Anda di halaman 1dari 22

Equilibrium Income Model 2

Modul ke
Sektor

03 Fakultas
Penentuan Equilibrium Income diawali dengan menentukan
fungsi konsumsi tabungan, investasi kemudian dapat
menghitung pendapatan Break Even Point (BEP), dan
equilibrium income model 2 sektor

FAKULTAS
EKONOMI DAN
BISNIS oleh :
Program Studi Team Teaching Ekonomika Makro
MANAJEMEN S1
Konsep Pendapatan Nasional Dan
Keseimbangan Ekonomi

Sub Bahasan Pertama


Pendapatan Nasional

Menurut Keynes, determinasi pendapatan nasional dapat dianalisis melalui dua


pendekatan, yaitu:
• Income Approach, yaitu suatu pendekatan yang memandang nilai pendapatan
nasional (PN) yang diterima masyarakat akan menentukan besar konsumsi dan
tabungan masyarakat. Hubungan konsumsi (C) dan tabungan (S) dengan
pendapatan nasional (Y) dapat dinyatakan ke dalam persamaan sebagai berikut:
GNI = Y = C + S
• Product/Expenditure Approach, yaitu suatu pendekatan yang memandang nilai PN
dapat ditentukan oleh besarnya pengeluaran aggregate atau permintaan terhadap
produk nasional. Pendekatan ini dapat dinyatakan ke dalam persamaan berikut:
GNP = Y = C + I, Dimana I = Investasi.
Konsep Keseimbangan Ekonomi

Konsep keseimbangan ekonomi juga perlu dipahami secara baik. Ada beberapa konsep yang
diperlukan dalam analisis determinasi pendapatan nasional. Diantaranya yaitu:
• Average Propencity to Consume (APC) yaitu suatu hasrat rata-rata untuk mengkonsumsi
sebagian dari pendapatan masyarakat. Atau dengan kata lain perbandingan antara besar
konsumsi pada suatu tingkat pendapatan nasional dan besarnya tingkat pendapatan nasional
itu sendiri. Secara matematika, persamaannya adalah sebagai berikut: APC = C/Y
• Marginal Propencity to Consume (MPC) yaitu pertambahan keinginan untuk konsumsi
karena terjadi kenaikan pendapatan. Secara matematika, persamaannya adalah sebagai
berikut: MPC = ΔC / ΔY
• Average Propencity to Save (APS) yaitu hasrat rata-rata untuk menabung sebagian
pendapatan masyarakat. Atau dengan kata lain perbandingan antara besarnya saving pada
tingkat pendapatan nasional dan besarnya tingkat pendapatan nasional sendiri. secara
matematika, persamaannya adalah sebagai berikut: APS = S/Y
• Marginal Propencity to Save (MPS) yaitu perbandingan antara tambahan pertambahan
keinginan menabung dan pertambahan pendapatan. Secara matematika, persamaanya
adalah sebagai berikut: MPS = ΔS / ΔY
Pengertian Konsumsi dan Tabungan

Sub Bahasan Kedua


Pengertian Konsumsi

Konsumsi dapat diartikan sebagai bagian pendapatan rumah tangga yang digunakan untuk
membiayai pembelian aneka jasa dan kebutuhan lain. Besarnya konsumsi selalu berubah-ubah
sesuai dengan naik turunnya pendapatan, apabila pendapatan meningkat maka konsumsi akan
meningkat. Sebaliknya, apabila pendapatan turun maka konsumsi akan turun.
Konsumsi merupakan kegiatan dalam memanfaatkan atau menggunakan barang dan jasa.
Kegiatan konsumsi atau pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pemerintah dan konsumsi
rumah tangga. Akan tetapai dalam pembahasan ini, kita akan memfokuskan konsumsi rumah
tangga karena pengeluaran konsumsi rumah tangga mempunyai porsi terbesar dalam
pengeluaran konsumsi total. Mengingat porsinya yang besar, maka konsumsi rumah tangga
memiliki pengaruh yang kuat terhadap stabilitas perekonomian.
Pengertian Konsumsi (Cont’d)

Berikut ini adalah beberapa faktor-faktor yang mengaruhi besarnya konsumsi rumah
tangga:
• Pendapatan dan kekayaan rumah tangga. Pendapatan rumah tangga sangat lah
besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Pada umumnya, semakin besar
pendapatan tumah tangga maka tingkat konsumsi juga makin tinggi karena
kemamuan untuk membeli kebutuhan juga semakin meningkat.
• Tingkat bunga. Tingkat bunga yang tinggi juga dapat mengurangi konsumsi karena
biaya ekonomi dari kegiatan konsumsi akan semakin mahal. Bagi mereka yang
memiliki dana lebih, akan lebih menguntungkan jika sebagaian pendapatannya
digunakan untuk deposito atau tabungan. Hal tersebut tentunya mengurangi
tingkat konsumsi.
• Perkiraan harga di masa depan. Adanya perkiraan kenaikan ataupun penurunan
harga di masa depan akan mengaruhi tingkat konsumsi tumah tangga.
• Jumlah Penduduk. Meningkatnya jumalah penduduk akan memperbesar
pengeluaran konsumsi secara menyeluruh.
Fungsi Konsumsi dan Tabungan

