PENDAPATAN NASIONAL
(Equilibrium National Income)
KeseimbanganPendapatanNasional
Page ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karuni-Nya dapat menyelesaikan penyusunan makalah Ekonomi Makro.Makalah ini
berisi tentang Keseimbangan Pendapatan Nasional yang terkait dengan Ekonomi Makro .
Tujuan kami membuat makalah ini agar seluruh saudara/i dapat memahami dan mengetahui
tentang keseimbangan pendapatan nasional. Karena itu, sangat diharapkan bagi saudara/i jurusan
Manajemen untuk memahami semua yang berkaitan dengan dalam keseimbangan pendapatan
nasional.
Terima kasih tak lupa kami ucapkan untuk kerja sama dan kekompakan teman kelompok
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Dan tak lupa pula kami ucapkan
terima kasih atas bantuan selama makalah ini dikerjakan.
Kami meyakini bahwa makalah ini , tidak terlepas dari kekurangan yang tentunya masih
dinanti kritik dan saran dari berbagai pihak untuk penyempurnaannya.
KeseimbanganPendapatanNasional
Page ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah......................................................................................................................1
1.3Tujuan Penulisan........................................................................................................................1
1.4MetodePenulisan........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Model KeseimbanganPendapatanNasionalDuaSektor..............................................................2
2.2 Model Keseimbangan Pendapatan NasionalTiga Sektor...........................................................7
2.3 KeseimbanganPerekonomian Terbuka....................................................................................14
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................19
3.2 Daftar Isi.................................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
KeseimbanganPendapatanNasional
Page ii
pendapatan nasional?
5. Apa saja peran pemerintah untuk mendorong tingkat keseimbangan pendapatan nasional?
6. Apa yang dimaksud dengan pajak dan tingkat keseimbangan pendapatan?
1.3TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi makro (ekonomi
makro) semester kedua yang diampu oleh dosen mata kuliah, Dionisius Sihombing, M.Si.
1.4METODE PENULISAN
Makalah ini berisi kata, kalimat, dan atau paragraf yang dikutip dari bukukarangan yang
diterbitkan oleh entitas resmi. Dengan demikian, kami harapkan yakin isi makalah ini sesuai
dengan materi yang disodorkan meskipun belum selengkap yang diinginkan.
BAB II
PEMBAHASAN
KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL
2.1 Model Keseimbangan Pendapatan Nasional Dua Sektor
KeseimbanganPendapatanNasional
Page ii
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan
perusahan. Berarti pada perekonomian ini tidak terdapat kegiatan pemerintah maupun
perdagangan luar negeri. Aliran pendapat mempuyai sebagai berikut :
a. Sektor perusahaan menggunakan faktor faktor produksi yang dimiliki oleh rumah tangga.
Pemilik faktor faktor tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji, upah,bunga dan laba
usaha.
b. Sebagian pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi akan digunakan untuk
membeli barang barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
c. Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan ditabung
dalam institusi institusi keuangan.
d. Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan rumah tangga dari
institusi institusi keuangan.
Sirkulasi perekonomian 2 sektor dapat dilihat dari bagan berikut ini:
Pendapatan nasional
berada
pada keseimbangan atau keadaan ekuilibirium apabila
Sumber
: http://asngari71.blogspot.com
permintaan agregat sama dengan penawaran agregat (AD=AS).Dari sumber atau asalnya bahwa
pendapatan nasional terdiri dari konsumsi dan investasi. Jadi C + I = Y. Sedangkan dari sudut
penggunaan nya adalah bahwa pendapatan nasional sebagian dipergunakan untuk pengeluaran
konsumsi, sedangkan selebihya adalah merupakan tabungan yaitu Y = C+ S
Dengan demikian :
C+I=Y=C+S
C+I=C+S
KeseimbanganPendapatanNasional
Page ii
= (a + I)/(1 b)
= (20 + 10)/(1 0,75)
= 30/0,25
= 120 milyar rupiah
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN
Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga (secara seunit
kecil atau dalam keseluruhan ekonomi). Yang terpenting adalah pendapatan rumah tangga. Tabel
yang menggambarkan hubungan diantara konsumsi rumah tangga dan pendapatannya dinamakan
daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi
rumah tangga pada tingkat pendapatan yang berubah ubah. Misalnya, seperti dapat dilihat
dalam tabel 4.1, pada waktu pendapatan seseorang adalah Rp.500.000, konsumsinya adalah Rp.
