Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PENGANTAR EKONOMI MAKRO

PENDAPATAN NASIONAL KESEIMBANGAN

Dosen Pengampu: Dr. M. Nasir, M.Si

Disusun Oleh:

OLIVIA FEBRINA SARAGIH

(7173210024)

MANAJEMEN A 2017

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS EKONOMI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

Rahmat, dan Berkat-Nya sehinggai saya dapat menyusun dan menyelesaikan

tugas makalah Konsumsi, Tabungan, dan Investasi guna memenuhi salah satu

tugas mata kuliah Pendapatan Naional Kesimbangan. Harapan saya semoga

makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para

pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini

sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman saya, saya percaya tetap

banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat berharap saran

dan kritik yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah

ini.

Medan, Maret 2018

Olivia Febrina Saragih


DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAAN

A. Latar Belakang ............................................................................. . 1

B. Tujuan Penulisan .......................................................................... . 1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendapatan Naional Keseimbangan ............................. 2

B. Penentuan Pendapatan Nasional Keseimbangan .......................... . 4

C. Multiplier ............... ....................................................................... . 4

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan ................................................................................................ 8

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 9


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendapatan nasional keseimbangan adalah pendapatan nasional yang tidak


satupun kekuatan dari faktor-faktor ekonomi memiliki tendensi untuk
mempengaruhinya atau pendapatan nasional di mana semua pelaku ekonomi
memberikan kontribusi pada batas-batas yang wajar dan sesuai dengan kebutuhan.

Pendapatan nasional keseimbangan adalah merupakan persamaan dari


sejumlah kontribusi pelaku ekonomi, sedangkan pendapatan nasional adalah
merupakan identitasnya.

Setiap periode, perusahaan-perusahaan memproduksi beberapa jumlah


barang dan jasa agregat yang disebut keluaran agregat. Keluaran mencakup
produksi jasa, barang konsumen, dan barang investasi. Pada masing-masing
periode, rumah tangga menerima sejumlah pendapatan agregat. Hal-hal
tersebut menjadi penyebab berubahnya keseimbangan pendapatan nasional. Pada
periode tertentu, pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan sesuai kondisi
perekonomian. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi. Pada
saat pengeluaran agregat melebihi besarnya pendapatan nasional, maka
ekspansi akan berlaku. Sebaliknya, pada saat pengeluaran agregat lebih
sedikit dari besarnya pendapatan nasional akan terjadi kontraksi.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Mengetahui Pengertian Pendapatan Nasional Keseimbangan

2. Mengetahui Penentuan Pendapatan Nasional Keseimbangan

3. Mengetahui Multiplier
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendapatan Nasional Keseimbangan

Suatu keadaan dimana keinginan masyarakat untuk melakukan


perbelanjaan-yang digambarkan oleh pengeluaran agregat atau permintaan agregat
adalah sama dengan penawaran agregat-yaitu keinginan para pengusaha untuk
memproduksikan barang dan jasa.

B. Penentuan Pendapatan Nasional Keseimbangan

Pendapatan Nasional Pada Perekonomian 1 Sektor (Perekonomian


Tertutup)
Y=C
C = a + by (Fungsi Konsumsi)
b = MPC = Marginal Propensity to Consume = dc:dy = Besarnya perubahan
konsumsi (dc) sebagai akibat adanya perubahan pendapatan (dy)
a = besarnya konsumsi ( c ) pada waktu y = 0, disebut konsumsi otonom
APC = c:y = Average Propensity to consume =Hasrat rata-rata konsumsi
masyarakat .
C = (APC – MPC ) Y + bY

Contoh :
Pada tingkat pendapatan nasional pertahunnya sebesar Rp.100 M.
Besarnya konsumsi sebesar Rp.95 M per tahun. Pada tingkat pendapatan nasional
sebesar Rp. 120 M pertahun besarnya konsumsi pertahunnya Rp. 110 M, Carilah
fungsi konsumsi, gambarkan fungsi konsumsi, cari keseimbangan pendapatan
nasional pada tingkat Y berapa ?

