Anda di halaman 1dari 24

PENDAPATAN NASIONAL KESEIMBANGAN

Dosen pengampu: Akmal Huda Nasution, SE. M. Si

Disusun Oleh:

Kelompok 4

NAMA : FEMMY LORISYA LAIYA (7223520018)


: MHD. FAHREZA SIHOMBING (7221220003)
: NAUFAL FAUZAN SIREGAR (7222550001)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha atas segala rahmat dan hidayahnyasehingga
kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah pengantar Ekonomi Makrotentang
Pendapatan Nasional dan Keseimbangan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok dari Akmal Huda Nasution, SE. M.

Si pada semester 2 di Universitas Negeri Medan. Namun kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah
ini.

Kami selaku penulis makalah ini mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfat bagi
kemajuan pendidikan kita semua.

Medan, 09 Maret 2023

Penulis,

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
BAB III................................................................................................................................ 23
PENUTUP.....................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................24

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pendapatan nasional keseimbangan adalah pendapatan nasional yang tidak satupun


kekuatan dan faktor-faktor ekonomi memiliki tendensi untuk mempengaruhinya atau
pendapatan nasional di mana semua pelaku ekonomi memberikan kontribusi pada batas-batas
yang wajar dan sesuai dengan kebutuhan Pendapatan nasional keseimbangan adalah
merupakan persamaan dari sejumlah kontribusi pelaku ekonomi, sedangkan pendapatan
nasional adalah merupakan identitasnya.

Setiap periode, perusahaan-perusahaan memproduksi beberapa jumlah barang dan


jasa agregat yang disebut keluaran agregat. Keluaran mencakup produksi jasa, barang
konsumen, dan barang investasi. Pada masing-masing periode, rumah tangga menerima
sejumlah pendapatan agregat. Hal-hal tersebut menjadi penyebab berubahnya keseimbangan
pendapatan nasional. Pada periode tertentu, pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan
sesuai kondisi perekonomian. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi. Pada
saat pengeluaran agregat melebihi besarnya pendapatan nasional, maka ekspansi akan
berlaku. Sebaliknya, pada saat pengeluaran agregat lebih sedikit dan besarnya pendapatan
nasional akan terjadi kontraksi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Pendapatan Nasional Keseimbangan?

2. Bagaimana cara penentuan/perhitungan Pendapatan Nasional Keseimbangan?

3. Apa itu multiplier?

1.3 Tujuan Makalah

1. Dapat menjelaskan pengertian dari Pendapatan Nasional Keseimbangan.

2. Dapat menjelaskan Penentuan/Perhitungan Pendapatan Nasional Keseimbangan.

3. Dapat menjelaskan multiplier

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendapatan Nasional Keseimbangan

Pendapatan nasional keseimbangan adalah pendapatan nasional yang tidak satu pun
kekuatan dari faktor-faktor ekonomi yang memiliki tendensi untuk mempengeruhinya atau
pendapatan nasional dimana semua pelaku ekonomi memberikan kontribusi pada batas yang
wajar dan sesuai dengan kebutuhan. Pendapatan nasional terjadi di mana semua
pelakuekonomi memberikan kontribusi pada batas-batas yang wajar dan sesuai dengan
kebutuhan. Pendapatan nasional keseimbangan merupakan persamaan dari sejumlah
kontribusi pelaku ekonomi, sedangkan pendapatan nasional merupakan identitasnya.

A. Ekspor: Jika sebuah negara mengirimkan menjual produk nasionalnya ke luar negeri.

Ekspor (secara fisik): Pengiriman dan penjualan barang-barang buatan dalam negeri ke
negara- negara lain.Ekspor mengakibatkan peningkatan pada pengeluaran agregat dan
akhirnya menyebabkan peningkatan pendapatan nasional.

B. Impor: Jika sebuah negara menerima atau membeli produk negara lain.

Impor (secara fisik) yaitu: Pembelian dan pemasukan barang dari luar negeri ke dalam suatu
perekonomian.Aliran barang ini akan menimbulkan aliran keluar (bocoran) yang akhirnya
menurunkan pendapatan nasional.

Alasan Ekspor dilakukan oleh sebuah negara

a. Barang tersebut diperlukan negara lain.


b. Negara lain tidak dapat memproduksi barang tersebut.
c. kemampuan dari negara tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat
bersaing pada pasar luar negeri (mempunyai keistimewaan).
2.2 Penentu Pendapatan Nasional Keseimbangan
a.Ekspor
 Daya saing produk (kualitas dan harga).
 Daya beli atau kondisi ekonomi negara penerima ekspor.
 Kebijakan proteksi dari negara tujuan ekspor.
 Kurs valuta asing negara dengan negara tujuan ekspor.
b.Impor
 Harga dan nilai tukar valuta asing.

5
 Kondisi produk nasional (Y) yang dihasilkan didalam negeri.
 Kebijakan proteksi negara pengimpor
Keseimbangan perekonomian terbuka ini mengenani keseimbangan pendapatan
nasionalnya.

C. Trade Balance (Neraca Perdagangan)

Ekspor suatu negara dikurangi nilai Impornya.