Sub Bahasan Ketiga


Fungsi Konsumsi

Fungsi konsumsi (Consumption) secara umum merupakan fungsi linear atau


fungsi garis lurus dan memiliki persamaan sebagai berikut:

C = a + b.Y atau C = Co + b.Y

Keterangan:

Co = a : Menunjukan besarnya C (konsumsi) pada saat PN (Pendapatan Nasional)


bernilai nol atau dapat diartikan konsumsi bersifat otonom
b : Menunjukan besarnya Marginal Propencity to Consume (MPC)
Y = Yd : Menunjukan nilai pendapatan nasional (Y) dan nilai pendapatan yang siap
untuk dibelanjakan (Yd) Yd = Y – T.
Fungsi Tabungan

Fungsi tabungan (Saving) merupakan fungsi yang memperlihatkan hubungan antara


variable S dan variable Y (PN) atau disposable income. Secara umum fungsi tabungan
merupakan fungsi linear atau fungsi garis lurus dan memiliki persamaan sebagai
berikut:

S = -a + (1-b) Y

-a : Tabungan bernilai negative ketika pendapatan masyarakat bernilai nol.


(1-b) : Menunjukan nilai MPS
Grafik Fungsi Konsumsi dan Tabungan

Fungsi C dan S
Scala
C,
line C= a + bY
S
CYn

BE
CBEP P
MPCYn APCnYn

CY0 S=-a+(1-
a b)Y
450 Y
-a YBEP Yn
Perhitungan Pendapatan Nasional Break Even Point

Pendapatan nasional Break Even Point (BEP) adalah suatu kondisi dimana besar
pendapatan nasional sama dengan besar konsumsi masyarakat. Ini artinya, bahwa
pendapatan (Y) yang diterima oleh masyarakat dipakai seluruhnya untuk kebutuhan
konsumsi (C) dan masyarakat tidak memiliki sisa pendapatannya untuk ditabungkan
S=0. Sehingga syarat untuk tercapainya Pendapatan Nasional BEP adalah ketika Y=C
atau S=0.

Contoh Soal:
Diketahui fungsi konsumsi sebagai berikut: C = 200 + 0.75Y.
Y BEP ditentukan dengan syarat Y = C, maka dapat ditentukan:
Y = 200 + 0.75Y
Y – 0.75Y = 200
0.25Y = 200
Y = 200/0.25 = 800
Pengertian Investasi dan Fungsi Investasi

Sub Bahasan Keempat


Pengertian Investasi

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam


modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-
perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan
jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Investasi adalah pengeluaran atau
perbelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal
dan perlengkapan-perlengkapan untuk menambah kemampuan memproduksi barang-
barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Investasi merupakan pengeluaran perusahaan untuk membeli/memperoleh faktor-faktor
produksi yang akan digunakanoleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa/
pengeluaran untuk membeli faktor produksi untuk membangun usaha dan
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Pengertian Investasi (Cnt’d)

Dalam analisis perhitungan pendapatan nasional, investasi dapat dibedakan menjadi


beberapa jenis, yaitu:
• Investasi yang dilakukan oleh pihak swasta yang disebut sebagai Private
Investment. Investasi ini dilakukan oleh pihak Rumah Tangga Produsen (RTP) untuk
membeli barang-barang modal.
• Investasi yang dilakukan oleh pemerintah (Rumah Tangga Negara) yang disebut
sebagai Public Investment. Investasi ini juga biasa disebut sebagai investasi social
(Social Overhead Capital) seperti membangun jalan raya, irigasi, dan lainnya yang
bersifat barang-barang public (Public Goods).
Pengertian Investasi (Cnt’d)

• Investasi yang dilakukan oleh pihak swasta memiliki karakteristik khusus yang disebut
sebagai induced-investment. Investasi semacam ini dipengaruhi oleh besar kecilnya
kondisi perekonomian dan pendapatan nasional. Sedangkan investasi yang dilakukan
oleh pemerintah memiliki karakteristik yang disebut sebagai autonomous-investment.
Investasi ini besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Artinya,
pemerintah akan tetap melakukan investasi di sector publik walaupun pendapatan
nasional sedang turun. Hal ini tentu saja dapat dilakukan dengan melakukan
peminjaman dari luar negeri. Pemerintah memiliki kewajiban untuk tetap melakukan
public investment, karena secara teori bahwa public investment (autonomous
investment) ini bersifat induced investment yang artinya, bahwa investasi yang dilakukan
oleh pemerintah akan mendorong dilakukannya investasi oleh pihak swasta yang pada
akhirnya akan menciptakan acceleration principle yaitu prinsip percepatan dalam
pertumbuhan ekonomi.
Acceleration Principle