Diketahui : Y1 = Rp.100 M, maka C = Rp. 95 M


Y2 = Rp. 120 M, maka C = Rp. 110 M
Ditanya : Fungsi C ?, Gambarkan fungsi C ?, cari Y = C ?
Dijawab :APC1 = C : Y = 95 : 100 = 0.95

APC2 = C : Y = 110 : 120 = 0.916

MPC = dc : dy = (C2 – C1) : (Y2 –Y1) = (110 – 95) : (120 – 100) = 0.75

C = a + by

95 = a + 0.75 (100)

95 = a + 75

a = 20

Jadi fungsi konsumsi, C = 20 + 0.75y

Keseimbangan pendapatan nasional pada perekonomian 1 sektor Y = C

Y=C

Y = 20 + 0.75y

0.25y = 20

y = 80

Pendapatan nasional keseimbangan yaitu sebesar Rp. 80 M, pada saat pendapatan


80 M, maka konsumsi masyarakatpu sebesar Rp. 80 M.
Gambar fungsi konsumsi :

Y=C

C = 20 + 0.75y

Jika Y = 0 maka C = 20 , titik A ( 0 ; 20)

Jika Y = 80 maka C = 80, titik B ( 80 ; 80)

Pendapatan Nasional Pada Perekonomian 2 Sektor

Pendapatan Keseimbangan,

Y=C+I

S=I

Y = ( 1 : (1-b)) (a + I)

C = a + bY

Y = ( a + bY) + I

Y – bY = a + I

(1-b)Y = a + I

Y = ( 1 : (1-b)) (a + I)
Contoh :
Diketahui fungsi konsumsi C = 20 + 0.75y, besarnya investasi pertahun I =
40, cari besarnya pendapatan nasional equilibrium (keseimbangan) ?, cari
besarnya konsumsi equilibrium ?, dan cari besarnya saving equilibrium ?.
Jawab : Y = C + I

Y = 20 + 0.75Y + 40

0.25Y = 60

0.25Y = 60

Ye = 240 (Besarnya pendapatan nasional equilibrium )

C = 20 + 0.75y

C = 20 + 0.75 (240)

C = 200 (Besarnya consumsi equilibrium)

S=Y–C

S = 240 – 200 = 40 ; (S = I = 40) (Besarnya saving equilibrium)

Pembuktian ; Y = C + I = 200 + 40 = 240 = Ye = 240


Pendapatan Nasional Pada Perekonomian 3 Sektor

Pendapatan Keseimbangan,

Y=C+I+G
S+T=I+G

Contoh :

Diketahui C0 atau a = 50. MPC = 0.75. I=Io=20. G=15

Ditanya tentukan keseimbangan pendapatan nasional :

Dijawab : Y = C + I + G

C = 50 + 0.75Y

I = 20

G = 15

Y = 50 + 0.75Y + 20 + 15

Y = C + I + G = 85 + 0.75Y

0.25Y = 85

Ye = 340
Formula lainnya untuk menghitung pendapatan nasional

Diketahui : a). Y = C + I + G

b). C = a + bYd

c). Yd = Y + tr – tx

Formula NIE adalah :

Y=C+I+G

Y = a + bYd + I + G

Y = a + b (Y + tr – tx) + I + G

Y = a + bY + btr – btx + I + G

Y – bY = a + btr – btx + I + G

(1-b)y = a + btr – btx + I + G

Y = 1 X (a + btr – btx + I + G )
(1 – b )

Formula NIE lainnya jika tidak ada tr,tx dan G


Y = 1 X (a + I )
(1 – b )

Perhitungan NIE dengan MULTIPLIER

Nilai Y = 1 disebut juga Multiplier (Ki)


(1 – b )

Ki = 1 = 1
(1 – b ) (1 – MPC)

Multiplier (Ki) adalah angka kelipatan, contoh : jika I = 20 M, dapat


menyebabkan Y=400 menjadi Y=480 M, berarti NIE (Y) naik sebesar 80 M ( 4
kali), kenaikan ini disebabkan karena ada I = 20 M. Kejadian ini disebut
Multiplier.