Trade Balance = X- M

=Ekspor Netto
Surplus Perdagangan
Jika Ekspor > Impor (Ekspor Neto +)

Defisit Perdagangan

Jika Ekspor < Impor (Ekspor Netto-)

Perdagangan Seimbang (Balance Tade)


Ekspor = Impor

A. Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka.


Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan dimana penawaran agregat
sama dengan pengeluaran/Permintaan agregat dan suntikan sama dengan bocoran.
AS = AD Suntikan = Bocoran
Ket: AD=Aggregate Demand (Permintaan agregat)
AS= Aggregate Supply (Penawaran agregat)

B. Pendekatan Pengeluaran Agregat (AE)


AS = AD
Ada 2 golongan barang dan jasa yang diperjual belikan di dalam negeri yaitu:
 Barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y).
 Barang dan jasa yang diimpor dari luar negeri (M).

6
Formula AS:
AS= Y+M, Sedangkan
AD= C+I+G+X. jadi keseimbangan:
Y+M= C+I+ X, Atau
Y= C+I+G+(X-M)
Ket:
Y= Pendapatan
C= Konsumsi
I= Investasi
G= Government atau Pemerintah
X= Ekspor
M= Impor
Keseimbangan Perkonomian 1 Sektor (Perekonomian Tertutup)
Y=C
Dimana C = a + bY (fungsi konsumsi)
b = MPC (marginal propensity to consume) = dc:dy = besarnya perubahan konsumsi
(dc) sebagai akibat perubahan pendapatan (dy)
a = besar nya konsumsi (c) pada waktu y = 0 disebut konsumsi otonom
APC = C : Y = average propensity to consume = hasrat rata rata konsumsi masyarakat
Contoh soal
Pada tingkat pendapatan nasional pertahunnya sebesar Rp 100 M. Besarnya konsumsi sebesar
Rp 95 M per tahun pada tingkat pendapatan nasional sebesar Rp 120 M per tahun besarnya
konsumsi pertahunnya Rp 110 M, Cari lah fungsi konsumsi dan keseimbangan pendapatan
nasional pada tingkat Y berapa ?
Penyelesaian
MPC = dC : dY = (C2 – C1) : (Y2 – Y1) = (110 – 95) : (120 – 100) = 0,75
C = a + bY
95 = a + 0,75 (100)
95 = a + 75
a = 20
Jadi fungsi konsumsi C = 20 + 0,75 Y

7
Keseimbangan pendapatan nasional pada perekonomian 1 sektor Y = C
Y=C
Y = 20 + 0,75Y
0,25 Y = 20
Y = 80
Pendapatan nasional keseimbangan yaitu sebesar Rp 80 M pada saat pendapatan Rp 80 M,
maka konsumsi masyarakat sebesar Rp 80 M
Gambar fungsi konsumsi : Y = C
C = 20 + 0.75y
Jika Y = 0 maka C = 20 , titik A ( 0 ; 20)
Jika Y = 80 maka C = 80, titik B ( 80 ; 80)
Keseimbangan Perekonomian 2 Sektor
Yang dimaksud dengan perekonomian dua sektor yaitu perekonomian yang terdiri dari
sektor rumah tangga dan perusahaan (Diasumsikan tidak terdapat kegiatan pemerintah
maupun perdagangan Luar Negeri).
Diagram alur perekonomian 2 sektor

Perekonomian 2 sektor merupakan model perekonomian yang terdiri dari rumah tangga
konsumen (masyarakat) dan rumah tangga produsen (perusahaan). Keseimbangan terjadi bila
C+ S= C+ I / S= I
Pendapatan Keseimbangan:
Y=C+I
Contoh Soal 1

8
Dalam perekonomian dua sektor fungsi konsumsi adalah C = 10+ 0,8Y dan fungsi tabungan
adalah S = -10 +0,2Y. Berapa pendapatan nasional pada keseimbangan?
Pendapatan Konsumsi Tabungan Investasi Pengeluaran
nasional rumah tangga rumah tangga perusahaan agregat
0 … … 30 …
50 … … 30 …
100 … … 30 …
150 … … 30 …
200 … … 30 …
250 … … 30 …
300 … … 30 …
350 … … 30 …
400 … … 30 …
Penyelesaian:
Dik: C= 10+ 0,8Y
S= -10+ 0,2Y
Pendapatan Konsumsi Tabungan Investasi Pengeluaran
nasional rumah tangga rumah tangga perusahaan agregat
0 10 -10 30 40
50 50 0 30 80
100 90 10 30 120
150 130 20 30 160
200 170 30 30 200
250 210 40 30 240
300 250 50 30 280
350 290 60 30 320
400 330 70 30 360

Maka keseimbangan terjadi paada saat pendapatan = 200, dan I= S (30: 30).
Keseimbangan Perekonomian 3 Sektor
Ekonomi tiga sektor adalah perekonomian yang meliputi kegiatan dalam sektor
perusahaan, rumah tangga dan pemerintah. Dengan demikian dalam menganalisis
perekonomian tiga sektor pada hakikatnya akan diperhatikan peranan dan pengaruh
pemerintah atas kegiatan dalam sesuatu perekonomian. Campur tangan pemerintah dalam
perekonomian menimbulkan dua perubahan penting dalam proses penentuan keseimbangan
pendapatan nasional, yaitu:
a. Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat melalui
pengurangan atas konsumsi rumah tangga.
b. Pajak memungkinkan pemerintah melakukan perbelanjaan dan ini akan menaikkan
perbelanjaan-perbelanjaan agregat.

