannya. Hal ini berimbas
pada perkembangan ekonomi Indonesia secara keseluruhan karena tidak adanya
pemasukan dari konsumen, investor, maupun pengunjung. Untuk itulah pemerintah
memberikan kebijakan kepada para pengusaha yang terkena dampak virus tersebut
berupa insentif dan relaksasi pajak agar dapat mengurangi beban kegiatan usaha dan
membantu meningkatkan kondisi cash flow perusahaan, khususnya selama dan
pascapendemi.
Pemberian insentif ini akan berlangsung selama 6 bulan, yakni dari bulan
April sampai dengan September 2020. Artinya pasca peraturan ini disahkan
penyampaian SPT Masa April sampai dengan Masa September 2020 akan mulai
diberlakukan penerapan insentif kepada wajib pajak yang melaksanakan kewajiban
perpajakan yang disebutkan dalam PMK tersebut. Pemberian insentif ini
penerapannya tidak berlaku sama untuk seluruh jenis pajak yang disesuaikan dengan
konsep penerapan masing-masing pajak. Perlu digarisbawahi bahwa tidak semua
jenis pajak penghasilan (PPh) mendapatkan insentif dan tidak semua wajib pajak
mendapatkan insentif pada PMK ini. Begitu juga dengan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), tidak semua Pengusaha Kena Pajak (PKP) dapat mendapatkan fasilitas ini.
Adapun beberapa insentif dan relaksasi yang diberikan yaitu sebagai berikut.
Pemberian insentif dari keempat jenis pajak memang memiliki konsep yang
berbeda. Hal itu disesuaikan dengan kebutuhan yang seharusnya diterima oleh wajib
pajak yang selama ini melaksanakan kewajiban keempat jenis pajak tersebut, namun
meskipun berbeda, tujuannya tetap satu dengan memberikan stimulan kepada wajib
pajak yang terkena dampak atas mewabahnya virus ini agar para wajib pajak
khususnya yang memiliki usaha tidak menutup perusahaannya karena merugi. Jangka
waktu 6 bulan ini juga merupakan pertimbangan yang sudah menjadi keputusan yang
matang sekaligus harapan semoga wabah ini dapat selesai sebelum jangka waktu
pemberian insentif ini selesai. Tidak ada yang mengharapkan perekonomian lumpuh
dan tidak ada yang menginginkan roda usaha berhenti kalau tidak karena sesuatu hal
buruk yang sedang menghampiri.
KESIMPULAN
Virus Corona adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus ini bisa
menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu
hamil dan ibu menyusui. Karena virus ini sangat berbahaya, pemerintah Indonesia
melakukan lockdown dan PSBB dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona.
Ini menyebabkan beberapa perusahaan menutup sementara bangunannya. Hal ini
berimbas pada perkembangan ekonomi Indonesia secara keseluruhan karena tidak
adanya pemasukan dari konsumen, investor, maupun pengunjung. Untuk itulah
pemerintah memberikan kebijakan kepada para pengusaha yang terkena dampak virus
tersebut berupa insentif dan relaksasi pajak agar dapat mengurangi beban kegiatan
usaha. Terdapat 4 kebijakan pajakyang diberikan pemerintah kepada wajib pajak
yaitu Pajak Penghasilan Pasal 21, PPh Pasal 22 Impor, Angsuran PPh Pasal 25, dan
Restitusi Pajak Pertambahan Nilai yang diharapkan dapat membantu para wajib pajak
yang memiliki usaha agar tidak menutup perusahaannya karena merugi saat pandemi.
Tidak ada yang mengharapkan perekonomian lumpuh dan tidak ada yang
menginginkan roda usaha berhenti kalau tidak karena sesuatu hal buruk yang sedang
menghampiri.