Adanya I (dI) meningkatkan Y (dY), Ki = dy/di


Maka formula NIE : Y + dY

Y + dY = 1 ( a + I + dI)
(1 – b )

Y + dY = 1 ( a + I ) + 1 (dI)
(1 – b ) (1 – b )
Karena Y = = 1 ( a + I )
(1 – b )

Maka dY = = 1 ( d I )
(1 – b )

Maka dY = = 1
dI (1 – b )

Maka Ki = 1
(1 – b )

Pendapatan Nasional Pada Perekonomian 4 Sektor

Contoh : Diketahui data sebagai berikut :


Konsumsi : C = 440 + 0.80 Yd
Investasi I = 10 + 0.05 Y
Government G = 15
Export X = 15 + 0.10 Y
Import M = 4 + 0.01 Y
Transfer tr = 20
Pajak tx = -10 + 0.05 Y

Ditanya : a. Berapa besarnya pendapatan nasional ekuilibrium (NIE) ?


b. Berapa besarnya pajak yang diterima pemerintah ?
c. Berapa besarnya C, S, X, M Equilibrium ?
d. Berapa besarnya surplus/defisit yang terjadi ?
Jawab :
a) Y = C + I + G + (X-M)

Y = 440 + 0.80Yd + 10 + 0.05Y + 15 + 15 + 0.10Y – (4+0.01Y)

Y = 440 + 0.80 (Y + 20 – ( -10 + 0.05Y) + 10 + 0.05Y + 15 + 15 + 0.10Y – 4 -


0.01Y

Y = 440 + 0.80 (Y + 20 +10 - 0.05Y) + 10 + 0.05Y + 15 + 15 + 0.10Y – 4 - 0.01Y

Y = 440 + 0.80 (0.95Y + 30) + 10 + 0.05Y + 15 + 15 + 0.10Y – 4 - 0.01Y

Y = 440 + 0.76Y + 24 + 10 + 0.05Y + 15 + 15 + 0.10Y – 4 - 0.01Y

Y = 500 + 0.90Y

Y = 5000 (NIE)

b). Pajak yang diterima pemerintah


tx = -10 + 0.05Y
tx = -10 + 0.05 (5000)
tx = -10 + 250
tx = 240

c). Konsumsi dan Saving Equilibrium


C = 440 + 0.80 Yd
C = 440 + 0.80 ( 5000 + 20 – 240)
C = 440 + 0.80 (4780)
C = 440 + 3824
C = 4264
S = - 440 + 0.20 Yd
S = -440 + 0.20 (4780)
S = -440 + 956
S = 516

Export dan Import


X = 15 + 0.10Y
X = 15 + 0.10 (5000)
X = 515
M = 4 + 0.01Y
M = 4 + 0.01 (5000)
M = 54

d). Neraca Surplus 461, karena X > M, (515 – 54 = 461)

C. Multiplier

Multiplier adalah faktor pelipat ganda (angka pengganda) sebagai akibat


perubahan (tambahan atau pengurangan) salah satu faktor penyusun variabel GDP
atau Pendapatan Nasional (Y). Oleh karena besar kecilnya GNP atau Y
dipengaruhi oleh tingkat konsumsi (C) dan Investasi (I) (dalam perekonomian 2
sektor), juga pengeluaran pemerintah (dalam perekonomian 3 sektor) serta selisih
ekspor dan impor dalam perekonomian 3 sektor, maka jika salah satu atau lebih
dari faktor-faktor tersebut berubah maka secara otomatis Y akan berubah.
Banyaknya faktor penyusun GDP atau Y membuat dikenal beberapa jenis
multiplier. Di antaranya, multiplier investasi, yaitu faktor pelipat ganda sebagai
akibat perubahan (tambahan atau pengurangan) investasi. Dengan kata lain, angka
yang menunjukkan besaran perubahan pendapatan nasional (Y) akibat perubahan
investasi sebesar satu-satuan. Multiplier yang lain adalah multiplier konsumsi,
yaitu angka yang menunjukkan besaran perubahan pendapatan nasional (Y) akibat
perubahan konsumsi sebesar satu-satuan. Demikian pula akan ada multiplier
pengeluaran pemerintah. Saat menghitung pendapatan nasional, pajak dan transfer
payment juga berpengaruh, sehingga akan ada pula multiplier pajak dan transfer
payment. Dengan melihat definisi multiplier konsumsi dan investasi di atas,
peserta mata kuliah mengembangkan sendiri definisinya.

a. Multiplier Investasi (ki)


Jika Multiplier Investasi disimbolkan dengan ki, sesuai definisinya sebagai
perubahan pendapatan (Y) per perubahan investasi (I), maka
∆𝑌
𝑘𝑖 = ∆𝐼