9
Kedua aliran pengeluaran / pendapatan ini akan mengubah pola aliran pendapatan dalam
perekonomian. Dalam ekonomi tiga sektor belum terdapat kegiatan mengekspor dan
mengimpor. Oleh sebab itu ,ekonomi tiga sektor dinamakan juga ekonomi tertutup.
ALIRAN PENDAPATAN DAN SYARAT KESEIMBANGAN
Analisis keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor bertujuan
untuk menunjukkan penentuan pendapatan nasional dalam perekonomian di mana terdapat
pemerintah. Untuk memahami analisis tersebut dengan baik perlulah terlebih dahulu disadari
pola aliran pendapatan dan pengeluaran yang berlaku dalam perekonomian dan syarat
keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor tersebut.
ALIRAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran baru
dalam sirkulasi aliran pendapatan. Ketiga jenis aliran yang baru tersebut adalah:
i. Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah.
Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia
merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terutama.
ii. Aliran baru yang kedua adalah pengeluaran dari sektor pemerintah ke sector
perusahaan. Aliran ini menggambarkan nilai pengeluaran pemerintah ke atas
barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan oleh sektor perusahaan.
iii. Aliran yang ketiga adalah aliran pendapatan dari sektor pemerintah ke sector
rumah tangga. Aliran itu timbul sebagai akibat dari pembayaran ke atas konsumsi
faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor rumah tangga oleh pemerintah.
Diagram alur perekonomian 3 sektor

Dalam suatu perekonomian tertutup ciri-ciri pokok dari aliran-aliran pendapatan dan
pengeluarannya adalah :
1. Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
pembayaran kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor- faktor produksi,
dan pembayaran pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.

10
2. Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber: dari
pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan untung oleh perusahaan, dan dari
pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.
3. Pemerintah menerima pendapatan berupa pajak dari perusahaan dan rumah tangga.
Pendapatan tersebut akan digunakan untuk membayar gaji dan upah pegawai-pegawai dan
untuk membeli barangbarang dan jasa-jasa.
4. Pendapatan yang diterima rumah tangga (Y) akan digunakan untuk memenuhi tiga
kebutuhan: membayar dan membiayai pengeluaran konsumsi (C), disimpan sebagai
tabungan
(S) dan membayar pajak pendapatan rumah tangga (T). Dalam persamaan: Y = C + S + T.
5. Dalam gambaran tersebut tetap dimisalkan bahwa tabungan rumah tangga dipin- jamkan
oleh lembagalembaga keuangan kepada para pengusaha yang menanam modal.
6. Pengeluaran agregat (AE) telah menjadi bertambah banyak jenisnya, yaitu disamping
pengeluaran konsumsi (C) dan investasi (1), sekarang termasuk pula pengeluaran
pemerintah (G). Dalam persamaan AE = C + I + G.
SYARAT KESEIMBANGAN
Pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam perekonomian tersebut, meliputi tiga
jenis perbelanjaan: konsumsi rumah tangga (C), investasi perusahaan () dan pengeluaran
pemerintan membeli barang dan jasa (G). Dengan demikian keadaan yang menciptakan
keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor adalah: Penawaran agregat- Pengeluaran
agregat (Y AE), atau:
Y=C+1+G
Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan barang dan jasa akan mewujudkan aliran
pendapatan ke sektor rumah tangga (gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan) dan aliran
in sama nilainya dengan pendapatan nasional (Y). Pendapatan rumah tangga tersebut akan
digunakan untuk tiga tujuan: membiayai konsumsi (C), ditabung (S) dan membayar pajak
(T). Dengan demikian, berdasarkan kepada aliran pendapatan yang wujud dalam
perekonomian tiga sektor, berlaku kesamaan berikut:
Y=C+S+T
Uraian yang terdahulu telah menunjukkan bahwa dalam keseimbangan berlaku kesamaan
berikut: Y = C + I + G. Sedangkan pada setiap tingkat pendapatan nasional berlaku
kesamaan: Y= C + S + T. Dengan demikian pada keseimbangan pendapatan nasional berlaku
kesamaan berikut:
C+I+G=C+S+T
Apabila C dikurangi dari setiap ruas maka:
I+G=S+T
Dalam perekonomian tiga sektor I dan G adalah suntikan ke dalam sirkulasi aliran
pendapatan, sedangkan S dan T adalah kebocoran. Dengan demikian, dalam keseimbangan
ekonomi tiga sektor juga berlaku keadaan: suntikan = bocoran. Sebagai kesimpulan dapatlah