Berikut contoh dan penjelasan bagaimana prinsip percepatan dapat terjadi:


1. Pemerintah melakukan pembangunan infrastruktur jalan raya di suatu daerah. Disini,
pemerintah sudah melakukan autonomous investment (Ia).
2. Pembangunan jalan raya yang dilakukan oleh pemerintah ini akhirnya menciptakan
lapangan kerja baru bagi masyarakat yang meningkatkan pendapatan masyarakat
(terjadi ΔY). Peningkatan pendapatan masyarakat akan berdampak kepada
peningkatan konsumsi masyarakat (terjadi ΔC).
3. Peningkatan konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat, berlanjut kepada peningkatan
permintaan barang dan jasa (ΔY), misal peningkatan terhadap pakaian.
4. Ketika terjadi peningkatan permintaan terhadap pakaian, maka terjadi ekspansi pada
industry pakaian dimana seluruh pihak lain seperti produsen kain tekstil, benang,
kancing dll yang terlibat pada industry pakaian mengalami kenaikan permintaan dan
produksi. Proses inilah yang kemudian disebut sebagai acceleration principle.
Faktor Yang Menentukan Investasi

1. Tingkat Bunga. Ketika tingkat bunga (i) mengalami kenaikan, investasi (I) mengalami
penurunan. Sebaliknya, ketika tingkat bunga mengalami penurunan, investasi mengalami
kenaikan. Hal ini terjadi karena masyarakat memiliki pilihan untuk berinvestasi atau
menabung, sehingga ketika tingkat bunga meningkat, masyarakat lebih memilih untuk
menabung daripada berinvestasi. Sehingga terjadi penurunan pada investasi.
2. Kemajuan Teknologi. Kemajuan teknologi pada proses produksi dapat meningkatkan
efisiensi dan produktifitas. Hal ini akan mendorong para produsen untuk melakukan
investasi ketika ada teknologi terbaru yang dapat digunakan dalam proses produksi
perusahaannya.
3. Ekspektasi Kondisi Ekonomi di Masa Depan. Kondisi ekonomi yang diharapkan oleh
masyarakat dapat menentukan investasi pada saat ini. Ketika masyarakat memiliki
ekspektasi yang positif terhadap ekonomi di masa depan, masyarakat akan meningkatkan
investasinya, begitupun sebaliknya ketika masyarakat memiliki ekspektasi yang negative
terhadap ekonomi, maka mereka akan menunda/mengurangi investasi disaat ini.
Fungsi Investasi

Seperti halnya konsumsi dan tabungan, kita mengenal juga adanya fungsi investasi
yang memperlihatkan hubungan antara besarnya investasi dan tingkat pendapatn
nasional I = f(Y). Secara umum fungsi investasi dinyatakan dalam bentuk persamaan
sebagai berikut:

I = Io + (-a) I

Dimana:
Io = Besar Investasi (I) di saat tingkat bunga (i) nol
a = Margina Propencity to Invest, ΔI/Ai, nilai a < 0 (negative)
i = tingkat bunga
Grafik Fungsi Investasi

jika fungsi investasi dikaitkan dengan pendapatan nasional (PN) maka fungsi investasi
merupakan garis lurus horizontal, seperti grafik dibawah ini:

Investasi (I)

I3 I3 (i1)

I2 I2 (i2)
I1 I1 (i1)

Y
0 Y1 Y2
Equilibrium Income Model 2 Sektor

Perekonomian dua sector adalah model perekonomian yang terdiri dari Rumah Tangga
Konsumen (RTK) dan Rumah Tangga Produsen (RTP). Equilibrium Income adalah suatu
kondisi dimana tingkat pendapatan nasional sama dengan jumlah konsumsi dan investasi
masyarakat atau ketika jumlah tabungan masyarakat sama dengan jumlah investasi. Selain
itu, equilibrium income juga dapat tercapai ketika nilai Aggregate Supply sama dengan
Aggregate Demand. Secara matematika, equilibrium income dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut:

S = I atau Y = C + I

Dimana:

S = Tabungan masyarakat suatu negara pada periode tertentu


I = Investasi yang terjadi di suatu negara pada periode tertentu
Y = Pendapatan nasional yang setara juga dengan Aggregate Supply (AS)
C = Nilai konsumsi di suatu negara pada periode tertentu
C + I = Nilai Aggregate Demand (AD)
Terima Kasih Atas Perhatiannya

Team Teaching Ekonomika Makro

Anda mungkin juga menyukai