Kita dapat memodifikasi bahwa Y = C + I ke bentuk lain yang tidak


“menghilangkan” nilainya, yaitu bahwa Y = C + I. Kemudian, kita modifikasi
lagi menjadi:
∆𝑌 𝐶 𝐼
= +
∆𝑌 𝑌 𝑌

Kita tahu bahwa Y/Y=1 dan C/Y = MPC sehingga persamaan dapat
ditulis kembali menjadi:
∆𝐼 𝐼 ∆𝑌 1
1 = 𝑀𝑃𝐶 + atau = 1 − 𝑀𝑃𝐶 atau = .
∆𝑌 𝑌 ∆𝐼 1−𝑀𝑃𝐶

Dengan demikian rumus multiplier investasi adalah

∆𝑌 1
𝑘𝑖 = =
∆𝐼 1−𝑀𝑃𝐶

Oleh karena MPC+MPS =1, maka rumus multiplier investasi di atas juga
dapat diltuliskan dalam hubungannya dengan MPS, yaitu bahwa:
1 1
𝑘𝑖 = =
1 − (1 − 𝑀𝑃𝑆) 𝑀𝑃𝑆

Ini berarti bahwa seberapa seberapa besar tambahan Investasi ( ΔI) bisa
merubah Pendapatan Nasional (Y) sangat dipengaruhi oleh “multiplier effect”
dari tambahan investasi tersebut (ki). Sedangkan Multiplier Effect sendiri besarnya
dipengaruhi oleh tingkat MPC atau MPS seperti telah dituliskan pada rumus di
atas.
Misalkan, suatu negara dengan perekonomian 2 sektor memiliki
pendapatan nasional (Y) sebesar Rp 170 T, yang dibentuk dari Konsumsi (C)
sebesar Rp 150 T dan Investasi (I) sebesar Rp 20 T. Jika ada perubahan berupa
tambahan Investasi ΔI sebesar Rp.10 T, berapakah Pendapatan Nasional yang
baru (Y’) jika diketahui bahwa MPC penduduk negara tersebut adalah 0,6?
Jawaban contoh soal di atas adalah sebagai berikut:
Y=C+I
Rp.170 T = Rp.150 T + Rp.20 T
bila ada ΔI = Rp.10T, maka
Y’ = Y + ΔY = C + I + ΔY
Oleh karena ada proses multiplier (pelipat ganda) dalam perekonomian
maka,
ki = Y/I; atau Y = I . ki.
Rumus ki jika diketahui MPC adalah
1 1 1
𝑘𝑖 = = = = 2,5
1 − 𝑀𝑃𝐶 1 − 0,6 0,4
Jika kita masukkan ke rumus-rumus di atas,
ΔY = ΔI . ki
Y = Rp. 10 T . 2,5
Y = Rp. 25 T
Dengan demikian,
Y’ = C + I + ΔY
Y’ = Rp.150 T + Rp. 20 T + Rp. 25 T
Y’ = Rp. 195 T

Proses multiplier atau pelipatgandaan juga berlaku jika ada perubahan


negatif (penurunan) Investasi. Untuk mengetahui apakah terjadi kenaikan atau
penurunan investasi dalam suatu perekonomian maka perlu diketahui besar
Investasi Bersih or Net Investment-nya.
Net Investment = Tambahan Investasi – Depresiasi
Depresiasi = Pendapatan Nasional (Y) x %Depreciation.

Bila setelah dikurangi depresiasi Nilai tambahan Investasi positif (+) maka
terjadi kenaikan investasi dalam perekonomian tersebut di tahun itu. Sebaliknya,
jika nilai tambahan Investasi negative (–) maka terjadi penurunan investasi di
tahun tersebut. Jika penambahan investasi berdampak meningkatkan pendapatan
nasional (Y) dengan berlipat ganda maka penurunan investasi juga akan
menurunkan (Y) dengan berlipat ganda juga.
Misalkan, suatu negara dengan perekonomian 2 sektor memiliki
pendapatan nasional (Y) sebesar Rp 170 T, yang dibentuk dari Konsumsi (C)
sebesar Rp 150 T dan Investasi (I) sebesar Rp 20 T, maka jika ada perubahan
berupa tambahan Investasi ΔI sebesar Rp.10 T, berapakah Pendapatan Nasional
yang baru (Y’) jika diketahui bahwa MPC penduduk negara tersebut adalah 0,6
dan depresiasi pertahun sebesar 2%?
Kita lihat bahwa ada depresiasi, sehingga investasi yang diketahui dalam
soal belum net investment. Karenanya, perlu dihitung dulu net investmentnya.
Net Investment = ΔI – Depresiasi
Depresiasi = Y x %Depresiasi
Depresiasi = Rp. 170 T x 2% = Rp. 3,4 T
Sehingga, Net Investment = Rp.10 T – Rp.3,4 T = Rp. 6,6 T (berarti “penambahan
investasi)
Dengan cara yang sama seperti di atas, maka kita dapat menghitung besar
pendapatan nasional yang baru saat ada net investment sebesar Rp. 6,6 T