11
dirumuskan bahwa dalam perekonomian tiga sektor yang mencapai keseimbangan akan
berlaku keadaan yang berikut: i. Y= C + I + G, dan
ii. I + G = S + T
EFEK PAJAK KE ATAS KONSUMSI DAN TABUNGAN
Dalam perekonomian tiga sector akibat adanya pajak pendapatan disposebel telah menjadi
lebih kecil dari pendapatan nasional. Dalam perekonomian yang telah mengenakan pajak,
perhubungan di antara pendapatan disposebel dan pendapatan nasional dapat dinyatakan
secara persamaan berikut :
𝑌𝑑 = 𝑌 − 𝑇
Penurunan pendapatan disposebel akan mengurangi konsumsi dan tabungan rmah tangga. Hal
ini disebabkan karena pajak yang dibayarkannya mengurangi kemampuannya untuk
melakukan pengeluaran konsumsi dan menabung.
Kemerosotan pendapatan disposibel akan mengurangi konsumsi dan tabungan RT. Jumlah
konsumsi dan tabungan yang berkurang adalah sama dengan pengurangan pendapatan
diposible. Maka : ∆Yd = -T = ∆C + ∆S. Disamping tergantung pada perubahan pendapatan
disposibel pengurangan konsumsi ditentukan oleh MPC dan MPS. Perhitungannya dapat
dilakukan dengan menggunakan persamaan :
∆𝑪 = 𝑴𝑷𝑪 𝒙 ∆𝒀𝒅 𝒂𝒕𝒂𝒖 ∆𝑪 = 𝑴𝑷𝑪 𝒙 (−𝑻)

∆𝑪 = 𝑴𝑷𝑺 𝒙 ∆𝒀𝒅 𝒂𝒕𝒂𝒖 ∆𝑪 = 𝑴𝑷𝑺 𝒙 (−𝑻)

𝑺𝒆𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 ∶ 𝑻 = ∆𝒀𝒅 = (𝑴𝑷𝑪 𝒙 𝑻) + (𝑴𝑷𝑺 𝒙 𝑻)

Kesimpulannya walau apa pun bentuk sistem pajak, yaitu pajak tetap atau pajak proporsional,
pemungutan pajak akan mengakibatkan konsumsi dan tabungan rumah tangga berkurang
sebanyak yang di tentukan oleh persamaan berikut :
𝜟𝑪 = 𝑴𝑷𝑪 𝒙 𝑻

𝜟𝑺 = 𝑴𝑷𝑺 𝒙 T

PENGELUARAN PEMERINTAH
Sebagian dari pengeluaran pemerintah adalah untuk membiayai administrasi pemerintahan
dan sebagian lainnya adalah untuk membiayai kegiatan kegiatan pembangunan Membayar
gaji pegawai-pegawai pemerintah, membiayai sistem pendidikan dan kesehatan rakyat
membiayai perbelanjaan untuk angkatan bersenjata, dan membiayai berbagai jenis
infrastrukta yang penting.
PENENTU-PENENTU PENGELUARAN PEMERINTAH
1. Proyeksi jumlah pajak yang diterima Salah satu faktor penting yang menentukan
Desarnya pengeluaran pemerintah adalah jumlah pajak yang diramalkan. Dalam menyusun
anggaran belanjanya pemerintah harus terlebih dahulu membuat proyeksi mengenai jumlah
pajak yang akan diterimanya. Makin banyak jumlah pajak yang dapat dikumpulkan, makin
banyak pula perbelanjaan pemerintah yang akan dilakukan.

12
2. Tujuan ekonomi yang ingin dicapai Beberapa tujuan penting dari kegiatan pemerintah
adalah mengatasi masalah pengangguran, menghindari inflasi dan mempercepat
pembangunan ekonomi dalam jangka panjang. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut sering
sekali pemerintah membelanjakan uang yang jauh lebih besar dari pendapatan yang diperoleh
dari pajak.
3. Pertimbangan politik dan keamanan Pertimbangan-pertimbangan politik dan kestabilan
negara selalu menjadi salah satu tujuan penting dalam menyusun anggaran belanja
pemerintah. Kekacauan politik, perselisihan di antara berbagai golongan masyarakat dan
daerah sering berlaku di berbagai negara di dunia. Keadaan seperti itu akan menyebabkan
kenaikan perbelanjaan pemerintah yang sangat besar, terutama apabila operasi militer perlu
dilakukan.
FUNGSI PENGELUARAN PEMERINTAH
Dari uraian mengenai faktor-taktor yang mempengaruhi pengeluaran pemerintah di
atas, dapat disimpulkan bahwa pendapatan nasional tidak memegang peranan yang penting
dalam menentukan perbelanjaan pemerintah. Dengan perkataan lain, pengeluaran pemerintah
pada suatu periode tertentu dan perubahannya dari satu periode ke periode lainnya tidak
didasarkan kepada tingkat pendapatan nasional dan pertumbuhan pendapatan nasional. Dalam
masa kemunduran ekonomi, misalnya, pendapatan pajak berkurang. Tetapi untuk mengatasi
pengangguran itu pemerintah perlu melakukan lebih banyak program-program pembangunan,
maka pengeluaran pemerintah perlu ditambah. Sebaliknya, pada waktu inflasi dan tingkat
kemakmuran tinggi pemerintah harus lebih berhati-hati dalam perbelanjaannya. Harus dijaga
agar pengeluaran pemerintah tidak memperburuk keadaan inflasi yang berlaku.
GRAFIK DAN TITIK EQUILIBRIUM
Keseimbangan Perekonomian Tiga Sektor. Dilihat dari sisi pengeluaran agregat : Y = C + I +
G Dilihat dari sisi pendapatan agregat : Y = C + S + Tx - Tr Maka : C + I + G = C + S + Tx +
Tr Atau I + G = S + Tx + Tr (injeksi = bocoran)
Y=C+I+G
C = a + bYd , Yd = Y – Tx + Tr
Maka : C = a + bYd
= a + b (Y – Tx + Tr)
C = a + bY – bTx + bTr
S = Yd – C
= (Y – Tx + Tr) – (a + bY – bTx + bTr)
= Y – Tx + Tr – a – bY + bTx – bTr
S’ = – a + (1 – b)Y– (1 – b)Tx + (1 – b)Tr
Y=C+I+G
= a + bY – bTx + bTr + I + G

