Anda di halaman 1dari 11

KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN

I. KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR

Adam Smith (1776) “An inquiry Into The Nature and Causes of The
Wealth of Nations” (The Wealth of Nations).

Pengaturan perekonomian diatur melalui mekanisme pasar, yang dikontrol


oleh tangan-tangan gaib (invisible hand) sehingga tidak perlu ada campur
tangan pemerintah.

Klasik  Keseimbangan pendapatan nasional ditentukan oleh output

Agregat/Agregat supply (Penawaran Agregat)

John Maynard Keynes (1936) dalam bukunya “The General Theory of


Employment, Interest and Money”

mengemukakan teorinya bahwa pemerintah perlu campur tangan dalam


perekonomian dengan membuat suatu kebijakan untuk :
1. Menstabilkan tingkat harga dan mencegah inflasi
2. Mengukuhkan pertumbuhan ekonomi untuk mengurangi pengangguran
3. Menjaga kestabilan sektor luar negeri.

Kebijakan pemerintah terdiri dari :

1. Kebijakan fiscal melalui pajak dan pengeluaran untuk menjamin


tersedianya kesempatan kerja bagi angkatan kerja.
2. Kebijakan moneter untuk mengatur money supply melalui pengaturan
suku bunga untuk menjaga stabilitas harga.
3. Kebijakan pengawasan langsung untuk menjaga stabilitas tingkat
upah, dan stabilitas harga-harga kebutuhan pokok masyarakat.

Keynes  Keseimbangan pendapatan nasional ditentukan oleh

Agregat Expenditure/Agregat Demand (Permintaan Agregat)


Pendekatan Perhitungan Pendapatan Nasional:

1. Pendekatan Produksi
2. Pendekatan Pengeluaran
3. Pendekatan Pendapatan

KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR

Model keseimbangan Keynes yang paling sederhana adalah model


keseimbangan perekonomian tertutup dua sector. Yang dimaksud
perekonomian dua sector adalah perekonomian yang hanya terdiri dari
sektor: rumah tangga dan perusahaan. Perekonomian dua sector yaitu
perekonomian yang belum ada campur tangan pemerintah dan tidak
melakukan hubungan ekonomi dengan dunia internasional.

SIRKULASI AKTIVITAS EKONOMI DUA SEKTOR


(KLASIK)
PENDAPATAN
FAKTOR PRODUKSI
(RT)
PASAR FAKTOR
PRODUKSI
F. PROD. KONS. PERUS

PERUSAHAAN RUMAH
TANGGA

BARANG KONS. RT.

PASAR BARANG

PENDAPATAN PERUSAHAAN

Y=C+I
SIRKULASI AKTIVITAS EKONOMI MAKRO MODERN DUA SEKTOR
(KEYNES)

KONSUMSI PERUS
SEBAGAI PDTN RT

PERUSAHAAN RUMAH
TANGGA

KONSUMSI RT
SEBAGAI PDTN TABUNGAN
INVESTAS
I PERUS

PENANAMAN PINJAMAN LEMBAGA


KEUANGAN
MODAL

Y=C+I

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi dan tabungan :

1. Kekayaan yang terkumpul : harta warisan, tabungan dari masa


lalu,dll
2. Suku bunga: bunga merupakan pendapatan yang diperoleh dari
menabung.
3. Sikap berhemat: sikap masyarakat berbeda-beda terhadap
berbelanja dan menabung.
4. Keadaan perekonomian: perekonomian yang tumbuh dengan baik,
maka masyarakat akan memperoleh pendapatan dan aktif
melakukan konsumsi dan tabungan.
5. Distribusi pendapatan, suatu Negara yang distribusi pendapatannya
tidak merata, sebagian besar pendapatan dikuasai oleh segelintir
orang sehingga tabungannya besar dan sebaliknya.
6. Ketersediaan dana pensiun yang cukup
Negara yang menyediakan dana pensiun yang tinggi,
masyarakatnya tidak terdorong untuk melakukan tabungan yang
banyak pada saat bekerja.

2. Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan


Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat
hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga dengan pendapatan
nasional dalam perekonomian suatu negara.
Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat
hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dengan pendapatan
nasional dalam perekonomian suatu negara.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi :


1. Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh
2. Suku bunga
3. Ekspektasi keadaan ekonomi masa depan
4. Kemajuan teknologi
5. Tingkat pendapatan nasional dan partumbuhan ekonomi
6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan

4. Fungsi investasi

Investasi adalah pengeluaran perusahaan untuk membeli barang-


barang modal
Fungsi investasi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat
hubungan antara tingkat investasi perusahaan dengan pendapatan
nasional dalam perekonomian suatu negara.

Y = C + I + G + (X – M)
Keseibangan Output

Dalam perekonomian tertutup dua sector, pengeluaran agregat adalah


total pengeluaran konsumsi rumah tangga dan investasi sector swasta.

AE = Y = C + I
= a + bY + I0 C = a + bY
= a + I0 + bY
= A + bY  A = a + I0

Keseimbangan ekonomi tercapai bila pengeluaran agregat sama


dengan pendapatan nasional. Tingkat konsumsi pada tingkat
keseimbangan sangat ditentukan oleh besarnya Y.