Y’ = C + I + ΔY
= C + I + [Δ I . ki]
= C + I + [Δ I . 1/ (1-MPC)]
= 150T + 20 T + [ 6,6 T x1/0,4 ]
= Rp. 186,5 T
Sebagai catatan, I di sini adalah  net investment, bukan lagi perubahan
investasi saat belum ada depresiasi.

b. Multiplier Konsumsi (kc)


Dalam perekoniman 3 sektor di dapat bahwa
Y=C+I+G
Kita juga tahu bahwa ada konsumsi adalah fungsi dari pendapatan dispossible
(Yd). Yd adalah pendapatan yang siap dikonsumsi, yaitu pendapatan yang telah
dikurangi pajak (Tx) dan ditambah dengan transfer payment (Tr). Dengan kata
lain C=C0 + cYd dan Yd = Y – Tx + Tr; dengan c = MPC

Dengan demikian fungsi di atas ditulis kembali sebagai berikut:


Y = C0 + c (Y – Tx + Tr) + I + G
Y = C0 + c Y – cTx + cTr + I + G
Y – cY = C0 – cTx + cTr + I + G
(1-c) Y = C0 – cTx + cTr + I + G
Y = (C0 – cTx + cTr + I + G) / (1-c)
Saat ada perubahan konsumsi (dan variable yang lain dianggap konstan/cateris
paribus) maka pendapatan nasional setelah perubahan (Y’) dapat ditulis sebagai
berikut:
Y’ = Y + Y = (C0 + C – cTx + cTr + I + G) / (1-c) 
= (C0 – cTx + cTr + I + G) / (1-c) + C / (1-c)
= Y + C/ (1-c)
Atau Y = C / (1-c)
∆𝑌 1 1
Sehingga ∆𝐶 = 1−𝑐 = = 𝑚𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 = 𝑘𝑐
1−𝑀𝑃𝐶
c. Multiplier Pengeluaran Pemerintah (kG)
Dengan cara yang sama seperti di atas, kita juga dapat menghitung
multiplier pengeluaran pemerintah (kG).
Saat ada perubahan pengeluaran pemerintah (G) (dan variable yang lain dianggap
konstan/cateris paribus) maka pendapatan nasional setelah perubahan (Y’) dapat
ditulis sebagai berikut:

Y’ = Y + Y = (C0 – cTx + cTr + I + G + G) / (1-c) 


= (C0 – cTx + cTr + I + G) / (1-c) + G / (1-c)
= Y + G/ (1-c)
Atau Y = G / (1-c)

∆𝑌 1 1
Sehingga ∆𝐺 = 1−𝑐 = = 𝑚𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑟𝑖𝑛𝑡𝑎ℎ = 𝑘𝐺
1−𝑀𝑃𝐶

d. Multiplier Pajak (kTx) dan Transfer Payment (kTr)


Saat ada perubahan pajak (Tx) (dan variable yang lain dianggap
konstan/cateris paribus) maka pendapatan nasional setelah perubahan (Y’) dapat
ditulis sebagai berikut:

Y’ = Y + Y = (C0 – c (Tx + Tx) + cTr + I + G) / (1-c) 


= (C0 – cTx + cTr + I + G) / (1-c) - c.Tx / (1-c)
= Y - c.Tx / (1-c)
Atau Y = - c.Tx / (1-c)

∆𝑌 −𝑐 −𝑀𝑃𝐶
Sehingga = = = 𝑚𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 = 𝑘𝑇𝑥
∆𝑇𝑥 1−𝑐 1−𝑀𝑃𝐶