13
Y – bY = a – bTx + bTr + I + G
(1 – b)Y = a – bTx + bTr + I + G
Y eq = a - bTx + bTr + I + G / 1- b

Contoh soal sector 3:


Diketahui sebagai berikut:
C= 60+ 0,75Y
S= -100+ 0,25Y
I= 120
G= 60
T= 40
Dengan demikian pendapatan nasional padakeseimbangan adalah:
Penyelesaian:
Y = C+ I+ G
= 60 + 0,75Y+ 120+ 60
0,25Y= 240
Y= 960
TABEL CONTOH SOAL

14
CONTOH SOAL
Diketahui informasi dalam perekonomian terbuka, sebagai berikut: Fungsi konsumsi 𝐶 = 500
+ 0,8𝑌𝑑, pajak tetap 𝑇𝑥 = 100, investasi 𝐼 = 100, pengeluaran pemerintah 𝐺 = 100,
A. Maka besarnya pendapatan nasional keseimbangan
B. Pendapatan siap dibelanjakan
C. Besarnya konsumsi keseimbangan
D. Besarnya tabungan keseimbangan
E. Gambarkan kurva AE keseimbangan

Jawaban : Maka besarnya pendapatan nasional keseimbangan, adalah :

A. 𝒀 = 𝑪 + 𝑰 + 𝑮
Y= 𝑪0 + 𝒃𝒀𝒅 + 𝑰 + 𝑮
Y= 𝑪0 + 𝒃 𝒀 − 𝑻𝒙 + 𝑰 + 𝑮
Y= 500 + 0,8Y – (0,8) 100) + 100 + 100
Y= 620/ 0,2
Y= 3100

B. Pendapatan siap dibelanjakan, adalah :


𝒀𝒅 = 𝒀 − 𝑻𝒙
Yd= 3100- 100
Yd = 3000

C. Besarnya konsumsi keseimbangan, adalah:


𝑪𝒆 = 𝑪𝒐 + 𝒃𝒀𝒅
Ce= 5000 + 0,8 (3000) = 500+ 2400
Ce= 2900

D. Besarnya tabungan keseimbangan, adalah:


𝑺𝒆 = 𝒀𝒅 − 𝑪

15
Se = 3000- 2900
Se = 100

Pendapatan Nasional Pada Perekonomian 4 Sektor (Perekonomian Terbuka)


Dalam perekonomian terbuka sebagian produksi produksi dalam negeri diekspor
diekspor atau dijual ke luar negeri dan disamping itu terdapat pula barang di negara itu yang
diimpor dari negara – negara lain. Perekonomian terbuka dinamakan juga sebagai ekonomi
empat sektor, yaitu suatu ekonomi yang dibedakan kepada empat sektor yaitu : campur
tangan pemerintah dalam perekonomian dan hubungan ekonomi dengan luar negeri {expor
(X) dan impor (M)}, dimana perekonomian terhubung dengan perdagangan internasional.
Pendapatan Keseimbangan:
Y = C + I + G + (X-M)
Contoh Soal sector 4
Dik: C = 60 + 0.6Yd
G = 40 1= 20
X=30; M = 80
Dit: Hitunglah Pendapatan Nasional keseimbangan!
Penyelesaian:
Y=C+I+G+(X-M)
C = 60 + 0.6Yd
(Untuk mencari Yd= Y+ Tr+T)

16
Ket:
Y= pendapatan
Tr= transfer pemerintah
T= Besarnya pajak
C=60+0,6 (Y+0-0)
C = 60 + 0,6Y = Fungsi Konsumsi
Y = 60 + 0, 6Y + 20 + 40 + (30 - 80)
Y = 70 + 0.6Y
Y=70/0,4
𝑌𝐸 =175
Contoh

Diketahui data sebagai berikut : Konsumsi : C = 440 + 0.80 Yd Investasi I = 10 + 0.05 Y


Government G = 15 Export X = 15 + 0.10 Y Import M = 4 + 0.01 Y Transfer tr = 20 Pajak

tx = -10 + 0.05 Y

Ditanya : a) Berapa besarnya pendapatan nasional ekuilibrium (NIE) ?

b) Berapa besarnya pajak yang diterima pemerintah ?

c) Berapa besarnya C, S, X, M Equilibrium ?

d) Berapa besarnya surplus/defisit yang terjadi ?