Besarnya pendapatan nasional (Y) dapat dihitung seperti beikur:

Y = AE
Y =C+I
= a + bY + I0
= a + I0 + bY
= A + bY
Y – bY = A
(1-b)Y = A
𝐴 𝑎+𝐼
Y=
(1−𝑏)
= (1−𝑏)
Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan:
Konsumsi
Y=C

60 C
540
180
360
240
90

0
360 600 Pendapatan Nasional

Tabungan
S

60

0 360 240 600 Pendapatan Nasional

-90

5. Hubungan Antara Konsumsi dan Pendapatan

Y=C+S
∆𝐶
MPC =
∆𝑌
∆𝑆
MPS =
∆𝑌
MPC + MPS = 1
∆𝑌 ∆𝐶 ∆𝑆
∆Y = ∆C + ∆S dibagi dengan ∆Y  = ∆𝑌 +
∆𝑌 ∆𝑌
1 = MPC + MPS
𝐶
APC =
𝑌
𝑆
APS =
𝑌
APC + APS = 1
𝑌 𝐶 𝑆
Y = C + S dibagi dengan Y  =𝑌+
𝑌 𝑌
1 = APC + APS
6. Perhitungan Fungsi Konsumsi Dalam Perekonomian Tertutup
Sederhana Dua Sektor
Y=C+I
C = a + cY
∆𝐶
C = MPC =
∆𝑌
C = (APCn – MPC)Yn + MPC.Y
𝐶𝑛
APCn =
𝑌𝑛
Y=Y
Fungsi Konsumsi
C

Yn – APCn.Yn

C = a + cY

MPC.Y
a n
APCn.Yn
a
45o
0 Yn Y
a = (APCn – MPC).Yn
C = (APC – MPC)Yn + MPC.Y
Dik. a. Y = 100
C = 95
b. Y = 120
C = 110
Hitung: a. Fungsi konsumsi
b. Break Even Point
c. Fungsi saving
Jawab:
∆𝐶
a) MPC = = 110 -95/120 – 100
∆𝑌
15
= = 0,75
20

𝐶 95
APC = = = 0,95
𝑌 100
C = (APCn - MPC)Yn + MPC.Y
= (0,95 - 0,75)100 + 0,75Y
= (0,20)100 + 0,75Y
C = 20 + 0,75 Y
b) Y = C Y-C=0
Y- (20 + 0,75Y) = 0
Y- 0,75Y – 20 = 0
Y- 0,75Y = 20
(1- 0,75)Y = 20
1 1
Y= (20) = (20)
1−0,75 0,25
= 4 (20) = 80
c) Fungsi Saving
S=Y–C
C = a + cY
S = Y – (a + cY)
= Y – a – cY
C = 20 + 0,75Y

S = (1 – c)Y – a
= (1- 0,75)Y – 20
S = 0,25 Y – 20
Y = 80

S = 0,25(80) – 20
= 20 – 20 = 0

C = 20 + 0,75 (Y)
= 20 + 0,75 (80)
= 20 + 60
= 80

S=Y–C
= 80 – 80 = 0

d) Keadaan Ekuilibrium

Y=C–S
S=I
Y=C+I
C = a + cY

Maka:
Y = a + cY + I
Y – cY = a + I
(1-c)Y = a + I
Y = 1/1-c (a + I)
Dik: a. Fungsi Konsumsi
C = 0,75 Y + 20
b. Investasi
I = 40
Hitung: a. Pendapatan (Y)
b. Konsumsi (c)
c. Tabungan (S)

Jawab:
a. Y = C + I
= 0,75Y + 20 + 40

Y – 0,75 Y = 20 + 40

Y = 1/0,25 (60)
= 4 (60)
= 240
b. C = 0,75Y + 20
= 0,75(240) + 20
= 180 + 20
= 200
c. S = 0,25 Y – 20
= 0,25 (240) - 20
= 60 – 20
= 40
S=Y–C
= 240 – 200
= 40 S=I

Fungsi Konsumsi dan Fungsi Saving

C Y=Y

C + I = 20 + 0,75 Y + 40

C = 20 + 0,75Y
60
S = - 20 + 0,25Y
40 I = 40

20 a
45o
0 240 Y
80
-20

-S
TUGAS:

1. Dik. a. Y = 100
C = 95
b. Y = 125
C = 115
Hitung: a. Fungsi konsumsi
d. Break Even Point
e. Fungsi saving
2. Dik. a. Y = 100
C = 95
b. Y = 150
C = 130
Hitung: a. Fungsi konsumsi
f. Break Even Point
g. Fungsi saving

3. Dik: a. Fungsi Konsumsi


C = 0,75 Y + 40
b. Investasi
I = 60

Hitung: a. Pendapatan (Y)


b. Konsumsi (C)
c. Tabungan (S)

4. Dik: a. Fungsi Konsumsi


C = 0,75 Y + 40
b. Investasi
I = 80

Hitung: a. Pendapatan (Y)


b. Konsumsi (C)
c. Tabungan (S)

Anda mungkin juga menyukai