500.000. pada waktu pendapatannya Rp.900.000, konsumsinya adalah Rp.800.000. Tabel 4.1
secara terperinci menunjukkan hubungan diantara tingkat pendapatan disposebel dengan
pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga.
TABEL Pendapatan, Konsumsi dan Tabungan (dalam ribu rupiah)
KeseimbanganPendapatanNasional
Page ii
Tabungan (S)
(3)
-125
-100
-75
-50
-25
0
25
50
75
100
125
Dalam kolom (1) ditunjukkan berbagai tingkat pendapatan disposibel yang mungkin
diterima oleh suatu rumah tangga, sedangkan dalam kolom (2) ditunjukkan berbagai jumlah
pengeluaran konsumsi yang akan dilakukan oleh rumah tangga tersebut. Jumlah tabungan (atau
kelebihan pendapatan sesudah melakukan pengeluaran konsumsi yang akan dilakukan oleh
rumah tangga pada berbagai tingkat pendapatan yang mungkin diterimanya) ditunjukkan dalam
kolom (3).
Contoh angka yang dibuat dalam Tabel 4.1 adalah contoh yang memberikan gambaran
mengenai ciri ciri khas dari hubungan diantara pengeluaran konsumsi dan pendapatan
disposibel seperti yang baru diterangkan diatas. Ciri ciri yang digambarkan dalam Tabel 4.1
adalah :
I.
Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan. Pada waktu
rumah tangga tidak memperoleh pendapatan, yaitu pendapatan disposebel adalah nol (Y d
= 0), pengeluaran konsumsi adalah Rp. 125.000. Ini berarti rumah tangga harus
menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran
konsumsinya. Tabungan negatif atau mengorek tabungan (dissaving) akan selalu
II.
dilakukan oleh rumah tangga apabila pendapatannya masih di bawah Rp. 500.000.
Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi. Biasanya pertambahan
pendapatan adalah lebih tinggi daripada pertambahan konsumsi. Contoh dalam Tebel 4.1
menunjukkan, apabila pendapatan bertambah sebanyak Rp. 100.000, konsumsi
bertambah sebanyak Rp. 75.000. Sisa pertambahan pendapatan itu (Rp.25.000) ditabung.
KeseimbanganPendapatanNasional
Page ii
III.
keatas
multiplier adalah : K =
Y
I
Page ii
oleh karenanya disamping multiplier investasi yang disebut sebagai investment multiplier atau
angka pengganda investasi, masih ada angka angka pengganda lain, misalnya angka pengganda
pajak, angka pengganda transfer payment dan lain lainnya.
Perumusan daripada angka pengganda investasi adalah sebesar
mengakibatkan Pendapatan Nasional mengalami perubahan dari Y menjadi
yang akan
Y + Y , maka
Y=
1
( a+ I ) , terjadi perubahan I maka:
1C
Y + Y =
1
(a+ I + I ) .
1C
Y + Y =
1
1
( a+ I )+
( I )
1C
1C
Disederhanakan
Kalau persamaan ruas kanan dan ruas kiri kita kurangi dengan Y yang besarnya adalah
Y=
1
( aI ) , maka hasilnya adalah Y , yaitu sebesar
1C
Y
,
I maka
Y
1
.
( I )
I 1C
Maka,
k 1=
1
1
1
atau
=
1C
1MPC MPS
Contoh angka :
Dik:
I =40 milyar
I =80 milyar
KeseimbanganPendapatanNasional
Page ii
1
( I ) .
1C
Dit: Berapa Y ekuilibrium periode awal dan periode kedua, serta berapa koefisien multiplier.
Besarnya Pendapatan Nasional periode awal adalah:
Y=
1
1
( a+ I ) .=
( 20+40 ) =240 m
1C
10,75
1
1
( aI + I ) .=
( 20+ 40+ 40 ) =400 m
1C
10,75
1
1
=
=4
1C 10,75
Jadi besarnya perubahan Pendapatan Nasional karena perubahan investasi sebesar 40m adalah
4 40 m=160 m .