Penyelesaian

a) Y = C + I + G + (X- M)
Y = 440 + 0.80Yd + 10 + 0.05Y + 15 + (15 + 0.10Y- 4 +0.01Y)
Y = 440 + 0.80 (Y + 20 – ( -10 + 0.05Y) + 10 + 0.05Y + 15 + (15 + 0.10Y – 4 -
0.01Y)
Y = 440 + 0.80 (Y + 20 +10 - 0.05Y) + 10 + 0.05Y + 15 + (15 + 0.10Y - 4 - 0.01Y)
Y = 440 + 0.80 (0.95Y + 30) + 10 + 0.05Y + 15 + (15 + 0.10Y – 4 - 0.01Y)

Y = 440 + 0.76Y + 24 + 10 + 0.05Y + 15 + (15 + 0.10Y - 0.01Y – 4 )


Y = 500 + 0.90Y Y = 5000 (NIE)
b) Pajak yang diterima pemerintah tx = -10 + 0.05Y
tx = -10 + 0.05 (5000)

17
tx = -10 + 250
tx = 240

c) Konsumsi dan Saving Equilibrium C = 440 + 0.80 Yd


C = 440 + 0.80 ( 5000 + 20 – 240)
C = 440 + 0.80 (4780)
C = 440 + 3824
C = 4264
S = - 440 + 0.20 Yd
S = -440 + 0.20 (4780)
S = -440 + 956
S = 516
Export dan Import X = 15 + 0.10Y
X = 15 + 0.10 (5000)
X = 515
M = 4 + 0.01Y
M = 4 + 0.01 (5000)
M = 54
d) Neraca Surplus 461, karena X > M, (515 - 54 = 461 )
2.3 MULTIPLIER
Multiplier adalah faktor pelipat ganda (angka pengganda) sebagai akibat perubahan
(tambahan atau pengurangan) salah satu faktor penyusun variabel GDP atau Pendapatan
Nasional (Y). Oleh karena besar kecilnya GNP atau Y dipengaruhi oleh tingkat konsumsi (C)
dan Investasi (I) (dalam perekonomian 2 sektor), juga pengeluaran pemerintah (dalam
perekonomian 3 sektor) serta selisih ekspor dan impor dalam perekonomian 3 sektor, maka
jika salah satu atau lebih dari faktor-faktor tersebut berubah maka secara otomatis Y akan
berubah.
Banyaknya faktor penyusun GDP atau Y membuat dikenal beberapa jenis multiplier. Di
antaranya, multiplier investasi, yaitu faktor pelipat ganda sebagai akibat perubahan
(tambahan atau pengurangan) investasi. Dengan kata lain, angka yang menunjukkan besaran
perubahan pendapatan nasional (Y) akibat perubahan investasi sebesar satu-satuan.
Multiplier yang lain adalah multiplier konsumsi, yaitu angka yang menunjukkan
besaran perubahan pendapatan nasional (Y) akibat perubahan konsumsi sebesar satu-satuan.
Demikian pula akan ada multiplier pengeluaran pemerintah. Saat menghitung pendapatan
nasional, pajak dan transfer payment juga berpengaruh, sehingga akan ada pula multiplier
pajak dan transfer payment. Dengan melihat definisi multiplier konsumsi dan investasi di
atas, peserta mata kuliah mengembangkan sendiri definisinya.
a. Multiplier Investasi (ki)

18
Jika Multiplier Investasi disimbolkan dengan ki, sesuai definisinya sebagai perubahan
pendapatan (∆Y) per perubahan investasi (∆I), maka