Sementara itu, Saat ada perubahan transfer payment (Tr) (dan variable
yang lain dianggap konstan/cateris paribus) maka pendapatan nasional setelah
perubahan (Y’) dapat ditulis sebagai berikut:

Y’ = Y + Y = (C0 – c Tx + c (Tr + Tr) + I + G) / (1-c) 


= (C0 – cTx + cTr + I + G) / (1-c) + c.Tr / (1-c)
= Y + c.Tr / (1-c)
Atau Y = c.Tr / (1-c)

∆𝑌 𝑐 𝑀𝑃𝐶
Sehingga ∆𝑇𝑟 = 1−𝑐 = = 𝑚𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑦𝑚𝑒𝑛𝑡 = 𝑘𝑇𝑟
1−𝑀𝑃𝐶

e. Multiplier Lainnya
Dalam perekonomian 4 sektor, pendapatan nasional juga dipengaruhi oleh
ekspor dan impor, sehingga dapat pula dihitung multiplier ekspor dan impor.

Dengan cara yang sama, berikut rumus multiplier ekspor dan impor
𝑌 1
= = 𝑚𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑜𝑟 = 𝑘𝑋
𝑋 1 − 𝑐 − 𝑚

𝑌 1
= = 𝑚𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 𝑖𝑚𝑝𝑜𝑟 = 𝑘𝑀
𝑀 1 − 𝑐 − 𝑚

Di mana m adalah kecenderungan untuk mengimpor atau perubahan besaran


impor saat ada perubahan pendapatan nasional.
Jika dalam poin 8.2.2 – 8.2.4 adalah multiplier saat perekonomian tertutup
(2 dan 3 sektor), maka saat berada di perekonomian terbuka multiplier konsumsi,
investasi, pengeluaran pemerintah dan pajak pun akan juga terpengaruh.
Karenanya, penghitungan multiplier saat di perekonomian terbuka akan
mengalami penyesuaian sebagai berikut:

1
𝑀𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 = 𝑘𝑐 =
1−𝑀𝑃𝐶+ 𝑚
1
𝑀𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 = 𝑘𝐼 =
1 − 𝑀𝑃𝐶 + 𝑚
1
𝑀𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑟𝑖𝑛𝑡𝑎ℎ = 𝑘𝐺 =
1 − 𝑀𝑃𝐶 + 𝑚
−𝑀𝑃𝐶
𝑀𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 = 𝑘𝑇𝑥 =
1 − 𝑀𝑃𝐶 + 𝑚

𝑀𝑃𝐶
𝑀𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑦𝑚𝑒𝑛𝑡 = 𝑘𝑇𝑟 =
1 − 𝑀𝑃𝐶 + 𝑚
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Pendapatan Nasional Keseimbangan pada perekonomian 1 sektor

Y=C

C = a + by (Fungsi Konsumsi)

b = MPC = Marginal Propensity to Consume = dc:dy = Besarnya perubahan

konsumsi (dc) sebagai akibat adanya perubahan pendapatan (dy)

a = besarnya konsumsi ( c ) pada waktu y = 0, disebut konsumsi otonom

APC = c:y = Average Propensity to consume =Hasrat rata-rata konsumsi

masyarakat .

C = (APC – MPC ) Y + By

2. Pendapatan Nasional Keseimbangan pada perekonomian 2 sektor

Y=C+I

S=I

Y = ( 1 : (1-b)) (a + I)

C = a + bY

Y = ( a + bY) + I

Y – bY = a + I

(1-b)Y = a + I

Y = ( 1 : (1-b)) (a + I)
3. Pendapatan Nasional Keseimbangan pada perekonomian 3 sektor

Y=C+I+G

S+T=I+G

4. Pendapatan Nasional Keseimbangan pada perekonomian 4 sektor

Y = C + I + G + (X-M)
DAFTAR PUSTAKA

http://nailasuhada-m.blogspot.com/2012/04/pola-konsumsi-tabungan-dan-
investasi.html

https://www.scribd.com/archive/plans

https://yusiasmara.files.wordpress.com/2015/05/bab-viii-multiplier.doc

http://putreeoktaviani.blogspot.co.id/2012/11/makalah-pendapatan-nasional-
keseimbangan.html

Anda mungkin juga menyukai