Jadi Y + Y =240 m+160 m=400 m
KeseimbanganPendapatanNasional
Page ii
Sumber : http://asngari71.blogspot.com
Menurut Dewi Ratnasari (2015)aliran pendapatan dalam perekonomian tiga sektor adalah sebagai
berikut:
a. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran baru
dalam sirkulasi aliran pendapatan. Tiga jenis aliran yang baru tersebut adalah :
Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah. Pembayaran
pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia merupakan sumber
pendapatan pemerintah yang terutama.
Aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. Aliran itu timbul sebagai
akibat dari pembayaran keatas konsumsi faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor
rumah tangga oleh pemerintah.
b. Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
KeseimbanganPendapatanNasional
Page ii
c. Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber :
dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan utang oleh perusahaan
Keseimbangan perekonomian akan terjadi bila dicapai penawwaran agregat (AD) sama dengan
pengeluaran agregat (AD). Secara matematis bahwa persamaannya adalah : Y=AE=>A=C+1+G.
Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan barang dan jasa akan mewujudkan aliran
pendapatan kesektor rumah tangga yaitu berupa gaji,upah,buga dan keuntungan dan aliran ini
sama nilainya dengan pendapatan nasional (Y). Pendapatan rumah tangga tersebut digunakan
untuk membiayai konsumsi (C), ditabung (S) dan membayar pajak (Y). Dengan demikian
berdasarkan kepada aliran pendapatan yang wujud dalam perekonomian tiga sektor berlaku
persamaan berikut : Y=C+S+T. Dalam keseimbangan berlaku persamaan Y=C+I+G dan pada
setiap tingkat pendapatan nasional berlaku persamaan Y=C+S+T. Berarti pada keseimbangan
pendapatan nasional berlaku kesamaan: C+1+G=Y=C+S+T. Apalagi dikurangi C baik ruas kiri
maupun ruas kanan maka : I+G=S+T Sehingga pada perekonomian tiga sektor I dan G adalah
merupakan suntikan kedalam sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah
bocoran.dengan demikian dalam keseimbangan ekonomi tiga sektor adalah keadaan suntikan=
bocoran. Jadi pada perekonomiann tiga sektor keseimbangan tercapai dalam keadaan:
i.
ii.
I+G=S+T
Pendapatan yang diterima oleh rumah tangga juga digunakan untuk membayar pajak kepada
pemerintah. Pajak yang diterima pemerintah sebahagian diberi kepada masyarakat atau badan
tertentu pemerintah tanpa adanya balas jasa langsung. Peberian dana dari pemerintah dengan
Cuma Cuma disebut dengan transfer payment. Dengan demikian pendapatan disposibel akan
KeseimbanganPendapatanNasional
Page ii
berkurang kalau membayar pajak dan bertambah bila mendapat pembayaran transfer payment
dari pemerintah sehingga kita temui persamaan nya adalah :
Ys=Y+Tr=-Tx
Seperti halnya perekonomian dua sektor untuk menentukan besarnya pendapatan nasional
keseimbangan tiga sektor dapat melalui cara :
Y=
a+bTrbTx+ I +G
(I b)
Perlu diketahui bahwa investasi dan pajak pada kasus ini merupakan variabel exogen artinya
bahwa pengeluaran investasi dan pajak tidak dipengaruhi pendapatan,contohnya :
C
=500+0.8Yd
=100
Tx
=50
Tr
=75
=100
=C+IG
=500+0,8Yd+100+100
=500+0,8(Y+75-50)+100+100
=500+0,8Y+60-40+100+100
Y-0,8Y=500+60-40+100+100
(1-0,8)Y=500+20+100+100
0,2Y
=720
=3600
=500+0,8Yd
720
0,2
=500+0,8Yd
=500+0,8(3600+75-50)
=500+2900
KeseimbanganPendapatanNasional
Page ii
=3400
S
=-500+0,2Yd
=-500+0,2(3600+75-50)
=-500+720+15-10
=-500+725
=225
=C+I+G
3600
=3400+100+100
a+CTrCTx+ I +G
1b
KeseimbanganPendapatanNasional
Page ii
a+CTrCTx+ I +(G+ G)
1b
G+ G
a+CTrCTx+ I +
Y + Y =
Y =
G
1b
KG=
Y G
.
G 1b
KG=
1
1b
Page ii
presentasi pajak
2%
4%
KeseimbanganPendapatanNasional
Page ii
10%
20%
Pajak progresif menyebabkan pertambahan nominal pajak yang dibayar akan menjadi semakin
cepat apabila pendapatan semakin tinggi. Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh
pendapatan orang-orang yang lebih banyak. Di samping itu sistem ini bertujuan untuk lebih
memeratakan pendapatan.
Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposebel sebanya pajak yang
dipungut tersebut. Persamaan nya: Yd=Y-T
ii.
Analisis yang dibuat akan menerangkan pengaruh dua bentuk pajak keatas konsumsi dan
tabungan yang berumahtangga. Kedua analisis tersebut :
i.
Pengaruh pajak tetap (yaitu jumlah nya sama pada berbagai tingkat pendapatan
nasional) keatas pengeluaraan konsumsi dan tabungan
ii.
Page ii
dalam
kegiatan
setiap
perekonomian.
Walau
bagaimanapun,
secara
relatif
Sumber
: http://asngari71.blogspot.com
Page ii
KeseimbanganPendapatanNasional
Page ii
Pendapatan nasional dianggap bukan penentu penting dari ekspor sesuatu negara. Ekspor
akan secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional. Akan tetapi hubungan yang
sebaliknya tidak selalu berlaku, yaitu kenaikan pendapatan nasional belum tentu menaikkan
ekspor oleh karena pendapatan nasional dapat mengalami kenaikan sebagai akibat kenaikan
pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan penggantian
barang impor dengan barang buatan dalam negeri.
Ciri yang baru diterangkan ini menyebabkan ekspor dipandang sebagai pengeluaran
otonomi- yaitu seperti yang diterangkan sebelumnya, adalah pengeluaran yang besarnya tidak
tergantung kepada pendapatan nasional. Dalam persoalan ini ciri ekspor adalah sama dengan
investasi perusahaan dan pengeluaran pemerintah, yaitu jumlahnya tidak ditentukan oleh
pendapatan nasional.
-
membeli barang-barang dari luar negara. Dalam praktiknya tidaklah demikian. Barang buatan
luar negeri juga diimpor oleh sektor lain, yaitu oleh perusahan dan pemerintah. Perusahaan
mengimpor bahan mentah dan barang modal dari luar negeri. Pemerintah juga melakukan hal
yang sama, yaitu pemerintah menggunakan barang konsumsi dan barang modal yang diimpor.
Walau
bagaimanapun
dalam
analisis
impor terutama dilakukan oleh rumah tangga. Seperti telah dinyatakan impor adalah pengeluaran
terpengaruh yang berarti semakin tinggi pendapatan nasional maka semakin tinggi pula impor.
B. Keseimbangan Perekonomian Terbuka
Untuk menerangkan mengenai keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian
terbuka, analisis di sini akan menunjukkannya dengan membandingkan keseimbangan dalam
ekonomi tiga sektor dan ekonomi empat sektor. Akan ditunjukkan bagaimana keseimbangan
ekonomi tiga sektor akan mengalami perubahan apabila pengeluaran agregat meliputi pula
ekspor dan impor. Analisis akan dilakukan secara grafik dan dua pendekatan akan digunakan:
pendekatan pengeluaran agregat- penawaran agregat ( Y = AE ) dan pendekatan suntikanbocoran.
KeseimbanganPendapatanNasional
Page ii
Ket :
AS = Agregat Supply
Y = Pendapatan Nasional
M = Impor
KeseimbanganPendapatanNasional
Page ii
KESIMPULAN
1. Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor perusahaan dan
rumah tangga. Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai jika Y=AE. Sehingga
syarat keseimbangan pada perekonomian dua sektor adalah Y=C+I. Pada setiap
pendapatan nasional berlaku persamaan Y=C+S. Sehingga berlaku persamaan
C+ I =C + S S+ I
(syarat keseimbangan)
Page ii
3. Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi
yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini.
Dalam perekonomian terbuka sektor-sektor ekonominya dibedakan kepada empat
golongan, yaitu : rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Remus Silalahi, Dkk (2014) PengantarEkonomiMakro, Citapustaka Media, Jakarta.
Mankiw N, Gregory (2006) PengantarEkonomiMakro, SalembaEmpat, Jakarta.
Sukirno, Sadono (2004) TeoriPengantarEkonomiMakro, RajawaliPers, Jakarta.
https://dewiratnasari830.wordpress.com/2014/01/15/sistem-perekonomian-3-sektor-dan-4sektor/
http://asngari71.blogspot.com/2012_10_01_archive.html?m=1
KeseimbanganPendapatanNasional
Page ii