ki = ∆Y/∆I
Kita dapat memodifikasi bahwa Y = C + I ke bentuk lain yang tidak“menghilangkan”
nilainya, yaitu bahwa Y ∆ = ∆C + ∆I. Kemudian, kita modifikasi lagi menjadi:
∆Y/∆Y = ∆C/∆Y = ∆I/∆Y
Kita tahu bahwa ∆Y/∆Y = 1 dan ∆C/∆Y = MPC sehingga persamaan dapat ditulis kembali
menjadi:
1 = MPC + ∆I/∆Y atau ∆I/∆Y = 1 – MPC atau ∆Y/∆I = 1/1-MPC
Dengan demikian rumus multiplier investasi adalah
ki = ∆Y/∆I = 1/1-MPC
Oleh karena MPC+MPS = 1, maka rumus multiplier investasi di atas juga dapat diltuliskan
dalam hubungannya dengan MPS, yaitu bahwa:
ki = 1/1-(1-MPS) = 1/MPS
Ini berarti bahwa seberapa sebe merubah rapa besar tambahan Investasi (ΔI) bisa Pendapatan
Nasional (ΔY) sangat dipengaruhi oleh “ ” dan multiplier effect dari tambahan investasi
tersebut (ki). Sedangkan Multiplier Effect sendiri besarnya dipengaruhi oleh tingkat MPC
atau MPS seperti telah dituliskan pada rumus di atas.
Contoh Soal
Misalkan, suatu negara dengan perekonomian 2 sektor memiliki pendapatan nasional (Y)
sebesar Rp 170 T, yang dibentuk dari Konsumsi (C) sebesar Rp 150 T dan Investasi (I)
sebesar Rp 20 T. Jika ada perubahan berupa tambahan Investasi ΔI sebesar Rp.10 T,
berapakah Pendapatan Nasional yang baru (Y’) jika diketahui bahwa MPC penduduk negara
tersebut adalah 0,6?
Jawaban contoh soal di atas adalah sebagai berikut :
Y=C+I
Rp.170 T = Rp.150 T + Rp.20 T
bila ada ΔI = Rp.10T, maka
Y’ = Y + ΔY = C + I + ΔY
Oleh karena ada proses multiplier (pelipat ganda) dalam perekonomian maka, ki = ΔY/Δ I;
atau ΔY = ΔI X ki Rumus ki jika diketahui MPC adalah :
Rumus ki jika diketahui MPC adalah :
ki = 1 / 1- MPC = 1 / 1 – 0,6 = 1 / 0,4 = 2,5
Jika kita masukkan ke rumus-rumus di atas,
19
ΔY = ΔI . ki
ΔY = Rp. 10 T X 2,5
ΔY = Rp. 25 T
Dengan demikian,
Y’ = C + I + ΔY
Y’ = Rp.150 T + Rp. 20 T + Rp. 25 T
Y’ = Rp. 195 T
Proses multiplier atau pelipatgandaan juga berlaku jika ada perubahan negatif
(penurunan) Investasi. Untuk mengetahui apakah terjadi kenaikan atau penurunan
investasi dalam suatu perekonomian maka perlu diketahui besar Investasi Bersih or Net
Investment-nya. Net Investment = Tambahan Investasi – Depresiasi
Depresiasi = Pendapatan Nasional (Y) x %Depreciation.
Bila setelah dikurangi depresiasi Nilai tambahan Investasi positif (+) maka terjadi
kenaikan investasi dalam perekonomian tersebut di tahun itu. Sebaliknya, jika nilai
tambahan Investasi negative ( ) maka terjadi penurunan investasi di tahun tersebut. Jika –
penambahan investasi berdampak meningkatkan pendapatan nasional (Y) dengan berlipat
ganda maka penurunan investasi juga akan menurunkan (Y) dengan berlipat ganda juga.

Contoh Soal
Misalkan, suatu negara dengan perekonomian 2 sektor memiliki pendapatan nasional (Y)
sebesar Rp 170 T, yang dibentuk dari Konsumsi (C) sebesar Rp 150 T dan Investasi (I)
sebesar Rp 20 T, maka jika ada perubahan berupa tambahan Investasi ΔI sebesar Rp.10 T,
berapakah Pendapatan Nasional yang baru (Y’) jika diketahui bahwa MPC penduduk negara
tersebut adalah 0,6 dan depresiasi pertahun sebesar 2%?

Kita lihat bahwa ada depresiasi, sehingga investasi yang diketahui dalam soal belum net
investment. Karenanya, perlu dihitung dulu net investmentnya.
Net Investment = ΔI – Depresiasi Depresiasi = Y x %Depresiasi Depresiasi = Rp. 170 T x 2%
= Rp. 3,4 T
Sehingga, Net Investment = Rp.10 T Rp.3,4 T = – Rp. 6,6 T (berarti “penambahan investasi)
Dengan cara yang sama seperti di atas, maka kita dapat menghitung besar pendapatan
nasional yang baru saat ada net investment sebesar Rp. 6,6 T
Y’ = C + I + ΔY
= C + I + [Δ I X ki]

