Pengeluaran seseorang untuk konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh pendapatannya. Semakin
besar pendapatan seseorang maka akan semakin banyak tingkat konsumsinya pula, dan tingkat
tabungannya pun akan semakin bertambah. dan sebaliknya apabila tingkat pendapatan seseorang
semakin kecil, maka seluruh pendapatannya digunakan untuk konsumsi sehingga tingkat
tabungannya nol.
Fungsi konsumsi adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat konsumsi
rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam perekonomian.
Teori Konsumsi Keynes terkenal dengan teori konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Absolut
(Absolute Income Hypothesis) yang pada intinya menjelaskan bahwa konsumsi seseorang dan
atau masyarakat secara absolut ditentukan oleh tingkat pendapatan, kalau ada faktor lain yang
juga menentukan, maka menurut Keynes semuanya tidak terlalu berpengaruh.
Konsumsi meningkat apabila pendapatan meningkat, akan tetapi besarnya peningkatan konsumsi
tidak akan sebesar peningkatan pendapatan, oleh karenanya adanya batasan dari Keynes sendiri
yaitu bahwa kecenderungan mengkonsumsi marginal = MPC (Marginal Propensity to
Consume) adalah antara nol dan satu, dan pula besarnya perubahan konsumsi selalu diatas 50%
dari besarnya perubahan pendapatan (0,5<MPC<1)
Bahwa pendapatan adalah merupakan determinan (faktor penentu utama) dari konsumsi. Faktor
lain dianggap tidak berarti.
Keynes menjelaskan bahwa konsumsi agregat sangat dipengaruhi oleh pendapatan disposabel.
Menurut Keynes, ada batas konsumsi minimal yang tidak tergantung dari tingkat pendapatan.
Artinya, tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi, walaupun tingkat pendapatan sama dengan
nol. Itulah yang disebut dengan konsumsi otonomus. Jika pendapatan disposabel meningkat,
maka konsumsi juga akan meningkat. Hanya saja tidak sebesar peningkatan pendapatan
disposabel.
Fungsi konsumsi Keynes dapat dijabarkan dengan rumus :
C = a + MPC (Yd)
dimana:
C = Konsumsi agregat
a = autonomous consumption (tingkat konsumsi minimal untuk bertahan hidup
walaupun pendapatan=0)
Yd = Disposable Income; atau pendapatan yang siap dibelanjakan Pendapatan
disposable menyesuaikan dengan keadaan perekonomian yang dianalisa. Apabila kondisi
perekonomian tidak terdapat pajak dan transfer pemerintah maka Yd = Y. Namun Yd
menjadi Y – T ketika dalam perekonomian terdapat pajak, dan menjadi Y – T + R ketika
terdapat pajak dan transfer pemerintah.
MPC = Marginal Prospensity to Consume = angka yang menunjukkan besaran
perubahan konsumsi sebagai respon terhadap
kenaikan disposable income. Angka yang dihasilkan dari perubahan konsumsi
dibagi perubahan disposable income karena perubahan konsumsi
Tingkat konsumsi masyarakat dalam suatu perekonomian berbeda-beda pada tingkat pendapatan
nasional yang berbeda. Misalnya, suatu negara pada suatu waktu memiliki tingkat pendapatan
nasional sebesar 200, dengan tingkat konsumsi sebesar 150. Ketika perekonomian negara
tersebut tumbuh dan pendapatan nasionalnya menjadi 250, tingkat konsumsi menjadi 230.
Untuk dapat menentukan fungsi konsumsi pada dua tingkat pendapatan nasional yang berbeda
dibutuhkan variabel APC (Average Prospensity to Consume). Yang dimaksud dengan average
propensity to consume ialah perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat
pendapatan nasional dengan besarnya tingkat pendapatan nasional dalam perekonomian itu
sendiri di waktu yang berbeda.
Pada tingkat pendapatan nasional per tahunnya sebesar Rp. 40 milyar, besarnya konsumsi
sebesar Rp. 36 milyar per tahun.
Pada tingkat pendapatan nasional sebesar Rp. 120 milyar per tahun, besarnya konsumsi per
tahunnya Rp. 100 milyar.
Ada beberapa cara untuk menentukan fungsi konsumsi dalam persoalan diatas. Salah satunya
dengan menggunakan rumus persamaan garis yang melalui dua titik. Dimana apabila
digambarkan dalam diagram, kondisi perekonomian negara tersebut diatas adalah seperti
dibawah ini:
PERHITUNGAN:
C = a + MPC(Y)
36 = a + 0,75 x 40
a = 36 – 30
a= 6
Fungsi konsumsi negara tersebut : C = 6 + 0,75Y
BUDAYA, GAYA HIDUP, SELERA KONSUMEN; setiap orang memiliki keinginan yang
berbeda dalam memenuhi kebutuhannya dan mencapai kepuasan. Hal ini mempengaruhi tingkat
dan pola konsumsi secara agregat dalam suatu perekonomian.
HARGA BARANG DAN JASA; hal ini sangat erat berkaitan dengan elastisitas setiap barang
dan jasa dalam suatu perekonomian. Seberapa besar perubahan harga akan mempengaruhi
tingkat permintaan terhadap barang dan jasa tersebut berbeda-beda antara masyarakat yang satu
dengan masyarakat yang lain.
TINGKAT PENDIDIKAN; pendidikan membentuk karakter pribadi yang secara agregat akan
mempengaruhi pola konsumsi masyarakat dalam suatu negara.
JUMLAH PENDUDUK; semakin besar jumlah penduduk suatu negara, semakin besar jumlah
konsumsi dan produksi negara tersebut.
LINGKUNGAN DAN MEDIA; seberapa besar masyarakat suatu negara atau perekonomian
dipengaruhi oleh sikap dan perilaku masyarakat lain disekitarnya. Bagaimana lingkungan
mempengaruhi selera masyarakat merupakan satu hal yang sangat mempengaruhi pola konsumsi.
PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tanggakeluarga
(RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu
periode,biasanyaselama satu tahun.
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang
dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu
negara (domestik)selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi
barang dan jasayang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara
yangbersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang
belumdiperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap
bersifatbruto/kotor.
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa
barangdan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun;
termasukhasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar
negeri,tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah
negaratersebut.Rumus :GNP = GDP Produk netto terhadap luar negeri
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau
penyusutanbarang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian
barangmodal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi
umumnyabersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan
kesalahanmeskipun relatif kecil.Rumus :NNP = GNP Penyusutan
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung
menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
Besarnya NNIdapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud
pajak tidak langsungadalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak
penjualan, pajakhadiah, dll.Rumus:
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap
untukdimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan
yangdisalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income
(PI)dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya
tidakdapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib
pajak,contohnya pajak pendapatan.Rumus :DI = PI Pajak langsungPerhitungan pendapatan
melalui beberapa pendekatan:a.
Y = A + T + S +b.
www.startkampus.net/2016/06/pendapatan-nasional-ekonomi-makro.html?m=1
https://wijayanomics.wordpress.com/2013/03/29/teori-ekonomi-keynes/
https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2014/03/pertemuan-05-permintaan-penawaran-
agregat-analisis-is-lm.pdf
https://www.academia.edu/30174072/AGREGAT_DEMAND_DAN_AGREGAT_SUPLY