20
= C + I + [Δ I X 1/ (1-MPC)]
= 150T + 20 T + [ 6,6 T x1/0,4 ]
= Rp. 186,5 T
Sebagai catatan, ΔI di sini adalah ΔNet Investment, bukan lagi perubahan investasi saat
belum ada depresiasi.
b. Multiplier Konsumsi (kc) Dalam perekoniman 3 sektor di dapat bahwa Y = C + I +
G
Kita juga tahu bahwa ada konsumsi adalah fungsi dari pendapatan dispossible (Yd). Yd
adalah pendapatan yang siap dikonsumsi, yaitu pendapatan yang telah dikurangi pajak (Tx)
dan ditambah dengan transfer payment (Tr). Dengan kata lain C = C0 + cYd dan Yd = Y
Tx + Tr ; dengan c = MPC
Dengan demikian fungsi di atas ditulis kembali sebagai berikut :
Y = C0 + c (Y Tx + Tr) + I + G
Y = C0 + c Y cTx + cTr + I + G
Y – cY = C0 - cTx + cTr + I + G
(1-c) Y = C0 – cTx + cTr + I + G
Y = (C0 - cTx + cTr + I + G) / (1– c)
Saat ada perubahan konsumsi (dan variable yang lain dianggap konstan/cateris paribus)
maka pendapatan nasional setelah perubahan (Y’) dapat ditulis sebagai berikut:
Y’ = Y + ΔY = (C0 + ΔC – cTx + cTr + I + G) / (1-c)
= (C0 - cTx + cTr + I + G) / (1-c) + ΔC / (1-c)
= Y + ΔC/ (1-c)
Atau ΔY = ΔC / (1 – C)
Sehingga ΔY / ΔI = 1 / 1- c = 1 / 1 – MPC = multiplier konsumsi = kc
c. Multiplier Pengeluaran Pemerintah (kG)
Dengan cara yang sama seperti di atas, kita juga dapat menghitung multiplier pengeluaran
pemerintah (kG).
Saat ada perubahan pengeluaran pemerintah (G) (dan variable yang lain dianggap
konstan/cateris paribus) maka pendapatan nasional setelah perubahan (Y’) dapat ditulis sebagai
berikut:
Y’ = Y + ΔY = (C0 cTx + cTr + I + G + ΔG) / (1-c)
= (C0 - cTx + cTr + I + G) / (1-c) + – G / (1-c)
= Y + ΔG/ (1-c)
Atau ΔY = ΔG/ (1-c)

21
Sehingga ∆Y / ∆ G = 1 / 1 – c = 1 / 1 – MPC = multiplier pengeluaran pemerintah = kG
c. Multiplier Pajak (kTx) dan Transfer Payment (kTr)
Saat ada perubahan pajak (Tx) (dan variable yang lain dianggap konstan/cateris
paribus) maka pendapatan nasional setelah perubahan (Y’) dapat ditulis sebagai berikut:
Y’ = Y + ∆Y = (C0 - c (Tx + ∆Tx) + cTr + I + G) / (1-c)
= (C0 cTx + cTr + I + G) / (1-c) – c. Tx / (1 – c)
= Y – c. ∆Tx / (1 - c)
Atau ∆Y = - c. ∆Tx / (1 - c)
Sehingga ∆Y / ∆Tx = 1 / 1 – c = 1 / 1 – MPC = multiplier pajak = kTx
Sementara itu, Saat ada perubahan transfer payment (Tr) (dan variable yang lain
dianggap konstan/cateris paribus) maka pendapatan nasional setelah perubahan (Y’) dapat
ditulis sebagai berikut:
Y’ = Y + ∆Y = (C0 – c Tx + c (Tr + ∆Tr) + I + G) / (1-c)
= (C0 – cTx + cTr + I + G) / (1-c) + c. ∆Tr / (1-c)
= Y + c. ∆Tr / (1 - c)
Atau ∆Y = c. ∆Tr / (1 - c)
Sehingga ∆Y / ∆Tr = 1 / 1 - c = 1 / 1 – MPC = multiplier transfer payment = kTr

22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Pendapatan Nasional Keseimbangan adalah Suatu keadaan dimana keinginan masyarakat


untuk melakukan perbelanjaan yang digambarkan oleh pengeluaran agregat atau permintaan
agregat adalah sama dengan penawaran agregat-yaitu keinginan para pengusaha untuk
memproduksikan barang dan jasa.
Pendapatan Nasional Keseimbangan pada perekonomian 1 sektor
Y=C
C = a + by (Fungsi Konsumsi)
b = MPC = Marginal Propensity to Consume = dc/dy = Besarnya perubahan konsumsi (dc)
sebagai akibat adanya perubahan pendapatan (dy)
a = besarnya konsumsi (c) pada waktu y = 0, disebut konsumsi otonom
APC = c:y = Average Propensity to consume =Hasrat rata-rata konsumsi masyarakat. C =
(APC - MPC) Y + By
Pendapatan Nasional Keseimbangan pada perekonomian 2 sektor
Y=C+I
Pendapatan Nasional Keseimbangan pada perekonomian 3 sektor
Y = C+I+G
S+T=I+G
Pendapatan Nasional Keseimbangan pada perekonomian 4 sektor Y=C+I+G+(X-M)
Multiplier adalah faktor pelipat ganda (angka pengganda) sebagai akibat perubahan
(tambahan atau pengurangan) salah satu faktor penyusun variabel GDP atau Pendapatan
Nasional (Y).

23
DAFTAR PUSTAKA
https://dosen.yai.ac.id/v5/dokumen/materi/030013/70_20210416074455_Pertemuan%20
6b-Ekonomi%20Makro_Perekonomian%203%20Sektor.pdf
https://www.coursehero.com/file/88804855/Makalah-Keseimbangan-Pendapatan-
Nasionaldocx/
http://eprints.binadarma.ac.id/6904/1/Bab%206.pdf
https://kumparan.com/berita-terkini/rumus-keseimbangan-pendapatan-nasional-dan-
manfaatnya- 1zSvujtUZld#:~:text=Dengan%20demikian%2C%20keseimbangan
%20pendapatan% 20nasional,2%2C%203%20dan%204%20sektor.

24

Anda mungkin juga menyukai